بسم
الله الرحمن الرحيم
Surah ini adalah surah Makkiyah yang turun sebelum Nabi ﷺ hijrah, surah terakhir dalam mushaf,
terdiri dari enam ayat.
Nama surah ini:
1) Dinamai surah
An-Naas (manusia) karena disebutkan kata tersebut sebanyak lima kali, dan
kandungan surah ini berkaitan dengan manusia.
2) Dinamai juga
surah “Al-Mu'awwidzah” (minta perlindungan).
Abu Sa’id radhiyallahu 'anhu berkata:
«كَانَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ يَتَعَوَّذُ
مِنَ الجَانِّ وَعَيْنِ الإِنْسَانِ حَتَّى نَزَلَتِ المُعَوِّذَتَانِ فَلَمَّا
نَزَلَتَا أَخَذَ بِهِمَا وَتَرَكَ مَا سِوَاهُمَا» [سنن الترمذي: صحيح]
“Dulunya Rasulullah ﷺ minta perlindungan dari Jin dan pandangan jahat manusia,
sampai turun Al-Mu’awwidztain (Al-Falaq dan An-Naas). Maka setelah kedua surat
tersebut turun, beliau menjadikannya pelindung dan meninggalkan selainnya”.
[Sunan Tirmidziy: Sahih]
Maksud dari surah ini:
Mengajak kepada tauhid (rububiyah, uluhiyah dan asmawa sifaat), berserah
hanya kepada Allah dan meminta perlindungan kepadaNya dari keburukan jin dan
manusia.
Hubungan surah ini dengan surah sebelumnya (Al-Falaq):
Ø Surah ini
mengandung permohonan lindungan kepada Allah dari keburukan jiwa diri sendiri yang
datang dari bisikan jin dan manusia. Sedangkan surah sebelumnya meminta
perlindungan dari makhluk lain yang menyakiti.
Ø Kedua surah ini
sering dibaca bersamaan pada dzikir dan do’a.
Hubungan surah ini dengan surah pertama (Al-Fatihah):
Ø Dalam surah ini
Allah menyandarkan rububiahNya, dan uluhiyahNya kepada manusia, sedangkan dalam
surah Al-Fatihah disebutkan secara keseluruhan.
Ø Dalam surah ini
kekuasaan disandarkan kepada manusia, sedangkan di surah Al-Fatihah disandarkan
kepada seluruh makhluk di akhirat.
Ø Dalam surah ini
kita diperintahkan minta perlindungan kepada Allah, sedangkan di surah
Al-Fatihah kita meminta pertolongan kepada Allah.
Ø Dalam surah ini
disebutkan gangguan manusia secara umum, sedangkan dlm surah Al-Fatihah
disebutkan secara khusus yaitu Yahudi dan Nasrani.
Sebab turunnya ayat ini:
Zayd bin Arqam radhiyallahu 'anhu berkata: Seorang lelaki dari
Yahudi menyihir Nabi ﷺ,
maka beliau mengeluh. Kemudian Jibril mendatanginya, dan beliau dituruni Al-Mu’awwidzatain
(Al-Falaq dan An-Naas), seraya berkata:
"إِنَّ رَجُلًا مِنَ الْيَهُودِ
سَحَرَكَ، وَالسِّحْرُ فِي بِئْرِ فُلَانٍ"
“Sesungguhnya seorang lelaki dari Yahudi telah menyihirmu, dan sihir itu
ada di sumur si Fulan”
Maka beliau mengutus Ali kemudian datang membawa sihir tersebut, kemudian
beliau memerintahkannya untuk membuka ikatan sihir tersebut dan membaca satu
ayat.
Maka Ali membaca dan membuka sampai Nabi ﷺ berdiri seolah-olah terlepas dari ikatan.
Dan Rasulullah ﷺ tidak
melakukan sesuatu pun pada orang Yahudi tersebut atas perbuatannya, dan tidak
pula terliha rasa benci di wajahnya. [Al-Muntakahb min Musnad ‘Abdi bin Humaid:
Sahih]
Keutamaan surah ini:
Lihat: Keutamaan surah Al-Falaq dan An-Naas
Ayat pertama:
{قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ}
Katakanlah: Aku berlindung
kepada Rabb (Yang mencipta dan memelihara) manusia.
Perintah
meminta perlindungan kepada Allah ta’aalaa.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{وَإِمَّا يَنزَغَنَّكَ
مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ ۚ إِنَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ} [الأعراف : 200]
Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan syaitan maka
berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.
[Al-A'raaf: 200]
{وَقُل رَّبِّ أَعُوذُ
بِكَ مِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِينِ (97) وَأَعُوذُ بِكَ رَبِّ أَن يَحْضُرُونِ} [المؤمنون : 97-98]
Dan katakanlah: "Ya Tuhanku aku berlindung kepada Engkau
dari bisikan-bisikan syaitan. Dan aku berlindung (pula) kepada Engkau ya
Tuhanku, dari kedatangan mereka kepadaku". [Al-Mu'minun: 97-98]
{إِنَّ الَّذِينَ
يُجَادِلُونَ فِي آيَاتِ اللَّهِ بِغَيْرِ سُلْطَانٍ أَتَاهُمْ ۙ إِن فِي
صُدُورِهِمْ إِلَّا كِبْرٌ مَّا هُم بِبَالِغِيهِ ۚ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ ۖ
إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ} [غافر : 56]
Sesungguhhnya orang-orang yang memperdebatkan tentang
ayat-ayat Allah tanpa alasan yang sampai kepada mereka tidak ada dalam dada
mereka melainkan hanyalah (keinginan akan) kebesaran yang mereka sekali-kali
tiada akan mencapainya, maka mintalah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya
Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat. [Gaafir: 56]
Ø Dari Anas bin
Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:
«كَانَ النَّبِيُّ ﷺ
إِذَا دَخَلَ الْخَلَاءَ قَالَ: اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْخُبُثِ
وَالْخَبَائِثِ»
"Nabi ﷺ
apabila masuk ke tempat buang air (WC), beliau mengucapkan: 'Ya Allah, aku
berlindung kepada-Mu dari godaan setan laki-laki dan setan perempuan.'"
[Shahih Bukhari]
Ø Dari Al-Walid
bin Al-Walid radhiyallahu ‘anhu berkata:
يَا رَسُولَ اللهِ، إِنِّي أَجِدُ
وَحْشَةً، قَالَ: «فَإِذَا أَخَذْتَ مَضْجَعَكَ، فَقُلْ: أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ
اللهِ التَّامَّةُ مِنْ غَضَبِهِ وَعِقَابِهِ وَشَرِّ عِبَادِهِ، وَمِنْ هَمَزَاتِ
الشَّيَاطِينِ وَأَنْ يَحْضُرُونِ، فَإِنَّهُ لَا يَضُرُّكَ، وَبِالْحَرِيِّ أَنْ
لَا يَقْرَبَكَ»
"Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku merasa kesepian." Beliau
bersabda: "Jika kamu hendak tidur, ucapkanlah: 'Aku berlindung dengan
kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kemurkaan-Nya, siksa-Nya, kejahatan
hamba-hamba-Nya, dari godaan setan dan kedatangan mereka.' Maka sesungguhnya
hal itu tidak akan membahayakanmu, dan pastilah mereka tidak akan
mendekatimu." [Musnad Ahmad: Hasan ligairih]
Allah adalah
Rabb segala sesuatu.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{قُلْ أَغَيْرَ اللَّهِ
أَبْغِي رَبًّا وَهُوَ رَبُّ كُلِّ شَيْءٍ} [الأنعام : 164]
Katakanlah: "Apakah aku akan mencari Tuhan selain Allah,
padahal Dia adalah Tuhan bagi segala sesuatu" [Al-An'aam: 164]
Allah menyandarkan
rububiyah, mulkiyah dan uluhiyahNya kepada manusia sebagai pemuliaan.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{وَلَقَدْ كَرَّمْنَا
بَنِي آدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُم مِّنَ
الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَىٰ كَثِيرٍ مِّمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلًا} [الإسراء : 70]
Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami
angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang
baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas
kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan. [Al-Isra: 70]
Ayat kedua:
{مَلِكِ النَّاسِ}
Yang Menguasai manusia
Allah Yang
Menguasai segala sesuatu.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{لِلَّهِ مُلْكُ
السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا فِيهِنَّ ۚ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ} [المائدة : 120]
Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada
di dalamnya; dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. [Al-Maidah: 120]
Ø Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata:
Aku mendengar Rasulullah ﷺ
bersabda:
"يَقْبِضُ اللهُ الْأَرْضَ، وَيَطْوِي
السَّمَاوَاتِ بِيَمِينِهِ، ثُمَّ يَقُولُ: أَنَا الْمَلِكُ، أَيْنَ مُلُوكُ
الْأَرْضِ"
"Allah akan menggenggam bumi, dan melipat langit dengan tangan-Nya.
Kemudian Dia berfirman: 'Akulah Raja! Manakah raja-raja bumi?'" [Shahih
Bukhari]
Ayat ketiga:
{إِلَٰهِ النَّاسِ}
Sembahan manusia
Tidak ada
yang berhak disembah selain Allah ta’aalaa.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{ذَٰلِكُمُ اللَّهُ
رَبُّكُمْ ۖ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ فَاعْبُدُوهُ ۚ
وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ وَكِيلٌ} [الأنعام : 102]
Demikian itu ialah Allah Tuhan kamu; tidak ada Tuhan selain
Dia; Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia; dan Dia adalah Pemelihara
segala sesuatu.
[Al-An'aam: 102]
{وَهُوَ الَّذِي فِي
السَّمَاءِ إِلَٰهٌ وَفِي الْأَرْضِ إِلَٰهٌ ۚ وَهُوَ الْحَكِيمُ الْعَلِيمُ} [الزخرف : 84]
Dan Dialah Tuhan (Yang disembah) di langit dan Tuhan (Yang
disembah) di bumi dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. [Az-Zukhruf: 84]
Diantara adab
berdo’a; Bertawassu dengan nama dan sifat Allah ta’aalaa.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ
الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا} [الأعراف: 180]
"Hanya milik Allah asmaa-ul husna, Maka bermohonlah
kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu" [Al-A'raaf:180]
Lihat: Adab berdo’a
Ayat keempat:
{مِن شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ}
Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang
biasa bersembunyi
Pikiran
jahat bersumber dari syaithan.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{فَوَسْوَسَ لَهُمَا
الشَّيْطَانُ لِيُبْدِيَ لَهُمَا مَا وُورِيَ عَنْهُمَا مِن سَوْآتِهِمَا وَقَالَ
مَا نَهَاكُمَا رَبُّكُمَا عَنْ هَٰذِهِ الشَّجَرَةِ إِلَّا أَن تَكُونَا
مَلَكَيْنِ أَوْ تَكُونَا مِنَ الْخَالِدِينَ (20) وَقَاسَمَهُمَا إِنِّي لَكُمَا
لَمِنَ النَّاصِحِينَ (21) فَدَلَّاهُمَا بِغُرُورٍ} [الأعراف : 20-22]
Maka syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk
menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan
syaitan berkata: "Tuhan kamu tidak melarangmu dan mendekati pohon ini,
melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi
orang-orang yang kekal (dalam surga)". Dan dia (syaitan) bersumpah kepada
keduanya. "Sesungguhnya saya adalah termasuk orang yang memberi nasehat
kepada kamu berdua", maka syaitan membujuk keduanya (untuk memakan buah
itu) dengan tipu daya.
[Al-A'raaf: 20-22]
{فَوَسْوَسَ إِلَيْهِ
الشَّيْطَانُ قَالَ يَا آدَمُ هَلْ أَدُلُّكَ عَلَىٰ شَجَرَةِ الْخُلْدِ وَمُلْكٍ
لَّا يَبْلَىٰ} [طه
: 120]
Kemudian syaitan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan
berkata: "Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan
kerajaan yang tidak akan binasa?" [Thaha: 120]
Ø Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata,
"Rasulullah ﷺ
bersabda:
"يَأْتِي الشَّيْطَانُ أَحَدَكُمْ
فَيَقُولَ: مَنْ خَلَقَ كَذَا وَكَذَا؟ حَتَّى يَقُولَ لَهُ: مَنْ خَلَقَ رَبَّكَ؟
فَإِذَا بَلَغَ ذَلِكَ فليستعذ بالله وليَنْتَه" [صحيح مسلم]
"Setan mendatangi salah seorang dari kalian seraya berkata, 'Siapa
yang menciptakan ini dan itu', hingga akhirnya dia bertanya kepadanya, 'Siapa
yang menciptakan Rabb-mu?' Apabila dia telah sampai pada hal tersebut maka
ucapkanlah istiadzah ('audzu billah), dan hendaklah dia mencukupkan
dialognya." [Shahih Muslim]
Ø Dalam riwayat
lain:
قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: "لا
يزال يَسْأَلُونَكَ، يَا أَبَا هُرَيْرَةَ، حَتَّى يَقُولُوا: هَذَا اللَّهُ،
فَمَنْ خَلَقَ اللَّهَ؟" قَالَ، فَبَيْنَا أَنَا فِي الْمَسْجِدِ إِذْ
جَاءَنِي نَاسٌ مِنَ الأَعْرَابِ. فَقَالُوا: يَا أَبَا هُرَيْرَةَ! هَذَا
اللَّهُ. فَمَنْ خَلَقَ اللَّهَ؟ قَالَ، فَأَخَذَ حَصًى بِكَفِّهِ فَرَمَاهُمْ.
ثُمَّ قَالَ: قُومُوا. قُومُوا. صَدَقَ خَلِيلِي.
[صحيح
مسلم]
"Rasulullah ﷺ
berkata kepadaku, "Wahai Abu Hurairah, mereka akan senantiasa bertanya
kepadamu hingga mereka berkata, 'Ini Allah, lalu siapa yang menciptakan
Allah.'" Abu Hurairah berkata, "Ketika aku berada di masjid,
tiba-tiba orang-orang dari Badui mendantangiku seraya bertanya, 'Wahai Abu
Hurairah, ini Allah, lalu siapakah yang menciptakan Allah.' Perawi berkata,
'Kemudian Abu Hurairah mengambil kerikil dengan telapak tangannya, lalu
melempar mereka sambil berkata, 'Berdirilah, berdirilah, sungguh benar (perkataan)
kekasihku.'" [Shahih Muslim]
Ø 'Utsman bin
Abu Al-'Ash radhiyallahu 'anhu datang kepada Nabi ﷺ lalu bertanya,
يا رسول اللَّهِ. إِنَّ الشَّيْطَانَ
قَدْ حَالَ بَيْنِي وَبَيْنَ صَلَاتِي وَقِرَاءَتِي. يَلْبِسُهَا عَلَيَّ. فَقَالَ
رَسُولُ اللَّهِ ﷺ «ذَاكَ شَيْطَانٌ يُقَالُ لَهُ خَنْزَبٌ. فَإِذَا أَحْسَسْتَهُ
فَتَعَوَّذْ بِاللَّهِ مِنْهُ. واتفل على يسارك ثلاثا» فقال: ففعلت ذلك فأذهبه
الله عني. [صحيح
مسلم]
"Ya, Rasulullah! Aku sering diganggu setan dalam salat, sehingga
bacaanku menjadi kacau karenanya. Bagaimana itu?" Maka bersabda Rasulullah
ﷺ: 'Ya, yang demikian itu memang
gangguan setan yang dinamakan Khanzab. Karena itu bila engkau diganggunya, maka
segeralah mohon perlindungan kepada Allah dari godaannya, sesudah itu meludah
ke sebelah kirimu tiga kali!' Kata Usman, 'Setelah kulakukan yang demikian,
maka dengan izin Allah godaan seperti itu hilang.' [Shahih Muslim]
Ø Dari Abu
Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
«إِذَا نُودِيَ
لِلصَّلَاةِ، أَدْبَرَ الشَّيْطَانُ وَلَهُ ضُرَاطٌ، حَتَّى لَا يَسْمَعَ
التَّأْذِينَ، فَإِذَا قَضَى النِّدَاءَ أَقْبَلَ، حَتَّى إِذَا ثُوِّبَ
بِالصَّلَاةِ أَدْبَرَ، حَتَّى إِذَا قَضَى التَّثْوِيبَ أَقْبَلَ، حَتَّى
يَخْطِرَ بَيْنَ الْمَرْءِ وَنَفْسِهِ، يَقُولُ: اذْكُرْ كَذَا، اذْكُرْ كَذَا،
لِمَا لَمْ يَكُنْ يَذْكُرُ، حَتَّى يَظَلَّ الرَّجُلُ لَا يَدْرِي كَمْ صَلَّى»
"Ketika azan dikumandangkan untuk shalat, setan lari sambil
terkentut-kentut hingga ia tidak mendengar azan tersebut. Ketika azan selesai,
setan kembali. Lalu ketika iqamah dikumandangkan, setan lari lagi. Setelah
iqamah selesai, ia kembali dan membisikkan ke dalam hati seseorang, 'Ingatlah
ini, ingatlah itu,' (mengganggunya) dengan hal-hal yang sebelumnya tidak ia
ingat, sehingga seseorang tidak tahu lagi berapa rakaat ia telah shalat."
[Shahih Bukhari dan Muslim]
Ø Shafiyyah
binti Huyay radhiyallahu
'anha berkata:
«كَانَ رَسُولُ اللهِ ﷺ
مُعْتَكِفًا فَأَتَيْتُهُ أَزُورُهُ لَيْلًا فَحَدَّثْتُهُ ثُمَّ قُمْتُ
فَانْقَلَبْتُ فَقَامَ مَعِي لِيَقْلِبَنِي وَكَانَ مَسْكَنُهَا فِي دَارِ
أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ فَمَرَّ رَجُلَانِ مِنَ الْأَنْصَارِ فَلَمَّا رَأَيَا
النَّبِيَّ ﷺ أَسْرَعَا فَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ: عَلَى رِسْلِكُمَا إِنَّهَا
صَفِيَّةُ بِنْتُ حُيَيٍّ فَقَالَا: سُبْحَانَ اللهِ يَا رَسُولَ اللهِ قَالَ:
إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِي مِنَ الْإِنْسَانِ مَجْرَى الدَّمِ وَإِنِّي خَشِيتُ
أَنْ يَقْذِفَ فِي قُلُوبِكُمَا سُوءًا أَوْ قَالَ شَيْئًا» [صحيح البخاري]
Ketika Rasulullah ﷺ
sedang melaksanakan iktikaf, aku datang menemui beliau di malam hari, lalu aku
berbincang-bincang sejenak dengan beliau. Di saat aku beranjak pulang, beliau
menyertaiku untuk mengantar. Saat itu Shafiyyah tingal di rumah Usamah bin
Zaid. (Ketika kami sedang berjalan berdua), ada dua orang laki-laki yang sedang
lewat. Tatkala melihat Nabi ﷺ,
keduanya bergegas. Lantas Nabi ﷺ berujar: "Tenangkanlah diri kalian! Bahwasanya wanita ini
adalah Shafiyah binti Huyay." Maka keduanya pun berkata: "Mahasuci
Allah, wahai Rasulullah." Lalu Nabi ﷺ melanjutkan sabdanya: "Sesungguhnya setan berjalan melalui
aliran darah manusia, sementara aku sangat khawatir bilamana ia memasukkan
perkara yang buruk pada hati kalian berdua atau (sabdanya) memasukkan
sesuatu." [Shahih Bukhari]
Ø Dari Abu
Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«يَعْقِدُ الشَّيْطَانُ
عَلَى قَافِيَةِ رَأْسِ أَحَدِكُمْ إِذَا هُوَ نَامَ ثَلَاثَ عُقَدٍ، يَضْرِبُ
كُلَّ عُقْدَةٍ: عَلَيْكَ لَيْلٌ طَوِيلٌ فَارْقُدْ، فَإِنِ اسْتَيْقَظَ فَذَكَرَ
اللهَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، فَإِنْ تَوَضَّأَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، فَإِنْ صَلَّى
انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، فَأَصْبَحَ نَشِيطًا طَيِّبَ النَّفْسِ، وَإِلَّا أَصْبَحَ
خَبِيثَ النَّفْسِ كَسْلَانَ». [صحيح البخاري ]
"Setan mengikat di belakang kepala salah seorang dari kalian ketika
dia tidur dengan tiga ikatan. Di setiap ikatannya dia membisikkan: 'Bagimu
malam yang panjang, tidurlah!' Jika dia bangun lalu mengingat Allah, lepaslah
satu ikatan. Jika dia berwudhu, lepaslah ikatan kedua. Dan jika dia shalat,
lepaslah ikatan ketiga, sehingga di pagi hari dia bangun dengan semangat dan
jiwa yang baik. Namun jika tidak melakukan itu, dia akan bangun dengan jiwa
yang buruk dan malas." [Shahih Bukhari dan Muslim]
Ayat kelima:
{الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ}
yang membisikkan (kejahatan) ke dalam
dada manusia
Allah ta’aalaa
mengetahui bisikan jahat di dada.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{وَلَقَدْ خَلَقْنَا
الْإِنسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ ۖ وَنَحْنُ أَقْرَبُ
إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ} [ق : 16]
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan
mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya
daripada urat lehernya. [Qaaf: 16]
Allah ta’aalaa
memaafkan pikiran jahat jika dilawan.
Abdullah bin Mas'ud radhiallahu'anhu berkata:
سُئِلَ النَّبِيُّ ﷺ عَنِ
الْوَسْوَسَةِ. قَالَ: «تِلْكَ مَحْضُ الإِيمَانِ». [صحيح مسلم]
"Nabi ﷺ
pernah ditanya mengenai perasaan waswas, maka beliau menjawab, 'Itu adalah
tanda keimanan yang murni (benar).'" [Shahih Muslim]
Ø Abu Hurairah radhiallahu'anhu berkata:
جَاءَ نَاسٌ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ
ﷺ فَسَأَلُوهُ: إِنَّا نَجِدُ فِي أَنْفُسِنَا مَا يَتَعَاظَمُ أَحَدُنَا أَنْ
يَتَكَلَّمَ بِهِ. قَالَ: «وَقَدْ وَجَدْتُمُوهُ؟» قَالُوا: نَعَمْ. قَالَ«ذاك
صريح الإيمان». [صحيح مسلم]
"Sekelompok manusia dari kalangan sahabat Nabi ﷺ datang, maka mereka bertanya kepada beliau, 'Sesungguhnya kami
mendapatkan dalam diri kami sesuatu yang salah seorang dari kami merasa besar
(khawatir) untuk membicarakannya?' Beliau menjawab, 'Benarkah kalian telah
mendapatkannya?' Mereka menjawab, 'Ya.' Beliau bersabda, "Itu adalah tanda
bersihnya iman." [Shahih Muslim]
Ø Dari Ibnu
Abbas radhiyallahu 'anhuma, ia berkata:
جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ ﷺ،
فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ، إِنِّي أُحَدِّثُ نَفْسِي بِالشَّيْءِ، لَأَنْ أخِرَّ
مِنَ السَّمَاءِ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أَتَكَلَّمَ بِهِ، قَالَ: فَقَالَ
النَّبِيُّ ﷺ: «اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، الْحَمْدُ
لِلَّهِ الَّذِي رَدَّ كَيَدَهُ إِلَى الْوَسْوَسَةِ»
Seorang laki-laki datang kepada Nabi ﷺ dan berkata, *"Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku
membayangkan sesuatu dalam diriku—sungguh, jatuh dari langit lebih aku sukai
daripada mengucapkannya." Nabi ﷺ bersabda: "Allahu
Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Alhamdulillah yang telah menjadikan tipu
dayanya (setan) hanya berupa waswasah (bisikan)." [Hadits riwayat Abu
Dawud, dengan sanad yang sahih]
Ø Abu Hurairah radhiallahu'anhu berkata,
Nabi ﷺ bersabda:
«إِنَّ اللهَ تَجَاوَزَ
لِي عَنْ أُمَّتِي مَا وَسْوَسَتْ بِهِ صُدُورُهَا، مَا لَمْ تَعْمَلْ أَوْ
تَكَلَّمْ» [صحيح
البخاري ]
"Allah memberi kelonggaran kepadaku tentang umatku, mereka tidak
dianggap melakukan dosa dari apa yang dibisikkan dalam dadanya (hatinya) selama
tidak dikerjakan atau diucapkannya".[Shahih Bukhari]
Ayat keenam:
{مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ}
dari (golongan) jin dan manusia.
Musuh para
Nabi dan pengikutnya dari kalangan jin dan manusia.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَا
لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الْإِنسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ
إِلَىٰ بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا ۚ وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ مَا فَعَلُوهُ
ۖ فَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُونَ} [الأنعام : 112]
Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh,
yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian
mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang
indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka
tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan. [Al-An'aam: 112]
Lihat: Hadits Hudzaifah; Da’i yang mengajak kepada neraka Jahannam
Wallahu a'lam!
Lihat juga: Tafsir surah Quraisy- Tafsir surah Al-Jinn - Tafsir Surah An-Naba’
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...