Sabtu, 21 September 2024

Kitab I’tisham, bab (02) Mengikuti tuntunan Rasulullah ﷺ

بسم الله الرحمن الرحيم

Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:

بَابُ الِاقْتِدَاءِ بِسُنَنِ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ

“Bab: Mengikuti tuntunan Rasulullah”

Dalam bab ini, imam Bukhari menjelaskan tentang kewajiban mengikuti sunnah Rasulullah dengan meriwayatkan beberapa hadits dan atsar.

A.    Atsar Mujahid rahimahullah.

Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:

وَقَوْلِ اللَّهِ تَعَالَى: {وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا} [الفرقان: 74] " قَالَ: أَئِمَّةً نَقْتَدِي بِمَنْ قَبْلَنَا، وَيَقْتَدِي بِنَا مَنْ بَعْدَنَا "

Dan firman Allah ta’aalaa: {"Dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa"} [Al-Furqan: 74], ia berkata: “Jadikan untuk kami imam yang kami ikuti dari orang-orang sebelum kami, dan jadikan kami imam sehingga kami diikuti oleh orang-orang setelah kami”.

NB: Penafsiran ini adalah ucapan Mujahid rahimahullah, sebagaimana diriwayatkan oleh Ath-Thabariy -rahimahullah- dalam Tafsirnya (17/532), ia berkata:

حَدَّثَنَا ابْنُ بَشَّارٍ، قَالَ: ثنا مُؤَمَّلٌ، قَالَ: ثنا ابْنُ عُيَيْنَةَ، عَنِ ابْنِ أَبِي نَجِيحٍ، عَنْ مُجَاهِدٍ، فِي قَوْلِهِ: " {وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا} [الفرقان: 74] أَئِمَّةً نَقْتَدِي بِمَنْ قَبْلَنَا، وَنَكُونُ أَئِمَّةً لِمَنْ بَعْدَنَا "

B.     Atsar Abdullah bin ‘Aun Al-Bashriy rahimahullah.

Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:

وَقَالَ ابْنُ عَوْنٍ: " ثَلاَثٌ أُحِبُّهُنَّ لِنَفْسِي وَلِإِخْوَانِي: هَذِهِ السُّنَّةُ أَنْ يَتَعَلَّمُوهَا وَيَسْأَلُوا عَنْهَا، وَالقُرْآنُ أَنْ يَتَفَهَّمُوهُ وَيَسْأَلُوا عَنْهُ، وَيَدَعُوا النَّاسَ إِلَّا مِنْ خَيْرٍ "

Dan Ibnu ‘Aun berkata: “Tiga perkara yang aku cintai untuk diriku dan untuk saudaraku: Sunnah ini agar mereka mempelajarinya dan menanyakannya, dan Al-Qur’an agar mereka memahaminya dan menanyakannya, dan meninggalkan manusia kecuali dalam kebaikan”.

Takhri atsar ini:

Diriwayatkan oleh Al-Marwaziy -rahimahullah- dalam kitab “As-Sunnah” no.106, ia berkata:

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى، أَنْبَا سُلَيْمُ بْنُ أَخْضَرَ، قَالَ: سَمِعْتُ ابْنَ عَوْنٍ يَقُولُ غَيْرَ مَرَّةٍ: " ثَلَاثٌ أَرْضَاهَا لِنَفْسِي وَلِإِخْوَانِي: أَنْ يَنْظُرَ هَذَا الرَّجُلُ الْمُسْلِمُ الْقُرْآنَ فيَتَعَلَّمَهُ وَيَقْرَأَهُ وَيَتَدبَّرَهُ وَيَنْظُرَ فِيهِ، وَالثَّانِيَةُ أَنْ يَنْظُرَ ذَاكَ الْأَثَرَ وَالسُّنَّةَ فَيَسْأَلَ عَنْهُ وَيَتَّبِعَهُ جُهْدَهُ، وَالثَّالِثَةُ أَنْ يَدَعَ هَؤُلَاءِ النَّاسَ إِلَّا مِنْ خَيْرٍ "

Diriwayatkan juga oleh Al-Lalaka’iy dalam kitab “Syarh Ushul I’tiqah Ahlissunah wal Jama’ah” (1/68) no.36, dan Al-Baihaqiy dalam kitab “Az-Zuhd Al-Kabir” no.132, keduanya dengan sanad dan lafadz yang sama:

أَخْبَرَنَا عَلِيُّ بْنُ أَحْمَدَ الْمُقْرِئُ، ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ إِسْحَاقَ بْنِ إِبْرَاهِيمَ، ثنا أَبُو الْعَبَّاسِ الْبِرْتِيُّ، ثنا الْقَعْنَبِيُّ، قَالَ: سَمِعْتُ حَمَّادَ بْنَ زَيْدٍ قَالَ: قَالَ ابْنُ عَوْنٍ: «ثَلَاثٌ أُحِبُّهُنَّ لِنَفْسِي وَلِأَصْحَابِي» فَذَكَرَ قِرَاءَةَ الْقُرْآنِ، وَالسُّنَّةَ، وَالثَّالِثَةُ: «أَقْبَلَ رَجُلٌ عَلَى نَفْسِهِ، وَلَهَا مِنَ النَّاسِ إِلَّا مِنْ خَيْرٍ»

Penjelasan singkat atsar ini:

1.      Sifat orang beriman mencintai untuk saudaranya apa yang ia cintai untuk dirinya.

Lihat: Kitab Iman bab 07, "Termasuk keimanan adalah menyukai untuk saudaranya seperti ia menyukai untuk dirinya sendiri"

2.      Keutamaan menuntut ilmu, bertanya kepada ahlinya.

Lihat: Obat kebodohan adalah bertanya

3.      Keutamaan mempelajari As-Sunnah.

Lihat: Jadikan As-Sunnah sebagai pedoman hidup

4.      Keutamaan memahami Al-Qur’an.

Lihat: Pentingnya belajar Al-Qur'an

5.      Keutamaan ‘uzlah, tidak berbaur dengan manusia kecuali dalam kebaikan.

Abu Sa'id Al-Khudriy radhiyallahu ‘anhu mengatakan:

جَاءَ أَعْرَابِيٌّ إِلَى النَّبِيِّ ﷺ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ النَّاسِ خَيْرٌ؟ قَالَ: " رَجُلٌ جَاهَدَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ، وَرَجُلٌ فِي شِعْبٍ مِنَ الشِّعَابِ: يَعْبُدُ رَبَّهُ، وَيَدَعُ النَّاسَ مِنْ شَرِّهِ "

Seorang Arab Badui mendatangi Nabi dan bertanya, 'Wahai Rasulullah, siapa manusia terbaik?' Nabi menjawab, "Seseorang yang berjihad dengan nyawa dan hartanya, dan seseorang yang mengucilkan diri di sebuah puncak perbukitan untuk konsentrasi beribadah kepada Tuhannya dan meninggalkan manusia dari kejahatannya." [Shahih Bukhari]

Ø  Dalam riwayat lain:

«يُوشِكُ أَنْ يَكُونَ خَيْرَ مَالِ المُسْلِمِ غَنَمٌ يَتْبَعُ بِهَا شَعَفَ الجِبَالِ وَمَوَاقِعَ القَطْرِ، يَفِرُّ بِدِينِهِ مِنَ الفِتَنِ»

"Hampir saja terjadi (suatu zaman) harta seorang muslim yang paling baik adalah kambing yang digembalakannya di puncak gunung dan tempat-tempat terpencil, dia pergi menghindar dengan membawa agamanya disebabkan takut terkena fitnah". [Shahih Bukhari]

Lihat: Kitab Iman bab 12; Menghindari fitnah adalah bagian dari agama - Kitab Ar-Riqaq, bab 34; Mengasingkan diri adalah ketenangan daripada berinteraksi dengan kejelekan

C.     Atsar Umar bin Khathab radhiallahu'anhu.

Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:

7275 - حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ عَبَّاسٍ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ [بن مهدي]، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ [الثوري]، عَنْ وَاصِلٍ [بن حَيّان الأحدب]، عَنْ أَبِي وَائِلٍ [شقيق بن سلمة] قَالَ: جَلَسْتُ إِلَى شَيْبَةَ [بن عثمان بن طلحة العبدري] فِي هَذَا المَسْجِدِ، قَالَ: جَلَسَ إِلَيَّ عُمَرُ فِي مَجْلِسِكَ هَذَا، فَقَالَ: «لَقَدْ هَمَمْتُ أَنْ لاَ أَدَعَ فِيهَا صَفْرَاءَ وَلاَ بَيْضَاءَ إِلَّا قَسَمْتُهَا بَيْنَ المُسْلِمِينَ»، قُلْتُ: مَا أَنْتَ بِفَاعِلٍ، قَالَ: «لِمَ؟»، قُلْتُ: لَمْ يَفْعَلْهُ صَاحِبَاكَ، قَالَ: «هُمَا المَرْءَانِ يُقْتَدَى بِهِمَا»

Telah menceritakan kepada kami 'Amru bin Abbas, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Abdurrahman [bin Mahdiy], ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Sufyan [Ats-Tsauriy], dari Washil [bin Hayyan Al-Ahdab], dari Abu Wail [Syaqiq bin Salamah], ia berkata: "Aku duduk mendekati Syaibah [bin ‘Utsman bin Thalhah Al-‘Abdariy] di masjid ini, ia katakan, "Dan Umar pernah duduk kepadaku di majelismu lantas berkata, "Sungguh aku berkeinginan tidak meninggalkan yang kuning (emas) tidak pula yang putih (perak) [dari baitul mal], selain kubagikan seluruhnya di antara muslimin." Maka aku katakan kepadanya, "Engkau tidak akan bisa melakukannya." Umar pun berkata, "Mengapa!" Aku jawab, "Sebab kedua sahabatmu (Rasulullah dan Abu Bakar) tidak pernah melakukannya." Lantas ia berkata, "Keduanya adalah manusia yang mesti menjadi keteladanan."

Penjelasan singkat atsar ini:

1)      Biografi Umar bin Khathab radhiallahu'anhu.

Lihat: Keistimewaan Umar bin Khathab

2)      Kuatnya Umar mengikuti sunnah Rasulullah dan Abi Bakr.

Lihat hadits Asma’ binti Abi Bakr yang akan datang.

3)      Perintah mengikuti sunnah Rasulullah dan Abi Bakr radhiallahu'anhu.

Dari Al-'Irbaad bin Sariyah radhiyallahu 'anhu; Rasululah bersabda:

«إِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِي فَسَيَرَى اخْتِلَافًا كَثِيرًا، فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ، تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ، وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ، فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ» [سنن أبي داود: صحيح]

“Sesungguhnya siapa yang hidup dari kalian setelah aku meninggal maka ia akan menyaksikan perselisihan yang besar, maka hendaklah kalian mengikuti sunnahku dan sunnah khalifah-khalifah yang mendapat hidayah dan petunjuk, berpegang teguhlah dengannya, gigitlah dengan gigi graham kalian (amalkan dengan kuat), dan jauhilah urusan yang baru, karena sesungguhnya semua yang baru dalam agama itu adalah bid'ah, dan semua bid'ah itu adalah kesesatan". [Sunan Abi Daud: Sahih]

Ø  Hudzaifah -radhiyallahu 'anhu- berkata; Kami sedang duduk di dekat Nabi , lalu beliau bersabda:

«إِنِّي لَا أَدْرِي مَا قَدْرُ بَقَائِي فِيكُمْ فَاقْتَدُوا بِاللَّذَيْنِ مِنْ بَعْدِي -وَأَشَارَ إِلَى أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ-»

"Aku tidak tahu seberapa lama lagi aku hidup bersama kalian, oleh karena itu, teladanilah dua orang ini sepeninggalku." -Sambil menunjuk Abu Bakar dan 'Umar-." [Sunan Tirmidziy: Shahih]

D.    Hadits Hudzaifah radhiallahu'anhu.

Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:

7276 - حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ [ابن المديني]، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ [بن عيينة]، قَالَ: سَأَلْتُ الأَعْمَشَ، فَقَالَ: عَنْ زَيْدِ بْنِ وَهْبٍ، سَمِعْتُ حُذَيْفَةَ، يَقُولُ: حَدَّثَنَا رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «أَنَّ الأَمَانَةَ نَزَلَتْ مِنَ السَّمَاءِ فِي جَذْرِ قُلُوبِ الرِّجَالِ، وَنَزَلَ القُرْآنُ فَقَرَءُوا القُرْآنَ، وَعَلِمُوا مِنَ السُّنَّةِ»

Telah menceritakan kepada kami Ali bin Abdullah [Ibnu Al-Madiniy], ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Sufyan [bin ‘Uyainan], ia berkata: Aku bertanya kepada Al-A'masy, dan ia berkata: Dari Zaid bin Wahb, ia berkata: Aku mendengar Hudzaifah berkata: Telah menceritakan kepada kami Rasulullah , bahwa amanat turun dari langit di relung hati laki-laki, dan Al-Qur'an turun lantas mereka baca Al-Qur'an dan tahu assunnah."

Nb: Hadits ini sudah dijelaskan pada Kitab Ar-Riqaq, bab 35; Amanah diangkat

E.     Atsar Abdullah bin Mas’ud radhiallahu'anhu.

Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:

7277 - حَدَّثَنَا آدَمُ بْنُ أَبِي إِيَاسٍ، حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، أَخْبَرَنَا عَمْرُو بْنُ مُرَّةَ [بن عبد الله الجمَلي]، سَمِعْتُ مُرَّةَ [بن شراحيل] الهَمْدَانِيَّ، يَقُولُ: قَالَ عَبْدُ اللَّهِ: «إِنَّ أَحْسَنَ الحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ، وَأَحْسَنَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ ﷺ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَ{إِنَّ مَا تُوعَدُونَ لَآتٍ، وَمَا أَنْتُمْ بِمُعْجِزِينَ} [الأنعام: 134]»

Telah menceritakan kepada kami Adam bin Abu Iyas, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Syu'bah, ia berkata: Telah mengabarkan kepada kami Amru bin Murrah [bin ‘Abdillah Al-Jamaliy], ia berkata: Aku mendengar Murrah [bin Syarahil] Al-Hamdaniy berkata, Abdullah berkata, "Sebaik-baik pembicaraan adalah kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad , dan seburuk-buruk perbuatan adalah perkara baru, dan: '{Sesungguhnya apa pun yang dijanjikan kepadamu pasti datang dan kamu tidak mampu menolaknya}' [Al-an'am: 134].

Penjelasan singkat atsar ini:

1.      Biografi Abdullah bin Mas’ud radhiallahu'anhu.

Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/

2.      Rasulullah sering mengawali khutbahnya dengan kalimat seperti ini.

Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhuma berkata: Rasulullah ketika khutbah mengatakan:

" فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ، وَشَرُّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ " [صحيح مسلم]

"Sesungguhnya ucapan terbaik adalah kitabullah (Al-Qur'an), dan tuntunan terbaik adalah tuntunan Muhammad, dan seburuk-buruk urusan adalah yang diada-adakan (dalam ibadah), dan semua bid'ah adalah kesesatan. [Sahih Muslim]

Lihat: Syarah Riyadhushalihin Bab (18) Larangan bid'ah dan perkara baru dalam agama, hadits kedua

3.      Janji Allah ‘azza wajalla pasti datang.

Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:

{يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَلَا يَغُرَّنَّكُمْ بِاللَّهِ الْغَرُورُ} [فاطر: 5]

Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah syaitan yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah. [Faathir:5]

Lihat: Kitab Ar-Riqaq, bab 08; Firman Allah ta'aalaa {Wahai manusia! Sungguh, janji Allah itu benar}

4.      Tidak ada yang mampu menolak ketetapan Allah ‘azza wajalla.

Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:

{وَيَسْتَنْبِئُونَكَ أَحَقٌّ هُوَ قُلْ إِي وَرَبِّي إِنَّهُ لَحَقٌّ وَمَا أَنْتُمْ بِمُعْجِزِينَ} [يونس: 53]

Dan mereka menanyakan kepadamu (Muhammad), “Benarkah (azab yang dijanjikan) itu?” Katakanlah, “Ya, demi Tuhanku, sesungguhnya (azab) itu pasti benar dan kamu sekali-kali tidak dapat menghindar.” [Yunus: 53]

{قَالَ إِنَّمَا يَأْتِيكُمْ بِهِ اللَّهُ إِنْ شَاءَ وَمَا أَنْتُمْ بِمُعْجِزِينَ} [هود: 33]

Dia (Nuh) menjawab, “Hanya Allah yang akan mendatangkan azab kepadamu jika Dia menghendaki, dan kamu tidak akan dapat melepaskan diri. [Huud: 33]

F.     Hadits Abu Hurairah dan Zayd bin Khalid Al-Juhaniy radhiallahu'anhuma.

Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:

7278 - حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ [بن عيينة]، حَدَّثَنَا الزُّهْرِيُّ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ [بن عبد الله بن عتبة بن مسعود الهذلي]، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، وَزَيْدِ بْنِ خَالِدٍ قَالَ: كُنَّا عِنْدَ النَّبِيِّ ﷺ، فَقَالَ: «لَأَقْضِيَنَّ بَيْنَكُمَا بِكِتَابِ اللَّهِ»

Telah menceritakan kepada kami Musaddad, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Sufyan [bin ‘Uyainan], ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Az-Zuhriy, dari Ubaidullah [bin ‘Abdillah bin ‘Utbah bin Mas’ud Al-Hudzaliy], dari Abu Hurairah dan Zaid bin Khalid ia berkata, "Pernah kami di sisi Nabi , lantas beliau bersabda, "Sungguh, aku akan putuskan kalian berdua dengan kitabullah."

Penjelasan singkat hadits ini:

1)      Biografi Abu Hurairah radhiallahu'anhu.

Lihat: Abu Hurairah dan keistimewaannya

2)      Biografi Zady bin Khalid Al-Juhaniy radhiallahu'anhu.

Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/

3)      Lafadz lengkap hadits ini, diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam beberapa kitab lainya dalam “Ash-Shahih”: Dari Abu Hurairah dan Zaid bin Khalid Al-Juhaniy radhiyallahu 'anhuma bahwa keduanya berkata;

إِنَّ رَجُلًا مِنْ الْأَعْرَابِ أَتَى رَسُولَ اللَّهِ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَنْشُدُكَ اللَّهَ إِلَّا قَضَيْتَ لِي بِكِتَابِ اللَّهِ! فَقَالَ الْخَصْمُ الْآخَرُ وَهُوَ أَفْقَهُ مِنْهُ: نَعَمْ فَاقْضِ بَيْنَنَا بِكِتَابِ اللَّهِ، وَأْذَنْ لِي! فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ : قُلْ! قَالَ: إِنَّ ابْنِي كَانَ عَسِيفًا عَلَى هَذَا فَزَنَى بِامْرَأَتِهِ وَإِنِّي أُخْبِرْتُ أَنَّ عَلَى ابْنِي الرَّجْمَ فَافْتَدَيْتُ مِنْهُ بِمِائَةِ شَاةٍ وَوَلِيدَةٍ، فَسَأَلْتُ أَهْلَ الْعِلْمِ فَأَخْبَرُونِي أَنَّمَا عَلَى ابْنِي جَلْدُ مِائَةٍ وَتَغْرِيبُ عَامٍ وَأَنَّ عَلَى امْرَأَةِ هَذَا الرَّجْمَ. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ : " وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَأَقْضِيَنَّ بَيْنَكُمَا بِكِتَابِ اللَّهِ، الْوَلِيدَةُ وَالْغَنَمُ رَدٌّ وَعَلَى ابْنِكَ جَلْدُ مِائَةٍ وَتَغْرِيبُ عَامٍ، اغْدُ يَا أُنَيْسُ إِلَى امْرَأَةِ هَذَا فَإِنْ اعْتَرَفَتْ فَارْجُمْهَا "، قَالَ: فَغَدَا عَلَيْهَا فَاعْتَرَفَتْ، فَأَمَرَ بِهَا رَسُولُ اللَّهِ فَرُجِمَتْ

Ada seorang warga Arab datang kepada Rasulullah lalu berkata: "Wahai Rasulullah, aku bersumpa atas nama Allah kepadamu, bahwa engkau tidak memutuskan perkara diantara kami melainkan dengan Kitab Allah. Lalu lawan yang tutur katanya lebih baik dari padanya berkata: "Dia benar, putuskan perkara diantara kami dengan Kitab Allah dan perkenankanlah untukku". Maka Rasululloh besabda: "Katakan". Ia berkata: "Sesunguhnya anakku adalah buruh yang bekerja pada orang ini lalu dia berzina dengan istrinya maka aku diberitahu bahwa anakku harus dirajam. Kemudian aku tebus anakku dengan seratus ekor kambing dan seorang budak wanita, kemudian aku bertanya kepada ahli ilmu lalu mereka memberitahu aku bahwa atas anakku cukup dicambuk seratus kali dan diasingkan selama setahun sedangkan untuk istri orang ini dirajam". Maka Rasulullah bersabda: "Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh aku akan putuskan buat kalian berdua dengan menggunakan Kitab Allah. Adapun seorang budak dan kambing seharusnya dikembalikan dan untuk anakmu dikenakan hukum cambuk sebanyak seratus kali dan diasingkan selama setahun. Adapun kamu, wahai Unais, besok pagi datangilah istri orang ini. Jika dia mengaku maka rajamlah". Kemudian Unais mendatangi wanita itu dan dia mengakuinya. Maka Rasulullah memerintahkan agar wanita itu dirajam. [Shahih Bukhari]

4)      Rasulullah tidak memutuskan perkara kecuali sesuai dengan ketetapan Allah ta’aalaa.

5)      Memahami Al-Qur’an seperti apa yang dipahami oleh Rasulullah .

6)      Hukum yang bertentangan dengan Al-Qur'an dan As-Sunnah adalah tertolak.

Lihat: Syarah Arba'in Nawawiy, hadits (5) Aisyah; Bahaya bid'ah

G.    Hadits Abu Hurairah radhiallahu'anhu kedua.

Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:

7280 - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سِنَانٍ، حَدَّثَنَا فُلَيْحٌ [بن سليمان المدني]، حَدَّثَنَا هِلاَلُ بْنُ عَلِيٍّ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ، قَالَ: «كُلُّ أُمَّتِي يَدْخُلُونَ الجَنَّةَ إِلَّا مَنْ أَبَى»، قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَمَنْ يَأْبَى؟ قَالَ: «مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الجَنَّةَ، وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى»

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Sinan, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Fulaih [bin Sulaiman Al-Madaniy], ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Hilal bin Ali, dari 'Atha bin Yasar, dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah bersabda, "Setiap umatku masuk surga selain yang enggan, " Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, lantas siapa yang enggan?" Nabi menjawab, "Siapa yang taat kepadaku masuk surga dan siapa yang membangkang aku berarti ia enggan."

Nb: Hadits ini sudah dijelaskan pada Syarah Riyadhushalihin Bab (16) Perintah menjaga As-Sunnah dan adab-adabnya, hadits ketiga

H.    Hadits Jabir bin Abdillah radhiallahu'anhuma.

Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:

7281 - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبَادَةَ، أَخْبَرَنَا يَزِيدُ [بن هارون]، حَدَّثَنَا سَلِيمُ بْنُ حَيَّانَ، - [قال محمد] وَأَثْنَى (يزيدُ) عَلَيْهِ (أي سالم)-، حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ مِينَاءَ، حَدَّثَنَا - أَوْ سَمِعْتُ - جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ، يَقُولُ: " جَاءَتْ مَلاَئِكَةٌ إِلَى النَّبِيِّ ﷺ وَهُوَ نَائِمٌ، فَقَالَ بَعْضُهُمْ: إِنَّهُ نَائِمٌ، وَقَالَ بَعْضُهُمْ: إِنَّ العَيْنَ نَائِمَةٌ، وَالقَلْبَ يَقْظَانُ، فَقَالُوا: إِنَّ لِصَاحِبِكُمْ هَذَا مَثَلًا، فَاضْرِبُوا لَهُ مَثَلًا، فَقَالَ بَعْضُهُمْ: إِنَّهُ نَائِمٌ، وَقَالَ بَعْضُهُمْ: إِنَّ العَيْنَ نَائِمَةٌ، وَالقَلْبَ يَقْظَانُ، فَقَالُوا: مَثَلُهُ كَمَثَلِ رَجُلٍ بَنَى دَارًا، وَجَعَلَ فِيهَا مَأْدُبَةً وَبَعَثَ دَاعِيًا، فَمَنْ أَجَابَ الدَّاعِيَ دَخَلَ الدَّارَ وَأَكَلَ مِنَ المَأْدُبَةِ، وَمَنْ لَمْ يُجِبِ الدَّاعِيَ لَمْ يَدْخُلِ الدَّارَ وَلَمْ يَأْكُلْ مِنَ المَأْدُبَةِ، فَقَالُوا: أَوِّلُوهَا لَهُ يَفْقَهْهَا، فَقَالَ بَعْضُهُمْ: إِنَّهُ نَائِمٌ، وَقَالَ بَعْضُهُمْ: إِنَّ العَيْنَ نَائِمَةٌ، وَالقَلْبَ يَقْظَانُ، فَقَالُوا: فَالدَّارُ الجَنَّةُ، وَالدَّاعِي مُحَمَّدٌ ﷺ، فَمَنْ أَطَاعَ مُحَمَّدًا ﷺ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ، وَمَنْ عَصَى مُحَمَّدًا ﷺ فَقَدْ عَصَى اللَّهَ، وَمُحَمَّدٌ ﷺ فَرْقٌ بَيْنَ النَّاسِ "

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin ‘Abadah, ia berkata: Telah mengabarkan kepada kami Yazid [bin Harun], ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Salim bin Hayyan, -[Muhammad berkata] dan ia (Yazid) memujinya (Salim), ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Sa'id bin Mina', telah menceritakan kepada kami, atau aku mendengar Jabir bin 'Abdullah berkata, "Malaikat datang kepada Nabi yang ketika itu sedang tidur, lantas sebagian malaikat berkata "Dia sedang tidur!" Sedang sebagian mengatakan "Mata dia tidur, namun hatinya selalu terjaga." Lantas mereka katakan, "Sesungguhnya sahabat kalian ini adalah perumpamaan, maka buatlah perumpamaan baginya." Lantas sebagian berkata, "Dia sedang tidur!" Sebagian lagi mengatakan, "Mata dia tidur, namun hatinya selalu terjaga." Lantas mereka katakan, "Perumpaman dia bagaikan seseorang yang membangun rumah, dan mengisi rumahnya dengan hidangan, lantas mengutus seorang juru undang, maka barang siapa memenuhi undangan si pengundang, ia masuk rumah dan menyantap hidangan, sebaliknya barang siapa tidak memenuhi sang pengundang, ia tidak akan masuk rumah dan tidak pula menyantap hidangan." Para malaikat berkata, "Tolong takwilkanlah perumpaan itu agar dia paham." Lantas sebagian mengatakan "Sesungguhnya ia sedang tidur!" Sebagian lagi berkata, "Mata bolehlah tidur namun hatinya selalu terjaga." Lantas mereka katakan, "Rumah itu adalah surga, dan Sang pengundang adalah Muhammad , maka barangsiapa menaati Muhammad , berarti ia menaati Allah, dan barangsiapa membangkang Muhammad telah membangkang Allah, dan Muhammad adalah pembeda di antara manusia"

تَابَعَهُ قُتَيْبَةُ [بن سعيد]، عَنْ لَيْثٍ، عَنْ خَالِدٍ [بن يزيد المصري]، عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي هِلاَلٍ، عَنْ جَابِرٍ، خَرَجَ عَلَيْنَا النَّبِيُّ ﷺ

Hadits ini diperkuat oleh Qutaibah [bin Sa’id], dari Al-Laits, dari Khalid [bin Yazid Al-Misriy], dari Sa'id bin Abu Hilal, dari Jabir, 'Nabi menemui kami."

Penjelasan singkat hadits ini:

1.      Biografi Jabir bin Abdillah radhiallahu'anhuma.

Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/

2.      Dalam riwayat lain dijelaskan tentang siapa malaikat yang mendatangi Nabi .

Jabir bin Abdullah Al-Anshariy radhiallahu'anhuma berkata:

خَرَجَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ يَوْمًا فَقَالَ: " إِنِّي رَأَيْتُ فِي المَنَامِ كَأَنَّ جِبْرِيلَ عِنْدَ رَأْسِي وَمِيكَائِيلَ عِنْدَ رِجْلَيَّ يَقُولُ أَحَدُهُمَا لِصَاحِبِهِ: اضْرِبْ لَهُ مَثَلًا، فَقَالَ: اسْمَعْ سَمِعَتْ أُذُنُكَ وَاعْقِلْ عَقَلَ قَلْبُكَ، إِنَّمَا مَثَلُكَ وَمَثَلُ أُمَّتِكَ كَمَثَلِ مَلِكٍ اتَّخَذَ دَارًا ثُمَّ بَنَى فِيهَا بَيْتًا ثُمَّ جَعَلَ فِيهَا مَائِدَةً ثُمَّ بَعَثَ رَسُولًا يَدْعُو النَّاسَ إِلَى طَعَامِهِ، فَمِنْهُمْ مَنْ أَجَابَ الرَّسُولَ، وَمِنْهُمْ مَنْ تَرَكَهُ، فَاللَّهُ هُوَ المَلِكُ، وَالدَّارُ الإِسْلَامُ، وَالبَيْتُ الجَنَّةُ، وَأَنْتَ يَا مُحَمَّدُ رَسُولٌ، فَمَنْ أَجَابَكَ دَخَلَ الإِسْلَامَ، وَمَنْ دَخَلَ الإِسْلَامَ دَخَلَ الجَنَّةَ، وَمَنْ دَخَلَ الجَنَّةَ أَكَلَ مَا فِيهَا " [سنن الترمذي]

"Pada suatu hari, Rasulullah keluar menemui kami, beliau bersabda, "Sesungguhnya aku bermimpi seakan-akan Jibril berada di sisi kepalaku, sedangkan Mika'il berada di sisi kakiku, salah satu dari keduanya berkata kepada yang lain, "Buatlah perumpamaan baginya, " dia berkata, "Dengarkanlah pasti telingamu mendengar dan fahamilah pasti hatimu memahami, perumpamaanmu dengan umatmu seperti seorang raja yang hendak membuat istana, dan di dalamnya dibangun rumah, setelah membangun rumah, dia menyiapkan jamuan makan dalam rumah tersebut, lalu dia menyuruh seorang utusan untuk mengundang rakyat agar menghadiri jamuannya, di antara mereka ada yang memenuhi undangan utusan tadi dan di antara mereka ada yang meninggalkannya, Allah sebagai rajanya, istana sebagai Islamnya, rumah sebagai surganya dan engkau wahai Muhammad adalah sebagai seorang utusannya, barang siapa yang memenuhi undanganmu berarti dia masuk Islam, dan barang siapa masuk Islam, berarti akan masuk surga dan barang siapa masuk surga, berarti dia memakan apa yang ada di dalamnya." [Sunan Tirmidziy]

3.      Diriwayatkan juga dari hadits Ibnu Mas’ud, ia berkata:

صَلَّى رَسُولُ اللَّهِ العِشَاءَ ثُمَّ انْصَرَفَ فَأَخَذَ بِيَدِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ حَتَّى خَرَجَ بِهِ إِلَى بَطْحَاءِ مَكَّةَ فَأَجْلَسَهُ ثُمَّ خَطَّ عَلَيْهِ خَطًّا ثُمَّ قَالَ: «لَا تَبْرَحَنَّ خَطَّكَ فَإِنَّهُ سَيَنْتَهِي إِلَيْكَ رِجَالٌ فَلَا تُكَلِّمْهُمْ فَإِنَّهُمْ لَا يُكَلِّمُونَكَ»، قَالَ: ثُمَّ مَضَى رَسُولُ اللَّهِ حَيْثُ أَرَادَ، فَبَيْنَا أَنَا جَالِسٌ فِي خَطِّي إِذْ أَتَانِي رِجَالٌ كَأَنَّهُمُ الزُّطُّ أَشْعَارُهُمْ وَأَجْسَامُهُمْ لَا أَرَى عَوْرَةً وَلَا أَرَى قِشْرًا وَيَنْتَهُونَ إِلَيَّ، لَا يُجَاوِزُونَ الخَطَّ ثُمَّ يَصْدُرُونَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ ، حَتَّى إِذَا كَانَ مِنْ آخِرِ اللَّيْلِ، لَكِنْ رَسُولُ اللَّهِ قَدْ جَاءَنِي وَأَنَا جَالِسٌ، فَقَالَ: «لَقَدْ أَرَانِي مُنْذُ اللَّيْلَةَ» ثُمَّ دَخَلَ عَلَيَّ فِي خَطِّي فَتَوَسَّدَ فَخِذِي فَرَقَدَ وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ إِذَا رَقَدَ نَفَخَ، فَبَيْنَا أَنَا قَاعِدٌ وَرَسُولُ اللَّهِ مُتَوَسِّدٌ فَخِذِي إِذَا أَنَا بِرِجَالٍ عَلَيْهِمْ ثِيَابٌ بِيضٌ اللَّهُ أَعْلَمُ مَا بِهِمْ مِنَ الجَمَالِ فَانْتَهَوْا إِلَيَّ، فَجَلَسَ طَائِفَةٌ مِنْهُمْ عِنْدَ رَأْسِ رَسُولِ اللَّهِ وَطَائِفَةٌ مِنْهُمْ عِنْدَ رِجْلَيْهِ ثُمَّ قَالُوا بَيْنَهُمْ: مَا رَأَيْنَا عَبْدًا قَطُّ أُوتِيَ مِثْلَ مَا أُوتِيَ هَذَا النَّبِيُّ، إِنَّ عَيْنَيْهِ تَنَامَانِ وَقَلْبُهُ يَقْظَانُ، اضْرِبُوا لَهُ مَثَلًا مَثَلُ سَيِّدٍ بَنَى قَصْرًا ثُمَّ جَعَلَ مَأْدُبَةً فَدَعَا النَّاسَ إِلَى طَعَامِهِ وَشَرَابِهِ، فَمَنْ أَجَابَهُ أَكَلَ مِنْ طَعَامِهِ وَشَرِبَ مِنْ شَرَابِهِ وَمَنْ لَمْ يُجِبْهُ عَاقَبَهُ - أَوْ قَالَ: عَذَّبَهُ - ثُمَّ ارْتَفَعُوا، وَاسْتَيْقَظَ رَسُولُ اللَّهِ عِنْدَ ذَلِكَ فَقَالَ: «سَمِعْتَ مَا قَالَ هَؤُلَاءِ؟ وَهَلْ تَدْرِي مَنْ هَؤُلَاءِ»؟ قُلْتُ: اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ، قَالَ: «هُمُ المَلَائِكَةُ، فَتَدْرِي مَا المَثَلُ الَّذِي ضَرَبُوا»؟ قُلْتُ: اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ، قَالَ: «المَثَلُ الَّذِي ضَرَبُوا الرَّحْمَنُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى بَنَى الجَنَّةَ وَدَعَا إِلَيْهَا عِبَادَهُ، فَمَنْ أَجَابَهُ دَخَلَ الجَنَّةَ وَمَنْ لَمْ يُجِبْهُ عَاقَبَهُ أَوْ عَذَّبَهُ» [سنن الترمذي: حسن صحيح]

"Seusai Rasulullah salat Isya, beliau keluar sambil memegang tangan Abdullah bin Mas'ud, ketika sampai di suatu lembah Makkah, beliau mendudukkannya kemudian membuat garis lingkaran di sekitarnya lalu bersabda, "Janganlah kamu meninggalkan garismu, karena akan datang kepadamu beberapa orang dan janganlah kamu mengajak bicara kepada mereka, karena sesungguhnya mereka tidak mengajak bicara denganmu, " Ibnu Mas'ud berkata, lalu Rasulullah berlalu ke tempat yang beliau tuju, ketika aku sedang duduk di garisku, tiba-tiba datanglah kepadaku beberapa orang, seakan-akan mereka adalah orang-orang hitam India yang rambut dan tubuh mereka tidak terlihat, tapi tidak memakai kain penutup, mereka menghampiriku namun tidak bisa melewati garis, setelah itu mereka kembali kepada Rasulullah , sampai ketika di akhir malam, Rasulullah mendatangiku, sementara saya dalam keadaan duduk, lalu beliau bersabda, "Sejak tadi malam aku tidak tidur, " kemudian beliau masuk ke dalam garis bersamaku dan menjadikan pahaku untuk bantalnya lalu beliau tertidur. Jika Rasulullah tidur, maka tarikan nafasnya terdengar. Ketika aku sedang duduk sementara Rasulullah berbantalkan pahaku, tiba-tiba saya melihat beberapa orang dengan mengenakan pakaian serba putih, hanya Allah yang tahu akan keindahan mereka, mereka menghampiriku, sedangkan sebagian dari mereka duduk di sisi kepala Rasulullah dan sebagian yang lainnya di sisi kaki beliau, lalu mereka berkata kepada sesamanya, "Kita tidak pernah sama sekali melihat seorang hamba yang diberi sebagaimana yang diberikan kepada Nabi ini, sungguh kedua matanya tertidur sementara hatinya terjaga, buatlah oleh kalian permisalan untuknya, permisalannya seperti seorang tuan yang membangun istana, kemudian membuat jamuan makan, setelah itu ia mengundang orang-orang untuk menghadiri jamuan makan dan minumnya, barang siapa memenuhi undangannya maka dia makan dan minum jamuan makanan dan minumannya, dan barang siapa tidak memenuhi undangannya, maka dia akan memberinya sanksi, atau dia berkata, maka dia akan menyiksanya." kemudian mereka pergi, ketika itu Rasulullah terjaga dari tidurnya, lalu beliau bertanya, "Apakah kamu mendengar apa yang mereka katakan dan apakah kamu tahu siapa mereka?" Aku menjawab, "Allah dan rasul-Nya yang lebih tahu, " beliau bersabda, "Mereka adalah para malaikat, kemudian apakah kamu tahu apa permisalan yang mereka buat?" aku menjawab, "Allah dan rasul-Nya yang lebih tahu, " beliau bersabda, "Permisalan yang mereka buat adalah Allah yang Maha Pemurah dan Mahatinggi telah membangum surga dan menyeru hamba-hamba-Nya menuju surga, barang siapa menjawab seruan-Nya, dia masuk surga dan barang siapa tidak menjawabnya, Dia akan memberinya sanksi atau menyiksanya." [Sunan At-Tirmidziy: Hasan Shahih]

4.      Mata Nabi tertidur tapi hatinya sadar.

Dari Aisyah radhiyallahu 'anha; Rasulullah bersabda:

«تَنَامُ عَيْنِي وَلاَ يَنَامُ قَلْبِي» [صحيح البخاري]

"Mataku tidur tapi hatiku tidak tidur". [Sahih Bukhari]

5.      Menta’ati Nabi berarti menta’ati Allah 'azza wajalla.

Allah ta'aalaa berfirman:

{مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ وَمَنْ تَوَلَّى فَمَا أَرْسَلْنَاكَ عَلَيْهِمْ حَفِيظًا} [النساء:80]

Barangsiapa menaati Rasul (Muhammad), maka sesungguhnya dia telah menaati Allah. Dan barangsiapa berpaling (dari ketaatan itu), maka (ketahuilah) Kami tidak mengutusmu (Muhammad) untuk menjadi pemelihara mereka. [An-Nisa': 80]

6.      Keselamatan bagi yang menta’ati Nabi .

Jabir radhiallahu'anhu berkata, Rasulullah bersabda:

«مَثَلِي وَمَثَلُكُمْ كَمَثَلِ رَجُلٍ أَوْقَدَ نَارًا، فَجَعَلَ الْجَنَادِبُ وَالْفَرَاشُ يَقَعْنَ فِيهَا، وَهُوَ يَذُبُّهُنَّ عَنْهَا، وَأَنَا آخِذٌ بِحُجَزِكُمْ عَنِ النَّارِ، وَأَنْتُمْ تَفَلَّتُونَ مِنْ يَدِي» [صحيح مسلم]

"Perumpamaanku dengan kamu sekalian ialah bagaikan seorang yang menyalakan api. Maka serangga-serangga berterbangan menjatuhkan diri ke dalam api itu. Orang tersebut berusaha menarik mereka dengan api dan mereka berusaha mengalahkannya. Dan aku, telah mencegah kamu semua agar tidak jatuh ke api, tetapi kamu meloloskan diri dari tanganku." [Shahih Muslim]

Lihat: Syarah Riyadhushalihin Bab (16) Perintah menjaga As-Sunnah dan adab-adabnya, hadits kedelapan

I.       Atsar Hudzaifah radhiallahu'anhu.

Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:

7282 - حَدَّثَنَا أَبُو نُعَيْمٍ [الفضل بن دُكين]، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ [الثوري]، عَنِ الأَعْمَشِ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ [النخعي]، عَنْ هَمَّامٍ [بن الحارث]، عَنْ حُذَيْفَةَ، قَالَ: «يَا مَعْشَرَ القُرَّاءِ اسْتَقِيمُوا فَقَدْ سَبَقْتُمْ سَبْقًا بَعِيدًا، فَإِنْ أَخَذْتُمْ يَمِينًا وَشِمَالًا، لَقَدْ ضَلَلْتُمْ ضَلاَلًا بَعِيدًا»

Telah menceritakan kepada kami Abu Nu'aim [Al-Fadhl bin Dukain], ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Sufyan [Ats-Tsauriy], dari Al-A'masy, dari Ibrahim [An-Nakha’iy], dari Hammam [bin Al-Harits], dari Hudzaifah berkata, "Wahai ahli Al-Qur'an, bersikap istiqamahlah kalian, dengan demikian kalian telah menjadi pemenang yang jauh, sebaliknya jika kalian oleng kanan kiri, kalian telah sesat sesesat-sesatnya."

Penjelasan singkat atsar ini:

1)      Biografi Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu.

Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/

2)      Perintah istiqamah dan keutamaannya.

Lihat: Syarah Arba'in hadits (21) Sufyan bin Abdillah; Istiqamah

3)      Bahaya menyimpang dari Al-Qur’an dan Sunnah.

Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhuma berkata:

كُنَّا جُلُوسًا عِنْدَ النَّبِيِّ فَخَطَّ خَطًّا هَكَذَا أَمَامَهُ، فَقَالَ: «هَذَا سَبِيلُ اللَّهِ»، وَخَطَّيْنِ عَنْ يَمِينِهِ، وَخَطَّيْنِ عَنْ شِمَالِهِ قَالَ: «هَذِهِ سَبِيلُ الشَّيْطَانِ»، ثُمَّ وَضَعَ يَدَهُ فِي الْخَطِّ الْأَوْسَطِ، ثُمَّ تَلَا هَذِهِ الْآيَةَ: {وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ، وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ، فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ، وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ} [الأنعام: 153] [مسند أحمد: صحيح]

Suatu hari kami duduk di sisi Rasulullah kemudian beliau menulis suatu garis di depannya dan berkata: "Ini adalah jalan Allah". Kemudian beliau menulis dua garis di sebelah kanan dan kiri garis tersebut, dan berkata: "Ini adalah jalan-jalan syaitan". Kemudian beliau meletakkan tangannya pada garis yang tengah, kemudian membaca ayat ini: {Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalannya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa}. [Al-An'aam:153] [Musnad Ahmad: Sahih]

J.       Hadits Abu Musa radhiallahu'anhu.

Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:

7283 - حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ [مُحَمَّدُ بْنُ العَلاَءِ]، حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ [حماد بن أسامة]، عَنْ بُرَيْدٍ [بن عبد الله بن أبي بُردة]، عَنْ أَبِي بُرْدَةَ [عامر بن عبد الله بن قيس]، عَنْ أَبِي مُوسَى، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ، قَالَ: " إِنَّمَا مَثَلِي وَمَثَلُ مَا بَعَثَنِي اللَّهُ بِهِ، كَمَثَلِ رَجُلٍ أَتَى قَوْمًا فَقَالَ: يَا قَوْمِ، إِنِّي رَأَيْتُ الجَيْشَ بِعَيْنَيَّ، وَإِنِّي أَنَا النَّذِيرُ العُرْيَانُ، فَالنَّجَاءَ، فَأَطَاعَهُ طَائِفَةٌ مِنْ قَوْمِهِ، فَأَدْلَجُوا، فَانْطَلَقُوا عَلَى مَهَلِهِمْ فَنَجَوْا، وَكَذَّبَتْ طَائِفَةٌ مِنْهُمْ، فَأَصْبَحُوا مَكَانَهُمْ، فَصَبَّحَهُمُ الجَيْشُ فَأَهْلَكَهُمْ وَاجْتَاحَهُمْ، فَذَلِكَ مَثَلُ مَنْ أَطَاعَنِي فَاتَّبَعَ مَا جِئْتُ بِهِ، وَمَثَلُ مَنْ عَصَانِي وَكَذَّبَ بِمَا جِئْتُ بِهِ مِنَ الحَقِّ "

Telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib [Muhammad bin Al-‘Alaa’], ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Abu Usamah [Hammad bin Usamah], dari Buraid [bin Abdillah bin Abi Burdah], dari Abu Burdah [‘Amir bin Abdillah bin Qais], dari Abu Musa dari Nabi , beliau bersabda, "Perumpamaanku dan perumpamaan risalah yang kubawa adalah bagaikan seseorang yang mendatangi sebuah kaum, lantas ia katakan, 'Hai kaum, aku telah melihat sebuah pasukan dengan kedua mataku, dan aku adalah pemberi peringatan (yang melepas bajunya sebagai isyarat bahwa peringatan itu agar dapat dipercaya -pent). Maka selamatkanlah kalian!' Lantas sebagian kelompok kaumnya mentaatinya, sehingga mereka bersegera pergi di awal waktu sampai benar-benar selamat. Adapun sebagian lain mendustakannya dan tetap berada di tempat mereka, sehingga pasukan menyerang mereka di pagi buta dan menyandera mereka. Itulah perumpamaan orang yang mentaatiku serta mengikuti risalah yang kubawa, dan perumpaman orang yang membangkang serta mendustakan kebenaran yang kubawa."

Nb: Hadits ini sudah dijelaskan pada Kitab Ar-Riqaq, bab 26; Meninggalkan maksiat

K.     Hadits Abu Hurairah radhiallahu'anhu ketiga.

Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:

7284 - حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ، حَدَّثَنَا لَيْثٌ، عَنْ عُقَيْلٍ [بن خالد الأيلي]، عَنِ الزُّهْرِيِّ، أَخْبَرَنِي عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُتْبَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: لَمَّا تُوُفِّيَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ وَاسْتُخْلِفَ أَبُو بَكْرٍ بَعْدَهُ، وَكَفَرَ مَنْ كَفَرَ مِنَ العَرَبِ، قَالَ عُمَرُ لِأَبِي بَكْرٍ: كَيْفَ تُقَاتِلُ النَّاسَ؟ وَقَدْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: " أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَقُولُوا: لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، فَمَنْ قَالَ: لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ عَصَمَ مِنِّي مَالَهُ وَنَفْسَهُ، إِلَّا بِحَقِّهِ وَحِسَابُهُ عَلَى اللَّهِ "، فَقَالَ: وَاللَّهِ لَأُقَاتِلَنَّ مَنْ فَرَّقَ بَيْنَ الصَّلاَةِ وَالزَّكَاةِ، فَإِنَّ الزَّكَاةَ حَقُّ المَالِ، وَاللَّهِ لَوْ مَنَعُونِي عِقَالًا كَانُوا يُؤَدُّونَهُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ ﷺ لَقَاتَلْتُهُمْ عَلَى مَنْعِهِ، فَقَالَ عُمَرُ: «فَوَاللَّهِ مَا هُوَ إِلَّا أَنْ رَأَيْتُ اللَّهَ قَدْ شَرَحَ صَدْرَ أَبِي بَكْرٍ لِلْقِتَالِ، فَعَرَفْتُ أَنَّهُ الحَقُّ»

Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Laits, dari Uqail [bin Khalid Al-Ailiy], dari Az-Zuhriy, ia berkata: Telah mengabarkan kepadaku Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah, dari Abu Hurairah berkata, "Tatkala Rasulullah wafat dan Abu Bakar diangkat menjadi khalifah sesudahnya, serta beberapa orang Arab kembali kafir, Umar berujar kepada Abu Bakar, "Bagaimana engkau memerangi manusia padahal Rasulullah telah bersabda 'Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka mengucapkan Laa-ilaaha-illallah, barang siapa mengucapkan Laa-ilaaha ilallah, berarti ia telah menjaga darah dan jiwanya dariku kecuali karena alasan yang dibenarkan, dan hisabnya ada pada Allah, ' Lantas Abu Bakar berkata, "Demi Allah, sungguh akan aku perangi siapa saja yang memisahkan antara salat dan zakat, sesungguhnya zakat adalah hak harta, demi Allah, kalaulah mereka mencegahku dari membayar unta yang pernah mereka bayarkan kepada Rasulullah , niscaya kuperangi karena mencegahnya." Lantas Umar berkata, "Demi Allah, tiba-tiba tak ada pendapat lain selain aku melihat bahwa Allah telah melapangkan dada Abu Bakar untuk memerangi, aku sadar bahwa dia adalah benar."

قَالَ [يحيى بن عبد الله] ابْنُ بُكَيْرٍ، وَعَبْدُ اللَّهِ [أبو صالح كاتب الليث] عَنِ اللَّيْثِ: «عَنَاقًا»، وَهُوَ أَصَحُّ

[Yahya bin Abdillah] Ibnu Bukair dan Abdullah [Abu Shalih juru tulis Al-Laits] menyebutkan dari Al-Laits dengan redaksi “'anaaq” bukan “`iqaal”, sekalipun maknanya sama, unta, dan ini lebih shahih."

Penjelasan singkat hadits ini:

1.      Abu Bakr radhiallahu'anhu adalah khalifah Rasulullah .

Lihat: Keistimewaan Abu Bakr Ash-Shiddiiq

2.      Kedalaman ilmu Abi Bakr.

3.      Pendapat Abu Bakr ini sejalan dengan hadits Ibnu Umar radhiallahu'anhuma.

Lihat: Syarah Arba'in hadits (8) Ibnu Umar; Perintah memerangi manusia

L.      Hadits Abdullah bin ‘Abbas radhiallahu'anhuma.

Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:

7286 - حَدَّثَنِي إِسْمَاعِيلُ [بن أبي أويس]، حَدَّثَنِي [عبد الله] ابْنُ وَهْبٍ، عَنْ يُونُسَ [بن يزيد الأيلي]، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، حَدَّثَنِي عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُتْبَةَ، أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، قَالَ: قَدِمَ عُيَيْنَةُ بْنُ حِصْنِ بْنِ حُذَيْفَةَ بْنِ بَدْرٍ، فَنَزَلَ عَلَى ابْنِ أَخِيهِ الحُرِّ بْنِ قَيْسِ بْنِ حِصْنٍ، وَكَانَ مِنَ النَّفَرِ الَّذِينَ يُدْنِيهِمْ عُمَرُ، وَكَانَ القُرَّاءُ أَصْحَابَ مَجْلِسِ عُمَرَ وَمُشَاوَرَتِهِ، كُهُولًا كَانُوا أَوْ شُبَّانًا، فَقَالَ عُيَيْنَةُ لِابْنِ أَخِيهِ: يَا ابْنَ أَخِي، هَلْ لَكَ وَجْهٌ عِنْدَ هَذَا الأَمِيرِ فَتَسْتَأْذِنَ لِي عَلَيْهِ؟ قَالَ: سَأَسْتَأْذِنُ لَكَ عَلَيْهِ، قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ: فَاسْتَأْذَنَ لِعُيَيْنَةَ، فَلَمَّا دَخَلَ، قَالَ: يَا ابْنَ الخَطَّابِ، وَاللَّهِ مَا تُعْطِينَا الجَزْلَ، وَمَا تَحْكُمُ بَيْنَنَا بِالعَدْلِ، فَغَضِبَ عُمَرُ، حَتَّى هَمَّ بِأَنْ يَقَعَ بِهِ، فَقَالَ الحُرُّ: يَا أَمِيرَ المُؤْمِنِينَ، إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى قَالَ لِنَبِيِّهِ ﷺ: {خُذِ العَفْوَ وَأْمُرْ بِالعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الجَاهِلِينَ} [الأعراف: 199]، وَإِنَّ هَذَا مِنَ الجَاهِلِينَ، «فَوَاللَّهِ مَا جَاوَزَهَا عُمَرُ حِينَ تَلاَهَا عَلَيْهِ، وَكَانَ وَقَّافًا عِنْدَ كِتَابِ اللَّهِ»

Telah menceritakan kepadaku Ismail [bin Abi Uwais], ia berkata: Telah menceritakan kepadaku [Abdullah] Ibnu Wahb, dari Yunus [bin Yazid Al-Ailiy], dari Ibnu Syihab, ia berkata: Telah menceritakan kepadaku Ubaidullah bin Abdillah bin Utbah, bahwa Abdullah bin Abbas radhiallahu'anhuma berkata: "Suatu ketika Uyainah bin Hishn bin Khudaifah bin Badr datang dan singgah menemui keponakannya, yaitu al-Hurr bin Qais bin Hishn, -ia termasuk sekian di antara sekelompok orang yang selalu didekati oleh Umar, seorang qurra` (ahli baca Al-Qur'an), dan juga di antara anggota majelis syura Umar, baik dari kalangan usia muda maupun dewasa- Kemudian 'Uyainah berkata kepadanya, 'Wahai keponakanku, apakah engkau mempunyai kedekatan dengan pemimpin ini sehingga bisa memintakannya izin untukku agar aku dapat menemuinya? Al-Hurr bin Qais lalu menjawab, 'Baik, aku akan memintakannya izin untukmu.' Lantas al-Hurr bin Qais meminta izin untuk 'Uyainah. Tatkala Uyainah sudah menemui Umar, ia berkata: 'Wahai Ibnu Al-Khakhattab, demi Allah, engkau belum memberi pemberian yang banyak kepada kami, dan belum juga engkau berbuat adil kepada kami.' Umar pun marah hingga ia hendak menghukumnya. Lantas al-Hurr berkata, 'Wahai Amirul Mukminin, bahwasanya Allah telah berfirman kepada Nabi-Nya: {'Maafkanlah, perintahkanlah yang ma'ruf dan berpalinglah dari orang-orang yang bodoh'} [Al-A’raf: 199], dan orang ini termasuk orang-orang bodoh.' Demi Allah, maka Umar tidak melangsungkan hukumannya ketika al-Hurr membacakan firman Allah kepadanya. Umar adalah orang yang selalu memegang teguh kitabullah."

Nb: Hadits ini sudah dijelaskan pada Syarah Riyadhushalihin Bab (03) Sabar, hadits keduapuluh enam

M.  Hadits Asma’ binti Abi Bakr radhiallahu'anhuma.

Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:

7287 - حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ، عَنْ مَالِكٍ، عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ، عَنْ فَاطِمَةَ بِنْتِ المُنْذِرِ، عَنْ أَسْمَاءَ بِنْتِ أَبِي بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، أَنَّهَا قَالَتْ: أَتَيْتُ عَائِشَةَ حِينَ خَسَفَتِ الشَّمْسُ وَالنَّاسُ قِيَامٌ، وَهِيَ قَائِمَةٌ تُصَلِّي، فَقُلْتُ: مَا لِلنَّاسِ؟ فَأَشَارَتْ بِيَدِهَا نَحْوَ السَّمَاءِ، فَقَالَتْ: سُبْحَانَ اللَّهِ، فَقُلْتُ: آيَةٌ؟ قَالَتْ بِرَأْسِهَا: أَنْ نَعَمْ، فَلَمَّا انْصَرَفَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ حَمِدَ اللَّهَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ ثُمَّ قَالَ: " مَا مِنْ شَيْءٍ لَمْ أَرَهُ إِلَّا وَقَدْ رَأَيْتُهُ فِي مَقَامِي هَذَا، حَتَّى الجَنَّةَ وَالنَّارَ، وَأُوحِيَ إِلَيَّ أَنَّكُمْ تُفْتَنُونَ فِي القُبُورِ قَرِيبًا مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ، فَأَمَّا المُؤْمِنُ - أَوِ المُسْلِمُ لاَ أَدْرِي أَيَّ ذَلِكَ قَالَتْ أَسْمَاءُ - فَيَقُولُ: مُحَمَّدٌ جَاءَنَا بِالْبَيِّنَاتِ، فَأَجَبْنَاهُ وَآمَنَّا، فَيُقَالُ: نَمْ صَالِحًا عَلِمْنَا أَنَّكَ مُوقِنٌ، وَأَمَّا المُنَافِقُ - أَوِ المُرْتَابُ لاَ أَدْرِي أَيَّ ذَلِكَ قَالَتْ أَسْمَاءُ - فَيَقُولُ: لاَ أَدْرِي سَمِعْتُ النَّاسَ يَقُولُونَ شَيْئًا فَقُلْتُهُ "

Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Maslamah, dari Malik, dari Hisyam bin Urwah, dari Fatimah binti Al-Mundzir, dari Asma' binti Abu Bakar radhiallahu'anhuma, ia berkata, "Aku mendatangi 'Aisyah ketika gerhana matahari, orang-orang tengah salat dan ia sendiri juga salat. Aku pun bertanya, "Mengapa orang-orang melakukan salat?" Lantas Aisyah mengisyaratkan dengan tangannya ke arah langit dan mengucapkan subhaanallah. Aku tanyakan, "Gerhanakah?" ia menjawab dengan mengisyaratkan kepalanya 'benar.' Tatkala Rasulullah selesai salat, maka beliau memuja dan memuji Allah kemudian bersabda, "Tidak ada sesuatu yang belum pernah kulihat, selain telah kulihat di tempat berdiriku ini sekarang, hingga surga dan neraka. Dan telah diwahyukan kepadaku bahwa kalian akan mendapat ujian di alam kubur yang berdekatan dengan fitnah Dajjal. Adapun orang mukmin atau muslim -aku tidak tahu kepastian redaksinya, mana dari keduanya yang diucapkan Asma-, akan berkata, 'Muhammad telah datang kepada kami dengan membawa bukti-bukti yang terang dan kami memenuhi ajakannya dan kami beriman, hingga terdengar suara 'Tidurlah engkau dengan nyenyak, kami tahu bahwa engkau adalah orang yang yakin.' Adapun orang munafik atau ragu-ragu -Aku tidak tahu mana yang diucapkan Asama- akan mengatakan 'Aku tidak tahu, aku hanya mendengar orang-orang berkata sesuatu, lalu aku menirunya.'"

Nb: Hadits ini sudah dijelaskan pada Kitab Ilmu bab 24; Orang yang menjawab fatwa dengan isyarat tangan atau kepada

N.    Hadits Abu Hurairah keempat.

Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:

7288 - حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ، حَدَّثَنِي مَالِكٌ، عَنْ أَبِي الزِّنَادِ [عَبْدُ اللهِ بنُ ذَكْوَانَ]، عَنِ الأَعْرَجِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ، قَالَ: «دَعُونِي مَا تَرَكْتُكُمْ، إِنَّمَا هَلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ بِسُؤَالِهِمْ وَاخْتِلاَفِهِمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ، فَإِذَا نَهَيْتُكُمْ عَنْ شَيْءٍ فَاجْتَنِبُوهُ، وَإِذَا أَمَرْتُكُمْ بِأَمْرٍ فَأْتُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ»

Telah menceritakan kepada kami Ismail, ia berkata: Telah menceritakan kepadaku Malik, dari Abu Az-Zinad [Abdullah bin Dzakwan], dari Al-A'raj, dari Abu Hurairah, dari Nabi , beliau bersabda: "Laksanakanlah apa yang telah kutinggalkan untuk kalian. Sesungguhnya orang-orang sebelum kalian binasa karena mereka banyak bertanya dan menyelisihi Nabi mereka. Bilamana aku melarang kalian suatu hal, maka jauhilah dan bila aku perintahkan kalian terhadap suatu hal, maka kerjakanlah semampu kalian."

Nb: Hadits ini sudah dijelaskan pada Syarah Arba'in Nawawiy, hadits (9) Abu Hurairah; Menjauhi larangan dan menjalankan perintah Nabi

Wallahu a’lam!

Lihat juga: Kitab I’tisham, bab (01) Sabda Nabi ﷺ “Aku diutus dengan kalimat singkat penuh makna”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...