بسم الله الرحمن الرحيم
Suatu hari Ibrahim bin Adham –rahimahullah-
melewati pasar Basrah, lalu orang-orang mendatanginya dan mereka bertanya:
Wahai Abu Ishaq, Sesungguhnya Allah -subhanahu wata'aalaa- berfirman:
{ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ}
[غافر:
60]
"Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan
Kuperkenankan bagimu". [Gaafir:60]
Dan kami sudah berdo'a beberapa lama tapi tidak
dikabulkan untuk kami?
Maka Ibrahim -rahimahullah- berkata:
" يَا أَهْلَ الْبَصْرَةِ
مَاتَتْ قُلُوبُكُمْ فِي عَشَرَةِ أَشْيَاءَ: أَوَّلُهَا:
عَرَفْتُمُ اللهَ ولَمْ تُؤَدُّوا حَقَّهُ , وَالثَّانِي: قَرَأْتُمْ كِتَابَ اللهِ
ولَمْ تَعْمَلُوا بِهِ , وَالثَّالِثُ: ادَّعَيْتُمْ حُبَّ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَتَرَكْتُمْ سُنَّتَهَ , وَالرَّابِعُ: ادَّعَيْتُمْ عَدَاوَةَ
الشَّيْطَانِ وَوَافَقْتُمُوهُ ، وَالْخَامِسُ: قُلْتُمْ نُحِبُّ الْجَنَّةَ ولَمْ
تَعْمَلُوا لَهَا , وَالسَّادِسُ: قُلْتُمْ نَخَافُ النَّارَ وَرَهَنْتُمْ أَنْفُسَكُمْ
بِهَا ، وَالسَّابِعُ: قُلْتُمْ إِنَّ الْمَوْتَ حَقٌّ وَلَمْ تَسْتَعِدُّوا لَهُ ،
وَالثَّامِنُ: اشْتَغَلْتُمْ بِعُيُوبِ إِخْوَانِكُمْ وَنَبَذْتُمْ عُيُوبَكُمْ ، وَالتَّاسِعُ:
أَكَلْتُمْ نِعْمَةَ رَبِّكُمْ ولَمْ تَشْكُرُوهَا ، وَالْعَاشِرُ: دَفَنْتُمْ مَوْتَاكُمْ
وَلَمْ تَعْتَبِرُوا بِهِمْ " [حلية الأولياء وطبقات الأصفياء لأبي نعيم
الأصبهاني (8/ 15)]
“Wahai penduduk Basrah, hati kalian telah
mati dikarenakan 10 hal: Pertama, kalian mengenal Allah, tapi kalian
tidak menunaikan hak-Nya. Kedua,kalian membaca kitabullah, tapi kalian
tidak mengamalkannya. Ketiga, kalian mengaku cinta kepada Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam, tapi kalian meninggalkan sunnahnya. Keempat, kalian
mengaku memusuhi setan, tapi kalian mengikutinya. Kelima, kalian
mengatakan cinta pada surga, tapi kalian tidak beramal untuk mendapatkannya. Keenam,
kalian mengatakan takut pada neraka, tapi kalian malah menggadaikan diri kalian
kepadanya. Ketuju, kalian mengatakan bahwa kematian itu benar adanya,
tapi kalian tidak mempersiapkan diri untuk menghadapinya. Kedelapan, kalian
sibuk mencari aib saudara kalian, tapi kalian mengabaikan aib sendiri. Kesembilan,
kalian memakan karunia Tuhanmu, tapi kalian tidak mensyukurinya. Kesepuluh,
kalian mengubur orang mati, tapi kalian tidak mau mengambil pelajaran darinya”.
[Hilyatul Auliyaa’ karya Abu Nu’aim Al-Ashbahaniy 8/15]
Biografi
Ibrahim bin Adham:
Nama lengkapnnya: Ibrahim bin Adham bin Manshur bin
Yaziid bin Jabir Al-‘Ijliy, Abu Ishaq Al-Khurasaniy.
Beliau adalah imam dan pemimpin ahli zuhud yang
tsiqah dan terpercaya, lahir di Mekah sekitar tahun seratus hijriyah.
Berguru dari Abu Ishaq As-Sabi’iy, Malik bin Dinar,
Sulaiman Al-A’masy, dan yang lainnya. Diantara muridnya: Sufyan Ats-Tsauriy,
Muhammad bin Yusuf Al-Firyabiy, dan selainnya.
Ibnu Al-Mubarak –rahimahullah- mengatakan:
لَهُ فَضْلٌ فِي نَفْسِهِ، صَاحِبُ سَرَائِرَ،
وَمَا رَأَيتُهُ يُظْهِرُ تَسبِيْحاً، وَلاَ شَيْئاً مِنَ الخَيْرِ، وَلاَ أَكَلَ مَعَ
قَوْمٍ قَطُّ، إِلاَّ كَانَ آخِرَ مَنْ يَرْفَعُ يَدَه.
“Ia memiliki keutamaan pada dirinya,
memiliki amalan rahasia, dan aku tidak pernah melihatnya menampakkan tasbih,
dan tidak sesuatu pun dari kebaikan yang ia lakukan, dan ia tidak pernah makan
bersama suatu kaum pun kecuali ia adalah orang yang paling terakhir mengangkat
tangannya (untuk menyentuh makanan)”.
Sufyan Ats-Tsauriy –rahimahullah-
mengatakan:
كَانَ إِبْرَاهِيْمُ بنُ أَدْهَمَ يُشْبِهُ
إِبْرَاهِيْمَ الخَلِيْلَ، وَلَوْ كَانَ فِي الصَّحَابَةِ، لَكَانَ رَجُلاً فَاضِلاً
“Ibrahim bin Adham mirip dengan Ibrahim Al-Khalil
–‘alaihissalam-, seandainya ia hidup di masa sahabat Nabi, maka tentu ia adalah
seorang yang mulia”.
Ibrahim bin Adham –rahimahullah- mengatakan:
الزُّهْدُ فَرضٌ، وَهُوَ الزُّهْدُ فِي الحَرَامِ،
وَزُهْدُ سَلاَمَةٍ، وَهُوَ الزُّهْدُ فِي الشُّبُهَاتِ، وَزُهْدُ فَضْلٍ، وَهُوَ الزُّهْدُ
فِي الحَلاَلِ
“Ada zuhur yang wajib yaitu zuhud dari yang haram,
dan zuhud keselamatan yaitu zuhud dari perkara syubhat (yang belum jelas
halal-haramnya), dan zuhud kemuliaan yaitu zuhud dari yang halal”.
Beliau wafat tahun 162 hijriah.
Lihat: Siyar A’lam
An-Nabalaa’ karya Adz-Dzahabiy 7/387.
Sepuluh
penyebab hati mati:
1. Mengenal
Allah, tapi tidak menunaikan hak-Nya.
Mu'adz bin Jabal radhiyallahu 'anhu berkata: Suatu hati
aku dibelakang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di atas himar
yang disebut 'Ufair, Rasulullah berkata:
« يَا مُعَاذُ تَدْرِى
مَا حَقُّ اللَّهِ عَلَى الْعِبَادِ، وَمَا حَقُّ الْعِبَادِ عَلَى اللَّهِ »
"Wahai Mu'adz
.. tahukah engkau apa hak Allah terhadap hamba-Nya dan apa hak hamba terhadap
Allah?"
Mu'adz menjawab: Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab:
« فَإِنَّ حَقَّ اللَّهِ
عَلَى الْعِبَادِ أَنْ يَعْبُدُوا اللَّهَ وَلاَ يُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا، وَحَقُّ الْعِبَادِ
عَلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ أَنْ لاَ يُعَذِّبَ مَنْ لاَ يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا »
[صحيح البخاري ومسلم]
"Sesungguhnya
hak Allah terhadap hamba-Nya adalah mereka menyembah Allah dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu
apapun, dan hak hamba terhadap Allah -'azza wajalla- adalah tidak menyiksa orang-orang yang
tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun". [Sahih Bukhari dan Muslim]
Lihat: Keutamaan Tauhid
Lihat: Keutamaan Tauhid
2. Membaca
kitabullah Al-Qur’an, tapi tidak mengamalkannya.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{وَقَالَ الرَّسُولُ يَا رَبِّ إِنَّ
قَوْمِي اتَّخَذُوا هَذَا الْقُرْآنَ مَهْجُورًا} [الفرقان: 30]
“Berkatalah Rasul: Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku
menjadikan Al-Qur’an itu sesuatu yang tidak diacuhkan (telah mereka abaikan)”.
[Al-Furqan: 30]
Dari Abu Malik Al-Asy'ariy radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
الْقُرْآنُ حُجَّةٌ
لَكَ أَوْ عَلَيْكَ [صحيح مسلم]
“Al-Qur'an akan menjadi bukti untuk
(membela) kamu atau bukti atas (kelalaian) kamu.” [Sahih Muslim]
Lihat: Keistimewaan Al-Qur'an
Lihat: Keistimewaan Al-Qur'an
3. Mengaku
cinta kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, tapi meninggalkan
sunnahnya.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{وَمَا
آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ
إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ } [الحشر: 7]
Dan apa yang diberikan (disampaikan)
Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka
tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras
hukumannya. [Al-Hasyr:7]
{فَلْيَحْذَرِ
الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ
عَذَابٌ أَلِيمٌ} [النور: 63]
Maka hendaklah orang-orang
yang menyalahi perintahnya (Rasul) takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab
yang pedih. [An-Nuur:63]
Al-'Irbaad bin Sariyah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
«لَقَدْ تَرَكْتُكُمْ عَلَى مِثْلِ
الْبَيْضَاءِ، لَيْلُهَا كَنَهَارِهَا، لَا يَزِيغُ عَنْهَا إِلَّا هَالِكٌ» [صحيح الترغيب والترهيب]
“Aku telah meninggalkan kalian di atas jalan yang
terang dan jelas, malamnya sama dengan siangnya, tidak ada yang melenceng
darinya kecuali ia akan celaka”. [Sahih At-Targiib wa At-Tarhiib]
Lihat: Sunnah Nabi adalah Wahyu
Lihat: Sunnah Nabi adalah Wahyu
4. Mengaku
memusuhi setan, tapi justru mengikutinya.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{وَلَا
تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ} [البقرة: 208] [الأنعام: 142]
Dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan.
Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.
[Al-Baqarah:208][Al-An'aam:142]
{وَمَنْ
يَتَّخِذِ الشَّيْطَانَ وَلِيًّا مِنْ دُونِ اللَّهِ فَقَدْ خَسِرَ خُسْرَانًا مُبِينًا
} [النساء: 119]
Barangsiapa yang menjadikan syaitan sebagai
pelindung selain Allah, maka sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata. [An-Nisaa':119]
Lihat: Sifat Iblis dan Syaitan dalam Al-Qur'an
Lihat: Sifat Iblis dan Syaitan dalam Al-Qur'an
5. Mengatakan
cinta pada surga, tapi tidak beramal untuk mendapatkannya.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«مَا رَأَيْتُ مِثْلَ النَّارِ
نَامَ هَارِبُهَا، وَلَا مِثْلَ الجَنَّةِ نَامَ طَالِبُهَا» [سنن الترمذي: حسن]
“Aku tidak pernah melihat seperti neraka,
orang-orang yang takut darinya tertidur (tidak beramal untuk dijauhkan dari
siksaannya). Dan aku tidak pernah melihat seperti surga, orang-orang yang
menginginkannya tertidur (tidak beramal agar dapat memasukinya)”. [Sunan
Tirmidziy: Hasan]
Dari Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«إِنَّ الصِّدْقَ
يَهْدِي إِلَى البِرِّ، وَإِنَّ البِرَّ يَهْدِي إِلَى الجَنَّةِ، وَإِنَّ الرَّجُلَ
لَيَصْدُقُ حَتَّى يَكُونَ صِدِّيقًا. وَإِنَّ الكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الفُجُورِ، وَإِنَّ
الفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ، وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَكْذِبُ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ
اللَّهِ كَذَّابًا» [صحيح البخاري ومسلم]
"Sesungguhnya kejujuran itu menuntun pada
kebaikan, dan sesungguhnya kebaikan itu menuntun kepada surga. Dan sesungguhnya
seseorang itu senantiasa jujur sampai menjadi orang yang sangat jujur. Dan
sesungguhnya kebohongan itu menuntun pada keburukan, dan sesungguhnya keburukan
itu menuntun pada neraka, dan sesungguhnyya seseorang senantiasa berbohong
sampai ia dicatat di sisi Allas sebagai seorang pembohong". [Sahih Bukhari
dan Muslim]
Lihat: Beribadah tanpa pamrih, tidak mengharap surga?!
Lihat: Beribadah tanpa pamrih, tidak mengharap surga?!
6. Mengatakan
takut pada neraka, tapi malah menggadaikan diri kepadanya.
Dari Adiy bin Hatim radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«اتَّقُوا النَّارَ
وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ، فَإِنْ لَمْ تَجِدْ فَبِكَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Jauhilah
neraka walau hanya bersedekah dengan sepotong kurma, kalau tidak dapat maka
dengan perkataan yang baik". [Sahih Bukhari dan Muslim]
Dari Aisyah radhiyallahu 'anha;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengajarkan do'a ini kepadanya ...
اللهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ
الْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ
النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ
"Ya Allah ..
aku meminta kepada-Mu surga dan apa yang bisa mendekatkanku kepadanya dari
perkataan dan perbuatan, dan aku berlindung kepada-Mu dari neraka dan apa yang
bisa mendekatkanku kepadanya dari perkataan dan perbuatan”. [Musnad Ahmad:
Sahih]
Lihat: Surga dan neraka kekal
Lihat: Surga dan neraka kekal
7. Mengatakan
bahwa kematian itu benar adanya, tapi tidak mempersiapkan diri untuk
menghadapinya.
Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berkata: Seorang
Sahabat bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam: Kapan
hari kiamat tiba?
Rasulullah balik bertanya:
«وَمَاذَا أَعْدَدْتَ
لَهَا»
"Apa yang
sudah engkau persiapkan untuk menghadapinya?"
Sahabat tersebut menjawab: Tidak ada yang spesial,
kecuali cintaku kepada Allah dan Rasul-Nya.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:
«أَنْتَ مَعَ مَنْ
أَحْبَبْتَ»
"Engkau akan
bersama siapa yang kau cinta di akhirat nanti".
Anas berkata: Tidak pernah kami gembira seperti
kegembiraan kami mendengar sabda Rasulullah ini. Anas berkata: Sesungguhnya aku
mencintai Rasulullah, Abu Bakr, dan Umar, dan berharap bisa bersama mereka di
akhirat dengan cintaku kepada
mereka sekalipun amalanku tidak seperti dengan amalan mereka. [Sahih Bukhari
dan Muslim]
Lihat: Hakikat kehidupan dunia
Lihat: Hakikat kehidupan dunia
8. Sibuk
mencari aib orang lain, tapi mengabaikan aib diri sendiri.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ
إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ
أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ
تَوَّابٌ رَحِيمٌ} [الحجرات: 12]
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan
buruk sangka (kecurigaan), Karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan
janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama
lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang
sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. [Al-Hujuraat:12]
Dari Abu Hurairah radiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«إِيَّاكُمْ
وَالظَّنَّ، فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيثِ، وَلَا تَحَسَّسُوا، وَلَا تَجَسَّسُوا،
وَلَا تَنَافَسُوا، وَلَا تَحَاسَدُوا، وَلَا تَبَاغَضُوا، وَلَا تَدَابَرُوا، وَكُونُوا
عِبَادَ اللهِ إِخْوَانًا» [صحيح البخاري
ومسلم]
“Jauhilah buruk sangka, karena buruk
sangkah adalah ungkapan yang paling dusta, dan janganlah kalian menguping
pembicaraan orang lain, dan jangan mencari-cari keburukan orang lain, dan
jangan bersaing yang tidak sehat, dan jangan saling iri, dan jangan saling
bermusuhan, jangan saling membelakangi (menjauhi), dan jadilah kalian hamba
Allah yang saling bersaudara.” [Sahih Bukhari dan Muslim]
Lihat: Adab berkomunikasi
Lihat: Adab berkomunikasi
9. Menikmati
karunia dan rezki Allah, tapi tidak mensyukurinya.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَاشْكُرُوا
لِلَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ} [البقرة: 172]
Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara
rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah,
jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah. [Al-Baqarah:172]
{وَإِذْ
تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ
عَذَابِي لَشَدِيدٌ} [إبراهيم: 7]
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan;
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Aku akan menambah (nikmat)
kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku
sangat pedih". [Ibrahim:7]
Lihat: Rezeki hanya dari Allah subhanahu wata'aalaa
Lihat: Rezeki hanya dari Allah subhanahu wata'aalaa
10. Mengubur
orang mati, tapi tidak mengambil pelajaran darinya.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{كُلُّ
نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ} [آل عمران: 185]
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. [Ali Imran:185]
[Al-Anbiyaa':35] [Al-'Ankabuut:57]
Dari Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Malulah kalian kepada Allah dengan sebanar-benarnya malu".
Para
sahabat menjawab: "Sesungguhnya kami telah merasa malu,
alhamdulullillah!"
Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam- bersabda:
«لَيْسَ ذَاكَ، وَلَكِنَّ
الِاسْتِحْيَاءَ مِنَ اللَّهِ حَقَّ الحَيَاءِ أَنْ تَحْفَظَ الرَّأْسَ وَمَا وَعَى،
وَالبَطْنَ وَمَا حَوَى، وَلْتَذْكُرِ المَوْتَ وَالبِلَى، وَمَنْ أَرَادَ الآخِرَةَ
تَرَكَ زِينَةَ الدُّنْيَا، فَمَنْ فَعَلَ ذَلِكَ فَقَدْ اسْتَحْيَا مِنَ اللَّهِ حَقَّ
الحَيَاءِ» [سنن الترمذي: حسنه الألباني]
"Bukan itu
yang saya maksud, akan tetapi rasa malu kepada Allah yang sebenar-benarnya
adalah menjaga kepala dan semua anggota badan yang ada padanya dari segala
maksiat, menjaga perut dan isinya dari yang haram, mengingat mati dan kepunahan,
siapa yang menginginkan akhirat ia meninggalkan gemerlap dunia. Barang siapa
yang melakukan hal tersebut berarti ia telah merasa malu kepada Allah dengan
sebenar-benarnya". [Sunan Tirmidzi: Hasan]
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«أَكْثِرُوا ذِكْرَ
هَاذِمِ اللَّذَّاتِ» [سنن الترمذي: هذا حديث حسن]
"Perbanyaklah
kalian mengingat pemutus kenikmatan", yaitu kematian. [Sunan At-Tirmidzi:
Hasan]
Abdurrahman Al-Auza'iy rahimahullah (157H):
مَنْ أَكْثَرَ ذِكْرَ
الْمَوْتِ كَفَاهُ الْيَسِيرُ، وَمَنْ عَلِمَ أَنَّ مَنْطِقَهُ مِنْ عَمَلِهِ قَلَّ
كَلَامُهُ [حلية الأولياء]
“Barangsiapa yang banyak mengingat kematian maka ia
akan merasa cukup dengan yang sedikit, dan barangsiapa yang mengetahui bahwa ucapannya
adalah bagian dari perbuatannya maka akan sedikit ucapannya”. [Hilyatul
auliya']
Hatim Al-Asham rahimahullah ditanya: Atas dasar
apa engkau menjalani urusanmu?
Hatim menjawab: Atas dasar tawakkal. Aku menjalani
urusanku atas 4 perkara:
عَلِمْتُ أَنَّ رِزْقِي
لا يَأْكُلُهُ غَيْرِي ؛ فَاطْمَأَنَّتْ نَفْسِي ، وَعَلِمْتُ أَنَّ عَمَلِي لا يَعْمَلُهُ
غَيْرِي ؛ فَلَمْ أَشْتَغِلْ لِغَيْرِهِ ، وَعَلِمْتُ أَنَّ الْمَوْتَ يَأْتِينِي بَغْتَةً
؛ فَأَنَا أُبَادِرُهُ ، وَعَلِمْتُ أَنِّي لا أَخْلُو مِنْ عَيْنِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ
حَيْثُ ما كنت ؛ فأنا مستحيي مِنْهُ [المجالسة وجواهر
العلم]
“Aku tahu bahwa rezekiku tidak akan dimakan
orang lain, maka tenteramlah jiwaku. Aku tahu bahwa amalku tidak akan dilakukan
orang lain, maka akupun tidak disibukkan dengan selainnya. Aku tahu bahwa
kematian akan datang tiba-tiba, maka segera aku menyiapkannya. Dan aku tahu
bahwa diriku tidak akan lepas dari pantauan Allah, maka aku akan merasa malu
kepadaNya”. [Al-Mujalasah wa Jawahir Al-'Ilmi]
Penyebab do’a tidak terkabulkan, diantaranya:
a) Mengkomsumsi,
memakai, atau melakukan yang haram.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
« أَيُّهَا
النَّاسُ إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّبًا وَإِنَّ اللَّهَ أَمَرَ
الْمُؤْمِنِينَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِينَ فَقَالَ: { يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ
كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّى بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ
}، وَقَالَ: { يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ
} ». ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ
إِلَى السَّمَاءِ يَا رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ
حَرَامٌ وَغُذِىَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ ». [صحيح مسلم]
Wahai manusia ... sesungguhnya Allah itu baik tidak
menerima kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah memerintahkan orang-orang
yang beriman seperti apa yang diperintahkan kepada para Rasul. Allah berfirman:
"Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah
amal yang saleh. Sesungguhnya Aku Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan".
[Al-Mu'minuun:51] "Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara
rezki yang baik-baik yang kami berikan kepadamu". [Al-Baqarah:172]
Kemudian menceritakan seorang laki-laki yang jauh
bepergian, rambutnya kusut, tubuhnya penuh debu, ia mengangkat tangannya ke
langit dan berdo'a: "Ya ... Rabb, Ya .. Rabb!!!", Akan tetapi
makanannya dari yang haram, minumannya dari yang haram, pakaiannya dari yang haram,
dan diberi makan dari yang haram, lalu bagaimana do'anya bisa dikabulkan?
[Sahih Muslim]
b) Tidak
mengajak pada kebaikan dan tidak mencegah kemungkaran
Dari Hudzaifah bin Al-Yaman radhiyallahu
'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«وَالَّذِي
نَفْسِي بِيَدِهِ لَتَأْمُرُنَّ بِالمَعْرُوفِ وَلَتَنْهَوُنَّ عَنِ المُنْكَرِ أَوْ
لَيُوشِكَنَّ اللَّهُ أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عِقَابًا مِنْهُ ثُمَّ تَدْعُونَهُ
فَلَا يُسْتَجَابُ لَكُمْ» [سنن الترمذي:
حسنه الألباني]
“Demi Yang jiwaku di tangan-Nya, kalian akan
memerintahkan kepada kebaikan, dan melarang dari kemungkaran, atau Allah akan
menurunkan hukuman darinya atas kalian, kemudian kalian berdo’a maka tidak
dikabulkan untuk kalian”. [Sunan Tirmidziy: Hasan]
Wallahu a'lam !
asslamualaikum ya akhi abu hafs hafidhahullah jazakallahu khairan atas tulisan tulisan antum. ana mohon ijin untuk share untuk dakwah dan materi nasehat. نسئل الله التوفيق والسلامة. وبركة في علمك
BalasHapussemoga hati saya terjaga dari mengkormersilkan artikel antm sebab niat komersil akan jauh dari keberkahan.
Wa'alaikum salam warahmatullahi wabarakaatuh
HapusSilakan dimanfaatkan, semoga amal ibadah kita senantiasa diridhai oleh Allah subhanahu wata'aalaa, aamiin!
Subhanallah... Ustadz... TabarakAllah... Mohon Ijin Share...
BalasHapusAlhamdulillah atas segala kesempurnaan nikmatNya.
HapusSilakan dishare, semoga bermanfaat lebih banyak!
Jazaakallaah.... terimakasih ustadz atas penjelasan nya .. mohon izin utk di share ...
BalasHapusWajazaakumullahu mitslah
HapusSilakan dishare, semoga bermanfaat lebih banyak!
Izin share dalam dakwah ustazd,, jazakallah Khairul jaza'
BalasHapusSilakan, baarakallahu fiik!
HapusIzin menyampaikan ust
BalasHapusSilakan, baarakallahu fiikum!
Hapusizin kopas dan share ust. syukron
BalasHapusSilakan, baarakallahu fiikum!
Hapusبارك الله فيك... جزاك الله خيرا على هذه الفائدة
BalasHapusوفيكم بارك الله، نسأل الله ينفعنا به جميعا، وجزاك الله خيرا
HapusIzin copy jazakumulloh khoiron katsiroo
BalasHapusSilakan, semoga bermanfaat, wajazakumullahu khaeran!
HapusJazaakallaah.... terimakasih ustadz atas penjelasan nya .. mohon izin utk di share
BalasHapusWajazaakallah khaeran, silakan di share, semoga bermanfaat
Hapus