Jumat, 20 April 2018

Keistimewaan Umar bin Khathab

بسم الله الرحمن الرحيم


Umar bin Khathab bin Nufail Al-Qurasyiy Al-‘Adawiy, Abu Hafsh Al-Faaruuq Amiirul Mu’miniin. Khalifah kedua setelah Abu Bakr Ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhuma.
Beliau wafat tahun 23 hijriyah di Madinah.

Diantara keistimewaannya:

Rasulullah mendo’akannya agar memeluk Islam

Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma; Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam pernah berdoa:
«اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلَامَ بِأَحَبِّ هَذَيْنِ الرَّجُلَيْنِ إِلَيْكَ بِأَبِي جَهْلٍ أَوْ بِعُمَرَ بْنِ الخَطَّابِ»
"Ya Allah, muliakanlah Islam dengan salah satu diantara kedua orang yang paling Engkau cintai, Abu Jahal atau Umar bin Khaththab."
Ibnu Umar berkata; "Dan ternyata yang lebih Allah cintai di antara keduanya adalah Umar bin Khaththab." [Sunan Tirmidziy: Shahih]

Abdullah bin Mas'ud radhiallahu 'anhu berkata;
«مَا زِلْنَا أَعِزَّةً مُنْذُ أَسْلَمَ عُمَرُ»
"Kami (umat Islam) selalu mendapat kemuliaan (kemenangan) sejak 'Umar masuk Islam". [Shahih Bukhari]

Memiliki sifat kenabian

Dari ‘Uqbah bin ‘Amir radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«لَوْ كَانَ نَبِيٌّ بَعْدِي لَكَانَ عُمَرَ بْنَ الخَطَّابِ»
“Seandainya ada nabi setelahku maka itu adalah Umar bin Khathab”. [Sunan Tirmidziy: Hasan]

Setan jin dan manusia takut kepadanya

Dari Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«إِيهًا يَا ابْنَ الخَطَّابِ، وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ مَا لَقِيَكَ الشَّيْطَانُ سَالِكًا فَجًّا قَطُّ، إِلَّا سَلَكَ فَجًّا غَيْرَ فَجِّكَ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Iya wahai Ibnu Al-Khathab, demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidak ada satu setanpun yang berjumpa denganmu pada suatu lorong melainkan dia akan mencari lorong lain selain lorong yang kamu lalui". [Shahih Bukhari dan Muslim]

Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata; "Suatu ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam duduk-duduk, maka kami mendengar suara hiruk pikuk dan suara anak-anak kecil, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdiri, ternyata seorang budak wanita habasyah sedang menari dan bermain, sedangkan di sekitarnya ada beberapa anak-anak kecil, maka beliau bersabda:
"Kemarilah wahai Aisyah dan lihatlah."
Akupun datang, sambil menaruh daguku di atas pundak Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam aku melihat pertunjukan itu -yaitu antara pundak sampai kepala beliau-, maka beliau bersabda kepadaku: "Apakah kamu sudah puas, apakah kamu sudah puas?"
Jawabku; "Belum." karena aku masih ingin berada di dekat beliau, tiba-tiba Umar –radhiyallahu ‘anhu- muncul, maka orang-orang (yang ada di situ) sama berlarian."
Aisyah berkata; maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«إِنِّي لَأَنْظُرُ إِلَى شَيَاطِينِ الإِنْسِ وَالجِنِّ قَدْ فَرُّوا مِنْ عُمَرَ»
"Sesungguhnya aku telah melihat syetan dari jenis jin dan manusia telah lari dari Umar."
Aisyah berkata; "Lalu aku pun kembali." [Sunan Tirmidziy: Shahih]

Salah seorang dari 10 yang mendapat jaminan masuk surga dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Dari ‘Abdurrahman bin ‘Auf radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«أَبُو بَكْرٍ فِي الجَنَّةِ، وَعُمَرُ فِي الجَنَّةِ، وَعُثْمَانُ فِي الجَنَّةِ، وَعَلِيٌّ فِي الجَنَّةِ، وَطَلْحَةُ فِي الجَنَّةِ وَالزُّبَيْرُ فِي الجَنَّةِ، وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَوْفٍ فِي الجَنَّةِ، وَسَعْدٌ فِي الجَنَّةِ، وَسَعِيدٌ فِي الجَنَّةِ، وَأَبُو عُبَيْدَةَ بْنُ الجَرَّاحِ فِي الجَنَّةِ» [سنن الترمذي: صحيح]
“Abu Bakr (akan masuk) dalam surga, Umar dalam surga, Utsman dalam surga, Ali dalam surga, Thalhah dalam surga, Az-Zubair dalam surga, Abdurrahman bin ‘Auf dalam surga, Sa’ad (bin Abi Waqqash) dalam surga, Sa’id (bin Zayd) dalam surga, dan Abu ‘Ubaidah bin Al-Jarraah dalam surga”. [Sunan Tirmidziy: Sahih]

Yang paling dicintai Nabi dari kalangan laki-laki setelah Abu Bakr

Amru bin Al-‘Ash radhiyallahu ‘anhuma berkata; Aku menemui Rasulullah seraya bertanya; Ya Rasulullah, siapakah orang yang paling engkau cintai?
Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam menjawab: “Aisyah.”
Lalu saya tanyakan lagi; Kalau dari kaum laki-laki, siapakah orang yang paling engkau cintai?
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: “Ayah Aisyah (Abu Bakr).”
Saya bertanya lagi; Lalu siapa?
Rasulullah menjawab: “Umar bin Khaththab.”
Kemudian beliau menyebutkan beberapa orang sahabat lainnya. Setelah itu aku pun diam karena aku takut termasuk orang yang paling terakhir. [Sahih Bukhari dan Muslim]

Selalu bersama dengan Nabi dan Abu Bakr

Ibnu Abbas -radhiyallahu 'anhuma- berkata:
وُضِعَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ عَلَى سَرِيرِهِ، فَتَكَنَّفَهُ النَّاسُ يَدْعُونَ وَيُثْنُونَ وَيُصَلُّونَ عَلَيْهِ، قَبْلَ أَنْ يُرْفَعَ، وَأَنَا فِيهِمْ، قَالَ فَلَمْ يَرُعْنِي إِلَّا بِرَجُلٍ قَدْ أَخَذَ بِمَنْكِبِي مِنْ وَرَائِي، فَالْتَفَتُّ إِلَيْهِ فَإِذَا هُوَ عَلِيٌّ، فَتَرَحَّمَ عَلَى عُمَرَ، وَقَالَ: مَا خَلَّفْتَ أَحَدًا أَحَبَّ إِلَيَّ أَنْ أَلْقَى اللهَ بِمِثْلِ عَمَلِهِ مِنْكَ، وَايْمُ اللهِ إِنْ كُنْتُ لَأَظُنُّ أَنْ يَجْعَلَكَ اللهُ مَعَ صَاحِبَيْكَ، وَذَاكَ أَنِّي كُنْتُ أُكَثِّرُ أَسْمَعُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «جِئْتُ أَنَا وَأَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ، وَدَخَلْتُ أَنَا وَأَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ، وَخَرَجْتُ أَنَا وَأَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ، فَإِنْ كُنْتُ لَأَرْجُو، أَوْ لَأَظُنُّ، أَنْ يَجْعَلَكَ اللهُ مَعَهُمَا» [صحيح البخاري ومسلم]
'Pada saat Umar bin Khaththab meninggal, dia dibaringkan di atas tempat tidurnya. Para sahabat dan kaum muslimin lainnya berkumpul untuk bersama-sama memanjatkan doa dan ampunan kepada Allah bagi Umar dan kebetulan pada saat itu saya pun ikut berkumpul pula di sana. Tidak ada sesuatu yang mengejutkan saya, kecuali seorang laki-laki yang menepuk pundak saya dari belakang. Lalu saya menoleh ke arah tersebut dan ternyata ia adalah Ali bin Abu Thalib -radhiyallahu'anhu-. Setelah itu, ia pun memanjatkan doa dan ampunan kepada Allah bagi Umar bin Khaththab. Tidak berapa lama kemudian, Ali berkata; Tidak ada lagi seorangpun sepeninggalmu, yang lebih aku cintai dari pada dirimu, hingga aku lebih suka bertemu Allah dengan membawa kebaikan seperti kebaikan yang kau bawa hai Umar. Demi Allah, sungguh aku berbaik sangka kepada Allah bahwasannya Dia akan menyertakanmu kepada dua orang teman dekatmu, Rasulullah dan Abu Bakr yang telah kembali kepadaNya lebih dahulu darimu. Sebagaimana sabda Rasulullah yang sering aku dengar; 'Aku datang bersama Abu Bakar dan Umar. Aku masuk bersama Abu Bakar dan Umar. Aku keluar bersama Abu Bakr dan Umar. Sungguh aku berharap agar Allah senantiasa menyertakanmu bersama Rasulullah dan Abu Bakr.' [Shahih Bukhari dan Muslim]

Sangat mencintai Nabi

Abdullah bin Hisyam -radhiyallahu 'anhu- menuturkan; Kami pernah bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang saat itu beliau menggandeng tangan Umar bin Khattab, kemudian Umar berujar: "ya Rasulullah, sungguh engkau lebih aku cintai dari segala-galanya selain diriku sendiri."
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«لاَ، وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْكَ مِنْ نَفْسِكَ»
"Tidak, demi Dzat yang jiwa berada di Tangan-Nya, hingga aku lebih engkau cintai daripada dirimu sendiri."
Maka Umar berujar; 'Sekarang demi Allah, engkau lebih aku cintai daripada diriku'.
Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«الآنَ يَا عُمَرُ»
"sekarang (baru benar) wahai Umar." [Shahih Bukhari]

Semangat Umar bin Khathab dalam menuntut ilmu, mau bertanya sekalipun kepada orang yang lebih rendah darinya

Di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Umar bin Khattab -radhiyallahu 'anhu- saling bergantian dengan tetangganya dalam menuntut ilmu. Beliau berkata:
كُنْتُ أَنَا وَجَارٌ لِي مِنَ الأَنْصَارِ فِي بَنِي أُمَيَّةَ بْنِ زَيْدٍ وَهِيَ مِنْ عَوَالِي المَدِينَةِ وَكُنَّا نَتَنَاوَبُ النُّزُولَ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَنْزِلُ يَوْمًا وَأَنْزِلُ يَوْمًا، فَإِذَا نَزَلْتُ جِئْتُهُ بِخَبَرِ ذَلِكَ اليَوْمِ مِنَ الوَحْيِ وَغَيْرِهِ، وَإِذَا نَزَلَ فَعَلَ مِثْلَ ذَلِكَ [صحيح البخاري]
“Dulu aku dan seorang tetanggaku dari kaum Anshar saling bergantian mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, ia pergi sehari dan aku pergi sehari. Jika aku yang pergi maka aku menyampaikan kepadanya apa yang terjadi pada hari itu baik itu tentang wahyu yang turun atau selainnya, dan jika ia yang pergi maka ia pun melakukan hal yang seperti itu.” [Sahih Bukhari]

Kedalaman ilmunya

Dari Ibnu Umar -radhiyallahu 'anhuma-; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«بَيْنَا أَنَا نَائِمٌ، أُتِيتُ بِقَدَحِ لَبَنٍ، فَشَرِبْتُ حَتَّى إِنِّي لَأَرَى الرِّيَّ يَخْرُجُ فِي أَظْفَارِي، ثُمَّ أَعْطَيْتُ فَضْلِي عُمَرَ بْنَ الخَطَّابِ» قَالُوا: فَمَا أَوَّلْتَهُ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: «العِلْمَ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Ketika aku tidur, aku bermimpi diberi segelas susu lalu aku meminumnya hingga aku melihat kepuasan (dari minum susu tersebut) keluar dari kuku-kukuku, kemudian aku berikan sisanya kepada Umar bin Al Khaththab". 
Orang-orang bertanya: "Apa ta'wilnya wahai Rasulullah?" 
Beliau menjawab: "Ilmu". [Shahih Bukhari dan Muslim]

Kekuatan agamanya

Dari Abu Sa’id Al-Khudriy -radhiyallahu 'anhu-; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«بَيْنَا أَنَا نَائِمٌ، رَأَيْتُ النَّاسَ يُعْرَضُونَ عَلَيَّ وَعَلَيْهِمْ قُمُصٌ، مِنْهَا مَا يَبْلُغُ الثُّدِيَّ، وَمِنْهَا مَا دُونَ ذَلِكَ، وَعُرِضَ عَلَيَّ عُمَرُ بْنُ الخَطَّابِ وَعَلَيْهِ قَمِيصٌ يَجُرُّهُ». قَالُوا: فَمَا أَوَّلْتَ ذَلِكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: «الدِّينَ» [صحيح البخاري ومسلم]  
"Ketika aku tidur, aku bermimpi melihat orang-orang dihadapkan kepadaku. Mereka mengenakan baju, diantaranya ada yang sampai kepada buah dada dan ada yang kurang dari itu. Dan dihadapkan pula kepadaku Umar bin Al-Khaththab dan dia mengenakan baju dan menyeretnya." 
Para sahabat bertanya: "Apa maksudnya hal demikian menurut engkau, ya Rasulullah?" 
Beliau shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Ad-Din (agama) ". [Shahih Bukhari dan Muslim]

Kekuatan imannya

Abu Hurairah radhiallahu 'anhu berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melaksanakan shalat Shubuh (setelah selesai) Beliau menghadap kepada jama'ah lalu bersabda:
" بَيْنَا رَجُلٌ يَسُوقُ بَقَرَةً إِذْ رَكِبَهَا فَضَرَبَهَا، فَقَالَتْ: إِنَّا لَمْ نُخْلَقْ لِهَذَا، إِنَّمَا خُلِقْنَا لِلْحَرْثِ "
"Ada orang yang sedang menggiring sapi betina lalu ketika ditungganginya dia memukul sapi tersebut, lalu sapi itu berbicara; "Aku diciptakan bukan untuk dipukuli seperti ini, tapi aku diciptakan untuk membantu pengembangan sawah ladang".
Lalu orang-orang berkata; "Maha suci Allah, sapi dapat berbicara?".
Beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
" فَإِنِّي أُومِنُ بِهَذَا، أَنَا وَأَبُو بَكْرٍ، وَعُمَرُ "
"Aku beriman tentang kejadian itu, begitu juga Abu Bakar dan 'Umar".
Saat itu Abu Bakr dan Umar tidak hadir.
Beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
" وَبَيْنَمَا رَجُلٌ فِي غَنَمِهِ إِذْ عَدَا الذِّئْبُ، فَذَهَبَ مِنْهَا بِشَاةٍ، فَطَلَبَ حَتَّى كَأَنَّهُ اسْتَنْقَذَهَا مِنْهُ، فَقَالَ لَهُ الذِّئْبُ هَذَا: اسْتَنْقَذْتَهَا مِنِّي، فَمَنْ لَهَا يَوْمَ السَّبُعِ، يَوْمَ لاَ رَاعِيَ لَهَا غَيْرِي "
“Dan ada pula seseorang yang sedang bersama kambingnya lalu ada seekor serigala yang akan memangsa kambingnya dan ketika serigala itu membawanya kabur, orang itu mencarinya seakan dia mengawasi kambingnya dari ancaman serigala maka serigala itu berbicara kepadanya; "Kini kamu merasa menjaganya dari aku tapi siapa yang menjaganya pada hari berburu saat tidak ada pengembala yang mengawasinya?".
Lalu orang-orang berkata; "Maha suci Allah, serigala dapat berbicara?".
Beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«فَإِنِّي أُومِنُ بِهَذَا أَنَا وَأَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ»
"Aku beriman tentang kejadian itu, begitu juga Abu Bakar dan 'Umar".
Saat itu keduanya (Abu Bakr dan Umar) tidak hadir. [Shahih Bukhari dan Muslim]

Beberapa pendapatnya mendapat persetujuan langsung dari Allah

Dari Anas bin Malik -radhiyallahu 'anhu-; Umar bin Khathab -radhiyallahu 'anhu- berkata:
" وَافَقْتُ رَبِّي فِي ثَلاَثٍ: فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ، لَوِ اتَّخَذْنَا مِنْ مَقَامِ إِبْرَاهِيمَ مُصَلًّى، فَنَزَلَتْ: {وَاتَّخِذُوا مِنْ مَقَامِ إِبْرَاهِيمَ مُصَلًّى} [البقرة: 125] وَآيَةُ الحِجَابِ، قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، لَوْ أَمَرْتَ نِسَاءَكَ أَنْ يَحْتَجِبْنَ، فَإِنَّهُ يُكَلِّمُهُنَّ البَرُّ وَالفَاجِرُ، فَنَزَلَتْ آيَةُ الحِجَابِ، وَاجْتَمَعَ نِسَاءُ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الغَيْرَةِ عَلَيْهِ، فَقُلْتُ لَهُنَّ: {عَسَى رَبُّهُ إِنْ طَلَّقَكُنَّ أَنْ يُبَدِّلَهُ أَزْوَاجًا خَيْرًا مِنْكُنَّ}، فَنَزَلَتْ هَذِهِ الآيَةُ [صحيح البخاري]
"Pendapatku sesuai dengan ketetapan Rabbku dalam tiga persoalan. (Yang pertama) ketika aku sampaikan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, 'Wahai Rasulullah, seandainya Maqam Ibrahim kita jadikan sebagai tempat shalat? Lalu turunlah ayat: '(Dan jadikanlah maqam Ibrahim sebagai tempat shalat) ' (Qs. Al Baqarah: 125). Yang kedua tentang hijab. Aku berkata, 'Wahai Rasulullah, seandainya Tuan perintahkan isteri-isteri Tuan untuk berhijab karena yang berkomunikasi dengan mereka ada orang yang shalih dan juga ada yang fajir (suka bermaksiat).' Maka turunlah ayat hijab. Dan yang ketiga, saat isteri-isteri beliau cemburu kepada beliau (sehingga banyak yang membangkang), aku katakan kepada mereka, 'Semoga bila Beliau menceraikan kalian Rabbnya akan menggantinya dengan isteri-isteri yang lebih baik dari kalian.' Maka turunlah ayat tentang masalah ini." [Shahih Bukhari]

Ibnu 'Umar radhiallahu 'anhuma berkata; "Ketika Abdullah bin Ubay meninggal dunia, anak laki-lakinya -yaitu Abdulah bin Abdullah- datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka beliau berikan bajunya dan beliau perintahkannya untuk mengafani ayahnya dengan bajunya tersebut. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menshalati jenazah ayah Abdullah bin Abdullah bin Ubbay. Hingga akhirnya Umar menarik baju Rasulullah seraya berkata; "Ya Rasulullah, apakah engkau akan menshalati jenazah Abdullah bin Ubay sedangkan dia itu orang munafik? Padahal Allah telah melarang engkau memintakan ampun untuknya?"
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab:
" إِنَّمَا خَيَّرَنِي اللَّهُ - أَوْ أَخْبَرَنِي اللَّهُ - فَقَالَ: {اسْتَغْفِرْ لَهُمْ، أَوْ لاَ تَسْتَغْفِرْ لَهُمْ، إِنْ تَسْتَغْفِرْ لَهُمْ سَبْعِينَ مَرَّةً فَلَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَهُمْ} [التوبة: 80] فَقَالَ سَأَزِيدُهُ عَلَى سَبْعِينَ "
"Sesungguhnya Allah -subhanahu wa ta'ala- telah memberikan pilihan kepadaku atau mengabariku." Lalu beliau membacakan ayat yang berbunyi; {Kamu memohonkun ampun bagi orang-orang munafik atau tidak kamu mohonkan ampun bagi mereka, maka hal itu adalah sama saja. sekalipun kamu memohonkan ampun bagi mereka tujuh puluh kali sekali-kali Allah tidak akan mengampuni mereka} (Qs. At-Taubah 9: 80). Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Aku akan menambah istighfar lebih dari tujuh puluh kali untuknya."
Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tetap saja menshalatinya dan kami pun shalat bersamanya hingga Allah menurunkan ayat Al Qur'an:
{وَلاَ تُصَلِّ عَلَى أَحَدٍ مِنْهُمْ مَاتَ أَبَدًا، وَلاَ تَقُمْ عَلَى قَبْرِهِ إِنَّهُمْ كَفَرُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ، وَمَاتُوا وَهُمْ فَاسِقُونَ} [التوبة: 84]
Janganlah kamu sekali-kali menshalati jenazah seorang di antara orang-orang munafik dan janganlah kamu berdiri di atas kuburnya, sesungguhnya mereka telah kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka mati dalam keadaan munafiq. (Qs. At-Taubah 9: 84). [Shahih Bukhari]

Kebenaran selalu terucap darinya

Dari Abu Hurairah -radhiyallahu 'anhu-; Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
" إِنَّهُ قَدْ كَانَ فِيمَا مَضَى قَبْلَكُمْ مِنَ الأُمَمِ مُحَدَّثُونَ، وَإِنَّهُ إِنْ كَانَ فِي أُمَّتِي هَذِهِ مِنْهُمْ فَإِنَّهُ عُمَرُ بْنُ الخَطَّابِ " [صحيح البخاري ومسلم]
"Sungguh telah ada pada setiap umat-umat sebelum kalian para muhaddats (orang-orang yang selalu berpandangan lurus/punya firasat tinggi) dan seandainya mereka ada pada umatku ini tentu dia adalah 'Umar bin Al Khaththab -radhiyallahu 'anhu-". [Shahih Bukhari dan Muslim]

Dari Ibnu Umar -radhiyallahu 'anhuma-; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
«إِنَّ اللَّهَ جَعَلَ الحَقَّ عَلَى لِسَانِ عُمَرَ وَقَلْبِهِ» [سنن الترمذي: صحيح]
"Sesungguhnya Allah -ta'ala- telah menempatkan kebenaran pada ucapan dan hatinya Umar."
Ibnu Umar berkata; "Tidaklah suatu perkara terjadi pada suatu masyarakat, kemudian mereka memberi tanggapan, dan Umar memberi tanggapan lain, kecuali Al-Quran turun seperti yang diucapkan Umar." [Sunan Tirmidziy: Shahih]

Kehebatan dalam memimpin sebagai khalifah

Dari Abdullah bin Umar -radhiyallahu 'anhuma-; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
«أُرِيتُ كَأَنِّي أَنْزِعُ بِدَلْوِ بَكْرَةٍ عَلَى قَلِيبٍ، فَجَاءَ أَبُو بَكْرٍ فَنَزَعَ ذَنُوبًا أَوْ ذَنُوبَيْنِ، فَنَزَعَ نَزْعًا ضَعِيفًا وَاللهُ، تَبَارَكَ وَتَعَالَى يَغْفِرُ لَهُ، ثُمَّ جَاءَ عُمَرُ، فَاسْتَقَى فَاسْتَحَالَتْ غَرْبًا، فَلَمْ أَرَ عَبْقَرِيًّا مِنَ النَّاسِ يَفْرِي فَرْيَهُ، حَتَّى رَوِيَ النَّاسُ وَضَرَبُوا الْعَطَنَ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Dalam tidurku, aku bermimpi menarik timba (mengambil air) untuk memberi minum unta dari suatu sumur. Kemudian Abu Bakr datang lalu menarik (mengambil air) satu atau dua timba dan pada tarikannya itu ada kelemahan dan Allah mengampuninya. Kemudian 'Umar bin Al Khaththab datang lalu mengambil timba tersebut sehingga dapat mengambil air yang banyak. Aku belum pernah melihat di kalangan manusia ada orang yang berbuat saperti apa yang diperbuat olehnya lalu memberi minum unta-unta hingga manusia menjadi puas karenanya". [Shahih Bukhari dan Muslim]

Umar bin Khathab radhiyallahu ‘anhu sebagai pintu yang menutup cobaan besar yang akan menimpa umat Islam

Dari Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu; Umar radhiyallahu ‘anhu bertanya: Siapa yang menghafal satu hadits dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang fitnah (cobaan)?
Hudzaifah -radhiyallahu 'anhu- berkata: Aku mendengar beliau bersabda:
«فِتْنَةُ الرَّجُلِ فِي أَهْلِهِ وَمَالِهِ وَجَارِهِ، تُكَفِّرُهَا الصَّلاَةُ وَالصِّيَامُ وَالصَّدَقَةُ»
“Fitnah (cabaan) seseorang pada keluarganya, harta, dan tetangganya; dihapuskan dosa-dosanya oleh ibadah shalat, puasa, dan sedekah”
Umar berkata: Bukan ini yang aku tanyakan, aku bertanya tentang cobaan yang sangat besar bagaikan badai yang bergemuruh di lautan.
Hudzaifah berkata: Sesungguhnya antara engau dan kejadian itu ada pintu yang tertutup.
Umar bertanya: Apakah nanti pintu itu akan terbuka atau rusak?
Hudzaifah menjawab: Akan rusak.
Umar berkata: Itu berarti tidak akan tertutup lagi sampai hari kiamat.
Perawi (Abu Wail) berkata: Maka kami meminta kepada Masruuq: Tanyakan kepada Hudzaifah, apakah Umar tahu siapa sebenarnya yang dimaksud dengan pintu itu?
Maka Masruq menanyakannya, dan Hudzaifah menjawab: Iya, Umar tahu sebagaimana ia tahu bahwa setelah siang ada malam.
Dalam riwayat lain, Hudzaifah berkata: Pintu itu adalah Umar. [Shahih Bukhari]

Mendapat predikat syahid

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu; Bahwasanya Nabis shallallahu ‘alaihi wa sallam mendaki bukit Uhud bersama Abu Bakr, Umar, dan Utsman. Tiba bukit Uhud bergetar karena mereka, maka Rasulullah bersabda:
«اثْبُتْ أُحُدُ فَإِنَّمَا عَلَيْكَ نَبِيٌّ، وَصِدِّيقٌ، وَشَهِيدَانِ» [صحيح البخاري]
“Tenanglah wahai Uhud, karena sesungguhnya di atasmu hanya ada seorang Nabi, shiddiiq, dan dua orang syahid”. [Sahih Bukhari]

Rumah dalam surga

Dari Jabir bin Abdillah -radhiyallahu 'anhuma-; Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
" رَأَيْتُنِي دَخَلْتُ الجَنَّةَ، فَإِذَا أَنَا بِالرُّمَيْصَاءِ، امْرَأَةِ أَبِي طَلْحَةَ، وَسَمِعْتُ خَشَفَةً، فَقُلْتُ: مَنْ هَذَا؟ فَقَالَ: هَذَا بِلاَلٌ، وَرَأَيْتُ قَصْرًا بِفِنَائِهِ جَارِيَةٌ، فَقُلْتُ: لِمَنْ هَذَا؟ فَقَالَ: لِعُمَرَ، فَأَرَدْتُ أَنْ أَدْخُلَهُ فَأَنْظُرَ إِلَيْهِ، فَذَكَرْتُ غَيْرَتَكَ " فَقَالَ عُمَرُ: بِأَبِي وَأُمِّي يَا رَسُولَ اللَّهِ أَعَلَيْكَ أَغَارُ [صحيح البخاري ومسلم]
 "Aku bermimpi memasuki surga. Di sana aku bertemu Ar-Rumaishaa’, yaitu istri dari Abu Thalhah lalu aku mendengar suara langkah sandal. Aku bertanya; "Siapakah dia?". 
Dia menjawab; "Dia adalah Bilal". 
Kemudian aku melihat istana yang di halamannya ada seorang sahaya wanita. Aku bertanya: "Untuk siapakah istana itu?". 
Dia menjawab; "Untuk 'Umar". 
Semula aku ingin masuk ke dalam istana itu untuk melihat-lihat namun aku teringat kecemburuanmu". 
Maka 'Umar berkata; "Demi engaku kukorbankan bapak dan ibuku, wahai Rasulullah, apakah aku mesti cemburu kepadamu?". [Shahih Bukhari dan Muslim]

Tempat tertinggi di surga

Dari Abu Sa'id radhiyallahu ‘anhu; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«إِنَّ أَهْلَ الدَّرَجَاتِ الْعُلَى لَيَرَوْنَ مَنْ فَوْقَهُمْ، كَمَا تَرَوْنَ الْكَوْكَبَ الدُّرِّيَّ فِي أُفُقِ السَّمَاءِ، وَإِنَّ أَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ مِنْهُمْ وَأَنْعَمَا»
"Sesungguhnya, penghuni derajat yang paling tinggi (di surga), mereka dapat melihat orang-orang yang ada di atasnya sebagaimana kalian dapat melihat bintang yang terbit di ufuk langit, dan Abu Bakar dan Umar adalah termasuk mereka yang mendapatkan nikmat tersebut dan lebih lagi." [Musnad Ahmad: Hasan ligairih]

Bersungguh-sungguh dalam setiap urusan dan sangat dermawan

Aslam Al-Qurasyiyrahimahullah- berkata:Ibnu 'Umar radhiallahu 'anhuma bertanya kepadaku tentang sebagian aktifitas yang biasa dilakukan 'Umar radhiallahu 'anhu, maka aku mengabarkan kepadanya;
«مَا رَأَيْتُ أَحَدًا قَطُّ بَعْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ حِينَ قُبِضَ، كَانَ أَجَدَّ وَأَجْوَدَ حَتَّى انْتَهَى مِنْ عُمَرَ بْنِ الخَطَّابِ»
"Tidak pernah aku melihat seorangpun setelah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang lebih bersungguh-sungguh dan lebih dermawan (dalam harta) hingga meninggal dunia daripada 'Umar bin Al Khaththab". [Shahih Bukhari]

Wallahu a’lam!

Referensi:
الصحيح المسند من فضائل الصحابة للشيخ مصطفى العدوي حفظه الله

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...