بسم الله الرحمن الرحيم
Sebelumnya
telah dijelaskan tentang keutamaan memperbanyak puasa di bulan Sya’ban. Berikut
ini beberapa hadits lemah dan palsu yang
menyebutkan keutamaan bulan Sya’ban, semoga kita terhindar dari hal-hal yang
bisa mencemari kemurnian ajaran agama Islam:
Disebutkan
oleh Ibnu Hajar Al-‘Asqalaniy (852H) rahimahullah dalam kitabnya "Tabyiin Al-'ajab"
hal.25:
من طريق الشيخ أبي البركات هبة الله بن المبارك السقطي، أخبرنا أبو
جعفر بن المسلمة، أنبأنا محمد بن عبد الله ابن أخي ميمي، أنبأنا عبد الله بن محمد البغوي،
أنبأنا منصور بن أبي مزاحم، ومحمد بن حبيب الجارودي، قالا: حدثنا مالك، عن الزهري:
عن أنس، قال: قال رسول الله صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " فضل شعبان على سائر الشهور، كفضل محمد على سائر الأنبياء
".
Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Keutamaan
bulan Sya'ban atas bulan yang lainnya seperti keutamaan Muhammad atas Nabi yang
lainnya".
Al-Hafidz Ibnu Hajar mengatakan: Hadits ini dipalsukan
oleh Abu Al-Barakaat Hibatullah bin Al-Mubarak
As-Saqathiy[1] (509H).
[Lihat : "Tanziih Asy-Syari'ah" karya Ibnu 'Iraaq 2/161,
An-Nukhbah Al-Bahiyah karya Muhammad Al-Amiir Al-Kabiir no.221]
Bulannya Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam
a.
Diriwayatkan
oleh Al-Baehaqiy (458H) rahimahullah dalam kitabnya "Syu'ab
Al-Iman" 3/374 no.3813:
من طريق نُوحِ بْنِ أَبِي مَرْيَمَ، عَنْ زَيْدٍ الْعَمِّيِّ، عَنْ يَزِيدَ
الرَّقَاشِيِّ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: شَعْبَانُ شَهْرِي، فَمَنْ عَظَّمَ شَهْرَ شَعْبَانَ فَقَدْ
عَظَّمَ أَمْرِي، وَمَنْ عَظَّمَ أَمْرِي كُنْتُ لَهُ فَرَطًا وَذُخْرًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ
...
Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “ ... Sya’ban
adalah bulanku, maka barangsiapa yang mengagungkan bulan Sya’ban meka ia telah mengagungkan
urusanku, dan barangsiapa yang mengagungkan urusanku maka aku sebagai pembela
dan penjaga untuknya di hari kiamat ... ".
Ibnu Hajar rahimahullah mengatakan: Hadits ini palsu, dipalsukan oleh Nuh bin
Abi Maryam[2].
[Lihat: Tabyiin
Al-'ajab hal.24, silsilah
hadits dha'if karya syekh Albaniy 13/410 no.6188]
b.
Diriwayatkan
oleh Ibnu Al-Jauziy (597H) dalam kitabnya "Al-Maudhu'aat"
2/124:
من طريق أَبي الْحُصَيْنِ على بن عبد الله ابْن جُهَيْمٍ الصُّوفِيّ
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ سَعِيدٍ الْبَصْرِيُّ حَدَّثَنَا أَبى حَدثنَا
خلف ابْن عبد الله وَهُوَ الصَّغَانِيُّ عَنْ حُمَيْدٍ الطَّوِيلِ عَنْ أَنَسِ بْنِ
مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " رَجَبُ
شَهْرُ اللَّهِ ، وَشَعْبَانُ شَهْرِي ، وَرَمَضَانُ شَهْرُ أُمَّتِي ...
Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Rajab adalah
bulan Allah, Sya'ban adalah bulanku, dan Ramadhan adalah bulan umatku ...“.
Hadits ini palsu, karena Abu Al-Hushain Ibnu Juhaim yang benar adalah Abu Al-Hasan Ibnu Jahdham[5]
diklaim sebagai pembohong dan pemalsu hadits, dan beberapa rawinya tidak
diketahui (majhuul).
[Lihat: "Adaa' maa wajaba min bayaan" hal.54,
"Tabyiin
Al-'ajab" hal.34, "Al-La'ali'
Al-Mashnu'ah" 2/55, "Tanziih Asy-Syari'ah" 2/90,
"Al-Fawaid Al-Majmu'ah" hal.47]
c.
Diriwayatkan
oleh Ibnu Al-Jauziy dalam kitabnya "Al-Maudhu'aat"
2/205:
من طريق أَبي بَكْرٍ مُحَمَّد بْن الْحَسَنِ النَّقَّاشُ حَدَّثَنَا
أَبُو عُمَرَ أَحْمَدُ بْنُ الْعَبَّاسِ الطَّبَرِيُّ حَدَّثَنَا الْكِسَائِيُّ حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ حَدَّثَنَا الأَعْمَشُ
عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنْ عَلْقَمَةَ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ: قَالَ رَسُولُ
الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " رَجَبُ شَهْرُ اللَّهِ ،
وَشَعْبَانُ شَهْرِي ، وَرَمَضَانُ شَهْرُ أُمَّتِي ...
Dari Abu Sa’id Al-Khudriy radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Rajab adalah bulan
Allah, Sya'ban adalah bulanku, dan Ramadhan adalah bulan umatku ...“.
Ibnu Hajar Al-‘Asqalaniy rahimahullah mengatakan: Hadits ini palsu, karena Abu Bakr
Muhammad bin Al-Hasan An-Naqqasy[6] seorang
pemalsu hadits dan pembohong besar (dajjaal).
Dan Al-Kisaaiy tidak diketahui.
[Lihat: "Adaa'
ma wajab min bayaan" hal.46, "Talkhish Al-Maudhu'aat"
karya Adz-Dzahabiy no.507, "Tabyiin Al-'ajab" hal.23]
d.
Diriwayatkan
oleh Al-Ashbahaniy (535H) dalam kitabnya “At-Targiib wa At-Tarhiib”
2/396 no.1857:
عن قران بن تمام،
عن يونس، عن الحسن قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: (رجب شهر الله – عز وجل -، وشعبان شهري، ورمضان شهر أمتي) .
Dari Al-Hasan Al-Bashriy rahimahullah; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda: “Rajab
adalah bulan Allah, Sya'ban adalah bulanku, dan Ramadhan adalah bulan umatku
... “.
Syekh Albaniy rahimahullah mengatakan: Hadits ini lemah karena mursal (sandanya terputus,
Al-Hasan Al-Bashriy[7]
(110H) seorang tabi’y tidak bertemu dengan Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam). Dan Quraan bin Tammam[8]
(181H) seorang yang shaduuq (terpercaya) tapi terkadang melakukan
kesalahan dalam periwayatan hadits. [Silsilah hadits dha’if 9/390 no.4400]
Bulan yang mensucikan
Diriwayatkan oleh Abu Manshur Ad-Dailamiy (558H), sebagaimana
disebutkan oleh syekh Albaniy dalam kitabnya “Silsilah Al-Ahadits
Adh-dha’ifah” 8/222 no.3746:
عن هشام بن خالد: حدثنا الحسن بن يحيى الخشني، عن الأوزاعي، عن يحيى بن أبي كثير،
عن أبي سلمة، عن عائشة مرفوعاً: (شعبان شهري، ورمضان شهر الله، وشعبان المطهر،
ورمضان المكفر)
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda: “Sya’ban adalah bulanku, dan Ramadhan
adalah bulan Allah. Sya’ban adalah bulan yang mensucikan, dan Ramadhan
adalah bulan yang menghapuskan dosa-dosa”.
Syekh Albaniy rahimahullah mengatakan: Sanad hadits ini sangat lemah, periwayatan hadits Al-Hasan bin Yahya Al-Khusyaniy[9]
ditolak (matruuk).
Do'a bulan Sya’ban
Diriwayatkan oleh Al-Bazzaar
(292H) dalam kitabnya "Al-Musnad" 13/117 no.6496:
من طريق زائدة بن أبي الرقاد , عن زياد النميري
، عَن أَنَس : أن النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا دَخَلَ
رَجَبٌ، قَالَ: " اللهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ وَشَعْبَانَ، وَبَلغنا
فِي رَمَضَانَ "
Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu bekata: Sesungguhnya jika bulan Rajab telah masuk Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam berdo'a: "Ya Allah .. berkahilah kami di bulan
Rajab dan Sya'ban, dan sampaikanlah kami ke bulan Ramadhan".
Hadits ini mungkar (sangat lemah)
karena pada sanadnya ada rawy yang bernama Zaidah bin
Abi Ar-Ruqaad[10]; Ia banyak
meriwayatkan hadits mungkar sebagaimana menurut Ibnu Al-Madiniy,
Al-Bukhariy, An-Nasa'i, Ibnu Hibban, dan Ibnu Hajar rahimahumullah. Dan Ziyaad An-Numairiy[11];
periwayatan haditsnya lemah. [Lihat: "Tabyiin Al-'ajab" hal.18]
Ajal ditetapkan
a)
Diriwayatkan
oleh At-Thabariy (310H) dalam kitab tafsirnya: 22/10:
عن عثمان بن محمد
بن المُغيرة بن الأخنس، قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: " تُقْطَعُ الآجالُ
مِنْ شَعْبان إلى شَعْبانَ حتى إن الرَّجُلَ لَيَنْكِحُ وَيُولَدُ لَهْ وَقَدْ خَرَجَ
اسمُهُ فِي المَوْتَى " .
Dari Utsman bin Muhammad bin Al-Mugirah bin Al-Akhnas rahimahullah;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Ajal
ditetapkan dari bulan Sya’ban ke bulan Sya’ban berikutnya, sampai seorang
laki-laki menikah dan diberi anak padahal namanya sudah keluar sebagai salah
seorang yang akan mati”.
Hadits ini lemah, karena sanadnya mu’dhal
(terputus lebih dari satu orang berturut-turut). Usman bin Muhammad bin
Al-Mugirah[12]
tidak pernah bertemu dengan seorang sahabat; Ibnu Hajar berkata: Ia seorang
yang terpercaya (shaduuq) tapi memiliki beberapa kekeliruan.
[Lihat: Silsilah hadits dha’ifah 14/255 no.6607]
b)
Diriwayatkan
oleh Abu Ya’laa (307H) dalam kitabnya “Al-Musnad” 8/311 no.4911:
قال: حَدَّثَنَا
سُوَيْدُ بْنُ سَعِيدٍ، حَدَّثَنَا مُسْلِمُ بْنُ خَالِدٍ، عَنْ طَرِيفٍ، عَنْ يَحْيَى بْنِ
أَبِي كَثِيرٍ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ عَائِشَةَ حَدَّثَتْهُمْ،
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ.
قَالَتْ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَحَبُّ الشُّهُورِ إِلَيْكَ أَنْ تَصُومَهُ
شَعْبَانُ. قَالَ: «إِنَّ اللَّهَ يَكْتُبُ عَلَى كُلِّ نَفْسٍ مَيِّتَةٍ تِلْكَ السَّنَةَ،
فَأُحِبُّ أَنْ يَأْتِيَنِي أَجَلِي وَأَنَا صَائِمٌ».
Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata:
Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berpuasa pada
bulan Sya’ban seluruhnya. Aku bertanya: Ya Rasulullah, bulan yang paling engkau
sukai untuk berpuasa adalah Sya’ban!
Rasulullah menjawab: “Sesungguhnya Allah mencatat atas setiap jiwa ajalnya pada tahun itu, maka aku senang jika ajalku datang saat aku berpuasa”.
Rasulullah menjawab: “Sesungguhnya Allah mencatat atas setiap jiwa ajalnya pada tahun itu, maka aku senang jika ajalku datang saat aku berpuasa”.
Hadits ini mungkar (sangat lemah)
karena pada sanadnya ada rawiy yang bernama Muslim bin
Khalid Az-Zinjiy[13] (180H); Imam
Bukhari mengatakan: Haditsnya mungkar.
Dan Suwaid bin Sa’id Al-Hadatsaaniy[14] (240H); periwayatan haditsnya lemah.
[Lihat: Silsilah hadits dha’ifah 11/148 no.5086]
Salat malam pertengahan Sya’ban
1)
Diriwayatkan
oleh Ibnu Al-Jauziy dalam kitabnya “Al-Maudhu’aat” 2/127:
قال: أَنْبَأَنَا
مُحَمَّدُ بن نَاصِر الْحَافِظ أَنبأَنَا أَبُو عَلِيٍّ الْحَسَنُ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ
الْحسن الْحداد أَنبأَنَا أَبُو بكر أَحْمد بن الْفضل بن مُحَمَّد المقرى أَنبأَنَا
أَبُو عَمْرو عبد الرحمن بن طَلْحَة الطليحى أَنبأَنَا الْفضل بن مُحَمَّد الزَّعْفَرَانِي
حَدثنَا هَارُون بْنُ سُلَيْمَانَ حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ الْحسن عَن سُفْيَان الثور
عَنْ لَيْثِ عَنْ مُجَاهِدٍ عَنِ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ عَنْ النَّبِي صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنه قَالَ : يَا على، من صلى مائَة رَكْعَة فِي لَيْلَة
النّصْف، يَقْرَأُ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ بِفَاتِحَةِ الْكتاب وَقل هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ
عَشْرَ مَرَّاتٍ قَالَ النَّبِي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسلم: يَا على مَا من عبد
يصلى هَذِه الصَّلَوَات إِلَّا قضى الله عز وَجل لَهُ كل حَاجَة طلبَهَا تِلْكَ اللَّيْلَة
... الحديث بطوله .
Dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda: Wahai Ali, barangsiapa yang salat 100
raka’at pada malam pertengahan bulan Sya’ban, membaca pada setiapa raka’at
surah Al-Fatihah dan Al-Ikhlash 10 kali. Rasululla shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda: Wahai Ali, tidak ada seorang hamba pun
yang melakukan salat ini kecuali Allah akan memenuhi semua kebutuhannya yang ia
minta pada malam itu ... (hadits yang panjang).
Ibnu Al-Jauziy rahimahullah berkata: Tidak diragukan lagi kalau
hadits ini adalah palsu, kebanyakan perawiya
tidak diketahui (majhuul).
2)
Disebutkan
oleh Adz-Dzahabiy (748H) dalam kitabnya “Miizaan Al-I’tidaal” 6/168:
عن محمد بن سعيد الميلي الطبري عن محمد
بن عمرو البجلي حدثنا النضر بن شميل حدثنا شعيب بن عبدالملك حدثني الحسن البصري
حدثنا أنس مرفوعا : من صلى ليلة النصف من شعبان خمسين ركعة ، قضى الله له كل
حاجة طلبها تلك الليلة ، وإن كان كتب في اللوح المحفوظ شقيا يمحو الله ذلك ويحوله إلى
السعادة ، ويبعث إليه سبعمائة ألف ملك يكتبون له الحسنات ، وسبعمائة ألف ملك يبنون
له القصور في الجنة ، ويعطى بكل حرف قرأه سبعين حوراء منهن من لها سبعون ألف وصيف وسبعون
ألف وصيفة ، ويعطى أجر سبعمائة ألف شهيد ، ويشفع في سبعين ألف موحد
Dari Anas bin Malik; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda: “Barangsiapa yang salat malam pertengahan bulan Sya’ban 50
raka’at maka Allah akan memenuhi semua kebutuhannya yang ia minta pada malam
itu. Dan jika ia telah ditakdirkan sengsara dalam lauhul-mahfudz maka Allah
akan meghapus takdir tersebut dan menggantikannya dengan kebahagiaan. Dan Allah
mengutus kepadanya 700.000 malaikat mencatat kebaikan untuknya dan 700.000
malaikat membangun istana untuknya di surga, dan diberi untuk setiap huruf yang
ia baca 70 bidadari, diantara mereka ada yang memiliki 70.000 pelayan laki-laki
dan 70.000 pelayan perempuan, dan diberi pahala 700.000 syahid dan berhak
memberi syafa’at 70.000 ahli tauhid”.
Disebutkan juga dari Salman Al-Farisiy dan Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhuma dalam hadits yg panjang.
Pada sanad hadits ini ada rawiy yang bernama Muhammad bin Sa’id Al-Mailiy Ath-Thabariy[15] dan Muhammad bin ‘Amr Al-Bajaliy[16],
keduanya tidak diketahui (majhuul).
Imam Adz-Dzahabiy berkata: Semoga Allah menghinakan orang yang memalsukan hadits ini karena mengandung kebohongan
yang tidak bisa digambarkan.
3)
Diriwayatkan
oleh Ibnu Al-Jauziy dalam kitabnya “Al-Maudhu’aat” 2/128:
قال: أنبأنا إِبْرَاهِيمُ
بْنُ مُحَمَّدٍ الأَزَجِيُّ أَنْبَأَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ أَنْبَأَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ جَابَارٍ الْمُذَكِّرُ أَنْبَأَنَا أَبُو بَكْرٍ مُحَمَّدُ بْنُ عَلِيِّ
بْنِ زيرك أَنبأَنَا أَبُو سهل عبيد الله بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ زِيرَكَ أَنْبَأَنَا
أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي زَكَرِيَّا الْفَقِيه حَدثنَا إِبْرَاهِيم ابْن مُحَمَّدٍ
الدَّرَبَنْدِيُّ حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ أَصْرَمَ الْمُزَنِيُّ حَدَّثَنَا أَبُو
إِبْرَاهِيم الترجمانى حَدثنَا صَالح الشمامى عَن عبد الله
بْنِ ضِرَارٍ عَنْ يَزِيدَ بْنِ مُحَمَّدٍ عَنْ أَبِيهِ مُحَمَّدِ بْنِ مَرْوَانَ
عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ رَسُول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
" مَنْ قَرَأَ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ أَلْفَ مَرَّةٍ قُلْ هُوَ اللَّهُ
أَحَدٌ فِي مِائَةِ رَكْعَةٍ، لَمْ يَخْرُجْ مِنَ الدُّنْيَا حَتَّى يَبَعَثَ اللَّهُ
إِلَيْهِ فِي مَنَامِهِ مِائَةَ مَلَكٍ يُلَبُّونَ يُبَشِّرُونَهُ بِالْجَنَّةِ وَثَلاثُونَ
يُؤَمِّنُونَهُ مِنَ النَّارِ وَثَلاثُونَ يَعْصِمُونَهُ مِنْ أَنْ يُخْطِئَ وَعِشْرُونَ
يَكِيدُونَ مَنْ عَادَاهُ ".
Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang membaca pada malam
pertengahan bulan Sya’ban 1000 kali surah Al-Ikhlash dalam 100 raka’at, maka ia
tidak keluar dari dunia sampai Allah mengutus padanya dalam mimpinya 100
malaikat berseru menyampaikan berita gembira untuknya bahwa ia akan masuk
surga, 30 malaikat menyampaikan bahwa ia akan selamat dari neraka, 30 malaikat
menjaganya dari kesalahan, dan 20 malaikat melawan musuh-musuhnya”.
Ibnu Al-Jauziy berkata: Tidak diragukan lagi kalau hadits ini adalah palsu, kebanyakan perawiya tidak diketahui (majhuul).
Dan Abdullah bin Dhiraar, sepertinya ia
adalah Abdullah bin Dhiraar bin ‘Amr[17];
periwayatan haditsnya sangat lemah, Ibnu Ma’in berkata: Periwayatan haditsnya tidak
ada apa-apanya (laisa bi sya’i).
4)
Diriwayatkan
oleh Ibnu Al-Jauziy dalam kitabnya “Al-Maudhu’aat” 2/129:
قال:
أَنْبَأَنَا مُحَمَّدُ بْنُ نَاصِرٍ قَالَ أَنْبَأَنَا أَبُو عَلِيِّ بْنُ الْبَنَّا
قَالَ أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَلِيٍّ الْكَاتِبُ قَالَ أَخْبَرَنَا أَبُو سَهْلٍ
عَبْدُ الصَّمَدِ بْنُ مُحَمَّد الْعنطرِيُّ حَدَّثَنَا أَبُو الْحَسَنِ عَلِيُّ بْنُ
أَحْمَدَ الْيُونَانِيُّ حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ عبد الله بْنُ دَاوُدَ حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ حبهان حَدثنَا عمر بن عبد الرحيم حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ وَهْبِ
بْنِ عَطِيَّةَ الدِّمَشْقِيُّ عَنْ بَقِيَّةَ بْنِ الْوَلِيدِ عَنْ لَيْثِ بْنِ أَبِي
سُلَيْمٍ عَنِ الْقَعْقَاعِ بْنِ مِسْوَرٍ الشَّيْبَانِيِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
عَنِ النَّبِي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " مَنْ صَلَّى لَيْلَةَ
النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ ثِنْتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً يَقْرَأُ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ ثَلاثِينَ مَرَّةً، لَمْ يَخْرُجْ حَتَّى يَرَى مَقْعَدَهُ
مِنَ الْجَنَّةِ وَيَشْفَعُ فِي عَشَرَةٍ مِنْ أَهْلِ بَيْتِهِ كُلُّهُمْ وَجَبَتْ
لَهُ النَّارُ ".
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang salat malam pertengahan
bulan Sya’ban sebanyak 12 raka’at, ia membaca pada setiap raka’at surah
Al-Ikhlash 30 kali, maka ia tidak keluar dari salatnya sampai ia melihat
tempatnya di surga, dan ia berhak memberi syafa’at pada 10 orang dari
keluarganya yang semuanya berhak masuk neraka”.
Ibnu Al-Jauziy berkata: Hadits ini palsu,
pada sanadnya beberapa orang rawiy yang tidak diketahui (majhuul).
5)
Diriwayatkan
oleh Al-Faakihiy (285H) dalam kitabnya “Akhbaar Makkah” 3/86 no.1841:
عَنْ عَمْرِو بْنِ ثَابِتٍ، عَنْ مُحَمَّدِ
بْنِ مَرْوَانَ، عَنْ أَبِي يَحْيَى، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: حَدَّثَنِي بِضْعَةٌ وَثَلَاثُونَ رَجُلًا
مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمْ
قَالُوا: " مَنْ صَلَّى لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ مِائَةَ رَكْعَةٍ،
يَقْرَأُ فِيهَا أَلْفَ مَرَّةٍ { قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ } [الإخلاص: 1] فِي كُلِّ
رَكْعَةٍ عَشْرَ مَرَّاتٍ، لَمْ يَمُتْ حَتَّى يُعْطِيَهُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ مِائَةً
مِنَ الْمَلَائِكَةِ، ثَلَاثُونَ مِنْهُمْ يُبَشِّرُونَهُ بِالْجَنَّةِ، وَثَلَاثُونَ
مِنْهُمْ يُؤَمِّنُونَهُ مِنْ عَذَابِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، وَثَلَاثُونَ مِنْهُمْ
يَعْصِمُونَهُ مِنَ الْخَطَايَا، وَالْعَشَرَةُ الْبَاقِيَةُ يَكِيدُونَهُ مِنْ أَعْدَائِهِ
"
Dari Abu Yahya, ia meriwayatkan dari bapaknya, ia berkata: Tiga puluh
orang lebih dari sahabat Rasulullah menceritakan kepadaku, mereka berkata: Barangsiapa
yang salat pada malam pertengahan bulan Sya’ban 100 raka’at membaca 1000 kali
surah Al-Ikhlas pada setipa raka’at 10 kali, maka ia tidak akan mati sampai
Allah memberinya 100 malaikat, 30 dari mereka memberi berita gembira dengan
surga, 30 dari mereka mengamankannya dari siksa Allah ‘azza wa jalla, 30 dari
mereka menjaganya dari kesalahan, dan 10 dari mereka melindunginya dari
musuh-musuhnya.
Diriwayatkan juga oleh Ad-Dailamiy sebagaimana disebutkan oleh
As-Suyuthiy (911H) dalam kitabnya “Al-Laali’ Al-Mashnu’ah” 2/50 secara marfuu’
(dinisbahkan kepada Rasulullah).
Hadits ini sangat lemah, ada beberapa
cacat pada sanadnya:
3.
Abu Yahya dan bapaknya, tidak diketahui (majhuul).
6)
Diriwayatkan
oleh Al-Ashbahaniy dalam kitabnya “At-Targiib wa At-Tarhiib”
1/248 no.374:
عن سويد بن سعيد، ثنا عبد الرحمن بن
زيد، عن أبيه، عن وهب بن منبه، عن معاذ بن جبل
-رضي الله عنه- قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((من أحيا الليالي الخمس وجبت
له الجنة، ليلة التروية، وليلة عرفة، وليلة النحر، وليلة النصف من شعبان)) .
Dari Mu’adz bin Jabal; Rasulullah bersabda: “Barangsiapa yang
menghidupkan malam yang lima maka ia wajib masuk surga: Malam tarwiyah, malam
‘Arafah, malam Idul Adha, dan malam pertengahan bulan Sya’ban”.
Hadits ini sangat lemah terdapat beberapa cacat pada sandanya:
a.
Suwaid bin Sa’id Al-Hadatsaaniy[14];
periwayatan haditsnya lemah.
b.
Abdurrahim bin Zaid Al-‘Ammiy[20] (184H); periwayatan haditsnya ditolak (matruuk) dan dituduh
pembohon oleh Ibnu Ma’in.
c.
Zaid bin Al-Hawariy Al-‘Ammiy[3]; periwayatan haditsnya lemah.
[Lihat: Silsilah hadits dha’ifah 2/12]
Baca surah Al-Ikhlash pada malam pertengahan Sya’ban
Diriwayatkan oleh Ibnu Al-Jauziy dalam kitabnya “Al-Maudhu’aat”
2/128:
قال: أَنْبَأَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ نَاصِرٍ أَنْبَأَنَا أَبُو عَلِيِّ بْنُ الْبَنَّا أَنْبَأَنَا أَبُو
عَبْدِ اللَّهِ الْحُسَيْنُ بْنُ عُمَرَ الْعَلافُ حَدَّثَنَا أَبُو الْقَاسِمِ الْفَامِيُّ
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ بُنْدَارٍ البَرْدَعِيُّ حَدَّثَنَا أَبُو يُوسُفَ يَعْقُوبُ
بن عبد الرحمن حَدثنَا مُحَمَّد بن عبيد الله قَالَ: سَمِعْتُ أَبِي يَقُولُ حَدَّثَنَا
عَلِيُّ بْنُ عَاصِمٍ عَنْ عَمْرِو بْنِ مِقْدَامٍ عَنْ جَعْفَرِ بْنِ مُحَمَّدٍ عَنْ
أَبِيهِ قَالَ: قَالَ رَسُول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " مَنْ
قَرَأَ لَيْلَةَ النِّصْفِ من شعْبَان أَلْفَ مَرَّةٍ
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ عَشْرَ مَرَّاتٍ، لَمْ يَمُتْ حَتَّى يَبْعَثَ اللَّهُ إِلَيْهِ
مِائَةَ مَلَكٍ ثَلاثُونَ يُبَشِّرُونَهُ بِالْجَنَّةِ وَثَلاثُونَ يُؤَمِّنُونَهُ
مِنَ النَّارِ وَثَلاثُونَ يُقَوِّمُونَهُ أَنْ يُخْطِئَ وَعَشْرُ أَمْلاكٍ يَكْتُبُونَ
أَعْدَاهُ ".
Dari Abu Ja’far Al-Baaqir (114H) rahimahullah;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa
yang membaca pada malam pertengahan bulan Sya’ban 1000 kali, surah Al-Ikhlash
10 kali, maka ia tidak akan mati sampai Allah mengutus kepadanya 100 malaikat.
30 malaikat memberi kabar gembira bahwa ia akan masuk surga, 30 malaikat
memberikan berita keselamatan baginya dari neraka, 30 malaikat melindunginya
dari kesalahan, dan 10 malaikat mencatat pahalanya”.
Ibnu Al-Jauziy berkata: Tidak diragukan lagi kalau hadits ini adalah palsu, kebanyakan perawiya tidak diketahui (majhuul).
[Lihat: Al-Laali’
Al-Mashnu’ah karya As-Suyuthiy 2/50]
Do’a mustajab di malam pertengahan Sya’ban
1. Diriwayatkan oleh Ibnu Asakir (571H) dalam kitabnya “Tarikh Dimasyq”
10/408:
عن أبي سعيد بندار بن عمر الروياني أنبأنا أبو محمد عبد الله
بن جعفر الخبازي أنبأ أبو علي الحسن بن علي بن محمد بن بشار الزاهد بهمذان قراءة عليه
من أصل سماعه أنبأنا علي بن محمد القزويني حدثنا إبراهيم بن محمد بن برة الصنعاني حدثنا
عبد القدوس حدثنا إبراهيم بن أبي يحيى عن أبي قعنب
عن ابي أمامة الباهلي قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: خمس ليال لا تر فيهن
الدعوة أول ليلة من رجب وليلة النصف من شعبان وليلة الجمعة وليلة الفطر وليلة النحر
Dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhuma; Rasulullah bersabda:
“Ada lima malam dimana do'a pada malam itu tidak ditolak: Awal malam
bulan Rajab, malam pertengahan bulan Sya'ban, malam Jum'at, malam idul firti
dan malam idul adha”.
Hadits ini palsu karena pada sanadnya ada
rawiy yang bernama Abu Sa’id Bundar bin Umar Ar-Ruyaniy[22];
Abdul ‘Aziz An-Nakhsyabiy berkata: Jangan kalian mendengar hadits darinya,
karena ia seorang pembohong.
Dan Ibrahim bin Abi Yahya Abu Ishaq Al-Aslamiy[23]
juga seorang pembohon sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Ma’in rahimahullah
dan yang lainnya.
[Lihat: Silsilah hadits dha’if 3/649 no.1452]
2. Diriwayatkan oleh Abdurrazzaaq (211H) dalam kitabnya “Al-Mushannaf”
4/317 no.7927:
قَالَِ: وَأَخْبَرَنِي
مَنْ، سَمِعَ الْبَيْلَمَانِيَّ يُحَدِّثُ عَنْ أَبِيهِ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ:
" خَمْسُ لَيَالٍ لَا تُرَدُّ فِيهِنَّ الدُّعَاءَ: لَيْلَةُ الْجُمُعَةِ، وَأَوَّلُ
لَيْلَةٍ مِنْ رَجَبٍ، وَلَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ، وَلَيْلَتَيِ الْعِيدَيْنِ
"
Abdullah bin Umar radhiyallahu
‘anhuma berkata: Ada lima malam dimana do'a pada malam itu tidak
ditolak: Malam Jum'at, awal malam bulan Rajab, malam pertengahan bulan Sya'ban,
dan dua malam hari raya (idul firti dan adha).
Sanad atsar ini sangat lemah, punya dua
cacat:
1. Yang meriwayatkan dari Al-Bailamaniy tidak diketahuii (mubham).
2. Al-Bailamaniy namanya Muhammad bin
Abdurrahman[24]. Imam Bukhariy,
Abu Hatim dan An-Nasa'iy berkata: Haditsnya mungkar (sangat lemah).
Sedangkan Ibnu ‘Adiy dan Ibnu Hibban menuduhnya sebagai pemalsu hadits.
Sedangkan bapaknya (Abdurrahman Al-Balamaniy[25]);
Ad-Daruquthny berkata: Haditsnya lemah, tidak bisa dijadikan hujjah. Sedangkan
Shaleh Jazarah berkata: Haditsnya mungkar, ia tidak dikenal meriwayatkan
hadits dari seorang sahabat kecuali ia mencurinya.
Ibnu Hibban berkata: Haditsnya tidak boleh diterima jika yang
meriwayatkan darinya adalah anaknya, karena anaknya memalsukan hadits yang
aneh-aneh terhadap bapaknya.
Puasa di hari pertengahan bulan Sya’ban
A. Diriwayatkan oleh Ibnu Majah (273H) dalam kitabnya “As-Sunan”
1/444 no.1388:
عن ابْن أَبِي سَبْرَةَ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ مُحَمَّدٍ،
عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ جَعْفَرٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ
أَبِي طَالِبٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
" إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ، فَقُومُوا لَيْلَهَا وَصُومُوا
نَهَارَهَا، فَإِنَّ اللَّهَ يَنْزِلُ فِيهَا لِغُرُوبِ الشَّمْسِ إِلَى سَمَاءِ الدُّنْيَا،
فَيَقُولُ: أَلَا مِنْ مُسْتَغْفِرٍ لِي فَأَغْفِرَ لَهُ أَلَا مُسْتَرْزِقٌ فَأَرْزُقَهُ
أَلَا مُبْتَلًى فَأُعَافِيَهُ أَلَا كَذَا أَلَا كَذَا، حَتَّى يَطْلُعَ الْفَجْرُ
"
Dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda: “Jika datang malam pertengahan bulan
Sya’ban maka dirikanlah salat pada malamnya dan puasalah pada siang harinya,
karena sesungguhnya Allah turun pada malam itu setelah matahari tenggelam ke
langit dunia dan berkata: Adakah yang meminta ampunan padaKu maka Aku
mengampuninya? Adakah yang meminta rezeki maka Aku memberinya rezeki? Adakah
yang tertimpa musibah maka Aku menyelamatkannya? Adakah yang begini dan begitu?
Sampai fajar terbit”.
Hadits ini palsu karena Ibnu Abi Sabrah[26]
namanya Muhammad bin Abdillah kuniahnya Abu Bakr (162H) diklaim sebagai pemalsu
hadits oleh Imam Ahmad.
[Lihat silsilah hadits dha’if 5/154 no.2132]
B. Diriwayatkan oleh Al-Baihaqiy dalam kitabnya “Syu’ab Al-Imaan”
5/366 no.3559, dan Ibnu Al-Jauziy dalam kitabnya “Al-Maudhu’aat”
2/129:
عن عَبْد الْخَالِقِ
بْن عَلِيٍّ الْمُؤَذِّن، أَخْبَرَنَا أَبُو جَعْفَرٍ مُحَمَّدُ بْنُ بِسْطَامٍ الْقُرَشِيُّ
بِقَرْيَةٍ دَايَةَ، حَدَّثَنَا أَبُو جَعْفَرٍ أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ جَابِرٍ،
حَدَّثَنِي أَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ الْكَرِيمِ، حَدَّثَنَا خَالِدٌ
الْحِمْصِيُّ، عَنْ عُثْمَانَ بْنِ سَعِيدِ بْنِ كَثِيرٍ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ
الْمُهَاجِرِ، عَنِ الْحَكَمِ بْنِ عُتَيْبَةَ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ، قَالَ: قَالَ عَلِيٌّ:
رَأَيْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ
شَعْبَانَ قَامَ فَصَلَّى أَرْبَعَ عَشْرَةَ رَكْعَةً، ثُمَّ جَلَسَ بَعْدَ الْفَرَاغِ،
فَقَرَأَ بِأُمِّ الْقُرْآنِ أَرْبَعَ عَشْرَةَ مَرَّةً، وَقُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ
أَرْبَعَ عَشْرَةَ مَرَّةً، وَقُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ أَرْبَعَ عَشْرَةَ مَرَّةً،
وَقُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ أَرْبَعَ عَشْرَةَ مَرَّةً، وَآيَةِ الْكُرْسِيِّ
مَرَّةً، و {لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ} [التوبة: 128] الْآيَةُ،
فَلَمَّا فَرَغَ مِنْ صَلَاتِهِ، سَأَلْتُهُ عَمَّا رَأَيْتُ مِنْ صَنِيعِهِ، قَالَ:
" مَنْ صَنَعَ مِثْلَ الَّذِي رَأَيْتَ كَانَ لَهُ كَعِشْرِينَ حَجَّةً مَبْرُورَةً،
وَصِيَامُ عِشْرِينَ سَنَةً مَقْبُولَةً، فَإِنْ أَصْبَحَ فِي ذَلِكَ الْيَوْمِ صَائِمًا
كَانَ لَهُ كَصِيَامِ سَنَتَيْنِ سَنَةٍ مَاضِيَةٍ، وَسَنَةٍ مُسْتَقْبَلَةٍ
"
Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu
berkata: Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pada malam
pertengahan bulan Sya’ban mendirikan salat 14 raka’at, kemudian duduk setelah
selesai, kemudian membaca surah Al-Fatihah 14 kali, Al-Ikhalash 14 kali,
Al-Falaq 14 kali, An-Naas 14 kali, ayat Al-Kursiy 1 kali, dan ayat {لَقَدْ جَاءَكُمْ
رَسُولٌ } (At-Taubah:128). Kemudian setelah selesai
dari salatnya, aku bertanya tentang apa yang aku lihat dari amalan Rasullah,
maka Rasulullah menjawab: “Barangsiapa yang melakukan seperti yang
engakau lihat maka ia mendapat pahala 20 haji mabrur, dan puasa 20 tahun yang
maqbul. Dan jika ia berpuasa di pagi hari itu maka ia seperti puasa 60
tahun sebelumnya dan setelahnya”.
Imam Ahmad berkata: Sepertinya hadits ini adalah palsu. [Syu’ab Al-Imaan]
Ibnu Al-Jauziy berkata: Hadits ini palsu,
pada sanadnya beberapa orang rawiy yang tidak diketahui (majhuul). [Al-Maudhu’aat]
Dan Khalid Al-Himshiy sepertinya ia adalah Khalid
bin ‘Amr Abu Al-Akhyal As-Sulafiy[27]
(236H) diklaim oleh Al-Firyabiy sebagai pembohong, dan Ibnu ‘Adiy menghukumi
haditsnya sangat lemah.
Sedangkan periwayatan Ibrahim An-Nakha’iy (196H) dari Ali bin Abi Thalib
terputus (mursal) sebagaimana dikatakan oleh Abu Zur’ah. [Al-Maraasiil
karya Ibnu Abi Hatim hal.10]
Referensi:
المتوفى سنة 637هـ المؤلف: ابن الدبيثي
المحقق: عمر عبد
المنعم سليم
الناشر: مؤسسة
قرطبة
[1] Lihat biografi Abu Al-Barakaat
dalam kitab: Adh-Dhu’afaa’ karya Ibnu Al-Jauziy 3/172, Miizaan Al-I'tidaal
karya Adz-Dzahabiy 7/73, Lisaan Al-Miizaan karya Ibnu Hajar 8/326.
[2] Lihat
biografi Nuh bin Abi Maryam dalam kitab: Adh-Dhu'afaa' Al-Kabiir karya Al-'Uqaily 4/304,
Al-Jarh wa At-Ta'diil karya Ibnu Abi Hatim 8/484, Al-Majruhiin karya Ibnu
Hibban 3/48, Al-Kamil karya Ibnu 'Adiy 7/40, Adh-Dhu'afaa' karya Abu Nu'aim
hal.151.
[3] Lihat
biografi Zaid Al-'Ammy dalam kitab: Adh-Dhu'afaa' Al-Kabiir 2/74, Al-Jarh wa
At-Ta'diil 3/560, Al-Majruhiin 1/309,
Al-Kaamil 3/198, Adh-Dhu'afaa' karya Abu Zur'ah Ar-Raziy 3/806, Adh-Dhu'afaa' karya Ibnu Al-Jauziy 1/305, Miizaan Al-I'tidaal 3/151, Taqriib At-Tahdziib hal.223.
[4] Lihat
biografi Yazid bin Abaan Ar-Raqqaasyiy dalam kitab: Adh-Dhu'afaa' Al-Kabiir 4/373,
Al-Jarh wa At-Ta'diil 9/251, Al-Majruhiin 3/98, Al-Kaamil 7/257.
[6] Lihat biografi Abu Bakr
Muhammad bin Al-Hasan An-Naqqasy dalam
kitab: Adh-Dhu'afaa' karya Ibnu Jauziy 3/52, Miizaan Al-I'tidaal 6/115, Lisaan
Al-Miizaan 7/78.
[7] Lihat
biografi Al-Hasan Al-Bashriy dalam kitab:
Al-Maraasiil karya Ibnu Abi Hatim hal.32-33, Tahdzib Al- Kamaal karya Al-Mizziy
6/95, Siyar A'lam An-Nubala' karya Adz-Dzahabiy 4/563, Jaami’ At-Tahshiil karya
Al-‘Alaiy hal.165, Tuhfatu-ttahshil karya Abu Zur’ah Al-‘Iraqiy ha.76,
Tahdiziib At-Thadiziib karya Ibnu Hajar 1/388.
[8] Lihat biografi Qurraan
bin Tammaam dalam kitab: Tahdziib Al-Kamaal 23/559,
Miizaan Al-I’tidaal 5/468, Taqriib At-Tahdziib karya Ibnu Hajar hal.454.
[9] Lihat
biografi Al-Hasan bin Yahya Al-Khusyaniy dalam
kitab: Taariikh Ibnu Ma'in riwayat Ad-Duuriy 4/466, Adh-Dhu'afaa' Al-Kabiir 1/244, Al-Jarh wa At-Ta'diil 3/44,
Al-Majruhiin 1/235, Al-Kaamil 2/323,
Adh-Dhu'afaa' karya Ibnu Al-Jauziy 1/210, Diwaan Adh-Dhu’afaa’ karya
Adz-Dzahabiy hal.86, Taqriib At-Tahdziib hal.164.
[10] Lihat
biografi Zaidah bin Abi Ar-Ruqaad dalam kitab:
Adh-Dhu'afaa' Al-Kabiir 2/81, Al-Majruhiin 1/308, Adh-Dhu'afaa'
karya Ibnu Jauziy 1/291, Miizaan Al-I'tidaal 3/95, Taqriib
At-Tahdziib hal.213.
[11] Lihat biografi Ziyaad
An-Numairiy dalam kitab: Adh-Dhu'afaa' karya Ibnu Jauziy 1/301, Miizaan
Al-I'tidaal 3/132, Taqriib At-Tahdziib hal.220.
[13] Lihat
biografi Muslim bin Khalid Az-Zinjiy dalam kitab: Adh-Dhu'afaa' Ash-Shagiir karya
Al-Bukhariy hal.110 , Adh-Dhu'afaa' karya An-Nasa'i hal.238 , Al-Kaamil 6/308, Adh-Dhu'afaa' karya Ibnu Al-Jauziy 3/117, Miizaan Al-I'tidaal 6/413, Taqriib At-Tahdziib hal.529.
[14] Lihat
biografi Suwaid bin Sa’id dalam kitab: Adh-Dhu'afaa' karya An-Nasa'i hal.187, Al-Kaamil karya Ibnu 'Adiy 3/428, Adh-Dhu'afaa' karya Ibnu Al-Jauziy 2/32, Miizaan Al-I'tidaal 3/346, Taqriib At-Tahdziib hal.260.
[17] Lihat
biografi Abdullah bin Dhiraar bin ‘Amr dalam
kitab: Al-Kaamil 4/240, Miizaan Al-I'tidaal 4/129, Lisaan Al-Miizaan 4/504.
[18] Lihat
biografi ‘Amr bin Tsabit Al-Kufiy dalam kitab: Adh-Dhu'afaa' Ash-Shagiir hal.87 , Adh-Dhu'afaa' karya An-Nasa'i hal.220, Al-Majruhiin 2/76, Al-Kaamil 5/120, Adh-Dhu'afaa' karya Ibnu
Al-Jauziy 2/223, Miizaan Al-I'tidaal 5/302, Taqriib
At-Tahdziib hal.419.
[19] Lihat
biografi Muhammad bin Marwan As-Suddiy Ash-Shagiir dalam kitab: Adh-Dhu'afaa' Ash-Shagiir hal.110 , Adh-Dhu'afaa' karya An-Nasa'i hal.234, Al-Majruhiin 2/286, Al-Kaamil 6/263, Adh-Dhu'afaa' karya
Abu Nu'aim hal.143, Adh-Dhu'afaa' karya Ibnu Al-Jauziy 3/98, Miizaan
Al-I'tidaal 6/328, Taqriib At-Tahdziib hal.506.
[20] Lihat
biografi Abdurrahim bin Zaid Al-‘Ammiy dalam kitab: Adh-Dhu'afaa' Ash-Shagiir hal.81, Adh-Dhu'afaa' karya An-Nasa'i hal.207, Al-Majruhiin 2/161, Al-Kaamil 5/281, Adh-Dhu'afaa' karya Abu
Nu'aim hal.110, Adh-Dhu'afaa' karya Ibnu Al-Jauziy 2/102, Miizaan Al-I'tidaal 4/336, Taqriib At-Tahdziib hal.354.
[22] Lihat
biografi Abu Sa’id Bundar bin Umar Ar-Ruyaniy dalam kitab: Miizaan Al-I'tidaal 2/70, Lisaan Al-Miizaan 2/365.
[23] Lihat
biografi Ibrahim bin Abi Yahya dalam kitab: Adh-Dhu'afaa' Ash-Shagiir hal.17, Al-Majruhiin 1/105, Al-Kaamil 1/217, Adh-Dhu'afaa' karya Ibnu Al-Jauziy 1/51, Miizaan Al-I'tidaal 1/182, Taqriib At-Tahdziib hal.93.
[24] Lihat
biografi Muhammad bin Abdurrahman Al-Bailamaniy
dalam kitab: Adh-Dhu'afaa' Ash-Shagiir hal.107,
Adh-Dhu'afaa' karya An-Nasa'i hal.232 , Al-Majruhiin 2/264, Al-Kaamil 6/178, Adh-Dhu'afaa' karya Abu Nu'aim hal.140 , Adh-Dhu'afaa'
karya Ibnu Al-Jauziy 3/75, Diiwaan Adh-Dhu’afaa’ hal.361,
Taqriib At-Tahdziib hal.492.
[25] Lihat
biografi Abdurrahman Al-Bailamaniy dalam kitab:
Miizaan Al-I'tidaal 4/264, Tahdziib At-Tahdziib 6/149, Taqriib At-Tahdziib hal.337.
[26] Lihat
biografi Ibnu Abi Sabrah dalam kitab: Adh-Dhu'afaa' karya An-Nasa'i hal.255,
Al-Majruhiin 3/147, Al-Kaamil 7/295,
Adh-Dhu'afaa' karya Ibnu Al-Jauziy 3/79, Miizaan Al-I'tidaal 6/204, Taqriib At-Tahdziib hal.623.
[27] Lihat
biografi Khalid bin ‘Amr Al-HImshiy dalam kitab:
Al-Kaamil 3/33, Adh-Dhu'afaa' karya Ibnu Al-Jauziy 1/249,
Miizaan Al-I'tidaal 2/420, Taqriib At-Tahdziib hal.189.
Dengan informasi2 penting tersebut, jadi tambah semangat kita untuk banyak beribadah di bulan Sya'ban. Sungguh ini penting agar memasuki Ramadhan diri ini benar-benar siap.
BalasHapusKita memang diperintahkan untuk setiap saat memperbanyak ibadah kepada Allah subhanahu wa ta'aat dgn penuh keikhlasan dan sesuai tuntunan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, bukan dgn hadits lemah atau palsu seperti di atas.
HapusDari Al-Mugirah bin Syu'bah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«مَنْ حَدَّثَ عَنِّي حَدِيثًا وَهُوَ يَرَى أَنَّهُ كَذِبٌ فَهُوَ أَحَدُ الكَاذِبِينَ»
"Barangsiapa yang menyebutkan hadits dari saya sementara ia tau kalau hadits itu palsu (kebohongan), maka ia termasuk seorang pembohong (pemalsu hadits)". [Sunan Tirmidzi: Sahih]
Dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ كَذِبًا عَلَيَّ لَيْسَ كَكَذِبٍ عَلَى أَحَدٍ، مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا، فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ
"Sesunggunya berbohong atas namaku tidak sama dengan berbohong atas nama seseorang (selainku), barangsiapa yang berbohong atas namaku dengan sengaja maka siapkanlah tempatnya di neraka". [Hadits mutawatir]
Wallahu a'lam!
Masya Allah.. ternyata banyak hadits palsu bertebaran tentang keutamaan bln sya'ban ini. Dengan tetap bertuju menjalankan sunnah Rasulullah SAW, semoga ummat islam bertambah pengetahuan agamanya, dihindarkan dari bid'ah agar dapat beribadah dg benar sesuai tuntunan rosulNYa..
BalasHapusAamiin ...!
HapusKita tidak boleh keburu mengatakan sebuah Hadits itu palsu. Sama saja kita mengatakan sebuah hadist yang dibikin bikin. Kalau sekiranya itu bukan hadits palsu lalu mengatakannya palsu. maka ketentuan hadits diatas berlaku juga. Ia telah menyiapkan tempat duduknya di neraka.
BalasHapusYang asli dibilang palsu
Yang nggak ada dibilang ada
Mari kita berhati hati...In Shaa Allah
Sy sudah menyebutkan alasan mengapa hadits tsb dihukumi palsu dgn menukil perkataan ulama yang ahli dibidangnya.
HapusSilahkan menilai sendiri jika memang merasa sbagai ahlinya!