بسم الله الرحمن الرحيم
Imam Bukhari rahimahullah berkata:
"بَاب: قَوْلِهِ تَعَالَى: ﴿وَكَذَلِكَ
جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا﴾ [البقرة: ١٤٣] وَمَا أَمَرَ النَّبِيُّ ﷺ بِلُزُومِ الْجَمَاعَةِ، وَهُمْ أَهْلُ
الْعِلْمِ"
“Bab: Firman Allah ta’aalaa {Dan demikianlah Kami
jadikan kalian umat yang wasath} [Al-Baqarah: 143] Dan perintah Nabi untuk
membersamai Al-Jama’ah yang mana mereka adalah orang berilmu”
Dalam bab ini, imam Bukhari menjelaskan keitimewaan umat
Islam, yaitu umat yang terpercaya karena selalu bersatu di atas ilmu yaitu
Al-Qur'an dan Sunnah.
A.
Hadits perintah
mengikuti Jama'ah.
Dari Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah ﷺ bersabda:
"عَلَيْكُمْ بِالجَمَاعَةِ وَإِيَّاكُمْ
وَالفُرْقَةَ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ مَعَ الوَاحِدِ وَهُوَ مِنَ الِاثْنَيْنِ
أَبْعَدُ، مَنْ أَرَادَ بُحْبُوحَةَ الجَنَّةِ فَلْيَلْزَمُ الجَمَاعَةَ" [سنن الترمذي: صحيح]
"Hendaklah kalian berjama'ah, dan janganlah kalian
berpecah, karena sesungguhnya setan itu bersama orang yang sendiri, sedangkan
terhadap orang yang berdua lebih jauh, barangsiapa yang menginginkan tempat
terbaik di surga maka hendaklah ia mengikuti jama'ah." [Sunan Tirmidzi:
Sahih]
Ø Dari 'Arfajah
bin Syuraih Al-Asyja'iy radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
"إِنَّ يَدَ اللَّهِ مَعَ الْجَمَاعَةِ،
وَإِنَّ الشَّيْطَانَ مَعَ مَنْ فَارَقَ الْجَمَاعَةَ يَرْتَكِضُ" [صحيح ابن حبان]
“Sesungguhnya tangan Allah bersama jama'ah, dan sesungguhnya
setan bersama orang yang menyalahi al-jama'ah sambil berlari-lari”. [Sahih Ibnu
Hibban]
Ø Dari Abu
Ad-Darda' radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
"عَلَيْكَ بِالْجَمَاعَةِ فَإِنَّمَا
يَأْكُلُ الذِّئْبُ الْقَاصِيَةَ" [سنن أبي داود: حسنه الألباني]
"Hendaklah kalian berjama'ah karena sesungguhnya
serigala hanya menerkam kambing yang menyendiri". [Sunan Abu Daud: Hasan]
Ø Dari Salman
radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
"الْبَرَكَةُ فِي ثَلَاثَةٍ: فِي
الْجَمَاعَةِ، وَالثَّرِيدِ، وَالسُّحُورِ"
“Berkah itu ada pada tiga hal: Dalam berjama'ah, makanan
"tsariid", dan sahur". [Silsilah Ash-Shahihah no.1045]
Ø Dari Abu
Hurairah radhiyallahu 'anhu; Nabi ﷺ bersabda:
"مَنْ خَرَجَ مِنَ الطَّاعَةِ،
وَفَارَقَ الْجَمَاعَةَ فَمَاتَ، مَاتَ مِيتَةً جَاهِلِيَّةً»" [صحيح مسلم]
“Barangsiapa keluar dari ketaatan dan tidak mau bergabung
dengan Jamaah kemudian ia mati, maka matinya seperti mati jahiliah."
[Shahih Muslim]
Ø Dari Mu'awiyah
bin Abi Sufyan radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah ﷺ bersabda:
«أَلَا
إِنَّ مَنْ قَبْلَكُمْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ افْتَرَقُوا عَلَى ثِنْتَيْنِ
وَسَبْعِينَ مِلَّةً، وَإِنَّ هَذِهِ الْمِلَّةَ سَتَفْتَرِقُ عَلَى ثَلَاثٍ
وَسَبْعِينَ: ثِنْتَانِ وَسَبْعُونَ فِي النَّارِ، وَوَاحِدَةٌ فِي الْجَنَّةِ،
وَهِيَ الْجَمَاعَةُ» [سنن أبي داود: حسنه الألباني]
“Ketahuilah sesungguhnya orang-orang sebelum kalian dari ahli
kitab telah berpecah menjadi tujuhpuluh dua umat, dan sesungguhnya umat ini
(Islam) akan terpecah menjadi tujuhpuluh tiga: tujuhpuluh dua masuk neraka, dan
satu masuk surga, yaitu "al-jama'ah".” [Sunan Abu Daud: Hasan]
Lihat: Kuatkan persatuan dan persaudaraan
B.
Makna “Al-Jama'ah”.
Ada beberapa pendapat ulama tentang makna “Al-Jama’ah”
diantaranya:
a.
Kelompok kaum
muslimin bersama pemimpinnya (pemerintah yang sah).
Hudzaifah bin Al-Yaman radhiyallahu 'anhuma berkata:
يَا رَسُولَ
اللَّهِ إِنَّا كُنَّا فِي جَاهِلِيَّةٍ وَشَرٍّ، فَجَاءَنَا اللَّهُ بِهَذَا
الخَيْرِ، فَهَلْ بَعْدَ هَذَا الخَيْرِ مِنْ شَرٍّ؟ قَالَ: «نَعَمْ» قُلْتُ:
وَهَلْ بَعْدَ ذَلِكَ الشَّرِّ مِنْ خَيْرٍ؟ قَالَ: «نَعَمْ، وَفِيهِ دَخَنٌ»
قُلْتُ: وَمَا دَخَنُهُ؟ قَالَ: «قَوْمٌ يَهْدُونَ بِغَيْرِ هَدْيِي، تَعْرِفُ
مِنْهُمْ وَتُنْكِرُ» قُلْتُ: فَهَلْ بَعْدَ ذَلِكَ الخَيْرِ مِنْ شَرٍّ؟ قَالَ:
«نَعَمْ، دُعَاةٌ إِلَى أَبْوَابِ جَهَنَّمَ، مَنْ أَجَابَهُمْ إِلَيْهَا
قَذَفُوهُ فِيهَا» قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، صِفْهُمْ لَنَا؟ فَقَالَ: «هُمْ
مِنْ جِلْدَتِنَا، وَيَتَكَلَّمُونَ بِأَلْسِنَتِنَا» قُلْتُ: فَمَا تَأْمُرُنِي
إِنْ أَدْرَكَنِي ذَلِكَ؟ قَالَ: تَلْزَمُ جَمَاعَةَ المُسْلِمِينَ وَإِمَامَهُمْ،
قُلْتُ: فَإِنْ لَمْ يَكُنْ لَهُمْ جَمَاعَةٌ وَلاَ إِمَامٌ؟ قَالَ «فَاعْتَزِلْ
تِلْكَ الفِرَقَ كُلَّهَا، وَلَوْ أَنْ تَعَضَّ بِأَصْلِ شَجَرَةٍ، حَتَّى
يُدْرِكَكَ المَوْتُ وَأَنْتَ عَلَى ذَلِكَ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Wahai Rasulullah, dahulu kami berada pada masa
jahiliyyah dan keburukan lalu Allah mendatangkan kebaikan ini kepada kami,
apakah setelah kebaikan ini akan datang keburukan?". Beliau menjawab:
"Ya". Aku bertanya lagi; "Apakah setelah keburukan itu akan
datang lagi kebaikan?". Beliau menjawab: "Ya, akan tetapi di dalamnya
ada "dakhan" (kotorannya)". Aku bertanya lagi; "Apa
kotorannya itu?". Beliau menjawab: "Yaitu suatu kaum yang memimpin tanpa
mengikuti petunjukku, kamu mengenalnya tapi sekaligus kamu ingkari (amalannya
ada yang baik dan ada yang buruk)". Aku kembali bertanya; "Apakah
setelah kebaikan (yang ada kotorannya itu) akan timbul lagi keburukan?".
Beliau menjawab: "Ya, yaitu para penyeru yang mengajak ke pintu jahannam.
Siapa yang memenuhi seruan mereka maka akan dilemparkan ke dalamnya". Aku
kembali bertanya; "Wahai Rasulullah, berikan sifat-sifat (ciri-ciri)
mereka kepada kami?". Beliau menjelaskan: "Mereka itu berasal dari
kalian dan berbicara dengan bahasa kalian". Aku katakan; "Apa yang
baginda perintahkan kepadaku bila aku menemui (zaman) keburukan itu?".
Beliau menjawab: "Kamu tetap berpegang (bergabung) kepada jama'atul
miuslimin dan pemimpin mereka". Aku kembali berkata; "Jika saat itu
tidak ada jama'atul muslimin dan juga tidak ada pemimpin (Islam)?". Beliau
menjawab: "Kamu tinggalkan seluruh firqah (kelompok/golongan) sekalipun
kamu harus memakan akar pohon hingga maut menjemputmu dan kamu tetap berada di
dalam keadaan itu (berpegang kepada kebenaran) ". [Shahih Bukhari dan
Muslim]
Lihat: Hadits Hudzaifah; Da’i yang mengajak kepada neraka Jahannam
b.
Para ulama mujtahid yang berpegang-teguh dengan Al-Qur'an dan Sunnah
berdasarkan pemahaman para Sahabat dan yang mengikutinya (salaf).
Ini adalah pendapat yang dikuatkan oleh imam Al-Bukhari dalam
bab ini. Abdullah bin 'Amr radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah ﷺ bersabda:
"إِنَّ بني إسرائيل تَفَرَّقَتْ عَلَى
ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِينَ مِلَّةً، وَتَفْتَرِقُ أُمَّتِي عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبْعِينَ
مِلَّةً، كُلُّهُمْ فِي النَّارِ إِلَّا مِلَّةً وَاحِدَةً"
"Sesungguhnya Bani Israil terlah terpecah menjadi
tujuhpuluh dua golongan, dan umatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga
golongan, semuanya akan masuk neraka kecuali satu golongan".
Sahabat bertanya: Siapa mereka itu Ya Rasulullah? Rasulullah ﷺ menjawab:
«مَا
أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَابِي» [سنن الترمذي: حسنه الألباني]
“Mereka yang mengikuti sunnahku dan sunnah para sahabatku.”
[Sunan Tirmidzi: Hasan]
Ø ‘Amr bin
Maimun Al-Audiy rahimahullah berkata:
"الجماعةُ ما وافق الحقَّ وإنْ كنتَ وحدَك"
“Al-Jama’ah adalah semua yang
sesuai dengan kebenaran sekalipun engkau sendiri”. [Al-Madkhal karya
Al-Baihaqiy]
Nb: Kedua pendapat ini tidaklah bertentangan karena para ulama
tentunya akan selalu mengajak kepada persatuan kaum muslimin dan taat kepada
pemimpinnya. Wallahu a’lam!
Lihat: Kitab I’tisham, bab (16) Perintah Nabi ﷺ untuk mengikuti apa yang telah disepakati oleh ahli ilmu
C.
Hadits Abu Sa’id
Al-Khudriy.
Imam Bukhari rahimahullah berkata:
٦٩١٧ - حدثنا إسحق بْنُ مَنْصُورٍ: حَدَّثَنَا
أَبُو أُسَامَةَ [حماد بن أسامة]: حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ: حَدَّثَنَا أَبُو
صَالِحٍ [ذكوان]، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيَّ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ:
"يُجَاءُ بِنُوحٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، فَيُقَالُ لَهُ: هَلْ بلَّغت؟
فَيَقُولُ: نَعَمْ يَا ربِّ، فتُسأل أُمَّتُهُ: هَلْ بلَّغكم، فَيَقُولُونَ: مَا
جَاءَنَا مِنْ نَذِيرٍ، فَيَقُولُ: مَنْ شُهُودُكَ، فَيَقُولُ: مُحَمَّدٌ
وَأُمَّتُهُ، فَيُجَاءُ بِكُمْ فَتَشْهَدُونَ، ثُمَّ قَرَأَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ:
﴿وَكَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وسطًا﴾ - قَالَ: عَدْلًا - ﴿لِتَكُونُوا
شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرسول عليكم شهيدًا﴾".
Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Manshur, ia berkata:
Telah menceritakan kepada kami Abu Usamah [Hammad bin Usamah], ia berakta: Telah
menceritakan kepada kami Al-A'masy, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami
Abu Shalih [Dzakwan], dari Abu Sa'id Al-Khudriy berkata,
"Rasulullah ﷺ
bersabda, "Nabi Nuh didatangkan pada hari kiamat lantas ditanya, 'Sudahkah
kamu menyampaikan?' ia menjawab, 'Benar ya Rabbi.' Umatnya kemudian ditanya,
'Apakah dia memang benar telah menyampaikan kepada kalian?' Mereka menjawab,
'Belum ada seorang pemberi peringatan kepada kita.' Lantas Allah bertanya lagi:
'Siapa yang menjadi saksimu?' Nuh menjawab, 'Muhammad dan umatnya.' Lantas
kalian didatangkan dan kalian bersaksi." Kemudian Rasulullah ﷺ membaca ayat: '{Dan demikianlah Kami jadikan kalian umat
yang wasath} ' [Al-Baqarah 143] Kata Rasulullah ﷺ: Wasath artinya adil (terpercaya) '{Agar kalian menjadi
saksi atas semua manusia dan agar rasul sebagai saksi atas kalian} ' [Al-Baqarah
143]
وَعَنْ جَعْفَرِ
بْنِ عَوْنٍ: حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ
الْخُدْرِيِّ، عَنِ النبي
ﷺ بهذا.
Dan dari Ja'far bin Aun, telah menceritakan kepada kami Al
A'masy dari Abu Shalih dari Abu Sa'id alkhudzri dari Nabi ﷺ dengan ini."
Penjelasan singkat hadits ini:
1.
Biografi Abu
Sa’id Al-Khudriy radhiyallahu ‘anhu.
Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/
2.
Semua manusia
mempertanggung-jawabkan perbuatannya, termasuk para Nabi dan Rasul.
3.
Nabi Nuh ‘alaihissalam
adalah Rasul pertama.
Anas radhiallahu'anhu mengatakan: Rasulullah ﷺ bersabda:
" يَجْمَعُ اللَّهُ النَّاسَ يَوْمَ
القِيَامَةِ، فَيَقُولُونَ: لَوِ اسْتَشْفَعْنَا عَلَى رَبِّنَا حَتَّى يُرِيحَنَا
مِنْ مَكَانِنَا، فَيَأْتُونَ آدَمَ فَيَقُولُونَ: أَنْتَ الَّذِي خَلَقَكَ
اللَّهُ بِيَدِهِ، وَنَفَخَ فِيكَ مِنْ رُوحِهِ، وَأَمَرَ المَلاَئِكَةَ
فَسَجَدُوا لَكَ، فَاشْفَعْ لَنَا عِنْدَ رَبِّنَا. فَيَقُولُ: لَسْتُ هُنَاكُمْ،
وَيَذْكُرُ خَطِيئَتَهُ، وَيَقُولُ: ائْتُوا نُوحًا، أَوَّلَ رَسُولٍ بَعَثَهُ
اللَّهُ، ... "
"Pada hari kiamat Allah mengumpulkan seluruh manusia,
mereka berujar, 'Duhai sekiranya kita meminta syafaat kepada Tuhan kita
sehingga Dia bisa meringankan penderitaan kita di tempat kita ini.' Maka mereka
menemui Adam dan mengutarakan hajat mereka, 'Engkaulah manusia yang Allah cipta
dengan tangan-Nya dan Dia tiupkan ruh-Nya kepadamu, dan Dia perintahkan para
malaikat untuk sujud kepadamu, maka tolonglah engkau meminta syafaat kepada
Tuhan kami!' Namun Adam menjawab, 'Di sini bukan tempatku untuk meringankan
kalian,' Adam lalu menyebut-nyebut kesalahannya dan berujar, 'datangilah Nuh,
rasul pertama-tama yang Allah utus.' ... [Shahih Bukhari]
Lihat: Syarah hadits tentang Syafa’at Kubra di padang mahsyar
4.
Semua Nabi dan
Rasul sudah menunaikan tugasnya menyampaikan da'wah kepada umatnya.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{لِّيَعْلَمَ
أَن قَدْ أَبْلَغُوا رِسَالَاتِ رَبِّهِمْ وَأَحَاطَ بِمَا لَدَيْهِمْ وَأَحْصَىٰ
كُلَّ شَيْءٍ عَدَدًا} [الجن : 28]
Supaya Dia mengetahui, bahwa sesungguhnya rasul-rasul itu
telah menyampaikan risalah-risalah Tuhannya, sedang (sebenarnya) ilmu-Nya
meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu satu
persatu. [Al-Jin:
28]
5.
Orang kafir
berani berdusta sekalipun di hadapan Allah ‘azza wajalla.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{ثُمَّ
لَمْ تَكُن فِتْنَتُهُمْ إِلَّا أَن قَالُوا وَاللَّهِ رَبِّنَا مَا كُنَّا
مُشْرِكِينَ (23) انظُرْ كَيْفَ كَذَبُوا عَلَىٰ أَنفُسِهِمْ ۚ وَضَلَّ عَنْهُم
مَّا كَانُوا يَفْتَرُونَ} [الأنعام : 23-24]
Kemudian tiadalah fitnah mereka, kecuali mengatakan:
"Demi Allah, Tuhan kami, tiadalah kami mempersekutukan Allah".
Lihatlah bagaimana mereka telah berdusta kepada diri mereka sendiri dan
hilanglah daripada mereka sembahan-sembahan yang dahulu mereka ada-adakan. [Al-An'am: 23-24]
6.
Keistimewaan
Nabi Muhammad dan umatnya menjadi saksi untuk para Nabi di akhirat.
Lihat: Keistimewaan Nabi Muhammad dalam Al-Qur’an
7.
Imam bukhari
berpendapat bahwa "umatan wasathan" yang dimaksud adalah
ulama, bukan seluruh umat.
Dalam kitab “Khalqu Af’alul ‘ibad” imam Bukhari
menjelaskan bahwa kelompok ini adalah yang dimaksudkan dalam hadits dari Abu
Sa’id Al-Khudriy radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda:
"يُجَاءُ بِنُوحٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
فَيُقَالُ لَهُ هَلْ بَلَّغْتَ؟ فَيَقُولُ: نَعَمْ يَا رَبِّ، فَتُسْأَلُ
أُمَّتُهُ: هَلْ بَلَّغَكُمْ؟ فَيَقُولُونَ: مَا جَاءَنَا مِنْ نَذِيرٍ،
فَيُقَالُ: مَنْ شُهُودُكَ؟ فَيَقُولُ: مُحَمَّدٌ وَأُمَّتُهُ، فَيُجَاءَ بِكُمْ
فَتَشْهَدُونَ، ثُمَّ قَرَأَ النَّبِيُّ ﷺ: {وَكَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً
وَسَطًا لِتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ
شَهِيدًا} [البقرة:
143] قَالَ
أَبُو عَبْدِ اللَّهِ: هُمُ الطَّائِفَةُ الَّتِي قَالَ النَّبِيُّ ﷺ: «لَا تَزَالُ
طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي ظَاهِرِينَ عَلَى الْحَقِّ لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ
خَذَلَهُمْ» [خلق
أفعال العباد للبخاري]
Nabi Nuh didatangkan pada hari kiamat, lalu dikatakan
kepadanya: Apakah engkau sudah menyampaikan (risalah yang diembankan kepadamu)?
Nuh menjawa: Sudah ya Rabb. Lalu umatnya ditanya: Apakah nabi kalian sudah
menyampaikan kepada kalian? Mereka menjawab: Tidak ada pemberi peringatan yang
datang kepada kami. Lalu Nuh ditanya: Siapa yang akan bersaksi untukmu? Nuh
menjawab: Muhammad dan umatnya. Lalu kalian didatangkan dan bersaksi (bahwa Nuh
sudah menyampaikan risalah yang ia emban(. Lalu Nabi ﷺ menbaca: {Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu
(umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas
(perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan)
kamu} [Al-Baqarah: 143] Abu Abdillah [Al-Bukhariy] berkata: Mereka adalah
kelompok yang dikatakan Nabi ﷺ:
“Senantiasa akan ada sekelompok dari umatku yang menang di atas kebenaran,
tidak dapat membahayakan mereka orang yang menghina mereka". [Khalqu
af’alil ‘ibad karya imam Bukhari]
Imam Bukhari juga meriwayatkan dari
gurunya yaitu Ibnu Al-Madiniy rahimahullah bahwa yang dimaksud adalah
ahli hadits; Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Tirmidziy rahimahullah,
dari Qurrah bin Iyas radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda:
«إِذَا
فَسَدَ أَهْلُ الشَّامِ فَلَا خَيْرَ فِيكُمْ، لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ
أُمَّتِي مَنْصُورِينَ لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ حَتَّى تَقُومَ
السَّاعَةُ» قَالَ مُحَمَّدُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ: قَالَ عَلِيُّ بْنُ المَدِينِيِّ:
"هُمْ أَصْحَابُ الحَدِيثِ"
"Jika penduduk Syam telah rusak maka tidak ada lagi
kebaikan pada kalian, senantiasa ada sekelompok dari umatku yang mendapatkan
pertolongan, mereka tidak dibahayakan oleh orang-orang yang meninggalkan mereka
sampai datangnnya hari kiamat". Muhammad bin Ismail [Al-Bukhariy] berkaa:
‘Ali bin Al-Madiniy berkata: “Mereka adalah ahli hadits”.
Oleh sebab itu pada bab sebelumnya (bab 10) imam Bukhari rahimahullah berkata:
"بَابُ قَوْلِ النَّبِيِّ ﷺ: «لاَ
تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي ظَاهِرِينَ عَلَى الحَقِّ يُقَاتِلُونَ» وَهُمْ
أَهْلُ العِلْمِ
"
“Bab sabda Nabi ﷺ: “Senantiasa ada sekelompok dari umatku yang nampak di atas
kebanaran mereka senantiasa berjuang”, dan mereka adalah para ulama”
Pendapat imam Bukhari rahimahullah
ini diperkuat dengan firman Allah subhanahu wata’aalaa:
{شَهِدَ
اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ
قَائِمًا بِالْقِسْطِ ۚ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ} [آل عمران : 18]
Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia
(yang berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang
yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia
(yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. [Ali 'Imran: 18]
Allah ‘azza wajalla hanya menerima persaksian orang berilmu, tidak dengan orang yang jahil, jauh dari Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Lihat: Al-Wasathiyah dalam Al-Qur'an - Salah kaprah seputar moderasi Islam - Pilar-pilar moderasi Islam
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Kitab I’tisham, bab (18) Firman Allah ta'aalaa {Sungguh manusia itu makhluk yang suka membantah}
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...