Ahlussunnah
wal Jama'ah meyakini bahwa penduduk surga akan melihat Allah subhanahu
wata'ala dengan mata di akhirat nanti.
Banyak
dalil dari Al-Qur'an dan Sunnah yang menunjukkan hal ini, diantarannya:
1. Surah Al-Qiyamah ayat 22-23.
{وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَاضِرَةٌ
(22) إِلَى رَبِّهَا نَاظِرَةٌ} [القيامة: 22، 23]
Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu
berseri-seri. Kepada Tuhannyalah mereka melihat.
{إِنَّ الْأَبْرَارَ لَفِي
نَعِيمٍ (22) عَلَى الْأَرَائِكِ يَنْظُرُونَ (23) تَعْرِفُ فِي وُجُوهِهِمْ نَضْرَةَ
النَّعِيمِ} [المطففين: 22 - 24]
Sesungguhnya orang yang berbakti itu
benar-benar berada dalam kenikmatan yang besar (syurga), Mereka (duduk) di atas
dipan-dipan sambil memandang. Kamu dapat mengetahui dari wajah mereka
kesenangan mereka yang penuh kenikmatan.
Mereka memandang semua kenikmatan yang ada
dalam surga, dan tiada kenikmatan yang paling besar selain menihat wajah Allah subhanahu
wata'ala.
3. Surah Yunus ayat 26.
{لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا
الْحُسْنَى وَزِيَادَةٌ} [يونس: 26]
Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala
yang terbaik (surga) dan tambahannya.
Yang dimaksud dengan tambahannya ialah
kenikmatan melihat Allah sebagaimana ditafsirkan oleh Rasulullah sallallahu
'alaihi wasallam. Dari Suhaeb; Rasulullah bersabda:
" إِذَا دَخَلَ أَهْلُ
الْجَنَّةِ الْجَنَّةَ، قَالَ: يَقُولُ اللهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى: تُرِيدُونَ شَيْئًا
أَزِيدُكُمْ؟ فَيَقُولُونَ: أَلَمْ تُبَيِّضْ وُجُوهَنَا؟ أَلَمْ تُدْخِلْنَا الْجَنَّةَ،
وَتُنَجِّنَا مِنَ النَّارِ؟ قَالَ: فَيَكْشِفُ الْحِجَابَ، فَمَا أُعْطُوا شَيْئًا
أَحَبَّ إِلَيْهِمْ مِنَ النَّظَرِ إِلَى رَبِّهِمْ عَزَّ وَجَلَّ " ثُمَّ تَلَا
هَذِهِ الْآيَةَ: {لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا الْحُسْنَى وَزِيَادَةٌ} [يونس: 26]
Jika penghuni surga sudah masuk ke surga, Allah
berkata kepada mereka: Apakah kalian menginginkan sesuatu nikmat kutambahkan
untuk kalian? Mereka menjawab: Bukankah Engkau telah memutihkan wajah kami?
Bukankah Engkau telah memasukkan kami ke surga, dan menyelamatkan kami dari
neraka? Rasulullah bersabda: Kemudian Allah membuka hijab-Nya, maka mereka
tidak diberi sesuatu yang lebih mereka sukai dari pada kenikmatan melihat Allah
'azza wajalah, kemudian Rasulullah membaca ayat ini ... . [Sahih Muslim]
4. Surah Qaaf ayat 35.
{ لَهُمْ مَا يَشَاءُونَ
فِيهَا وَلَدَيْنَا مَزِيدٌ} [ق: 35]
Mereka di dalamnya memperoleh apa yang mereka
kehendaki; dan pada sisi kami ada tambahannya.
Yang dimaksud dengan tambahannya ialah
kenikmatan melihat Allah sebagaimana Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam
menafsirkan ayat 26 surah Yunus di atas.
5. Surah Al-Muthaffifiin ayat 15.
{كَلَّا إِنَّهُمْ عَنْ
رَبِّهِمْ يَوْمَئِذٍ لَمَحْجُوبُونَ} [المطففين: 15]
Sekali-kali tidak, Sesungguhnya mereka pada
hari itu benar-benar tertutup dari Tuhan mereka.
Kalau penghuni neraka tertutup tidak dapat
melihat Allah karena marah kepada mereka, berarti penghuni surga dapat melihat
Allah karena ridha kepada mereka.
6. Surah Al-An'aam ayat 103.
{لَا تُدْرِكُهُ الْأَبْصَارُ
وَهُوَ يُدْرِكُ الْأَبْصَارَ وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ } [الأنعام: 103]
Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata,
sedang dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan dialah yang Maha halus lagi
Maha Mengetahui.
Ayat ini menjunjukkan bahwa Allah dapat dilihat
dengan mata, hanya saja tidak dapat dicapai (diketahui hakikat-Nya) oleh
penglihatan mata.
7. Surah Al-A'raaf ayat 143.
{وَلَمَّا جَاءَ مُوسَى
لِمِيقَاتِنَا وَكَلَّمَهُ رَبُّهُ قَالَ رَبِّ أَرِنِي أَنْظُرْ إِلَيْكَ قَالَ لَنْ
تَرَانِي وَلَكِنِ انْظُرْ إِلَى الْجَبَلِ فَإِنِ اسْتَقَرَّ مَكَانَهُ فَسَوْفَ تَرَانِي
فَلَمَّا تَجَلَّى رَبُّهُ لِلْجَبَلِ جَعَلَهُ دَكًّا وَخَرَّ مُوسَى صَعِقًا فَلَمَّا
أَفَاقَ قَالَ سُبْحَانَكَ تُبْتُ إِلَيْكَ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُؤْمِنِينَ} [الأعراف:
143]
Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan
kami) pada waktu yang Telah kami tentukan dan Tuhan Telah berfirman (langsung)
kepadanya, berkatalah Musa: "Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau)
kepadaku agar Aku dapat melihat kepada Engkau". Tuhan berfirman:
"Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi Lihatlah ke bukit itu,
Maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat
melihat-Ku". tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu,
dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah
Musa sadar kembali, dia berkata: "Maha Suci Engkau, Aku bertaubat kepada
Engkau dan Aku orang yang pertama-tama beriman".
Para mufassirin ada yang mengartikan yang
nampak oleh gunung itu ialah kebesaran dan kekuasaan Allah, dan ada pula yang
menafsirkan bahwa yang nampak itu hanyalah cahaya Allah. Bagaimanapun juga
nampaknya Tuhan itu bukanlah nampak makhluk, hanyalah nampak yang sesuai
sifat-sifat Tuhan yang tidak dapat diukur dengan ukuran manusia.
Ayat ini menunjukkan bahwa Allah dapat dilihat
karena Nabi Musa memintanya, hanyasaja Allah tidak dapat dilihat di dunia ini
karena mata manusia tidak sanggup.
8. Hadits Jarir bin Abdillah.
Jarir bin Abdillah berkata: Suatu hari kami
bersama Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam, dan beliau melihat ke
bulan di malam purnama seraya berkata:
" إِنَّكُمْ سَتَرَوْنَ
رَبَّكُمْ، كَمَا تَرَوْنَ هَذَا القَمَرَ، لاَ تُضَامُّونَ فِي رُؤْيَتِهِ "
Sesungguhnya kalian akan melihat Tuhan kalian
sebagaimana kalian melihat bulan ini, kalian tidak saling berdesakan untuk melihat-Nya.
[Sahih Bukhari dan Muslim]
9. Hadits Abu Sa'id Al-Khudriy.
Beberapa orang bertanya kepada Rasulullah sallallahu
'alaihi wasallam: Ya Rasulullah, apakah kita akan melihat Tuhan kita pada
hari kiamat? Rasulullah menjawab: Iya. Apakah kalian saling menyakiti
(berdesakan) untuk melihat matahari di siang hari tampa ada awan? Mereka
menjawab: Tidak.
Rasulullah bertanya lagi: Apakah kalian saling
menyakiti untuk melihat bulan di malam purnama tidak ada awan? Mereka menjawab:
Tidak. Rasulullah bersabda:
" مَا تُضَارُونَ
فِي رُؤْيَةِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ يَوْمَ القِيَامَةِ، إِلَّا كَمَا تُضَارُونَ فِي
رُؤْيَةِ أَحَدِهِمَا "
Kalian tidak akan saling menyakiti (berdesakan)
ketika melihat Allah 'azza wajala di hari kiamat, sebagaimana kalian
melihat matahari atau bulan. [Sahih Bukhari dan Muslim]
10. Hadits Abu Hurairah.
Beberapa orang bertanya kepada Rasulullah sallallahu
'alaihi wasallam: Ya Rasulullah, apakah kita akan melihat Tuhan kita pada
hari kiamat? Rasulullah balik bertanya: Apakah kalian saling menyakiti
(berdesakan) untuk melihat bulan di malam purnama tidak ada awan? Mereka
menjawab: Tidak, ya Rasulullah.
Rasulullah bertanya lagi: Apakah kalian saling
menyakiti (berdesakan) untuk melihat matahari tampa ada awan? Mereka menjawab:
Tidak. Rasulullah bersabda:
" فَإِنَّكُمْ تَرَوْنَهُ
كَذَلِكَ "
Maka sesungguhnya kalian akan melihat Allah
seperti itu juga. [Sahih Bukhari dan Muslim]
11. Hadits Ammar bin Yasir.
Rasulullah sering membaca do'a ini ...
اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ
بَرْدَ الْعَيْشِ بَعْدَ الْمَوْتِ، وَأَسْأَلُكَ لَذَّةَ النَّظَرِ إِلَى وَجْهِكَ،
وَأَسْأَلُكَ الشَّوْقَ إِلَى لِقَائِكَ، فِيْ غَيْرِ ضَرَّاءَ مُضِرَّةٍ، وَلَا فِتْنَةٍ
مُضِلَّةٍ
"Ya
Allah .. sesungguhnya aku meminta kepada-Mu kehidupan yang baik setelah mati,
dan aku meminta kepada-Mu nikmatnya menatap wajah-Mu, dan aku meminta kepada-Mu
kerinduan bertemu dengan-Mu tampa ada kesulitan yang membahayakan, dan tampa
ada cobaan yang menyesatkan." [Sahih Ibnu Hibban]
Manfaat mengetahui bahwa ahli surga akan melihat Allah.
Jika seseorang meyakini dengan kuat bahwa
penduduk surga akan melihat Allah, maka ia akan senantiasa menjalankan perintah
Allah dan menjauhi larangannya untuk mendapatkan kenikmatan terbesar di surga
melihat Allah subhanahu wata'ala!
Wallahu a'lam!
Lihat juga: Surga dan neraka kekal
Beribadah tanpa pamrih
Kaedah nama dan sifat Allah
Assalamualaikum ....
BalasHapussaya mau tanya.
Adakah golongan umat islam yang tidak meyakini bahwa Allah akan tampak jelas di surga ?
terima kasih.
Wa'alaikum salam!
HapusIya, mereka adalah kelompok Al-Jahmiyah, Mu'tazilah, dan yg mengikuti pendapat mereka dari kaum Khawarij dan Imamiyah.
Wallahu a'lam!
Jangan menyebarkan ilmu sesat.
BalasHapusSesungguhnya pencifta alam semesta itu tidak dapat dilihat dengan mata didunia ataupun diakhirat.
Apakah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyebarkan ilmu sesat karena mengatkaan bahwa orang beriman akan melihat Allah subhanahu wata'aalaa sebagaimana disebutkan juga dalam Al-Qur'an?
HapusDan Jumhur ulama juga berpendapat demikian.
Atau anda yang sesat?