Rabu, 25 Juni 2025

Kitab I’tisham, bab (19) Firman Allah ta'aalaa {Dan demikianlah Kami jadikan kalian umat yang wasath}

بسم الله الرحمن الرحيم

Imam Bukhari rahimahullah berkata:

"بَاب: قَوْلِهِ تَعَالَى: ﴿وَكَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا﴾ [البقرة: ١٤٣] وَمَا أَمَرَ النَّبِيُّ ﷺ بِلُزُومِ الْجَمَاعَةِ، وَهُمْ أَهْلُ الْعِلْمِ"

“Bab: Firman Allah ta’aalaa {Dan demikianlah Kami jadikan kalian umat yang wasath} [Al-Baqarah: 143] Dan perintah Nabi untuk membersamai Al-Jama’ah yang mana mereka adalah orang berilmu”

Dalam bab ini, imam Bukhari menjelaskan keitimewaan umat Islam, yaitu umat yang terpercaya karena selalu bersatu di atas ilmu yaitu Al-Qur'an dan Sunnah.

A.    Hadits perintah mengikuti Jama'ah.

Dari Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

"عَلَيْكُمْ بِالجَمَاعَةِ وَإِيَّاكُمْ وَالفُرْقَةَ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ مَعَ الوَاحِدِ وَهُوَ مِنَ الِاثْنَيْنِ أَبْعَدُ، مَنْ أَرَادَ بُحْبُوحَةَ الجَنَّةِ فَلْيَلْزَمُ الجَمَاعَةَ" [سنن الترمذي: صحيح]

"Hendaklah kalian berjama'ah, dan janganlah kalian berpecah, karena sesungguhnya setan itu bersama orang yang sendiri, sedangkan terhadap orang yang berdua lebih jauh, barangsiapa yang menginginkan tempat terbaik di surga maka hendaklah ia mengikuti jama'ah." [Sunan Tirmidzi: Sahih]

Ø  Dari 'Arfajah bin Syuraih Al-Asyja'iy radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

"إِنَّ يَدَ اللَّهِ مَعَ الْجَمَاعَةِ، وَإِنَّ الشَّيْطَانَ مَعَ مَنْ فَارَقَ الْجَمَاعَةَ يَرْتَكِضُ" [صحيح ابن حبان]

“Sesungguhnya tangan Allah bersama jama'ah, dan sesungguhnya setan bersama orang yang menyalahi al-jama'ah sambil berlari-lari”. [Sahih Ibnu Hibban]

Ø  Dari Abu Ad-Darda' radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

"عَلَيْكَ بِالْجَمَاعَةِ فَإِنَّمَا يَأْكُلُ الذِّئْبُ الْقَاصِيَةَ" [سنن أبي داود: حسنه الألباني]

"Hendaklah kalian berjama'ah karena sesungguhnya serigala hanya menerkam kambing yang menyendiri". [Sunan Abu Daud: Hasan]

Ø  Dari Salman radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

"الْبَرَكَةُ فِي ثَلَاثَةٍ: فِي الْجَمَاعَةِ، وَالثَّرِيدِ، وَالسُّحُورِ"

“Berkah itu ada pada tiga hal: Dalam berjama'ah, makanan "tsariid", dan sahur". [Silsilah Ash-Shahihah no.1045]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Nabi bersabda:

"مَنْ خَرَجَ مِنَ الطَّاعَةِ، وَفَارَقَ الْجَمَاعَةَ فَمَاتَ، مَاتَ مِيتَةً جَاهِلِيَّةً»" [صحيح مسلم]

“Barangsiapa keluar dari ketaatan dan tidak mau bergabung dengan Jamaah kemudian ia mati, maka matinya seperti mati jahiliah." [Shahih Muslim]

Ø  Dari Mu'awiyah bin Abi Sufyan radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah bersabda:

«أَلَا إِنَّ مَنْ قَبْلَكُمْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ افْتَرَقُوا عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِينَ مِلَّةً، وَإِنَّ هَذِهِ الْمِلَّةَ سَتَفْتَرِقُ عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبْعِينَ: ثِنْتَانِ وَسَبْعُونَ فِي النَّارِ، وَوَاحِدَةٌ فِي الْجَنَّةِ، وَهِيَ الْجَمَاعَةُ» [سنن أبي داود: حسنه الألباني]

“Ketahuilah sesungguhnya orang-orang sebelum kalian dari ahli kitab telah berpecah menjadi tujuhpuluh dua umat, dan sesungguhnya umat ini (Islam) akan terpecah menjadi tujuhpuluh tiga: tujuhpuluh dua masuk neraka, dan satu masuk surga, yaitu "al-jama'ah".” [Sunan Abu Daud: Hasan]

Lihat: Kuatkan persatuan dan persaudaraan

B.     Makna “Al-Jama'ah”.

Ada beberapa pendapat ulama tentang makna “Al-Jama’ah” diantaranya:

a.      Kelompok kaum muslimin bersama pemimpinnya (pemerintah yang sah).

Hudzaifah bin Al-Yaman radhiyallahu 'anhuma berkata:

يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّا كُنَّا فِي جَاهِلِيَّةٍ وَشَرٍّ، فَجَاءَنَا اللَّهُ بِهَذَا الخَيْرِ، فَهَلْ بَعْدَ هَذَا الخَيْرِ مِنْ شَرٍّ؟ قَالَ: «نَعَمْ» قُلْتُ: وَهَلْ بَعْدَ ذَلِكَ الشَّرِّ مِنْ خَيْرٍ؟ قَالَ: «نَعَمْ، وَفِيهِ دَخَنٌ» قُلْتُ: وَمَا دَخَنُهُ؟ قَالَ: «قَوْمٌ يَهْدُونَ بِغَيْرِ هَدْيِي، تَعْرِفُ مِنْهُمْ وَتُنْكِرُ» قُلْتُ: فَهَلْ بَعْدَ ذَلِكَ الخَيْرِ مِنْ شَرٍّ؟ قَالَ: «نَعَمْ، دُعَاةٌ إِلَى أَبْوَابِ جَهَنَّمَ، مَنْ أَجَابَهُمْ إِلَيْهَا قَذَفُوهُ فِيهَا» قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، صِفْهُمْ لَنَا؟ فَقَالَ: «هُمْ مِنْ جِلْدَتِنَا، وَيَتَكَلَّمُونَ بِأَلْسِنَتِنَا» قُلْتُ: فَمَا تَأْمُرُنِي إِنْ أَدْرَكَنِي ذَلِكَ؟ قَالَ: تَلْزَمُ جَمَاعَةَ المُسْلِمِينَ وَإِمَامَهُمْ، قُلْتُ: فَإِنْ لَمْ يَكُنْ لَهُمْ جَمَاعَةٌ وَلاَ إِمَامٌ؟ قَالَ «فَاعْتَزِلْ تِلْكَ الفِرَقَ كُلَّهَا، وَلَوْ أَنْ تَعَضَّ بِأَصْلِ شَجَرَةٍ، حَتَّى يُدْرِكَكَ المَوْتُ وَأَنْتَ عَلَى ذَلِكَ» [صحيح البخاري ومسلم]

"Wahai Rasulullah, dahulu kami berada pada masa jahiliyyah dan keburukan lalu Allah mendatangkan kebaikan ini kepada kami, apakah setelah kebaikan ini akan datang keburukan?". Beliau menjawab: "Ya". Aku bertanya lagi; "Apakah setelah keburukan itu akan datang lagi kebaikan?". Beliau menjawab: "Ya, akan tetapi di dalamnya ada "dakhan" (kotorannya)". Aku bertanya lagi; "Apa kotorannya itu?". Beliau menjawab: "Yaitu suatu kaum yang memimpin tanpa mengikuti petunjukku, kamu mengenalnya tapi sekaligus kamu ingkari (amalannya ada yang baik dan ada yang buruk)". Aku kembali bertanya; "Apakah setelah kebaikan (yang ada kotorannya itu) akan timbul lagi keburukan?". Beliau menjawab: "Ya, yaitu para penyeru yang mengajak ke pintu jahannam. Siapa yang memenuhi seruan mereka maka akan dilemparkan ke dalamnya". Aku kembali bertanya; "Wahai Rasulullah, berikan sifat-sifat (ciri-ciri) mereka kepada kami?". Beliau menjelaskan: "Mereka itu berasal dari kalian dan berbicara dengan bahasa kalian". Aku katakan; "Apa yang baginda perintahkan kepadaku bila aku menemui (zaman) keburukan itu?". Beliau menjawab: "Kamu tetap berpegang (bergabung) kepada jama'atul miuslimin dan pemimpin mereka". Aku kembali berkata; "Jika saat itu tidak ada jama'atul muslimin dan juga tidak ada pemimpin (Islam)?". Beliau menjawab: "Kamu tinggalkan seluruh firqah (kelompok/golongan) sekalipun kamu harus memakan akar pohon hingga maut menjemputmu dan kamu tetap berada di dalam keadaan itu (berpegang kepada kebenaran) ". [Shahih Bukhari dan Muslim]

Lihat: Hadits Hudzaifah; Da’i yang mengajak kepada neraka Jahannam

b.      Para ulama mujtahid yang berpegang-teguh dengan Al-Qur'an dan Sunnah berdasarkan pemahaman para Sahabat dan yang mengikutinya (salaf).

Ini adalah pendapat yang dikuatkan oleh imam Al-Bukhari dalam bab ini. Abdullah bin 'Amr radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah bersabda:

"إِنَّ بني إسرائيل تَفَرَّقَتْ عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِينَ مِلَّةً، وَتَفْتَرِقُ أُمَّتِي عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبْعِينَ مِلَّةً، كُلُّهُمْ فِي النَّارِ إِلَّا مِلَّةً وَاحِدَةً"

"Sesungguhnya Bani Israil terlah terpecah menjadi tujuhpuluh dua golongan, dan umatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan, semuanya akan masuk neraka kecuali satu golongan".

Sahabat bertanya: Siapa mereka itu Ya Rasulullah? Rasulullah menjawab:

«مَا أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَابِي» [سنن الترمذي: حسنه الألباني]

“Mereka yang mengikuti sunnahku dan sunnah para sahabatku.” [Sunan Tirmidzi: Hasan]

Ø  Amr bin Maimun Al-Audiy rahimahullah berkata:

"الجماعةُ ما وافق الحقَّ وإنْ كنتَ وحدَك"

“Al-Jama’ah adalah semua yang sesuai dengan kebenaran sekalipun engkau sendiri”. [Al-Madkhal karya Al-Baihaqiy]

Nb: Kedua pendapat ini tidaklah bertentangan karena para ulama tentunya akan selalu mengajak kepada persatuan kaum muslimin dan taat kepada pemimpinnya. Wallahu a’lam!

Lihat: Kitab I’tisham, bab (16) Perintah Nabi ﷺ untuk mengikuti apa yang telah disepakati oleh ahli ilmu

C.     Hadits Abu Sa’id Al-Khudriy.

Imam Bukhari rahimahullah berkata:

٦٩١٧ - حدثنا إسحق بْنُ مَنْصُورٍ: حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ [حماد بن أسامة]: حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ: حَدَّثَنَا أَبُو صَالِحٍ [ذكوان]، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيَّ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: "يُجَاءُ بِنُوحٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، فَيُقَالُ لَهُ: هَلْ بلَّغت؟ فَيَقُولُ: نَعَمْ يَا ربِّ، فتُسأل أُمَّتُهُ: هَلْ بلَّغكم، فَيَقُولُونَ: مَا جَاءَنَا مِنْ نَذِيرٍ، فَيَقُولُ: مَنْ شُهُودُكَ، فَيَقُولُ: مُحَمَّدٌ وَأُمَّتُهُ، فَيُجَاءُ بِكُمْ فَتَشْهَدُونَ، ثُمَّ قَرَأَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: ﴿وَكَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وسطًا﴾ - قَالَ: عَدْلًا - ﴿لِتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرسول عليكم شهيدًا﴾".

Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Manshur, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Abu Usamah [Hammad bin Usamah], ia berakta: Telah menceritakan kepada kami Al-A'masy, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Abu Shalih [Dzakwan], dari Abu Sa'id Al-Khudriy berkata, "Rasulullah bersabda, "Nabi Nuh didatangkan pada hari kiamat lantas ditanya, 'Sudahkah kamu menyampaikan?' ia menjawab, 'Benar ya Rabbi.' Umatnya kemudian ditanya, 'Apakah dia memang benar telah menyampaikan kepada kalian?' Mereka menjawab, 'Belum ada seorang pemberi peringatan kepada kita.' Lantas Allah bertanya lagi: 'Siapa yang menjadi saksimu?' Nuh menjawab, 'Muhammad dan umatnya.' Lantas kalian didatangkan dan kalian bersaksi." Kemudian Rasulullah membaca ayat: '{Dan demikianlah Kami jadikan kalian umat yang wasath} ' [Al-Baqarah 143] Kata Rasulullah : Wasath artinya adil (terpercaya) '{Agar kalian menjadi saksi atas semua manusia dan agar rasul sebagai saksi atas kalian} ' [Al-Baqarah 143]

وَعَنْ جَعْفَرِ بْنِ عَوْنٍ: حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، عَنِ النبي ﷺ بهذا.

Dan dari Ja'far bin Aun, telah menceritakan kepada kami Al A'masy dari Abu Shalih dari Abu Sa'id alkhudzri dari Nabi dengan ini."

Penjelasan singkat hadits ini:

1.      Biografi Abu Sa’id Al-Khudriy radhiyallahu ‘anhu.

Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/

2.      Semua manusia mempertanggung-jawabkan perbuatannya, termasuk para Nabi dan Rasul.

3.      Nabi Nuh ‘alaihissalam adalah Rasul pertama.

Anas radhiallahu'anhu mengatakan: Rasulullah bersabda:

" يَجْمَعُ اللَّهُ النَّاسَ يَوْمَ القِيَامَةِ، فَيَقُولُونَ: لَوِ اسْتَشْفَعْنَا عَلَى رَبِّنَا حَتَّى يُرِيحَنَا مِنْ مَكَانِنَا، فَيَأْتُونَ آدَمَ فَيَقُولُونَ: أَنْتَ الَّذِي خَلَقَكَ اللَّهُ بِيَدِهِ، وَنَفَخَ فِيكَ مِنْ رُوحِهِ، وَأَمَرَ المَلاَئِكَةَ فَسَجَدُوا لَكَ، فَاشْفَعْ لَنَا عِنْدَ رَبِّنَا. فَيَقُولُ: لَسْتُ هُنَاكُمْ، وَيَذْكُرُ خَطِيئَتَهُ، وَيَقُولُ: ائْتُوا نُوحًا، أَوَّلَ رَسُولٍ بَعَثَهُ اللَّهُ، ... "

"Pada hari kiamat Allah mengumpulkan seluruh manusia, mereka berujar, 'Duhai sekiranya kita meminta syafaat kepada Tuhan kita sehingga Dia bisa meringankan penderitaan kita di tempat kita ini.' Maka mereka menemui Adam dan mengutarakan hajat mereka, 'Engkaulah manusia yang Allah cipta dengan tangan-Nya dan Dia tiupkan ruh-Nya kepadamu, dan Dia perintahkan para malaikat untuk sujud kepadamu, maka tolonglah engkau meminta syafaat kepada Tuhan kami!' Namun Adam menjawab, 'Di sini bukan tempatku untuk meringankan kalian,' Adam lalu menyebut-nyebut kesalahannya dan berujar, 'datangilah Nuh, rasul pertama-tama yang Allah utus.' ... [Shahih Bukhari]

Lihat: Syarah hadits tentang Syafa’at Kubra di padang mahsyar

4.      Semua Nabi dan Rasul sudah menunaikan tugasnya menyampaikan da'wah kepada umatnya.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{لِّيَعْلَمَ أَن قَدْ أَبْلَغُوا رِسَالَاتِ رَبِّهِمْ وَأَحَاطَ بِمَا لَدَيْهِمْ وَأَحْصَىٰ كُلَّ شَيْءٍ عَدَدًا} [الجن : 28]

Supaya Dia mengetahui, bahwa sesungguhnya rasul-rasul itu telah menyampaikan risalah-risalah Tuhannya, sedang (sebenarnya) ilmu-Nya meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu satu persatu. [Al-Jin: 28]

5.      Orang kafir berani berdusta sekalipun di hadapan Allah ‘azza wajalla.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{ثُمَّ لَمْ تَكُن فِتْنَتُهُمْ إِلَّا أَن قَالُوا وَاللَّهِ رَبِّنَا مَا كُنَّا مُشْرِكِينَ (23) انظُرْ كَيْفَ كَذَبُوا عَلَىٰ أَنفُسِهِمْ ۚ وَضَلَّ عَنْهُم مَّا كَانُوا يَفْتَرُونَ} [الأنعام : 23-24]

Kemudian tiadalah fitnah mereka, kecuali mengatakan: "Demi Allah, Tuhan kami, tiadalah kami mempersekutukan Allah". Lihatlah bagaimana mereka telah berdusta kepada diri mereka sendiri dan hilanglah daripada mereka sembahan-sembahan yang dahulu mereka ada-adakan. [Al-An'am: 23-24]

6.      Keistimewaan Nabi Muhammad dan umatnya menjadi saksi untuk para Nabi di akhirat.

Lihat: Keistimewaan Nabi Muhammad dalam Al-Qur’an

7.      Imam bukhari berpendapat bahwa "umatan wasathan" yang dimaksud adalah ulama, bukan seluruh umat.

Dalam kitab “Khalqu Af’alul ‘ibad” imam Bukhari menjelaskan bahwa kelompok ini adalah yang dimaksudkan dalam hadits dari Abu Sa’id Al-Khudriy radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah bersabda:

"يُجَاءُ بِنُوحٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيُقَالُ لَهُ هَلْ بَلَّغْتَ؟ فَيَقُولُ: نَعَمْ يَا رَبِّ، فَتُسْأَلُ أُمَّتُهُ: هَلْ بَلَّغَكُمْ؟ فَيَقُولُونَ: مَا جَاءَنَا مِنْ نَذِيرٍ، فَيُقَالُ: مَنْ شُهُودُكَ؟ فَيَقُولُ: مُحَمَّدٌ وَأُمَّتُهُ، فَيُجَاءَ بِكُمْ فَتَشْهَدُونَ، ثُمَّ قَرَأَ النَّبِيُّ ﷺ: {وَكَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا} [البقرة: 143] قَالَ أَبُو عَبْدِ اللَّهِ: هُمُ الطَّائِفَةُ الَّتِي قَالَ النَّبِيُّ ﷺ: «لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي ظَاهِرِينَ عَلَى الْحَقِّ لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ» [خلق أفعال العباد للبخاري]

Nabi Nuh didatangkan pada hari kiamat, lalu dikatakan kepadanya: Apakah engkau sudah menyampaikan (risalah yang diembankan kepadamu)? Nuh menjawa: Sudah ya Rabb. Lalu umatnya ditanya: Apakah nabi kalian sudah menyampaikan kepada kalian? Mereka menjawab: Tidak ada pemberi peringatan yang datang kepada kami. Lalu Nuh ditanya: Siapa yang akan bersaksi untukmu? Nuh menjawab: Muhammad dan umatnya. Lalu kalian didatangkan dan bersaksi (bahwa Nuh sudah menyampaikan risalah yang ia emban(. Lalu Nabi menbaca: {Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu} [Al-Baqarah: 143] Abu Abdillah [Al-Bukhariy] berkata: Mereka adalah kelompok yang dikatakan Nabi : “Senantiasa akan ada sekelompok dari umatku yang menang di atas kebenaran, tidak dapat membahayakan mereka orang yang menghina mereka". [Khalqu af’alil ‘ibad karya imam Bukhari]

Imam Bukhari juga meriwayatkan dari gurunya yaitu Ibnu Al-Madiniy rahimahullah bahwa yang dimaksud adalah ahli hadits; Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Tirmidziy rahimahullah, dari Qurrah bin Iyas radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah bersabda:

«إِذَا فَسَدَ أَهْلُ الشَّامِ فَلَا خَيْرَ فِيكُمْ، لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي مَنْصُورِينَ لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ حَتَّى تَقُومَ السَّاعَةُ» قَالَ مُحَمَّدُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ: قَالَ عَلِيُّ بْنُ المَدِينِيِّ: "هُمْ أَصْحَابُ الحَدِيثِ"

"Jika penduduk Syam telah rusak maka tidak ada lagi kebaikan pada kalian, senantiasa ada sekelompok dari umatku yang mendapatkan pertolongan, mereka tidak dibahayakan oleh orang-orang yang meninggalkan mereka sampai datangnnya hari kiamat". Muhammad bin Ismail [Al-Bukhariy] berkaa: ‘Ali bin Al-Madiniy berkata: “Mereka adalah ahli hadits”.

Oleh sebab itu pada bab sebelumnya (bab 10) imam Bukhari rahimahullah berkata:

"بَابُ قَوْلِ النَّبِيِّ ﷺ: «لاَ تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي ظَاهِرِينَ عَلَى الحَقِّ يُقَاتِلُونَ» وَهُمْ أَهْلُ العِلْمِ "

“Bab sabda Nabi : “Senantiasa ada sekelompok dari umatku yang nampak di atas kebanaran mereka senantiasa berjuang”, dan mereka adalah para ulama”

Pendapat imam Bukhari rahimahullah ini diperkuat dengan firman Allah subhanahu wata’aalaa:

{شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ ۚ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ} [آل عمران : 18]

Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. [Ali 'Imran: 18]

Allah ‘azza wajalla hanya menerima persaksian orang berilmu, tidak dengan orang yang jahil, jauh dari Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Lihat: Al-Wasathiyah dalam Al-Qur'an - Salah kaprah seputar moderasi Islam - Pilar-pilar moderasi Islam

Wallahu a’lam!

Lihat juga: Kitab I’tisham, bab (18) Firman Allah ta'aalaa {Sungguh manusia itu makhluk yang suka membantah}

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...