بسم الله الرحمن الرحيم
Sufyan bin Sa’id bin Masruq
Ats-Tsauriy, Abu Abdullah Al-Kufiy. Beliau
adalah amirul mukminin dalam ilmu hadits, seorang ulama dan ahli ibadah yang
terkenal dan dikagumi. Beliau lahir tahun 97 hijriyah dan wafat di Bashrah tahun
161 hijriyah.[1]
Diriwayatkan dari Abdur Rahman
bin Abi Ibad al-Makki, dia berkata: Seorang syaikh (kakek-kakek) yang dijuluki
Abu Abdillah mendatangi kami. Dia berkisah:
"Pada waktu sahur aku pergi
ke sumur Zam Zam. Di tempat ini aku bertemu dengan seorang kakek-kakek yang
menutupi wajahnya dengan kain. Dia datang ke sumur, lalu minta diambilkan air.
Kemudian aku mengambilkan air untuk kakek tersebut.
Aku juga meminum sebagian air
dari sisa air tersebut. Ternyata rasa air tersebut seperti air bercampur madu
yang aku belum pernah merasakan semanis itu. Ketika aku menoleh, syaikh
tersebut telah pergi.
Pada waktu sahur hari kedua, aku
pergi ke sumur Zam Zam lagi. Aku melihat seorang syaikh masuk dari arah pintu
masjid dengan menutupkan kain di wajahnya juga. Beliau menuju sumur dan minta
diambilkan air. Setelah minum beliau pergi. Lantas ku minum air sisanya,
ternyata rasanya lebih manis dari sebelumnya.
Pada malam ketiga, beliau datang
lagi ke sumur dan minta air. Sebelum syaikh tersebut datang, aku sudah berniat
untuk menangkapnya, lantaran rasa kekaguman ku padanya. Seketika itu juga, ku
pegang ujung selimut tebalnya (kain yang menutupi wajahnya). Namun, kakek
tersebut malah menangkap tanganku.
Beliau meminta kembali untuk
diambilkan air dari sumur zamzam tersebut. Setelah ku ambilkan, ku minum sisa dari
air tersebut. Air tersebut terasa seperti air susu manis, yang aku belum pernah
merasakan minum senikmat itu.
Dengan segera, sebelum kakek
tersebut kabur. Aku bertanya kepada kakek tersebut: 'Demi Pemilik Baitullah
ini, sebenarnya siapa anda?'
Sebelum dia menjawab, kakek
tersebut bertanya: 'Sanggupkah kamu merahasiakannya?'. Aku menjawab: 'Ya!'.
Barulah kakek tersebut menyebutkan jati dirinya, sembari berkata: 'Aku Sufyan
Ats Tsauri'."
Sumber:
Al Imam Ibnul Jauzy meriwayatkan
sebuah kisah dalam kitabnya yang berjudul ﺒﺤﺭ ﺍﻟﺩﻤﻭﻉ
halaman 107.
Kisah ini diriwayatkan oleh Al-Lalikaiy
(w.418H) dalam kitabnya “Karaamaatul Auliyaa’” 9/226 no.161:
قال: أَخْبَرَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ بْنُ عَلِيٍّ
قَالَ: أنا يُوسُفُ بْنُ عُمَرَ قَالَ: قُرِئَ عَلَى أَبِي الْحَسَنِ الْمِصْرِيِّ
وَأَنَا أَسْمَعُ حَدَّثَكُمْ يُوسُفُ بْنُ مُوسَى قَالَ: ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ
خُبَيْقٍ الْأَنْطَاكِيُّ قَالَ: حَدَّثَنِي أَبُو عَلِيٍّ
السِّجِسْتَانِيُّ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ يَعْقُوبَ بْنِ إِسْحَاقَ
بْنِ أَبِي عَبَّادٍ الْمَكِّيِّ، قَالَ: قَدِمَ عَلَيْنَا مِنْ هَرَاةَ شَيْخٌ صَدُوقٌ،
قَالَ: دَخَلْتُ زَمْزَمَ، فَإِذَا بِشَيْخٍ يَنْزِعُ الدَّلْوَ الَّذِي يَلِي الرُّكْنَ،
فَلَمَّا شَرِبَ أَدْخَلَ الدَّلْوَ فَأَخَذْتُ فَضْلَتَهُ فَشَرِبْتُهَا فَإِذَا بِسَوِيقِ
لَوْزٍ لَمْ أَذُقْ قَطُّ أَطْيَبَ مِنْهُ، ثُمَّ الْتَفَتُّ فَإِذَا الشَّيْخُ قَدْ
ذَهَبَ، ثُمَّ عُدْتُ مِنَ الْغَدِ فِي السَّحَرِ فَجَلَسْتُ إِلَى بِئْرِ زَمْزَمَ،
فَإِذَا الشَّيْخُ قَدْ دَخَلَ مِنْ بَابِ زَمْزَمَ قَدْ سَدَلَ ثَوْبَهُ عَلَى وَجْهِهِ
فَأَتَى الْبِئْرَ فَنَزَعَ بِالدَّلْوِ فَأَخَذْتُ فَضْلَتَهُ فَشَرِبْتُ فَإِذَا
مَاءٌ مَضْرُوبٌ بِعَسَلٍ لَمْ أَذُقْ قَطُّ أَطْيَبَ مِنْهُ، ثُمَّ الْتَفَتُّ فَإِذَا
الشَّيْخُ قَدْ ذَهَبَ، ثُمَّ عُدْتُ مِنَ الْغَدِ فِي السَّحَرِ فَجَلَسْتُ إِلَى
بِئْرِ زَمْزَمَ، فَإِذَا الشَّيْخُ قَدْ دَخَلَ مِنْ بَابِ زَمْزَمَ قَدْ سَدَلَ ثَوْبَهُ
عَلَى وَجْهِهِ فَأَتَى الْبِئْرَ فَنَزَعَ بِالدَّلْوِ فَأَخَذْتُ مِلْحَفَتَهُ فَلَفَفْتُهَا
عَلَى يَدَيَّ وَأَخَذْتُ فَضْلَتَهُ فَشَرِبْتُهُ، فَإِذَا لَبَنٌ مَضْرُوبٌ بِالسَّكَّرِ
لَمْ أَذُقْ قَطُّ أَطْيَبَ مِنْهُ، فَقُلْتُ: أَيَا شَيْخُ بِحَقِّ هَذِهِ الْبِنْيَةِ
عَلَيْكَ مَنْ أَنْتَ؟ قَالَ: تَكْتُمُ عَلَيَّ؟ قُلْتُ: نَعَمْ قَالَ: حَتَّى أَمُوتَ؟
قُلْتُ: نَعَمْ قَالَ: أَنَا سُفْيَانُ الثَّوْرِيُّ
Diriwayatkan juga oleh Abu Nu’aim
Al-Ashbahaniy (w.430H) dalam kitabnya “Hilyatul Auliyaa’” 7/73:
قال: حَدَّثَنَا
عَبْدُ اللهِ، ثنا عَبْدُ اللهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ الْعَبَّاسِ، ثنا سَلَمَةُ بْنُ
شَبِيبٍ، ثنا سَهْلُ بْنُ عَاصِمٍ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ
بْنِ يَعْقُوبَ بْنِ إِسْحَاقَ الْمَكِّيِّ، حَدَّثَنِي شَيْخٌ، مِنْ أَهْلِ هَرَاةَ
يُقَالُ لَهُ عَبْدُ اللهِ الْهَرَوِيُّ - رَجُلُ صِدْقٍ - قَالَ: دَخَلْتُ زَمْزَمَ
فِي السَّحَرِ , فَإِذَا بِشَيْخٍ يَنْزِعُ الدَّلْوَ الَّذِي يَلِي الرُّكْنَ , فَلَمَّا
شَرِبَ أَدْخَلَ الدَّلْوَ , فَأَخَذْتُهُ فَشَرِبْتُ فَضْلَهُ , فَإِذَا هُوَ سَوِيقُ
لَوْزٍ لَمْ أَذُقْ سَوِيقَ لَوْزٍ أَطْيَبَ مِنْهُ , فَلَمَّا كَانَ فِي الْقَابِلَةِ
رَصَدْتُهُ , فَلَمَّا كَانَ فِي ذَلِكَ الْوَقْتِ دَخَلَ فَسَدَلَ ثَوْبَهُ عَلَى
وَجْهِهِ فَنَزَعَ بِالدَّلْوِ مِمَّا يَلِي الرُّكْنَ ثُمَّ شَرِبَ وَأَدْخَلَ الدَّلْوَ
, فَأَخَذْتُ فَضْلَهُ , فَشَرِبْتُ فَإِذَا مَاءٌ مَضْرُوبٌ بِعَسَلٍ لَمْ أَشْرَبْ
عَسَلًا قَطُّ أَطْيَبَ مِنْهُ , قَالَ: فَأَرَدْتُ أَنْ آخُذَ بِطَرَفِ ثَوْبِهِ أَنْظُرُ
مَنْ هُوَ فَفَاتَنِي , فَلَمَّا كَانَتِ اللَّيْلَةُ الثَّالِثَةُ قَعَدْتُ قُبَالَةَ
بَابِ زَمْزَمَ , فَلَمَّا كَانَ فِي ذَلِكَ الْوَقْتِ دَخَلَ قَدْ سَدَلَ ثَوْبَهُ
عَلَى وَجْهِهِ , فَدَخَلْتُ فَأَخَذْتُ بِطَرَفِ ثَوْبِهِ , فَلَمَّا شَرِبَ مِنَ
الدَّلْوِ أَرْسَلَهُ , قُلْتُ: يَا هَذَا , أَسْأَلُكُ بِرَبِّ هَذِهِ الْبِنْيَةِ
, مَنْ أَنْتَ؟ قَالَ: «تَكْتُمْ عَلَيَّ حَتَّى أَمُوتَ؟» قُلْتُ: نَعَمْ , قَالَ:
«أَنَا سُفْيَانُ بْنُ سَعِيدٍ» , فَأَرْسَلْتُهُ , وَشَرِبْتُ مِنَ الدَّلْوِ , فَإِذَا
لَبَنٌ مَضْرُوبٌ بِسُكَّرٍ لَمْ أَرَ لَبَنًا قَطُّ أَطْيَبَ مِنْهُ , قَالَ: وَكَانَتِ
الشَّرْبَةُ تَكْفِينِي إِذَا شَرِبْتُهَا إِلَى مِثْلِهَا , لَا أَجِدُ جُوعًا وَلَا
عَطَشًا "
Biografi rawi kisah ini:
Yang meriwayatkan
hadits darinya: Salamah bin Syabib dan selainnya.
Ibnu Abi Hatim
berkata: Ia adalah teman bapakku, dan bapakku ditanya tentangnya maka bapakku
berkata: Ia seorang syekh.
Ibnu Hibban
menyebutkan biografinya dalam kitab Ats-Tsiqaat (kumpulan perawi tsiqah) dan
berkata: Ia meriwayatkan dari orang-orang Iraq kisah-kisah (hikayaat).
Ia tinggal di Mekah, kemudian datang ke Mesir dan menerima hadits di
sana dari Ats-Tsauriy dan selainnya.
Yang meriwayatkan hadits darinya: Rauh bin Al-Faraj Al-Qathan Al-Misriy guru
Abu Ja’far At-Thahawiy, dan selainnya.
3.
Abdullah Al-Harawiy.
Saya tidak
mengetahui identitas lengkapnya.
Derajat kisah ini:
Sanadnya lemah karena ada perawi yang tidak diketahui
identitasnya (majhuul) yaitu Abdullah Al-Harawiy, dan yang meriwayatkan hadits
darinya juga tidak diketahui derajat periwayatannya.
Beberapa buku yang
menceritakan tentang Imam Ats-Tsauriy:
المؤلف: محمد بن أحمد بن عثمان بن قايماز
الذهبي شمس الدين أبو عبد الله
المؤلف: عبد الغني الدقر
إعداد: حسنين محمد
حسين فلمبان
Wallahu a’lam!
[1]
Lihat biografi “ Sufyan Ats-Tsauriy “ dalam kitab: Tahdziib Al-Kamaal karya
Al-Mizziy , Siyar A’laam karya
Adz-Dzahabiy 7-229.
[2]
Lihat biografi “ Sahl bin ‘Ashim “ dalam kitab: Al-Jarh wa At-Ta’diil karya
Ibnu Abi Hatim 4/202 no.869, Ats-Tsiqaat karya Ibnu Hibban 8/293 no. 13519,
Ats-Tsiqaat karya Ibnu Quthlubuga 5/159
no.4900.
[3]
Lihat biografi “ Abdurrahman bin Ya’qub “ dalam kitab: Maganiyul Akhbaar karya
Al-‘Ainiy 2/220 no.1568.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...