بسم الله الرحمن الرحيم
Perintah berbuat
baik kepada kedua orang tua setelah perintah tauhid
Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا
وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا} [النساء: 36]
Sembahlah
Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun, dan berbuat
baiklah kepada dua orang ibu-bapak.
[An-Nisaa’:36]
{قُلْ تَعَالَوْا أَتْلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمْ
عَلَيْكُمْ أَلَّا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا} [الأنعام:
151]
Katakanlah:
"Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu yaitu:
Janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap
kedua orang ibu bapak, …”.
[Al-An’am:151]
{وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ
وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا} [الإسراء: 23]
Dan
Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain dia dan
hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. [Al-Israa’:23]
{وَإِذْ أَخَذْنَا مِيثَاقَ بَنِي إِسْرَائِيلَ
لَا تَعْبُدُونَ إِلَّا اللَّهَ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا} [البقرة: 83]
Dan
(ingatlah), ketika kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): janganlah
kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapak. [Al-Baqarah:83]
Perintah bersyukur
kepada kedua orang tua setelah bersyukur kepada Allah
{وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ
أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ
إِلَيَّ الْمَصِيرُ} [لقمان: 14]
Dan
kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya;
Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan
menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu
bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.
[Luqman:14]
Berbakti kepada kedua orang tua adalah
jihad
Abdullah
bin ‘Amr radhiyallahu 'anhuma
berkata: Seorang lelaki datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
lalu meminta izinnya untuk berjihad.
Maka
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya:
«أَحَيٌّ وَالِدَاكَ؟»
“Apakah
kedua orang tuamu masih hidup?”
Ia
menjawab: Iya!
Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«فَفِيهِمَا فَجَاهِدْ» [صحيح البخاري ومسلم]
“Maka
pada keduanyalah engkau berjihad (dengan berbakti kepadanya)”. [Sahih Bukhari
dan Muslim]
Dalam
riwayat lain; Seorang lelaki mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
dan berkata: Aku ingin membai’atmu dengan hijrah dan jihad, aku mengharapkan
pahala dari Allah!
Nabi
bertanya:
«فَهَلْ مِنْ وَالِدَيْكَ أَحَدٌ
حَيٌّ؟»
“Apakah
ada dari kedua orang tuamu yang salah satunya masih hidup?”
Ia
menjawab: Iya, bahkan keduanya!
Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya:
«فَتَبْتَغِي الْأَجْرَ مِنَ اللهِ؟»
“Engkau
mengharapkan pahala dari Allah?”
Ia
menjawab: Iya!
Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«فَارْجِعْ إِلَى وَالِدَيْكَ فَأَحْسِنْ
صُحْبَتَهُمَا» [صحيح مسلم]
“Maka
kembalilah kepada kedua orang tuamu, dan perbaikilah hubunganmu dengan
keduanya”. [Sahih Muslim]
Amalan yang paling dicintai oleh Allah setelah shalat
Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu bertanya kepada
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: Amalan apakah yang paling
dicintai oleh Allah?
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:
«الصَّلاَةُ عَلَى وَقْتِهَا»
“Shalat tepat pada waktunya!”
Ibnu Mas’ud berkata: Kemudian apa?
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:
«ثُمَّ بِرُّ الوَالِدَيْنِ»
“Berbuat baik kepada kedua orang tua!”
Ibnu Mas’ud berkata: Kemudian apa?
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:
«الجِهَادُ
فِي سَبِيلِ اللَّهِ»
“Jihad di jalan Allah!”
Ibnu Mas’ud berkata: Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam menyampaikannya kepadaku, dan seandainya aku terus
bertanya maka beliau akan terus menjawabnya! [Sahih Bukhari dan Muslim]
Berbakti pada kedua orang tua lebih didahulukan dari pada ibadah sunnah
Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
" كَانَ رَجُلٌ فِي بَنِي إِسْرَائِيلَ يُقَالُ
لَهُ جُرَيْجٌ يُصَلِّي، فَجَاءَتْهُ أُمُّهُ، فَدَعَتْهُ، فَأَبَى أَنْ يُجِيبَهَا،
فَقَالَ: أُجِيبُهَا أَوْ أُصَلِّي، ثُمَّ أَتَتْهُ فَقَالَتْ: اللَّهُمَّ لاَ تُمِتْهُ
حَتَّى تُرِيَهُ وُجُوهَ المُومِسَاتِ، وَكَانَ جُرَيْجٌ فِي صَوْمَعَتِهِ، فَقَالَتِ
امْرَأَةٌ: لَأَفْتِنَنَّ جُرَيْجًا، فَتَعَرَّضَتْ لَهُ، فَكَلَّمَتْهُ فَأَبَى، فَأَتَتْ
رَاعِيًا، فَأَمْكَنَتْهُ مِنْ نَفْسِهَا، فَوَلَدَتْ غُلاَمًا فَقَالَتْ: هُوَ مِنْ
جُرَيْجٍ، فَأَتَوْهُ، وَكَسَرُوا صَوْمَعَتَهُ، فَأَنْزَلُوهُ وَسَبُّوهُ، فَتَوَضَّأَ
وَصَلَّى ثُمَّ أَتَى الغُلاَمَ، فَقَالَ: مَنْ أَبُوكَ يَا غُلاَمُ؟ قَالَ: الرَّاعِي،
قَالُوا: نَبْنِي صَوْمَعَتَكَ مِنْ ذَهَبٍ، قَالَ: لاَ، إِلَّا مِنْ طِينٍ "
[صحيح البخاري ومسلم]
"Ada seorang laki-laki Bani Isra'il, yang
dipanggil dengan nama Juraij, sedang melaksanakan shalat lalu ibunya datang
memanggilnya, namun laki-laki itu enggan menjawabnya. Dia berkata: "Apakah
aku penuhi panggilannya atau aku teruskan shalat?" Akhirnya ibunya itu
mendekatinya seraya berkata: "Ya Allah, janganlah Engkau matikan dia
kecuali setelah dia memperoleh ujian". Suatu hari Juraij sedang berada di
biaranya lalu ada seorang wanita berkata: "Aku akan goda si Juraij".
Lalu wanita ini menawarkan dirinya tapi Juraij menolakmya. Kemudian wanita ini
mendatangi seorang pengembala lalu wanita ini tinggal bersamanya hingga
melahirkan seorang bayi. Lalu wanita itu berkata: "Ini anaknya
Juraij". Maka orang-orang mendatangi Juraij dan menghancurkan biaranya dan
memaksanya keluar lalu memaki-makinya. Juraij berwudhu' lalu shalat. Kemudian
dia mendatangi bayi lalu bertanya: "Siapakah bapakmu wahai anak?".
Bayi itu menjawab: "Seorang pengembala". Orang-orang berkata:
"Kami akan bangun biaramu terbuat dari emas". Juraij berkata:
"Tidak, dari tanah saja". [Sahih Bukhari dan Muslim]
Surga bagi yang berbakti kepada kedua
orang tuanya
{وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَانًا
حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ كُرْهًا وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلَاثُونَ
شَهْرًا حَتَّى إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي
أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ
صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي
مِنَ الْمُسْلِمِينَ (15) أُولَئِكَ الَّذِينَ نَتَقَبَّلُ عَنْهُمْ أَحْسَنَ مَا عَمِلُوا
وَنَتَجَاوَزُ عَنْ سَيِّئَاتِهِمْ فِي أَصْحَابِ الْجَنَّةِ وَعْدَ الصِّدْقِ الَّذِي
كَانُوا يُوعَدُونَ} [الأحقاف: 15-16]
Kami
perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya,
ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah
(pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga
apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa:
"Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah
Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat
amal yang saleh yang Engkau ridhai; Berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi
kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan
sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri". Mereka itulah
orang-orang yang kami terima dari mereka amal yang baik yang telah mereka
kerjakan dan kami ampuni kesalahan-kesalahan mereka, bersama penghuni-penghuni
surga, sebagai janji yang benar yang telah dijanjikan kepada mereka. [Al-Ahqaaf: 15-16]
Dari
Abu Ad-Darda’ radhiyallahu 'anhu; Bahwasanya seorang
mendatanginya dan bertanya: Sesungguhnya saya mempunyai istri sedangkan ibuku
menyuruhku untuk menceraikannya!
Abu
Ad-Dardaa’ berkata: Aku telah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
«الوَالِدُ أَوْسَطُ أَبْوَابِ الجَنَّةِ، فَإِنْ
شِئْتَ فَأَضِعْ ذَلِكَ البَابَ أَوْ احْفَظْهُ» [سنن الترمذي: صححه الألباني]
“Orang
tua adalah pintu surga terbaik, maka jika engkau mau maka tinggalkanlah pintu
itu atau jagalah”. [Sunan Tirmidziy: Sahih]
Mu'awiyah bin Jahimah As-Sulamiy radhiyallahu
'anhu berkata: Aku mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan
bertanya: Ya Rasulullah sesungguhnya aku ingin berjihad di jalan Allah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya:
Apakah ibumu masih hidup?
Aku menjawab: Iya!
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
الْزَمْ رِجْلَيْهَا فَثَمَّ الْجَنَّةُ [سنن ابن
ماجه: صححه الألباني]
“Dekatlah selalu dari kedua kakinya (selalu
berbuat baik kepadanya) karena di situlah surga”. [Sunan Ibnu Majah: Sahih]
Dalam riwayat lain:
«فَالْزَمْهَا، فَإِنَّ الْجَنَّةَ تَحْتَ رِجْلَيْهَا»
[سنن النسائي: صححه الألباني]
“Dekatlah selalu darinya (selalu berbuat
baik kepadanya) karena surga di bawah kedua kakinya”. [Sunan An-Nasa'i: Sahih]
Dari Aisyah radhiyallahu 'anha;
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
" نِمْتُ، فَرَأَيْتُنِي فِي الْجَنَّةِ،
فَسَمِعْتُ صَوْتَ قَارِئٍ يَقْرَأُ، فَقُلْتُ: مَنْ هَذَا؟ قَالُوا: هَذَا حَارِثَةُ
بْنُ النُّعْمَانِ "
“Aku tidur, lalu diperlihatkan padaku dalam
surga. Maka aku mendengar suara seseorang yang membaca Al-Qur’an, lalu
akubertanya: Siapakah ini? Mereka menjawab: Ini adalah Haritsah bin Nu’man”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
" كَذَاكَ الْبِرُّ، كَذَاكَ الْبِرُّ
"
“Itulah pahala berbakti, itulah pahala berbaktu”
Dan ia (Haritsah) sangat berbakti kepada ibunya.
[Musnad Ahmad: Sahih]
Do’a orang tua mustajab
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah sallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
« ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لاَ شَكَّ
فِيهِنَّ: دَعْوَةُ الْوَالِدِ ، وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ ، وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ
» [سنن أبى داود: حسنه الألباني]
“Tiga do'a yang dikabulkan tanpa diragukan; Do'a ibu bapak, do'a
seorang musafir, dan do'a orang yang dizalimi”. [Sunan Abi Daud: Hasan]
Ridha Allah pada ridha orang tua
Dari Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu
'anhuma; Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«رِضَى الرَّبِّ فِي رِضَى الوَالِدِ، وَسَخَطُ
الرَّبِّ فِي سَخَطِ الْوَالِدِ» [سنن الترمذي: صححه الألباني]
“Ridah Ar-Rabb (Allah) ada pada ridha orang tua,
dan murka Ar-Rabb ada pada murka orang tua” [Sunan Tirmidziy: Sahih]
Penyebab do’a dikabulkan
Dari 'Abdullah bin 'Umar radliallahu
'anhuma; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
" بَيْنَمَا ثَلاَثَةُ نَفَرٍ يَمْشُونَ،
أَخَذَهُمُ المَطَرُ، فَأَوَوْا إِلَى غَارٍ فِي جَبَلٍ، فَانْحَطَّتْ عَلَى فَمِ غَارِهِمْ
صَخْرَةٌ مِنَ الجَبَلِ، فَانْطَبَقَتْ عَلَيْهِمْ، فَقَالَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ: انْظُرُوا
أَعْمَالًا عَمِلْتُمُوهَا صَالِحَةً لِلَّهِ، فَادْعُوا اللَّهَ بِهَا لَعَلَّهُ يُفَرِّجُهَا
عَنْكُمْ، قَالَ أَحَدُهُمْ: اللَّهُمَّ إِنَّهُ كَانَ لِي وَالِدَانِ شَيْخَانِ كَبِيرَانِ،
وَلِي صِبْيَةٌ صِغَارٌ، كُنْتُ أَرْعَى عَلَيْهِمْ، فَإِذَا رُحْتُ عَلَيْهِمْ حَلَبْتُ،
فَبَدَأْتُ بِوَالِدَيَّ أَسْقِيهِمَا قَبْلَ بَنِيَّ، وَإِنِّي اسْتَأْخَرْتُ ذَاتَ
يَوْمٍ، فَلَمْ آتِ حَتَّى أَمْسَيْتُ، فَوَجَدْتُهُمَا نَامَا، فَحَلَبْتُ كَمَا كُنْتُ
أَحْلُبُ، فَقُمْتُ عِنْدَ رُءُوسِهِمَا أَكْرَهُ أَنْ أُوقِظَهُمَا، وَأَكْرَهُ أَنْ
أَسْقِيَ الصِّبْيَةَ، وَالصِّبْيَةُ يَتَضَاغَوْنَ عِنْدَ قَدَمَيَّ حَتَّى طَلَعَ
الفَجْرُ، فَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنِّي فَعَلْتُهُ ابْتِغَاءَ وَجْهِكَ، فَافْرُجْ
لَنَا فَرْجَةً نَرَى مِنْهَا السَّمَاءَ، فَفَرَجَ اللَّهُ، فَرَأَوُا السَّمَاءَ
..." [صحيح البخاري ومسلم]
"Ada tiga orang yang sedang bepergian lalu
hujan turun hingga akhirnya mereka masuk ke dalam gua pada suatu gunung. Lalu
sebuah batu yang jatuh dari gunung di depan mulut gua sehingga menutupi mereka.
Satu sama lain diantara berkata; "Perhatikanlah amal amal yang pernah kalian
amalkan semata karena Allah lalu berdoalah dengan perantaraan amal amal
tersebut semoga Allah Ta'ala berkenan membukakan batu tersebut untuk kalian!".
Seorang diantara mereka berkata; "Ya Allah, aku memiliki kedua orangtua
yang sudah renta dan aku juga mempunyai anak yang masih kecil dimana aku
mengembalakan hewan untuk makan minum mereka. Apabila aku sudah selesai aku
memeras susu dan aku mulai memberikan susu tersebut untuk kedua orang tua, aku
mendahuluinya untuk kedua orangtuaku sebelum anakku. Pada suatu hari aku
terlambat pulang hingga malam dan aku dapati kedanya sudah tertidur. Maka aku
mencoba menawarkan susu kepada keduanya, aku hampiri di dekat keduanya dan aku
khawatir dapat membangunkannya dan aku juga tidak mau memberikan susu ini untuk
anak kecilku padahal dia sedang menangis dibawah kakiku meminta minum hingga
terbit fajar. Ya Allah seandainya Engkau mengetahui apa yang aku kerjakan itu
semata mencari ridha-Mu, maka bukakanlah celah batu ini sehingga dari nya kami
dapat melihat matahari!". Maka Allah membukakan batu itu hinga mereka sedikit
dapat melihat matahari". [Sahih Bukhari dan Muslim]
Dari Umar bin Khathab radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«يَأْتِي عَلَيْكُمْ أُوَيْسُ بْنُ عَامِرٍ مَعَ
أَمْدَادِ أَهْلِ الْيَمَنِ، مِنْ مُرَادٍ، ثُمَّ مِنْ قَرَنٍ، كَانَ بِهِ بَرَصٌ فَبَرَأَ
مِنْهُ إِلَّا مَوْضِعَ دِرْهَمٍ، لَهُ وَالِدَةٌ هُوَ بِهَا بَرٌّ، لَوْ أَقْسَمَ
عَلَى اللهِ لَأَبَرَّهُ، فَإِنِ اسْتَطَعْتَ أَنْ يَسْتَغْفِرَ لَكَ فَافْعَلْ» [صحيح مسلم]
“Akan datang kepada kalian Uwais bin ‘Amir
bersama bantuan perang dari Yaman,
dari Murad, kemudian dari Qarn, ia memiliki
penyakit kusta kemudian sembuh kecuali sebagian sebesar dirham, ia memiliki ibu
yang ia berbakti kepadanya, kalau ia bersumpah atas nama Allah maka pasti akan
dikabulkan. Maka jika engkau bisa memintanya agar ia mintakan ampunan untukmu
maka lakukanlah” [Sahih Muslim]
Pintu taubat
Ibnu Umar radhiyallahu
'anhuma berkata: Seorang laki-laki mendatangi Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam dan bertanya: Wahai Rasulullah, aku telah melakukan dosa
yang sangat besar, apakah ada taubat untukku?
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepadanya:
«هَلْ لَكَ مِنْ أُمٍّ؟»
"Apakah kamu masih memiliki ibu?"
Ia menjawab: Tidak!
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya
lagi:
«هَلْ لَكَ مِنْ خَالَةٍ؟»
"Apakah kamu memiliki khalah
(saudari perempuan ibu)?"
Ia menjawab: Iya!
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«فَبِرَّهَا» [سنن الترمذي:
صحيح]
"Berbuat baiklah kepadanya". [Sunan Tirmidzi: Sahih]
Wasiat
Rasulullah
Abu Ad-Dardaa’ radhiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam berwasiat kepadaku dengan 9 hal:
" ... ، وَأَطِعْ وَالِدَيْكَ، وَإِنْ أَمَرَاكَ
أَنْ تَخْرُجَ مِنْ دُنْيَاكَ فَاخْرُجْ لَهُمَا ... " [الأدب المفرد
للبخاري: حسنه الألباني]
“…, dan taatilah kedua orang tuamu, dan jia
ia memerintahkan kamu untuk keluar dari duniamu maka keluarlah demi keduanya,
…” [Al-Adab Al-Mufrad karya Al-Bukhari: Hasan]
Yang durhaka tidak akan dipandang oleh Allah dan tidak masuk surga
'Abdullah bin Umar radhiyallahu
'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
" ثَلَاثَةٌ لَا يَنْظُرُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلَيْهِمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ:
الْعَاقُّ لِوَالِدَيْهِ، وَالْمَرْأَةُ الْمُتَرَجِّلَةُ، وَالدَّيُّوثُ، وَثَلَاثَةٌ
لَا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ: الْعَاقُّ لِوَالِدَيْهِ، وَالْمُدْمِنُ عَلَى الْخَمْرِ،
وَالْمَنَّانُ بِمَا أَعْطَى " [سنن النسائي: صححه
الألباني]
"Tiga golongan yang Allah tidak akan
melihat mereka pada hari kiamat: Anak yang durhaka kepada orang tua, wanita
yang menyerupai laki-laki, dan Dayyuts (yaitu seorang yang merelakan
keluarganya berbuat kekejian). Dan tiga golongan mereka tidak akan masuk surga:
Anak yang durhaka kepada orang tua, pecandu khamer, dan orang yang selalu
menyebut-nyebut pemberiannya." [Sunan An-Nasa’iy: Sahih]
Dosa besar setelah syirik
Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berkata: Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam ditanya tentang dosa-dosa besar, maka beliau menjawab:
«الإِشْرَاكُ بِاللَّهِ، وَعُقُوقُ الوَالِدَيْنِ،
وَقَتْلُ النَّفْسِ، وَشَهَادَةُ الزُّورِ» [صحيح البخاري
ومسلم]
“Menyekutukan Allah, durhaka kepada kedua orang
tua, membunuh jiwa, dan saksi palsu”. [Sahih Bukhari dan Muslim]
Dari Abu Bakrah radhiyallahu 'anhu;
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«أَلاَ أُنَبِّئُكُمْ بِأَكْبَرِ الكَبَائِرِ؟»
“Maukah kalian kuberi tahu tentang dosa yang
paling besar?” diulang tiga kali.
Sahabat menjawab: Tentu, wahai Rasulullah!
Beliau menjawab:
«الإِشْرَاكُ بِاللَّهِ، وَعُقُوقُ الوَالِدَيْنِ
- وَجَلَسَ وَكَانَ مُتَّكِئًا فَقَالَ - أَلاَ وَقَوْلُ الزُّورِ»
“Menyekutukan Allah, durhaka kepada kedua orang
tua” Beliau kemudian duduk setelah bersandar, kemudian bersabda lagi:
“Ketahuilah, dan ucapan dusta (juga)”
Abu Bakrah berkata: Rasulullah terus
mengulanginya sampai kami berkata dalam hati: Andai beliau diam” [Sahih Bukhari
dan Muslim]
Dari Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu
'anhuma; Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
" الكَبَائِرُ: الإِشْرَاكُ بِاللَّهِ، وَعُقُوقُ
الوَالِدَيْنِ "
[صحيح البخاري ومسلم]
“Dosa besar itu adalah: Menyekutukan Allah dan
durhaka kepada kedua orang tua”. [Sahih Bukhari dan Muslim]
Allah mengharamkan durhaka kepada kedua orang tua
Dari Al-Mugirah bin Syu’bah radhiyallahu
'anhu; Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
" إِنَّ اللَّهَ حَرَّمَ عَلَيْكُمْ: عُقُوقَ
الأُمَّهَاتِ، وَوَأْدَ البَنَاتِ، وَمَنَعَ وَهَاتِ " [صحيح البخاري
ومسلم]
“Sesungguhnya Allah mengharamkan atas kalian:
Durhaka kepada ibu, mengubutkan anak perempuan hidup-hidup, mancegah dan
meminta”. [Sahih Bukhari dan Muslim]
Dalam riwayat lain:
حَرَّمَ عُقُوقَ الْوَالِدِ [صحيح مسلم]
“Allah mengharamkan durhaka kepada orang tua”.
[Sahih Muslim]
Siksaan bagi yang durhaka
{وَالَّذِي قَالَ لِوَالِدَيْهِ أُفٍّ لَكُمَا أَتَعِدَانِنِي أَنْ أُخْرَجَ وَقَدْ خَلَتِ الْقُرُونُ مِنْ قَبْلِي وَهُمَا يَسْتَغِيثَانِ اللَّهَ وَيْلَكَ آمِنْ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ فَيَقُولُ مَا هَذَا إِلَّا أَسَاطِيرُ الْأَوَّلِينَ (17) أُولَئِكَ الَّذِينَ حَقَّ عَلَيْهِمُ الْقَوْلُ فِي أُمَمٍ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِمْ مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ إِنَّهُمْ كَانُوا خَاسِرِينَ} [الأحقاف: 17، 18]
Dan
orang yang berkata kepada dua orang ibu bapaknya: "Cis bagi kamu keduanya,
apakah kamu keduanya memperingatkan kepadaku bahwa aku akan dibangkitkan,
padahal sungguh telah berlalu beberapa umat sebelumku? Lalu kedua ibu bapaknya
itu memohon pertolongan kepada Allah seraya mengatakan: "Celaka kamu,
berimanlah! Sesungguhnya janji Allah adalah benar". Lalu dia berkata:
"Ini tidak lain hanyalah dongengan orang-orang dahulu belaka". Mereka
itulah orang-orang yang telah pasti ketetapan (azab) atas mereka bersama
umat-umat yang telah berlalu sebelum mereka dari jin dan manusia. Sesungguhnya
mereka adalah orang-orang yang merugi.
[Al-Ahqaaf: 17-18]
Kehinaan dan jauh dari rahmat Allah bagi
yang tidak berbakti
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu;
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«رَغِمَ أَنْفُ، ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُ،
ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُ»
“Hinalah,
hinalah, hinalah”
Sahabat
bertanya: Siapa itu, wahai Rasulullah?
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:
«مَنْ أَدْرَكَ أَبَوَيْهِ عِنْدَ
الْكِبَرِ، أَحَدَهُمَا أَوْ كِلَيْهِمَا فَلَمْ يَدْخُلِ الْجَنَّةَ» [صحيح مسلم]
“Orang
yang mendapati kedua orang tuanya di masa tua, salah satunya atau keduanya,
lalu tidak bisa memasukkan ia kedalam surga (dengan berbakti kepadanya)”.
[Sahih Muslim]
Dalam
riwayat lain; Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menaiki mimbar, lalu
membaca:
«آمِينَ، آمِينَ، آمِينَ»
“Aamiin
(kabulkanlah), aamiin, aamiin”
Maka
ditanyakan: Wahai Rasulullah, sesungguhnya engkau ketika naik mimbar engkau
membaca: “Aamiin (kabulkanlah), aamiin, aamiin”?
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:
" إِنَّ جِبْرِيلَ أَتَانِي
فَقَالَ: مَنْ أَدْرَكَ شَهْرَ رَمَضَانَ فَلَمْ يُغْفَرْ لَهُ فَدَخَلَ النَّارَ،
فَأَبْعَدَهُ اللَّهُ، قُلْ: آمِينَ. فَقُلْتُ: آمِينَ. وَمَنْ أَدْرَكَ أَبَوَيْهِ
- أَوْ أَحَدَهُمَا - فَلَمْ يَبَرَّهُمَا، فَمَاتَ، فَدَخَلَ النَّارَ فَأَبْعَدَهُ
اللَّهُ. قُلْ: آمِينَ. فَقُلْتُ: آمِينَ. وَمَنْ ذُكِرْتَ عَنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ
عَلَيْكَ فَمَاتَ فَدَخَلَ النَّارَ فَأَبْعَدَهُ اللَّهُ. قُلْ: آمِينَ. فَقُلْتُ:
آمِينَ " [مسند أبي يعلى الموصلي:
حسن]
Sesungguhnya
Jibril mendatangiku dan berdo’a: Barangsiapa yang mendapati bulan Ramadhan lalu
tidak diampuni dosanya dan masuk nereka, maka semoga Allah menjauhkannya (dari
rahmat-Nya), ketakanlah: Aamiin! Maka aku mengatakan: Aamiin. Dan barangsiapa
yang mendapati kedua orang tuannya atau salah satunya lalu ia tidak berbakti
pada keduanya sampai mati dan masuk nereka, maka semoga Allah menjauhkannya
(dari rahmat-Nya), ketakanlah: Aamiin! Maka aku mengatakan: Aamiin. Dan
barangsiapa yang namamu disebut di sisinya lalu ia tidak bershalawat kepadamu
lalu mati dan masuk nereka, maka semoga Allah menjauhkannya (dari rahmat-Nya),
ketakanlah: Aamiin! Maka aku mengatakan: Aamiin. [Musnad Abi Ya’laa: Hasan]
Dari
Ubayy bin Malik radhiyallahu 'anhu; Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda:
" مَنْ أَدْرَكَ وَالِدَيْهِ
أَوْ أَحَدَهُمَا، ثُمَّ دَخَلَ النَّارَ مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ، فَأَبْعَدَهُ اللهُ وَأَسْحَقَهُ
" [مسند أحمد: صحيح]
“Barangsiapa
yang mendapati kedua orang tuannya atau salah satunya kemudian ia masuk nereka,
maka semoga Allah menjauhkannya (dari rahmat-Nya) dan menjauhkannya
sejauh-jauhnya”. [Musnad Ahmad: Sahih]
Para Nabi berbakti pada kedua orang
tuanya
Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman
memuji Nabi Yahya:
{وَبَرًّا بِوَالِدَيْهِ وَلَمْ يَكُنْ جَبَّارًا
عَصِيًّا} [مريم: 14]
Dan
(Yahya) seorang yang berbakti kepada kedua orang tuanya, dan bukanlah ia orang
yang sombong lagi durhaka.
[Maryam:14]
Nabi Isa ‘alaihissalam berkata dalam
Al-Qur’an:
{وَبَرًّا بِوَالِدَتِي وَلَمْ يَجْعَلْنِي جَبَّارًا
شَقِيًّا} [مريم: 32]
Dan
berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi
celaka. [Maryam:32]
{وَرَفَعَ أَبَوَيْهِ عَلَى الْعَرْشِ} [يوسف: 100]
Dan
ia (Yusuf) menaikkan kedua ibu-bapaknya ke atas singgasana. [Yusuf:100]
Wallahu
a’lam!
Referensi:
Thank you for nice information. Please visit our web:
BalasHapusNaufal
Naufal
Thank you too
Hapus