بسم الله الرحمن الرحيم
Beberapa sifat hati
yang disebutkan oleh Allah subhanahu wa ta’aalaa dalam Al-Qur’an:
Sifat hati
yang baik
Hati yang bergetar
{إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ}
[الأنفال: 2]
Sesungguhnya
orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah
hati mereka. [Al-Anfaal: 2]
Hati yang tenteram (tenang)
{الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ
بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ} [الرعد: 28]
Orang-orang yang beriman dan
hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan
mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. [Ar-Ra’d: 28]
{وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ أَرِنِي كَيْفَ
تُحْيِ الْمَوْتَى قَالَ أَوَلَمْ تُؤْمِنْ قَالَ بَلَى وَلَكِنْ لِيَطْمَئِنَّ قَلْبِي}
[البقرة: 260]
Dan
(Ingatlah) ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku
bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati." Allah berfirman:
"Belum yakinkah kamu?" Ibrahim menjawab: "Aku telah
meyakinkannya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku). [Al-Baqarah: 260]
{وَمَا جَعَلَهُ اللَّهُ إِلَّا
بُشْرَى لَكُمْ وَلِتَطْمَئِنَّ قُلُوبُكُمْ بِهِ} [آل عمران:
126] [الأنفال: 10]
Dan
Allah tidak menjadikan pemberian bala bantuan itu melainkan sebagai khabar
gembira bagi (kemenangan)mu, dan agar tenteram hatimu karenanya. [Ali ‘Imran: 126]
{قَالُوا نُرِيدُ أَنْ نَأْكُلَ مِنْهَا وَتَطْمَئِنَّ
قُلُوبُنَا} [المائدة: 113]
Mereka
(Al-Hawariyun) berkata: "Kami ingin memakan hidangan itu dan supaya
tenteram hati kami, ...".
[Al-Maidah: 113]
{مَنْ كَفَرَ بِاللَّهِ مِنْ بَعْدِ إِيمَانِهِ
إِلَّا مَنْ أُكْرِهَ وَقَلْبُهُ مُطْمَئِنٌّ بِالْإِيمَانِ} [النحل: 106]
Barangsiapa
yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah),
kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman
(dia tidak berdosa). [An-Nahl:
106]
Hati yang bersih (suci)
{إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ}
[الشعراء: 89]
Kecuali orang-orang yang menghadap
Allah dengan hati yang bersih. [Asy-Syu’araa’: 89]
{إِذْ جَاءَ رَبَّهُ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ} [الصافات: 84]
(lngatlah)
ketika ia (Ibrahim) datang kepada Tuhannya dengan hati yang suci.
[Ash-Shaaffaat: 84]
Maksudnya: Mengikhlaskan
hatinya kepada Allah dengan sepenuh-penuhnya.
Hati yang teguh (kuat)
{وَيُنَزِّلُ عَلَيْكُمْ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً
لِيُطَهِّرَكُمْ بِهِ وَيُذْهِبَ عَنْكُمْ رِجْزَ الشَّيْطَانِ وَلِيَرْبِطَ عَلَى
قُلُوبِكُمْ} [الأنفال: 11]
Dan
Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan
itu dan menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan syaitan dan untuk menguatkan
hatimu. [Al-Anfaal: 11]
{وَرَبَطْنَا عَلَى قُلُوبِهِمْ} [الكهف: 14]
Dan Kami meneguhkan hati mereka.
[Al-Kahfi:14]
{وَأَصْبَحَ فُؤَادُ أُمِّ مُوسَى فَارِغًا إِنْ
كَادَتْ لَتُبْدِي بِهِ لَوْلَا أَنْ رَبَطْنَا عَلَى قَلْبِهَا لِتَكُونَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ}
[القصص: 10]
Dan menjadi kosonglah hati ibu
Musa*. Sesungguhnya hampir saja ia menyatakan rahasia tentang Musa, seandainya
tidak Kami teguhkan hati-nya, supaya ia termasuk orang-orang yang percaya
(kepada janji Allah). [Al-Qashash: 10]
*Setelah ibu Musa
menghanyutkan Musa di sungai Nil, maka timbullah penyesalan dan kesangsian
hatinya lantaran kekhawatiran atas keselamatan Musa bahkan hampir-hampir ia
berteriak meminta tolong kepada orang untuk mengambil anaknya itu kembali, yang
akan mengakibatkan terbukanya rahasia bahwa Musa adalah anaknya sendiri.
Hati yang bertaubat
{مَنْ خَشِيَ الرَّحْمَنَ بِالْغَيْبِ
وَجَاءَ بِقَلْبٍ مُنِيبٍ} [ق: 33]
Orang
yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah sedang Dia tidak kelihatan (olehnya)
dan dia datang dengan hati yang bertaubat.
[Qaaf: 33]
Hati yang mendapat petunjuk
{وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ
قَلْبَهُ} [التغابن: 11]
Dan barangsiapa yang beriman
kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya.
[At-Tagaabun: 11]
Hati yang bersatu
{وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ
كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا}
[آل عمران: 103]
Dan
ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah)
bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena
nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara.
[Ali ‘Imran: 103]
{وَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ لَوْ
أَنْفَقْتَ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا مَا أَلَّفْتَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَلَكِنَّ
اللَّهَ أَلَّفَ بَيْنَهُمْ } [الأنفال: 63]
Dan
(Allah) yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun
kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak
dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati
mereka. [Al-Anfaal: 63]
Sifat hati yang buruk
Hati yang terkunci-mati
{خَتَمَ اللَّهُ عَلَى قُلُوبِهِمْ} [البقرة: 7]
Allah telah mengunci-mati hati
mereka (orang kafir). [Al-Baqarah: 7]
Yakni: Tidak dapat menerima
petunjuk, dan segala macam nasehatpun tidak akan berbekas padanya.
{قُلْ أَرَأَيْتُمْ إِنْ أَخَذَ اللَّهُ سَمْعَكُمْ
وَأَبْصَارَكُمْ وَخَتَمَ عَلَى قُلُوبِكُمْ مَنْ إِلَهٌ غَيْرُ اللَّهِ يَأْتِيكُمْ
بِهِ} [الأنعام: 46]
Katakanlah:
"Terangkanlah kepadaku jika Allah mencabut pendengaran dan penglihatan
serta mengunci-mati hatimu, siapakah Tuhan selain Allah yang Kuasa
mengembalikannya kepadamu?"
[Al-An’aam: 46]
{أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ
وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَى عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَى سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ} [الجاثية: 23]
Maka
pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan
Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah Telah mengunci-mati
pendengaran dan hatinya ...? [Al-Jaatsiyah:
23]
{بَلْ طَبَعَ اللَّهُ عَلَيْهَا
بِكُفْرِهِمْ فَلَا يُؤْمِنُونَ إِلَّا قَلِيلًا} [النساء: 155]
Bahkan,
sebenarnya Allah telah mengunci-mati hati mereka karena kekafirannya, karena
itu mereka tidak beriman kecuali sebahagian kecil dari mereka. [An-Nisaa’: 155]
{وَنَطْبَعُ عَلَى قُلُوبِهِمْ فَهُمْ لَا يَسْمَعُونَ}
[الأعراف: 100]
Dan Kami kunci-mati hati
mereka sehingga mereka tidak dapat mendengar (pelajaran lagi).
[Al-A’raaf: 100]
{وَطُبِعَ عَلَى قُلُوبِهِمْ فَهُمْ لَا يَفْقَهُونَ}
[التوبة: 87] [المنافقون: 3]
Dan
hati mereka (orang munafiq) telah dikunci-mati, maka mereka tidak mengetahui (kebahagiaan
beriman dan berjihad).
[Al-Taubah: 87]
{وَطَبَعَ اللَّهُ عَلَى قُلُوبِهِمْ
فَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ} [التوبة: 93]
Dan
Allah telah mengunci-mati hati mereka (orang munafiq), maka mereka tidak
mengetahui (akibat perbuatan mereka).
[At-Taubah: 93]
{أُولَئِكَ الَّذِينَ طَبَعَ اللَّهُ عَلَى قُلُوبِهِمْ
وَسَمْعِهِمْ وَأَبْصَارِهِمْ وَأُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ} [النحل: 108]
Mereka
itulah orang-orang yang hati, pendengaran dan penglihatannya telah dikunci-mati
oleh Allah, dan mereka Itulah orang-orang yang lalai. [An-Nahl: 108]
{كَذَلِكَ نَطْبَعُ عَلَى قُلُوبِ الْمُعْتَدِينَ} [يونس: 74]
Demikianlah
kami mengunci-mati hati orang-orang yang melampaui batas. [Yunus: 74]
{كَذَلِكَ يَطْبَعُ اللَّهُ عَلَى
قُلُوبِ الَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ} [الروم: 59]
Demikianlah
Allah mengunci-mati hati orang-orang yang tidak (mau) memahami. [Ar-Ruum: 59]
{كَذَلِكَ يَطْبَعُ اللَّهُ عَلَى
كُلِّ قَلْبِ مُتَكَبِّرٍ جَبَّارٍ} [غافر: 35]
Demikianlah Allah mengunci-mati
hati orang yang sombong dan sewenang-wenang. [Gaafir: 35]
{وَاشْدُدْ عَلَى قُلُوبِهِمْ فَلَا
يُؤْمِنُوا حَتَّى يَرَوُا الْعَذَابَ الْأَلِيمَ} [يونس: 88]
Dan
kunci-matilah hati mereka, maka mereka tidak beriman hingga mereka melihat
siksaan yang pedih. [Yunus: 88]
Hati yang tertutup
{كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ} [المطففين: 14]
Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya
apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka.
[Al-Muthaffifiin: 14]
{وَمِنْهُمْ مَنْ يَسْتَمِعُ إِلَيْكَ
وَجَعَلْنَا عَلَى قُلُوبِهِمْ أَكِنَّةً أَنْ يَفْقَهُوهُ} [الأنعام: 25]
Dan di antara mereka ada orang
yang mendengarkan (bacaan)mu, padahal Kami telah meletakkan tutupan di atas
hati mereka (sehingga mereka tidak) memahaminya.
[Al-An’aam: 25]
{وَجَعَلْنَا عَلَى قُلُوبِهِمْ أَكِنَّةً أَنْ
يَفْقَهُوهُ} [الإسراء: 46]
Dan
Kami adakan tutupan di atas hati mereka, agar mereka tidak dapat memahaminya. [Al-Israa’: 46]
{إِنَّا جَعَلْنَا عَلَى قُلُوبِهِمْ
أَكِنَّةً أَنْ يَفْقَهُوهُ} [الكهف: 57]
Sesungguhnya
Kami telah meletakkan tutupan di atas hati mereka, (sehingga mereka tidak)
memahaminya. [Al-Kahfi: 57]
Hati yang lalai
{وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَنْ
ذِكْرِنَا} [الكهف: 28]
Dan janganlah kamu mengikuti
orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami.
[Al-Kahfi: 28]
{لَاهِيَةً قُلُوبُهُمْ} [الأنبياء: 3]
Hati
mereka dalam keadaan lalai.
[Al-Anbiyaa’: 3]
Hati
yang berpenyakit
{فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَهُمُ
اللَّهُ مَرَضًا} [البقرة: 10]
Dalam hati mereka (orang
munafiq) ada penyakit, lalu ditambah oleh Allah penyakitnya.
[Al-Baqarah: 10]
Yakni: Keyakinan mereka
terdahap kebenaran nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam lemah.
Kelemahan keyakinan itu, menimbulkan kedengkian, iri-hati dan dendam terhadap
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, agama dan orang-orang Islam.
{فَتَرَى الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ
مَرَضٌ يُسَارِعُونَ فِيهِمْ} [المائدة: 52]
Maka kamu akan melihat
orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya (orang-orang munafik) bersegera
mendekati mereka (Yahudi dan Nasrani). [Al-Maidah: 52]
Hati yang sombong
{إِذْ جَعَلَ الَّذِينَ كَفَرُوا فِي قُلُوبِهِمُ الْحَمِيَّةَ حَمِيَّةَ الْجَاهِلِيَّةِ}
[الفتح: 26]
Ketika orang-orang kafir
menanamkan dalam hati mereka kesombongan (yaitu) kesombongan Jahiliyah.
[Al-Fath: 26]
Hati
yang mengingkari
{فَالَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِالْآخِرَةِ قُلُوبُهُمْ
مُنْكِرَةٌ وَهُمْ مُسْتَكْبِرُونَ} [النحل: 22]
Maka orang-orang yang tidak
beriman kepada akhirat, hati mereka mengingkari (keesaaan Allah), sedangkan
mereka sendiri adalah orang-orang yang sombong.
[An-Nahl: 22]
Hati yang berpaling
{صَرَفَ اللَّهُ قُلُوبَهُمْ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ
لَا يَفْقَهُونَ} [التوبة: 127]
Allah telah memalingkan hati
mereka (orang munafiq) disebabkan mereka adalah kaum yang tidak mengerti.
[At-Taubah: 127]
Hati yang keras membatu
{ثُمَّ قَسَتْ قُلُوبُكُمْ مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ فَهِيَ كَالْحِجَارَةِ أَوْ أَشَدُّ
قَسْوَةً} [البقرة: 74]
Kemudian
setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. [Al-Baqarah: 74]
{فَبِمَا نَقْضِهِمْ مِيثَاقَهُمْ لَعَنَّاهُمْ
وَجَعَلْنَا قُلُوبَهُمْ قَاسِيَةً} [المائدة: 13]
Karena
mereka (Bani Israil) melanggar janjinya, Kami kutuki mereka, dan Kami jadikan
hati mereka keras membatu.
[Al-Maidah: 13]
{فَلَوْلَا إِذْ جَاءَهُمْ بَأْسُنَا تَضَرَّعُوا
وَلَكِنْ قَسَتْ قُلُوبُهُمْ} [الأنعام: 43]
Maka
mengapa mereka tidak memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri
ketika datang siksaan Kami kepada mereka, bahkan hati mereka telah menjadi
keras. [Al-An’aam: 42]
{فَوَيْلٌ لِلْقَاسِيَةِ قُلُوبُهُمْ مِنْ ذِكْرِ
اللَّهِ} [الزمر: 22]
Maka
kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat
Allah. [Az-Zumar: 22]
Hati yang condong kepada kesesatan
{فَأَمَّا الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُونَ
مَا تَشَابَهَ مِنْهُ ابْتِغَاءَ الْفِتْنَةِ وَابْتِغَاءَ تَأْوِيلِهِ} [آل عمران: 7]
Adapun orang-orang yang dalam
hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat
yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari
ta'wilnya. [Ali ‘Imran: 7]
Termasuk dalam pengertian
ayat-ayat mutasyaabihaat: Ayat-ayat yang mengandung beberapa pengertian
dan tidak dapat ditentukan arti mana yang dimaksud kecuali sesudah diselidiki
secara mendalam; atau ayat-ayat yang pengertiannya hanya Allah yang mengetahui
seperti ayat-ayat yang berhubungan dengan yang ghaib-ghaib misalnya ayat-ayat
yang mengenai hari kiamat, surga, neraka dan lain-lain.
{رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ
هَدَيْتَنَا} [آل عمران: 8]
"Ya
Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah
Engkau beri petunjuk kepada kami". [Ali ‘Imran: 8]
{فَلَمَّا زَاغُوا أَزَاغَ اللَّهُ
قُلُوبَهُمْ} [الصف: 5]
Maka tatkala mereka berpaling
(dari kebenaran), Allah memalingkan hati mereka.
[Ash-Shaff: 5]
Maksudnya: Karena mereka
berpaling dari kebenaran, maka Allah membiarkan mereka sesat dan bertambah jauh
dari kebenaran.
Hati
yang ragu
{وَارْتَابَتْ قُلُوبُهُمْ فَهُمْ فِي رَيْبِهِمْ
يَتَرَدَّدُونَ} [التوبة: 45]
Dan hati mereka (orang
munafiq) ragu-ragu, karena itu mereka selalu bimbang dalam keraguannya.
[At-Taubah: 45]
Hati
yang hancur
{لَا يَزَالُ بُنْيَانُهُمُ الَّذِي
بَنَوْا رِيبَةً فِي قُلُوبِهِمْ إِلَّا أَنْ تَقَطَّعَ قُلُوبُهُمْ} [التوبة: 110]
Bangunan-bangunan yang mereka
(orang munfiq) dirikan itu senantiasa menjadi pangkal keraguan dalam hati
mereka, kecuali bila hati mereka itu telah hancur. [At-Taubah: 110]
Maksudnya: Bila perasaan
mereka telah lenyap, ada pula yang menafsirkan bila mereka tidak dapat taubat
lagi.
Hati
yang berdosa
{وَلَا تَكْتُمُوا الشَّهَادَةَ
وَمَنْ يَكْتُمْهَا فَإِنَّهُ آثِمٌ قَلْبُهُ} [البقرة: 283]
Dan
janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian. dan barangsiapa yang
menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya. [Al-Baqarah: 283]
Hati yang kasar
{وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ
لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ} [آل عمران: 159]
Sekiranya
kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu. [Ali ‘Imran: 159]
Hati yang ketakutan
{سَنُلْقِي فِي قُلُوبِ الَّذِينَ كَفَرُوا الرُّعْبَ
بِمَا أَشْرَكُوا بِاللَّهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ سُلْطَانًا} [آل عمران: 151] [الأنفال: 12]
Akan
Kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir rasa takut, disebabkan mereka mempersekutukan
Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak menurunkan keterangan tentang itu. [Ali ‘Imran: 151]
Hati yang penuh penyesalan
{لِيَجْعَلَ اللَّهُ ذَلِكَ حَسْرَةً فِي قُلُوبِهِمْ}
[آل عمران: 156]
Akibat
(dari perkataan dan keyakinan mereka) yang demikian itu, Allah menimbulkan rasa
penyesalan yang sangat di dalam hati mereka. [Ali
‘Imran: 156]
Hati yang panas
{وَيُذْهِبْ غَيْظَ قُلُوبِهِمْ} [التوبة: 15]
Dan
menghilangkan panas hati orang-orang mukmin.
[At-Taubah: 15]
Wallahu
a’lam!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...