بسم الله الرحمن الرحيم
Beberapa adab dan tuntunan dalam berkomunikasi atau berbicara
dengan orang lain:
Jauhi perkataan yang tidak berguna
{قَدْ
أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ (1) ... وَالَّذِينَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ} [المؤمنون:
1 و 3]
Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) ...
, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang
tiada berguna.
[Al-Mu’minuun: 1 dan 3]
{وَإِذَا
مَرُّوا بِاللَّغْوِ مَرُّوا كِرَامًا} [الفرقان: 72]
Dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang
mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja)
dengan menjaga kehormatan dirinya. [Al-Furqaan:72]
{وَإِذَا
سَمِعُوا اللَّغْوَ أَعْرَضُوا عَنْهُ} [القصص: 55]
Dan apabila mereka mendengar perkataan yang tidak bermanfaat,
mereka berpaling daripadanya. [Al-Qashash:55]
Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma;
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«إِنَّ
مِنْ أَحَبِّكُمْ إِلَيَّ وَأَقْرَبِكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ القِيَامَةِ أَحَاسِنَكُمْ
أَخْلَاقًا، وَإِنَّ أَبْغَضَكُمْ إِلَيَّ وَأَبْعَدَكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ
القِيَامَةِ الثَّرْثَارُونَ وَالمُتَشَدِّقُونَ وَالمُتَفَيْهِقُونَ»
Sesungguhnya yang paling aku
cintai dari kalian dan yang paling dekat dariku di hari kiamat adalah yang
paling baik akhlaknya, dan sesungguhnya yang yang paling aku benci dari kalian
dan paling jauh dariku di hari kiamat “ats-tsartsaruun” (yang banyak
bicara), “al-mutasyaddiquun” (yang terlalu bergaya/berlebian cara
berbicaranya), dan “al-mutafaihiquun”.
Sahabat bertanya: Ya Rasulullah,
kami sudah tahu makna “ats-tsartsaruun” dan“al-mutasyaddiquun”,
lalu apa makna “al-mutafaihiquun”?
Rasulullah menjawab:
«المُتَكَبِّرُونَ»
[سنن
الترمذي: صححه الألباني]
Orang yang sombong (dalam berbicara).
[Sunan At-Tirmidziy: Sahih]
Dari Al-Mugirah bin Syu’bah radhiyallahu ‘anhu;
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
"
إِنَّ اللَّهَ كَرِهَ لَكُمْ ثَلاَثًا: قِيلَ وَقَالَ، وَإِضَاعَةَ المَالِ، وَكَثْرَةَ
السُّؤَالِ " [صحيح البخاري ومسلم]
“Sesungguhnya Allah membenci dari kalian tiga perkara: Banyak
bicara (yang tidak bermanfaat), menghambur-hamburkan harta, dan banyak meminta
(bertanya)”. [Sahih Bukhari dan Muslim]
Bahaya ucapan
Mu’adz radhiyallahu ‘anhu bertanya kepada Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam: Wahai nabi Allah, apakah kita akan dihukum atas apa yang
kita ucapkan? Rasulullah menjawab:
«يَا مُعَاذُ، وَهَلْ يَكُبُّ النَّاسَ فِي النَّارِ
عَلَى وُجُوهِهِمْ أَوْ عَلَى مَنَاخِرِهِمْ إِلَّا حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ»
[سنن الترمذي: صححه الألباني]
“Wahai Mu’adz, apakah orang-orang
berjalan di neraka dengan wajah dan hidungnya (tidak disiksa demikian) kecuali
karena perbuatan lidahnya?” [Sunan Tirmidziy: Sahih]
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ،
مَا يَتَبَيَّنُ مَا فِيهَا، يَهْوِي بِهَا فِي النَّارِ، أَبْعَدَ مَا بَيْنَ الْمَشْرِقِ
وَالْمَغْرِبِ» [صحيح البخاري ومسلم]
“Sungguh seorang hamba berbicara satu
kalimat, ia tidak memikirkan kandungannya, akan menyebabkan ia terjerumus ke
dalam neraka, lebih jauh dari jarak antara timur dan barat”. [Sahih Bukhari dan
Muslim]
Dalam riwayat lain:
«إِنَّ العَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالكَلِمَةِ مِنْ
رِضْوَانِ اللَّهِ، لاَ يُلْقِي لَهَا بَالًا، يَرْفَعُهُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَاتٍ،
وَإِنَّ العَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللَّهِ، لاَ يُلْقِي لَهَا
بَالًا، يَهْوِي بِهَا فِي جَهَنَّمَ» [صحيح البخاري]
“Sungguh
seorang hamba berbicara satu kalimat yang diridhai Allah, tanpa ia pikirkan,
menyebabkan Allah mengangkat derajatnya. Dan sungguh seorang hamba berbicara
satu kalimat yang dimurkai Allah, tanpa ia pikirkan, menyebabkan ia terjerumus
ke dalam neraka jahannam”. [Sahih Bukhari]
Semua
ucapan dicatat
{مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ
عَتِيدٌ} [ق: 18]
Tiada suatu ucapanpun yang
diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir. [Qaaf:18]
{وَوُضِعَ الْكِتَابُ فَتَرَى الْمُجْرِمِينَ
مُشْفِقِينَ مِمَّا فِيهِ وَيَقُولُونَ يَا وَيْلَتَنَا مَالِ هَذَا الْكِتَابِ لَا
يُغَادِرُ صَغِيرَةً وَلَا كَبِيرَةً إِلَّا أَحْصَاهَا وَوَجَدُوا مَا عَمِلُوا حَاضِرًا
وَلَا يَظْلِمُ رَبُّكَ أَحَدًا} [الكهف: 49]
Dan diletakkanlah kitab, lalu kamu
akan melihat orang-orang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di
dalamnya, dan mereka berkata: "Aduhai celaka kami, Kitab apakah Ini yang
tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia
mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang Telah mereka kerjakan ada
(tertulis). dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang juapun".
[Al-Kahfi:49]
Banyak bicara membosankan
Abu Wail rahimahullah berkata:
Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu memberi nasehat kepada orang-orang setiap hari
kamis, lalu seseorang bertanya: Wahai Abu Abdurrahman, aku mendambakan engkau menasehati
kami setiap hari!
Ibnu Mas’ud menjawab:
أَمَا إِنَّهُ يَمْنَعُنِي مِنْ ذَلِكَ أَنِّي أَكْرَهُ أَنْ أُمِلَّكُمْ، وَإِنِّي
أَتَخَوَّلُكُمْ بِالْمَوْعِظَةِ، كَمَا كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَتَخَوَّلُنَا بِهَا، مَخَافَةَ السَّآمَةِ عَلَيْنَا [صحيح البخاري ومسلم]
Sesungguhnya yang menghalangiku
melakukan itu adalah aku tidak ingin membuat kalian bosan, dan aku memilih
waktu untuk memberi nasehat sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memilih waktu untuk kami karena
khawati kami bosan. [Sahih Bukhari dan Muslim]
Khutbah yang singkat
Dari Ammar radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«إِنَّ طُولَ صَلَاةِ الرَّجُلِ، وَقِصَرَ خُطْبَتِهِ،
مَئِنَّةٌ مِنْ فِقْهِهِ، فَأَطِيلُوا الصَّلَاةَ، وَاقْصُرُوا الْخُطْبَةَ، وَإِنَّ
مِنَ الْبَيَانِ سِحْرًا» [صحيح مسلم]
“Sesungguhnya,
panjang salat seseorang dan khutbahnya yang ringkas, menunjukkan kedalaman ilmu
(pemahaman)nya, maka panjangkanlah salat kalian dan singkatkan khutbah, dan sesungguhnya
dari penjelasan yang baik bisa menyihir (pendengarnya)”. [Sahih Muslim]
Singkat
tapi padat
Dari Abu
Hurairah radiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
أُعْطِيتُ جَوَامِعَ الْكَلِمِ [صحيح البخاري ومسلم]
Aku
diberji “jawami’ul kalim” (perkataan singkat tapi mengandung makna yang luas).
[Sahih Bukhari dn Muslim]
{وَآتَيْنَاهُ الْحِكْمَةَ وَفَصْلَ الْخِطَابِ} [ص: 20]
Dan kami berikan kepadanya (Daud)
hikmah dan kebijaksanaan dalam berbicara. [Shaad:20]
Yang dimaksud hikmah di sini ialah
kenabian, kesempurnaan ilmu dan ketelitian amal perbuatan.
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam sedikit bicara
Aisyah radhiyallahu
‘anha berkata:
«كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُحَدِّثُ حَدِيثًا، لَوْ
عَدَّهُ الْعَادُّ لَأَحْصَاهُ»
Dulu
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam berbicara, dan seandainya ada orang yang menghitung kata-katanya maka ia
pasti bisa. [Sahih Bukhari dan Muslim]
Berbicara
dengan jelas tidak terburu-buru
Aisyah radhiyallahu
‘anha berkata:
«كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ لَا يَسْرُدُ سَرْدَكُمْ هَذَا، يَتَكَلَّمُ بِكَلَامٍ يٌبَيِّنُهُ فَصْلًا،
يَحْفَظُهُ مَنْ سَمِعَهُ» [مسند أحمد: حسن]
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak berbicara cepat seperti kalian ini,
ia berbicara dengan ucapan yang jelas, bisa dihafal oleh orang yang
mendengarnya. [Musnad Ahmad: Hasan]
Mengulangi
ucapan agar dipahami
Anas bin
Malik radhiyallahu ‘anhu berkata:
« كَانَ النَّبِيّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
إِذَا تَكَلَّمَ بِكَلِمَةٍ أَعَادَهَا ثَلاَثًا، حَتَّى تُفْهَمَ عَنْهُ، وَإِذَا
أَتَى عَلَى قَوْمٍ فَسَلَّمَ عَلَيْهِمْ، سَلَّمَ عَلَيْهِمْ ثَلاَثًا» [صحيح
البخاري]
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi
wa sallam jika berbicara terkadang mengulanginya sebanyak tiga kali sampai
dipahami, dan jika mendatangi satu kaum kemudian memberi salam kepada mereka
maka Rasulullah mengucapkan salam tiga kali. [Sahih Bukhari]
Berkata
baik atau diam
{لَا خَيْرَ فِي كَثِيرٍ مِنْ نَجْوَاهُمْ إِلَّا
مَنْ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوْ مَعْرُوفٍ أَوْ إِصْلَاحٍ بَيْنَ النَّاسِ وَمَنْ يَفْعَلْ
ذَلِكَ ابْتِغَاءَ مَرْضَاتِ اللَّهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا} [النساء:
114]
Tidak ada kebaikan pada kebanyakan
bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh
(manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf, atau mengadakan perdamaian di
antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keredhaan
Allah, maka kelak kami memberi kepadanya pahala yang besar.
[An-Nisaa’:114]
Dari Abu
Hurairah radiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ
لِيَصْمُتْ [صحيح البخاري ومسلم]
“Barangsiapa yang beriman kepada
Allah dan hari kiamat maka ucapkanlah yang baik atau diam”. [Sahih Bukhari dan
Muslim]
Dari Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhuma; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«مَنْ صَمَتَ نَجَا» [سنن الترمذي: صححه
الألباني]
“Barangsiapa
yang diam (dari perkataan buruk) maka ia akan selamat”. [Sunan Tirmidzi: Sahih]
Dari Abdullah
bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:
«لَيْسَ المُؤْمِنُ بِالطَّعَّانِ وَلَا اللَّعَّانِ
وَلَا الفَاحِشِ وَلَا البَذِيءِ» [سنن الترمذي: صححه الألباني]
“Orang
beriman (yang sempurna imannya) tidak suka mencela, tidak suka melaknat, tidak
berlaku jelek, dan tidak berkata buruk”. [Sunan Tirmidziy: Sahih]
Anjuran
menjaga mulut
Dari Sahl
bin Sa’ad radiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
«مَنْ يَضْمَنْ لِي مَا بَيْنَ لَحْيَيْهِ وَمَا
بَيْنَ رِجْلَيْهِ أَضْمَنْ لَهُ الجَنَّةَ» [صحيح البخاري]
“Siapa
yang menjamin untukku akan menjaga apa yang di antara kumis dan jenggotnya
(mulut) dan di antara dua kakinya (kemaluannya) maka aku akan menjamin
untukknya surga”. [Sahih Bukhri]
Ucapan
mempengaruhi anggota badan yang lain
Dari Abu
Sa’id Al-Khudriy radiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
" إِذَا أَصْبَحَ ابْنُ آدَمَ فَإِنَّ الأَعْضَاءَ
كُلَّهَا تُكَفِّرُ اللِّسَانَ فَتَقُولُ: اتَّقِ اللَّهَ فِينَا فَإِنَّمَا نَحْنُ
بِكَ، فَإِنْ اسْتَقَمْتَ اسْتَقَمْنَا وَإِنْ اعْوَجَجْتَ اعْوَجَجْنَا "
[سنن الترمذي: حسنه الألباني]
“Jika
anak cucu Adam memasuki waktu pagi, maka semua anggota tubuhnya tunduk kepada
lidah dan berkata: Bertakwalah engkau (wahai lidah) kepada Allah terhadap kami,
karena sesungguhnya kami tergantung engkau, maka jika engkau baik maka kami
juga baik, dan jika engkau buruk maka kami juga buruk”. [Sunan Tirmidziy:
Hasan]
Ucapkanlah
kata-kata yang baik
{ وَإِذْ أَخَذْنَا مِيثَاقَ بَنِي إِسْرَائِيلَ
لَا تَعْبُدُونَ إِلَّا اللَّهَ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى
وَالْمَسَاكِينِ وَقُولُوا لِلنَّاسِ حُسْنًا} [البقرة: 83]
Dan
(ingatlah), ketika kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): janganlah
kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum
kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata
yang baik kepada manusia. [Al-Baqarah:83]
{وَقُلْ لِعِبَادِي يَقُولُوا الَّتِي هِيَ أَحْسَنُ
إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْزَغُ بَيْنَهُمْ إِنَّ الشَّيْطَانَ كَانَ لِلْإِنْسَانِ عَدُوًّا
مُبِينًا} [الإسراء: 53]
Dan katakanlah
kepada hamha-hamba-Ku: "Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih
baik (benar). Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan di antara
mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia. [Al-Israa’:53]
{إِلَيْهِ يَصْعَدُ الْكَلِمُ الطَّيِّبُ وَالْعَمَلُ
الصَّالِحُ يَرْفَعُهُ} [فاطر: 10]
Kepada-Nyalah
naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang saleh dinaikkan-Nya. [Faathir:10]
{أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا كَلِمَةً
طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِي السَّمَاءِ
(24) تُؤْتِي أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍ بِإِذْنِ رَبِّهَا وَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ
لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ (25) وَمَثَلُ كَلِمَةٍ خَبِيثَةٍ كَشَجَرَةٍ
خَبِيثَةٍ اجْتُثَّتْ مِنْ فَوْقِ الْأَرْضِ مَا لَهَا مِنْ قَرَارٍ } [إبراهيم: 24-
26]
Tidakkah
kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik
seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit,
Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah
membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.
Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang Telah dicabut
dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikitpun. [Ibrahim: 24-26]
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
وَالكَلِمَةُ الطَّيِّبَةُ صَدَقَةٌ [صحيح البخاري ومسلم]
“Perkataan
yang baik adalah sedekah”. [Sahih Bukhari dan Muslim]
Dari Adiy
bin Hatim radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«اتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ،
فَإِنْ لَمْ تَجِدْ فَبِكَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ» [صحيح البخاري ومسلم]
“Jauhilah
neraka walau hanya bersedekah dengan sepotong kurma, kalau tidak dapat maka
dengan perkataan yang baik”. [Sahih Bukhari dan Muslim]
Perkataan
yang baik datang dari orang yang baik
{الْخَبِيثَاتُ لِلْخَبِيثِينَ وَالْخَبِيثُونَ
لِلْخَبِيثَاتِ وَالطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِينَ وَالطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَاتِ} [النور:
26]
Wanita-wanita
yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat
wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk
laki-laki yang baik dan laki- laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang
baik (pula). [An-Nuur:26]
Ayat ini
bisa juga diartikan bahwa perkataan dan perbuatan yang baik datang dari orang
yang baik, dan perkataan dan perbuatan yang buruk datang dari orang yang buruk.
Ucapan
yang baik adalah hidayah dari Allah
{وَهُدُوا إِلَى الطَّيِّبِ مِنَ الْقَوْلِ}
[الحج: 24]
Dan mereka
diberi petunjuk (oleh Allah) kepada ucapan-ucapan yang baik. [Al-Hajj:24]
Perkataan
buruk dibalas dengan perkataan baik
{وَلَا تَسْتَوِي الْحَسَنَةُ وَلَا السَّيِّئَةُ
ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ
وَلِيٌّ حَمِيمٌ} [فصلت: 34]
Dan
tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang
lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan
seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. [Fushilat:34]
Katakanlah
perkataan yang benar
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ
وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا (70) يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ
ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا} [الأحزاب:
70، 71]
Hai
orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah
perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan
mengampuni bagimu dosa-dosamu.
[Al-Ahzaab: 70-71]
{وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ
ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا
سَدِيدًا} [النساء: 9]
Dan
hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan
dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap
(kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah
dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar. [An-Nisaa’:9]
Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu berkata: Kekasihku shallallahu ‘alaihi wa
sallam memerintahkanku akan tujuh hal, (diantaranya):
"وَأَمَرَنِي أَنْ أَقُولَ بِالْحَقِّ وَإِنْ
كَانَ مُرًّا" [مسند أحمد: صحيح]
“Dan
beliau memerintahkanku agar aku mengucapkan kebenaran sekalipun akibatnya pahit”.
[Musnad Ahmad: Sahih]
Jujur
dalam perkataan
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ
وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ} [التوبة: 119]
Hai
orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama
orang-orang yang benar (jujur).
[At-Taubah:119]
Dari Abdullah
bin Mas’ud radiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
«إِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى البِرِّ، وَإِنَّ
البِرَّ يَهْدِي إِلَى الجَنَّةِ، وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَصْدُقُ حَتَّى يَكُونَ صِدِّيقًا.
وَإِنَّ الكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الفُجُورِ، وَإِنَّ الفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ،
وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَكْذِبُ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا» [صحيح
البخاري ومسلم]
“Sesungguhnya
kejujuran itu menuntun pada kebaikan, dan sesungguhnya kebaikan itu menuntun
kepada surga. Dan sesungguhnya seseorang itu senantiasa jujur sampai menjadi
orang yang sangat jujur. Dan sesungguhnya kebohongan itu menuntun pada
keburukan, dan sesungguhnya keburukan itu menuntun pada neraka, dan sesungguhnyya
seseorang senantiasa berbohong sampai ia dicatat di sisi Allas sebagai seorang
pembohong”. [Sahih Bukhari dan Muslim]
Dari Abu
Umamah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:
«أَنَا زَعِيمٌ بِبَيْتٍ فِي رَبَضِ الْجَنَّةِ
لِمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا، وَبِبَيْتٍ فِي وَسَطِ الْجَنَّةِ
لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ وَإِنْ كَانَ مَازِحًا وَبِبَيْتٍ فِي أَعْلَى الْجَنَّةِ
لِمَنْ حَسَّنَ خُلُقَهُ» [سنن أبي داود: حسن]
“Saya
menjamin sebuah rumah tepi surga bagi orang meninggalkan debat sekalipun ia
benar, dan sebuah rumah di tengah surga bagi orang yang tidak berbohong
sekalipun hanya bergurau, dan rumah di atas surga bagi orang yang mulia
akhlaknya”. [Sunan Abi Dawud: Hasan]
Tawadhu’
dalam berbicara
Dari ‘Iyadh
bin Himar radiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
«وَإِنَّ اللهَ أَوْحَى إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوا
حَتَّى لَا يَفْخَرَ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ، وَلَا يَبْغِي أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ» [صحيح
مسلم]
“Dan sesungguhnya
Allah mewahyukan kepadaku agar kalian bersikap tawadhu’ (rendah diri) sampai
seseorang tidak sombong terhadap yang lainnya, dan seseorang tidak melampaui
batas terhadap yang lainnya”. [Sahih Muslim]
Dari Abu
Hurairah radiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
«وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلَّا رَفَعَهُ
اللهُ» [صحيح مسلم]
“Dan
seseorang tidak bersikap tawadhu demi Alla kecuali Allah akan mengangkat
derajatnya”. [Sahih Muslim]
Jangan
memuji diri kecuali diperlukan
{فَلَا تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمْ هُوَ أَعْلَمُ
بِمَنِ اتَّقَى} [النجم: 32]
Maka
janganlah kamu mengatakan dirimu suci (memuji diri sendiri), Dialah yang paling
mengetahui tentang orang yang bertakwa.
[An-Najm:32]
{أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ يُزَكُّونَ أَنْفُسَهُمْ
بَلِ اللَّهُ يُزَكِّي مَنْ يَشَاءُ وَلَا يُظْلَمُونَ فَتِيلًا} [النساء: 49]
Apakah
kamu tidak memperhatikan orang yang menganggap dirinya bersih (memuji diri
sendiri)? Sebenarnya Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya dan mereka
tidak aniaya sedikitpun. [An-Nisaa’:49]
Memanggil
dengan panggilan yang baik
{وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ} [الحجرات:
11]
Dan jangan
memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. [Al-Hujuraat:11]
Menyampaikan
sesuatu yang bisa dipahami pendengar
Ali bin Abi Thalib radiyallahu
'anhu berkata:
«حَدِّثُوا النَّاسَ، بِمَا يَعْرِفُونَ أَتُحِبُّونَ
أَنْ يُكَذَّبَ، اللَّهُ وَرَسُولُهُ» [صحيح البخاري]
Sampaikanlah kepada orang-orang apa
yang bisa ia pahami, sukakh kalian jika Allah dan rasul-Nya didustakan? [Sahih Bukhari]
Abdullah bin Mas'ud radiyallahu
'anhu berkata:
«مَا أَنْتَ بِمُحَدِّثٍ قَوْمًا حَدِيثًا لَا
تَبْلُغُهُ عُقُولُهُمْ، إِلَّا كَانَ لِبَعْضِهِمْ فِتْنَةً» [صحيح مسلم]
Tidaklah kamu menyampaikan sesuatu
kepada satu kaum yang belum bisa mereka pahami kecuali hal itu akan menjadi
fitnah (cobaan dan masalah) bagi sebagian mereka. [Sahih Muslim]
Mu'adz bin Jabal radiyallahu
'anhu berkata: Suatu hari aku dibelakang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas himar yang disebut 'ufair,
maka Rasulullah berkata:
«يَا مُعَاذُ، هَلْ تَدْرِي حَقَّ اللَّهِ عَلَى عِبَادِهِ، وَمَا حَقُّ العِبَادِ
عَلَى اللَّهِ؟»
Wahai Mu'adz .. tahukah engkau apa
hak Allah terhadap hamba-Nya dan apa hak hamba terhadap Allah?
Mu'adz menjawab: Allah dan Rasul-Nya
lebih tahu.
Rasulullah menjawab:
«فَإِنَّ حَقَّ اللَّهِ عَلَى العِبَادِ أَنْ
يَعْبُدُوهُ وَلاَ يُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا، وَحَقَّ العِبَادِ عَلَى اللَّهِ أَنْ
لاَ يُعَذِّبَ مَنْ لاَ يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا»
Sesungguhnya hak Allah terhadap
hamba-Nya adalah tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, dan hak hamba
terhadap Allah adalah tidak menyiksa orang-orang yang tidak menyekutukan-Nya
dengan sesuatu apapun.
Muadz bertanya: Ya Rasulullah, apakah
tidak boleh aku menyampaikannya kepada orang-orang?
Rasulullah
menjawab:
«لاَ تُبَشِّرْهُمْ، فَيَتَّكِلُوا» [صحيح البخاري ومسلم]
“Jangan engkau menyampaikannya kepada
mereka, nanti mereka berserah diri (tidak mau beramal)”. [Sahih Bukhari dan
Muslim]
Tidak menyampaikan semua yang
pernah didengar
Dari Abu Hurairah radiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
«كَفَى بِالْمَرْءِ كَذِبًا أَنْ يُحَدِّثَ بِكُلِّ
مَا سَمِعَ» [صحيح مسلم]
“Cukuplah
seseorang dianggap berbohong jika ia menyampaikan semua yang pernah ia dengar”.
[Sahih Muslim]
Tidak
mengankat suara kecuali diperlukan
{وَاغْضُضْ مِنْ صَوْتِكَ إِنَّ أَنْكَرَ الْأَصْوَاتِ
لَصَوْتُ الْحَمِيرِ} [لقمان: 19]
Dan
lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai. [Luqman:19]
Tidak
menyebarkan hal-hal yang buruk
{لَا يُحِبُّ اللَّهُ الْجَهْرَ بِالسُّوءِ مِنَ
الْقَوْلِ إِلَّا مَنْ ظُلِمَ وَكَانَ اللَّهُ سَمِيعًا عَلِيمًا } [النساء: 148]
Allah
tidak menyukai ucapan buruk, (yang diucapkan) dengan terus terang kecuali oleh
orang yang dianiaya. Allah adalah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui. [An-Nisaa’:148]
Ucapan
buruk seperti mencela orang, memaki, menerangkan keburukan-keburukan orang
lain, menyinggung perasaan seseorang, berita-berita yang tidak baik dan
sebagainya.
{إِنَّ الَّذِينَ يُحِبُّونَ أَنْ تَشِيعَ الْفَاحِشَةُ
فِي الَّذِينَ آمَنُوا لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَاللَّهُ
يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ} [النور: 19]
Sesungguhnya
orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di
kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di
akhirat. dan Allah mengetahui, sedang, kamu tidak Mengetahui. [An-Nuur:19]
Jangan
mendahului orang yang lebih tua berbicara
Anas bin
Malik radiyallahu 'anhu berkata: Seorang yang sudah tua datang ingin menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, akan tetapi yang hadir lambat untuk melapangkan tempat untuknya, maka
Rasulullah bersabda:
«لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَرْحَمْ صَغِيرَنَا
وَيُوَقِّرْ كَبِيرَنَا» [سنن الترمذي: صحيح]
“Bukan
bagian dari kami bagi yang tidak merahmati yang masih muda dari kami dan tidak
menghormati yang sudah tua dari kami”. [Sunan Tirmidziy: Sahih]
Ketika Huwayyishah
dan Muhayyishah radiyallahu 'anhuma datang kepada Rasulullah dan Muhayyishah lebih dahulu berbicara,
Rasulullah bersabda:
«كَبِّرْ كَبِّرْ» [صحيح مسلم]
“Dahulukah
yang lebih tua, dahulukan yang lebih tua”, maka Huwayyishah berbicara kemudian
Muhayyishah. [Sahih Muslim]
Abaikan
orang-orang bodoh yang tidak tahu sopan santun
{خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ
عَنِ الْجَاهِلِينَ} [الأعراف: 199]
Jadilah engkau
pema'af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari
pada orang-orang yang bodoh.
[Al-A’raaf:199]
{وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ
قَالُوا سَلَامًا} [الفرقان: 63]
Dan
apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang
mengandung) keselamatan (mengabaikannya).
[Al-Furqaan:63]
Seorang
wanita tidak berbicara dengan suara yang bisa memancing niat buruk laki-laki
{فَلَا تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِي
فِي قَلْبِهِ مَرَضٌ وَقُلْنَ قَوْلًا مَعْرُوفًا} [الأحزاب: 32]
Maka
janganlah kamu (kaum wanita) tunduk (lemah lembut) dalam berbicara sehingga
berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya (ingin berbuat jahat) dan
ucapkanlah perkataan yang baik.
[Al-Ahzaab:32]
Berbicara
dengan wanita dari balik tirai
{وَإِذَا سَأَلْتُمُوهُنَّ مَتَاعًا فَاسْأَلُوهُنَّ
مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ ذَلِكُمْ أَطْهَرُ لِقُلُوبِكُمْ وَقُلُوبِهِنَّ} [الأحزاب:
53]
Dan
apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (kaum wanita), maka
mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan
hati mereka. [Al-Ahzaab:53]
Wallahu
a’lam!
Refrensi:
Lihat juga: Akhlak mulia - Membuat orang tertawa - Tuntunan ber-Facebook
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...