Minggu, 03 September 2023

Syarah Riyadhushalihin Bab (18): Larangan bid’ah dan perkara baru dalam agama

بسم الله الرحمن الرحيم

Ayat pertama; Firman Allah ta’aalaa:

{فَمَاذَا بَعْدَ الْحَقِّ إِلَّا الضَّلَالُ فَأَنَّى تُصْرَفُون} [يونس: 32]

Maka tidak ada sesudah kebenaran itu, melainkan kesesatan. Maka bagaimanakah kamu dipalingkan (dari kebenaran)? [Yunus:32]

Syari'at yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah kebenaran, sedangkan yang tidak diajarkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah kesesatan.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

" إِنِّي قَدْ تَرَكْتُ فِيكُمْ شَيْئَيْنِ لَنْ تَضِلُّوا بَعْدَهُمَا: كِتَابَ اللَّهِ وَسُنَّتِي " [المستدرك للحاكم: حسنه الألباني]

"Aku telah meninggalkan pada kalian dua hal, kalian tidak akan tersesat selama kalian perpegang pada keduanya: Kitabullah (Al-Qur'an) dan sunnahku". [Mustadrak Al-Hakim: Hasan]

Ayat kedua; Firman Allah ta’aalaa:

{مَا فَرَّطْنَا فِي الْكِتَابِ مِنْ شَيْءٍ} [الأنعام: 38]

Tiadalah kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab (Lauh mahfuzh). [Al-An'aam:38]

Sebagian ulama berpendapat bahwa Al-Kitab yang dimaksud adalah Al-Qur’an.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَ} [النحل: 89]

Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri. [An-Nahl:89]

Ayat ketiga; Firman Allah ta’aalaa:

{فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا} [النساء: 59]

Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. [An-Nisaa':59]

Ayat keempat; Firman Allah ta’aalaa:

{وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيماً فَاتَّبِعُوهُ وَلا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ} [الأنعام: 153]

Dan bahwa (yang kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalannya. yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa. [Al-An'aam:153]

Ø  Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhuma berkata:

كُنَّا جُلُوسًا عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَخَطَّ خَطًّا هَكَذَا أَمَامَهُ، فَقَالَ: «هَذَا سَبِيلُ اللَّهِ»، وَخَطَّيْنِ عَنْ يَمِينِهِ، وَخَطَّيْنِ عَنْ شِمَالِهِ قَالَ: «هَذِهِ سَبِيلُ الشَّيْطَانِ»، ثُمَّ وَضَعَ يَدَهُ فِي الْخَطِّ الْأَوْسَطِ، ثُمَّ تَلَا هَذِهِ الْآيَةَ: {وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ، وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ، فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ، وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ} [الأنعام: 153] [مسند أحمد: صحيح]

Suatu hari kami duduk di sisi Rasulullah kemudian beliau menulis suatu garis di depannya dan berkata: "Ini adalah jalan Allah". Kemudian beliau menulis dua garis di sebelah kanan dan kiri garis tersebut, dan berkata: "Ini adalah jalan-jalan syaitan". Kemudian beliau meletakkan tangannya pada garis yang tengah, kemudian membaca ayat ini: {Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalannya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa}. [Al-An'aam:153] [Musnad Ahmad: Sahih]

Ayat kelima; Firman Allah ta’aalaa:

{قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ} [آل عمران:31]

Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintai dan mengampuni dosa-dosamu." [Ali 'Imran:31]

Ayat Al-Qur’an dalam masalah ini banyak dan diketahui.

Adapun hadits maka juga sangat banyak dan masyhur, dan kita batasi sebagian darinya:

Hadits pertama:

1/169- عن عائشةَ، رَضِي اللَّه عنها، قَالَتْ قَالَ رسولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم: "منْ أَحْدثَ في أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فهُو رَدٌّ" متفقٌ عَلَيهِ.

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang mengada-ada dalam urusan kami ini (ibadah) sesuatu yang tidak termasuk padanya, maka hal itu ditolak. [Sahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Dan dalam riwayat imam Muslim;

"مَنْ عَمِلَ عمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُو ردٌّ".

"Barangsiapa yang mengerjakan suatu amalan (ibadah) yang bukan ajaran kami maka hal itu tertolak".

Lihat: Syarah Arba'in Nawawiy, hadits (5) Aisyah; Bahaya bid'ah

Hadits kedua:

2/170- وعن جابرٍ رضي اللَّه عنه، قَالَ: كَانَ رسولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم إِذَا خَطَب احْمرَّتْ عيْنَاهُ، وعَلا صوْتُهُ، وَاشْتَدَّ غَضَبهُ، حتَّى كَأَنَّهُ مُنْذِرُ جَيْشٍ يَقُولُ:"صَبَّحَكُمْ ومَسَّاكُمْ" وَيقُولُ: "بُعِثْتُ أَنَا والسَّاعةُ كَهَاتيْن" وَيَقْرنُ بَيْنَ أُصْبُعَيْهِ، السبَابَةِ، وَالْوُسْطَى، وَيَقُولُ: "أَمَّا بَعْدُ، فَإِنَّ خَيرَ الْحَديثَ كِتَابُ اللَّه، وخَيْرَ الْهَدْى هدْيُ مُحمِّد صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدثَاتُهَا وكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ" ثُمَّ يقُولُ: "أَنَا أَوْلَى بُكُلِّ مُؤْمِن مِنْ نَفْسِهِ، مَنْ تَرَك مَالا فَلأهْلِهِ، وَمَنْ تَرَكَ دَيْناً أَوْ ضَيَاعاً، فَإِليَّ وعَلَيَّ "، رواه مسلم.

Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Apabila Rasulullah menyampaikan khotbah, maka kedua matanya memerah, suaranya lantang, dan semangatnya berkobar-kobar bagaikan panglima perang yang sedang memberikan komando kepada bala tentaranya. Beliau bersabda, "Hendaklah kalian selalu waspada di waktu pagi dan petang. Aku diutus, sementara antara aku dan hari kiamat adalah seperti dua jari ini (yakni jari telunjuk dan jari tengah)." Kemudian beliau melanjutkan bersabda, "Amma ba'du. Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitabullah, sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad . Seburuk-buruk perkara adalah perkara yang diada-adakan dan setiap bid'ah adalah sesat." Kemudian beliau bersabda, "Aku lebih utama bagi setiap muslim daripada dirinya sendiri. Karena itu, siapa yang meninggalkan harta, maka harta itu adalah miliki keluarganya. Sedangkan siapa yang mati dengan meninggalkan utang atau keluarga yang terlantar, maka hal itu adalah tanggungjawabku." [Shahih Muslim]

Penjelasan singkat hadits ini:

1.      Biografi Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma.

Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/

2.      Anjuran berkhutbah dengan semangat berapi-api.

An-Nu'man bin Basyir radhiyallahu 'anhuma berkhutbah seraya berkata, "Aku mendengar Rasulullah berkhutbah, beliau bersabda:

"أَنْذَرْتُكُمُ النَّارَ، أَنْذَرْتُكُمُ النَّارَ"، حَتَّى لَوْ أَنَّ رَجُلًا كَانَ بِالسُّوقِ، لَسَمِعَهُ مِنْ مَقَامِي هَذَا، قَالَ: حَتَّى وَقَعَتْ خَمِيصَةٌ كَانَتْ عَلَى عَاتِقِهِ عِنْدَ رِجْلَيْهِ [مسند أحمد: إسناده حسن]

"Aku ingatkan kalian akan (dahsyatnya) neraka, aku ingatkan kalian akan (dahsyatnya) neraka, aku ingatkan kalian akan (dahsyatnya) neraka". Seandainya seseorang berada di pasar, niscaya ia akan mendengarnya dari tempatku ini." Simak berkata, "Sehingga khamishah (sejenis pakaian bergaris-garis yang terbuat dari wol) yang ada di pundaknya jatuh ke kakinya." [Musnad Ahmad: Sanadnya hasan]

3.      Diutusnya Nabi Muhammad adalah tanda hari kiamat telah dekat.

4.      Al-Qur’an adalah perkataan terbaik.

Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:

{إِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا} [الإسراء: 9]

Sesungguhnya Al-Quran Ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar. [Al-Israa':9]

Lihat: Keistimewaan Al-Qur’an

5.      Sunnah Nabi Muhammad adalah petunjuk terbaik.

Al-'Irbaad bin Sariyah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«لَقَدْ تَرَكْتُكُمْ عَلَى مِثْلِ الْبَيْضَاءِ، لَيْلُهَا كَنَهَارِهَا، لَا يَزِيغُ عَنْهَا إِلَّا هَالِكٌ» [صحيح الترغيب والترهيب]

"Aku telah meninggalkan kalian di atas jalan yang terang dan jelas, malamnya sama dengan siangnya, tidak ada yang melenceng darinya kecuali ia akan celaka". [Sahih At-Targiib wa At-Tarhiib]

6.      Bid’ah dalam agama adalah perkara terburuk.

Dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"لَعَنَ اللهُ مَنْ آوَى مُحْدِثًا" [صحيح مسلم]

“Allah melaknat orang yang mendukung dan membela pelaku bid’ah”. [Shahih Muslim]

Lihat: Bahaya bid’ah

7.      Setiap perkara bid’ah adalah kesesatan.

Dari Zaid bin Arqam radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"أَلاَ وَإِنِّى تَارِكٌ فِيكُمْ ثَقَلَيْنِ أَحَدُهُمَا كِتَابُ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ هُوَ حَبْلُ اللَّهِ مَنِ اتَّبَعَهُ كَانَ عَلَى الْهُدَى وَمَنْ تَرَكَهُ كَانَ عَلَى ضَلاَلَةٍ". [صحيح مسلم]

“Ketahuilah, sesungguhnya aku meninggalkan pada kalian dua hal yang berat; salah satunya adalah kitab Allah (Al-Qur'an) yang merupakan tali Allah. Barangsiapa yang mengikutinya maka ia telah mendapat hidayah, dan barangsiapa yang meninggalkannya maka ia telah sesat”. [Shahih Muslim]

Lihat: Hadits tentang sebab kesesatan

8.      Rasulullah lebih utama bagi setiap muslim daripada dirinya sendiri.

Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:

{النَّبِيُّ أَوْلَى بِالْمُؤْمِنِينَ مِنْ أَنفُسِهِمْ وَأَزْوَاجُهُ أُمَّهَاتُهُمْ} [الأحزاب: 6]

“Nabi itu (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri dan isteri-isterinya adalah ibu-ibu mereka." [Al-Ahzaab:6]

Ø  Abdullah bin Hisyam -radhiyallahu 'anhu- menuturkan; Kami pernah bersama Nabi yang saat itu beliau menggandeng tangan Umar bin Khattab, kemudian Umar berujar: "Ya Rasulullah, sungguh engkau lebih aku cintai dari segala-galanya selain diriku sendiri."

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«لاَ، وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْكَ مِنْ نَفْسِكَ»

"Tidak, demi Dzat yang jiwa berada di Tangan-Nya, hingga aku lebih engkau cintai daripada dirimu sendiri."

Maka Umar berujar; 'Sekarang demi Allah, engkau lebih aku cintai daripada diriku'.

Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«الآنَ يَا عُمَرُ»

"Sekarang (baru benar) wahai Umar." [Shahih Bukhari]

9.      Siapa yang meninggalkan harta, maka harta itu adalah miliki keluarganya.

Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu 'anhu berkata, Nabi bersabda:

«أَيُّكُمْ مَالُ وَارِثِهِ أَحَبُّ إِلَيْهِ مِنْ مَالِهِ؟» قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَا مِنَّا أَحَدٌ إِلَّا مَالُهُ أَحَبُّ إِلَيْهِ، قَالَ: «فَإِنَّ مَالَهُ مَا قَدَّمَ، وَمَالُ وَارِثِهِ مَا أَخَّرَ»

"Siapakah diantara kalian yang harta pewarisnya lebih ia cintai daripada hartanya sendiri?" Mereka menjawab, 'Wahai Rasulullah, tidak ada diantara kami melainkan hartanya lebih ia cintai daripada harta pewarisnya.' Beliau bersabda, 'Hartamu adalah apa yang telah engkau dahulukan sedang harta pewarismu adalah apa yang engkau tangguhkan.' [Shahih Bukhari]

Lihat: Kitab Ar-Riqaq, bab 12; Harta yang diinfakkan adalah harta sejati

10.  Besarnya kasih sayang Nabi kepada sahabatnya.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"مَا مِنْ مُؤْمِنٍ إِلَّا وَأَنَا أَوْلَى بِهِ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ، اقْرَءُوا إِنْ شِئْتُمْ: {النَّبِيُّ أَوْلَى بِالْمُؤْمِنِينَ مِنْ أَنْفُسِهِمْ} [الأحزاب: 6] فَأَيُّمَا مُؤْمِنٍ مَاتَ وَتَرَكَ مَالًا فَلْيَرِثْهُ عَصَبَتُهُ مَنْ كَانُوا، وَمَنْ تَرَكَ دَيْنًا أَوْ ضَيَاعًا، فَلْيَأْتِنِي فَأَنَا مَوْلاَهُ " [صحيح البخاري ومسلم]

"Tidak seorang mukmin pun kecuali aku adalah lebih utama untuknya di dunia dan di akhirat, bacalah jika kalian mau: {Nabi itu (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri} [Al-Ahzaab:6] Maka siapa saja dari orang yang beriman wafat dan meninggalkan harta maka yang mewarisinya adalah ahli warisnya yang terdekat, dan barangsiapa yang meninggalkan utang atau keluarga yang membutuhkan maka datanglah kepadaku karena aku adalah tuannya". [Sahih Bukhari dan Muslim]

Hadits ketiga:

وعَنْ الْعِرْباضِ بْنِ سَارِيَة رضي اللَّه عنه قَالَ: وَعَظَنَا رسولُ اللَّه ﷺ مَوْعِظَةً بَليغَةً وَجِلَتْ مِنْهَا الْقُلُوبُ وَذَرَفَتْ مِنْهَا الْعُيُون، فقُلْنَا: يَا رَسولَ اللَّه كَأَنَهَا موْعِظَةُ مُوَدِّعٍ فَأَوْصِنَا. قَالَ: "أُوصِيكُمْ بِتَقْوى اللَّه، وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وإِنْ تَأَمَّر عَلَيْكُمْ عَبْدٌ حبشيٌ، وَأَنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيرى اخْتِلافاً كثِيرا. فَعَلَيْكُمْ بسُنَّتي وَسُنَّةِ الْخُلُفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّينَ، عضُّوا عَلَيْهَا بالنَّواجِذِ، وإِيَّاكُمْ ومُحْدثَاتِ الأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ ضلالَةٌ "، رواه أَبُو داود، والترمذِي وَقالَ: حديث حسن صحيح.

Dan dari Al-'Irbadh bin Sariyah radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Rasulullah menasehati kami dengan nasehat yang sangat mengena, hati bergetar dan air mata menetes mendengarnya. Kami bertanya: Ya Rasulullah, sepertinya ini adalah nasehat perpisahan, maka berwasiatlah kepada kami? Rasululah bersabda: "Aku wasiatkan kepada kalian untuk selalu bertakwa kepada Allah serta patuh dan taat (kepada pemerintah) sekalipun ia seorang hamba dari kaum Habasyiy, karena sesungguhnya siapa yang hidup dari kalian setelah aku meninggal maka ia akan menyaksikan perselisihan yang besar, maka hendaklah kalian mengikuti sunnahku dan sunnah khalifah-khalifah yang mendapat hidayah dan petunjuk, berpegang teguhlah dengannya, gigitlah dengan gigi graham kalian (amalkan dengan kuat), dan jauhilah urusan yang baru, karena sesungguhnya semua yang baru dalam agama itu adalah bid'ah, dan semua bid'ah itu adalah kesesatan". [Diriwayatkan oleh Abi Daud dan At-Tirmidziy dan ia berkata: Hadits hasan shahih]

Lihat: Syarah Riyadhushalihin, Bab (16): Perintah menjaga As-Sunnah dan adab-adabnya

Wallahu a’lam!

Lihat: Syarah Riyadhushalihin Bab (17): Wajibnya tunduk pada hukum Allah ta’aalaa, dan apa yang diucapkan oleh orang yang diajak untuk itu, dan diperintahkan pada kebaikan atau dilarang dari keburukan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...