بسم الله الرحمن الرحيم
Hadits anjuran membaca ayat Al-Kursiy
setelah shalat wajib diriwayatkan dari beberapa sahabat Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam, diantaranya: (1) Abu Umamah Al-Bahiliy, (2) Ali bin Abi
Thalib, (3) Al-Mugirah bi Syu’bah, (4) Ash-Shalshal bin Ad-Dalahmas, (5) Al-Hasan
bin Ali bin Abi Thalib, (6) Jabir bin Abdillah, (7) Anas bin Malik, dan (8) Abu
Musa Al-Asy’ariy radhiyallahu ‘anhum.
Berikut penjelasannya:
A.
Hadits Abu Umamah
Al-Bahiliy –radhiyallahu ‘anhu-.
Diriwayatkan melelui beberapa
jalur:
a) Jalur pertama: Diriwayatkan oleh Imam An-Nasa’iy dalam kitabnya “An-Sunan Al-Kubraa” 9/44 no.9848, dan Ath-Thabaraniy
dalam “Al-Ausath” 8/92 no. 8068:
عن الْحُسَيْن بْن بِشْرٍ الطَرَسُوسي قَالَ
: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ حِمْيَرٍ قَالَ : حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ زِيَادٍ
، عَنْ أَبِي أُمَامَةَ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ : ( مَنْ قَرَأَ آيَةَ الْكُرْسِيِّ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ
مَكْتُوبَةٍ لَمْ يَمْنَعْهُ مِنْ دُخُولِ الْجَنَّةِ إِلَّا أَنْ يَمُوتَ ).
Dari Al-Husain bin Bisyr Ath-Tharasusiy, ia berkata: Muhammad
bin Himyar menceritakan kepada kami, ia berkata: Muhammad bin Ziyad
menceritakan kepada kami, dari Abu Umamah, ia berkata: Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang membaca aya Kursiy pada
setiap akhir shalat fardhu, maka tidak ada yang mencegahnya masuk surga selain
kematiannya”.
Al-Mundziriy –rahimahullah-
(At-Targiib 2/299 no. 2468) berkata:
رواه النسائي والطبراني بأسانيد أحدها
صحيح. وقال شيخنا أبو الحسن:"هو على شرط البخاري"، وابن حبان في
"كتاب الصلاة" وصححه.
“Hadits ini
diriwayatkan oleh An-Nasa’iy dan Ath-Thabaraniy dengan beberapa sanad yang
salah satunya shahih. Dan guru kami Abu
Al-Hasan (Ali bin Al-Mufadhal Al-Maqdisiy) berkata: Hadits ini sesuai dengan syarat shahih Bukhari. Hadits ini
juga diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dalam “Kitab Ash-Shalah” (bukan bagian dari
kitabnya yang berjudul “At-Taqaasim”) dan ia menshahihkannya”.
Al-Haitsamiy –rahimahullah-
dalam “Majma’ Az-Zawaid” (10/102 no.16922) berkata:
رَوَاهُ
الطَّبَرَانِيُّ فِي الْكَبِيرِ وَالْأَوْسَطِ بِأَسَانِيدَ، وَأَحَدُهَا جَيِّدٌ.
“Hadits ini diriwayatkan oleh Ath-Thabaraniy dalam Al-Kabir dan
Al-Ausath dengan beberapa sanad, dan salah satunya jayyid (baik)”.
b) Jalur kedua: Diriwayatkan oleh Ibnu As-Sunniy
dalam kitabnya ‘Amalul yaum wallailah no.124:
عن الْيَمَان بْن سَعِيدٍ، وَأَحْمَد
بْن هَارُونَ، قَالَا: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ حِمْيَرٍ، عَنْ مُحَمَّدِ
بْنِ زِيَادٍ الْأَلْهَانِيِّ، عَنْ أَبِي أُمَامَةَ
الْبَاهِلِيِّ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ قَرَأَ آيَةَ الْكُرْسِيِّ فِي دُبُرِ كُلِّ
صَلَاةٍ مَكْتُوبَةٍ لَمْ يَحُلْ بَيْنَهُ وَبَيْنَ دُخُولِ الْجَنَّةِ إِلَّا
الْمَوْتُ»
Dari Al-Yamaan
bin Sa’id dan Ahmad bin Harun, keduanya
berkata: Muhammad bin Himyar menceritakan kepada kami, dari Muhammad bin Ziyad
Al-Alhaniy, dari Abu Umamah Al-Bahiliy radhiyallahu ‘anhu, ia
berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa
yang membaca ayat Al-Kursiy di akhir setiap shalat fardhu, maka tidak ada yang
menghalangi antara dirinya dan masuk surga kecuali kematian”.
Sanad ini lemah karena:
1. Al-Yaman bin Sa’id, yang benar
adalah Al-Yaman bin Yaziid. Ia pernah
meriwayatkan satu hadits yang dianggap palsu oleh Adz-Dzahabiy, sedangkan
Ad-Daraqutny dan Ibnu Makula menganggapnya majhul (tidak diketahui).[1]
2. Ahmad bin Harun. Terkadang
dinamai Humaid Al-Mashishiy. Adz-Dzahabiy
mengatkan: Ia meriwayatkan hadits mungkar dari perawi tsiqah sebagaimana
dikatakan oleh Ibnu ‘Adiy.[2]
Sanad ini bisa diperkuat oleh
sanad hadits sebelumnya sehingga menjadi hadits hasan
ligairih. [Lihat “Silsilah Ash-Shahihah” karya Syekh Albaniy –rahimahullah-
2/661 no.972]
Diriwayatkan juga dengan
tambahan lafadz “membaca surah Al-Ikhlash”:
Diriwayatkan oleh Ath-Thabaraniy
dalam “Al-Mu’jam Al-Kabiir” (8/114) no.7532, ia berkata:
حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ إِسْحَاقَ بْنِ الْعَلَاءِ بْنِ زِبْرِيقٍ
الْحِمْصِيُّ، ثنا عَمِّي مُحَمَّدُ بْنُ
إِبْرَاهِيمَ (ح)، وحَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ هَارُونَ، ثنا هَارُونُ بْنُ
دَاوُدَ النَّجَّارُ الطَّرَسُوسِيُّ، قَالُوا: ثنا مُحَمَّدُ بْنُ حِمْيَرٍ،
حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ زِيَادٍ الْأَلْهَانِيُّ، قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا
أُمَامَةَ، يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمْ: «مَنْ
قَرَأَ آيَةَ الْكُرْسِيِّ دُبُرَ كُلِّ صَلَاةٍ مَكْتُوبَةٍ لَمْ يَمْنَعْهُ مِنْ
دُخُولِ الْجَنَّةِ، إِلَّا الْمَوْتُ» زَادَ مُحَمَّدُ
بْنُ إِبْرَاهِيمَ فِي حَدِيثِهِ: «وَقُلُ هُوَ اللهُ أَحَدٌ»
‘Amr bin Ishak bin
Al-‘Alaa’ bin Zibriiq Al-Himshiy menceritakan kepada kami, ia berkata:
Pamanku Muhammad bin Ibrahim menceritakan kepada
kami.
Ath-Thabaraniy berkata: Dan Musa
bin Harun menceritakan kepada kami, ia berkata: Harun bin Daud An-Najjar
Ath-Tharasusiy menceritakan kepada kami, mereka (Muhamad
bin Ibraim dan Harun bin Daud) berkata: Muhammad bin Himyar menceritakan
kepada kami, ia berkata: Muhammad bin Ziyad Al-Alhaniy menceritakan kepadaku,
ia berkata: Aku mendengar Abu Umamah berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda: “Barangsiapa yang membaca ayat Al-Kursiy di akhir
setiap shalat fardhu, maka tidak ada yang mencegahnya masuk surga kecuali
kematian”.
Ath-Thabaraniy berkata: Muhammad bin Ibrahim menambahkan lafadz dalam
haditsnya: “Dan {Qul huwallahu Ahad}.
Tambahan lafadz “dan surah {Qul
huwallahu Ahad}”, adalah bathil (sangat lemah), karena dua cacat:
1. Muhammad bin Ibrahim bin Al-‘Alaa’ bin
Zibriiq Al-Himshiy; Ibnu ‘Adiy berkata: "Ia seorang pencuri hadits".[3]
2. ‘Amr bin Ishaq bin Al-‘Alaa’ bin Zibriiq
Al-Himshiy guru dari imam Ath-Thabaraniy, tidak ditemukan biografinya.
c) Jalur ketiga: Diriwayatkan oleh Ibnu As-Sunniy
dalam kitabnya ‘amalul yaum wallailah no.123:
عن عَلِيّ بْن الْحَسَنِ بْنِ مَعْرُوفٍ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْحَمِيدِ بْنُ إِبْرَاهِيمَ أَبُو التَّقِيِّ،
حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ عَيَّاشٍ، عَنْ دَاوُدَ بْنِ إِبْرَاهِيمَ الذُّهْلِيِّ، أَنَّهُ
أَخْبَرَهُ عَنْ أَبِي أُمَامَةَ صُدَيِّ بْنِ
عَجْلَانَ الْبَاهِلِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ قَرَأَ آيَةَ الْكُرْسِيِّ دُبُرَ
كُلِّ صَلَاةٍ مَكْتُوبَةٍ كَانَ بِمَنْزِلَةِ مَنْ قَاتَلَ عَنْ أَنْبِيَاءِ
اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ حَتَّى يُسْتَشْهَدَ»
Dari ‘Ali
bin Al-Hasan bin Ma’ruf, ia berkata: Abdul Hamid
bin Ibrahim Abu At-Taqiy menceritakan kepada kami, ia berkata: Isma’il bin ‘Ayyasy menceritakan kepada kami, dari Daud bin Ibrahim Adz-Dzuhliy, bahwasanya ia
menyampaikan kepadanya dari Abu Umamah Shudaiy bin ‘Ajlan Al-Bahiliy
radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda: “Barangsiapa yang membaca ayat Al-Kursiy di akhir setiap shalat
wajib, maka ia seperti orang yang berperang membela Nabi Allah ‘azza wajalla
sampai ia syahid”.
Sanad ini juga lemah, karena:
1. ‘Ali bin Al-Hasan bin Ma’ruf,
tidak ditemukan biografinya.
2. Abdul Hamid bin Ibrahim, Abu At-Taqiy. Al- Hafidz Ibnu Hajar berkata: "Ia shaduq, hanyasaja buku catatannya telah hilang sehingga
hafalannya menjadi buruk".[4]
3. Ismail bin ‘Ayyasy, ia tsiqah
jika meriwayatkan dari orang Syam, sedangkan dalam hadits ini tidak diketahui
apakah gurunya orang Syam atau bukan.[5]
4. Daud bin Ibrahim Adz-Dzuhliy,
tidak ditemukan biografinya.
Lihat: “Silsilah Adh-Dha’ifah”
karya Syekh Albaniy –rahimahullah- 12/630 no.5787.
B.
Hadits ‘Ali bin Abi
Thalib –radhiyallahu ‘anhu-.
Diriwayatkan oleh Al-Baihaqiy
dalam “Syu’abul Iman” (4/56) no.2174:
عَنْ نَهْشَلِ بْنِ سَعِيدٍ الضَّبِّيِّ، عَنْ أَبِي
إِسْحَاقَ الْهَمْدَانِيِّ، عَنْ حَبَّةَ الْعُرَنِيِّ،
قَالَ: سَمِعْتُ عَلِيَّ بْنَ أَبِي طَالِبٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهَ، يَقُولُ:
سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى أَعْوَادِ
الْمِنْبَرِ يَقُولُ: " مَنْ قَرَأَ آيَةَ الْكُرْسِيِّ دُبُرَ كُلِّ صَلَاةٍ
لَمْ يَمْنَعْهُ مِنْ دُخُولِهِ الْجَنَّةَ إِلَّا الْمَوْتُ، وَمَنْ قَرَأَهَا
حِينَ يَأْخُذُ مَضْجَعَهُ أَمَّنَهُ اللهُ عَلَى دَارِهِ وَدَارِ جَارِهِ
وَالدُوَيْرَاتِ حَوْلَهُ "
Dari Nahsyal bin Sa’id Adh-Dhabbiy, dari
Abi Ishak Al-Hamdaniy, dari Habbah Al-‘Uraniy,
ia berkata: Aku mendengar ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu berkata: Aku
mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa
yang membaca ayat Al-Kursiy di akhir setiap shalat, maka tidak ada yang
mencegahnya masuk surga kecuali kematian, dan barangsiapa yang membacanya
ketika ia hendak tidur maka Allah akan memberikan keamanan pada rumahnya dan
rumah tetangganya, dan rumah di sekitarnya”.
Hadits ini palsu, dengan cacat:
1. Nahsyal bin
Sa’id Adh-Dhabbiy Al-Bashriy, Abu Abdillah Al-Khurasaniy; Ia tertuduh sebagai pemalsu hadits. Abu
Daud Ath-Thayalisiy dan Ibnu Rahawiy mengklaimnya sebagai pendusta. An-Nasai’y dan
Ibnu Hajar mengatkan: "Haditsnya ditolak (matruuk)". [6]
2. Habah bin
Juwain Al-‘Uraniy; Ibnu Ma’in
berkata: "Haditsnya tidak berarti apa-apa". An-Nasa’iy mengatakan: "Periwayatan
haditsnya tidak kuat". Ibnu Hajar berkata: "Ia shaduq, memiliki banyak kesalahan
dan ia seorang syi’ah yang fanatik".[7]
Lihat “Silsilah Adh-Dha’ifah”
13/388
no. 6174.
C.
Hadits Al-Mugirah bin
Syu’bah –radhiyallahu ‘anhu-.
Diriwayatkan oleh Abu Nu’aim
dalam kitabnya “Hilyatul Auliyaa’” (3/221):
عَنْ عُمَرَ بْنِ إِبْرَاهِيمَ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ كَعْبٍ،
عَنِ الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ قَرَأَ آيَةَ الْكُرْسِيِّ دُبُرَ كُلِّ صَلَاةٍ؛ مَا
بَيْنَهُ وَبَيْنَ أَنْ يَدْخُلَ الْجَنَّةَ إِلَّا أَنْ يَمُوتَ، فَإِذَا مَاتَ
دَخَلَ الْجَنَّةَ»
Dari ‘Umar
bin Ibrahim, dari Muhammad bin Ka’b, dari Al-Mugirah bin Syu’bah, ia
berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa
yang membaca ayat Al-Kursiy di akhir setiapa shalat, maka tidak ada penghalang
antara ia dan masuk surga kecuali ia mati, jika ia sudah mati maka ia masuk
surga”.
Hadits ini sangat lemah, karena adanya Umar
bin Ibrahim bin Muhammad bin Al-Aswad. Al-‘Uqailiy berkata: "Tidak ada
yang mendukung periwayatannya"..[8]
D.
Hadits Ash-Shalshal bin
Ad-Dalahmas –radhiyallahu ‘anhu-.
Diriwayatkan oleh Al-Baihaqiy
dalam kitabnya “Syu’abul Iman” (4/51) no.2167:
عن مُحَمَّد بْن الضَّوْءِ يَعْنِي ابْن الصَّلْصَالِ بْنِ
الدَّلْهَمَسِ، حدثنا أَبِي، أَنَّ أَبَاهُ حَدَّثَهُ أَنَّ رَسُولَ اللهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " مَنْ قَرَأَ آيَةَ الْكُرْسِيِّ
فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ لَمْ يَكُنْ بَيْنَهُ وَبَيْنَ أَنْ يَدْخُلَ الْجَنَّةَ
إِلَّا أَنْ يَمُوتَ، فَإِذَا مَاتَ دَخَلَ الْجَنَّةَ "
Dari Muhammad
bin Adh-Dhau’ bin Ash-Shalshal bin Ad-Dalhamas, ia berkata: Bapakku
menceritakan kepada kami, bahwasanya bapaknya menceritakan kepadanya,
bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa
yang membaca ayat Al-Kursiy di akhir setiap shalat, maka tidak ada sesuatu yang
menghalangi antara ia dan masuk surga kecuali ia mati, jika ia mati maka ia
masuk surga”.
Hadits ini palsu, karena Muhammad bin
Adh-Dhau’ bin Ash-Shalshal bin Ad-Dalhamas; Ibnu Hibban mengatakan: Ia
meriwayatkan hadits mungkar dari bapaknya. Al-Khathib dan Al-Jauzaqaniy
mengatakan: "Ia seorang pendusta".[9]
E.
Hadits Al-Hasan bin Ali
bin Abi Thalib –radhiyallahu ‘anhuma-.
Diriwayatkan oleh Ath-Thabaraniy dalam
kitabnya “Al-Mu’jam Al-Kabiir” (3/83) no.2733:
عن حَفْص بْن عُمَرَ الرَّقَاشِيّ، ثنا عَبْدُ اللهِ بْنُ
حَسَنِ بْنِ حَسَنٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَدِّهِ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ قَرَأَ آيَةَ الْكُرْسِيِّ فِي دُبُرِ
الصَّلَاةِ الْمَكْتُوبَةِ كَانَ فِي ذِمَّةِ اللهِ إِلَى الصَّلَاةِ الْأُخْرَى»
Dari Hafsh bin ‘Umar Ar-Raqasyiy, ia
berkata: Abdullah bin Hasan bin Hasan menceritakan kepada kami, dari Bapaknya,
dan kakeknya, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda: “Barangsiapa yang membaca ayat Al-Kursiy di akhir shalat wajib,
maka ia berada dalam tanggungan Allah sampai datang shalat berikutnya”.
Hadits ini sangat lemah, karena Hafsh bin ‘Umar Ar-Raqqasyiy tidak diketahui kondisi
periwayatan haditsnya.
F.
Hadits Jabir bin
Abdillah –radhiyallahu ‘anhuma-.
Diriwayatkan melalui dua jalur:
1) Jalur pertama: Diriwayatkan oleh Ibnu ‘Adiy dalam
kitabnya “Al-Kaamil” (1/496):
عن إِسْمَاعِيل بْن يَحْيى بن عُبَيد اللَّه التيمي،
حَدَّثَنا ابْنُ جُرَيج، عَن أَبِي الزُّبَيْرِ، عَنْ جَابِرٍ، قَال: قَال رَسُولِ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ قَرَأَ آيَةَ الْكُرْسِي فِي
دُبُرِ كُلِّ صَلاةٍ، خَرَقَتْ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ، فَلَمْ يَلْتَئِمْ خَرْقُهَا
حتى ينظر الله إِلَى قَائِلِهَا فَيَغْفِرَ لَهُ، ثُمَّ يَبْعَثُ اللَّهُ عَزَّ
وَجَلَّ مَلَكًا فَيَكْتُبُ حَسَنَاتِهِ وَيَمْحِي سَيِّئَاتِهِ إِلَى الْغَدِ
مِنْ تِلْكَ السَّاعَةِ.
Dari Isma’il
bin Yahya bin ‘Ubaidillah At-Taimiy, ia berkata: Ibnu Juraij
menceritakan kepada kami, dari Abu Az-Zubair, dari Jabir, ia berkata:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa
yang membaca ayat Al-Kursiy di akhir setiap shalat maka langit yang tujuh
terbuka, dan tidak tertutup sampai Allah melihat orang yang mengucapkannya
kemudian mengampuninya, kemudian Allah ‘azza wajalla mengutus malaikat,
kemudian mencatat pahalanya, dan menghapus dosa-dosanya sampai besok di waktu
yang sama”.
Hadits ini palsu, karena Ismail bin Yahya
bin ‘Ubaidillah At-Taimiy. Shalih Jazarah berkata: "Ia memalsukan hadits".
Al-Azdiy berkata: "Ia pendusta besar, tidak halal meriwayatkan hadits darinya". [10]
Lihat “Silsilah Adh-Dha’ifah”
13/388
no. 6173.
2) Jalur kedua: Diriwayatkan
oleh Ibnu ‘Adiy dalam kitabnya “Al-Kaamil” (3/475):
عن أبي الجنيد الضرير، حَدَّثَنا حَمَّادٌ
الرَّبَعِيُّ، عَن أَبِي الزُّبَيْرِ، عَنْ جَابِرٍ، عَنِ النَّبِيِّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيه وسَلَّم قَال: أَوْحَى اللَّهُ إِلَى مُوسَى: يَا مُوسَى
إِنَّهُ مَنْ دَاوَمَ عَلَى قِرَاءَةِ الْكُرْسِي فِي دُبُرِ كُلِّ صَلاةٍ
مَكْتُوبَةٍ أَعْطَيْتُهُ أُجُورَ النَّبِيِّينَ، وَأَعْمَالَ الصِّدِّيقِينَ،
وَثَوَابَ الشَّاكِرِينَ، وَلَمْ يَمْنَعْهُ مِنْ دُخُولِ الْجَنَّةِ إلاَّ أَنْ
يَنْزِلَ مَلَكُ الْمَوْتِ فَيَقْبِضَ رُوحَهُ. فَقَالَ مُوسَى: يَا رَبِّ مَنْ
يُدَاوِمُ عَلَى ذَلِكَ؟ قَالَ: يَا مُوسَى يُدَاوِمُ عَلَى ذَلِكَ نَبِيٌّ، أَوْ
صِدِّيقٌ، أَوْ عَبد قَدْ رَضِيتُ عَنْهُ، أَوْ عَبد أُرِيدُ أَنْ أَقْتُلَهُ فِي
سَبِيلِي.
Dari Abu
Al-Junaid Adh-Dharir, ia berkata: Hammad Ar-Raba’iy
menceritakan kepada kami, dari Abu Az-Zubair, dari Jabir, dari
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: “Allah
mewahyukan kepada Musa: Wahai Musa, sungguh siapa yang rutin membaca ayat
Al-Kursiy di akhir setiap shalat wajib maka Aku akan memberinya pahala para
Nabi, amalan para Shiddiq, dan pahala orang bersyukur. Dan tidak ada yang
mencegahnya masuk surga kecuali datangnya malaikat maut untuk mencabut ruhnya.
Musa berkata: Ya Rab, siapakah yang merutinkan hal itu? Allah menjawab: Yang
merutinkannya adalah seorang Nabi, atau Shiddiq, atau hamba yang Aku ridhai,
atau hamba yang Aku takdirkan terbunuh dalam perang”.
Sanad ini sangat lemah, karena:
1. Abu Al-Junaid Adh-Dhariir, namanya
Khalid bin Al-Husain; Yahya bin Ma’in berkata: "Ia tidak tsiqah". Ibnu ‘Adiy berkata: "Kebanyakan haditsnya diriwayatakan dari
perawiy yang lemah, atau orang yang tidak diketahui, maka hadits ini bermasalah
karena dia atau selain dia".[11]
Lihat: “Silsilah Adh-Dha’ifah”
8/372.
G.
Hadits Anas bin Malik –radhiyallahu
‘anhu-.
Diriwayatkan melalui dua jalur:
Jalur pertama diriwayatkan
oleh Al-Baihaqiy dalam kitabnya “Syu’abul Iman” (4/57) no.2175:
عن عَبْد اللهِ بْن عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْيَمَامِيّ، عَنِ سَالِمٍ الْخَيَّاطِ، عَنِ الْحَسَنِ، وَالْمُخْتَارِ،
عَنْ أَنَسٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
" مَنْ قَرَأَ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ مَكْتُوبَةٍ آيَةَ الْكُرْسِيِّ
حُفِظَ إِلَى الصَّلَاةِ الْأُخْرَى، وَلَا يُحَافِظُ عَلَيْهَا إِلَّا نَبِيٌّ،
أَوْ صِدِّيقٌ، أَوْ شَهِيدٌ "
Dari Abdullah
bin Abdirrahman Al-Yamamiy, dari Salim
Al-Khayyath, dari Al-Hasan dan Al-Mukhtar, dari Anas, ia berkata:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa
yang membaca di akhir setiap shalat fardhu ayat Al-Kursiy maka ia akan dijaga
sampai shalat berikutnya, dan tidak ada yang rutin membacanya kecuali Nabi,
atau shiddiq, atau syahid”.
Hadits ini sangat lemah, karena:
2) Abdullah bin Abdirrahman Al-Yamamiy;
Tidak diketahui.
Lihat “Silsilah Adh-Dha’ifah”
13/390
no. 6175.
Jalur kedua: Diriwayatkan
oleh Ats-Tsa’labiy dalam tafsirnya (7/68)
no.582:
عن أبي يحيى
البزاز قال: نا عُتيق بن محمد قال: نا محمد بن إسماعيل بن أبي فديك، عن أبي سليمان،
عن الحوشبي، عن أنس و (عن) جابر، رفعا الحديث إلى رسول الله - صلى الله عليه وسلم
- قال: " أوحى الله سبحانه إلى موسى بن عمران: أن من داوم على قراءة آية
الكرسي دبر كل صلاة أعطيته ثواب الشاكرين، وأجر النبيين، وأعمال الصديقين، وبسطت
عليه يميني بالرحمة، ولم أمنعه من أن أدخله الجنَّة إلا أن يأتيه الموت. قال موسى:
إلهي ومن يداوم عليها؟ قال: لا يداوم عليها إلا نبي، أو صديق، أو رجل قد رضيت عنه،
أو رجل أريد قتله في سبيلي ".
Dari Abu Yahya Al-Bazzaz, ia
berkata: ‘Utaiq bin Muhammad menyampaikan kepada kami, ia berkata: Muhammad bin
Ismail bin Abi Fudaik menyampaikan kepada kami, dari Abu Sulaiman, dari
Al-Hausyabiy, dari Anas, dan Jabir, keduanya menyandarkan hadits
ini kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau berkata: “Allah
subhanahu mewahyukan kepada Musa bin ‘Imran: Bahwasanya siapa yang rutin
membaca ayat Al-Kursiy di akhir setiap shalat, maka Aku akan memberinya pahala
orang yang bersyukur, pahala para Nabi, amalan para shiddiq, Aku bukakan tangan
kanan-Ku dengan rahmat, dan tidak ada yang mencegahnya masuk surga kecuali
datangnya kematian padanya. Musa berkata: Wahai Tuhanku, siapakah yang rutin
membacanya? Allah menjawab: Tidak ada yang rutin membacanya kecuali seorang
Nabi, atau shiddiq, atau seorang yang Aku ridhai, atau seorang yang aku
tetapkan mati di jalan-Ku”.
Syekh Albaniy –rahimahullah- mengatakan:
“Tanda kepalsuan nampak dari haidts ini sesuai
pengamatan saya”. [Silsilah Adh-Dha’ifah 8/371 no.3901]
H.
Hadits Abu Musa
Al-Asy’ariy –radhiyallahu ‘anhu-.
Diriwayatkan oleh Ibnu
Mardawaiy, sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Kasir dalam tafsirnya
(1/677):
قَالَ:
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْحَسَنِ بْنِ زِيَادٍ
الْمُقْرِيُّ، أَخْبَرَنَا يَحْيَى بْنُ دُرُسْتُوَيه الْمَرْوَزِيُّ،
أَخْبَرَنَا زِيَادُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ،
أَخْبَرَنَا أَبُو حَمْزَةَ السُّكَّرِيُّ، عَنِ الْمُثَنَّى،
عَنْ قَتَادَةَ، عَنِ الْحَسَنِ، عَنْ أَبِي مُوسَى الْأَشْعَرِيِّ عَنِ
النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " أَوْحَى اللَّهُ
إِلَى مُوسَى بْنِ عِمْرَانَ -عَلَيْهِ السَّلَامُ- أَنِ اقْرَأْ آيَةَ
الْكُرْسِيِّ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ مكتوبة، فإنه من يقرؤها فِي دُبُرِ كُلِّ
صَلَاةٍ مَكْتُوبَةٍ أجعلْ لَهُ قَلْبَ الشَّاكِرِينَ وَلِسَانَ الذَّاكِرِينَ
وَثَوَابَ الْمُنِيبِينَ وَأَعْمَالَ الصِّدِّيقِينَ، وَلَا يُوَاظِبُ عَلَى
ذَلِكَ إِلَّا نَبِيٌّ أَوْ صِدِّيقٌ أَوْ عَبْدٌ امتحنتُ قَلْبَهُ لِلْإِيمَانِ
أَوْ أُرِيدُ قَتْلَهُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ".
Ibnu Mardawaiy berkata: Muhammad bin Al-Hasan
bin Ziyad Al-Muqriy menyampaikan kepada kami, ia berkata: Yahya bin
Durustuwaih Al-Marwaziy menyampaikan kepada kami, ia berkata: Ziyad bin Ibrahim menyampaikan kepada kami, ia
berkata: Abu Hamzah As-Sukkariy menyampaikan kepada kami, dari Al-Mutsanna, dari Qatadah, dari Al-Hasan, dari Abu
Musa Al-Asy’ariy, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasalam, beliau
bersabda: “Allah mewahyukan kepada Musa bin ‘Imran –‘alaihissalam- untuk membaca
ayat Al-Kursiy di akhir setiap shalat wajib, karena siapa yang membacanya di
akhir setiap shalat wajib, Aku akan memberinya hati orang yang bersyukur, lidah
orang yang berdzikir, pahala para Nabi, amalan para shiddiq, dan tidak ada yang
merutinkan hal itu kecuali seorang Nabi, atau shiddiq, atau hamba yang aku uji
hatinya untuk keimanan, atau aku menginginkan ia mati di jalan Allah”.
Ibnu Katsir berkata: “Hadits ini sangat mungkar”.
Ada dua cacat hadits ini:
1. Muhammad bin Al-Hasan bin Ziyad
Al-Muqriy, Abu Bakr An-Naqqasy Al-Mufassir. Ia adalah seorang pembohong,
sebagaimana disebutkan dalam kitab Al-Mizaan dan Al-Lisaan. [14]
2. Ziyad bin Ibrahim; Tidak
diketahui.
[Silsilah Adh-Dha’ifah 8/371-372
no.3901]
Kesimpulan:
Dari penjelasan takhrij dan
penelitian sanad di atas, disimpulkan bahwa semua riwayat tentang keutamaan
membaca ayat Al-Kursiy setelah shalat fardhu adalah sangat
lemah kecuali riwayat Abu Umamah Al-Bahiliy radhiyallahu ‘anhu
yang derajatnya shahih atau hasan.
Akan tetapi tambahan bacaan surah
“Al-Ikhlash” juga sangat lemah dalam riwayat
tersebut, namu ada hadits lain yang menunjukan anjuran membaca surah “Al-Ikhlash”
beserta “Al-Mu’awwidzatain” setelah shalat:
Uqbah bin Amir radiyallahu
'anhu berkata:
«أَمَرَنِي
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ أَقْرَأَ بِالْمُعَوِّذَاتِ
دُبُرَ كُلِّ صَلَاةٍ» [سنن أبي داود: صحيح]
“Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam memerintahkan kepadaku untuk membaca "Al-Mu'awwidzat"
(Al-Ikhlash, Al-Falaq, dan An-Naas) setiap selesai shalat”. [Sunan Abi Daud:
Sahih]
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Hadits Tsauban; Istigfar dan dzikir setelah shalat - Hadits Abu Hurairah; Tasbih, tahmid, takbir, dan tahlil setelah shalat - Hadits Abu Hurairah; Jika amanah sudah dilalaikan
[1]
Lihat biografi " Al-Yaman bin Yaziid "
dalam kitab: Miizaan Al-I'tidaal karya Adz-Dzahabiy 4/461, Lisaan Al-Miizaan
karya Ibnu Hajar 8/547.
[2]
Lihat biografi " Ahmad bin Harun "
dalam kitab: Al-Kaamil karya Ibnu 'Adiy 1/318, Adh-Dhu'afaa' karya Ibnu
Al-Jauziy 1/91, Miizaan Al-I'tidaal 1/162, Lisaan Al-Miizaan 1/687.
[3]
Lihat biografi " Muhammad bin Ibrahim bin
Al-‘Alaa’ " dalam kitab: Al-Kaamil 7/547, Adh-Dhu'afaa'
karya Ibnu Al-Jauziy 3/38, Miizaan Al-I'tidaal 3/447, Lisaan
Al-Miizaan 6/472.
[4]
Lihat biografi " Abdul Hamid bin Ibrahim "
dalam kitab: Al-Jarh wa At-Ta'diil karya Ibnu Abi Hatim 6/8, Al-Adh-Dhu'afaa'
karya Ibnu Al-Jauziy 2/84, Tahdziib Al-Kamaal karya Al-Mizziy 16/407, Miizaan
Al-I'tidaal 2/537,
Taqriib At-Tahdziib karya Ibnu Hajar hal.332.
[5]
Lihat biografi "
Isma’il bin ‘Ayyasy " dalam kitab: Adh-Dhu'afaa' karya An-Nasa'i
hal.151, Adh-Dhu'afaa' Al-Kabiir karya Al-'Uqaily 1/88, Al-Majruhiin karya Ibnu
Hibban 1/124, Al-Kaamil 1/471, Adh-Dhu'afaa' karya Ibnu
Al-Jauziy 1/118, Tahdziib Al-Kamaal 3/163, Miizaan Al-I'tidaal 1/240, Taqriib At-Tahdziib hal.109.
[6]
Lihat biografi " Nahsyal
bin Sa’id " dalam kitab: Adh-Dhu'afaa' Ash-Shagiir karya
Al-Bukhariy hal.120 , Adh-Dhu'afaa' Al-Kabiir 4/309,
Al-Majruhiin 3/52, Al-Kaamil 8/323,
Adh-Dhu'afaa' karya Abu Nu'aim hal.152 , Adh-Dhu'afaa' karya Ibnu Al-Jauziy 3/166,
Tahdziib Al-Kamaal 30/31, Miizaan Al-I'tidaal 4/275, Al-Kasyf Al-Hatsits karya Ibnu Al-'Ajamiy hal.268 , Taqriib
At-Tahdziib hal.566.
[7]
Lihat biografi " Habah
Al-‘Uraniy " dalam kitab: Adh-Dhu'afaa' Al-Kabiir 1/295,
Al-Jarh wa At-Ta'diil 3/253, Al-Majruhiin 1/267, Al-Kaamil 3/353, Adh-Dhu'afaa' karya Ibnu
Al-Jauziy 1/187, Tahdziib Al-Kamaal 5/351, Miizaan Al-I'tidaal 1/450, Taqriib At-Tahdziib hal.150.
[8]
Lihat biografi " Umar bin Ibrahim "
dalam kitab: Adh-Dhu'afaa' Al-Kabiir 3/145, Al-Jarh wa
At-Ta'diil 6/98, Miizaan Al-I'tidaal 3/175,
Lisaan Al-Miizaan 6/60.
[9]
Lihat biografi " Muhammad bin Adh-Dhau’ "
dalam kitab: Al-Majruhiin 2/310, Miizaan Al-I'tidaal 3/586, Lisaan Al-Miizaan 7/209.
[10] Lihat biografi Ismail bin Yahya bin Ubaidillah At-Taimiy dalam kitab: Al-Majruhiin 1/125, Al-Kamil 1/302, Adh-Dhu'afaa' karya Ibnu Jauziy 1/123, Miizaan Al-I'tidaal 1/415, Lisaan Al-Miizaan 2/181.
[11]
Lihat biografi " Abu Al-Junaid " dalam
kitab: Al-Jarh wa At-Ta'diil 9/354, Al-Kaamil 3/473, Adh-Dhu'afaa' karya Ibnu Al-Jauziy 3/229, Miizaan Al-I'tidaal 4/512, Lisaan Al-Miizaan 9/41.
[12]
Lihat biografi " Hammad Ar-Raba’iy "
dalam kitab: Miizaan Al-I'tidaal 1/802, Lisaan Al-Miizaan 3/282.
[13]
Lihat biografi " Salim Al-Khayyath "
dalam kitab: Adh-Dhu'afaa' Al-Kabiir 2/151, Al-Jarh wa
At-Ta'diil 4/184, Al-Majruhiin 1/342,
Al-Kaamil 4/374, Adh-Dhu'afaa' karya Ibnu Al-Jauziy 1/308,
Tahdziib Al-Kamaal 10/156, Miizaan Al-I'tidaal 2/111, Taqriib At-Tahdziib hal.226.
[14] Lihat biografi Muhammad bin Al-Hasan dalam
kitab: Adh-Dhu'afaa' karya Ibnu Jauziy 3/52, Miizaan Al-I'tidaal 6/115, Lisaan
Al-Miizaan 7/78.
[15]
Lihat biografi " Al-Mutsanna " dalam kitab: Adh-Dhu'afaa' Ash-Shagiir hal.116 , Adh-Dhu'afaa' karya An-Nasa'iy hal.239 , Adh-Dhu'afaa'
Al-Kabiir 4/249, Al-Jarh wa At-Ta'diil 8/324,
Al-Kaamil 8/169, Adh-Dhu'afaa' karya Ibnu Al-Jauziy 3/34,
Tahdziib Al-Kamaal 27/203, Miizaan Al-I'tidaal 3/435, Taqriib At-Tahdziib hal.519.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...