Senin, 09 Juli 2018

Tambahan lafadz “wabarakatuh” ketika salam di akhir shalat

بسم الله الرحمن الرحيم


Al-Hafidz Ibnu Hajar (w.852H) –rahimahullah- dalam “Bulugul Maram” (hal.273) kibat tentang shalat, menyebutkan hadits dari Wail bin Hujrradhiyallahu ‘anhu-, ia berkata:
صَلَّيْتُ مَعَ النَّبِيِّ - صلى الله عليه وسلم - فَكَانَ يُسَلِّمُ عَنْ يَمِينِهِ: «السَّلَام عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ»، وَعَنْ شِمَالِهِ: «السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ»
Aku pernah shalat bersama Nabi –shallallahu ‘alaihi wasallam-, dan beliau memberi salam ke sebelah kananya dengan mengucapkan: “Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakaatuh”, dan ke sebelah kirinya dengan mengucapkan: “Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakaatuh”.
Al-Hafidz Ibnu Hajar mengatakan: “Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Daud dengan sanad yang shahih”.

Berbeda dengan apa yang ditetapkan oleh Al-Hafidz Ibnu Hajar dalam kitabnya “At-Talkhiish Al-Habiir” (1/488), bglo;beliau menghukumi sanad hadits ini lemah karena terputus, beliau mengatakan: “Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Daud dan Ath-Thabaraniy, dari hadits Abdul Jabbar bin Wail dari bapaknya (Wail bin Hujr), akan tetapi Abdul Jabbaar tidak pernah menerima hadits (secara langsung) dari bapaknya”.

A.    Hadits Wail bin Hujr –radhiyallahu ‘anhu- diriwayatkan oleh:

1.       Abu Daud As-Sajistaniy (w.316H) dalam “As-Sunan”, kitab Ash-Shalaah, bab fii As-Salaam (1/262) no.997, ia berkata:
حَدَّثَنَا عَبْدَةُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ، حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ آدَمَ، حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ قَيْسٍ الْحَضْرَمِيُّ، عَنْ سَلَمَةَ بْنِ كُهَيْلٍ، عَنْ عَلْقَمَةَ بْنِ وَائِلٍ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: صَلَّيْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَكَانَ يُسَلِّمُ عَنْ يَمِينِهِ: «السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ»، وَعَنْ شِمَالِهِ: «السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ»
Telah menceritakan kepada kami 'Abdah bin Abdullah, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Adam, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Musa bin Qais Al Hadlrami, dari Salamah bin Kuhail, dari 'Alqamah bin Wa`il, dari ayahnya (Wail bin Hujr) dia berkata; "Aku shalat bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau memberi salam ke arah kanan dengan mengucapkan "Assalamu 'alaikum wa rahmatullahi wabarakatuh (Semoga keselamatan, rahmat dan berkah Allah tetap atas kalian)," dan kearah kiri dengan mengucapkan "Assalamu 'alaikum wa rahmatullah (Semoga keselamatan dan rahmat Allah tetap atas kalian)."

2.       Ath-Thabarraniy (w.360H) dalam “Al-Mu’jam Al-Kabiir” (22/45) no.115:
عن أَبي الشَّعْثَاءِ عَلِيّ بْن الْحَسَنِ، ثنا يَحْيَى بْنُ آدَمَ، ثنا مُوسَى بْنُ قَيْسٍ الْحَضْرَمِيُّ، عَنْ سَلَمَةَ بْنِ كُهَيْلٍ، عَنْ عَلْقَمَةَ بْنِ وَائِلٍ الْحَضْرَمِيِّ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: «صَلَّيْتُ مَعَ رَسُولِ اللهِ - صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -، فَسَلَّمَ عَنْ يَمِينِهِ: "السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ"، وَعَنْ يَسَارِهِ: "السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ
Ath-Thabaraniy rahimahullah- mengatakan: "Demikian hadits ini diriwayatkan oleh Musa bin Qais, dari Salamah, ia berkata: Dari ‘Alqamah bin Wail. Dan ia menambah pada ucapan salam lafadz: Wabarakaatuh”.

3.       Al-Bagawiy (w.516H) dalam “Syarh As-Sunnah”, kitab Ash-Shalaah, bab At-Tasliim fii Ash-Shalaah (3/204) no.696, melalui jalur Abu Daud As-Sajistaniy:
عن أَبي عَلِيٍّ اللُّؤْلُئِيّ، نَا أَبُو دَاوُدَ، نَا عَبْدَةُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ، نَا يَحْيَى بْنُ آدَمَ، نَا مُوسَى بْنُ قَيْسٍ الْحَضْرَمِيُّ، عَنْ سَلَمَةَ بْنِ كُهَيْلٍ، عَنْ عَلْقَمَةَ بْنِ وَائِلٍ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: «صَلَّيْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَكَانَ يُسَلِّمُ عَنْ يَمِينِهِ: "السَّلامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ"، وَعَنْ شِمَالِهِ: "السَّلامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهُ

Catatan:

a)      Hadits ini adalah hadits ‘Alqamah bin Wail, bukan hadits Abdul Jabbar bin Wail.

b)     ‘Alqamah bin Wail rahimahullah- pernah meriwayatkan hadits dari bapaknya.

Dalam kitab “Taqriib At-Tahdziib” (hal.397) Al-Hafidz Ibnu Hajar mengatakan: “‘Alqamah bin Wail bin Hujr Al-Hadhramiy Al-Kuufiy, derajatnya shaduuq (haditsnya hasan), hanyasaja ia tidak pernah meriwayatkan (mendengar langsung) hadits dari bapaknya”.
Ibnu Ma’in (w.233H) –rahimahullah- juga mengatakan bahwa ‘Alqamah tidak pernah menerima hadits dan mendengar langsung dari bapaknya. [Taarikh Ibnu Abi Khaitsamah (2/970)]
Dalam kitab “Al-‘Ilal Al-Kabiir” (hal.200), At-Tirmidziy (w.279H) –rahimahullah- berkata: Aku bertanya kepada Muhammad (bin Isma’il Al-Bukhariy) tentang ‘Alqamah bin Wail, apakah ia pernah mendengarkan hadits dari bapaknya? Maka Imam Bukhariy (w.256H) –rahimahullah- menjawab: “Sesungguhnya ia lahir enam bulan setelah bapaknya wafat”.

Akan tetapi yang dinukil oleh Imam Tirmidziy dari Imam Bukhari adalah keliru, karena yang dinyatakan oleh Imam Bukhari bahwa ia lahir setelah bapaknya wafat adalah Abdul Jabbar bin Wail, bukan ‘Alqamah. [Lihat biografi Abdul Jabbar dalam kitab At-Taariikh Al-Kabir karay Imam Bukhari (6/106)]
Oleh sebab itu, Imam Al-Bukhari dalam “At-Taarikh Al-Kabiir” (7/41) mengatakan: “‘Alqamah bin Wail pernah meriwayatkan (mendengar secara langsung) hadits dari bapaknya”.
Bahkan Imam Tirmidziy sendiri telah menghukumi bahwa ‘Alqamah pernah meriwayatkan hadits dari bapaknya, sedangkan Abdul Jabbar tidak pernah. [Sunan Tirmidziy (4/57) no.1454]
Ibnu Hibban (w.354H) –rahimahullah- dalam “Ats-Tsiqaat” (5/209) juga mengatakan bahwa ‘Alqamah pernah mendegarkan hadits dari bapaknya.
Imam Muslim (w.261H) –rahimahullah- telah meriwayatkan satu hadits dari ‘Alqamah bin Wail dengan lafadz yang jelas menunjukkan bahwa ia meriwayatkan hadits tersebut secara langsung ia dengar dari bapaknya. [Shahih Muslim (3/1307) no.1680] 
Begitu pula dengan Abu Daud As-Sijistaniyrahimahullah- dalam As-Sunan (4/169) no.4499.

Ibnu Sa’ad (w.230H) –rahimahullah- dalam “Ath-Thabaqaat” (6/312) mengatakan: “Ia tsiqah, sedikit meriwayatkan hadits”.
Al-‘Ijliy (w.261H) –rahimahullah- dalam “Ats-Tsiqaat” (2/148) mengatakan: “Ia tsiqah”.

c)      Ulama yang men-shahih-kan hadits Wail bin Hujr:

Ibnu ‘Abdil Hadiy (w.744H) –rahimahullah- dalam kitabnya “Al-Muharrar fil Hadits” no.271.
Syekh Albaniy dalam kitabnya “Ashlu sifatish-shalaatin Nabiy” (3/1025).

d)     Tambahan lafazd “Wabarakaatuh” pada kedua salam ke kanan, dan ke kiri.

Tambahan “wabarakaatuh” pada salam kedua diperselisihkan:
Al-Hafidz Ibnu Hajar dalam kitabnya “Nataaijul Afkaar fii Takhriijil Azkaar” (2/236) mengatakan: “Hadits ini derajatnya hasan, diriwayatkan oleh Abu Daud dari ‘Abdah bin Abdillah, diriwayatkan juga oleh As-Sarraaj (w.313H) dari Muhammad bin Raafi’, keduanya (‘Abdah dan Muhammad) meriwayatkan dari Yahya bin Adam, dan aku tidak mendapatkan pada riwayat mereka tambahan lafadz “Wabarakaatuh” pada salam yang kedua”.
Al-Gazziyrahimahullah- dalam kitab “Syarh Al-Minhaaj” berkata:
"ثبتت في رواية أبي داود زيادة: " وبركاته " في التسليمة الأولى، فيتعين العمل بها ".
“Telah tsabit (shahih) riwayat Abi Daud tambahan “wabarakatu” pada salam pertama maka mesti diamalkan”. [Lihat Shahih Abi Daud yang induk karya syekh Albaniy (4/155)]
Al-A’dzamiy (pentahkik shahih Ibnu Khuzaimah) mengatakan: “Tambahan lafadz “wabarakaatuh” ada pada salam pertama saja, diriwayatkan oleh Abu Daud dari hadits Wail bin Hujr dengan sanad yang shahih”. [Tahkik shahih Ibnu Khuzaimah (1/359)]

Beberapa ulama menetapkan adanya tambahan “wabarakaatuh” dalam hadits Wail bin Hujr pada salam pertama dan kedua sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Hajar dalam “bulugul maram”, dan An-Nawawiy dalam “Al-Majmuu’”.
Syekh Albaniy mengatakan bahwa Imam An-Nawawiy dan Ibnu Hajar menyebutkan hadits ini dengan tambahan “wabarakaatuh” pada kedua salam, dan aku tidak tahu apakah itu disebabkan kekeliruan mereka atau karena ada perselisihan nuskhah, karena pada nuskhah sunan Abi Daud yang kami punya dan pada cetakan yang lainnya tidak menyebutkan tambahan “wabarakaatuh” pada salam yang kedua. [Al-Irwaa’ 2/32]

Tambahan “wabarakaatuh” pada salam kedua disebutkan juga oleh:
1)      Dhiyaa’uddiin Al-Maqdisiy (w.643H) rahimahullah- dalam kitabnya “As-Sunan wal Ahkaam” (2/120) no.1534.
2)      Ibnu Daqiq Al-‘Ied (w.702) rahimahullah- dalam kitabnya “Al-Ilmaam bi Ahaadiitsil Ahkaam” (1/179) no.297.
3)      Ibnu ‘Abdil Hadiy (w.744H) –rahimahullah- dalam kitabnya “Al-Muharrar fil Hadits” no.271.
4)      Ash-Shan’aaniy (w.1182H) –rahimahullah- dalam kitabnya “Subul As-Salaam” (1/273).
5)      Syekh Muhammad bin Syekh Ali Al-Atsyubiy dan Dr. Abdullah Al-Bukhari menetapkan bahwa dalam salah satu nuskhah sunan Abi Daud terdapat tambahan “wabarakaatuh” pada salam pertama dan kedua.


e)      Ibnu Ash-Shalaah dan An-Nawawiy tidak mengamalkan hadits ini karena menyalahi riwayat yang lebih kuat (syadz).

Ibnu As-Shalaah (w.643H) –rahimahullah- dalam kitabnya “Syarh Musykil Al-Wasith” (2/152) berkata:
اعلم أنه لا يسن في هذا "وبركاته" هذا هو المشهور المحفوظ، ووقع فيه في "نهاية المطلب": "وبركاته"، ووجدته أيضاً في كتاب "المدخل إلى المختصر" لزاهر السرخسي، وفي "الحلية" للقاضي الروياني، ولا يوثق بذلك؛ فإنه شاذ في نقل المذهب، ومن حيث الحديث أيضاً، فلم أجده في شيء من الأحاديث الواردة في السلام إلا في حديث رواه أبو داود عن وائل بن حجر: (أن رسول الله -صلى الله عليه وسلم- كان يسلم عن يمينه، وعن شماله: السلام عليكم ورحمة الله وبركاته). وهذه زيادة قد نسبها الحافظ أبو القاسم الطبراني في "معجمه" إلى رواية موسى بن قيس الحضرمي، وعنه أخرجها أبو داود والله أعلم. وموسى بن قيس ثقة، وثَّقه يحيى ابن معين، وغيره، وروى له مسلم في "صحيحه".

Imam An-Nawawiy (w.676H) –rahimahullah- dalam kitabnya “Al-Majmuu’(3/ 478) menukil perkataan Ibnu Ash-Shalaah:
وَوَقَعَ فِي كِتَابِ "الْمَدْخَلِ إلَى الْمُخْتَصَرِ" لِزَاهِرٍ السَّرَخْسِيِّ، وَ"النِّهَايَةِ" لِإِمَامِ الْحَرَمَيْنِ، وَ"الْحِلْيَةِ" لِلرُّويَانِيِّ، زِيَادَةُ "وَبَرَكَاتُهُ"، قَالَ الشَّيْخُ أَبُو عَمْرِو بْنُ الصَّلَاحِ: هَذَا الَّذِي ذَكَرَهُ هَؤُلَاءِ لَا يُوثَقُ بِهِ وَهُوَ شَاذٌّ فِي نَقْلِ الْمَذْهَبِ، وَمِنْ حَيْثُ الْحَدِيثِ فَلَمْ أَجِدْهُ في شيء مِنْ الْأَحَادِيثِ إلَّا فِي حَدِيثٍ رَوَاهُ أَبُو دَاوُد مِنْ رِوَايَةِ وَائِلِ بْنِ حُجْرٍ -رَضِيَ اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُ-: (أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى الله تعالي عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُسَلِّمُ عَنْ يَمِينِهِ: "السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ"، وَعَنْ شِمَالِهِ: "السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ") وَهَذِهِ الزِّيَادَةُ نَسَبَهَا الطبراني إلى موسي ابن قَيْسٍ الْحَضْرَمِيِّ وَعَنْهُ رَوَاهَا أَبُو دَاوُد.
Kemudian Imam An-Nawawiy mengatakan: “Hadits ini ada dalam kitab sunan Abi Daud dengan sanad yang shahih”.
Disebutkan juga oleh Imam An-Nawawiy dalam kitabnya “Al-Adzkaar” bab As-Salaam littahalluli minash-shalaah (hal.137).

Sepertinya Ibnu Ash-Shalaah dan An-Nawawiy tidak mengamalkan hadits ini karena menganggap bahwa hadits ini syadz, menyalahi riwayat yang lebih kuat, karena kebanyakan sahabat Nabi yang meriwayatkan hadits ini tidak menyebutkan tambahan lafadz “wabarakaatuh” dalam salam di akhir shalat.
Al-Husain bin Muhammad Al-Magribiy (w.1119H) rahimahullah- dalam kitabnya “Al-Badr At-Tamaam syarh Buluug Al-Maraam” (3/164) dan Ash-Shan’aniy (w.1182H) dalam “Subul As-Salaam” (1/273) menyebutkan bahwa hadits mengucapkan dua kali salam pada akhir shalat diriwayatkan oleh 15 sahabat Nabi dengan lafadz matan hadits yang berbeda-beda. Diantaranya ada yang derajatnya shahih, hasan, lemah, bahkan matruuk (sangat lemah). Namun semua riwayat tersebut tidak ada yang menambah lafadz “wabarakaatuh” kecuali dalam riwayat hadits Wail bin Hujr dan Ibnu Mas’ud.
Al-‘Ainiy (w.855H) rahimahullah- dalam kitabnya “’Umdatul Qaari” (6/124) menyebutkan bahwa hadits ini diriwayatkan oleh 20 sahabat Nabi.
Ada juga yang menyebutkan bahwa diriwayatkan oleh 29 sahabat Nabi, olehnya itu Al-Kittaniy (w.1345H) rahimahullah- dalam kitabnya “Nadzmul Mutanatsir” (hal.64) menghukumi hadits ini mutawatir (ma’nawiy).

f)       Tambahan lafadz “wabarakaatuh” adalah tambahan dari perawi tsiqah (ziyadah tsiqah) yang bisa diamalkan?

Ash-Shan’aniy rahimahullah- mengatakan: Karena sanad hadits Wail derajatnya shahih sebagaimana dihukumi oleh Ibnu Hajar, maka tambahan lafadz “wabarakaatuh” mesti diamalkan karena ini adalah tambahan dari perawi yang tsiqah, adapun ketika tambahan tersebut tidak disebutkan dalam riwayat yang lain, maka itu tidak menunjukkan bahwa tambahan tersebut tidak ada. [Subulussalaam (1/273)]
Al-Qaasimiy (w.1332H) rahimahullah- berkata:
لا يضر صحة الحديث تفرد صحابي به
“Kesahihan suatu hadits tidak terganggu dengan hanya diriwayatkan oleh seorang sahabat saja” [Qawa’id At-Tahdiits hal.99]
Dengan demikian, sekalipun hadits tambahan “wabarakaatuh” hanya diriwayatkan oleh Wail bin Hujr saja, maka itu tidak mempengaruhi kesahihan hadits ini.

Sedangkan Syekh Hamzah Al-Malibariy rahimahullah- dalam kitabnya “Al-Muwazanah bainal mutaqaddimiin wal mutaakhiriin” (hal.268), menghukumi hadits ini sebagai hadits yang syadz. Karena beberapa murid Salamah bin Khuhail merwayatkan darinya tanpa menyebutkan tambahan salam “wabarakaatuh”.

g)      Bisakah hadits Wail bin Hujr diperkuat dengan hadits riwayat Ibnu Mas’ud?

Al-Hafidz Ibnu Hajar dalam kitabnya “Nataaijul Afkaar fii Takhriijil Azkaar” (2/234-238) memperkuat hadits riwayat Wail bin Hujr dengan riwayat Ibnu Mas’ud.
Ibnu Al-Mulaqqin (w.804H) rahimahullah- dalam kitabnya “Al-Badrul Muniir” (4/64) setelah menshahihkan sanad hadits Wail bin Hujr, ia berkata:
وَجَاءَت زِيَادَة «وَبَرَكَاته» أَيْضا فِي حَدِيث آخر صَحِيح من غير شكّ وَلَا مرية
“Tambahan “wabarakaatuh” juga disebutkan dalam hadits lain yang shahih tanpa ada keraguan dan perdebatan”.
Kemudian beliau menyebutkan hadits Ibnu Mas’ud dari riwayat Ibnu Hibban dan Ibnu Majah.

B.    Hadits Ibnu Mas’ud

Ada dua versi dalam riwayat Ibnu Mas’ud, ada riwayat menyebutkan tambahan “wabarakaatuh” dan ada riwayat yang tidak menyebutkan tambahan tersebut.

Riwayat yang menyebutkan tambahan “wabarakaatuh:

Ada lima jalur yang meriwayatkan hadits ini dari Ibnu Mas’ud dengan tambahan “wabarakaatuh”: (a) Riwayat Al-Aswad bin Yaziid, (b) Riwayat Abu Al-Ahwash, (c) Riwayat ‘Alqamah, (d) Riwayat Masruuq, dan (e) Riwayat Zirr bin Hubaisy dan Abi Wail.

a.       Riwayat Al-Aswad bin Yaziid An-Nakha’iy.

Yang meriwayatkannya dari Al-Aswad adalah Abdurrahman bin Al-Aswad.
Diriwayatkan oleh An-Nasa’iy (w.303H) dalam “As-Sunan Al-Kubra” (2/88) no.1243, ia berkata:
أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى، حَدَّثَنَا مُعَاذُ بْنُ مُعَاذٍ، حَدَّثَنَا زُهَيْرٌ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ الْأَسْوَدِ، عَنِ الْأَسْوَدِ، وَعَلْقَمَةَ، عَنْ عَبْدِ اللهِ، قَالَ: رَأَيْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ " يُكَبِّرُ فِي كُلِّ خَفْضٍ وَرَفْعٍ وَقِيَامٍ وَقُعُودٍ وَيُسَلِّمُ عَنْ يَمِينِهِ وَعَنْ شِمَالِهِ: «السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ، السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ» حَتَّى يُرَى بَيَاضُ خَدِّهِ " وَرَأَيْتُ أَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ، يَفْعَلَانِ ذَلِكَ

b.      Riwayat Abi Al-Ahwash ‘Auf bin Malik Al-Jusyamiy.

Yang meriwayatkan dari Abi Al-Ahwash adalah Abu Ishaq As-Sabi’iy, dan yang meriwayatkannya dari Abu Ishaq ada tiga: (1) Umar bin Ubaid, (2) Sufyan Ats-Tsauriy, dan (3) Al-Hasan bin Shalih.

1)      Umar bin Ubaid Ath-Thanaafusiy.

Yang meriwayatkan dari ‘Umar bin ‘Ubaid ada tiga:

Yang pertama: Muhammad bin Abdillah bin Numair.
Diriwayatkan oleh Ibnu Majah (w.273H) dalam sunan-nya, kitab Iqamatish-shalaah, bab At-Tasliim (2/78) no.914 tahkik Al-Arnauth:
قال: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ نُمَيْرٍ، حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ عُبَيْدٍ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنْ أَبِي الْأَحْوَصِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ: (أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - كَانَ يُسَلِّمُ عَنْ يَمِينِهِ وَعَنْ شِمَالِهِ، حَتَّى يُرَى بَيَاضُ خَدِّهِ: "السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وبركاته").

Yang kedua dan ketiga: Ishaq bin Ibrahim bin Habib bin Asy-Syihab dan Ziyaad bin Ayyub.
Diriwayatkan oleh Ibnu Khuzimah (w.311H) dalam kitab shahih-nya (1/359) no.728:
قال: نا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ بْنِ حَبِيبِ بْنِ الشَّهِيدِ، وَزِيَادُ بْنُ أَيُّوبَ -قَالَ إِسْحَاقُ: حَدَّثَنَا عُمَرُ، وَقَالَ زِيَادٌ-: حَدَّثَنِي عُمَرُ بْنُ عُبَيْدٍ الطَّنَافِسِيُّ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنْ أَبِي الْأَحْوَصِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُسَلِّمُ عَنْ يَمِينِهِ حَتَّى يُرَى بَيَاضُ خَدِّهِ: "السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ"، وَعَنْ شِمَالِهِ حَتَّى يَبْدُوَ بَيَاضُ خَدِّهِ: "السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ

Al-A’dzamiy (pentahkik shahih Ibnu Khuzaimah) mengatakan: “Sanad hadits ini lemah, Abu Ishaq As-Sabi’iy memiliki hafalan yang kacau dan ia seorang mudallis (sering menjatuhkan gurunya dari sanad)”. Diriwayatkan oleh Abu Daud dari Ziyaad bin Ayyub dan yang lainnya tanpa tambahan “wabarakaatuh”.

2)      Sufyan Ats-Tsauriy.

Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dalam kitab shahih-nya (5/333) no1993:
قال: أَخْبَرَنَا الْفَضْلُ بْنُ الْحُبَابِ قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ كَثِيرٍ قَالَ: أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنْ أَبِي الْأَحْوَصِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ: أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُسَلِّمُ عَنْ يَمِينِهِ، وَعَنْ يَسَارِهِ حَتَّى يُرَى بياض خذه: "السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ، السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ الله وبركاته"

3)      Al-Hasan bin Shalih.

Diriwayatkan oleh Al-Khathiib Al-Bagdadiy (w.463H) dalam “Al-Muttafiq wal Muftariq” (1/718) no.425, ia berkata:
أخبرنا أبو طالب محمد بن الحسين بن أحمد بن عبد الله بن بكير التاجر، أخبرنا أحمد بن جعفر القطيعي، حدثنا عبد الله بن أحمد بن حنبل، حدثني أبي، حدثنا حميد بن عبد الرحمن، حدثنا الحسن يعني ابن صالح، عن أبي إسحاق قال: حدثنا أبو الأحوص، عن عبد الله قال: كان رسول الله - صلى الله عليه وعلى آله وسلم - يسلم عن يمينه، ويساره حتى يرى بياض خده: "السلام عليكم ورحمة الله وبركاته".

Riwayat pertama, kedua, dan ketiga, (a, b, dan c) derajatnya lemah karena pusat riwayatnya (madaarul isnad) bersumber dari Abu Ishaq As-Sabii’iy[1]. Ia diklaim oleh beberapa ulama mengalami kerancuan dalam hafalan haditsnya di akhir hayatnya.
Dan yang meriwayatkan dari Abu Ishaq tanpa tambahan lebih banyak dan lebih kuat derajat periwayatannya.

c.       Riwayat ‘Alqamah bin Qais An-Nakha’iy.

Diriwayatkan oleh Al-Bazzaar (w.292H) dalam musnad-nya (5/19) no.1574, ia berkata:
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مِرْدَاسٍ، قَالَ: نا مَحْبُوبُ بْنُ الْحَسَنِ، قَالَ: نا أَبُو حَمْزَةَ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ، عَنْ عَلْقَمَةَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: «كُنْتُ أَرَى بَيَاضَ وَجْهِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ يَمِينِهِ، وَعَنْ يَسَارِهِ: "السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ" مَرَّتَيْنِ»،
قال البزار: وَهَذَا الْحَدِيثُ لَا نَعْلَمُ رَوَاهُ عَنْ أَبِي حَمْزَةَ بِهَذَا الْإِسْنَادِ إِلَّا مَحْبُوبُ بْنُ الْحَسَنِ

Riwayat ini lemah karena Abu Hamzah Maimun Al-A’war Al-Qashab Al-Kufiy Ar-Ra’iy[2], periwayatan haditsnya di-lemah-kan oleh Ibnu Ma’in, Ahmad, Al-Bukhari, Abu Hatim, Ibnu Hajar, dan selainnya.
Dan menyelisihi riwayat yang lebih kuat, dari ‘Alqamah tidak menyebutkan tambahan “wabarakaatuh

d.      Riwayat Masruuq.

Diriwayatkan oleh Ibnu Hazm (w.456H) dalam kitabnya “Al-Muhallaa bil Atsar” (2/305), ia berkata:
حَدَّثَنَا حِمَامٌ، ثنا ابْنُ مُفَرِّجٍ، ثنا ابْنُ الْأَعْرَابِيِّ، ثنا الدَّبَرِيُّ، ثنا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، عَنْ سُفْيَانَ الثَّوْرِيِّ، وَمَعْمَرٍ، كِلَاهُمَا: عَنْ حَمَّادِ بْنِ أَبِي سُلَيْمَانَ، عَنْ أَبِي الضُّحَى، عَنْ مَسْرُوقٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ: «مَا نَسِيتُ فِيمَا نُسِيَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - أَنَّهُ كَانَ يُسَلِّمُ عَنْ يَمِينِهِ: "السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ"، حَتَّى يُرَى بَيَاضُ خَدِّهِ، وَعَنْ يَسَارِهِ: "السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ"، حَتَّى يُرَى بَيَاضُ خَدِّهِ أَيْضًا»

Riwayat ini lemah karena Abdurrazaaq meriwayatkan hadits ini dalam kitabnya Al-Mushanaf (2/218) no.3127, dan Ath-Thabaraniy dalam “Al-Mu’jam Al-Kabiir” (10/153) no.10177 dari Ad-Dabariy, keduanya tidak menyebutkan tambahan lafadz wabarakaatuh”.

e.      Riwayat Zirr bin Hubaisy dan Abi Wail.

Diriwayatkan oleh Abu Ya’laa Al-Maushiliy (w.307H) dalam musnadnya (8/464) no.5051, dan Ath-Thabaraniy dalam “Al-Mu’jam Al-Ausath” (6/52) no.5768 dan “Al-Mu’jam Al-Kabiir” (10/156) no.10191:
عن عَبْد الْمَلَكِ بْن الْوَلِيدِ بْنِ مَعْدَانَ قَالَ: ثَنَا عَاصِمٌ، عَنْ زِرٍّ، وَأَبِي وَائِلٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ: كَأَنِّي أَنْظُرُ إِلَى بَيَاضِ خَدَّيْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يُسَلِّمُ عَنْ يَمِينِهِ: «السَّلَامُ عَلَيْكُمْ، وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ» وَعَنْ يَسَارِهِ: «السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ»
قال الطبراني: لَمْ يَرْوِ هَذَا الْحَدِيثَ عَنْ عَاصِمٍ، عَنْ زِرٍّ إِلَّا عَبْدُ الْمَلِكِ بْنُ الْوَلِيدِ بْنِ مَعْدَانَ "

Riwayat ini lemah karena Abdul Malik bin Al-Waliid bin Ma’daan Adh-Dhuba’iy Al-Bashriy[3] seorang perawi yang lemah dan periwayatan haditsnya mungkar. Di-lemahkan oleh Al-Bukhari, Abu Hatim, Ibnu Hajar, dan selainnya.
Lihat: Al-Irwaa’ karya syekh Albaniy 2/31.

Riwayat yang tidak menyebutkan tambahan:

Ada tiga jalur yang meriwayatkan hadits ini dari Ibnu Mas’ud tanpa tambahan “wabarakaatuh”: (a) Riwayat Al-Aswad bin Yaziid, (b) Riwayat Abu Al-Ahwash, (c) Riwayat ‘Alqamah, (d) Riwayat Masruuq, dan (e) Riwayat Zirr bin Hubaisy dan Abi Wail.

a)      Riwayat Al-Aswad bin Yaziid.

Yang meriwayatkan dari Al-Aswad ada dua:

1. Abdurrahman bin Al-Aswad bin Yaziid.
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Al-Musnad (6/281) no.3736 dan (7/145) no.4055, dan An-Nasa’iy dalam sunan-nya (2/230) no.1142 dan (3/62) no.1319:
عن زُهَيْر، عَنْ أَبِي إِسْحَقَ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ الْأَسْوَدِ، عَنْ أَبِيهِ، وَعَلْقَمَةَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: " رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُكَبِّرُ فِي كُلِّ خَفْضٍ وَرَفْعٍ وَقِيَامٍ وَقُعُودٍ، وَيُسَلِّمُ عَنْ يَمِينِهِ وَعَنْ شِمَالِهِ: "السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ" حَتَّى يُرَى بَيَاضُ خَدِّهِ "، قَالَ: وَرَأَيْتُ أَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا يَفْعَلَانِ ذَلِكَ

2. Abu Ishaq As-Sabii’iy.
Diriwayatkan oleh An-Nasa’iy dalam sunan-nya (3/63) no.1325, ia berkata:
أَخْبَرَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ يَعْقُوبَ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ الْحَسَنِ بْنِ شَقِيقٍ، قَالَ: أَنْبَأَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ وَاقِدٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو إِسْحَقَ، عَنْ عَلْقَمَةَ، وَالْأَسْوَدِ، وَأَبِي الْأَحْوَصِ، قَالُوا: حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْعُودٍ، " أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُسَلِّمُ عَنْ يَمِينِهِ: "السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ" حَتَّى يُرَى بَيَاضُ خَدِّهِ الْأَيْمَنِ، وَعَنْ يَسَارِهِ: "السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ" حَتَّى يُرَى بَيَاضُ خَدِّهِ الْأَيْسَرِ "

Diriwayatkan oleh Abu Daud As-Sijistaniy dalan sunan-nya (1/261) no.996.

b)      Riwayat Abu Al-Ahwash ‘Auf bin Malik Al-Jusyamiy.

Yang meriwayatkan dari Abu Al-Ahwash adalah Abu Ishaq As-Sabi’iy, dan yang meriwayatkan dari Abu Ishaq ada delapan rawiy: (1) Umar bin Ubaid Ath-Thanaafisiy, (2) Sufyan Ats-Tsauriy, (3) Zaidah bin Qudamah, (4) Abu Al-Ahwash Sallam bin Sulaim Al-Kuufiy, (5) Syariik bin Abdillah An-Nakha’iy, (6) Israil, (7) Ali bin Shalih, dan (8) Al-Husain bin Waaqid.

1.       Umar bin Ubaid Ath-Thanaafisiy.

Yang meriwayatkan dari Umar bin ‘Ubaid ada tiga:

Yang pertama: Imam Ahmad.
Beliau riwayatkan dalam Al-Musnad (7/311) no.4280, ia berkata:
حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ عُبَيْدٍ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنْ أَبِي الْأَحْوَصِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ، قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: يُسَلِّمُ عَنْ يَمِينِهِ، حَتَّى يَبْدُوَ بَيَاضُ خَدِّهِ، يَقُولُ: «السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ»، وَعَنْ يَسَارِهِ حَتَّى يَبْدُوَ بَيَاضُ خَدِّهِ، يَقُولُ: «السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ»

Yang kedua dan ketiga: Muhammad bin ‘Ubaid Al-Muharibiy, dan Ziyaad bin Ayyub.
Diriwayatkan oleh Abu Daud As-Sijistaniy dalan sunan-nya (1/261) no.996, ia berkata:
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ كَثِيرٍ، أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ، (ح) وحَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ يُونُسَ، حَدَّثَنَا زَائِدَةُ، (ح) وحَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ، حَدَّثَنَا أَبُو الْأَحْوَصِ، (ح) وحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عُبَيْدٍ الْمُحَارِبِيُّ، وَزِيَادُ بْنُ أَيُّوبَ، قَالَا: حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ عُبَيْدٍ الطَّنَافِسِيُّ، (ح) وحَدَّثَنَا تَمِيمُ بْنُ الْمُنْتَصِرِ، أَخْبَرَنَا إِسْحَاقُ يَعْنِي ابْنَ يُوسُفَ، عَنْ شَرِيكٍ، (ح) وحَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ، حَدَّثَنَا حُسَيْنُ بْنُ مُحَمَّدٍ، حَدَّثَنَا إِسْرَائِيلُ، كُلُّهُمْ عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنْ أَبِي الْأَحْوَصِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ، -وَقَالَ إِسْرَائِيلُ: عَنْ أَبِي الْأَحْوَصِ، وَالْأَسْوَدِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ-، " أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُسَلِّمُ عَنْ يَمِينِهِ، وَعَنْ شِمَالِهِ، حَتَّى يُرَى بَيَاضُ خَدِّهِ: «السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ، السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ»،
قَالَ أَبُو دَاوُدَ: «وَهَذَا لَفْظُ حَدِيث سُفْيَانَ، وَحَدِيثُ إِسْرَائِيلَ، لَمْ يُفَسِّرْهُ»، قَالَ أَبُو دَاوُدَ: وَرَوَاهُ زُهَيْرٌ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، وَيَحْيَى بْنُ آدَمَ، عَنْ إِسْرَائِيلَ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ الْأَسْوَدِ، عَنْ أَبِيهِ، وَعَلْقَمَةَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ، قَالَ أَبُو دَاوُدَ: «شُعْبَةُ كَانَ يُنْكِرُ هَذَا الْحَدِيثَ - حَدِيثَ أَبِي إِسْحَاقَ - أَنْ يَكُونَ مَرْفُوعًا»

2.       Sufyan Ats-Tsauriy.

Yang meriwayatkan dari Sufyan ada tiga:

Yang pertama: Muhammad bin Katsir.
Diriwayatkan oleh Abu Daud As-Sijistaniy dalan sunan-nya (1/261) no.996.

Yang kedua: Abdurrahman bin Mahdiy.
Diriwayatkan oleh At-Tirmidziy dalan Al-Jaami’ (2/89) no.295, dan An-Nasa’iy dalam sunan-nya (3/63) no.1324:
عن عَبْد الرَّحْمَنِ بن مهدي، عَنْ سُفْيَانَ، عَنْ أَبِي إِسْحَقَ، عَنْ أَبِي الْأَحْوَصِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَنَّهُ كَانَ يُسَلِّمُ عَنْ يَمِينِهِ وَعَنْ يَسَارِهِ: "السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ"، "السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ"، حَتَّى يُرَى بَيَاضُ خَدِّهِ مِنْ هَاهُنَا، وَبَيَاضُ خَدِّهِ مِنْ هَاهُنَا

Yang ketiga: Wakii’ bin Al-Jarraah.
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Al-Musnad (6/229) no.3699, ia berkata:
حَدَّثَنَا وَكِيعٌ، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنْ أَبِي الْأَحْوَصِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ: أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُسَلِّمُ عَنْ يَمِينِهِ وَعَنْ يَسَارِهِ: «السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ، السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ»، حَتَّى يُرَى بَيَاضُ خَدِّهِ

3.       Zaidah bin Qudamah.
Diriwayatkan oleh Abu Daud As-Sijistaniy dalan sunan-nya (1/261) no.996.

4.       Abu Al-Ahwash Sallaam bin Sulaim Al-Kuufiy.
Diriwayatkan oleh Abu Daud As-Sijistaniy dalan sunan-nya (1/261) no.996.

5.       Syariik bin Abdillah An-Nakha’iy.
Diriwayatkan oleh Abu Daud As-Sijistaniy dalan sunan-nya (1/261) no.996.

6.       Israil bin Yunus.
Diriwayatkan oleh Abu Daud As-Sijistaniy dalan sunan-nya (1/261) no.996.

7.       Ali bin Shalih Al-Kuufiy (tsiqah).
Diriwayatkan oleh An-Nasa’iy dalam sunan-nya (3/63) no.1322, ia berkata:
أَخْبَرَنَا زَيْدُ بْنُ أَخْزَمَ، عَنْ ابْنِ دَاوُدَ يَعْنِي عَبْدَ اللَّهِ بْنَ دَاوُدَ الْخُرَيْبِيَّ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ صَالِحٍ، عَنْ أَبِي إِسْحَقَ، عَنْ أَبِي الْأَحْوَصِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «كَأَنِّي أَنْظُرُ إِلَى بَيَاضِ خَدِّهِ عَنْ يَمِينِهِ: "السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ"، وَعَنْ يَسَارِهِ: "السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ

8.       Al-Husain bin Waaqid Al-Marwaziy (tsiqah lahuu auhaam).
Diriwayatkan oleh An-Nasa’iy dalam sunan-nya (3/63) no.1325.

c)       Riwayat ‘Alqamah bin Qais.

Yang meriwayatkan dari Alqamah bin Qais ada dua:

1. Abdurrahman bin Al-Aswad.
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Al-Musnad (6/281) no.3736 dan (7/145) no.4055, dan An-Nasa’iy dalam sunan-nya (2/230) no.1142 dan (3/62) no.1319.

2. Abu Ishaq As-Sabii’iy.
Diriwayatkan oleh An-Nasa’iy dalam sunan-nya (3/63) no.1325.

Kesimpulan hadits Ibnu Mas’ud:

Tambahan lafadz “wabarakaatuh” pada hadits Ibnu Mas’ud dihukumi sebagian ulama sebagai tambahan yang lemah dan syaadz, karena menyelisihi riwayat yang lebih banyak dan kuat. Wallahu a’lam!
Lihat: Tahkik sunan Ibnu Majah karya Al-Arnauth (2/78), “Al-Muwazanah bainal mutaqaddimiin wal mutaakhiriin” karya Hamzah Al-Malibariy (hal.275).

C.     Hadits Jabir bin Samurah

Diriwayatkan oleh Imam Asy-Syafi’iy rahimahullah- dalam musnad-nya yang disusun oleh As-Sindiy (1/98) no.280, ia berkata:
قال سفيان، عن مسعر، عن ابن القبطية، عن جابر بن سَمُرَة قال: كنا مع رسول اللَّه - صلى اللَّه عليه وسلم - فإذا سَلَّم قال أحدنا عن يمينه وعن شماله "السلام عليكم"، "السلام عليكم"، وأشار بيده عن يمينه وعن شماله. فقال النبي صلى اللَّه عليه وسلم: «مَا بَالَكُمْ تُومِئُون بأيديكم كأنها أذناب خَيلٍ شُمُسٍ اوَلاَ يكفي أحدكم أوإنما يكفي أحَدَكُم أن يَضَع يدَهُ عَلَى فَخِذه ثم يسلم عن يمينه وعن شماله السلام عليكم ورحمة اللَّه وبركاته» .

Riwayat ini juga lemah karena menyalahi riwayat yang lebih kuat dalam shahih Muslim (1/322 no.431) tidak menyebutkan salam dengan tambahan “wabarakaatuh” di akhir hadits.

Imam Muslim rahimahullah- berkata:
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا وَكِيعٌ، عَنْ مِسْعَرٍ، (ح). وَحَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ، وَاللَّفْظُ لَهُ قَالَ: أَخْبَرَنَا ابْنُ أَبِي زَائِدَةَ، عَنْ مِسْعَرٍ، حَدَّثَنِي عُبَيْدُ اللهِ بْنُ الْقِبْطِيَّةِ، عَنْ جَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ، قَالَ: كُنَّا إِذَا صَلَّيْنَا مَعَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قُلْنَا: السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ، السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ، وَأَشَارَ بِيَدِهِ إِلَى الْجَانِبَيْنِ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «عَلَامَ تُومِئُونَ بِأَيْدِيكُمْ كَأَنَّهَا أَذْنَابُ خَيْلٍ شُمْسٍ؟ إِنَّمَا يَكْفِي أَحَدَكُمْ أَنْ يَضَعَ يَدَهُ عَلَى فَخِذِهِ ثُمَّ يُسَلِّمُ عَلَى أَخِيهِ مَنْ عَلَى يَمِينِهِ، وَشِمَالِهِ»
Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abi Syaibah dia berkata: Telah menceritakan kepada kami Waki', dari Mis'ar. --Lewat jalur periwayatan lain-- dan telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib -dan lafazh berikut bersumber darinya-. Dia berkata: Telah mengabarkan kepada kami Ibnu Abi Zaidah, dari Mis'ar ia berkata: Telah menceritakan kepadaku Ubaidullah bin al-Qibthiyyah, dari Jabir bin Samurah dia berkata, "Dahulu kami apabila shalat bersama Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam, maka kami mengucapkan, 'Assalamu'alaikum Warahmatullahi, 'Assalamu'alaikum Warahmatullah' dan dia mengisyaratkan dengan tangannya ke arah dua sisi.' Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Berdasarkan apa kalian melambaikan dengan tangan-tangan kalian, seakan-akan ia adalah ekor kuda yang tidak bisa berhenti. Cukuplah bagi kalian untuk meletakkan tangan kalian pada paha kalian, kemudian mengucapkan salam atas saudaranya yang di sebelah kanannya dan sebelah kirinya'."

Wallahu a’lam!




[1] Lihat biografi " Abu Ishaq As-Sabi'iy " dalam kitab: Al-Kasyif karya Adz-Dzahabiy 2/82, Taqriib At-Tahdziib karya Ibnu Hajar hal.423, Thabaqaat Al-Mudallisiin karya Ibnu Hajar hal.42.
[2] Lihat biografi " Abu Hamzah " dalam kitab: Adh-Dhu'afaa' Ash-Shagiir karya Al-Bukhariy hal.113 , Adh-Dhu'afaa' karya An-Nasa'iy hal.240 , Adh-Dhu'afaa' Al-Kabiir karya Al-'Uqaily 4/187, Al-Jarh wa At-Ta'diil karya Ibnu Abi Hatim 8/235, Al-Majruhiin karya Ibnu Hibban 5/3, Al-Kaamil karya Ibnu 'Adiy 6/412, Adh-Dhu'afaa' karya Ad-Daraquthniy hal.235, Adh-Dhu'afaa' karya Ibnu Al-Jauziy 3/152, Tahdziib Al-Kamaal karya Al-Mizziy 29/237, Al-Mugniy fii Adh-Dhu’afaa’ karya Adz-Dzahabiy 2/343, Taqriib At-Tahdziib hal.990.
[3] Lihat biografi "Abdul Malik bin Al-Waliid bin Ma’daan" dalam kitab: Adh-Dhu'afaa' Al-Kabiir 3/38, Al-Jarh wa At-Ta'diil 5/373, Al-Majruhiin 2/135, Al-Kaamil 6/434, Adh-Dhu'afaa' karya Ibnu Al-Jauziy 2/153, Tahdziib Al-Kamaal 18/431, Miizaan Al-I'tidaal karya Adz-Dzahabiy 2/666, Taqriib At-Tahdziib hal.366.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...