بسم الله الرحمن الرحيم
Surah
ini adalah surah yang ke 72 dalam Al-Qur'an, termasuk surah “Al-Mufashal” dan turun
sebelum hijrah (Makkiyah).
Jin adalah makhluk
Allah yang ciptakan dari api.
Allah
subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{وَخَلَقَ الْجَانَّ مِنْ مَارِجٍ مِنْ نَارٍ} [الرحمن:
15]
Dan
Dia menciptakan jin dari nyala api. [Ar-Rahman: 15]
Ø Dari Aisyah radiyallahu
'anha; Rasulullah ﷺ bersabda:
«خُلِقَتِ الْمَلَائِكَةُ مِنْ نُورٍ،
وَخُلِقَ الْجَانُّ مِنْ مَارِجٍ مِنْ نَارٍ، وَخُلِقَ آدَمُ مِمَّا وُصِفَ
لَكُمْ» [صحيح مسلم]
“Malaikat
diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari nyala api, dan Adam diciptakan dari
apa yang disebutkan pada kalian (tanah)". [Shahih Muslim]
Sebab turunnya surah
ini:
'Abdullah bin 'Abbas radhiyallahu
‘anhuma berkata:
" انْطَلَقَ
النَّبِيُّ ﷺ فِي طَائِفَةٍ مِنْ أَصْحَابِهِ عَامِدِينَ إِلَى سُوقِ عُكَاظٍ،
وَقَدْ حِيلَ بَيْنَ الشَّيَاطِينِ وَبَيْنَ خَبَرِ السَّمَاءِ، وَأُرْسِلَتْ
عَلَيْهِمُ الشُّهُبُ، فَرَجَعَتِ الشَّيَاطِينُ إِلَى قَوْمِهِمْ، فَقَالُوا: مَا
لَكُمْ؟ فَقَالُوا: حِيلَ بَيْنَنَا وَبَيْنَ خَبَرِ السَّمَاءِ، وَأُرْسِلَتْ
عَلَيْنَا الشُّهُبُ، قَالُوا: مَا حَالَ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَ خَبَرِ السَّمَاءِ
إِلَّا شَيْءٌ حَدَثَ، فَاضْرِبُوا مَشَارِقَ الأَرْضِ وَمَغَارِبَهَا،
فَانْظُرُوا مَا هَذَا الَّذِي حَالَ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَ خَبَرِ السَّمَاءِ،
فَانْصَرَفَ أُولَئِكَ الَّذِينَ تَوَجَّهُوا نَحْوَ تِهَامَةَ إِلَى النَّبِيِّ ﷺ
وَهُوَ بِنَخْلَةَ عَامِدِينَ إِلَى سُوقِ عُكَاظٍ، وَهُوَ يُصَلِّي بِأَصْحَابِهِ
صَلاَةَ الفَجْرِ، فَلَمَّا سَمِعُوا القُرْآنَ اسْتَمَعُوا لَهُ، فَقَالُوا:
هَذَا وَاللَّهِ الَّذِي حَالَ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَ خَبَرِ السَّمَاءِ،
فَهُنَالِكَ حِينَ رَجَعُوا إِلَى قَوْمِهِمْ، وَقَالُوا: يَا قَوْمَنَا {إِنَّا
سَمِعْنَا قُرْآنًا عَجَبًا، يَهْدِي إِلَى الرُّشْدِ، فَآمَنَّا بِهِ وَلَنْ
نُشْرِكَ بِرَبِّنَا أَحَدًا} [الجن: 2]، فَأَنْزَلَ اللَّهُ عَلَى نَبِيِّهِ ﷺ:
{قُلْ أُوحِيَ إِلَيَّ أَنَّهُ اسْتَمَعَ نَفَرٌ مِنَ الجِنِّ} [الجن: 1] وَإِنَّمَا أُوحِيَ إِلَيْهِ قَوْلُ الجِنِّ " [صحيح البخاري ومسلم]
"Nabi ﷺ
bersama sekelompok sahabat berangkat menuju pasar 'Ukazh. Saat itu telah ada
penghalang antara setan dan berita-berita langit dimana telah dikirim kabut
kepada setan sebagai penghalang. Maka setan-setan kembali menemui kaumnya, lalu
kaumnya berkata, "Apa yang terjadi dengan kalian?" Setan-setan
tersebut menjawab, "Telah ada penghalang antara kami dan berita-berita
langit dengan dikirimnya kabut." Kaumnya berkata, "Tidak ada
penghalang antara kalian dan berita-berita langit kecuali telah ada sesuatu
yang terjadi. Pergilah kalian ke seluruh penjuru timur bumi dan baratnya, lalu
perhatikanlah apa penghalang yang ada antara kalian dan berita-berita
langit!" Maka berangkatlah setan-setan yang ada di Tihamah untuk
mendatangi Nabi ﷺ dan para sahabat
Beliau yang sedang berada di pasar 'Ukazh. Saat itu beliau dan para sahabat
sedang melaksanakan salat fajar. Ketika setan-setan itu mendengar Al-Qur'an,
mereka menyimaknya dengan baik hingga mereka pun berkata, "Demi Allah,
inilah yang menjadi penghalang antara kalian dan berita-berita langit."
Dan perkataan ini pula yang disampaikan ketika mereka kembali kepada kaum
mereka. Lantas mereka berkata kepada kaumnya, "Wahai kaum kami, {sesungguhnya
kami telah mendengarkan Al-Qur'an yang menakjubkan. (Yang) memberi petunjuk
kepada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali
tidak akan mempersekutukan seseorangpun dengan Tuhan kami) ' [Al-Jin: 1-2].
Maka kemudian Allah menurunkan wahyu kepada Nabi-Nya ﷺ:
{Katakanlah (hai Muhammad): "Telah diwahyukan kepadamu bahwasanya:
telah mendengarkan sekumpulan jin (akan Al-Qur'an)} [Al-Jin: 1] Yakni
diwahyukan kepada beliau perkataan jin." [Shahih Bukhari dan Muslim]
Ayat
pertama:
{قُلْ
أُوحِيَ إِلَيَّ أَنَّهُ اسْتَمَعَ نَفَرٌ مِنَ الْجِنِّ فَقَالُوا إِنَّا
سَمِعْنَا قُرْآنًا عَجَبًا} [الجن: 1]
Katakanlah (Muhammad), “Telah diwahyukan kepadaku
bahwa sekumpulan jin telah mendengarkan (bacaan),” lalu mereka berkata, “Kami
telah mendengarkan bacaan yang menakjubkan (Al-Qur'an),
Jin mendengarkan bacaan Al-Qur’an dengan penuh adab padahal mereka diciptakan
dari apa yang berpotensi berbuat keburukan. Allah subhanahu
wata'aalaa berfirman:
{وَإِذْ صَرَفْنَا
إِلَيْكَ نَفَرًا مِنَ الْجِنِّ يَسْتَمِعُونَ الْقُرْآنَ فَلَمَّا حَضَرُوهُ
قَالُوا أَنْصِتُوا} [الأحقاف: 29]
Dan (ingatlah) ketika Kami hadapkan kepadamu
(Muhammad) serombongan jin yang mendengarkan (bacaan) Al-Qur'an, maka ketika
mereka menghadiri (pembacaan)nya mereka berkata, “Diamlah kalian (untuk
mendengarkannya)!” [Al-Ahqaf: 29]
Lihat: Adab membaca Al-Qur'an
Ayat
ini menunjukkan bahwa Nabi ﷺ diutus
juga kepada bangsa jin. Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{تَبَارَكَ الَّذِي نَزَّلَ الْفُرْقَانَ عَلَى عَبْدِهِ لِيَكُونَ
لِلْعَالَمِينَ نَذِيرًا} [الفرقان: 1]
Maha Suci Allah yang telah menurunkan Al-Furqaan (Al-Quran) kepada
hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam (jin dan
manusia). [Al-Furqaan:1]
Ø
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
" فُضِّلْتُ عَلَى الْأَنْبِيَاءِ
بِسِتٍّ: ... وَأُرْسِلْتُ إِلَى الْخَلْقِ كَافَّةً " [صحيح مسلم]
"Aku diberi keutamaan
atas para nabi dengan enam hal: …, dan aku diutus kepada makhluk
seluruhnya". [Shahih Muslim]
Celaan
bagi manusia yang kafir dan tidak mau mendengarkan dan beriman terhadap Al-Qur’an.
Apakah
Nabi ﷺ
melihat jin pada waktu itu?
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma
berkata:
مَا قَرَأَ رَسُولُ اللهِ ﷺ عَلَى
الْجِنِّ وَمَا رَآهُمُ [صحيح مسلم]
"Rasulullah ﷺ tidak membaca di hadapan jin, dan tidak melihat mereka.
[Shahih Muslim]
Apakah
Nabi ﷺ
mengetahui kalau jin mendengarkan bacaannya?
Pada surah ini, Nabi ﷺ tidak
mengetahuinya. Sedangkan di waktu yang lain Nabi ﷺ mengetahui keberadaan mereka. Alqamah berkata, 'Aku
bertanya Ibnu Mas'ud, 'Apakah salah seorang dari kalian hadir bersama
Rasulullah ﷺ pada malam jin?' Dia
menjawab:
لَا، وَلَكِنَّا كُنَّا مَعَ رَسُولِ
اللهِ ذَاتَ لَيْلَةٍ فَفَقَدْنَاهُ فَالْتَمَسْنَاهُ فِي الْأَوْدِيَةِ
وَالشِّعَابِ. فَقُلْنَا: اسْتُطِيرَ أَوِ اغْتِيلَ. قَالَ: فَبِتْنَا بِشَرِّ
لَيْلَةٍ بَاتَ بِهَا قَوْمٌ فَلَمَّا أَصْبَحْنَا إِذَا هُوَ جَاءٍ مِنْ قِبَلَ
حِرَاءٍ. قَالَ: فَقُلْنَا يَا رَسُولَ اللهِ فَقَدْنَاكَ فَطَلَبْنَاكَ فَلَمْ
نَجِدْكَ فَبِتْنَا بِشَرِّ لَيْلَةٍ بَاتَ بِهَا قَوْمٌ. فَقَالَ: «أَتَانِي
دَاعِي الْجِنِّ فَذَهَبْتُ مَعَهُ فَقَرَأْتُ عَلَيْهِمُ الْقُرْآنَ» قَالَ:
فَانْطَلَقَ بِنَا فَأَرَانَا آثَارَهُمْ وَآثَارَ نِيرَانِهِمْ وَسَأَلُوهُ
الزَّادَ فَقَالَ: " لَكُمْ كُلُّ عَظْمٍ ذُكِرَ اسْمُ اللهِ عَلَيْهِ يَقَعُ
فِي أَيْدِيكُمْ أَوْفَرَ مَا يَكُونُ لَحْمًا وَكُلُّ بَعْرَةٍ عَلَفٌ
لِدَوَابِّكُمْ. فَقَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: «فَلَا تَسْتَنْجُوا بِهِمَا
فَإِنَّهُمَا طَعَامُ إِخْوَانِكُمْ» [صحيح مسلم]
'Tidak, akan tetapi kami pernah pada suatu
malam bersama Rasulullah, lalu kami kehilangan beliau sehingga kami mencarinya
di lembah dan setapak jelan ke gunung. Maka kami berkata, 'Jin membawanya pergi
atau membunuhnya secara sembunyi-sembunyi.' Maka kami bermalam dengan malam
yang jelek yang para sahabat turut bersama melalui malam itu. Pada pagi
harinya, tiba-tiba beliau datang dari arah Hira.' Perawi berkata, "Kami
berkata, 'Wahai Rasulullah, kami telah kehilanganmu, lalu mencarimu, maka kami
tidak mendapatkanmu hingga kami bermalam pada malam yang jelek yang para
sahabat turut bersama melalui malam-malam itu.' Beliau menjawab, 'Seorang dai
dari kalangan jin mendatangiku, maka aku pergi bersamanya, lalu aku membaca
Al-Qur'an di hadapan mereka.' Perawi berkata, 'Lalu beliau beranjak pergi
bersama kami untuk menunjukkan jejak-jejak mereka dan jejak perapian mereka.
Dan mereka meminta kepadanya bekal, maka beliau bersabda, 'Kamu mendapatkan
setiap tulang yang disebutkan nama Allah atasnya (ketika disembelih), yang mana
di tangan kalian lebih banyak menjadi daging dan setiap kotoran hewan adalah
makanan untuk hewan tunggangan kalian.' Lalu Rasulullah ﷺ bersabda, 'Maka janganlah kalian beristinja dengan keduanya
(maksudnya kotoran hewan dan tulang), karena keduanya adalah makanan saudara
kalian.'" [Shahih Muslim]
Ayat
kedua-kelima:
{يَهْدِي
إِلَى الرُّشْدِ فَآمَنَّا بِهِ وَلَنْ نُشْرِكَ بِرَبِّنَا أَحَدًا (2) وَأَنَّهُ
تَعَالَى جَدُّ رَبِّنَا مَا اتَّخَذَ صَاحِبَةً وَلَا وَلَدًا (3) وَأَنَّهُ
كَانَ يَقُولُ سَفِيهُنَا عَلَى اللَّهِ شَطَطًا (4) وَأَنَّا ظَنَنَّا أَنْ لَنْ
تَقُولَ الْإِنْسُ وَالْجِنُّ عَلَى اللَّهِ كَذِبًا} [الجن:
2 - 5]
(yang) memberi petunjuk
kepada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali
tidak akan mempersekutukan sesuatu pun dengan Tuhan kami, dan sesungguhnya
Mahatinggi keagungan Tuhan kami, Dia tidak beristri dan tidak beranak. Dan
sesungguhnya orang yang bodoh di antara kami dahulu selalu mengucapkan
(perkataan) yang melampaui batas terhadap Allah, dan sesungguhnya kami mengira,
bahwa manusia dan jin itu tidak akan mengatakan perkataan yang dusta terhadap
Allah,
Al-Qur’an
menunjukkan kepada kebenaran. Allah subhanahu wata'aalaa
berfirman:
{قَالُوا
يَاقَوْمَنَا إِنَّا سَمِعْنَا كِتَابًا أُنْزِلَ مِنْ بَعْدِ مُوسَى مُصَدِّقًا
لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ يَهْدِي إِلَى الْحَقِّ وَإِلَى طَرِيقٍ مُسْتَقِيمٍ} [الأحقاف: 30]
Mereka (Jin) berkata, “Wahai kaum kami!
Sungguh, kami telah mendengarkan Kitab (Al-Qur'an) yang diturunkan setelah
Musa, membenarkan (kitab-kitab) yang datang sebelumnya, membimbing kepada
kebenaran dan kepada jalan yang lurus.” [Al-Ahqaf: 30]
Lihat: Keistimewaan Al-Qur'an
Mengatakan
bahwa Allah punya anak dan istri adalah kedustaan terhadap Allah ta’aalaa. Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{قَالُوا اتَّخَذَ
اللَّهُ وَلَدًا سُبْحَانَهُ هُوَ الْغَنِيُّ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا
فِي الْأَرْضِ إِنْ عِنْدَكُمْ مِنْ سُلْطَانٍ بِهَذَا أَتَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ
مَا لَا تَعْلَمُونَ (68) قُلْ إِنَّ الَّذِينَ يَفْتَرُونَ عَلَى اللَّهِ
الْكَذِبَ لَا يُفْلِحُونَ} [يونس: 68، 69]
Mereka (orang-orang Yahudi dan Nasrani) berkata,
“Allah mempunyai anak.” Mahasuci Dia, Dialah Yang Mahakaya; milik-Nyalah apa
yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Kamu tidak mempunyai alasan kuat
tentang ini. Pantaskah kamu mengatakan tentang Allah apa yang kamu tidak
ketahui? Katakanlah, “Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan
terhadap Allah tidak akan beruntung.” [Yunus: 68-69]
{أَنَّى
يَكُونُ لَهُ وَلَدٌ وَلَمْ تَكُنْ لَهُ صَاحِبَةٌ} [الأنعام: 101]
Bagaimana (mungkin)
Dia mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai istri. [Al-An'am: 101]
Lihat: Tafsir surah Al-Ikhlash
Menghukumi sesuatu itu halal atau haram tanpa dalil adalah kedustaan terhadap Allah ta’aalaa. Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{وَلَا تَقُولُوا لِمَا تَصِفُ
أَلْسِنَتُكُمُ الْكَذِبَ هَذَا حَلَالٌ وَهَذَا حَرَامٌ لِتَفْتَرُوا عَلَى
اللَّهِ الْكَذِبَ إِنَّ الَّذِينَ يَفْتَرُونَ عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ لَا
يُفْلِحُونَ} [النحل: 116]
Dan janganlah kamu mengatakan terhadap
apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta "Ini halal dan Ini
haram", untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya
orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung.
[An-Nahl: 116]
Lihat: Bahaya ucapan; Berdusta terhadap Allah
Ayat
keenam:
{وَأَنَّهُ
كَانَ رِجَالٌ مِنَ الْإِنْسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ مِنَ الْجِنِّ فَزَادُوهُمْ
رَهَقًا} [الجن: 6]
dan sesungguhnya
ada beberapa orang laki-laki dari kalangan manusia yang meminta perlindungan
kepada beberapa laki-laki dari jin, tetapi mereka (jin) menjadikan mereka
(manusia) bertambah sesat.
Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma
berkata ketika menafsirkan ayat ini:
"كَانَ رِجَالٌ مِنَ الْإِنْسِ يَبِيتُ أَحَدُهُمْ بِالْوَادِي
فِي الْجَاهِلِيَّةِ فَيَقُولُ: أَعُوذُ بِعَزِيزِ هَذَا الْوَادِي، فَزَادَهُمْ
ذَلِكَ إِثْمًا" [تفسير الطبري]
"Dahulu beberapa orang jika
bermalam di suatu lembah pada masa Jahiliyah mereka berkata: Aku berlindung
kepada jin penguasa lembah ini! Maka jin tersebut menambah dosa mereka dengan
perbuatannya itu" [Tafsir Ath-Thabariy]
Ø Qatadah -rahimahullah- juga berkata ketika
menafsirkan ayat ini:
"ذُكِرَ لَنَا أَنَّ هَذَا الْحَيَّ مِنَ الْعَرَبِ كَانُوا
إِذَا نَزَلُوا بِوَادٍ قَالُوا: نَعُوذُ بِأَعَزِّ أَهْلِ هَذَا الْمَكَانِ؛
قَالَ اللَّهُ: {فَزَادُوهُمْ رَهَقًا} [الجن: 6] أَيْ إِثْمًا، وَازْدَادَتِ الْجِنُّ عَلَيْهِمْ بِذَلِكَ جَرَاءَةً"
[تفسير الطبري]
"Disiebutkan kepada kami
bahwasanya penduduka kampung ini dari kaum 'Arab dahulu mereka jika singgah di
suatu lembah mereka berdo'a: Kami berlindung kepada jin paling kuat penghuni
tempat ini! Maka Allah berfirman: {Maka jin-jin itu menambah bagi mereka
dosa dan kesalahan} [Al-Jin: 6] Maksudnya: Menambah dosa, dan jin tersebut
bertambah berani dan jahat kepada mereka dengan do'anya tersebut". [Tafsir
Ath-Thabariy]
Lihat: Syarah Kitab tauhid bab (16);Minta pertolongan kepada malaikat dan jin adalah syirik
Ayat
ini adalah dalil larangan meminta kepada jin. Adapun Nabi Sulaiman ‘alaihissalam
yang memerintah jin, maka ini adalah kekhususan yang Allah berikan kepadanya.
Allah subhanahu
wata'ala berfirman:
{وَلِسُلَيْمَانَ
الرِّيحَ غُدُوُّهَا شَهْرٌ وَرَوَاحُهَا شَهْرٌ وَأَسَلْنَا لَهُ عَيْنَ
الْقِطْرِ وَمِنَ الْجِنِّ مَنْ يَعْمَلُ بَيْنَ يَدَيْهِ بِإِذْنِ رَبِّهِ وَمَنْ
يَزِغْ مِنْهُمْ عَنْ أَمْرِنَا نُذِقْهُ مِنْ عَذَابِ السَّعِيرِ (12)
يَعْمَلُونَ لَهُ مَا يَشَاءُ مِنْ مَحَارِيبَ وَتَمَاثِيلَ وَجِفَانٍ
كَالْجَوَابِ وَقُدُورٍ رَاسِيَاتٍ} [سبأ: 12، 13]
Dan Kami (tundukkan) angin bagi Sulaiman, yang
perjalanannya pada waktu pagi sama dengan perjalanan sebulan dan perjalanannya
pada waktu sore sama dengan perjalanan sebulan (pula) dan Kami alirkan cairan
tembaga baginya. Dan sebagian dari jin ada yang bekerja di hadapannya (di bawah
kekuasaannya) dengan izin Tuhannya. Dan siapa yang menyimpang di antara mereka
dari perintah Kami, Kami rasakan kepadanya azab neraka yang apinya
menyala-nyala. Mereka (para jin itu) bekerja untuk Sulaiman sesuai dengan apa
yang dikehendakinya di antaranya (membuat) gedung-gedung yang tinggi,
patung-patung, piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk-periuk
yang tetap (berada di atas tungku). [Saba': 12-13]
Ø Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Nabi ﷺ bersabda:
«إِنَّ عِفْرِيتًا مِنَ
الجِنِّ تَفَلَّتَ عَلَيَّ البَارِحَةَ لِيَقْطَعَ عَلَيَّ الصَّلاَةَ،
فَأَمْكَنَنِي اللَّهُ مِنْهُ، فَأَرَدْتُ أَنْ أَرْبِطَهُ إِلَى سَارِيَةٍ مِنْ
سَوَارِي المَسْجِدِ حَتَّى تُصْبِحُوا وَتَنْظُرُوا إِلَيْهِ كُلُّكُمْ،
فَذَكَرْتُ قَوْلَ أَخِي سُلَيْمَانَ: {رَبِّ هَبْ لِي مُلْكًا لاَ يَنْبَغِي
لِأَحَدٍ مِنْ بَعْدِي}"، فَرَدَّهُ خَاسِئًا» [صحيح البخاري ومسلم]
"Sesungguhnya 'Ifrit dari bangsa Jin
baru saja menggagguku untuk memutus salatku tapi Allah memenangkan aku atasnya,
dan aku berkehendak untuk mengikatnya di salah satu tiang masjid, sehingga
diwaktu Subuh, setiap kalian dapat melihatnya. Namun aku teringat ucapan
saudaraku Sulaiman 'alaihissalam ketika berdoa: {Ya Rabb,
anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak akan dimiliki oleh seorangpun
setelah aku} [Shad: 35]. Kemudian beliau mengusirnya dalam keadaan
hina." [Shahih Bukhari dan Muslim]
Ayat
ketujuh:
{وَأَنَّهُمْ
ظَنُّوا كَمَا ظَنَنْتُمْ أَنْ لَنْ يَبْعَثَ اللَّهُ أَحَدًا} [الجن: 7]
Dan sesungguhnya mereka (jin) mengira seperti kamu
(orang musyrik Mekah) yang juga mengira bahwa Allah tidak akan membangkitkan
kembali siapa pun (pada hari Kiamat).
Lihat beberapa dalil akan adanya
kebangkitan pada hari kiamat dalam Tafsir Surah An-Naba’
Ayat
kedelapan-kesembilan:
{وَأَنَّا
لَمَسْنَا السَّمَاءَ فَوَجَدْنَاهَا مُلِئَتْ حَرَسًا شَدِيدًا وَشُهُبًا (8)
وَأَنَّا كُنَّا نَقْعُدُ مِنْهَا مَقَاعِدَ لِلسَّمْعِ فَمَنْ يَسْتَمِعِ الْآنَ
يَجِدْ لَهُ شِهَابًا رَصَدًا} [الجن: 8، 9]
Dan sesungguhnya kami (jin) telah mencoba mengetahui
(rahasia) langit, maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan
panah-panah api, dan sesungguhnya kami (jin) dahulu dapat menduduki beberapa
tempat di langit itu untuk mencuri dengar (berita-beritanya). Tetapi sekarang
siapa (mencoba) mencuri dengar (seperti itu) pasti akan menjumpai panah-panah
api yang mengintai (untuk membakarnya).
Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu
berkata; Sesungguhnya Nabiyullah ﷺ
bersabda:
" إِذَا قَضَى
اللَّهُ الأَمْرَ فِي السَّمَاءِ، ضَرَبَتِ المَلاَئِكَةُ بِأَجْنِحَتِهَا
خُضْعَانًا لِقَوْلِهِ، كَأَنَّهُ سِلْسِلَةٌ عَلَى صَفْوَانٍ، فَإِذَا فُزِّعَ
عَنْ قُلُوبِهِمْ قَالُوا: مَاذَا قَالَ رَبُّكُمْ؟ قَالُوا لِلَّذِي قَالَ:
الحَقَّ، وَهُوَ العَلِيُّ الكَبِيرُ، فَيَسْمَعُهَا مُسْتَرِقُ السَّمْعِ،
وَمُسْتَرِقُ السَّمْعِ هَكَذَا بَعْضُهُ فَوْقَ بَعْضٍ - وَوَصَفَ سُفْيَانُ
بِكَفِّهِ فَحَرَفَهَا، وَبَدَّدَ بَيْنَ أَصَابِعِهِ - فَيَسْمَعُ الكَلِمَةَ
فَيُلْقِيهَا إِلَى مَنْ تَحْتَهُ، ثُمَّ يُلْقِيهَا الآخَرُ إِلَى مَنْ تَحْتَهُ،
حَتَّى يُلْقِيَهَا عَلَى لِسَانِ السَّاحِرِ أَوِ الكَاهِنِ، فَرُبَّمَا أَدْرَكَ
الشِّهَابُ قَبْلَ أَنْ يُلْقِيَهَا، وَرُبَّمَا أَلْقَاهَا قَبْلَ أَنْ
يُدْرِكَهُ، فَيَكْذِبُ مَعَهَا مِائَةَ كَذْبَةٍ، فَيُقَالُ: أَلَيْسَ قَدْ قَالَ
لَنَا يَوْمَ كَذَا وَكَذَا: كَذَا وَكَذَا، فَيُصَدَّقُ بِتِلْكَ الكَلِمَةِ الَّتِي
سَمِعَ مِنَ السَّمَاءِ " [صحيح البخاري]
"Apabila Allah menetapkan satu perkara
di atas langit maka para malaikat mengepakkan sayap-sayap mereka karena tunduk
kepada firman-Nya, seakan-akan rantai yang berada di atas batu besar. Apabila
hati mereka telah menjadi stabil, mereka berkata; 'Apa yang difirmankan Rabb
kalian?' Mereka menjawab; 'Al-Haq, dan Dia Maha Tinggi lagi Maha Besar.'
Jin-jin pencuri berita mendengarkannya, (mereka bersusun-susun) sebagian di
atas sebagian yang lainnya -Sufyan menggambarkan dengan telapak tangannya
kemudian ia memiringkannya dan menyilangkan di antara jari-jemarinya-. Mereka
mencuri dengar kalimat lalu menyampaikannya kepada yang berada di bawahnya,
kemudian yang lain menyampaikannya kepada yang berada di bawahnya, hingga
disampaikan kepada lisan tukang sihir atau dukun. Bisa jadi jin itu diterjang
bintang sebelum menyampaikannya, dan bisa jadi mereka tidak diterjang oleh
bintang sehingga dapat menyampaikannya, kemudian dicampur dengan seratus
kebohongan. Maka kalimat yang didengar bisa sesuai dengan yang dari
langit." [Shahih Bukhari]
Ø 'Abdullah bin 'Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata:
Seorang sahabat Nabi ﷺ dari kalangan Anshar
bercerita kepadaku;
أَنَّهُمْ بَيْنَمَا هُمْ جُلُوسٌ
لَيْلَةً مَعَ رَسُولِ اللهِ ﷺ رُمِيَ بِنَجْمٍ فَاسْتَنَارَ، فَقَالَ لَهُمْ
رَسُولُ اللهِ ﷺ: «مَاذَا كُنْتُمْ تَقُولُونَ فِي الْجَاهِلِيَّةِ، إِذَا رُمِيَ
بِمِثْلِ هَذَا؟» قَالُوا: اللهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ، كُنَّا نَقُولُ وُلِدَ
اللَّيْلَةَ رَجُلٌ عَظِيمٌ، وَمَاتَ رَجُلٌ عَظِيمٌ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ:
«فَإِنَّهَا لَا يُرْمَى بِهَا لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ، وَلَكِنْ
رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى اسْمُهُ، إِذَا قَضَى أَمْرًا سَبَّحَ حَمَلَةُ
الْعَرْشِ، ثُمَّ سَبَّحَ أَهْلُ السَّمَاءِ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ، حَتَّى
يَبْلُغَ التَّسْبِيحُ أَهْلَ هَذِهِ السَّمَاءِ الدُّنْيَا» ثُمَّ قَالَ: "
الَّذِينَ يَلُونَ حَمَلَةَ الْعَرْشِ لِحَمَلَةِ الْعَرْشِ: مَاذَا قَالَ
رَبُّكُمْ؟ فَيُخْبِرُونَهُمْ مَاذَا قَالَ: قَالَ فَيَسْتَخْبِرُ بَعْضُ أَهْلِ
السَّمَاوَاتِ بَعْضًا، حَتَّى يَبْلُغَ الْخَبَرُ هَذِهِ السَّمَاءَ الدُّنْيَا،
فَتَخْطَفُ الْجِنُّ السَّمْعَ فَيَقْذِفُونَ إِلَى أَوْلِيَائِهِمْ، وَيُرْمَوْنَ
بِهِ، فَمَا جَاءُوا بِهِ عَلَى وَجْهِهِ فَهُوَ حَقٌّ، وَلَكِنَّهُمْ يَقْرِفُونَ
فِيهِ وَيَزِيدُونَ " [صحيح مسلم]
Bahwa pada suatu malam ketika mereka sedang
duduk-duduk bersama Rasulullah ﷺ, tiba-tiba mereka dijatuhi bintang (meteor)
yang bersinar. Maka Rasulullah ﷺ
bertanya kepada mereka: 'Apa yang kalian katakan pada masa jahiliah apabila
dijatuhi bintang seperti ini? ' Jawab mereka; 'Allah dan rasul-Nya yang lebih
tahu. Dahulu kami berkomentar; 'Malam ini telah lahir orang yang besar dan
telah meninggal orang yang besar pula.' Maka Rasulullah ﷺ bersabda, 'Sesungguhnya bintang (meteor) itu tidak jatuh karena
meninggalnya seseorang dan tidak pula karena lahirnya seseorang. Tetapi Rabb
kita, yang nama-Nya penuh berkah dan Mahatinggi, apabila Dia memutuskan suatu
urusan, maka bertasbihlah pemikul 'Arasy, kemudian bertasbih pula penduduk
langit setelah mereka, sehingga tasbih mereka terdengar pula oleh penduduk
langit dunia ini. Kemudian orang-orang yang dekat pemikul 'Arasy berkata kepada
mereka; 'Apa yang telah difirmankan Rabb kalian? ' Lalu mereka ceritakan apa
yang telah difirmankan Allah. Maka penduduk langit yang lainnya pun saling
mencari kabar tersebut sesama mereka, sehingga berita itu sampai pula kepada
penduduk langit dunia ini. Berita itu tertangkap oleh bangsa jin, lalu
dibisikkannya kepada pemimpin-pemimpin mereka, tetapi mereka dilempar
karenanya. Maka apa yang disampaikannya menurut berita yang sebenarnya, itu
benar. Tetapi biasanya mereka bohong dan beritanya mereka tambah-tambah.'
[Shahih Muslim]
Ayat
kesepuluh:
{وَأَنَّا
لَا نَدْرِي أَشَرٌّ أُرِيدَ بِمَنْ فِي الْأَرْضِ أَمْ أَرَادَ بِهِمْ رَبُّهُمْ
رَشَدًا} [الجن: 10]
Dan sesungguhnya kami (jin) tidak mengetahui
(adanya penjagaan itu) apakah keburukan yang dikehendaki orang yang di bumi
ataukah Tuhan mereka menghendaki kebaikan baginya.
Adab
kaum jin yang menyandarkan kebaikan kepada Allah dan tidak menyandarkan
keburukan padaNya.
Dari 'Ali bin Abi Thalib radhiyallahu
'anhu; Rasulullah ﷺ apabila memulai
shalat beliau bertakbir kemudian mengucapkan (do'a iftitah):
" ... لَبَّيْكَ
وَسَعْدَيْكَ وَالْخَيْرُ كُلُّهُ فِي يَدَيْكَ، وَالشَّرُّ لَيْسَ إِلَيْكَ ...
" [صحيح مسلم]
“ … Aku siap untuk menjalankan perintah-Mu
dan taat kepada-Mu. Semua kebaikan ada di tangan-Mu dan kejelekan tidak kembali
(disandarkan) kepada-Mu. ... " [Shahih Muslim]
Jin
tidak mengetahui perkara gaib, Allah subhanahu wata'aalaa
berfirman:
{فَلَمَّا قَضَيْنَا
عَلَيْهِ الْمَوْتَ مَا دَلَّهُمْ عَلَى مَوْتِهِ إِلَّا دَابَّةُ الْأَرْضِ
تَأْكُلُ مِنْسَأَتَهُ فَلَمَّا خَرَّ تَبَيَّنَتِ الْجِنُّ أَنْ لَوْ كَانُوا
يَعْلَمُونَ الْغَيْبَ مَا لَبِثُوا فِي الْعَذَابِ الْمُهِينِ} [سبأ: 14]
Maka ketika Kami telah menetapkan kematian
atasnya (Sulaiman), tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu
kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka ketika dia telah tersungkur,
tahulah jin itu bahwa sekiranya mereka mengetahui yang gaib tentu mereka tidak
tetap dalam siksa yang menghinakan. [Saba': 14]
Ayat
kesebelas-kelimabelas:
{وَأَنَّا
مِنَّا الصَّالِحُونَ وَمِنَّا دُونَ ذَلِكَ كُنَّا طَرَائِقَ قِدَدًا (11)
وَأَنَّا ظَنَنَّا أَنْ لَنْ نُعْجِزَ اللَّهَ فِي الْأَرْضِ وَلَنْ نُعْجِزَهُ
هَرَبًا (12) وَأَنَّا لَمَّا سَمِعْنَا الْهُدَى آمَنَّا بِهِ فَمَنْ يُؤْمِنْ
بِرَبِّهِ فَلَا يَخَافُ بَخْسًا وَلَا رَهَقًا (13) وَأَنَّا مِنَّا
الْمُسْلِمُونَ وَمِنَّا الْقَاسِطُونَ فَمَنْ أَسْلَمَ فَأُولَئِكَ تَحَرَّوْا
رَشَدًا (14) وَأَمَّا الْقَاسِطُونَ فَكَانُوا لِجَهَنَّمَ حَطَبًا} [الجن: 11-15]
Dan sesungguhnya di
antara kami (jin) ada yang saleh dan ada (pula) kebalikannya. Kami menempuh
jalan yang berbeda-beda. Dan sesungguhnya kami (jin) telah menduga, bahwa kami
tidak akan mampu melepaskan diri (dari kekuasaan) Allah di bumi dan tidak
(pula) dapat lari melepaskan diri (dari)-Nya. Dan sesungguhnya ketika kami
(jin) mendengar petunjuk (Al-Qur'an), kami beriman kepadanya. Maka barangsiapa
beriman kepada Tuhan, maka tidak perlu ia takut rugi atau berdosa. Dan di antara
kami ada yang Islam dan ada yang menyimpang dari kebenaran. Siapa yang Islam,
maka mereka itu telah memilih jalan yang lurus. Dan adapun yang menyimpang dari
kebenaran, maka mereka menjadi bahan bakar bagi neraka Jahanam.”
Jin
juga diperintahkan beribadah kepada Allah ta’aalaa. Allah subhanahu
wata'aalaa berfirman:
{وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ} [الذاريات:
56]
Dan Aku tidak menciptakan jin dan
manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. [Adz-Dzariyaat:56]
Sekuat-kuatnya
jin, mereka tidak mampu keluar dari kekuasaan Allah ta’aalaa. Dari
Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah ﷺ bersabda:
" إِذَا دَخَلَ الرَّجُلُ بَيْتَهُ، فَذَكَرَ اللهَ عِنْدَ
دُخُولِهِ وَعِنْدَ طَعَامِهِ، قَالَ الشَّيْطَانُ: لَا مَبِيتَ لَكُمْ، وَلَا
عَشَاءَ، وَإِذَا دَخَلَ، فَلَمْ يَذْكُرِ اللهَ عِنْدَ دُخُولِهِ، قَالَ
الشَّيْطَانُ: أَدْرَكْتُمُ الْمَبِيتَ، وَإِذَا لَمْ يَذْكُرِ اللهَ عِنْدَ
طَعَامِهِ، قَالَ: أَدْرَكْتُمُ الْمَبِيتَ وَالْعَشَاءَ " [صحيح
مسلم]
Jika seseorang masuk rumahnya lalu menyebut
nama Allah ketika masuk dan ketika makan, setan berkata kepada temannya:
"Tidak ada tempat menginap dan makan malam untuk kalian". Dan jika ia
masuk rumah lalu tidak meyebut nama Allah ketika masuk, setan berkata: "Kalian
mendapatkan penginapan", dan jika ia tidak menyebut nama Allah ketika
makan, setan berkata: "Kalian mendapatkan penginapan dan makan
malam". [Sahih Muslim]
Lihat: Tafsir surah Ar-Rahman ayat 33; “Tidak ada yang bisa keluar dari kekuasaan Allah”
Ayat
keenambelas-ketujuhbelas:
{وَأَلَّوِ
اسْتَقَامُوا عَلَى الطَّرِيقَةِ لَأَسْقَيْنَاهُمْ مَاءً غَدَقًا (16)
لِنَفْتِنَهُمْ فِيهِ وَمَنْ يُعْرِضْ عَنْ ذِكْرِ رَبِّهِ يَسْلُكْهُ عَذَابًا
صَعَدًا} [الجن: 16، 17]
Dan sekiranya
mereka tetap berjalan di atas jalan itu, niscaya Kami akan mencurahkan kepada
mereka air yang cukup. Dengan (cara) itu Kami hendak menguji mereka. Dan
barangsiapa berpaling dari peringatan Tuhannya (Al-Qur’an), niscaya akan
dimasukkan-Nya ke dalam azab yang sangat berat.
Ada dua penafsiran makna “الطريقة” pada ayat ini:
1.
Jalan
yang lurus yaitu Islam, mereka akan mendapatkan kenikmatan dan diuji dengan
kenikmatan tersebut.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا
عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا
فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ} [الأعراف: 96]
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman
dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit
dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat kami) itu, maka Kami siksa
mereka disebabkan perbuatannya. [Al-A'raaf:96]
2.
Jalan
kesesatan dan kekufuran; Mereka mendapatkan kenikmatan sebagai ujian dan
istidraj.
Dari 'Uqbah bin 'Amir radhiyallahu
'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
" إِذَا رَأَيْتَ اللهَ
يُعْطِي الْعَبْدَ مِنَ الدُّنْيَا عَلَى مَعَاصِيهِ مَا يُحِبُّ، فَإِنَّمَا هُوَ
اسْتِدْرَاجٌ "
“Jika kalian melihat Allah memberi seorang
hamba kenikmatan dunia yang diinginkannya sementara ia melakukan maksiat, maka
ketahuilah sesungguhnya itu cuma istidraaj (pancingan)”.
Kemudian Rasulullah ﷺ membaca firman Allah ...
{فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ
كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا
هُمْ مُبْلِسُونَ} [الأنعام: 44]
Maka tatkala mereka melupakan peringatan
yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu
kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang
telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka
ketika itu mereka terdiam berputus asa. [Al-An'am:44] [Musnad Ahmad: Sahih]
Ayat
kedelapanbelas-keduapuluh:
{وَأَنَّ
الْمَسَاجِدَ لِلَّهِ فَلَا تَدْعُوا مَعَ اللَّهِ أَحَدًا (18) وَأَنَّهُ لَمَّا
قَامَ عَبْدُ اللَّهِ يَدْعُوهُ كَادُوا يَكُونُونَ عَلَيْهِ لِبَدًا (19) قُلْ
إِنَّمَا أَدْعُو رَبِّي وَلَا أُشْرِكُ بِهِ أَحَدًا} [الجن:
18 - 20]
Dan sesungguhnya
masjid-masjid itu adalah untuk Allah. Maka janganlah kamu menyembah apa pun di
dalamnya selain Allah. Dan sesungguhnya ketika hamba Allah (Muhammad) berdiri
menyembah-Nya (melaksanakan salat), mereka itu berdesakan mengerumuninya.
Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya aku hanya menyembah Tuhanku dan aku tidak
mempersekutukan sesuatu pun dengan-Nya.”
Seluruh muka bumi adalah mesjid,
tidak boleh meminta kepada selain Allah ta’aalaa. Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu
'anhuma; Rasulullah ﷺ bersabda:
" أُعْطِيتُ خَمْسًا لَمْ
يُعْطَهُنَّ أَحَدٌ مِنَ الأَنْبِيَاءِ قَبْلِي: ...، وَجُعِلَتْ لِي الأَرْضُ
مَسْجِدًا وَطَهُورًا، ... " [صحيح البخاري ومسلم]
“Aku diberi lima perkara yang tidak diberikan kepada seorang
nabi pun sebelumku: …, dan dijadikan untukku bumi sebagai mesjid dan alat
bersuci (pengganti air) … ". [Sahih Bukhari dan Muslim]
Siapakah yang berdesakan mengerumuni
Nabi ﷺ?
1)
Mereka adalah para jin yang antusias
mendengarkan bacaan Al-Qur’an dari Nabi ﷺ.
2)
Mereka adalah para sahabat Nabi yang
antusian mengambil teladan darinya ﷺ.
3)
Mereka adalah orang-orang kafir dari
kalangan jin dan manusia yang ingin mengalangi da’wah Nabi ﷺ.
Ayat
keduapuluhsatu-keduapuluhtiga:
{قُلْ
إِنِّي لَا أَمْلِكُ لَكُمْ ضَرًّا وَلَا رَشَدًا (21) قُلْ إِنِّي لَنْ
يُجِيرَنِي مِنَ اللَّهِ أَحَدٌ وَلَنْ أَجِدَ مِنْ دُونِهِ مُلْتَحَدًا (22)
إِلَّا بَلَاغًا مِنَ اللَّهِ وَرِسَالَاتِهِ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ
فَإِنَّ لَهُ نَارَ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا} [الجن: 21 - 23]
Katakanlah
(Muhammad), “Aku tidak kuasa menolak mudarat maupun mendatangkan kebaikan
kepadamu.” Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya tidak ada sesuatu pun yang
dapat melindungiku dari (azab) Allah dan aku tidak akan memperoleh tempat
berlindung selain dari-Nya. (Aku hanya) menyampaikan (peringatan) dari Allah
dan risalah-Nya. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka
sesungguhnya dia akan mendapat (azab) neraka Jahanam, mereka kekal di dalamnya
selama-lamanya.”
Nabi ﷺ
tidak mampu melindungi dirinya sendiri dari Allah, apalagi orang lain. Allah subhanahu
wata'aalaa berfirman:
{قُل لَّا أَمْلِكُ لِنَفْسِي ضَرًّا وَلَا نَفْعًا إِلَّا مَا
شَاءَ اللَّهُ} [يونس: 49]
Katakanlah: "Aku tidak berkuasa mendatangkan
kemudharatan dan tidak (pula) kemanfaatan kepada diriku, melainkan apa yang
dikehendaki Allah". [Yunus: 49]
Ø Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«يَا بَنِي كَعْبِ بْنِ لُؤَيٍّ، أَنْقِذُوا أَنْفُسَكُمْ مِنَ
النَّارِ، يَا بَنِي مُرَّةَ بنِ كَعْبٍ، أَنْقِذُوا أَنْفُسَكُمْ مِنَ النَّارِ،
يَا بَنِي عَبْدِ شَمْسٍ، أَنْقِذُوا أَنْفُسَكُمْ مِنَ النَّارِ، يَا بَنِي
عَبْدِ مَنَافٍ، أَنْقِذُوا أَنْفُسَكُمْ مِنَ النَّارِ، يَا بَنِي هَاشِمٍ،
أَنْقِذُوا أَنْفُسَكُمْ مِنَ النَّارِ، يَا بَنِي عَبْدِ الْمُطَّلِبِ،
أَنْقِذُوا أَنْفُسَكُمْ مِنَ النَّارِ، يَا فَاطِمَةُ، أَنْقِذِي نَفْسَكِ مِنَ
النَّارِ، فَإِنِّي لَا أَمْلِكُ لَكُمْ مِنَ اللهِ شَيْئًا، غَيْرَ أَنَّ لَكُمْ
رَحِمًا سَأَبُلُّهَا بِبَلَالِهَا» [صحيح مسلم]
“Wahai Bani (anak cucu) Ka'b bin Lu'aiy .. selamatkanlah diri
kalian dari neraka, wahai Bani Murrah bin Ka'b .. selamatkanlah diri kalian
dari neraka, wahai Bani Abdi Syams .. selamatkanlah diri kalian dari neraka,
wahai Bani Abdi Manaf .. selamatkanlah diri kalian dari neraka, wahai Bani
Hasyim .. selamatkanlah diri kalian dari neraka, wahai Bani Abdi Al-Muthalib ..
selamatkanlah diri kalian dari neraka, wahai Fatimah .. selamatkanlah dirimu
dari neraka, karena sesungguhnya aku tidak memiliki kuasa untuk kalian di sisi
Allah sedikit pun, hanya saja kalian punya hubungan kerabat denganku, aku akan
menyambungnya sebagaimana mestinya". [Sahih muslim]
Yang kekal di neraka hanya orang
kafir, musyrik, dan munafiq. Adapun pelaku maksiat selainnya dari orang
beriman, maka akan mendapatkan ampunan. Allah subhanahu wata'aalaa
berfirman:
{إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ
ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ} [النساء: 48]
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa
syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi
siapa yang dikehendaki-Nya. [An-Nisaa: 48 dan 116]
Ayat
keduapuluhempat-keduapuluhtujuh:
{حَتَّى
إِذَا رَأَوْا مَا يُوعَدُونَ فَسَيَعْلَمُونَ مَنْ أَضْعَفُ نَاصِرًا وَأَقَلُّ
عَدَدًا (24) قُلْ إِنْ أَدْرِي أَقَرِيبٌ مَا تُوعَدُونَ أَمْ يَجْعَلُ لَهُ
رَبِّي أَمَدًا (25) عَالِمُ الْغَيْبِ فَلَا يُظْهِرُ عَلَى غَيْبِهِ أَحَدًا
(26) إِلَّا مَنِ ارْتَضَى مِنْ رَسُولٍ فَإِنَّهُ يَسْلُكُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ
وَمِنْ خَلْفِهِ رَصَدًا} [الجن: 24 - 27]
Sehingga apabila
mereka melihat (azab) yang diancamkan kepadanya, maka mereka akan mengetahui
siapakah yang lebih lemah penolongnya dan lebih sedikit jumlahnya. Katakanlah
(Muhammad), “Aku tidak mengetahui, apakah azab yang diancamkan kepadamu itu
sudah dekat ataukah Tuhanku menetapkan waktunya masih lama.” Dia Mengetahui
yang gaib, tetapi Dia tidak memperlihatkan kepada siapa pun tentang yang gaib
itu. Kecuali kepada rasul yang diridai-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan
penjaga-penjaga (malaikat) di depan dan di belakangnya.
Allah ta’aalaa akan memberikan pertolongan kepada
orang beriman di dunia dan di akhirat. Allah subhanahu wata'aalaa
berfirman:
{إِنَّا لَنَنْصُرُ رُسُلَنَا وَالَّذِينَ آمَنُوا فِي الْحَيَاةِ
الدُّنْيَا وَيَوْمَ يَقُومُ الْأَشْهَادُ} [غافر: 51]
Sesungguhnya Kami akan menolong rasul-rasul Kami
dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari tampilnya para
saksi (hari Kiamat). [Gafir: 51]
Nabi dan para malaikat tidak
mengetahui perkara gaib kecuali yang Allah sampaikan kepadanya. Allah subhanahu wata'aalaa
berfirman:
{قُلْ لَا أَمْلِكُ لِنَفْسِي نَفْعًا وَلَا ضَرًّا إِلَّا مَا
شَاءَ اللَّهُ وَلَوْ كُنْتُ أَعْلَمُ الْغَيْبَ لَاسْتَكْثَرْتُ مِنَ الْخَيْرِ
وَمَا مَسَّنِيَ السُّوءُ إِنْ أَنَا إِلَّا نَذِيرٌ وَبَشِيرٌ لِقَوْمٍ
يُؤْمِنُونَ} [الأعراف: 188]
Katakanlah (Muhammad), “Aku tidak kuasa
mendatangkan manfaat maupun menolak mudarat bagi diriku kecuali apa yang
dikehendaki Allah. Sekiranya aku mengetahui yang gaib, niscaya aku membuat
kebajikan sebanyak-banyaknya dan tidak akan ditimpa bahaya. Aku hanyalah
pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman.” [Al-A'raf: 188]
Ø Ketika Jibril ‘alaihissalam
bertanya tentang hari kiamat, Rasulullah ﷺ menjawab:
"مَا
المَسْئُولُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ" [صحيح البخاري ومسلم]
" Tidaklah
yang ditanya tentang itu lebih tau dari pada yang bertanya". [Sahih
Bukhari dan Muslim]
Siapa yang mengaku telah mengetahui perkara gaib atau mempercayainya maka
ia telah kafir. Dari Abu
Hurairah dan Al-Hasan -radhiyallahu 'anhuma-; Rasulullah ﷺ bersabda:
" مَنْ أَتَى
كَاهِنًا، أَوْ عَرَّافًا، فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ، فَقَدْ كَفَرَ بِمَا
أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ " [مسند أحمد:
حسن]
" Barangsiapa
yang mendatangi tukan sihir atau peramal dan membenarkan perkataannya, berarti
ia telah kafir tehadap apa yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad".
[Musnad Ahmad: Hasan]
Lihat: Syarah Kitab Tauhid bab (26); Dukun (tukang ramal) dan sejenisnya
Ayat
keduapuluhdelapan:
{لِيَعْلَمَ
أَنْ قَدْ أَبْلَغُوا رِسَالَاتِ رَبِّهِمْ وَأَحَاطَ بِمَا لَدَيْهِمْ وَأَحْصَى
كُلَّ شَيْءٍ عَدَدًا} [الجن: 28]
Agar Dia mengetahui
bahwa rasul-rasul itu sungguh telah menyampaikan risalah Tuhannya, sedang
(ilmu-Nya) meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu
satu persatu.
Maknya
ayat ini:
a.
Agar Muhammad mengetahui
bahwa para Rasul sebelumnya telah menyampaikan risalah Tuhannya.
b.
Agar Muhammad mengetahui
bahwa para malaikat telah menyampaikan risalah Tuhannya.
c.
Agar kaum musyrikin
mengetahui bahwa para Rasul telah menyampaikan risalah Tuhannya.
d.
Agar Allah mengetahui untuk
memberi balasan, sedangkan Allah telah mengetahui segala sesuatu sebelum
terjadi. Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{إِنْ يَمْسَسْكُمْ قَرْحٌ فَقَدْ مَسَّ الْقَوْمَ قَرْحٌ مِثْلُهُ
وَتِلْكَ الْأَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ النَّاسِ وَلِيَعْلَمَ اللَّهُ
الَّذِينَ آمَنُوا وَيَتَّخِذَ مِنْكُمْ شُهَدَاءَ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ
الظَّالِمِينَ} [آل عمران: 140]
Jika kamu (pada Perang Uhud) mendapat
luka, maka mereka pun (pada Perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa
(kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka
mendapat pelajaran), dan agar Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan
orang-orang kafir) dan agar sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai)
syuhada. Dan Allah tidak menyukai orang-orang zalim. [Ali 'Imran: 140]
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Tafsir surah “Al-Kafirun” - Tafsir surah Al-Kautsar - Tafsir surah Al-Lahab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...