بسم الله الرحمن الرحيم
Hanya Allah yang bisa mempersatukan hati umat manusia
Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{وَأَلَّفَ بَيْنَ
قُلُوبِهِمْ لَوْ أَنْفَقْتَ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا مَا أَلَّفْتَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ
وَلَكِنَّ اللَّهَ أَلَّفَ بَيْنَهُمْ إِنَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ} [الأنفال: 63]
Dan yang mempersatukan hati mereka (orang-orang
yang beriman). Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di
bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah
telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya dia Maha gagah lagi Maha
Bijaksana.
[Al-Anfaal:63]
{وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ
اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ
بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ
مِنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ} [آل عمران:
103]
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah
kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu
(masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu
menjadilah kamu Karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; Dan kamu
telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya.
Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat
petunjuk. [Ali ‘Imran:103]
{وَاعْلَمُوا أَنَّ
اللَّهَ يَحُولُ بَيْنَ الْمَرْءِ وَقَلْبِهِ} [الأنفال: 24]
Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara
manusia dan hatinya (Allah-lah yang menguasai hati manusia). [Al-Anfaal:24]
Dari Anas radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«إِنَّ القُلُوبَ
بَيْنَ أُصْبُعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ اللَّهِ يُقَلِّبُهَا كَيْفَ يَشَاءُ» [سنن الترمذي:
صححه الألباني]
"Sesungguhnya hati manusia berada di antara dua jari tangan
Allah yang Dia membolak-balikkannya menurut yang dikehendaki-Nya." [Sunan
Tirmidziy: Sahih]
Saling mencintai karena Allah adalah tanda kesempurnaan iman seseorang
{إِنَّ
الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ سَيَجْعَلُ لَهُمُ الرَّحْمَنُ وُدًّا}
[مريم: 96]
Sesungguhnya
orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah yang Maha Pemurah akan
menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang.
[Maryam:96]
Dari Anas radhiyallahu
‘anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ
حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ " [صحيح البخاري]
“Tidak
sempurna keimanan seseorang diantara kalian sampai ia mencintai saudaranya
seperti ia mencintai dirinya”. [Sahih Bukhariy]
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:
«لَا تَدْخُلُونَ
الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا، وَلَا تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا، أَوَلَا أَدُلُّكُمْ
عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوهُ تَحَابَبْتُمْ؟ أَفْشُوا السَّلَامَ بَيْنَكُمْ»
[صحيح مسلم]
“Kalian tidak
akan masuk surga sampai kalian beriman, dan kalian tidak dikatakan beriman
sampai kalian saling mencintai. Inginkah kalian kutunjukkan pada sesuatu yang
jika kalian lakukan maka kalian akan saling mencintai? Sebarkan salam di antara
kalian”. [Sahih Muslim]
Al-Barra` bin
'Azib radhiyallahu ‘anhu berkata: Kami pernah duduk disisi Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam, kemudian beliau bertanya:
«أَيُّ عُرَى
الْإِسْلَامِ أَوْثَقُ؟»
"Syari'at
Islam yang manakah yang paling pokok?"
Mereka
menjawab: "Shalat."
Beliau
bersabda:
" حَسَنَةٌ،
وَمَا هِيَ بِهَا؟ "
"Bagus,
lalu apakah selanjutnya?"
Mereka
menjawab: "Zakat."
Beliau
bersabda:
" حَسَنَةٌ،
وَمَا هِيَ بِهَا؟ "
"Bagus.
lalu apa setelah itu?"
Mereka
menjawab: "Puasa."
Beliau
bersabda:
" حَسَنٌ،
وَمَا هُوَ بِهِ؟ "
"Bagus.
Kemudian apalagi setelahnya?"
Mereka pun
menjawab: "Jihad."
Dan beliau
kembali bersabda:
" حَسَنٌ،
وَمَا هُوَ بِهِ؟ إِنَّ أَوْثَقَ عُرَى الْإِيمَانِ أَنْ تُحِبَّ فِي اللهِ، وَتُبْغِضَ
فِي اللهِ "
"Bagus.
Dan apalagi setelahnya? Sesungguhnya cabang keimamanan yang paling pokok
adalah, kamu mencintai sesuatu karena Allah, dan membenci juga karena
Allah." [Musnad Ahmad: Hasan]
Dari Abu
Umamah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda:
«مَنْ أَحَبَّ
لِلَّهِ، وَأَبْغَضَ لِلَّهِ، وَأَعْطَى لِلَّهِ، وَمَنَعَ لِلَّهِ فَقَدِ اسْتَكْمَلَ
الْإِيمَانَ» [سنن أبي داود: صححه الألباني]
"Barangsiapa
mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah dan
melarang (menahan) karena Allah, maka sempurnalah imannya." [Sunan
Abu Daud: Sahih]
Dari An-Nu'man
bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda:
«تَرَى المُؤْمِنِينَ
فِي تَرَاحُمِهِمْ وَتَوَادِّهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ، كَمَثَلِ الجَسَدِ، إِذَا اشْتَكَى
عُضْوًا تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ جَسَدِهِ بِالسَّهَرِ وَالحُمَّى» [صحيح البخاري
ومسلم]
"Kamu
akan melihat orang-orang mukmin dalam hal saling mengasihi, mencintai, dan
menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang
sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga dan panas (turut merasakan
sakitnya)." [Sahih Bukhari dan Muslim]
Sahabat
Rasulullah saling mencintai satu sama lain
{وَالَّذِينَ
تَبَوَّءُوا الدَّارَ وَالْإِيمَانَ مِنْ قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ
وَلَا يَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِمَّا أُوتُوا وَيُؤْثِرُونَ عَلَى أَنْفُسِهِمْ
وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ}
[الحشر: 9]
Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman
(Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) 'mencintai'
orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshor) tiada
menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada
mereka (Muhajirin); Dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri
mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara
dari kekikiran dirinya, mereka Itulah orang orang yang beruntung. [Al-Hasyr:9]
{مُحَمَّدٌ رَسُولُ
اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ} [الفتح: 29]
Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang
yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi
berkasih sayang sesama mereka. [Al-Fath:29]
Beberapa keutamaan saling mencintai karena Allah:
1.
Memuliakan Allah 'azza wa jalla
Dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
" مَا أَحَبَّ
عَبْدٌ عَبْدًا لِلَّهِ إِلَّا أَكْرَمَ رَبَّهُ عَزَّ وَجَلَّ " [مسند أحمد:
حسن]
"Tidaklah seorang hamba mencintai hamba lain karena Allah melainkan
ia pasti memuliakan Rabb-nya azza wa jalla." [Musnad Ahmad: Hasan]
Dalam riwayat lain:
«مَا أَحَبَّ
عَبْدٌ عَبْدًا لِلَّهِ، إِلَّا أَكْرَمَهُ اللَّهُ بِهِ» [مكارم الأخلاق
للخرائطي]
"Tidaklah seorang hamba mencintai hamba lain karena Allah
melainkan Allah akan memuliakannya dengan cintanya itu." [Makarim
Al-Akhlaq karya Al-Kharaithiy]
2.
Merasakan nikmatnya keimanan
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
" ثَلاَثٌ
مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ الإِيمَانِ: أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ
إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا، وَأَنْ يُحِبَّ المَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلَّا لِلَّهِ،
وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ
" [صحيح البخاري ومسلم]
“Ada tiga hal yang barangsiapa memilikinya maka ia akan mendapatkan
nikmatnya iman: Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai daripada selainnya,
mencintai seseorang hanya karena Allah, dan tidak ingin kembali pada kekafiran
sebagaimana ia tidak ingin dilemparkan ke dalam neraka”. [Sahih Bukhari dan
Muslim]
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda:
" مَنْ أَحَبَّ
أَنْ يَجِدَ طَعْمَ الْإِيمَانِ، فَلْيُحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلَّهِ
عَزَّ وَجَلَّ " [مسند أحمد: حسن]
"Barangsiapa
senang mendapatkan lezatnya iman maka cintailah seseorang, ia tidak
mencintainya kecuali karena Allah azza wa jalla." [Musnad Ahmad:
Hasan]
3.
Mendapatkan cinta Allah
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
" أَنَّ
رَجُلًا زَارَ أَخًا لَهُ فِي قَرْيَةٍ أُخْرَى، فَأَرْصَدَ اللهُ لَهُ، عَلَى مَدْرَجَتِهِ،
مَلَكًا فَلَمَّا أَتَى عَلَيْهِ، قَالَ: أَيْنَ تُرِيدُ؟ قَالَ: أُرِيدُ أَخًا لِي
فِي هَذِهِ الْقَرْيَةِ، قَالَ: هَلْ لَكَ عَلَيْهِ مِنْ نِعْمَةٍ تَرُبُّهَا؟ قَالَ:
لَا، غَيْرَ أَنِّي أَحْبَبْتُهُ فِي اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، قَالَ: فَإِنِّي رَسُولُ
اللهِ إِلَيْكَ، بِأَنَّ اللهَ قَدْ أَحَبَّكَ كَمَا أَحْبَبْتَهُ فِيهِ " [صحيح مسلم]
"Pada suatu ketika ada seorang lelaki yang mengunjungi saudaranya
di desa lain. Kemudian Allah mengutus malaikat untuk menemui orang tersebut di tengah
perjalanannya, maka ketika malaikat tersebut mendatanginya, malaikat bertanya: “Hendak
pergi ke mana kamu?” Orang itu menjawab: “Saya akan menjenguk saudara saya yang
berada di desa ini”. Malaikat itu terus bertanya kepadanya: “Apakah kamu
mempunyai satu perkara yang menguntungkan dengannya?” Laki-laki itu menjawab: “Tidak,
saya hanya mencintainya karena Allah azza wa jalla.” Akhirnya malaikat
itu berkata: “Sesungguhnya aku ini adalah malaikat utusan Allah yang diutus
untuk memberitahukan kepadamu bahwasanya Allah akan senantiasa mencintaimu
sebagaimana kamu mencintai saudaramu karena Allah”. [Sahih Muslim]
Dari 'Ubadah bin Ash Shamit radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
" حَقَّتْ
مَحَبَّتِي لِلْمُتَحَابِّينَ فِيَّ، وَحَقَتْ مَحَبَّتِي للمتزاورينَ فيّ ، وَحَقَّتْ
مَحَبَّتي لِلْمُتَبَاذِلِينَ فِيَّ ، وَحَقَّتْ مَحَبَّتِي لِلْمُتَصَافِينَ فِيَّ
الْمُتَوَاصِلِينَ " [مسند أحمد: صحيح]
"Wajiblah cintaKu untuk orang-orang yang saling mencintai
karena Aku, bagi orang-orang yang berkorban karena Aku, bagi orang-orang yang
saling berteman dan menyambung sillalurrahim (saling mengunjungi)."
[Musnad Ahmad: Sahih]
4.
Mendapatkan naungan Allah di hari kiamat
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:
إِنَّ اللهَ يَقُولُ
يَوْمَ الْقِيَامَةِ: «أَيْنَ الْمُتَحَابُّونَ بِجَلَالِي، الْيَوْمَ أُظِلُّهُمْ
فِي ظِلِّي يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلِّي» [صحيح مسلم]
“Sesungguhnya
Allah berkata pada hari kiamat: "Mana oang-orang yang saling mencintai
demi keagungan-Ku? Hari ini Aku naungi mereka dengan naungan-Ku, di hari tiada
naungan selaing naungan-Ku". [Sahih
Muslim]
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:
" سَبْعَةٌ
يُظِلُّهُمُ اللَّهُ تَعَالَى فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ: ... ،
وَرَجُلاَنِ تَحَابَّا فِي اللَّهِ، اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ، ...
" [صحيح البخاري ومسلم]
"Ada
tujuh golongan manusia yang akan mendapat naungan Allah pada hari yang tidak
ada naungan kecuali naungan-Nya; …, dan dua
orang laki-laki yang saling mencintai karena Allah; mereka tidak bertemu
kecuali karena Allah dan berpisah karena Allah, … ." [Sahih Bukhari dan
Muslim]
5.
Mendapatkan
mimbar dari cahaya di akhirat
Dari Mu'az
bin Jabal radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:
" قَالَ اللَّهُ
عَزَّ وَجَلَّ: المُتَحَابُّونَ فِي جَلَالِي لَهُمْ مَنَابِرُ مِنْ نُورٍ يَغْبِطُهُمُ
النَّبِيُّونَ وَالشُّهَدَاءُ " [سنن الترمذي: صححه
الألباني]
Allah
berfirman "Orang-orang yang saling mencintai demi keagungan-Ku akan
mendapatkan di hari kiamat mimbar yang terbuat dari cahaya, para Nabi dan Syuhada'
pun ingin mendapatkannya". [Sunan Tirmidziy: Sahih]
6.
Tidak merasa
takut dan sedih di hari kiamat.
Dari Umar
bin Al-Khathab radhiyallahu
‘anhu; "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«إِنَّ مِنْ عِبَادِ
اللَّهِ لَأُنَاسًا مَا هُمْ بِأَنْبِيَاءَ، وَلَا شُهَدَاءَ يَغْبِطُهُمُ الْأَنْبِيَاءُ
وَالشُّهَدَاءُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، بِمَكَانِهِمْ مِنَ اللَّهِ تَعَالَى»
"Sesungguhnya
di antara hamba-hamba Allah terdapat beberapa manusia yang bukan para nabi dan
orang-orang yang mati syahid. Para nabi dan orang-orang yang mati syahid merasa
iri kepada mereka pada Hari Kiamat karena kedudukan mereka di sisi Allah ta'ala."
Mereka
berkata, Wahai Rasulullah, apakah anda akan mengabarkan kepada kami siapakah
mereka?
Beliau
bersabda:
«هُمْ قَوْمٌ
تَحَابُّوا بِرُوحِ اللَّهِ عَلَى غَيْرِ أَرْحَامٍ بَيْنَهُمْ، وَلَا أَمْوَالٍ يَتَعَاطَوْنَهَا،
فَوَاللَّهِ إِنَّ وُجُوهَهُمْ لَنُورٌ، وَإِنَّهُمْ عَلَى نُورٍ لَا يَخَافُونَ إِذَا
خَافَ النَّاسُ، وَلَا يَحْزَنُونَ إِذَا حَزِنَ النَّاسُ»
"Mereka
adalah orang-orang yang saling mencintai dengan ruh dari Allah tanpa ada
hubungan kekerabatan di antara mereka, dan tanpa adanya harta yang saling
mereka berikan. Demi Allah, sesungguhnya wajah mereka adalah cahaya, dan
sesungguhnya mereka berada di atas cahaya, tidak merasa takut ketika
orang-orang merasa takut, dan tidak bersedih ketika orang-orang merasa
bersedih."
Dan beliau
membaca ayat ini:
{أَلَا إِنَّ
أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ} [يونس: 62]
"Ingatlah,
sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan
tidak (pula) mereka bersedih hati." [Yunus:62] [Sunan Abu Daud: Sahih]
7.
Bersama orang
yang dicintai di akhirat
Allah subhanahu
wa ta’aalaa:
{الْأَخِلَّاءُ
يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ} [الزخرف: 67]
Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya
menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa. [Az-Zukhruf:67]
Anas bin
Malik radhiyallahu ‘anhu berkata: Seorang Sahabat bertanya kepada
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam: Kapan hari kiamat tiba?
Rasulullah balik bertanya:
«وَمَاذَا أَعْدَدْتَ
لَهَا»
“Apa yang
sudah engkau persiapkan untuk menghadapinya?”
Sahabat
tersebut menjawab: Tidak ada yang spesial, kecuali cintaku kepada Allah dan
Rasul-Nya.
Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
«أَنْتَ مَعَ
مَنْ أَحْبَبْتَ»
“Engkau akan
bersama siapa yang kau cinta di akhirat nanti”.
Anas berkata:
Tidak pernah kami gembira seperti kegembiraan kami mendengar sabda Rasulullah
ini. Anas berkata: Sesungguhnya aku mencintai Rasulullah, Abu Bakr, dan Umar,
dan berharap bisa bersama mereka di akhirat dengan cintaku kepada mereka
sekalipun amalanku tidak seperti dengan amalan mereka. [Sahih Bukhari dan
Muslim]
Mengungkapkan
rasa cinta
Dari Al-Miqdam
bin Ma'diKarib radhiyallahu ‘anhu; Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:
«إِذَا أَحَبَّ
الرَّجُلُ أَخَاهُ فَلْيُخْبِرْهُ أَنَّهُ يُحِبُّهُ» [سنن أبي داود:
حسنه الشيخ الألباني]
"Jika
seorang laki-laki menyukai saudaranya, maka hendaklah ia mengabarkan kepadanya
bahwa ia menyukainya." [Sunan Abu Daud: Hasan]
Dalam riwayat
lain; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«إِذَا أَحَبَّ
أَحَدُكُمْ أَخَاهُ فِي اللَّهِ فَلْيُعْلِمْهُ فَإِنَّهُ أَبْقَى فِي الْأُلْفَةِ
وَأَثْبَتُ فِي الْمَوَدَّةِ»
“Jika seorang dari kalian mencintai saudaranya karena Allah maka
sampaikanlah kepadanya karena sesungguhnya hal itu mengekalkan kasih saying dan
menguatkan rasa cinta”. [Silsilah hadit sahih karya syekh Albaniy no.1199]
Membalas
ungkapan cinta
Anas bin
Malik radhiyallahu ‘anhu berkata: Seorang lelaki sedang bersama
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tiba-tiba lewat seorang lelaki,
yang bersama Rasulullah berkata: Ya Rasulullah, sesungguhnya aku mencintai
orang ini (yang lewat). Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya:
«أَعْلَمْتَهُ؟»
“Sudahkah
engkau memberitahukan cintamu kepadanya?”
Ia menjawab:
Belum.
Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
«أَعْلِمْهُ»
“Beritahukan
padanya!”.
Lalu ia
mendatangi orang itu dan berkata:
إِنِّي أُحِبُّكَ
فِي اللَّهِ
“Aku
mencintaimu karena Allah!”.
Sahabatnya
menjawab:
أَحَبَّكَ الَّذِي
أَحْبَبْتَنِي لَهُ [سنن أبى داود ، قال الألباني : حسن]
“Semoga Allah
mencintaimu juga!”. [Sunan Abu Daud: Hasan]
Saling
memberi hadiah
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:
«تَهَادُوا تَحَابُّوا»
[الأدب المفرد للبخاري: حسنه الشيخ الألباني]
"Saling
memberi hadialah kalian agar saling mencintai". [Al-Adab Al-Mufrad karya
Al-Bukhariy: Hasan]
Mencintai
sekadarnya
Dari Abu Hurairah
radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«أَحْبِبْ حَبِيبَكَ
هَوْنًا مَا عَسَى أَنْ يَكُونَ بَغِيضَكَ يَوْمًا مَا، وَأَبْغِضْ بَغِيضَكَ هَوْنًا
مَا عَسَى أَنْ يَكُونَ حَبِيبَكَ يَوْمًا مَا» [سنن الترمذي:
صححه الشيخ الألباني]
"Cintailah
kekasihmu secukupnya saja, jangan sampai suatu hari ia menjadi musuhmu, dan
bencilah musuhmu secukupnya saja, jangan sampai suatu hari ia menjadi
kekasihmu". [Sunan Tirmidziy: Sahih]
Mengikuti
tabiat yang dicintai
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:
«الرَّجُلُ عَلَى
دِينِ خَلِيلِهِ، فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ» [سنن أبى داود: حسنه الألباني]
“Seseorang
itu dipengaruhi oleh perilaku orang yang dicintainnya, maka hendaklah kalian
memperhatikan siapa yang ia cintai”. [Sunan Abi Daud: Hasan]
Mencintai
tabiat yang sama
Dari Aisyah
radhiyallahu ‘anha; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
الْأَرْوَاحُ جُنُودٌ
مُجَنَّدَةٌ فَمَا تَعَارَفَ مِنْهَا ائْتَلَفَ وَمَا تَنَاكَرَ مِنْهَا اخْتَلَف [صحيح البخاري ومسلم]
“Ruh/jiwa itu
memiliki tabiat yang bermacam-macam, jika bertemu dengan tabiat yang sama maka
akan saling mencintai, dan jika bertemu dengan tabiat yang berbeda maka akan
saling bermusuhan”. [Sahih Bukhari dan Muslim]
Kekasih yang
tebaik
Dari Anas radhiyallahu
‘anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«مَا تَحَابَّا
الرَّجُلَانِ إِلَّا كَانَ أَفْضَلُهُمَا أَشَدَّهُمَا حُبًّا لِصَاحِبِهِ» [الأدب المفرد للبخاري:
صححه الشيخ الألباني]
“Tidaklah dua
orang saling mencintai kecuali yang paling baik dari keduannya adalah yang
paling kuat cintanya kepada sahabatnya”. [Al-Adab Al-Mufrad: Sahih]
Maksiat
menghilangkan rasa cinta
Dari Anas
bin Malik radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
«مَا تَوَادَّ اثْنَانِ فِي اللَّهِ جَلَّ وَعَزَّ
أَوْ فِي الْإِسْلَامِ، فَيُفَرِّقُ بَيْنَهُمَا إِلَّا بِذَنْبٍ يُحْدِثُهُ أَحَدُهُمَا»
[الأدب المفرد للبخاري:
صححه الألباني]
“Tidaklah dua orang yang saling
mencintai karena Allah ‘azza wa jalla atau karena Islam kemudian keduanya
dipisahkan (bermusuhan) kecuali karena dosa yang dilakukan oleh salah seorang
dari keduanya”. [Al-Adab Al-Mufrad karya Al-Bukhariy: Sahih]
Do’a meminta
cinta
Dari Mu'adz
bin Jabal radhiallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
salam berdo'a:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ فِعْلَ الخَيْرَاتِ،
وَتَرْكَ المُنْكَرَاتِ، وَحُبَّ المَسَاكِينِ، وَأَنْ تَغْفِرَ لِي
وَتَرْحَمَنِي، وَإِذَا أَرَدْتَ فِتْنَةً فِي قَوْمٍ فَتَوَفَّنِي غَيْرَ
مَفْتُونٍ، وَأَسْأَلُكَ حُبَّكَ وَحُبَّ مَنْ يُحِبُّكَ، وَحُبَّ عَمَلٍ
يُقَرِّبُ إِلَى حُبِّكَ
“Ya Allah,
sesungguhnya aku meminta-Mu berbuat kebaikan, meninggalkan kemungkaran,
mencintai orang-orang miskin, ampunilah aku dan rahmatilah aku, bila Engkau
menghendaki suatu fitnah pada hamba-hambaMu, wafatkan aku kepadaMu dalam
keadaan tidak terkena fitnah, aku mengharap cintaMu, cintanya orang yang
mencintaiMu, cinta pada amalan yang mendekatkanku pada cintaMu”. [Sunan
Tirmidziy: Sahih]
Wallahu
a’lam!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...