Rabu, 22 Desember 2021

Kitab Iman bab 07, 08, 09 dan 10; Mencintai bagian dari iman

بسم الله الرحمن الرحيم

A.    Bab 07.

Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:

بَابٌ: مِنَ الإِيمَانِ أَنْ يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ

Bab: “Termasuk keimanan adalah menyukai untuk saudaranya seperti ia menyukai untuk dirinya sendiri”

Dalam bab ini, Imam Bukhari menjelasakan bahwa mencintai saudara seiman seperti mencintai diri sendiri adalah bagian dari keimanan, sebagaimana ditunjukkan dalam hadits Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu yang beliau riwayatkan melalui dua jalur.

Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:

13 - حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ [بن مُسَرْهَد]، قَالَ: حَدَّثَنَا يَحْيَى [بن سعيد القطّان]، عَنْ شُعْبَةَ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. وَعَنْ حُسَيْنٍ المُعَلِّمِ، قَالَ: حَدَّثَنَا قَتَادَةُ، عَنْ أَنَسٍ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ، حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ»

Telah menceritakan kepada kami Musaddad [bin Musarhad], ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Yahya [bin Sa'id Al-Qathan], dari Syu'bah dari Qotadah, dari Anas radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi . Dan dari Husain Al-Mu'alim, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Qotadah, dari Anas, dari Nabi , beliau bersabda, "Tidaklah beriman seseorang dari kalian sehingga dia mencintai untuk saudaranya sebagaimana dia mencintai untuk dirinya sendiri".

Nb: Lihat penjelasan lengkapnya di Syarah Arba’in hadits (13) Anas; Mencintai saudara seiman

Ø  Dalam riwayat lain;

"لَا يَبْلُغُ عَبْدٌ حَقِيقَةَ الْإِيمَانِ حَتَّى يُحِبَّ لِلنَّاسِ مَا يُحِبُّ لنفسه من الخير" [صحيح ابن حبان]

“Seorang hamba tidak mencapai hakikat iman sampai ia menyukai untuk manusia seperti ia menyukai untuk dirinya sendiri dari kebaikan”. [Shahih Ibnu Hibban]

B.     Bab 08.

Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:

بَابٌ: حُبُّ الرَّسُولِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنَ الإِيمَانِ

Bab: “Mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam termasuk iman”

Dalam bab ini, Imam Bukhari menjelasakan bahwa mencintai Rasulullah adalah bagian dari keimanan, sebagaimana ditunjukkan dalam hadits Abu Hurairah dan Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhuma.

Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:

14 - حَدَّثَنَا أَبُو اليَمَانِ [الحكم بن نافع البهراني]، قَالَ: أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ [بن أبي حمزة]، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو الزِّنَادِ [عَبْدُ اللهِ بنُ ذَكْوَانَ]، عَنِ الأَعْرَجِ [عَبْدُ الرَّحْمَنِ بنُ هُرْمُزَ]، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ»

Telah menceritakan kepada kami Abu Al-Yaman [Al-Hakam bin Nafi' Al-Bahraniy], ia berkata: Telah mengabarkan kepada kami Syu'aib [bin Abi Hamzah], ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Abu Az-Zinad [Abdullah bin Dzakwan], dari Al-A'raj [Abdurrahman bin Hurmuz], dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah bersabda, "Maka demi Dzat yang jiwaku di tangan-Nya, tidaklah beriman seorang dari kalian hingga aku lebih dicintainya daripada orang tuanya dan anaknya".

15 - حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ [الدَّوْرَقِيُّ]، قَالَ: حَدَّثَنَا [إسماعيل] ابْنُ عُلَيَّةَ، عَنْ عَبْدِ العَزِيزِ بْنِ صُهَيْبٍ، عَنْ أَنَسٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ (ح). وحَدَّثَنَا آدَمُ [بْنُ أَبِي إِيَاسٍ]، قَالَ: حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ أَنَسٍ، قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ «لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ»

Telah menceritakan kepada kami Ya'qub bin Ibrahim [Ad-Dauraqiy], ia berkata: Telah menceritakan kepada kami [Ismail] Ibnu 'Ulayyah, dari Abdul 'Aziz bin Shuhaib, dari Anas, dari Nabi . Dan telah menceritakan pula kepada kami Adam [bin Abi Iyas], ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Syu'bah, dari Qotadah, dari Anas, ia berkata, Nabi bersabda, "Tidaklah beriman seorang dari kalian hingga aku lebih dicintainya daripada orang tuanya, anaknya, dan dari manusia seluruhnya".

Lihat: Mencintai Nabi; Antara sikap berlebihan dan antipati

C.     Bab 09.

Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:

بَابُ حَلاَوَةِ الإِيمَانِ

Bab: “Manisnya iman”

Dalam bab ini, imam Bukhari menjelaskan tiga sifat orang yang merasakan manisnya iman sebagaimana disebutkan dalam hadits Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu.

Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:

16 - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ المُثَنَّى، قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الوَهَّابِ الثَّقَفِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَيُّوبُ، عَنْ أَبِي قِلاَبَةَ [عَبْدُ اللهِ بْنُ زَيْدٍ الْجَرْمِيُّ]، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ الإِيمَانِ: أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا، وَأَنْ يُحِبَّ المَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلَّا لِلَّهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ "

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al-Mutsanna, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Abdul Wahhab Ats-Tsaqafiy, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Ayyub, dari Abu Qilabah [Abdullah bin Zayd Al-Jarmiy], dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi , beliau bersabda, "Tiga perkara yang apabila ada pada diri seseorang, ia akan mendapatkan manisnya iman: Dijadikannya Allah dan rasul-Nya lebih dicintainya dari selain keduanya. Jika ia mencintai seseorang, dia tidak mencintainya kecuali karena Allah. Dan dia benci kembali kepada kekufuran seperti dia benci bila dilempar ke neraka"

Nb: Lihat penjelasan lengkapnya di Syarah hadits Anas bin Malik; Manisnya iman

D.    Bab 10.

Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:

بَابٌ: عَلاَمَةُ الإِيمَانِ حُبُّ الأَنْصَارِ

Bab: “Tanda-tanda keimanan adalah mencintai sahabat Anshar”

Dalam bab ini, imam Bukhari menjelaskan bahwa diantara tanda keimanan adalah mencintai sahabat Nabi terkhusus kaum Anshar radhiyallahu ‘anhum, sebagaimana disebutkan dalam hadits Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu.

 

Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:

17 - حَدَّثَنَا أَبُو الوَلِيدِ [الطيالسي]، قَالَ: حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، قَالَ: أَخْبَرَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ جَبْرٍ، قَالَ: سَمِعْتُ أَنَسًا عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «آيَةُ الإِيمَانِ حُبُّ الأَنْصَارِ، وَآيَةُ النِّفَاقِ بُغْضُ الأَنْصَارِ»

Telah menceritakan kepada kami Abu Al-Walid [Ath-Thayalisiy], ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Syu'bah, ia berkata: Telah mengabarkan kepadaku Abdullah bin Abdullah bin Jabr, ia berkata; Aku mendengar Anas, dari Nabi , beliau bersabda, "Tanda iman adalah mencintai (kaum) Anshar dan tanda nifaq adalah membenci (kaum) Anshar".

Penjelasan singkat hadits ini:

1.      Biografi Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu.

Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/

2.      Keutamaan sahabat dari kaum Anshar radhiyallahu ‘anhum.

Diantaranya:

a)      Mendapat pujian dari Allah sebagai orang yang beruntung.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{وَالَّذِينَ تَبَوَّءُوا الدَّارَ وَالْإِيمَانَ مِنْ قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِمَّا أُوتُوا وَيُؤْثِرُونَ عَلَى أَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ} [الحشر: 9]

Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) 'mencintai' orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); Dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka Itulah orang orang yang beruntung. [Al-Hasyr:9]

b)      Allah ‘azza wajalla menamai mereka Anshar.

Ghaylan bin Jarir –rahimahullah- berkata; Aku pernah bertanya kepada Anas radhiyallahu 'anhu:

أَرَأَيْتَ اسْمَ الأَنْصَارِ، كُنْتُمْ تُسَمَّوْنَ بِهِ، أَمْ سَمَّاكُمُ اللَّهُ؟ قَالَ: «بَلْ سَمَّانَا اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ»، كُنَّا نَدْخُلُ عَلَى أَنَسٍ، فَيُحَدِّثُنَا بِمَنَاقِبِ الأَنْصَارِ، وَمَشَاهِدِهِمْ، وَيُقْبِلُ عَلَيَّ، أَوْ عَلَى رَجُلٍ مِنَ الأَزْدِ، فَيَقُولُ: «فَعَلَ قَوْمُكَ يَوْمَ كَذَا وَكَذَا كَذَا وَكَذَا» [صحيح البخاري]

"Bagaimana menurutmu tentang penamaan Anshar, apakah kalian yang menamakanya atau Allah yang memberi nama itu kepada kalian?". Anas menjawab, "Bahkan Allah 'Azza wa Jalla-lah yang memberi nama kepada kami". Kami pernah mendatangi Anas radhiallahu'anhu lalu dia bercerita kepada kami tentang budi pekerti para sahabat Anshar dan tempat-tempat pertemuan mereka. Ia menghadap kepadaku atau kepada seorang laki-laki dari suku Al 'Azdi seraya berkata, "Kaummu hari ini telah berbuat begini begini, begini dan begini". [Shahih Bukhari]

c)       Kesetiaan kaum Anshar terhadap Allah dan RasulNya.

Anas radhiyallahu 'anhu berkata:

«لَمَّا سَارَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى بَدْرٍ خَرَجَ فَاسْتَشَارَ النَّاسَ، فَأَشَارَ عَلَيْهِ أَبُو بَكْرٍ، ثُمَّ اسْتَشَارَهُمْ، فَأَشَارَ عَلَيْهِ عُمَرُ، فَسَكَتَ»، فَقَالَ رَجُلٌ مِنَ الْأَنْصَارِ: إِنَّمَا يُرِيدُكُمْ فَقَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَاللَّهِ لَا نَكُونُ كَمَا قَالَتْ بَنُو إِسْرَائِيلَ لِمُوسَى: {اذْهَبْ أَنْتَ وَرَبُّكَ فَقَاتِلَا إِنَّا هَاهُنَا قَاعِدُونَ}، وَلَكِنْ وَاللَّهِ لَوْ ضَرَبْتَ أَكْبَادَهَا حَتَّى تَبْلُغَ بَرْكَ الْغِمَادِ لَكُنَّا مَعَكَ [مسند أحمد: صحيح]

"Ketika Rasulullah melakukan perjalanan menuju peperangan Badar, beliau keluar meminta masukan pendapat kepada para sahabat, maka Abu Bakar pun memberinya saran. Setelah itu beliau meminta saran lagi kepada para sahabat, maka Umar radhiallahu'anhu memberinya saran, akhirnya beliau diam. Lalu seorang laki-laki dari kaum Anshar berkata, "Sesungguhnya beliau menginginkan kalian, " Para sahabat pun berkata, "Wahai Rasulullah, demi Allah kami tidak ingin seperti bani Isra`il yang berkata kepada Musa 'alaihissalam, {"Karena itu pergilah kamu bersama Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti disini saja"}. Akan tetapi, demi Allah, sekiranya engkau pukul punggung unta hingga engkau sampai Barkal Ghahimad (nama tempat) kami akan tetap bersamamu." [Musnad Ahmad: Shahih]

d)      Mencintai kaum Anshar tanda keimanan.

Dari Abu Hurairah dan Abu Sa'id Al-Khudriy radiyallahu 'anhuma; Rasulullah bersabda:

«لَا يُبْغِضُ الْأَنْصَارَ رَجُلٌ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ» [صحيح مسلم]

"Orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat tidak akan membenci kaum Anshar". [Sahih Muslim]

e)      Cinta Allah bagi yang mencintai kaum Anshar.

Dari Al-Baraa' radiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«الأَنْصَارُ لاَ يُحِبُّهُمْ إِلَّا مُؤْمِنٌ، وَلاَ يُبْغِضُهُمْ إِلَّا مُنَافِقٌ، فَمَنْ أَحَبَّهُمْ أَحَبَّهُ اللَّهُ، وَمَنْ أَبْغَضَهُمْ أَبْغَضَهُ اللَّهُ» [صحيح البخاري ومسلم]

"Kaum Anshar; tidak ada yang mencintai mereka kecuali orang beriman, dan tidak ada yang membenci mereka kecuali orang munafik, maka barangsiapa yang mencintai mereka maka Allah akan mencintainnya, dan barangsiapa yang membenci mereka maka Allah akan membencinya". [Sahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Dari Abu Hurairah radiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

" مَنْ أَحَبَّ الْأَنْصَارَ أَحَبَّهُ اللهُ، وَمَنْ أَبْغَضَ الْأَنْصَارَ أَبْغَضَهُ اللهُ " [مسند أحمد: حسن]

"Barangsiapa yang mencintai kaum Anshar maka Allah akan mencintainnya, dan barangsiapa yang membenci kaum Anshar maka Allah akan membencinya". [Musnad Ahmad: Hasan]

Ø  Dari Mu'awiyah bin Abi Sufyan radiyallahu 'anhuma; Rasulullah bersabda:

" مَنْ أَحَبَّ الْأَنْصَارَ، أَحَبَّهُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ، وَمَنْ أَبْغَضَ الْأَنْصَارَ، أَبْغَضَهُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ " [مسند أحمد: صحيح]

"Barangsiapa yang mencintai kaum Anshar maka Allah 'azza wajalla akan mencintainnya, dan barangsiapa yang membenci kaum Anshar maka Allah 'azza wajalla akan membencinya". [Musnad Ahmad: Sahih]

f)        Manusia yang paling dicintai oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Anas bin Malik radhiallahu'anhu berkata;

جَاءَتِ امْرَأَةٌ مِنَ الأَنْصَارِ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَعَهَا صَبِيٌّ لَهَا، فَكَلَّمَهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: «وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، إِنَّكُمْ أَحَبُّ النَّاسِ إِلَيَّ» مَرَّتَيْنِ [صحيح البخاري ومسلم]

Datang seorang wanita Anshar kepada Rasulullah bersama dengan seorang anaknya lalu beliau berbincang dengan wanita tersebut dan beliau bersabda, "Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh kalian adalah manusia yang paling aku cintai". Beliau mengucapkannya dua kali. [Shahih Bukhari dan Muslim]

g)      Wasiat Rasulullah untuk berbuat baik kepada Anshar.

Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berkata, "Abu Bakr dan Al-'Abbas radhiallahu'anhuma lewat di depan salah satu majelis dari majelis kaum Anshar saat mereka sedang menangis. Abu Bakr bertanya, "Apa yang menyebabkan kalian menangis?". Mereka menjawab, "Kami teringat dengan majelis Nabi yang pernah kami ikuti ". Maka Al-'Abbas menemui Nabi lalu mengabarkan hal tadi". Maka Nabi keluar dalam keadaan kepala beliau dibalut dengan kain selimut. Maka belliau menaiki mimbar dan setelah hari itu beliau tidak lagi menaiki mimbar beliau. Beliau memuji Allah dan mensucikan-Nya kemudian bersabda,

«أُوصِيكُمْ بِالأَنْصَارِ، فَإِنَّهُمْ كَرِشِي وَعَيْبَتِي، وَقَدْ قَضَوُا الَّذِي عَلَيْهِمْ، وَبَقِيَ الَّذِي لَهُمْ، فَاقْبَلُوا مِنْ مُحْسِنِهِمْ، وَتَجَاوَزُوا عَنْ مُسِيئِهِمْ» [صحيح البخاري]

"Aku wasiatkan kepada kalian (untuk bersikap baik) kepada kaum Anshar. Mereka adalah penjaga rahasiaku dan kepercayaanku. Mereka telah menunaikan apa yang wajib atas mereka dan mereka masih berhak apa yang menjadi hak mereka. Maka terimalah orang-orang yang baik dari kalangan mereka dan maafkanlah orang-orang yang keliru dari mereka". [Shahih Bukhari]

Ø  Abu Qatadah radhiyallahu 'anhu berkata; Aku mendengar Rasulullah bersabda kepada kaum Anshar di atas mimbar:

«أَلَا إِنَّ النَّاسَ دِثَارِي. وَالْأَنْصَارَ شِعَارِي لَوْ سَلَكَ النَّاسُ وَادِيًا وَسَلَكَتِ الْأَنْصَارُ شِعْبَةً لَاتَّبَعْتُ شِعْبَةَ الْأَنْصَارِ، وَلَوْلَا الْهِجْرَةُ لَكُنْتُ رَجُلًا مِنَ الْأَنْصَارِ فَمَنْ وَلِيَ مِنَ الْأَنْصَارِ فَلْيُحْسِنْ إِلَى مُحْسِنِهِمْ، وَلْيَتَجَاوَزْ عَنْ مُسِيئِهِمْ، وَمَنْ أَفْزَعَهُمْ فَقَدْ أَفْزَعَ هَذَا الَّذِي بَيْنَ هَاتَيْنِ» وَأَشَارَ إِلَى نَفْسِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ [مسند أحمد: حسن]

"Ingatlah, manusia itu banyak sementara Anshar sedikit, andai manusia menempuh satu lembah sementara Anshar melewati celah bukit, pastilah aku mengikuti celah bukit Anshar, andai bukan karena hijrah aku pasti menjadi seorang Anshar. Barangsiapa yang memimpin Anshar hendaklah berbuat baik terhadap kaum Anshar baik, maafkan mereka yang berbuat keburukan dan barangsiapa yang menakut-nakuti mereka berarti telah menakuti diantara dua ini." Beliau menunjuk diri beliau. [Musnad: Ahmad: Hasan]

h)      Janji bertemu di telaga Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.

Dari Abu Yahya Usaid bin Hudlair radhiallahu'anhu;

أَنَّ رَجُلًا مِنَ الأَنْصَارِ قَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَلاَ تَسْتَعْمِلُنِي كَمَا اسْتَعْمَلْتَ فُلاَنًا؟ قَالَ: «سَتَلْقَوْنَ بَعْدِي أُثْرَةً، فَاصْبِرُوا حَتَّى تَلْقَوْنِي عَلَى الحَوْضِ» [صحيح البخاري ومسلم]

Ada seseorang dari kalangan Anshar yang berkata, "Wahai Rasulullah, tidakkah sepatutnya baginda mempekerjakanku sebagaimana baginda telah mempekerjakan si fulan?". Beliau menjawab, "Sepeninggalku nanti, akan kalian jumpai sikap-sikap utsrah (individualis, egoism, orang yang mementingkan dirinya sendiri). Maka itu bersabarlah kalian hingga kalian berjumpa denganku di telaga al-Haudl (di surga) ". [Shahih Bukhari dan Muslim]

i)        Do'a Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk kaum Muhajirin dan Anshar.

Dari Anas bin Malik radiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdo'a:

«اللَّهُمَّ لاَ عَيْشَ إِلَّا عَيْشُ الآخِرَهْ ... فَأَكْرِمِ الأَنْصَارَ، وَالمُهَاجِرَهْ» [صحيح البخاري ومسلم]

"Ya Allah, tidak ada kehidupan yang sempurna kecuali kehidupan akhirat ... maka muliakanlah kaum Anshar dan Muhajirin!" [Sahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Dari Sahl bin Sa'ad radiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdo'a:

«اللَّهُمَّ لاَ عَيْشَ إِلَّا عَيْشُ الآخِرَهْ، فَاغْفِرْ لِلْأَنْصَارِ وَالمُهَاجِرَهْ» [صحيح البخاري ومسلم]

"Ya Allah, tidak ada kehidupan yang sempurna kecuali kehidupan akhirat ... maka ampunilah kaum Anshar dan Muhajirin!" [Sahih Bukhari dan Muslim]

j)        Do'a Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk keturunan Anshar.

Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berkata; Aku merasa sedih terhadap mereka yang terbunuh dalam peristiwa Harrah. Lalu Zaid bin Arqam menulis surat kepadaku. Dan berita kesedihanku ternyata telah sampai padanya. Ia menyebutkan bahwa, ia mendengar Rasulullah bersabda,

«اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْأَنْصَارِ، وَلِأَبْنَاءِ الأَنْصَارِ» وَشَكَّ ابْنُ الفَضْلِ فِي: «أَبْنَاءِ أَبْنَاءِ الأَنْصَارِ»، [صحيح البخاري ومسلم]

"Ya, Allah, berilah maghfirah bagi orang-orang Anshar dan juga bagi anak-anak kaum Anshar." -Ibnul Fadl ragu-ragu terkait dengan ungkapan; Anak dari Anak-anak Anshar-. [Shahih Bukhari dan Muslim]

k)      Kaum Anshar adalah maula Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Abu Ayyub radhiyallahu 'anhu berkata; Rasulullah bersabda,

«الْأَنْصَارُ، وَمُزَيْنَةُ، وَجُهَيْنَةُ، وَغِفَارُ، وَأَشْجَعُ، وَمَنْ كَانَ مِنْ بَنِي عَبْدِ اللهِ، مَوَالِيَّ دُونَ النَّاسِ، وَاللهُ وَرَسُولُهُ مَوْلَاهُمْ» [صحيح مسلم]

"Orang-orang Islam dari kaum Anshar, Muzainah, Juhainah, Ghifar, Asyja', dan siapa saja dari Bani Abdillah adalah maula (wali)ku selain manusia, sesungguhnya Allah dan rasul-Nya adalah wali mereka." [Shahih Muslim]

l)        Keutamaan rumah-rumah Anshar.

Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berkata; Rasulullah bersabda:

«أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِخَيْرِ دُورِ الأَنْصَارِ؟» قَالُوا: بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ، قَالَ: «بَنُو النَّجَّارِ، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ بَنُو عَبْدِ الأَشْهَلِ، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ بَنُو الحَارِثِ بْنِ الخَزْرَجِ، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ بَنُو سَاعِدَةَ» ثُمَّ قَالَ بِيَدِهِ فَقَبَضَ أَصَابِعَهُ، ثُمَّ بَسَطَهُنَّ كَالرَّامِي بِيَدِهِ، ثُمَّ قَالَ: «وَفِي كُلِّ دُورِ الأَنْصَارِ خَيْرٌ» [صحيح البخاري]

"Maukah aku beritahukan pada kalian akan sebaik-baik rumah kaum Anshar?" mereka pun menjawab, "Mau wahai Rasulullah." Beliau bersabda, "Yaitu Banu An Najjar, setelah mereka Banu Abdul Asyhal, setelah mereka Banul Harits bin Al Khazraj, setelah mereka Banu Sa'idah." Kemudian beliau bersabda dengan menggenggam jari-jemarinya dan merenggangkannya kembali sebagaimana seorang yang melempar, beliau bersabda, "Dan pada setiap rumah kaum Anshar terdapat kebaikan." [Shahih Bukhari dan Muslim]

m)    Keutamaan wanita Anshar.

Aisyah radiyallahu 'anha berkata:

نِعْمَ النِّسَاءُ نِسَاءُ الْأَنْصَارِ لَمْ يَكُنْ يَمْنَعُهُنَّ الْحَيَاءُ أَنْ يَتَفَقَّهْنَ فِي الدِّينِ [صحيح مسلم]

“Sebaik-baik wanita adalah wanita kaum Al-Anshar, rasa malu tidak mencegah mereka untuk memahami urusan agama”. [Sahih Muslim]

3.      Keistimewaan sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.

Abu Zur’ah Ar-Raziyrahimahullah- berkata:

«إِذَا رَأَيْتَ الرَّجُلَ يَنْتَقِصُ أَحَدًا مِنْ أَصْحَابِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَّ فَاعْلَمْ أَنَّهُ زِنْدِيقٌ , وَذَلِكَ أَنَّ الرَّسُولَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَّ عِنْدَنَا حَقٌّ , وَالْقُرْآنَ حَقٌّ , وَإِنَّمَا أَدَّى إِلَيْنَا هَذَا الْقُرْآنَ وَالسُّنَنَ أَصْحَابُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَّ , وَإِنَّمَا يُرِيدُونَ أَنْ يُجَرِّحُوا شُهُودَنَا لِيُبْطِلُوا الْكِتَابَ وَالسُّنَّةَ , وَالْجَرْحُ بِهِمْ أَوْلَى وَهُمْ زَنَادِقَةٌ» [الكفاية في علم الرواية للخطيب البغدادي]

“Jika engkau melihat seseorang merendahkan salah satu dari sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, maka ketahuilah bahwasanya dia itu seorang zindiq. Itu dikarenakan bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di sisi kita adalah kebenaran, dan Al-Qur’an adalah kebenaran, dan yang menyampaikan kepada kita Al-Qur’an dan Sunnah-sunnah tersebut adalah sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dan mereka sebenarnya hanya ingin mencela saksi-saksi kita untuk menolak Al-Qur’an dan Sunnah, dan mencela mereka lebih utama karena mereka adalah zindiq (lebih buruk dari munafiq)”. [Al-Kifayah karya Al-Khathib]

Lihat: Keistimewaan Sahabat Rasulullah

4.      Tanda-tanda orang munafiq.

Imam Bukhari rahimahullah- akan menyebutkan satu bab khusus tentang tanda-tanda munafiq (bab 24).

Lihat: Hadits tentang sifat Nifaq dan Munafiq

Wallahu a’lam!

Lihat juga: Kitab Iman bab 06; Memberi makan bagian dari Islam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...