Kamis, 11 Maret 2021

Syarah Arba’in hadits (35) Abu Hurairah; Adab kepada sesama muslim

 بسم الله الرحمن الرحيم

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah kalian saling mendengki, jangan kalian saling menawar dengan harga tinggi (hanya untuk menipu), saling membenci, dan saling membelakangi (bermusuhan). Janganlah ada seseorang di antara kalian yang berjual/beli sesuatu yang masih dalam penawaran muslim lainnya, dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang saling bersaudara. Muslim yang satu dengan muslim yang lainnya adalah bersaudara tidak boleh menyakiti, mengkhianati, berdusta, ataupun menghinanya. Takwa itu ada di sini -Rasulullah menunjuk dadanya, dan mengucapkannya sebanyak tiga kali-. Seseorang telah dianggap berbuat jahat apabila ia merendahkan saudaranya sesama muslim. Muslim yang satu dengan yang Iainnya haram darahnya, hartanya, dan kehormatannya." Diriwayatkan oleh Muslim.

Penjelasan singkat hadits ini:

1.      Biografi Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.

Lihat di sini: Abu Hurairah dan keistimewaannya

2.      Larangan bersifat hasad.

Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«لَا تَبَاغَضُوا، وَلَا تَحَاسَدُوا، وَلَا تَدَابَرُوا، وَكُونُوا عِبَادَ اللهِ إِخْوَانًا، وَلَا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلَاثٍ» [صحيح البخاري ومسلم]

"Janganlah kalian saling marahan, jangan saling iri, jangan saling membelakangi, jadilah kalian hamba-hamba Allah yang saling bersaudara, dan tidak halal bagi seorang muslim menjauhi saudaranya labih dari tiga hari". [Sahih Bukhari dan Muslim]

a)      Dampak buruk sifat hasad.

Diantaranya:

Ø  Hasad, iri dan dengki tanda tidak rela dengan ketetapan Allah dalam membagikan karunia. Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:

{أَمْ يَحْسُدُونَ النَّاسَ عَلَى مَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ} [النساء : 54]

Ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran karunia yang Allah telah berikan kepadanya? [An-Nisaa': 54]

Ø  Sifat hasad menghalangi seseorang dari kebaikan. Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:

{وَدَّ كَثِيرٌ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يَرُدُّونَكُمْ مِنْ بَعْدِ إِيمَانِكُمْ كُفَّارًا حَسَدًا مِنْ عِنْدِ أَنْفُسِهِمْ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ} [البقرة: 109]

Sebahagian besar ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. [Al-Baqarah: 109]

b)      Minta perlindungan dari bahaya hasad:

Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:

{قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ (1) مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ (2) وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ (3) وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ (4) وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ} [الفلق: 1 - 5]

Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki." [Al-Falaq: 1-5]

Ø  Aisyah radhiyallahu 'anha berkata: Jika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam merasa sakit, Jibril merukiahnya dengan membaca:

«بِاسْمِ اللهِ يُبْرِيْكَ، وَمِنْ كُلِّ دَاءٍ يَشْفِيْكَ، وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ، وَشَرِّ كُلِّ ذِيْ عَيْنٍ»

"Dengan nama Allah engkau disembuhkan, dari semua penyakit Allah menyembuhkanmu, dan dari kejahatan orang yang dengki jika ia iri, dan dari kejahatan semua yang memiliki pandangan yang berbahaya". [Sahih Muslim]

Ø  Abu Sa'id Al-Khudriy radhiyallahu 'anhu berkata: Jibril mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan bertanya: Wahai Muhammad, apakah engkau merasa sakit?

Rasulullah menjawab: Iya.

Kemudian Jibril membaca ...

«بِاسْمِ اللهِ أَرْقِيْكَ، مِنْ كُلِّ شَيْءٍ يُؤْذِيْكَ، مِنْ شَرِّ كُلِّ نَفْسٍ أَوْ عَيْنِ حَاسِدٍ، اللهُ يَشْفِيْكَ بِاسْمِ اللهِ أَرْقِيْكَ»

"Dengan nama Allah aku merukiahmu, dari segala sesuatu yang menyakitimu, dari kejahatan semua jiwa atau pandangan yang iri, Allah menyembuhkanmu, dengan nama Allah aku merukiahmu". [Sahih Muslim]

Lihat: Isti’adzah; Minta perlindungan hanya kepada Allah

c)       Boleh hasad pada dua hal:

Dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

" لاَ حَسَدَ إِلَّا فِي اثْنَتَيْنِ: رَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ القُرْآنَ فَهُوَ يَتْلُوهُ آنَاءَ اللَّيْلِ وَآنَاءَ النَّهَارِ، وَرَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ مَالًا فَهُوَ يُنْفِقُهُ آنَاءَ اللَّيْلِ وَآنَاءَ النَّهَارِ " [صحيح البخاري ومسلم]

“Tidak boleh hasad kecuali pada dua orang: Seorang yang diberi oleh Allah Al-Qur'an lalu ia membacanya di waktu malam dan di waktu siang, dan seorang yang diberi oleh Allah harta lalu ia sedekahkan di waktu malam dan di waktu siang”. [Sahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Dari Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

" لاَ حَسَدَ إِلَّا فِي اثْنَتَيْنِ: رَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ مَالًا فَسُلِّطَ عَلَى هَلَكَتِهِ فِي الحَقِّ، وَرَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ الحِكْمَةَ فَهُوَ يَقْضِي بِهَا وَيُعَلِّمُهَا " [صحيح البخاري ومسلم]

"Tidak boleh hasad kecuali pada dua orang: Seseorang yang diberi oleh Allah harta dan menuntunnya untuk menginfakkannya dalam kebenaran, dan seorang yang diberi oleh Allah hikmah (ilmu) kemudian ia mengamalkannya dan mengajarkannya". [Sahih Bukhari dan Muslim]

Lihat: Kitab Ilmu bab 15; Iri dalam ilmu dan hikmah

3.      Larangan menawar dengan harga tinggi untuk menipu.

Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma berkata:

«نَهَى النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ النَّجْشِ» [صحيح البخاري ومسلم]

“Rasulullah melarang najasy (menawar dengan harga tinggi hanya untuk menipu)”. [Shahih Bukhari dan Muslim]

4.      Larangan saling bermusuhan.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

" تُفْتَحُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْإِثْنَيْنِ، وَيَوْمَ الْخَمِيسِ، فَيُغْفَرُ لِكُلِّ عَبْدٍ لَا يُشْرِكُ بِاللهِ شَيْئًا، إِلَّا رَجُلًا كَانَتْ بَيْنَهُ وَبَيْنَ أَخِيهِ شَحْنَاءُ، فَيُقَالُ: أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا، أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا، أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا " [صحيح مسلم]

"Pintu-pintu surga dibuka pada hari Senin dan Kamis, lalu diampuni dosa setiap hamba yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu, kecuali orang yang ada permusuhan antara ia dan saudaranya. Maka dikatakan: Belakangkan kedua orang ini sampai keduanya berdamai, belakangkan kedua orang ini sampai keduanya berdamai, belakangkan kedua orang ini sampai keduanya berdamai". [Sahih Muslim]

Lihat: Bahaya perselisihan dan perpecahan

5.      Larangan saling menjauhi.

Dari Abu Ayyub Al-Anshariy -radhiyallahu 'anhu-; Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam- bersabda:

«لَا يَحِلُّ لِرَجُلٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلَاثِ لَيَال، ٍ يَلْتَقِيَانِ فَيُعْرِضُ هَذَا وَيُعْرِضُ هَذَا، وَخَيْرُهُمَا الَّذِي يَبْدَأُ بِالسَّلَامِ»

"Tidak halal bagi seorang muslim mendiamkan saudaranya melebihi tiga malam, (jika bertemu) yang ini berpaling dan yang ini juga berpaling, dan sebaik-baik dari keduanya adalah yang memulai mengucapkan salam." [Shahih Bukhari dan Muslim]

Lihat: Syarah Arba’in hadits (13) Anas; Mencintai saudara seiman

6.      Larangan menjual, membeli atau menawar barang yang telah dijual atau dibeli atau sedang ditawar oleh orang lain.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

«لَا يَسُمِ الْمُسْلِمُ عَلَى سَوْمِ أَخِيهِ» [صحيح مسلم]

"Janganlah seorang muslim menawar barang yang telah ditawar saudaranya”. [Shahih Muslim]

Ø  Abdullah bin Umar radhiyallahu 'anhuma berkata:

«نَهَى النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَبِيعَ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ، وَلاَ يَخْطُبَ الرَّجُلُ عَلَى خِطْبَةِ أَخِيهِ، حَتَّى يَتْرُكَ الخَاطِبُ قَبْلَهُ أَوْ يَأْذَنَ لَهُ الخَاطِبُ» [صحيح البخاري ومسلم]

"Nabi telah melarang sebagian kalian untuk berjual beli atas jual beli saudaranya. Dan janganlah seseorang meminang atas pinangan yang lain hingga ia meninggalkannya atau pun menerimanya, atau pun ia telah diberi izin oleh sang peminang pertama." [Sahih Bukhari dan Muslim]

7.      Orang beriman saling bersaudara.

Allah subhanahuu wata'aalaa berfirman:

{إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ} [الحجرات: 10]

Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. [Al-Hujuraat: 10]

Ø  Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu; Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam- bersabda:

«لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ، حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ» [صحيح البخاري ومسلم]

"Tidak sempurna keimanan seseorang diantara kalian sampai ia mencintai untuk saudaranya seperti ia mencintai untuk dirinya. [Sahih Bukhari dan Muslim]

8.      Tidak boleh saling mendzalimi.

Dari Abu Dzar Al-Gifariy -radhiyallahu ‘anhu-; Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam- meriwayatkan dari Allah dalam sebuah hadits Qudsi:

«يَا عِبَادِي، إِنِّى حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِى وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّمًا فَلاَ تَظَالَمُوا»

“Wahai hamba-Ku .. sesungguhnya Aku mengharamkan kedzaliman bagi diri-Ku dan Aku haramkan di antara kalian, maka janganlah kalian saling mendzalimi. [Shahih Muslim]

Ø  Anas bin Malik -radhiyallahu ‘anhu- berkata, Rasulullah bersabda:

" اتَّقُوا دَعْوَةَ الْمَظْلُومِ، وَإِنْ كَانَ كَافِرًا، فَإِنَّهُ لَيْسَ دُونَهَا حِجَابٌ " [مسند أحمد: حسن لغيره]

"Berhati-hatilah kalian dari doa orang teraniaya meskipun kafir, karena doa yang diucapkannya tiada penghalang." [Musnad Ahmad: Hasan ligairih]

Lihat: Syarah Arba’in hadits (24) Abu Dzar; Keharaman perbuatan dzalim

9.      Tidak boleh saling mengkhianati (tidak memberi pertolongan).

Dari Anas radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«انْصُرْ أَخَاكَ ظَالِمًا أَوْ مَظْلُومًا» فَقَالَ رَجُلٌ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَنْصُرُهُ إِذَا كَانَ مَظْلُومًا، أَفَرَأَيْتَ إِذَا كَانَ ظَالِمًا كَيْفَ أَنْصُرُهُ؟ قَالَ: «تَحْجُزُهُ، أَوْ تَمْنَعُهُ، مِنَ الظُّلْمِ فَإِنَّ ذَلِكَ نَصْرُهُ» [صحيح البخاري]

"Tolonglah saudaramu baik ia zalim atau dizalimi."

Ada seorang laki-laki bertanya; 'Ya Rasulullah, saya maklum jika ia dizalimi, namun bagaimana saya menolong padahal ia zalim? '

Nabi menjawab; "Engkau mencegahnya atau menahannya dari kezaliman, itulah cara menolongnya." [Shahih Bukhari]

Lihat: Syarah Arba’in hadits (7) Tamim bin Aus; Agama adalah kebaktian

10.  Tidak boleh saling berdusta.

'Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu 'anhu berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ، فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِّيقًا، وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ، فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ، وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كَذَّابًا»

“Kalian harus berlaku jujur, karena kejujuran itu akan membimbing kepada kebaikan. Dan kebaikan itu akan membimbing ke surga. Seseorang yang senantiasa berlaku jujur dan memelihara kejujuran, maka ia akan dicatat sebagai orang yang jujur di sisi Allah. Dan hindarilah dusta, karena kedustaan itu akan menggiring kepada kejahatan dan kejahatan itu akan menjerumuskan ke neraka. Seseorang yang senantiasa berdusta dan memelihara kedustaan, maka ia akan dicatat sebagai pendusta di sisi Allah." [Shahih Bukhari dan Muslim]

Lihat: Hadits Ibnu Mas’ud; Jujurlah jangan berdusta

11.  Tidak boleh saling merendahkan.

Abu Hurairah -radhiyallahu ‘anhu- berkata; Nabi bersabda:

«يَا نِسَاءَ المُسْلِمَاتِ، لاَ تَحْقِرَنَّ جَارَةٌ لِجَارَتِهَا وَلَوْ فِرْسِنَ شَاةٍ» [صحيح البخاري ومسلم]

"Wahai para wanita muslimah, janganlah antara tetangga yang satu dengan yang lainnya saling meremehkan/merendahkan walaupun ia hanya memberi dengan kaki kambing." [Shahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Aisyah -radhiyallahu ‘anha- berkata:

حَكَيْتُ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلًا فَقَالَ: «مَا يَسُرُّنِي أَنِّي حَكَيْتُ رَجُلًا وَأَنَّ لِي كَذَا وَكَذَا»، قَالَتْ: فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ صَفِيَّةَ امْرَأَةٌ، وَقَالَتْ بِيَدِهَا هَكَذَا كَأَنَّهَا تَعْنِي قَصِيرَةً، فَقَالَ: «لَقَدْ مَزَجْتِ بِكَلِمَةٍ لَوْ مَزَجْتِ بِهَا مَاءَ البَحْرِ لَمُزِجَ» [سنن الترمذي: صحيح]

Aku menceritakan seorang lelaki kepada Nabi lalu beliau bersabda, "Aku tidak suka menceritakan kekurangan seseorang sementara aku sendiri memiliki banyak kekurangan seperti ini dan itu."

Berkata Aisyah: Aku berkata, Wahai Rasulullah, sesungguhnya Shafiyah itu wanita yang begini, -Aisyah peragakan dengan tangannya-", yang ia maksudkan, Shafiyah orangnya pendek.

Beliau bersabda, "Kau telah mengeruhkan dengan satu patah kata, yang seandainya satu patah katamu dicampurkan ke laut pasti laut menjadi keruh." [Sunan Tirmidziy: Shahih]

Lihat: 6 gibah yang dibolehkan

12.  Ketaqwaan bersumber dari hati.

Dari An-Nu'man bin Basyir radhiyallahu 'anhuma, Rasulullah shallallau 'alaihi wasallam bersabda:

«أَلاَ وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، أَلاَ وَهِيَ الْقَلْب»

"Sesungguhnya dalam tubuh manusia ada segumpal daging, jika ia baik maka seluruh tubuhnya juga akan baik, dan jika ia rusak maka seluruh tubuhnya juga akan rusak, sesungguhnya ia adalah HATI" . [Sahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallau 'alaihi wasallam bersabda:

«إِنَّ اللهَ لَا يَنْظُرُ إِلَى أَجْسَادِكُمْ، وَلَا إِلَى صُوَرِكُمْ، وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ»

"Sesungguhnya Allah tidak menilai kalian dari lahiriyah dan penampilan, akan tetapi Allah menilai isi hati kalian". [Sahih Muslim]

Lihat: Syarah Arba’in hadits (6) An-Nu’man; Halal, haram, dan syubhat

13.  Darah, harta, dan kehormatan seorang muslim haram dilanggar.

Dari Ibnu 'Abbas radhiallahu'anhuma:

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَطَبَ النَّاسَ يَوْمَ النَّحْرِ فَقَالَ: «يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَيُّ يَوْمٍ هَذَا؟»، قَالُوا: يَوْمٌ حَرَامٌ، قَالَ: «فَأَيُّ بَلَدٍ هَذَا؟»، قَالُوا: بَلَدٌ حَرَامٌ، قَالَ: «فَأَيُّ شَهْرٍ هَذَا؟»، قَالُوا: شَهْرٌ حَرَامٌ "، قَالَ: «فَإِنَّ دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ وَأَعْرَاضَكُمْ عَلَيْكُمْ حَرَامٌ، كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا، فِي بَلَدِكُمْ هَذَا، فِي شَهْرِكُمْ هَذَا»، فَأَعَادَهَا مِرَارًا، ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ فَقَالَ: " اللَّهُمَّ هَلْ بَلَّغْتُ، اللَّهُمَّ هَلْ بَلَّغْتُ " [صحيح البخاري]

Bahwa Rasulullah menyampaikan khutbah pada hari Nahar (idul Adha), beliau bertanya, "Wahai sekalian manusia, hari apakah ini?

Mereka menjawab, "Hari ini hari haram (suci) ".

Beliau bertanya lagi, "Negeri apakah ini?".

Mereka menjawab, "Ini negeri (tanah) haram (suci) ".

Beliau bertanya lagi, "Bulan apakah ini?".

Mereka menjawab, "Ini bulan haram (suci) ".

Beliau bersabda, "Sesungguhnya darah kalian, harta-harta kalian dan kehormatan kalian, haram atas kalian sebagaimana haramnya hari kalian ini di negeri kalian ini dan pada bulan kalian ini".

Beliau mengulang kalimatnya ini berulang-ulang lalu setelah itu beliau mengangkat kepalanya seraya berkata: "Ya Allah, apakah aku sudah sampaikan? Ya Allah, apakah aku sudah sampaikan? [Shahih Bukhari]

Lihat: ِSyarah Arba'in hadits (14) Ibnu Mas’ud; Haram darah seorang muslim

Wallahu a’lam!

Lihat juga: Syarah Arba’in hadits (34) Abu Sa’id; Mencegah kemungkaran

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...