Selasa, 23 Januari 2018

Nasehat Ibrahim bin Adham; Sepuluh penyebab hati mati

بسم الله الرحمن الرحيم


Suatu hari Ibrahim bin Adhamrahimahullah- melewati pasar Basrah, lalu orang-orang mendatanginya dan mereka bertanya: Wahai Abu Ishaq, Sesungguhnya Allah -subhanahu wata'aalaa- berfirman:
{ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ} [غافر: 60]
"Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu". [Gaafir:60]
Dan kami sudah berdo'a beberapa lama tapi tidak dikabulkan untuk kami?
Maka Ibrahim -rahimahullah- berkata:
" يَا أَهْلَ الْبَصْرَةِ مَاتَتْ قُلُوبُكُمْ فِي عَشَرَةِ أَشْيَاءَ: أَوَّلُهَا: عَرَفْتُمُ اللهَ ولَمْ تُؤَدُّوا حَقَّهُ , وَالثَّانِي: قَرَأْتُمْ كِتَابَ اللهِ ولَمْ تَعْمَلُوا بِهِ , وَالثَّالِثُ: ادَّعَيْتُمْ حُبَّ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَتَرَكْتُمْ سُنَّتَهَ , وَالرَّابِعُ: ادَّعَيْتُمْ عَدَاوَةَ الشَّيْطَانِ وَوَافَقْتُمُوهُ ، وَالْخَامِسُ: قُلْتُمْ نُحِبُّ الْجَنَّةَ ولَمْ تَعْمَلُوا لَهَا , وَالسَّادِسُ: قُلْتُمْ نَخَافُ النَّارَ وَرَهَنْتُمْ أَنْفُسَكُمْ بِهَا ، وَالسَّابِعُ: قُلْتُمْ إِنَّ الْمَوْتَ حَقٌّ وَلَمْ تَسْتَعِدُّوا لَهُ ، وَالثَّامِنُ: اشْتَغَلْتُمْ بِعُيُوبِ إِخْوَانِكُمْ وَنَبَذْتُمْ عُيُوبَكُمْ ، وَالتَّاسِعُ: أَكَلْتُمْ نِعْمَةَ رَبِّكُمْ ولَمْ تَشْكُرُوهَا ، وَالْعَاشِرُ: دَفَنْتُمْ مَوْتَاكُمْ وَلَمْ تَعْتَبِرُوا بِهِمْ " [حلية الأولياء وطبقات الأصفياء لأبي نعيم الأصبهاني (8/ 15)]
“Wahai penduduk Basrah, hati kalian telah mati dikarenakan 10 hal: Pertama, kalian mengenal Allah, tapi kalian tidak menunaikan hak-Nya. Kedua,kalian membaca kitabullah, tapi kalian tidak mengamalkannya. Ketiga, kalian mengaku cinta kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, tapi kalian meninggalkan sunnahnya. Keempat, kalian mengaku memusuhi setan, tapi kalian mengikutinya. Kelima, kalian mengatakan cinta pada surga, tapi kalian tidak beramal untuk mendapatkannya. Keenam, kalian mengatakan takut pada neraka, tapi kalian malah menggadaikan diri kalian kepadanya. Ketuju, kalian mengatakan bahwa kematian itu benar adanya, tapi kalian tidak mempersiapkan diri untuk menghadapinya. Kedelapan, kalian sibuk mencari aib saudara kalian, tapi kalian mengabaikan aib sendiri. Kesembilan, kalian memakan karunia Tuhanmu, tapi kalian tidak mensyukurinya. Kesepuluh, kalian mengubur orang mati, tapi kalian tidak mau mengambil pelajaran darinya”. [Hilyatul Auliyaa’ karya Abu Nu’aim Al-Ashbahaniy 8/15]

Biografi Ibrahim bin Adham:

Nama lengkapnnya: Ibrahim bin Adham bin Manshur bin Yaziid bin Jabir Al-‘Ijliy, Abu Ishaq Al-Khurasaniy.
Beliau adalah imam dan pemimpin ahli zuhud yang tsiqah dan terpercaya, lahir di Mekah sekitar tahun seratus hijriyah.
Berguru dari Abu Ishaq As-Sabi’iy, Malik bin Dinar, Sulaiman Al-A’masy, dan yang lainnya. Diantara muridnya: Sufyan Ats-Tsauriy, Muhammad bin Yusuf Al-Firyabiy, dan selainnya.

Ibnu Al-Mubarakrahimahullah- mengatakan:
لَهُ فَضْلٌ فِي نَفْسِهِ، صَاحِبُ سَرَائِرَ، وَمَا رَأَيتُهُ يُظْهِرُ تَسبِيْحاً، وَلاَ شَيْئاً مِنَ الخَيْرِ، وَلاَ أَكَلَ مَعَ قَوْمٍ قَطُّ، إِلاَّ كَانَ آخِرَ مَنْ يَرْفَعُ يَدَه.
“Ia memiliki keutamaan pada dirinya, memiliki amalan rahasia, dan aku tidak pernah melihatnya menampakkan tasbih, dan tidak sesuatu pun dari kebaikan yang ia lakukan, dan ia tidak pernah makan bersama suatu kaum pun kecuali ia adalah orang yang paling terakhir mengangkat tangannya (untuk menyentuh makanan)”.

Sufyan Ats-Tsauriyrahimahullah- mengatakan:
كَانَ إِبْرَاهِيْمُ بنُ أَدْهَمَ يُشْبِهُ إِبْرَاهِيْمَ الخَلِيْلَ، وَلَوْ كَانَ فِي الصَّحَابَةِ، لَكَانَ رَجُلاً فَاضِلاً
“Ibrahim bin Adham mirip dengan Ibrahim Al-Khalil –‘alaihissalam-, seandainya ia hidup di masa sahabat Nabi, maka tentu ia adalah seorang yang mulia”.

Ibrahim bin Adhamrahimahullah- mengatakan:
الزُّهْدُ فَرضٌ، وَهُوَ الزُّهْدُ فِي الحَرَامِ، وَزُهْدُ سَلاَمَةٍ، وَهُوَ الزُّهْدُ فِي الشُّبُهَاتِ، وَزُهْدُ فَضْلٍ، وَهُوَ الزُّهْدُ فِي الحَلاَلِ
“Ada zuhur yang wajib yaitu zuhud dari yang haram, dan zuhud keselamatan yaitu zuhud dari perkara syubhat (yang belum jelas halal-haramnya), dan zuhud kemuliaan yaitu zuhud dari yang halal”.

Beliau wafat tahun 162 hijriah. 
Lihat: Siyar A’lam An-Nabalaa’ karya Adz-Dzahabiy 7/387.

Sepuluh penyebab hati mati:

1.       Mengenal Allah, tapi tidak menunaikan hak-Nya.

Mu'adz bin Jabal radhiyallahu 'anhu berkata: Suatu hati aku dibelakang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di atas himar yang disebut 'Ufair, Rasulullah berkata:
« يَا مُعَاذُ تَدْرِى مَا حَقُّ اللَّهِ عَلَى الْعِبَادِ، وَمَا حَقُّ الْعِبَادِ عَلَى اللَّهِ »
"Wahai Mu'adz .. tahukah engkau apa hak Allah terhadap hamba-Nya dan apa hak hamba terhadap Allah?"
Mu'adz menjawab: Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab:
« فَإِنَّ حَقَّ اللَّهِ عَلَى الْعِبَادِ أَنْ يَعْبُدُوا اللَّهَ وَلاَ يُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا، وَحَقُّ الْعِبَادِ عَلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ أَنْ لاَ يُعَذِّبَ مَنْ لاَ يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا » [صحيح البخاري ومسلم]
"Sesungguhnya hak Allah terhadap hamba-Nya adalah mereka menyembah Allah dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, dan hak hamba terhadap Allah -'azza wajalla- adalah tidak menyiksa orang-orang yang tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun". [Sahih Bukhari dan Muslim]

Lihat: Keutamaan Tauhid

2.       Membaca kitabullah Al-Qur’an, tapi tidak mengamalkannya.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{وَقَالَ الرَّسُولُ يَا رَبِّ إِنَّ قَوْمِي اتَّخَذُوا هَذَا الْقُرْآنَ مَهْجُورًا} [الفرقان: 30]
“Berkatalah Rasul: Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al-Qur’an itu sesuatu yang tidak diacuhkan (telah mereka abaikan)”. [Al-Furqan: 30]

Dari Abu Malik Al-Asy'ariy radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
الْقُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ [صحيح مسلم]
“Al-Qur'an akan menjadi bukti untuk (membela) kamu atau bukti atas (kelalaian) kamu.” [Sahih Muslim]

Lihat: Keistimewaan Al-Qur'an

3.       Mengaku cinta kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, tapi meninggalkan sunnahnya.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ } [الحشر: 7]
Dan apa yang diberikan (disampaikan) Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya. [Al-Hasyr:7]

{فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ} [النور: 63]
Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintahnya (Rasul) takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih. [An-Nuur:63]

Al-'Irbaad bin Sariyah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«لَقَدْ تَرَكْتُكُمْ عَلَى مِثْلِ الْبَيْضَاءِ، لَيْلُهَا كَنَهَارِهَا، لَا يَزِيغُ عَنْهَا إِلَّا هَالِكٌ» [صحيح الترغيب والترهيب]
“Aku telah meninggalkan kalian di atas jalan yang terang dan jelas, malamnya sama dengan siangnya, tidak ada yang melenceng darinya kecuali ia akan celaka”. [Sahih At-Targiib wa At-Tarhiib]

Lihat: Sunnah Nabi adalah Wahyu

4.       Mengaku memusuhi setan, tapi justru mengikutinya.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ} [البقرة: 208] [الأنعام: 142]
Dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. [Al-Baqarah:208][Al-An'aam:142]

{وَمَنْ يَتَّخِذِ الشَّيْطَانَ وَلِيًّا مِنْ دُونِ اللَّهِ فَقَدْ خَسِرَ خُسْرَانًا مُبِينًا } [النساء: 119]
Barangsiapa yang menjadikan syaitan sebagai pelindung selain Allah, maka sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata. [An-Nisaa':119]

Lihat: Sifat Iblis dan Syaitan dalam Al-Qur'an

5.       Mengatakan cinta pada surga, tapi tidak beramal untuk mendapatkannya.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«مَا رَأَيْتُ مِثْلَ النَّارِ نَامَ هَارِبُهَا، وَلَا مِثْلَ الجَنَّةِ نَامَ طَالِبُهَا» [سنن الترمذي: حسن]
“Aku tidak pernah melihat seperti neraka, orang-orang yang takut darinya tertidur (tidak beramal untuk dijauhkan dari siksaannya). Dan aku tidak pernah melihat seperti surga, orang-orang yang menginginkannya tertidur (tidak beramal agar dapat memasukinya)”. [Sunan Tirmidziy: Hasan]

Dari Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«إِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى البِرِّ، وَإِنَّ البِرَّ يَهْدِي إِلَى الجَنَّةِ، وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَصْدُقُ حَتَّى يَكُونَ صِدِّيقًا. وَإِنَّ الكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الفُجُورِ، وَإِنَّ الفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ، وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَكْذِبُ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا» [صحيح البخاري ومسلم]
"Sesungguhnya kejujuran itu menuntun pada kebaikan, dan sesungguhnya kebaikan itu menuntun kepada surga. Dan sesungguhnya seseorang itu senantiasa jujur sampai menjadi orang yang sangat jujur. Dan sesungguhnya kebohongan itu menuntun pada keburukan, dan sesungguhnya keburukan itu menuntun pada neraka, dan sesungguhnyya seseorang senantiasa berbohong sampai ia dicatat di sisi Allas sebagai seorang pembohong". [Sahih Bukhari dan Muslim]

Lihat: Beribadah tanpa pamrih, tidak mengharap surga?!

6.       Mengatakan takut pada neraka, tapi malah menggadaikan diri kepadanya.

Dari Adiy bin Hatim radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«اتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ، فَإِنْ لَمْ تَجِدْ فَبِكَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Jauhilah neraka walau hanya bersedekah dengan sepotong kurma, kalau tidak dapat maka dengan perkataan yang baik". [Sahih Bukhari dan Muslim]

Dari Aisyah radhiyallahu 'anha; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengajarkan do'a ini kepadanya ...
اللهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ
"Ya Allah .. aku meminta kepada-Mu surga dan apa yang bisa mendekatkanku kepadanya dari perkataan dan perbuatan, dan aku berlindung kepada-Mu dari neraka dan apa yang bisa mendekatkanku kepadanya dari perkataan dan perbuatan”. [Musnad Ahmad: Sahih]

Lihat: Surga dan neraka kekal

7.       Mengatakan bahwa kematian itu benar adanya, tapi tidak mempersiapkan diri untuk menghadapinya.

Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berkata: Seorang Sahabat bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam: Kapan hari kiamat tiba?
Rasulullah balik bertanya:
«وَمَاذَا أَعْدَدْتَ لَهَا»
"Apa yang sudah engkau persiapkan untuk menghadapinya?"
Sahabat tersebut menjawab: Tidak ada yang spesial, kecuali cintaku kepada Allah dan Rasul-Nya.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ»
"Engkau akan bersama siapa yang kau cinta di akhirat nanti".
Anas berkata: Tidak pernah kami gembira seperti kegembiraan kami mendengar sabda Rasulullah ini. Anas berkata: Sesungguhnya aku mencintai Rasulullah, Abu Bakr, dan Umar, dan berharap bisa bersama mereka di akhirat dengan cintaku kepada mereka sekalipun amalanku tidak seperti dengan amalan mereka. [Sahih Bukhari dan Muslim]

Lihat: Hakikat kehidupan dunia

8.       Sibuk mencari aib orang lain, tapi mengabaikan aib diri sendiri.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ} [الحجرات: 12]
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan buruk sangka (kecurigaan), Karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. [Al-Hujuraat:12]

Dari Abu Hurairah radiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ، فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيثِ، وَلَا تَحَسَّسُوا، وَلَا تَجَسَّسُوا، وَلَا تَنَافَسُوا، وَلَا تَحَاسَدُوا، وَلَا تَبَاغَضُوا، وَلَا تَدَابَرُوا، وَكُونُوا عِبَادَ اللهِ إِخْوَانًا»  [صحيح البخاري ومسلم]
“Jauhilah buruk sangka, karena buruk sangkah adalah ungkapan yang paling dusta, dan janganlah kalian menguping pembicaraan orang lain, dan jangan mencari-cari keburukan orang lain, dan jangan bersaing yang tidak sehat, dan jangan saling iri, dan jangan saling bermusuhan, jangan saling membelakangi (menjauhi), dan jadilah kalian hamba Allah yang saling bersaudara.” [Sahih Bukhari dan Muslim]

Lihat: Adab berkomunikasi

9.       Menikmati karunia dan rezki Allah, tapi tidak mensyukurinya.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَاشْكُرُوا لِلَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ} [البقرة: 172]
Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah. [Al-Baqarah:172]

{وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ} [إبراهيم: 7]
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". [Ibrahim:7]

Lihat: Rezeki hanya dari Allah subhanahu wata'aalaa

10.   Mengubur orang mati, tapi tidak mengambil pelajaran darinya.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ} [آل عمران: 185]
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. [Ali Imran:185] [Al-Anbiyaa':35] [Al-'Ankabuut:57]

Dari Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Malulah kalian kepada Allah dengan sebanar-benarnya malu". 
Para sahabat menjawab: "Sesungguhnya kami telah merasa malu, alhamdulullillah!" 
Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam- bersabda:
«لَيْسَ ذَاكَ، وَلَكِنَّ الِاسْتِحْيَاءَ مِنَ اللَّهِ حَقَّ الحَيَاءِ أَنْ تَحْفَظَ الرَّأْسَ وَمَا وَعَى، وَالبَطْنَ وَمَا حَوَى، وَلْتَذْكُرِ المَوْتَ وَالبِلَى، وَمَنْ أَرَادَ الآخِرَةَ تَرَكَ زِينَةَ الدُّنْيَا، فَمَنْ فَعَلَ ذَلِكَ فَقَدْ اسْتَحْيَا مِنَ اللَّهِ حَقَّ الحَيَاءِ» [سنن الترمذي: حسنه الألباني]
"Bukan itu yang saya maksud, akan tetapi rasa malu kepada Allah yang sebenar-benarnya adalah menjaga kepala dan semua anggota badan yang ada padanya dari segala maksiat, menjaga perut dan isinya dari yang haram, mengingat mati dan kepunahan, siapa yang menginginkan akhirat ia meninggalkan gemerlap dunia. Barang siapa yang melakukan hal tersebut berarti ia telah merasa malu kepada Allah dengan sebenar-benarnya". [Sunan Tirmidzi: Hasan]

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ» [سنن الترمذي: هذا حديث حسن]
"Perbanyaklah kalian mengingat pemutus kenikmatan", yaitu kematian. [Sunan At-Tirmidzi: Hasan]

Abdurrahman Al-Auza'iy rahimahullah (157H):
مَنْ أَكْثَرَ ذِكْرَ الْمَوْتِ كَفَاهُ الْيَسِيرُ، وَمَنْ عَلِمَ أَنَّ مَنْطِقَهُ مِنْ عَمَلِهِ قَلَّ كَلَامُهُ [حلية الأولياء]
“Barangsiapa yang banyak mengingat kematian maka ia akan merasa cukup dengan yang sedikit, dan barangsiapa yang mengetahui bahwa ucapannya adalah bagian dari perbuatannya maka akan sedikit ucapannya”. [Hilyatul auliya']

Hatim Al-Asham rahimahullah ditanya: Atas dasar apa engkau menjalani urusanmu?
Hatim menjawab: Atas dasar tawakkal. Aku menjalani urusanku atas 4 perkara:
عَلِمْتُ أَنَّ رِزْقِي لا يَأْكُلُهُ غَيْرِي ؛ فَاطْمَأَنَّتْ نَفْسِي ، وَعَلِمْتُ أَنَّ عَمَلِي لا يَعْمَلُهُ غَيْرِي ؛ فَلَمْ أَشْتَغِلْ لِغَيْرِهِ ، وَعَلِمْتُ أَنَّ الْمَوْتَ يَأْتِينِي بَغْتَةً ؛ فَأَنَا أُبَادِرُهُ ، وَعَلِمْتُ أَنِّي لا أَخْلُو مِنْ عَيْنِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حَيْثُ ما كنت ؛ فأنا مستحيي مِنْهُ [المجالسة وجواهر العلم]
“Aku tahu bahwa rezekiku tidak akan dimakan orang lain, maka tenteramlah jiwaku. Aku tahu bahwa amalku tidak akan dilakukan orang lain, maka akupun tidak disibukkan dengan selainnya. Aku tahu bahwa kematian akan datang tiba-tiba, maka segera aku menyiapkannya. Dan aku tahu bahwa diriku tidak akan lepas dari pantauan Allah, maka aku akan merasa malu kepadaNya”. [Al-Mujalasah wa Jawahir Al-'Ilmi]

Penyebab do’a tidak terkabulkan, diantaranya:

a)      Mengkomsumsi, memakai, atau melakukan yang haram.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
« أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّبًا وَإِنَّ اللَّهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِينَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِينَ فَقَالَ: { يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّى بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ }، وَقَالَ: { يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ } ». ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ يَا رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِىَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ ». [صحيح مسلم]
Wahai manusia ... sesungguhnya Allah itu baik tidak menerima kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah memerintahkan orang-orang yang beriman seperti apa yang diperintahkan kepada para Rasul. Allah berfirman: "Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang saleh. Sesungguhnya Aku Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan". [Al-Mu'minuun:51] "Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang kami berikan kepadamu". [Al-Baqarah:172]
Kemudian menceritakan seorang laki-laki yang jauh bepergian, rambutnya kusut, tubuhnya penuh debu, ia mengangkat tangannya ke langit dan berdo'a: "Ya ... Rabb, Ya .. Rabb!!!", Akan tetapi makanannya dari yang haram, minumannya dari yang haram, pakaiannya dari yang haram, dan diberi makan dari yang haram, lalu bagaimana do'anya bisa dikabulkan? [Sahih Muslim]

b)      Tidak mengajak pada kebaikan dan tidak mencegah kemungkaran

Dari Hudzaifah bin Al-Yaman radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَتَأْمُرُنَّ بِالمَعْرُوفِ وَلَتَنْهَوُنَّ عَنِ المُنْكَرِ أَوْ لَيُوشِكَنَّ اللَّهُ أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عِقَابًا مِنْهُ ثُمَّ تَدْعُونَهُ فَلَا يُسْتَجَابُ لَكُمْ» [سنن الترمذي: حسنه الألباني]
“Demi Yang jiwaku di tangan-Nya, kalian akan memerintahkan kepada kebaikan, dan melarang dari kemungkaran, atau Allah akan menurunkan hukuman darinya atas kalian, kemudian kalian berdo’a maka tidak dikabulkan untuk kalian”. [Sunan Tirmidziy: Hasan]

Wallahu a'lam !

16 komentar:

  1. asslamualaikum ya akhi abu hafs hafidhahullah jazakallahu khairan atas tulisan tulisan antum. ana mohon ijin untuk share untuk dakwah dan materi nasehat. نسئل الله التوفيق والسلامة. وبركة في علمك
    semoga hati saya terjaga dari mengkormersilkan artikel antm sebab niat komersil akan jauh dari keberkahan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikum salam warahmatullahi wabarakaatuh
      Silakan dimanfaatkan, semoga amal ibadah kita senantiasa diridhai oleh Allah subhanahu wata'aalaa, aamiin!

      Hapus
  2. Subhanallah... Ustadz... TabarakAllah... Mohon Ijin Share...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah atas segala kesempurnaan nikmatNya.
      Silakan dishare, semoga bermanfaat lebih banyak!

      Hapus
  3. Jazaakallaah.... terimakasih ustadz atas penjelasan nya .. mohon izin utk di share ...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wajazaakumullahu mitslah
      Silakan dishare, semoga bermanfaat lebih banyak!

      Hapus
  4. Izin share dalam dakwah ustazd,, jazakallah Khairul jaza'

    BalasHapus
  5. izin kopas dan share ust. syukron

    BalasHapus
  6. بارك الله فيك... جزاك الله خيرا على هذه الفائدة

    BalasHapus
    Balasan
    1. وفيكم بارك الله، نسأل الله ينفعنا به جميعا، وجزاك الله خيرا

      Hapus
  7. Izin copy jazakumulloh khoiron katsiroo

    BalasHapus
    Balasan
    1. Silakan, semoga bermanfaat, wajazakumullahu khaeran!

      Hapus

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...