بسم الله الرحمن الرحيم
A.
Bab
28.
Imam
Bukhari -rahimahullah- berkata:
بَابُ الغَضَبِ فِي المَوْعِظَةِ
وَالتَّعْلِيمِ، إِذَا رَأَى مَا يَكْرَهُ
“Bab: Marah ketika memberi nasihat dan
mengajar, jika melihat sesuatu yang ia benci”
Dalam bab ini, imam Bukhari menjelaskan
tentang bolehnya marah ketika menasehati atau mengajar jika memang diperlukan
seperti melihat sesuatu yang menyelisihi syari’at. Sebagaimana yang dilakukan
oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dalam tiga hadits yang
diriwayatkan dalam bab ini; yaitu hadits Abu Mas’ud Al-Anshariy, Zayd
bin Khalid Al-Juhaniy, dan Abu Musa Al-Asy’ariy radhiyallahu
‘anhum.
Hadits pertama: Hadits Abu Mas’ud Al-Anshariy.
Imam
Bukhari -rahimahullah- berkata:
90 - حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ كَثِيرٍ، قَالَ: أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ [الثوري]، عَنِ [إسماعيل] ابْنِ
أَبِي خَالِدٍ، عَنْ قَيْسِ بْنِ أَبِي حَازِمٍ، عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ
الأَنْصَارِيِّ قَالَ: قَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ، لاَ أَكَادُ أُدْرِكُ
الصَّلاَةَ مِمَّا يُطَوِّلُ بِنَا فُلاَنٌ! فَمَا رَأَيْتُ
النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي مَوْعِظَةٍ أَشَدَّ غَضَبًا مِنْ
يَوْمِئِذٍ، فَقَالَ: «أَيُّهَا النَّاسُ، إِنَّكُمْ مُنَفِّرُونَ، فَمَنْ صَلَّى
بِالنَّاسِ فَلْيُخَفِّفْ، فَإِنَّ فِيهِمُ المَرِيضَ، وَالضَّعِيفَ، وَذَا
الحَاجَةِ»
90 - Telah menceritakan kepada kami
Muhammad bin Katsir, ia berkata: Telah mengabarkan kepada kami Sufyan [Ats-Tsauriy],
dari [Isma’il] Ibnu Abu Khalid, dari Qais bin Abu Hazim, dari Abu Mas'ud Al-Anshariy,
ia berkata: Seorang sahabat bertanya: "Wahai Rasulullah, aku hampir tidak
sanggup shalat yang dipimpin seseorang dengan bacaannya yang panjang!"
Maka aku belum pernah melihat Nabi ﷺ
memberi peringatan dengan lebih marah dari yang disampaikannya hari itu seraya
bersabda: "Wahai manusia, kalian telah membuat orang lari menjauh. Maka
barangsiapa shalat mengimami orang-orang, ringankanlah. Karena diantara mereka
ada orang sakit, orang lemah dan orang yang punya keperluan".
Penjelasan singkat hadits ini:
1. Biografi
Abu Mas’ud ‘Uqbah bin ‘Amr Al-Anshariy radhiyallahu 'anhu.
Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/
2. Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam marah karena sudah melarang perbuatan
tersebut.
3. Boleh
marah ketika melihat suatu kemungkaran.
Aisyah radhiyallahu 'anha berkata:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَمَرَهُمْ، أَمَرَهُمْ مِنَ الأَعْمَالِ بِمَا
يُطِيقُونَ، قَالُوا: إِنَّا لَسْنَا كَهَيْئَتِكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنَّ
اللَّهَ قَدْ غَفَرَ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ، فَيَغْضَبُ
حَتَّى يُعْرَفَ الغَضَبُ فِي وَجْهِهِ، ثُمَّ يَقُولُ: «إِنَّ أَتْقَاكُمْ
وَأَعْلَمَكُمْ بِاللَّهِ أَنَا» [صحيح البخاري]
"Rasulullah ﷺ
bila memerintahkan kepada para sahabat, beliau memerintahkan untuk melakukan
amalan yang mampu mereka kerjakan, kemudian para sahabat berkata, "Kami
tidaklah seperti engkau, ya Rasulullah, karena engkau sudah diampuni dosa-dosa
yang lalu dan yang akan datang". Maka beliau ﷺ
menjadi marah yang dapat terlihat dari wajahnya, kemudian bersabda,
"Sesungguhnya yang paling taqwa dan paling mengerti tentang Allah diantara
kalian adalah aku". [Shahih Bukhari]
Lihat: Jangan marah
4. Anjuran
meringankan bacaan ketika menjadi imam.
Jabir -radhiyallahu 'anhu-
berkata: Mu'adz bin Jabal Al-Anshariy -radhiyallahu 'anhu- shalat Isya' mengimami
para sahabatnya, lalu dia memanjangkan bacaannya atas mereka, maka seorang
laki-laki dari kalangan kami berpaling, lalu shalat sendirian. Lalu Mu'adz
diberitahu tentangnya, maka dia berkata: 'Dia seorang yang munafik.'
Ketika hal tersebut sampai pada laki-laki
tersebut maka dia mengunjungi Rasulullah -shallallahu'alaihi wasallam-,
lalu mengabarkan kepadanya sesuatu yang dikatakan Mu'adz. Maka Nabi -shallallahu'alaihi
wasallam- bersabda kepadanya:
" أَتُرِيدُ أَنْ تَكُونَ فَتَّانًا يَا مُعَاذ؟ ُ إِذَا
أَمَمْتَ النَّاسَ فَاقْرَأْ بِـ {الشَّمْسِ وَضُحَاهَا} وَ{سَبِّحْ اسْمَ رَبِّكَ
الْأَعْلَى}، وَ{اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ} وَ{اللَّيْلِ إِذَا يَغْشَى} "
'Apakah kamu ingin menjadi
pemfitnah (yang membuat orang lain lari dari agama) wahai Mu'adz? Apabila kamu
mengimami manusia, maka bacalah surat {Asy-Syams wa dhuhaha}, serta {Sabbihisma
Rabbika al-A'la}, dan {Iqra' Bismi Rabbika}, serta {Wa al-Laili
idza Yaghsya'}." [Shahih Muslim]
Ø 'Utsman bin Abi Al-'Ash radhiallahu
'anhu berkata: "Aku pernah memohon, 'Wahai Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam, jadikan aku sebagai imam kaumku?'
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
menjawab:
«أَنْتَ إِمَامُهُمْ، وَاقْتَدِ بِأَضْعَفِهِمْ، وَاتَّخِذْ
مُؤَذِّنًا لَا يَأْخُذُ عَلَى أَذَانِهِ أَجْرًا» [سنن النسائي: صحيح]
'Kamu imam mereka dan perhatikan
orang yang paling lemah serta jangan menjadikan muadzin yang mengambil upah
dari adzannya '." [Sunan An-Nasaiy: Sahih]
5. Larangan
membuat orang menjauh dari agama.
Dari Abu Musa Al-Asy'ariy radhiyallahu
'anhu; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengutus Mu'adz dan Abu
Musa ke negeri Yaman dan Beliau berpesan:
«يَسِّرَا وَلاَ تُعَسِّرَا، وَبَشِّرَا وَلاَ تُنَفِّرَا،
وَتَطَاوَعَا وَلاَ تَخْتَلِفَا»
"Mudahkanlah (urusan) dan
jangan dipersulit. Berilah kabar gembira dan jangan membuat orang lari (tidak
tertarik) dan bekerja samalah kalian berdua dan jangan berselisih".
[Shahih Bukhari dan Muslim]
Hadits kedua: Hadits Zayd bin Khalid
Al-Juhaniy.
Imam
Bukhari -rahimahullah- berkata:
91 - حَدَّثَنَا عَبْدُ
اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ [المُسْنَدِيُّ]، قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ المَلِكِ بْنُ
عَمْرٍو العَقَدِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ بِلاَلٍ المَدِينِيُّ،
عَنْ رَبِيعَةَ بْنِ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ يَزِيدَ مَوْلَى المُنْبَعِثِ
عَنْ زَيْدِ بْنِ خَالِدٍ الجُهَنِيِّ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ سَأَلَهُ رَجُلٌ عَنِ اللُّقَطَةِ، فَقَالَ: «اعْرِفْ وِكَاءَهَا، أَوْ
قَالَ وِعَاءَهَا، وَعِفَاصَهَا، ثُمَّ عَرِّفْهَا سَنَةً، ثُمَّ اسْتَمْتِعْ
بِهَا، فَإِنْ جَاءَ رَبُّهَا فَأَدِّهَا إِلَيْهِ» قَالَ: فَضَالَّةُ الإِبِلِ؟
فَغَضِبَ حَتَّى احْمَرَّتْ وَجْنَتَاهُ، أَوْ قَالَ احْمَرَّ وَجْهُهُ، فَقَالَ:
«وَمَا لَكَ وَلَهَا، مَعَهَا سِقَاؤُهَا وَحِذَاؤُهَا، تَرِدُ المَاءَ وَتَرْعَى
الشَّجَرَ، فَذَرْهَا حَتَّى يَلْقَاهَا رَبُّهَا» قَالَ: فَضَالَّةُ الغَنَمِ؟
قَالَ: «لَكَ، أَوْ لِأَخِيكَ، أَوْ لِلذِّئْبِ»
91 - Telah menceritakan kepada kami
Abdullah bin Muhammad [Al-Musnadiy], ia berkata: Telah menceritakan kepada kami
Abdul Malik bin 'Amru Al-'Aqadiy, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami
Sulaiman bin Bilal Al-Madiniy, dari Rabi'ah bin Abu Abdurrahman, dari Yazid
mantan budak Al Munba'its, dari Zaid bin Khalid Al-Juhaniy; bahwa Nabi ﷺ ditanya oleh seseorang tentang barang
temuan, maka Nabi ﷺ bersabda,
"Kenalilah tali pengikatnya, atau beliau berkata; kantong dan tutupnya,
kemudian umumkan selama satu tahun, setelah itu pergunakanlah. Jika datang
pemiliknya maka berikanlah kepadanya". Orang itu bertanya, "Bagaimana
dengan orang yang menemukan unta?" Maka Nabi ﷺ
marah hingga nampak merah mukanya, lalu berkata, "Apa urusanmu dengan unta
itu, sedang dia selalu membawa air di perutnya, bersepatu sehingga dapat hilir
mudik mencari minum dan makan rerumputan, maka biarkanlah dia hingga pemiliknya
datang mengambilnya". Orang itu bertanya lagi tentang menemukan kambing,
maka beliau menjawab, "Itu untuk kamu atau saudaramu atau serigala".
Penjelasan singkat hadits ini:
1. Biografi
Zayd bin Khalid Al-Juhaniy, Abu Abdirrahman Al-Madaniy radhiyallahu 'anhu.
Ia seorang sahabat Nabi yang masyhur, yang
bertuga sebagai pemegang bendera pasukan kaum Juhainah ketika perang Fathu
Makkah. Wafat tahun 68 atau 78 hijriyah di Kufah.
2. Kenapa
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam marah ketika ditanya tentang onta yang
terlantar?
Ada kemungkinan karena beliau telah
menjelaskan hukumnya, atau karena si Penanya kurang mampu memahami.
3. Boleh
memungut barang temuan untuk dicari pemiliknya, jika tidak ditemukan maka ia
boleh memilikinya.
Kecuali barang temuan di wilayah haram
(Mekka dan Madinah).
Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu
berkata: Ketika Allah membebaskan kota Mekah bagi Rasul-Nya shallallahu
'alaihi wa sallam, Rasulullah berdiri di hadapan orang-orang kemudian
bersyukur dan memuji Allah, kemudian bersabda:
«إِنَّ اللَّهَ حَبَسَ عَنْ مَكَّةَ الفِيلَ،
وَسَلَّطَ عَلَيْهَا رَسُولَهُ وَالمُؤْمِنِينَ، فَإِنَّهَا لاَ تَحِلُّ لِأَحَدٍ
كَانَ قَبْلِي، وَإِنَّهَا أُحِلَّتْ لِي سَاعَةً مِنْ نَهَارٍ، وَإِنَّهَا لاَ
تَحِلُّ لِأَحَدٍ بَعْدِي، فَلاَ يُنَفَّرُ صَيْدُهَا، وَلاَ يُخْتَلَى شَوْكُهَا،
وَلاَ تَحِلُّ سَاقِطَتُهَا إِلَّا لِمُنْشِدٍ»
"Sesungguhnya Allah menahan
tentara gajah dari Mekah, dan membolehkan bagi Rasul-Nya dan orang-orang
beriman, sesungguhnya ia tidak halal bagi siapapun sebelumku, dan ia dihalalkan
untukku beberapa saat di siang hari, dan ia tidak halal bagi siapapun
setelahku. Maka tidak boleh dikejar hewan buruannya, tidak boleh ditebang
pohonnya, dan tidak boleh diambil barang temuannya kecuali bagi yang ingin
mencari pemiliknya". [Sahih Bukhari dan
Muslim]
Hadits ketiga: Hadits Abu Musa Al-Asy’ariy.
Imam
Bukhari -rahimahullah- berkata:
92 - حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ العَلاَءِ [أبو كُريب الكوفي]، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ
[حماد بن أسامة]، عَنْ بُرَيْدٍ [بن عبد الله بن أبي بٌردة]، عَنْ أَبِي بُرْدَةَ [عامر بن
عبد الله بن قيس]، عَنْ أَبِي مُوسَى، قَالَ: سُئِلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ أَشْيَاءَ كَرِهَهَا، فَلَمَّا أُكْثِرَ عَلَيْهِ غَضِبَ،
ثُمَّ قَالَ لِلنَّاسِ: «سَلُونِي عَمَّا شِئْتُمْ» قَالَ رَجُلٌ: مَنْ أَبِي؟
قَالَ: «أَبُوكَ حُذَافَةُ» فَقَامَ آخَرُ فَقَالَ: مَنْ أَبِي يَا رَسُولَ
اللَّهِ؟ فَقَالَ: «أَبُوكَ سَالِمٌ مَوْلَى شَيْبَةَ» فَلَمَّا رَأَى عُمَرُ مَا
فِي وَجْهِهِ قَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنَّا نَتُوبُ إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ!
92 - Telah menceritakan kepada kami
Muhammad bin Al-'Ala` [Abu Kuraib Al-Kufiy], ia berkata: Telah menceritakan
kepada kami Abu Usamah [Hammad bin Usamah], dari Buraid [bin Abdillah bin Abi
Burdah], dari Abu Burdah [‘Amir bin Abdillah bin Qais], dari Abu Musa,
ia berkata; Nabi ﷺ pernah ditanya
tentang sesuatu yang Beliau tidak suka, ketika terus ditanya, beliau marah lalu
berkata kepada orang-orang: "Bertanyalah kepadaku sesuka kalian".
Maka seseorang bertanya, "Siapakah bapakku?" Beliau ﷺ menjawab, "Bapakmu adalah Hudzafah". Yang lain
bertanya, "Siapakah bapakku wahai Rasulullah ﷺ?
"Bapakmu Salim, sahaya Syaibah" Ketika Umar melihat apa yang ada pada
wajah beliau, dia berkata, "Wahai Rasulullah, kami bertobat kepada Allah 'Azza
wa Jalla".
Penjelasan singkat hadits ini:
1.
Biografi Abu Musa Abdullah bin Qais Al-Asy’ariy radhiyallahu
'anhu.
Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/
2.
Siapa kedua sahabat bertanya tentang bapaknya?
Yang pertama adalah Abdullah bin Hudzafah
Al-Qurasyiy As-Sahmiy radhiyallahu 'anhu.
Sedangkan yang kedua adalah Sa’ad bin Salim
maula Syaibah bin Rabi’ah radhiyallahu 'anhu.
3.
Larangan bertanya yang tidak bermanfaat.
Anas
bin Malik radhiyallahu
'anhu berkata:
قَالَ رَجُلٌ: يَا نَبِيَّ اللَّهِ
مَنْ أَبِي؟ قَالَ: «أَبُوكَ فُلاَنٌ»، وَنَزَلَتْ: {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا لاَ تَسْأَلُوا عَنْ أَشْيَاءَ إِنْ تُبْدَ لَكُمْ تَسُؤْكُمْ} [المائدة:
101] الآيَةَ
[صحيح البخاري]
"Seseorang
bertanya 'Wahai nabiyullah, siapa ayahku?" Rasul menjawab, "Ayahmu si
Fulan!" Lantas turunlah ayat: {Hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu menanyakan (kepada Nabimu) hal-hal yang jika diterangkan
kepadamu akan menyusahkan kamu}. [Al-Maidah: 101] [Shahih Bukhari]
Ø Dalam riwayat lain:
أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، خَرَجَ حِينَ زَاغَتِ الشَّمْسُ، فَصَلَّى لَهُمْ صَلَاةَ
الظُّهْرِ، فَلَمَّا سَلَّمَ قَامَ عَلَى الْمِنْبَرِ، فَذَكَرَ السَّاعَةَ،
وَذَكَرَ أَنَّ قَبْلَهَا أُمُورًا عِظَامًا، ثُمَّ قَالَ: «مَنْ أَحَبَّ أَنْ
يَسْأَلَنِي عَنْ شَيْءٍ فَلْيَسْأَلْنِي عَنْهُ، فَوَاللهِ لَا تَسْأَلُونَنِي
عَنْ شَيْءٍ إِلَّا أَخْبَرْتُكُمْ بِهِ، مَا دُمْتُ فِي مَقَامِي هَذَا» قَالَ
أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ: فَأَكْثَرَ النَّاسُ الْبُكَاءَ حِينَ سَمِعُوا ذَلِكَ مِنْ
رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَأَكْثَرَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَقُولَ: «سَلُونِي» فَقَامَ عَبْدُ اللهِ بْنُ
حُذَافَةَ فَقَالَ: مَنْ أَبِي؟ يَا رَسُولَ اللهِ قَالَ: «أَبُوكَ حُذَافَةُ»
فَلَمَّا أَكْثَرَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ أَنْ
يَقُولَ: «سَلُونِي» بَرَكَ عُمَرُ فَقَالَ: رَضِينَا بِاللهِ رَبًّا،
وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا، وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولًا، قَالَ فَسَكَتَ رَسُولُ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ قَالَ عُمَرُ ذَلِكَ، ثُمَّ قَالَ رَسُولُ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَوْلَى، وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ
بِيَدِهِ لَقَدْ عُرِضَتْ عَلَيَّ الْجَنَّةُ وَالنَّارُ آنِفًا، فِي عُرْضِ هَذَا
الْحَائِطِ، فَلَمْ أَرَ كَالْيَوْمِ فِي الْخَيْرِ وَالشَّرِّ»
قَالَتْ أُمُّ عَبْدِ اللهِ بْنِ
حُذَافَةَ، لِعَبْدِ اللهِ بْنِ حُذَافَةَ: مَا سَمِعْتُ بِابْنٍ قَطُّ أَعَقَّ
مِنْكَ؟ أَأَمِنْتَ أَنْ تَكُونَ أُمُّكَ قَدْ قَارَفَتْ بَعْضَ مَا تُقَارِفُ
نِسَاءُ أَهْلِ الْجَاهِلِيَّةِ، فَتَفْضَحَهَا عَلَى أَعْيُنِ النَّاسِ؟ قَالَ
عَبْدُ اللهِ بْنُ حُذَافَةَ: وَاللهِ لَوْ أَلْحَقَنِي بِعَبْدٍ أَسْوَدَ
لَلَحِقْتُهُ. [صحيح مسلم]
Bahwa ketika matahari telah tergelincir,
Rasulullah ﷺ pergi mengimami
shalat Zuhur. Setelah selesai shalat, beliau naik ke mimbar lalu mengingatkan
jamaah perihal hari kiamat dan mengingatkan pula bahwa sebelumnya akan terjadi
beberapa peristiwa besar. Kemudian beliau bersabda, "Siapa yang ingin
bertanya kepadaku mengenai sesuatu, tanyakanlah. Demi Allah, jika ada
pertanyaan yang ingin kalian tanyakan kepadaku, niscaya akan kujawab selama aku
masih berdiri di tempatku ini." Kata Anas bin Malik, "Maka banyaklah
orang menangis mendengar ucapan Rasulullah ﷺ
tersebut. Kemudian beliau mengulang-ulang ucapannya itu, "Bertanyalah
kepadaku!" maka berdirilah 'Abdullah bin Hudzafah lalu dia bertanya,
"Siapa bapakku, ya Rasulullah?" jawab Rasulullah ﷺ, "Bapakmu Hudzafah!" Maka tatkala Rasulullah ﷺ mengulang ucapannya, "Bertanyalah
kepadaku!" 'Umar menyela seraya berkata, "Kami rela Allah menjadi
Tuhan kami, Islam menjadi agama kami, dan Muhammad menjadi Rasulullah."
Kata Anas, "Setelah 'Umar mengucapkan kata-katanya itu, Nabi ﷺ diam seketika, kemudian beliau bersabda,
"Perhatikanlah! Demi Allah, yang jiwa Muhammad berada dalam kekuasaan-Nya,
baru saja telah diperlihatkan kepadaku surga dan neraka, tepat di sisi dinding
ini. Suatu pemandangan yang belum pernah kulihat seperti ini mengenai kebaikan
dan kejahatan."
Ummu 'Abdullah bin Hudzafah berkata kepada anaknya,
'Abdullah bin Hudzafah: "Aku tidak pernah mendengar seorang pun anak yang
lebih durhaka daripadamu. Percayakah engkau bahwa ibumu telah melacur seperti
halnya wanita-wanita jahiliah, lalu 'aibnya terbuka di kalangan orang
banyak?"
Kata 'Abdullah bin Hudzafah, "Demi
Allah, seandainya aku dinasabkan kepada budak hitam sekalipun, tentu aku akan
mau." [Shahih Muslim]
4.
Melihat kondosi ketika bertanya.
Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu
'anhu bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam:
أَيُّ العَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ؟ قَالَ: «الصَّلاَةُ عَلَى
وَقْتِهَا»، قَالَ: ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ: «ثُمَّ بِرُّ الوَالِدَيْنِ» قَالَ: ثُمَّ
أَيٌّ؟ قَالَ: «الجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ» قَالَ: حَدَّثَنِي بِهِنَّ، وَلَوِ
اسْتَزَدْتُهُ لَزَادَنِي
Amalan apakah yang paling dicintai oleh
Allah? Rasulullah
menjawab: "Shalat tepat pada waktunya !" Ibnu Mas'ud berkata: Kemudian apa? Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Berbakti kepada kedua orang
tua!" Ibnu Mas'ud
berkata: Kemudian apa? Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Jihad di jalan Allah!" Ibnu Mas'ud berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam menyampaikannya kepadaku, dan seandainya aku terus bertanya maka
beliau akan terus menjawabnya! [Sahih Bukhari dan Muslim]
5.
Kepekaan Umar bin Khathab melihat kondisi Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam.
Lihat: Keistimewaan Umar bin Khatahab
B. Bab
29.
Imam
Bukhari -rahimahullah- berkata:
بَابُ مَنْ بَرَكَ عَلَى رُكْبَتَيْهِ
عِنْدَ الإِمَامِ أَوِ المُحَدِّثِ
“Bab: Orang yang bersimpuh/berlutut kepada
imam atau ahli hadits”
Dalam bab ini, imam Bukhari menjelaskan
tentang bolehnya berlutut di depan seorang pemimpin atau ulama sebagai
penghormatan.
Imam Bukhari
-rahimahullah- berkata:
93 - حَدَّثَنَا أَبُو
اليَمَانِ [الحَكَمُ بنُ نَافِعٍ البَهْرَانِيُّ]، قَالَ: أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ [بن
أبي حمزة]، عَنِ الزُّهْرِيِّ، قَالَ: أَخْبَرَنِي أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ أَنَّ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ، فَقَامَ عَبْدُ اللَّهِ
بْنُ حُذَافَةَ فَقَالَ: مَنْ أَبِي؟ فَقَالَ: «أَبُوكَ حُذَافَةُ» ثُمَّ أَكْثَرَ
أَنْ يَقُولَ: «سَلُونِي» فَبَرَكَ عُمَرُ عَلَى رُكْبَتَيْهِ فَقَالَ: رَضِينَا
بِاللَّهِ رَبًّا وَبِالإِسْلاَمِ دِينًا وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ نَبِيًّا، فَسَكَتَ.
93 - Telah menceritakan kepada kami Abu Al-Yaman
[Al-Hakam bin Nafi' Al-Bahraniy], ia berkata: Telah mengabarkan kepada kami
Syu'aib [bin Abi Hamzah], dari Az-Zuhriy, ia berkata: Telah mengabarkan
kepadaku Anas bin Malik bahwa Rasulullah ﷺ
keluar, lalu Abdullah bin Hudzafah menghadap kepadanya dan berkata,
"Siapakah bapakku?" Nabi ﷺ
menjawab, "Bapakmu Hudzaafah". Ketika semakin banyak pertanyaan, Nabi
bersabda, "Bertanyalah kalian kepadaku?" Maka Umar turun berlutut
seraya berkata, "Kami ridha Allah sebagai Rabb kami, Islam sebagai agama
kami dan Muhammad ﷺ sebagai Nabi
Kami." Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam terdiam.
Penjelasan singkat hadits ini:
1.
Biografi Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu.
Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/
2.
Sebab Abdullah bin Hudzafah menanyakan siapa bapaknya.
Anas radhiallahuv'anhu
berkata:
سَأَلُوا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى أَحْفَوْهُ المَسْأَلَةَ، فَغَضِبَ فَصَعِدَ
المِنْبَرَ، فَقَالَ: «لاَ تَسْأَلُونِي اليَوْمَ عَنْ شَيْءٍ إِلَّا بَيَّنْتُهُ
لَكُمْ» فَجَعَلْتُ أَنْظُرُ يَمِينًا وَشِمَالًا، فَإِذَا كُلُّ رَجُلٍ لاَفٌّ
رَأْسَهُ فِي ثَوْبِهِ يَبْكِي، فَإِذَا رَجُلٌ كَانَ إِذَا لاَحَى الرِّجَالَ
يُدْعَى لِغَيْرِ أَبِيهِ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ أَبِي؟ قَالَ:
«حُذَافَةُ» ثُمَّ أَنْشَأَ عُمَرُ فَقَالَ: رَضِينَا بِاللَّهِ رَبًّا،
وَبِالإِسْلاَمِ دِينًا، وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَسُولًا،
نَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الفِتَنِ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: «مَا رَأَيْتُ فِي الخَيْرِ وَالشَّرِّ كَاليَوْمِ قَطُّ، إِنَّهُ
صُوِّرَتْ لِي الجَنَّةُ وَالنَّارُ، حَتَّى رَأَيْتُهُمَا وَرَاءَ الحَائِطِ» [صحيح البخاري]
Para sahabat banyak bertanya kepada
Rasulullah ﷺ sehingga mereka
setengah memaksa dengan pertanyaan-pertanyaan itu. Maka beliau marah dan
langsung naik mimbar sambil bersabda, 'Tidaklah kalian bertanya kepadaku
mengenai sesuatu, melainkan aku selalu jelaskan kepada kalian', lantas aku
melihat kanan-kiri, tak tahunya setiap orang menutupi kepalanya dengan
pakaiannya sambil menangis, Secara spontan muncullah seseorang yang jika
bermusuhan, ia dipanggil dengan nasab selain ayahnya, maka orang itu berujar
'Wahai nabiyullah siapakah ayahku? Beliau menjawab, 'ayahmu adalah
Hudzafah." Umarpun bergegas mengucapkan (Kami ridha Allah sebagai
Tuhan, Islam sebagai agama, dan Muhammad sebagai utusan, kami berlindung kepada
Allah dari fitnah), lantas Rasulullah ﷺ
bersabda, "Aku belum pernah melihat keburukan dan kebaikan sama sekali
seperti hari ini, sebab hari ini neraka dan surga digambarkan bagiku hingga aku
melihat kedua-duanya berada di balik dinding ini. [Shahih Bukhari]
3.
Keutamaan membaca dzikir “Radhitu billahi Rabba …”.
Diantaranya:
a)
Merasakan nikmatnya iman.
Dari Al-'Abbas bin Abdul Muthalib radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«ذَاقَ طَعْمَ الْإِيمَانِ مَنْ رَضِيَ بِاللهِ رَبًّا،
وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا، وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولًا» [صحيح مسلم]
"Merasakan nikmatnya iman,
orang yang rela Allah sebagai Tuhan, Islam sebagai agama, dan Muhammad sebagai
rasul". [Sahih Muslim]
b)
Mendapatkan ridha Allah.
Dari seorang pelayan Nabi ﷺ; Rasulullah ﷺ
bersabda:
" مَا مِنْ عَبْدٍ
مُسْلِمٍ يَقُولُ حِينَ يُصْبِحُ وَحِينَ يُمْسِي ثَلَاثَ مَرَّاتٍ: رَضِيتُ
بِاللَّهِ رَبًّا، وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا، وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ نَبِيًّا، إِلَّا كَانَ حَقًّا عَلَى اللَّهِ أَنْ يُرْضِيَهُ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ " [مسند أحمد: صحيح لغيره]
"Tidaklah seorang muslim membaca, (Aku
ridha Allah sebagai Rabb-ku, Islam sebagai agamaku, dan Muhammad sebagai
Nabi-ku).' saat ia memasuki sore hari sebanyak tiga kali dan di pagi hari
tiga kali, kecuali wajib bagi Allah untuk meridhainya pada hari kiamat."
[Musnad Ahmad: Shahih ligairih]
c)
Mendapatkan ampunan
Dari Sa'ad bin Abi Waqqash -radhiyallahu
'anhu-, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Barangsiapa ketika mendengar adzan mengucapkan;
«أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ،
وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، رَضِيتُ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِمُحَمَّدٍ
رَسُولًا وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا، غُفِرَ لَهُ ذَنْبُهُ»
(Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang
berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan aku
bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Aku rela Allah sebagai
Rabb, Muhammad sebagai Rasul, dan Islam sebagai agama), maka diampunilah
dosanya." [Shahih Muslim]
d)
Wajib masuk surga
Dari Abu Sa'id Al Khudriy -radhiyallahu
'anhu-, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda
kepadanya:
«يَا أَبَا سَعِيدٍ، مَنْ رَضِيَ بِاللهِ رَبًّا، وَبِالْإِسْلَامِ
دِينًا، وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيًّا، وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ» [صحيح
مسلم]
"Wahai Abu Sa'id, barangsiapa
yang ridha Allah sebagai Rabbnya, Islam sebagai agamanya dan Muhammad sebagai
Nabi-Nya, maka ia pasti masuk surga."
[Shahih Muslim]
Ø Dari Al-Munaidzir -radhiyallahu
'anhu-; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: Barangsiapa yang membaca di waktu pagi
...
«رَضِيتُ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِالإِسْلاَمِ دِينًا وَبِمُحَمَّدٍ
نَبِيّاً»
"Aku rela Allah sebagai Tuhan,
dan Islam sebagai agama, dan Muhammad sebagai nabi".
Maka aku sebagai jaminan, akan ku gandeng
tangannya sampai masuk surga. [Al-Mu’jam Al-Kabiir
karya Ath-Thabaraniy: Hasan ligairih]
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Kitab Ilmu bab 27; Bergantian mencari ilmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...