بسم الله الرحمن الرحيم
Kata "Musnad" adalah bentuk isim
maf’ul (objek) dari fi’il (kata kerja) أَسْنَدَ “asnada” yang berarti menyandarkan atau
menisbatkan.
Ada tiga makna penggunaan istilah
“Musnad” menurut ahli hadits:
1. Musnad sebagai sifat suatu hadits.
2. Musnad sebagai jenis penulisan buku hadits.
3. Musnad bermakna sanad atau isnad.
A.
Musnad sebagai sifat
suatu hadits.
Ulama berbeda pendapat dalam
memahami makna istilah “musnad” sebagai sifat suatu hadits:
Pendapat pertama: Suatu hadits dikatakan “musnad” jika sanadnya bersambung (muttashil),
baik hadits itu marfuu’ (dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam), atau mauquuf (dari Sahabat),
atau maqthuu’ (dari Tabi’in dan selainnya).
Ibnu Ash-Shalah –rahimahullah-
dalam kitabnya “Al-Muqaddimah” berkata:
ذكرَ أبو بكرٍ
الخطيبُ الحافظُ - رحمهُ اللهُ - أنَّ المسندَ عِندَ أهلِ الحديثِ: هوَ الذي
اتَّصلَ إسنادُهُ مِنْ راويهِ إلى مُنتهَاهُ، وأكثرُ مَا يستعملُ ذلكَ فِيْمَا
جاءَ عنْ رسولِ اللهِ - صلى الله عليه وسلم - دونَ مَا جاءَ عنِ الصحابةِ وغيرِهِم
“Abu Bakr Al-Khathib Al-Hafidz
–rahimahullah- menyebutkan bahwa “Al-Musnad” menurut ahli hadits adalah hadits yang
sanadnya bersambung dari perawinya sampai akhir sanad. Dan kebanyakan istilah
ini dipergunakan pada hadits yang bersumber dari Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam, dan sedikit dipergunaan pada hadits yang hanya bersumber
dari Sahabat Nabi atau selainnya.”
Pendapat kedua: Suatu hadits dikatakan “musnad” jika disandarkan
kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam (marfuu’), baik sanadnya
muttashil (bersambung) atau mungqathi’ (terputus).
Ibnu Ash-Shalah –rahimahullah-
dalam kitabnya “Al-Muqaddimah” berkata:
وذكرَ أبو عمرَ
بنُ عبدِ البرِّ الحافظُ أنَّ المسندَ: ((مَا رُفِعَ إلى النَّبيِّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وآلِهِ وصَحْبِهِ وسَلَّمَ خَاصَّةً. وَقَدْ يكونُ متَّصِلاً، مثلُ:
((مالكٍ، عنْ نافعٍ، عنِ ابنِ عمرَ، عنْ رسولِ اللهِ - صلى الله عليه وسلم -))،
وقدْ يكونُ منقطعاً، مثلُ: ((مالكٍ، عنْ الزهريِّ، عنِ ابنِ عبَّاسٍ، عنْ رسولِ
اللهِ - صلى الله عليه وسلم -)). فهذا مسندٌ؛ لأنَّهُ قدْ أُسْنِدَ إلى رسولِ
اللهِ - صلى الله عليه وسلم -، وهوَ منقطعٌ؛ لأنَّ الزُّهريَّ لَمْ يسمعْ مِنِ
ابنِ عبَّاسٍ - رضي الله عنهم -.
“Dan Abu Umar Ibnu
Abdil Barr Al-Hafidz menyebutkan bahwa “Al-Musnad” adalah hadits yang
disandarkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam secara terkhusus.
Terkadang sanadnya bersambung seperti riwayat imam Malik, dari Nafi’, dari Ibnu
Umar, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Dan terkadang
sanadnya terputus, seperti riwayat imam Malik, dari Az-Zuhriy, dari Ibnu
‘Abbas, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Ini juga termasuk
musnad, karena telah disandarkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam sekalipun sanadnya terputus, karena Az-Zuhriy tidak menerima
hadits langsung dari Ibnu ‘Abbas –radhiyallahu ‘anhum-.”
Pendapat ketiga: Suatu hadits dikatakan “musnad” jika sanadnya
bersambung (muttashil) dan disandarkan kepada Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam (marfuu’).
Ibnu Ash-Shalah –rahimahullah-
dalam kitabnya “Al-Muqaddimah” berkata:
وحكى أبو عُمَرَ عنْ قومٍ أنَّ المسندَ لا
يقعُ إلاَّ عَلَى مَا اتَّصلَ مرفوعاً إلى النبيِّ - صلى الله عليه وسلم -. قلتُ:
وبهذا قَطَعَ الحاكمُ أبو عبدِ اللهِ الحافظُ ولَمْ يَذْكُرْ في كتابِهِ غيرَهُ.
“Dan Abu Umar
menghikayatkan dari suatu kaum yang berpendapat bahwa “Al-Musnad” tidak terjadi
kecuali pada hadits yang sanadnya bersambung dan disandarkan kepada Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam. Aku (Ibnu Ash-Shalah) berkata: Pendapat ini yang
diputuskan oleh Al-Hakim Abu Abdillah Al-Hafidz dan beliau tidak menyebutkan
dalam kitabnya pendapat yang lain”.
Dengan makna yang ketiga inilah Imam Bukhari
dan Muslim –rahimahumallah- menamai kitab Ash-Shahih mereka berdua.
Imam Bukhari menamai kitab Ash-Shahihnya dengan judul:
الجامع المسند
الصحيح المختصر من أمور رسول الله صلى الله عليه وسلم وسننه وأيامه
“Kumpulan
hadits-hadits musnad yang shahih dan ringkas dari
urusan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, sunnah-sunnahnya, dan
kehidupan sehari-harinya”.
Sedangkan Imam Muslim menamai
kitab Ash-Shahihnya dengan judul:
المسند الصحيح
المختصر بنقل العدل عن العدل إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم
“Kumpulan hadits musnad yang shahih dan ringkas, yang dinukil dari seorang yang terpercaya
dari seorang yang terpercaya sampai kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam”.
B.
Musnad sebagai jenis
penulisan buku hadits.
Kitab “Musnad” adalah buku yang
menyusun hadits-hadits dengan urutan rawi al-a'laa (yang menyebutkan
hadits dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam). Ada yang menyusun rawi al-a'laa dengan
huruf hijaiyah, ada juga yang menyusun sesuai thabaqath (pengelompokan
sesuai umur, afdhaliya, daerah atau qabilah).
Diantara ulama yang menyusun kitab al-musnad
:
1)
Abu Daud Ath-Thayalisy –rahimahullah- (204 H)
Download kitabnya di sini: https://waqfeya.com/book.php?bid=1460
2)
Abu Bakr Al-Humaidy –rahimahullah- (219 H)
Download kitabnya di sini: https://waqfeya.com/book.php?bid=1186
3)
Musnad Ishak bin Rahawaih –rahimahullah- (w.238H)
Download kitabnya di sini: https://waqfeya.com/book.php?bid=12612
4)
Imam Ahmad bin Hanbal –rahimahullah- (241 H)
Download kitabnya di sini: https://www.waqfeya.com/book.php?bid=2673
5)
Abdu bin Humaid –rahimahullah- (249 H)
Download kitabnya di sini: https://waqfeya.com/book.php?bid=1351
6)
Al-Bazzaar, Abu Bakr Ahmad bin ‘Amr –rahimahullah- (292 H)
Download kitabnya di sini: https://waqfeya.com/book.php?bid=9378
7)
Abu Ya’laa Al-Mushiliy –rahimahullah- (307 H)
Download kitabnya di sini: https://www.waqfeya.com/book.php?bid=469
C.
Musnad bermakna sanad
atau isnad.
Contoh penggunaan kata “musnad”
yang berarti sanad atau isnad:
a)
Musnad Abdullah bin Al-Mubarak –rahimahullah- (w.181H).
Kitab ini disusun dengan urutan
bab fiqhi.
Download kitabnya di sini: http://www.waqfeya.com/book.php?bid=2642
b)
Musnad Asy-Syafi’iy –rahimahullah- (w.204H).
Kitab ini adalah kumpulan
hadits-hadits yang diriwayatkan oleh Ar-Rabii’ bin Sulaiman dari Imam
Asy-Syafi’iy dalam kitab “Al-Umm” dan “Al-Mabsuuth”. Disusun
dengan urutan bab fiqhi.
Download kitabnya di sini: https://waqfeya.com/book.php?bid=2736
c)
Musnad Ad-Darimiy –rahimahullah- (w.255H).
Kitab ini disusun dengan urutan
bab fiqhi, olehnya itu kitab ini lebih masyhur dan dikenal dengan nama “Sunan
Ad-Darimiy”.
Download kitabnya di sini: https://www.waqfeya.com/book.php?bid=516
d)
Musnad Al-Harits.
Abu Muhammad Al-Harits bin
Muhammad, yang lebih dikenal dengan nama Ibnu Abi Usamah –rahimahullah- (w.282H) menyusun
kitabnya ini bukan dengan susunan sahabat ataupun bab fiqh, sehingga sulit
untuk dipergunakan dalam mentakhrij hadits.
Oleh sebab itu Al-Haitsamiy –rahimahullah- (w.807H) menyusun kitab “Bugyatul Bahits” dengan mengumpulkan hadits hadits yang
diriwayatkan oleh Al-Harits dalam musnadnya yang tidak diriwayatkan oleh imam
kitab yang enam (kutubussittah), kemudian hadits-hadits tersebut disusun
sesuai dengan urutan bab fiqh.
Download kitabnya di sini: http://waqfeya.com/book.php?bid=1524
e)
Musnad Asy-Syihaab.
Imam Abu ‘Abdillah Muhammad bin
Salamah Al-Qudha’iy –rahimahullah- (w.454H) menyusun satu kitab yang berjudul “Asy-Syihaab”
berisi kumpulan hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang
syarat dengan hikmah, tanpa menyebutkan sanad.
Kemudian setelah itu, beliau
menyusun kitab “Musnad Asy-Syihaab” dengan mencantukan sanad setiap
hadits yang ada dalam kitab “Asy-Syihaab”.
Download kitabnya di sini: https://waqfeya.com/book.php?bid=7175
f)
Musnad Al-Firdaus.
Abu Syuja’ Syiruwaih bin
Syahradar Ad-Dailamiy –rahimahullah- (w.509H) menyusun satu kitab yang berjudul “Al-Firdaus
bi ma’tsuril khithab”, menyebutkan hadits-hadits dan disusun sesuai dengan
huruf hijaiyah pada awal matan hadits tanpa mencantumkan sanad.
Kemudian datang Abu Manshur
Syahradar bin Syiruwaih Ad-Dailamiy –rahimahullah- (w.558H) -anak dari Abu Syuja’-
menyususn kitab “Musnad Al-Firdaus” dengan mengumpulkan sanad hadits
yang disebutkan oleh bapaknya.
Download kitab “Al-Firdaus” di
sini: https://waqfeya.com/book.php?bid=2900
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Bagaimana memahami makna kata yang gariib (aneh) dalam matan hadits? - Mengenal Turats Hadist - Kumpulan syarah kitab hadits induk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...