بسم الله الرحمن الرحيم
Berikut ini beberapa keistimewaan kota Madinah, semoga bermanfaat:
Salah
satu kota haram
Dari
Abdullah bin Zayd radhiyallahu
'anhuma; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«أَنَّ إِبْرَاهِيمَ حَرَّمَ مَكَّةَ وَدَعَا لَهَا، وَحَرَّمْتُ المَدِينَةَ
كَمَا حَرَّمَ إِبْرَاهِيمُ مَكَّةَ، وَدَعَوْتُ لَهَا فِي مُدِّهَا وَصَاعِهَا مِثْلَ
مَا دَعَا إِبْرَاهِيمُ عَلَيْهِ السَّلاَمُ لِمَكَّةَ» [صحيح البخاري ومسلم]
“Sesungguhnya Ibrahim
mengharamkan Mekah dan berdo’a untuknya, dan aku mengharamkan Madinah
sebagaimana Ibrahim mengharamkan Mekah, dan aku berdo’a untuk Madinah pada “mudd”
dan “shaa’”-nya (maksudnya: keberkahan pada makanannya)”. [Sahih Bukhari
dan Muslim]
Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
berdo’a:
«اللَّهُمَّ إِنِّي أُحَرِّمُ مَا بَيْنَ جَبَلَيْهَا، مِثْلَ مَا حَرَّمَ
بِهِ إِبْرَاهِيمُ مَكَّةَ، اللَّهُمَّ بَارِكْ لَهُمْ فِي مُدِّهِمْ وَصَاعِهِمْ»
[صحيح البخاري ومسلم]
“Ya Allah, sesungguhnya aku
mengharamkan antara dua gunung kota Madinah seperti apa yang diharamkan Ibrahim
bagi kota Mekah, Ya Allah berkahilah untuk mereka pada “mudd” dan “shaa’”
mereka. [Sahih Bukhari dan Muslim]
Dari Rafi’ bin Khadiij radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
«إِنَّ إِبْرَاهِيمَ حَرَّمَ مَكَّةَ، وَإِنِّي أُحَرِّمُ مَا بَيْنَ
لَابَتَيْهَا» [صحيح مسلم]
“Sesungguhnya Ibrahim
mengharamkan kota Mekah dan sesungguhnya aku mengharamkan antara dua tepi
(tanah bebatuan hitam) kota Madinah. [Sahih Muslim]
Dari
Jabir bin Abdullah radhiyallahu
'anhuma; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«إِنَّ إِبْرَاهِيمَ حَرَّمَ مَكَّةَ، وَإِنِّي حَرَّمْتُ الْمَدِينَةَ
مَا بَيْنَ لَابَتَيْهَا، لَا يُقْطَعُ عِضَاهُهَا، وَلَا يُصَادُ صَيْدُهَا»
[صحيح مسلم]
“Sesungguhnya Ibrahim
mengharamkan kota Mekah dan sesungguhnya aku mengharamkan kota Madinah antara dua
tepinya (tanah bebatuan hitam), tidak boleh dipotong pepohonannya dan tidak
boleh diburu hewan buruannya”. [Sahih Muslim]
Dari Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
«إِنِّي أُحَرِّمُ مَا بَيْنَ لَابَتَيِ الْمَدِينَةِ أَنْ يُقْطَعَ
عِضَاهُهَا، أَوْ يُقْتَلَ صَيْدُهَا»
“Sesungguhnya aku mengharamkan
antara dua tepi (tanah bebatuan hitam) kota Madinah, tidak boleh dipotong
pepohonannya dan tidak boleh dibunuh hewan buruannya”. [Sahih Muslim]
Dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
المَدِينَةُ حَرَمٌ مَا بَيْنَ عَيْرٍ إِلَى ثَوْرٍ، فَمَنْ
أَحْدَثَ فِيهَا حَدَثًا، أَوْ آوَى مُحْدِثًا، فَعَلَيْهِ لَعْنَةُ اللَّهِ وَالمَلاَئِكَةِ
وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ، لاَ يُقْبَلُ مِنْهُ يَوْمَ القِيَامَةِ صَرْفٌ وَلاَ عَدْلٌ
[صحيح البخاري ومسلم]
“Madinah adalah kota haram antara
gunung ‘Ayr dan gunung Tsaur, maka barangsiapa yang membuat maksiat di dalamnya
atau membela pelaku maksiat maka ia berhak mendapat laknat Allah, para
malaikat, dan seluruh manusia, tidak diterima darinya taubat dan tebusan (atau
ibadah sunnah dan wajibnya)”. [Sahih Muslim]
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«الْمَدِينَةُ حَرَمٌ، فَمَنْ أَحْدَثَ فِيهَا حَدَثًا، أَوْ آوَى مُحْدِثًا،
فَعَلَيْهِ لَعْنَةُ اللهِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ، لَا يُقْبَلُ
مِنْهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَدْلٌ، وَلَا صَرْفٌ» [صحيح مسلم]
“Madinah adalah kota haram,
maka barangsiapa yang membuat maksiat di dalamnya atau membela pelaku maksiat maka
ia berhak mendapat laknat Allah, para malaikat, dan seluruh manusia, tidak
diterima darinya tebusan dan taubat (ibadah wajib dan sunnahnya)”. [Sahih
Muslim]
Tempat yang aman
Sahl bin Hunaif radhiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam menunjuka ke kota Madinah dan berkata:
«إِنَّهَا حَرَمٌ آمِنٌ» [صحيح مسلم]
“Sesungguhnya ia adalah tempat
yang haram dan aman”. [Sahih Muslim]
Tempat hijrah Rasulullah
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
«أُمِرْتُ بِقَرْيَةٍ تَأْكُلُ القُرَى، يَقُولُونَ يَثْرِبُ، وَهِيَ
المَدِينَةُ، تَنْفِي النَّاسَ كَمَا يَنْفِي الكِيرُ خَبَثَ الحَدِيدِ» [صحيح
البخاري ومسلم]
“Aku diperintahkan hijrah ke
suatu kampung yang akan memakan (mengalahkan) perkampungan lainnya, ia disebut
Yatsrib, dan ia adalah Madinah. Akan membersihkan manusia sebagaimana tungku
api membersihkan kotoran besi”. [Sahih Bukhari dan Muslim]
Kebaikan tinggal di Madinah
Dari Sufyan bin Abi Zuhair radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
«تُفْتَحُ الشَّامُ، فَيَخْرُجُ مِنَ الْمَدِينَةِ قَوْمٌ بِأَهْلِيهِمْ
يَبُسُّونَ، وَالْمَدِينَةُ خَيْرٌ لَهُمْ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ، ثُمَّ تُفْتَحُ
الْيَمَنُ فَيَخْرُجُ مِنَ الْمَدِينَةِ قَوْمٌ بِأَهْلِيهِمْ يَبُسُّونَ، وَالْمَدِينَةُ
خَيْرٌ لَهُمْ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ، ثُمَّ تُفْتَحُ الْعِرَاقُ، فَيَخْرُجُ مِنَ
الْمَدِينَةِ قَوْمٌ بِأَهْلِيهِمْ يَبُسُّونَ، وَالْمَدِينَةُ خَيْرٌ لَهُمْ لَوْ
كَانُوا يَعْلَمُونَ» [صحيح البخاري ومسلم]
“Negri Syam akan dibuka (dikuasai
umat Islam) maka beberapa orang keluar meninggalkan Madinah membawa keluarganya
dengan terburu-buru, padahal Madinah lebih baik bagi mereka seandainya mereka mengetahui,
kemudian Yaman dibuka maka beberapa orang keluar meninggalkan Madinah membawa
keluarganya dengan terburu-buru, padahal Madinah lebih baik bagi mereka
seandainya mereka mengetahui, kemudian Irak dibuka maka beberapa orang keluar
meninggalkan Madinah membawa keluarganya dengan terburu-buru, padahal Madinah
lebih baik bagi mereka seandainya mereka mengetahui”. [Sahih Bukhari dan
Muslim]
Senantiasa baik sampai hari
kiamat
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
«يَتْرُكُونَ المَدِينَةَ عَلَى خَيْرِ مَا كَانَتْ، لاَ يَغْشَاهَا
إِلَّا العَوَافِ - يُرِيدُ عَوَافِيَ السِّبَاعِ وَالطَّيْرِ - وَآخِرُ مَنْ يُحْشَرُ
رَاعِيَانِ مِنْ مُزَيْنَةَ، يُرِيدَانِ المَدِينَةَ، يَنْعِقَانِ بِغَنَمِهِمَا فَيَجِدَانِهَا
وَحْشًا، حَتَّى إِذَا بَلَغَا ثَنِيَّةَ الوَدَاعِ، خَرَّا عَلَى وُجُوهِهِمَا»
[صحيح البخاري ومسلم]
“Orang-orang meninggalkan
Madinah dalam keadaan baik selama ia ada, tidak ada yang menghuninya kecuali
binatang buas dan burung-burung. Dan yang paling terakhir dibangkitkan adalah
dua orang pengembala dari Muzainah, keduanya ingin mendatangi Madinah
menggiring kambingnya kemudian mereka mendapati Madinah tidak berpenghuni,
sampai mereka tiba di “Tsaniyah Al-Wada’a” keduanya mati jatuh tersungkur”.
[Sahih Bukhari dan Muslim]
Bebas dari manusia yang bersifat
buruk
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
" يَأْتِي عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ يَدْعُو الرَّجُلُ ابْنَ عَمِّهِ
وَقَرِيبَهُ: هَلُمَّ إِلَى الرَّخَاءِ، هَلُمَّ إِلَى الرَّخَاءِ، وَالْمَدِينَةُ
خَيْرٌ لَهُمْ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ، وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، لَا يَخْرُجُ
مِنْهُمْ أَحَدٌ رَغْبَةً عَنْهَا إِلَّا أَخْلَفَ اللهُ فِيهَا خَيْرًا مِنْهُ، أَلَا
إِنَّ الْمَدِينَةَ كَالْكِيرِ، تُخْرِجُ الْخَبِيثَ، لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى
تَنْفِيَ الْمَدِينَةُ شِرَارَهَا، كَمَا يَنْفِي الْكِيرُ خَبَثَ الْحَدِيدِ
" [صحيح مسلم]
“Akan datang pada orang-orang
suatu masa dimana seseorang mengajak anak pamannya dan kerabatnya: Ayo kita
ketampat yang lebih menyenangkan, ayo kita ketampat yang lebih menyenangkan!
Padahal Madinah lebih baik bagi mereka seandainya mereka mengetahui. Demi Yang
jiwaku di tangan-Nya, tidak keluar seorang dari mereka karena benci Madinah
kecuali Allah akan menggantikan padanya lebih baik dari mereka, ketahuilah
sesungguhnya Madinah seperti tungku api, mengeluarkan yang buruk, tidak akan
datang hari kiamat sampai Madinah menghabiskan orang-oran yang buruk di
dalamnya sebagaimana tungku api membersihkan kotorang besi”. [Sahih Muslim]
Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhuma berkata: Seorang A’rabiy membai’at Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian A’rabiy tersebut terkenah penyakit di
Madinah, maka ia mendatangi Nabi shallallahu ‘alahih wa sallam dan berkata: Ya
Muhammad, lepaskanlah bai’atku! Tapi Rasulullah tidak mau, kemudian ia
mendatanginya lagi dan berkata: lepaskanlah bai’atku! Tapi Rasulullah tidak
mau, kemudian ia mendatanginya lagi dan berkata: lepaskanlah bai’atku! Tapi
Rasulullah tidak mau, kemudian A’rabiy itu kemuar meninggalkan Madinah. Maka
Rasululah bersabda:
«إِنَّمَا الْمَدِينَةُ كَالْكِيرِ، تَنْفِي خَبَثَهَا، وَيَنْصَعُ
طَيِّبُهَا» [صحيح البخاري ومسلم]
“Sesungguhnya Madinah seperti
tungku api, membersihkan yang bersifat buruk dan meninggalkan yang baiknya”.
[Sahih Bukhari dan Muslim]
Dari Zayd bin Tsabir radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
«إِنَّهَا طَيْبَةُ تَنْفِي الخَبَثَ كَمَا تَنْفِي النَّارُ خَبَثَ
الفِضَّةِ» [صحيح البخاري
ومسلم]
“Sesungguhnya Madinah adalah “Thaibah”
(yang baik atau yang suci), membersihkan keburukan sebagaimana api membersihkan
kotoran perak”. [Sahih Bukhari dan Muslim]
Allah menamainya “Thabah” atau
“Thaibah” (yang baik atau yang suci)
Dari Jabir bin Samurah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
«إِنَّ اللهَ تَعَالَى سَمَّى الْمَدِينَةَ طَابَةَ» [صحيح مسلم]
“Sesungguhnya Allah ta’aalaa
menamai Madinah dengan nama Thabah”. [Sahih Muslim]
Dalam riwayat lain:
" إِنَّ اللهَ سَمَّى الْمَدِينَةَ طَيْبَةَ " [مسند أحمد:
حسن]
“Sesungguhnya Allah menamai
Madinah dengan nama Thaibah”. [Musnad Ahmad: Hasan]
Tempat kembalinya iman
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
«إِنَّ الإِيمَانَ لَيَأْرِزُ إِلَى المَدِينَةِ كَمَا تَأْرِزُ الحَيَّةُ
إِلَى جُحْرِهَا» [صحيح البخاري ومسلم]
“Sesungguhnya keimanan (orang
beriman) itu akan kembali ke Madinah sebagaimana ular kembali ke lubangnya”.
[Sahih Bukhari dan Muslim]
Dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
«إِنَّ الْإِسْلَامَ بَدَأَ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ غَرِيبًا كَمَا بَدَأَ،
وَهُوَ يَأْرِزُ بَيْنَ الْمَسْجِدَيْنِ، كَمَا تَأْرِزُ الْحَيَّةُ فِي جُحْرِهَا»
[صحيح مسلم]
“Sesungguhnya Islam bermula dianggap
aneh (pengikutnya sedikit) dan akan kembali dianagap aneh seperti semula, dan
ia akan kembali di antara dua mesjid (Al-Haram dan An-Nabawiy) sebagaimana ular
kembali ke lubangnya”. [Sahih Muslim]
Rasulullah mencintainya
Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berkata:
«أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، كَانَ إِذَا قَدِمَ
مِنْ سَفَرٍ، فَنَظَرَ إِلَى جُدُرَاتِ المَدِينَةِ، أَوْضَعَ رَاحِلَتَهُ وَإِنْ كَانَ
عَلَى دَابَّةٍ حَرَّكَهَا مِنْ حُبِّهَا» [صحيح البخاري]
Sesungguhnya Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam jika datang dari bepergian kemudian melihat
dinding-dinding kota Madinah ia mempercepat ontanya, dan jika ia mengendarai
kuda ia mempercepat kudanya karena cintanya kepada Madinah. [Sahih Bukhari]
Orang beriman juga mencintainya
Dari Aisyah radhiyallahu 'anha; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
berdo’a:
«اللَّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا المَدِينَةَ كَمَا حَبَّبْتَ إِلَيْنَا
مَكَّةَ أَوْ أَشَدَّ» [صحيح البخاري ومسلم]
“Ya Allah tanamkanlah rasa
cinta pada kami untuk Madinah sebagaimana Engkau menanamkan rasa cinta pada
kami untuk Mekah atau lebih”. [Sahih Bukhari
dan Muslim]
Berkahnya dua kali lipat dari Mekah
Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam berdo’a:
«اللَّهُمَّ اجْعَلْ بِالْمَدِينَةِ ضِعْفَيْ مَا جَعَلْتَ بِمَكَّةَ
مِنَ البَرَكَةِ» [صحيح البخاري ومسلم]
“Ya Allah, jadikanlah berkah
pada Madinah dua kali lipat dari berkah yang Engkau berikan pada Mekah”. [Sahih Bukhari dan Muslim]
Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu berkata: Jika orang-orang melihat buah hasil panen pertama kali
mereka datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian ketika
Rasulullah memegangnya dan berdo’a:
«اللهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي ثَمَرِنَا، وَبَارِكْ لَنَا فِي مَدِينَتِنَا،
وَبَارِكْ لَنَا فِي صَاعِنَا، وَبَارِكْ لَنَا فِي مُدِّنَا، اللهُمَّ إِنَّ إِبْرَاهِيمَ
عَبْدُكَ وَخَلِيلُكَ وَنَبِيُّكَ، وَإِنِّي عَبْدُكَ وَنَبِيُّكَ، وَإِنَّهُ دَعَاكَ
لِمَكَّةَ، وَإِنِّي أَدْعُوكَ لِلْمَدِينَةِ بِمِثْلِ مَا دَعَاكَ لِمَكَّةَ، وَمِثْلِهِ
مَعَهُ» [صحيح مسلم]
“Ya Allah berkahilah untuk kami
pada buah-buahan kami, berkahilah untuk kami pada kota Madinah kami, berkahilah
untuk kami pada shaa’ kami, berkahilah untuk kami pada mudd kami, Ya Allah
sesungguhnya Ibrahim hamba-Mu, kekasih-Mu, dan nabi-Mu, dan sesungguhnya aku
juga hamba-Mu dan nabi-Mu, dan sesungguhnya ia (Ibrahim) berdo’a kepada-Mu
untuk Mekah dan sesungguhnya aku berdo’a kepada-Mu untuk Madinah seperti apa
yang diminta kepada-Mu untuk Mekah, dan seperti itu bersamanya (dua kali
lipat)”.
Kemudian Rasulullah memanggil
anak yang paling kecil lalu memberinya buah tersebut. [Sahih Muslim]
Dari Abu Sa’id Al-Khudriy radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
berdo’a:
«اللهُمَّ إِنَّ إِبْرَاهِيمَ حَرَّمَ مَكَّةَ فَجَعَلَهَا حَرَمًا،
وَإِنِّي حَرَّمْتُ الْمَدِينَةَ حَرَامًا مَا بَيْنَ مَأْزِمَيْهَا، أَنْ لَا يُهْرَاقَ
فِيهَا دَمٌ، وَلَا يُحْمَلَ فِيهَا سِلَاحٌ لِقِتَالٍ، وَلَا تُخْبَطَ فِيهَا شَجَرَةٌ
إِلَّا لِعَلْفٍ، اللهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي مَدِينَتِنَا، اللهُمَّ بَارِكْ لَنَا
فِي صَاعِنَا، اللهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي مُدِّنَا، اللهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي صَاعِنَا،
اللهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي مُدِّنَا، اللهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي مَدِينَتِنَا، اللهُمَّ
اجْعَلْ مَعَ الْبَرَكَةِ بَرَكَتَيْنِ» [صحيح مسلم]
“Ya Allah, sesungguhnya Ibrahim
mengharamkan kota Mekah maka ia menjadikannya haram, dan sesungguhnya aku
mengharamkan Madinah antara dua gunungnya, untuk tidak ditumpahkan darah
padanya, tidak diangkat senjata untuk perang, tidak tebang pohonnya kecuali
untuk makanan hewan, Ya Allah berkahilah untuk kami pada Madinah kami, Ya Allah
berkahilah untuk kami pada shaa’ kami, Ya Allah berkahilah untuk kami pada mudd
kami, Ya Allah berkahilah untuk kami pada Madinah kami, Ya Allah jadikanlah
bersama berkahnya dua berkah”. [Sahih Muslim]
Tidak bisa dimasuki Dajjal
Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
«لَيْسَ مِنْ بَلَدٍ إِلَّا سَيَطَؤُهُ الدَّجَّالُ، إِلَّا
مَكَّةَ، وَالمَدِينَةَ، لَيْسَ لَهُ مِنْ نِقَابِهَا نَقْبٌ، إِلَّا عَلَيْهِ المَلاَئِكَةُ
صَافِّينَ يَحْرُسُونَهَا، ثُمَّ تَرْجُفُ المَدِينَةُ بِأَهْلِهَا ثَلاَثَ
رَجَفَاتٍ، فَيُخْرِجُ اللَّهُ كُلَّ كَافِرٍ وَمُنَافِقٍ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Tidak ada tempat kecuali Dajjal akan menginjaknya kecuali
Mekah dan Madinah. Tidak ada jalan memasukinya kecuali ada malaikat yang
berbaris menjaganya. Kemudian Madinah bergoncang tiga kali goncangan maka Allah
mengeluarkan semua orang kafir dan munafiq". [Sahih Bukhari dan Muslim]
Dari Abu Bakrah radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
«لاَ يَدْخُلُ المَدِينَةَ رُعْبُ المَسِيحِ الدَّجَّالِ، لَهَا يَوْمَئِذٍ
سَبْعَةُ أَبْوَابٍ، عَلَى كُلِّ بَابٍ مَلَكَانِ» [صحيح البخاري]
“Madinah tidak dimasuki
ketakutan terhadap Al-Masih Ad-Dajjal, pada hari itu ia memiliki tujuh pintu,
pada setiap pintu ada dua malaikat”. [Sahih Bukhari]
Medinah tidak dimasuki wabah penyakit dan gangguan jin
Dari Aisyah radhiyallahu 'anha;
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam berdo’a:
اللَّهُمَّ صَحِّحْهَا، وَبَارِكْ لَنَا فِي مُدِّهَا وَصَاعِهَا،
وَانْقُلْ حُمَّاهَا فَاجْعَلْهَا بِالْجُحْفَةِ [صحيح البخاري ومسلم]
“Ya Allah bebaskanlah Madinah
dari penyakit, dan berilah berkah untuk kami pada “mudd” dan “shaa’”-nya (yang
dimaksud makanannya), dan pindahkanlah wabah penyakit demamnya ke Juhfah”.
[Sahih Bukhari dan Muslim]
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
«عَلَى أَنْقَابِ المَدِينَةِ مَلاَئِكَةٌ لاَ يَدْخُلُهَا
الطَّاعُونُ، وَلاَ الدَّجَّالُ» [صحيح البخاري ومسلم]
Pada setiap jalan menuju Madinah ada malaikat (yang
menjaga), ia tidak dikena wabah penyakit menular (atau gangguan jin), dan tidak
dimasuki Dajjal. [Sahih Bukhari dan Muslim]
Keutamaan bersabar tinggal di
Medinah
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
«لَا يَصْبِرُ عَلَى لَأْوَاءِ الْمَدِينَةِ وَشِدَّتِهَا
أَحَدٌ مِنْ أُمَّتِي، إِلَّا كُنْتُ لَهُ شَفِيعًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَوْ شَهِيدًا»
[صحيح مسلم]
“Tidak ada yang bersabar akan
kemiskinan kota Madinah dan kesulitan hidupnya seorangpun dari umatku kecuali
aku akan menjadi pembelah dan saksi untuknya di hari kiamat”. [Sahih Muslim]
Dari Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
«الْمَدِينَةُ خَيْرٌ لَهُمْ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ، لَا يَدَعُهَا
أَحَدٌ رَغْبَةً عَنْهَا إِلَّا أَبْدَلَ اللهُ فِيهَا مَنْ هُوَ خَيْرٌ مِنْهُ، وَلَا
يَثْبُتُ أَحَدٌ عَلَى لَأْوَائِهَا وَجَهْدِهَا إِلَّا كُنْتُ لَهُ شَفِيعًا، أَوْ
شَهِيدًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ» [صحيح مسلم]
“Madinah lebih baik bagi
mereka seandainya mereka mengetahui, seorang tidak meninggalkannya karena benci
padanya kecuali Allah menggantikan padanya orang yang lebih baik darinya, dan
seseorang tidak bertahan akan kemiskinan dan kesulitan hidup di Madinah kecuali
aku akan menjadi pembela dan saksi untuknya di hari kiamat”. [Sahih Muslim]
Dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
«مَنْ صَبَرَ عَلَى لَأْوَائِهَا، كُنْتُ لَهُ شَفِيعًا أَوْ شَهِيدًا
يَوْمَ الْقِيَامَةِ» [صحيح مسلم]
"Barangsiapa yang
bersabar atas kesulitan hidup di Medinah maka aku akan menjadi pembela atau saksi
untuknya di hari kiamat". [Sahih Muslim]
Dari Abu Sa’id Al-Khudriy radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
«لَا يَصْبِرُ أَحَدٌ عَلَى لَأْوَائِهَا، فَيَمُوتَ، إِلَّا كُنْتُ
لَهُ شَفِيعًا - أَوْ شَهِيدًا - يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِذَا كَانَ مُسْلِمًا»
[صحيح مسلم]
“Seseorang tidak bersabar akan
kesulitan hidup di Madinah kemudian ia mati, kecuali aku akan menjadi pembela
atau saksi untuknya di hari kiamat jika ia seorang muslim”. [Sahih Muslim]
Keutamaan mati di Madinah
Dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
«مَنْ اسْتَطَاعَ أَنْ يَمُوتَ بِالمَدِينَةِ فَلْيَمُتْ بِهَا، فَإِنِّي
أَشْفَعُ لِمَنْ يَمُوتُ بِهَا» [سنن الترمذي: صحيح]
“Barangsiapa yang bisa mati
bertepatan saat ia berada di Madinah maka hendaklah ia mati di sana, karena
sesungguhnya aku akan memberi syafa’at bagi orang yang mati di sana”. [Sunan
Tirmidziy: Sahih]
Dari Subai’ah Al-Aslamiyah
radhiyallahu 'anha; Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
«من استطاع منكم أن يموت بالمدينة فليمت، فإنه لا يموت بها أحد إلا
كنت له شفيعا أو شهيدا يوم القيامة» [المعجم الكبير للطبراني: صحيح]
“Barangsiapa dari kalian yang
bisa mati saat berada di Madinah maka matilah, karena sesungguhnya tidak
seorang pun yang mati di sana kecuali aku akan menjadi pembela atau saksi
untuknya di hari kiamat”. [Al-Mu’jam Al-Kabiir karya Ath-Thabaraniy: Sahih]
Allah membinasakan orang yang
berniat jahat pada kota Madinah dan penduduknya
Dari Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
«لاَ يَكِيدُ أَهْلَ المَدِينَةِ أَحَدٌ، إِلَّا انْمَاعَ كَمَا يَنْمَاعُ
المِلْحُ فِي المَاءِ» [صحيح البخاري ومسلم]
“Tidak seorang pun yang
berniat melakukan keburukan pada penduduk Madinah kecuali Allah akan
membinasakannya seperti garam melebur dalam air”. [Sahih Bukhari dan Muslim]
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
«مَنْ أَرَادَ أَهْلَ هَذِهِ الْبَلْدَةِ بِسُوءٍ - يَعْنِي الْمَدِينَةَ
- أَذَابَهُ اللهُ كَمَا يَذُوبُ الْمِلْحُ فِي الْمَاءِ» [صحيح مسلم]
“Barangsiapa yang menginginkan
keburukan pada penduduk kota ini (yaitu Madinah) maka Allah akan
membinasakannya seperti garam larut dalam air”. [Sahih Muslim]
Ancaman bagi yang menakut-nakuti
penduduk Madinah
Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
" مَنْ أَخَافَ أَهْلَ الْمَدِينَةِ، فَقَدْ أَخَافَ مَا بَيْنَ
جَنْبَيَّ " [مسند أحمد: صحيح]
“Barangsiapa yang membuat takut
penduduk Madinah maka ia telah membuat aku takut”. [Musnad Ahmad: Sahih]
Dari As-Saib bin Khallad radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
" مَنْ أَخَافَ أَهْلَ الْمَدِينَةِ ظُلْمًا أَخَافَهُ اللهُ ،
وَعَلَيْهِ لَعْنَةُ اللهِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ، لَا يَقْبَلُ
اللهُ مِنْهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ صَرْفًا وَلَا عَدْلًا " [مسند أحمد: صحيح]
“Barangsiapa yang membuat takut
penduduk Madinah dengan kedzaliman maka Allah juga akan membuat ia takut, dan
baginya laknat dari Allah, para Malaikat, dan semua manusia, Allah tidak
menerima darinya pada hari kiamat taubat dan tebusan (atau ibadah sunnah dan
wajibnya)”. [Musnad Ahmad: Sahih]
Rasulullah dimakamkan di Madinah
Dari Abu Bakr radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
«مَا قَبَضَ اللَّهُ نَبِيًّا إِلَّا فِي المَوْضِعِ الَّذِي يُحِبُّ
أَنْ يُدْفَنَ فِيهِ» [سنن الترمذي: صحيح]
“Allah tidak mencabut nyawa
seorang Nabi kecuali di tempat yang ia sukai untuk dimakamkan di situ”. [Sunan
Tirmidziy: Sahih]
Keutamaan
mesjid Nabawiy
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
«صَلاَةٌ فِي مَسْجِدِي هَذَا خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ صَلاَةٍ فِيمَا
سِوَاهُ، إِلَّا المَسْجِدَ الحَرَامَ» [صحيح البخاري ومسلم]
“Salat di mesjidku ini lebih baik
dari pada seribu salat di mesjid lainnya kecuali mesjid Al-Haram”. [Sahih
Bukhari dan Muslim]
Dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
«صَلَاةٌ فِي مَسْجِدِي هَذَا أَفْضَلُ مِنْ أَلْفِ
صَلَاةٍ فِيمَا سِوَاهُ، إِلَّا الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ» [صحيح مسلم]
Salat di mesjidku ini lebih baik
dari pada seribu salat di mesjid lainnya kecuali mesjid Al-Haram. [Sahih
Muslim]
Ibnu Abbas radhiyallahu
'anhuma berkata: Seorang wanita mengeluhkan penyakitnya dan berkata: Jika
Allah menyembuhkanku maka aku akan pergi dan salat di Baitul Maqdis. Maka iapun
sembuh kemudian bersiap-siap untuk pergi, lalu Maimunah istri Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam datang memberi salam padanya, lalu ia menceritakan
nazarnya itu, maka Maimunah berkata: Duduklah dan makan bekal yang telah engkau
buat, dan salatlah di mesjid Rasulullah karena sesungguhnya aku pernah
mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«صَلَاةٌ فِيهِ أَفْضَلُ مِنْ أَلْفِ صَلَاةٍ فِيمَا
سِوَاهُ مِنَ الْمَسَاجِدِ، إِلَّا مَسْجِدَ الْكَعْبَةِ» [صحيح مسلم]
Salat di mesjidku ini lebih baik
dari pada seribu salat di mesjid lainnya kecuali mesjid Al-Ka’bah. [Sahih
Muslim]
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
«فَإِنِّي آخِرُ الْأَنْبِيَاءِ، وَإِنَّ مَسْجِدِي
آخِرُ الْمَسَاجِدِ» [صحيح مسلم]
Sesungguhnya aku adalah akhir
para Nabi, dan sesungguhnya mesjidku ini adalah mesjid terakhir (dari tiga mesjid
mulia). [Sahih Muslim]
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
" لاَ تُشَدُّ الرِّحَالُ إِلَّا إِلَى ثَلاَثَةِ مَسَاجِدَ: المَسْجِدِ
الحَرَامِ، وَمَسْجِدِ الرَّسُولِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَمَسْجِدِ الأَقْصَى
" [صحيح البخاري ومسلم]
“Tidak boleh memaksakan diri
untuk pergi (ke suatu tempat dengan niat ibadah) kecuali ke tiga mesjid: Mesjid
Al-Haram, mesjid Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dan mesjid
Al-Aqshaa”. [Sahih Bukhari dan Muslim]
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
«مَنْ دَخَلَ مَسْجِدَنَا هَذَا لِيَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ يُعَلِّمَهُ،
كَانَ كَالْمُجَاهِدِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ، وَمَنْ دَخَلَهُ لِغَيْرِ ذَلِكَ كَانَ
كَالنَّاظِرِ إِلَى مَا لَيْسَ لَهُ» [صحيح ابن حبان]
“Barangsiapa yang masuk mesjid
kami ini untuk mempelajari suatu kebaikan atau mengajarkannya maka ia seperti
orang yang berjihad di jalan Allah, dan barangsiapa yang memasukinya untuk
selain itu maka ia seperti menatapi sesuatu yang bukan miliknya”. [Sahih Ibnu
Hibban]
Abu Sa’id Al-Khudriy berkata: Aku mendatangi
Rasulullah di rumah salah satu istrinya, kemudian aku bertanya: Ya Rasulullah,
mesjid manakah yang dibangun atas dasar taqwa?
Maka Rasulullah mengambil
segengam batu kerikil dan meletakkannya di tanah kemudian berkata:
«هُوَ مَسْجِدُكُمْ هَذَا» لِمَسْجِدِ الْمَدِينَةِ [صحيح مسلم]
“Itu adalah mesjid kalian ini
(mesjid Nabawiy di Medinah)”. [Sahih Muslim]
Taman surga antara rumah Rasulullah dan mimbarnya
Dari Abdullah bin Zayd Al-Maziniy radhiyallahu
'anhuma; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«مَا بَيْنَ بَيْتِي وَمِنْبَرِي رَوْضَةٌ مِنْ رِيَاضِ الجَنَّةِ»
[صحيح البخاري ومسلم]
"Antara rumahku dan mimbarku adalah taman dari taman-taman
surga". [Sahih Bukhari dan Muslim]
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
«مَا بَيْنَ بَيْتِي وَمِنْبَرِي رَوْضَةٌ مِنْ رِيَاضِ الجَنَّةِ،
وَمِنْبَرِي عَلَى حَوْضِي» [صحيح البخاري ومسلم]
"Antara rumahku dan mimbarku adalah taman dari
taman-taman surga, dan mimbarku berada di atas telagaku (di akhirat)".
[Sahih Bukhari dan Muslim]
Dari Ummu Salamah radhiyallahu 'anhua;
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
«إِنَّ قَوَائِمَ مِنْبَرِي هَذَا رَوَاتِبُ فِي الْجَنَّةِ»
[سنن النسائي: صحيح]
“Sesungguhnya mimbarku ini berada dalam surga”. [Sunan
An-Nasa’iy: Sahih]
Ancaman sumpah palsu dekat mimbar Rasulullah
Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhuma;
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
«لَا يَحْلِفُ أَحَدٌ عِنْدَ مِنْبَرِي هَذَا، عَلَى يَمِينٍ آثِمَةٍ،
وَلَوْ عَلَى سِوَاكٍ أَخْضَرَ، إِلَّا تَبَوَّأَ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ - أَوْ
وَجَبَتْ لَهُ النَّارُ -» [سنن أبي داود: صحيح]
“Seseorang tidak bersumpah di
dekat mimbarku ini atas sumpah palsu sekalipun hanya demi satu siwak hijau,
kecuali ia mempersiapkan tempat duduknya di neraka –atau wajib untuknya
neraka-“. [Sunan Abu Daud: Sahih]
Keutamaan mesjid Qubaa’
Abdullah bin Umar radhiyallahu 'anhuma berkata:
«كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْتِي مَسْجِدَ
قُبَاءٍ رَاكِبًا وَمَاشِيًا» «فَيُصَلِّي فِيهِ رَكْعَتَيْنِ» [صحيح البخاري
ومسلم]
Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam mendatangi mesjid Qubaa’ (Setiap hari sabtu) dengan berkendaraan
atau berjalan kaki, kemudian salat di dalamnya dua raka’at. [Sahih
Bukhari dan Muslim]
Dari Sahl bin Hunaif radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
«مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ ثُمَّ أَتَى مَسْجِدَ قُبَاءَ، فَصَلَّى
فِيهِ صَلَاةً، كَانَ لَهُ كَأَجْرِ عُمْرَةٍ» [سنن ابن ماجه: صحيح]
“Barangsiapa yang bersuci di
rumahnya kemudian mendatangi mesjid Qubaa’ kemudian salat di dalamnya, maka ia
mendapat pahala seperti pahala umrah”. [Sunan Ibnu Majah: Sahih]
Keutamaan gunung Uhud
Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
«إِنَّ أُحُدًا جَبَلٌ يُحِبُّنَا وَنُحِبُّهُ» [صحيح البخاري
ومسلم]
“Sesungguhnya Uhud adalah
gunung yang mencintai kita dan kita mencintainya”. [Sahih Bukhari dan Muslim]
Dari Abu Humaid As-Sa’idiy radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
هَذِهِ طَابَةُ، وَهَذَا أُحُدٌ، جَبَلٌ يُحِبُّنَا وَنُحِبُّهُ
" [صحيح البخاري ومسلم]
“Ini adalah Thaabah (Madinah),
dan ini adalah Uhud, gunung yang mencintai kita dan kita mencintainya”. [Sahih
Bukhari dan Muslim]
Keutamaan kurma Madinah
Dari Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
«مَنْ تَصَبَّحَ كُلَّ يَوْمٍ سَبْعَ تَمَرَاتٍ عَجْوَةً، لَمْ يَضُرَّهُ
فِي ذَلِكَ اليَوْمِ سُمٌّ وَلاَ سِحْرٌ» [صحيح البخاري ومسلم]
“Barangsiapa yang setiapa hari
makan tujuh biji kurma Madinah (‘ajwah) di pagi hari, maka ia tidak akan
terkena racun dan sihir pada hari itu”. [Sahih Bukhari dan Muslim]
Dari Aisyah radhiyallahu 'anha; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
«إِنَّ فِي عَجْوَةِ الْعَالِيَةِ شِفَاءً - أَوْ إِنَّهَا تِرْيَاقٌ
- أَوَّلَ الْبُكْرَةِ» [صحيح مسلم]
“Sesungguhnya pada kurma
Madinah ada obat jika dimakan pada pagi hari”. [Sahih Muslim]
Dua wadiy (lembah) yang diberkahi
Umar bin Khathab radhiyallahu 'anhu berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda di wadiy Al-‘Aqiiq:
" أَتَانِي اللَّيْلَةَ آتٍ مِنْ رَبِّي، فَقَالَ: صَلِّ فِي هَذَا
الوَادِي المُبَارَكِ ، وَقُلْ: عُمْرَةً فِي حَجَّةٍ " [صحيح البخاري]
“Semalam aku didatangi
malaikat dari Tuhanku dan berkata: Salatlah engkau di wadiy yang diberkahi ini
(mubarak), dan ucapkanlah: Aku berniat melakukan umrah bersama haji
(qiraan)”. [Sahih Bukhari]
Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bermimpi ketika ia berada dalam pembaringannya di tengah wadiy, dan
dikatakan kepadanya:
" إِنَّكَ بِبَطْحَاءَ مُبَارَكَةٍ " [صحيح البخاري ومسلم]
“Sesungguhnya engkau sedang
berada di “bathaa’” (tempat pejalanan air bah) yang diberkahi”. [Sahih Bukhari dan Muslim]
Ziarah ke pekuburan Baqii’
Dari Aisyah radhiyallahu 'anha; Jibril mendatangi Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam di suatu malam dan berkata:
إِنَّ رَبَّكَ يَأْمُرُكَ أَنْ تَأْتِيَ أَهْلَ الْبَقِيعِ
فَتَسْتَغْفِرَ لَهُمْ [صحيح مسلم]
“Sesungguhnya Tuhanmu
memerintahkan engkau untuk menziarahi penghuni Baqii’ kemudian memintakan
ampunan untuk mereka”. [Sahih Muslim]
Wallahu a’lam!
Referensi
فضائل المدينة، المؤلف : المفضل بن محمد بن إبراهيم الجندي أبو سعيد المتوفى سنة 308هـ
الحجج المبينةفي التفضيل بين مكة والمدينة للسيوطي المتوفى سنة 911هـ
الجواهر الثمينةفي محاسن المدينة ، تأليف: السيد محمد كبريت الحسيني المدني المتوفى سنة 1070هـ
Semoga Allah mengizinkan ana dan kami menetap di tempat yang didoakan Rasulullah s.a.w iaitu madinah.
BalasHapusAllahumma aamiin!
Hapusamin
BalasHapus