Senin, 27 Mei 2019

Keringanan syari'at Islam dalam puasa

بسم الله الرحمن الرحيم


Syari'at Islam adalah syari'at yang mudah.

Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{مَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُم مِّنْ حَرَجٍ وَلَٰكِن يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ}
Allah tidak hendak menyulitkan kamu (dengan syari'at-Nya), tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur. [Al-Maidah: 6]

{وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ}
Dan Dia (Allah) sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. [Al-Hajj: 78]

{لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِن نَّسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ ۖ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا ۚ أَنتَ مَوْلَانَا فَانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ}
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir". [Al-Baqarah: 286]

● Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ، وَلَنْ يُشَادَّ الدِّينَ أَحَدٌ إِلَّا غَلَبَهُ، فَسَدِّدُوا، وَقَارِبُوا، وَأَبْشِرُوا، وَاسْتَعِينُوا بِالْغَدْوَةِ وَالرَّوْحَةِ وَشَيْءٍ مِنْ الدُّلْجَةِ
"Sesungguhnya agama itu mudah, dan tidaklah seseorang mempersulit agama kecuali dia akan dikalahkan (semakin berat dan sulit). Maka berlakulah lurus kalian, mendekatlah (kepada yang benar) dan berilah kabar gembira dan minta tolonglah dengan Al Ghadwah (berangkat di awal pagi) dan ar-ruhah (berangkat setelah zhuhur) dan sesuatu dari ad-duljah ((berangkat di waktu malam) ". [Shahih Bukhari]

● Dari Aisyah radhiyallahu 'anha; Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda:
أَنَّ فِي دِينِنَا فُسْحَةً، إِنِّي أُرْسِلْتُ بِحَنِيفِيَّةٍ سَمْحَةٍ
"Sungguh dalam agama kita terdapat kelapangan, karena saya diutus dengan agama yang lapang dan mudah." [Musnad Ahmad: Hasan]

Wujud kemudahan syari'at Islam dalam ibadah puasa:

1. Awal puasa wajib hanya puasa Asyuraa' (10 Muharram).

Jabir bin Samurah radhiyallahu 'anhu berkata:
«كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْمُرُنَا بِصِيَامِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ، وَيَحُثُّنَا عَلَيْهِ، وَيَتَعَاهَدُنَا عِنْدَهُ، فَلَمَّا فُرِضَ رَمَضَانُ، لَمْ يَأْمُرْنَا، وَلَمْ يَنْهَنَا وَلَمْ يَتَعَاهَدْنَا عِنْدَهُ»
Dulunya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan kami untuk berpuasa di hari Asyura', menganjurkannya pada kami, dan menanyakannya ketika kami berada di sisinya, kemudian ketika puasa Ramadan diwajibkan, ia tidak memerintahkan kami berpuasa di hari Asyura', dan tidak melarang kami melaksanakannya, dan tidak menanyakannya ketika kami berada di sisinya. [Sahih Muslim]

Lihat: Puasa 'Asyura

2. Kemudian puasa Ramadhan diwajibkan dan boleh tidak puasa tapi diganti dengan fidyah memberi makan bagi yang mau.


{وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ ۖ فَمَن تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَّهُ ۚ وَأَن تَصُومُوا خَيْرٌ لَّكُمْ ۖ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ}
Dan wajib bagi orang-orang yang bisa menjalankannya (namun mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. [Al-Baqarah: 184]

Salamah bin Al-Akwa' radhiyallahu 'anhu berkata: "Tatkala turun ayat:
{ وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ }
"Dan bagi orang-orang yang mampu menjalankannya maka wajib membayar fidya yaitu memberi makan orang miskin, "
كَانَ مَنْ أَرَادَ أَنْ يُفْطِرَ وَيَفْتَدِيَ حَتَّى نَزَلَتْ الْآيَةُ الَّتِي بَعْدَهَا فَنَسَخَتْهَا
Kala itu barangsiapa yang ingin berbuka (tdk berpuasa) maka hendaklah membayar fidyah, hingga turunlah ayat setelahnya yang menasakh (menghapus hukum) ayat tersebut. [Shahih Bukhari dan Muslim]

3. Kemudian puasa wajib bagi semua kecuali yang sakit atau musafir.


{أَيَّامًا مَّعْدُودَاتٍ ۚ فَمَن كَانَ مِنكُم مَّرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ}
(Kewajiban puasa) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. [Al-Baqarah: 184]


{فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۖ وَمَن كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۗ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ}
Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. [Al-Baqarah: 185]

4. Keringanan puasa bagi wanita hamil dan menyusui jika khawatir akan diri dan bayinya.

Dari Anas; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
 إِنَّ اللَّهَ وَضَعَ عَنْ الْمُسَافِرِ نِصْفَ الصَّلَاةِ وَالصَّوْمَ وَعَنْ الْحُبْلَى وَالْمُرْضِعِ
"Sungguh Allah telah membebaskan setengah shalat dan puasa dari orang-orang yang bepergian, dan dari wanita yang hamil serta menyusui." [Sunan An-Nasa'iy: Hasan]

● Dari Ibnu Abbas:
{ وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ }
{Dan bagi orang yang mampu menjalankanya (tp fdk berpuasa), wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin}
Ia berkata:
كَانَتْ رُخْصَةً لِلشَّيْخِ الْكَبِيرِ وَالْمَرْأَةِ الْكَبِيرَةِ وَهُمَا يُطِيقَانِ الصِّيَامَ أَنْ يُفْطِرَا وَيُطْعِمَا مَكَانَ كُلِّ يَوْمٍ مِسْكِينًا وَالْحُبْلَى وَالْمُرْضِعُ إِذَا خَافَتَا
Hal tersebut merupakan keringanan bagi laki-laki tua dan wanita tua, sementara keduanya mampu melakukan puasa, agar berbuka dan memberi makan setiap hari satu orang miskin, dan keringanan bagi orang yang hamil dan menyusui apabila merasa khawatir.
Abu Daud berkata; Yaitu khawatir kepada anak mereka berdua, maka mereka berbuka dan memberi makan.  [Sunan Abi Dawud]

Ibnu Umar ditanya oleh istrinya yang sedang hamil, dan ia menjawab:
«أَفْطِرِي وَأَطْعِمِي عَنْ كُلِّ يَوْمٍ مِسْكِينًا وَلَا تَقْضِي»
Berbukalah dan berilah makan untuk setiap harinya satu orang mkskin dan engkau tidak perlu mengqadha". [Ad-Daraquthniy]

5. Orang yang sudah tua dan kesulitan berpuasa boleh menggantinya dengan fidyah.

Ibnu Abbas membaca ayat:
{ وَعَلَى الَّذِينَ يُطَوَّقُونَهُ فَلَا يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ }
"Dan bagi orang-orang yang berat menjalankannya maka kemudian dia tdk berpuasa, wajib membayar fidyah yaitu memberi makan orang miskin, "(QS. Albaqarah 184)
Ibnu Abbas berkata:
لَيْسَتْ بِمَنْسُوخَةٍ هُوَ الشَّيْخُ الْكَبِيرُ وَالْمَرْأَةُ الْكَبِيرَةُ لَا يَسْتَطِيعَانِ أَنْ يَصُومَا فَيُطْعِمَانِ مَكَانَ كُلِّ يَوْمٍ مِسْكِينًا
Ayat ini tidak dimanshukh, namun ayat ini hanya untuk orang yang sudah sangat tua dan nenek tua, yang tidak mampu menjalankannya, maka hendaklah mereka memberi makan setiap hari kepada orang miskin.' [Shahih Bukhari]

6. Awal disyari'atkannya puasa, orang yang tidur setelah magrib maka ia tidak boleh makan, minum, dan berhubungan intim sampai datang magrib berikutnya.

> Ini adalah syari'at puasa ahli kitab sebelumnya, kemudian hukum ini dinasakh dengan syari'at sahur, maka dibolehkan makan, minum, dan berhubungan intim di malam hari sekalipun telah tidur sebelumnya sampai terbit fajar.

Al-Baraa' -radliallahu 'anhu- berkata;
" كَانَ أَصْحَابُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَانَ الرَّجُلُ صَائِمًا، فَحَضَرَ الإِفْطَارُ، فَنَامَ قَبْلَ أَنْ يُفْطِرَ لَمْ يَأْكُلْ لَيْلَتَهُ وَلاَ يَوْمَهُ حَتَّى يُمْسِيَ، وَإِنَّ قَيْسَ بْنَ صِرْمَةَ الأَنْصَارِيَّ كَانَ صَائِمًا، فَلَمَّا حَضَرَ الإِفْطَارُ أَتَى امْرَأَتَهُ، فَقَالَ لَهَا: أَعِنْدَكِ طَعَامٌ؟ قَالَتْ: لاَ وَلَكِنْ أَنْطَلِقُ فَأَطْلُبُ لَكَ، وَكَانَ يَوْمَهُ يَعْمَلُ، فَغَلَبَتْهُ عَيْنَاهُ، فَجَاءَتْهُ امْرَأَتُهُ، فَلَمَّا رَأَتْهُ قَالَتْ: خَيْبَةً لَكَ، فَلَمَّا انْتَصَفَ النَّهَارُ غُشِيَ عَلَيْهِ، فَذُكِرَ ذَلِكَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَنَزَلَتْ هَذِهِ الآيَةُ: {أُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ إِلَى نِسَائِكُمْ} [البقرة: ١٨٧] فَفَرِحُوا بِهَا فَرَحًا شَدِيدًا، وَنَزَلَتْ: {وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الخَيْطُ الأَبْيَضُ مِنَ الخَيْطِ الأَسْوَدِ} [البقرة: ١٨٧]
"Dulu para sahabat Muhammad -shallallahu 'alaihi wasallam- apabila seseorang sedang puasa lalu tiba waktu berbuka dan dia tertidur sebelum berbuka, maka dia tidak boleh memakan sesuatu pada malam itu begitu pula siang hari esoknya hingga petang hari (matahari tenggelam). Dan pada suatu ketika Qais bin Shirmah Al-Anshariy sedang melaksanakan puasa, lalu tiba waktu berbuka dia mendatangi isterinya seraya berkata, kepada isterinya: "Apakah kamu punya makanan?" Isterinya berkata: "Tidak, namun aku akan keluar mencari makanan buatmu". Pada siang harinya dia bekerja keras hingga mengantuk lalu tertidur. Kemudian isterinya datang. Ketika isterinya melihat dia (sedang tertidur), isterinya berkata: "Rugilah kamu". Kemudian besoknya pada tengah hari Qais jatuh pingsan. Lalu persoalan ini diadukan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, maka turunlah firman Allah Ta'ala (QS Al Baqarah ayat 187) yang artinya: {"Dihalalkan bagi kalian pada malam bulan puasa bercampur dengan isttri-isteri kalian"}. Dengan turunnya ayat ini para sahabat merasa sangat senang, hingga kemudian turun sambungan ayatnya: {"Dan makan minumlah kalian hingga terang bagi kalian benang putih dari benang hitam"}. [Shahih Bukhari]

● Dari Amru bin Al-'Ash; Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam- bersabda:
فَصْلُ مَا بَيْنَ صِيَامِنَا وَصِيَامِ أَهْلِ الْكِتَابِ أَكْلَةُ السَّحَرِ
"Perbedaan antara puasa kita dengan puasanya Ahli Kitab adalah makan sahur." [Shahih Muslim]

● Dari Anas bin Malik radliallahu 'anhu; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي السَّحُورِ بَرَكَةً
"Bersahurlah kalian, karena di dalam sahur ada barakah".  [Shahih Bukhari dan Muslim]

7. Larangan berpuasa dua hari berturut-turut.

Dari Abu Hurairah; "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
لَا تُوَاصِلُوا! قَالُوا: إِنَّكَ تُوَاصِل!؟ُ قَال:َ إِنِّي لَسْتُ مِثْلَكُم،ْ إِنِّي أَبِيتُ يُطْعِمُنِي رَبِّي وَيَسْقِينِي
"Jangan kalian berpuasa wishal (2 hari berturut-turut)!" Para sahabat menyatakan protesnya: "Namun anda sendiri berpuasa wishal!" Nabi menjawab: "Aku tidak seperti kalian, aku tidur malam sementara Tuhanku memberiku makan dan minum." [Shahih Bukhari]

8. Anjuran mengakhirkan sahur.

Zaid bin Tsabit radliallahu 'anhu berkata:
تَسَحَّرْنَا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ قَامَ إِلَى الصَّلَاةِ قُلْتُ كَمْ كَانَ بَيْنَ الْأَذَانِ وَالسَّحُورِ قَالَ قَدْرُ خَمْسِينَ آيَةً
"Kami pernah makan sahur bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kemudian Beliau pergi untuk melaksanakan shalat.
Anas bertanya: "Berapa antara adzan (Shubuh) dan sahur?".
Dia menjawab: "Sebanyak ukuran bacaan lima puluh ayat". [Shahih Bukhari]

9. Perintah menyegerakan berbuka.

Dari Sahal bin Sa'ad radliallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
 لَا يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الْفِطْرَ
"Senantiasa manusia berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka". [Shahih Bukhari dan Muslim]

10. Sedekah dari Allah bagi yang makan karena lupa.

Dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
مَنْ أَكَلَ نَاسِيًا وَهُوَ صَائِمٌ فَلْيُتِمَّ صَوْمَهُ فَإِنَّمَا أَطْعَمَهُ اللَّهُ وَسَقَاهُ
"Barangsiapa menyantap makanan karena lupa padahal dia sedang puasa, hendaklah ia sempurnakan puasanya, sebab Allah-lah yang memberinya makanan dan minuman." [Shahih Bukhari dan Muslim]

11. Keringanan kaffarah berhubungan intim di siang hari Ramadhan.

Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata: "Ketika kami sedang duduk bermajelis bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tiba-tiba datang seorang laki-laki lalu berkata: "Wahai Rasulullah, binasalah aku".
Beliau bertanya: "Ada apa denganmu?".
Orang itu menjawab: "Aku telah berhubungan dengan isteriku sedangkan aku sedang berpuasa".
Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: "Apakah kamu memiliki budak, sehingga kamu harus membebaskannya?".
Orang itu menjawab: "Tidak".
Lalu Beliau bertanya lagi: "Apakah kamu sanggup bila harus berpuasa selama dua bulan berturut-turut?".
Orang itu menjawab: "Tidak".
Lalu Beliau bertanya lagi: "Apakah kamu memiliki makanan untuk diberikan kepada enam puluh orang miskin?".
Orang itu menjawab: "Tidak".
Sejenak Nabi shallallahu 'alaihi wasallam terdiam. Ketika kami masih dalam keadaan tadi, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam diberikan satu keranjang berisi kurma, lalu Beliau bertanya: "Mana orang yang bertanya tadi?".
Orang itu menjawab: "Aku".
Maka Beliau berkata: "Ambillah kurma ini lalu bershadaqahlah dengannya".
Orang itu berkata: "Apakah ada orang yang lebih faqir dariku, wahai Rasulullah. Demi Allah, tidak ada keluarga yang tinggal di antara dua perbatasan, yang dia maksud adalah dua gurun pasir, yang lebih faqir daripada keluargaku".
Mendengar itu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjadi tertawa hingga tampak gigi seri Beliau. Kemudian Beliau berkata:
أَطْعِمْهُ أَهْلَكَ
"Kalau begitu berilah makan keluargamu dengan kurma ini". [Shahih Bukhari]

Wallahu a’lam!

Lihat juga: Keutamaan puasa - Puasa yang dilarang - Takhrij hadits "Puasalah agar kalian sehat"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...