Rabu, 20 Mei 2020

Hadits “Do'a kesengsaraan dari Jibril kepada 3 golongan”

بسم الله الرحمن الرحيم
Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhuma; Bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menaiki mimbar, dan ketika menaiki anak tangga pertama beliau mengucapkan: Amiin! Kemudian menaiki anak tangga kedua maka beliau mengucapkan: Amiin! Kemudian menaiki anak tangga ketiga maka beliau mengucapkan: Amiin!
Sahabat bertanya: Wahai Rasulullah, kami mendengarmu mengucapkan “Amiin” tiga kali?
Beliau menjawab:
"لَمَّا رَقِيتُ الدَّرَجَةَ الْأُولَى جَاءَنِي جِبْرِيلُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: شَقِيَ عَبْدٌ أَدْرَكَ رَمَضَانَ، فَانْسَلَخَ مِنْهُ وَلَمْ يُغْفَرْ لَهُ، فَقُلْتُ: آمِينَ. ثُمَّ قَالَ: شَقِيَ عَبْدٌ أَدْرَكَ وَالِدَيْهِ أَوْ أَحَدَهُمَا فَلَمْ يُدْخِلَاهُ الْجَنَّةَ، فَقُلْتُ: آمِينَ. ثُمَّ قَالَ: شَقِيَ عَبْدٌ ذُكِرْتَ عِنْدَهُ وَلَمْ يُصَلِّ عَلَيْكَ، فَقُلْتُ: آمِينَ ".
“Ketika aku menaiki anak tangga pertama, Jibril shallallahu ‘alaihi wa sallam mendatangiku dan berdo’a: “Sengsaralah hamba yang mendapati Ramadhan kemudian berlalu darinya dan dosanya tidak diampuni!”
Maka aku mengucapkan: Amiin!
Kemudian Jibril berdo’a lagi: “Sengsaralah hamba yang mendapati kedua orang tuanya atau salah satu dari keduanya lalu keduanya tidak bisa memasukkannya surga (karena tidak berbakti)!”
Maka aku mengucapkan: Amiin!
Kemudian Jibril berdo’a lagi: “Sengsaralah hamba yang disebut namamu di sisinya dan ia tidak bershalawat kepadamu!”
Maka aku mengucapkan: Amiin!” [Al-Adab Al-Mufrad karya Al-Bukhariy: Sahih]
Ø  Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menaiki mimbar satu anak tangga dan berkata: Amin, kemudian naik anak tangga kedua dan berkata: Amin, kemudian naik anak tangga ketiga dan berkata: Amin, kemudian duduk. Para sahabat bertanya: Apa yang engkau amin-kan?
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:
" أَتَانِي جِبْرِيلُ فَقَالَ: رَغِمَ أَنْفُ امْرِئٍ ذُكِرْتَ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصِلِّ عَلَيْكَ، فَقُلْتُ: آمِينَ، فَقَالَ: رَغِمَ أَنْفُ امْرِئٍ أَدْرَكَ أَبَوَيْهِ فَلَمْ يَدْخُلِ الْجَنَّةَ، فَقُلْتُ: آمِينَ، فَقَالَ: رَغِمَ أَنْفُ امْرِئٍ أَدْرَكَ رَمَضَانَ فَلَمْ يُغْفَرْ لَهُ فَقُلْتُ: آمِينَ "
Jibril mendatangiku dan berdo’a: Hinalah orang yang namamu disebut di sisinya lalu ia tidak bersalawat kepadamu!
Maka aku mengatakan: Amin.
Jibril berdo’a lagi: Hinalah orang yang mendapati kedua orang tuanya lalu ia tidak masuk sorga dengan berbakti pada keduanya!
Maka aku mengatakan: Amin.
Jibril berdo’a lagi: Hinalah orang yang mendapati bulan Ramadhan lalu dosanya tidak diampuni!
Maka aku mengatakan: Amin. [Fadhlu Ash-Shalaah ‘ala An-Nabiy: Sahih]
Ø  Dari Ka’b bin ‘Ujrah radhiyallahu ‘anhu: Dalam kisah yang sama, Jibril ‘alaihissalam berdo’a:
بَعُدَ مَنْ ذُكِرْتَ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيْكَ
“Jauhlah (dari rahmat dan karuniah Allah) orang yang disebutkan namamu di sisinya kemudian ia tidak bershalawat kepadamu”
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: Amiin! … [Fadhlu Ash-Shalaah ‘ala An-Nabiy: Sahih]
Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu: Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam bersabda:
«رَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيَّ، وَرَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ ثُمَّ انْسَلَخَ قَبْلَ أَنْ يُغْفَرَ لَهُ، وَرَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ أَدْرَكَ عِنْدَهُ أَبَوَاهُ الكِبَرَ فَلَمْ يُدْخِلَاهُ الجَنَّةَ» [سنن الترمذي : صححه الألباني]
"Hinalah orang yang jika namaku disebut di dekatnya lalu ia tidak berselawat untukku. Hinalah orang yang mendapati bulan Ramadhan dan berlalu sebelum dosanya diampuni. Hinalah orang yang mendapati kedua orang tuanya di masa tua lalu ia tidak masuk surga dengan berbakti pada keduanya". [Sunan Tirmidzi: Sahih]
Penjelasan singkat hadits ini:
Hadits ini menunjukkan bahwa betapa besar kesalahan tiga golongan tersebut, sampai Jibril ‘alaihissalam malaikat paling mulia mendo’akan kesengsaraan, kehinaan, dan dijauhkan dari rahmat bagi mereka. Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam manusia paling mulia dan sangat kasih sayang ikut mengaminkan do’a tersebut.
Golongan pertama: Tidak memanfaatkan bulan Ramadhan dengan memperbanyak ibadah sehingga ia tidak mendapatkan ampunan di bulan Ramadhan.
Golongan kedua: Tidak berbakti kepada kedua orang tuanya sehingga ia masuk surga.
Golongan ketiga: Tidak berselawat ketika mendengar atau membaca nama Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, padahal beliau adalah manusia yang paling berjasa pada kita.
1.      Jibril ‘alaihissalam malaikat paling mulia.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{إِنَّهُ لَقَوْلُ رَسُولٍ كَرِيمٍ (19) ذِي قُوَّةٍ عِنْدَ ذِي الْعَرْشِ مَكِينٍ (20) مُطَاعٍ ثَمَّ أَمِينٍ} [التكوير: 19 - 21]
Sesungguhnya Al-Quran itu benar-benar firman (Allah yang dibawa oleh) utusan yang mulia (Jibril), yang mempunyai kekuatan, yang mempunyai kedudukan tinggi di sisi Allah yang mempunyai 'Arsy, yang ditaati di sana (di alam malaikat) lagi dipercaya. [At-Takwir: 19-21]
2.      Jibril terkadang mendatagi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam wujud aslinya sehinggat tidak dapat dilihat oleh sahabat.
Dan terkadang datang dalam wujud manusiat yang tidak dikenal, atau dalam wujud salah seorang dari sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
Ibnu Umar -radhiyallahu 'anhuma- berkata:
كَانَ جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلَامُ يَأْتِي النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي صُورَةِ دِحْيَةَ [مسند أحمد: صحيح]
"Jibril 'alaihissalam terkadang mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam bentuk Dihyah (Al-Kalbiy seorang sahabat)". [Musnad Ahmad: Shahih]
3.      Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sangat penyayang terhadap umatnya.
Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُم بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ} [التوبة: 128]
Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. [At-Taubah: 128]
Namun ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengaminkan 3 do’a malaikat Jibril tersebut, maka itu menunjukkan bahwa orang tersebut betul-betul sudah keterlaluan dan pantas untuk mendapatkan hukuman yang setimpal.
4.      Ramadhan bulan ampunan.
Sehingga orang yang tidak mendapatkannya maka ia benar-benar orang yang merugi dan celaka.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
" الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ، وَالْجُمْعَةُ إِلَى الْجُمْعَةِ، وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ، مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ " [صحيح مسلم]
“Shalat lima waktu, shalat Jum'at sampai shalat Jum'at berikutnya, dan puasa Ramadhan sampai puasa Ramadhan berikutnya, adalah penghapus dosa yang dilakukan di antara semua itu jika ia meninggalkan dosa besar”. [Sahih Muslim]
Ø  Jabir radhiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ لِلَّهِ عِنْدَ كُلِّ فِطْرٍ عُتَقَاءَ وَذَلِكَ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ
"Sesungguhnya Allah membebaskan beberapa orang dari neraka saat buka puasa, dan itu terjadi setiap malam. " [Sunan Ibnu Majah: Hasan]
Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
" إِذَا كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ صُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ، وَمَرَدَةُ الجِنِّ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ، فَلَمْ يُفْتَحْ مِنْهَا بَابٌ، وَفُتِّحَتْ أَبْوَابُ الجَنَّةِ، فَلَمْ يُغْلَقْ مِنْهَا بَابٌ، وَيُنَادِي مُنَادٍ: يَا بَاغِيَ الخَيْرِ أَقْبِلْ، وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ، وَلِلَّهِ عُتَقَاءُ مِنَ النَّارِ، وَذَلكَ كُلُّ لَيْلَةٍ "
“Pada awal malam bulan Ramadhan setan-setan dibelenggu, begitu pula jin yang jahat, pintu-pintu neraka ditutup maka tidak satupun pintu yang terbuka, dan pintu-pintu surga dibuka maka tidak satu pintu pun yang tertutup, dan ada yang berseru: "Wahai pencari kebaikan, marilah! Dan wahai pencari keburukan, tinggalkanlah!". Dan Allah membebaskan orang-orang dari neraka setiap malamnya”. [Sunan Tirmidzi: Sahih]
5.      Orang tua adalah pintu surga terbaik.
Dari Abu Ad-Darda’ radhiyallahu 'anhu; Bahwasanya seorang mendatanginya dan bertanya: Sesungguhnya saya mempunyai istri sedangkan ibuku menyuruhku untuk menceraikannya!
Abu Ad-Dardaa’ berkata: Aku telah mendengar Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda:
" الوَالِدُ أَوْسَطُ أَبْوَابِ الجَنَّةِ، فَإِنْ شِئْتَ فَأَضِعْ ذَلِكَ البَابَ أَوْ احْفَظْهُ "
“Orang tua adalah pintu surga terbaik, maka jika engkau mau maka tinggalkanlah pintu itu atau jagalah”. [Sunan Tirmidziy: Sahih]
Ø  Mu'awiyah bin Jahimah As-Sulamiy -radhiyallahu 'anhu- berkata: Aku mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan bertanya: Ya Rasulullah sesungguhnya aku ingin berjihad di jalan Allah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya: Apakah ibumu masih hidup?
Aku menjawab: Iya!
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
الْزَمْ رِجْلَيْهَا فَثَمَّ الْجَنَّةُ
“Dekatlah selalu dari kedua kakinya (selalu berbuat baik kepadanya) karena di situlah surga”. [Sunan Ibnu Majah: Sahih]
Ø  Dalam riwayat lain:
" فَالْزَمْهَا، فَإِنَّ الْجَنَّةَ تَحْتَ رِجْلَيْهَا "
“Dekatlah selalu darinya (selalu berbuat baik kepadanya) karena surga di bawah kedua kakinya”. [Sunan An-Nasa'i: Sahih]
Ø  Dari Aisyah radhiyallahu 'anha; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
" نِمْتُ، فَرَأَيْتُنِي فِي الْجَنَّةِ، فَسَمِعْتُ صَوْتَ قَارِئٍ يَقْرَأُ، فَقُلْتُ: مَنْ هَذَا؟ قَالُوا: هَذَا حَارِثَةُ بْنُ النُّعْمَانِ "
“Aku tidur, lalu diperlihatkan padaku dalam surga. Maka aku mendengar suara seseorang yang membaca Al-Qur’an, lalu aku bertanya: Siapakah ini? Mereka menjawab: Ini adalah Haritsah bin Nu’man”.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
" كَذَاكَ الْبِرُّ، كَذَاكَ الْبِرُّ "
“Itulah pahala berbakti, itulah pahala berbaktu”
Dan ia (Haritsah) sangat berbakti kepada ibunya. [Musnad Ahmad: Sahih]
6.      Keutamaan berselawat.
Dari Muhammad bin Ali bin Husain rahimahullah; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
" مَنْ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيَّ فَقَدْ خَطِئَ طَرِيقَ الْجَنَّةِ "
“Barangsiapa yang disebutkan namaku di sampingnya lalu ia tidak bershalawat kepadaku maka jalan ke surga meleset darinya”. [Fadhlu Ash-Shalaah ‘ala An-Nabiy: Mursal Sahih]
Ø  Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
" إِنَّ أَبْخَلَ النَّاسِ مَنْ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيَّ "
“Sesungguhnya manusia yang paling kikir adalah yang jika disebutkan namaku di sampingnya ia tidak bershalawat kepadaku”. [Fadhlu Ash-Shalaah ‘ala An-Nabiy: Sahih]
7.      Keutamaan mengaminkan do’a.
Dari Aisyah radhiyallahu 'anha; Nabi bersabda:
«مَا حَسَدَتْكُمُ الْيَهُودُ عَلَى شَيْءٍ، مَا حَسَدَتْكُمْ عَلَى السَّلَامِ وَالتَّأْمِينِ» [سنن ابن ماجه: صحيح]
"Tidak ada yang didengki kaum Yahudi atas kalian terhadap sesuatu selain bacaan salam dan amiin. " [Sunan Ibnu Majah: Shahih]
Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
" إِذَا قَالَ الإِمَامُ: {غَيْرِ المَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّالِّينَ} [الفاتحة: 7] فَقُولُوا: آمِينَ، فَإِنَّهُ مَنْ وَافَقَ قَوْلُهُ قَوْلَ المَلاَئِكَةِ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ " [صحيح البخاري ومسلم]
"Jika seorang Imam membaca {ghairil maghdhuubi 'alaihim waladh dhaaliin}, maka ucapkanlah oleh kalian 'aamiin', karena barangsiapa ucapannya itu bertepatan dengan ucapan malaikat, maka ia akan diampuni dosanya yang masa lalu." [Sahih Bukhari dan Muslim]
8.      Mimbar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam punya tiga anak tangga.
Abu Hazim rahimahullah berkata:
أَنَّ نَفَرًا جَاءُوا إِلَى سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ، قَدْ تَمَارَوْا فِي الْمِنْبَرِ مِنْ أَيِّ عُودٍ هُوَ؟ فَقَالَ: أَمَا وَاللهِ إِنِّي لَأَعْرِفُ مِنْ أَيِّ عُودٍ هُوَ، وَمَنْ عَمِلَهُ، وَرَأَيْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوَّلَ يَوْمٍ جَلَسَ عَلَيْهِ، قَالَ فَقُلْتُ لَهُ: يَا أَبَا عَبَّاسٍ، فَحَدِّثْنَا، قَالَ: أَرْسَلَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى امْرَأَةٍ «انْظُرِي غُلَامَكِ النَّجَّارَ، يَعْمَلْ لِي أَعْوَادًا أُكَلِّمُ النَّاسَ عَلَيْهَا» فَعَمِلَ هَذِهِ الثَّلَاثَ دَرَجَاتٍ، ثُمَّ أَمَرَ بِهَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَوُضِعَتْ هَذَا الْمَوْضِعَ، فَهِيَ مِنْ طَرْفَاءِ الْغَابَةِ. [صحيح مسلم]
"Bahwa sejumlah orang datang kepada Sahl bin Sa'd -radhiyallahu 'anhuma- karena mereka berdebat mengenai mimbar Rasulullah terbuat dari kayu apakah mimbar itu?
Sahal menjawab, 'Demi Allah, aku tahu betul dari kayu apa mimbar itu dibuat, siapa yang membuatnya, bahkan aku melihat Rasulullah duduk di situ pada hari pertama mimbar itu selesai dibuat.'
Kata Abu Hazim, 'Hai Abu Abbas (Sahl)! Ceritakanlah kepada kami! '
Lalu Sahal bercerita, 'Pada suatu hari Rasulullah menyuruh (untuk memanggil) seorang perempuan, lalu beliau bersabda kepadanya, 'Suruhlah anakmu yang tukang kayu itu membuatkan sebuah mimbar kayu untuk tempatku berpidato kepada orang-orang'.
Maka dia membuat tiga tingkat ini. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan supaya meletakkan mimbar itu di tempat ini. Mimbar itu terbuat dari kayu hutan. [Shahih Muslim]
Ø  Ubay bin Ka’b radhiyallahu 'anhu berkata:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي إِلَى جِذْعٍ إِذْ كَانَ الْمَسْجِدُ عَرِيشًا، وَكَانَ يَخْطُبُ إِلَى ذَلِكَ الْجِذْعِ، فَقَالَ رَجُلٌ مِنْ أَصْحَابِهِ: هَلْ لَكَ أَنْ نَجْعَلَ لَكَ شَيْئًا تَقُومُ عَلَيْهِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ حَتَّى يَرَاكَ النَّاسُ وَتُسْمِعَهُمْ خُطْبَتَكَ؟ قَالَ: «نَعَمْ» فَصَنَعَ لَهُ ثَلَاثَ دَرَجَاتٍ، فَهِيَ الَّتِي أَعْلَى الْمِنْبَرِ، فَلَمَّا وُضِعَ الْمِنْبَرُ، وَضَعُوهُ فِي مَوْضِعِهِ الَّذِي هُوَ فِيهِ، فَلَمَّا أَرَادَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَقُومَ إِلَى الْمِنْبَرِ، مَرَّ إِلَى الْجِذْعِ الَّذِي كَانَ يَخْطُبُ إِلَيْهِ، فَلَمَّا جَاوَزَ الْجِذْعَ، خَارَ حَتَّى تَصَدَّعَ وَانْشَقَّ، فَنَزَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا سَمِعَ صَوْتَ الْجِذْعِ، فَمَسَحَهُ بِيَدِهِ حَتَّى سَكَنَ، ثُمَّ رَجَعَ إِلَى الْمِنْبَرِ، فَكَانَ إِذَا صَلَّى، صَلَّى إِلَيْهِ، فَلَمَّا هُدِمَ الْمَسْجِدُ وَغُيِّرَ أَخَذَ ذَلِكَ الْجِذْعَ أُبَيُّ بْنُ كَعْبٍ، وَكَانَ عِنْدَهُ فِي بَيْتِهِ حَتَّى بَلِيَ، فَأَكَلَتْهُ الْأَرَضَةُ وَعَادَ رُفَاتًا [سنن ابن ماجه: حسن]
"Rasulullah shalat menghadap ke arah sebatang kayu kurma, sebab masjid pada masa itu tidak mempunyai dinding, dan beliau juga berkhutbah di atas kayu tersebut. Seorang laki-laki dari sahabatnya berkata, "Bagaimana jika kami buatkan sesuatu (mimbar) yang dapat engkau gunakan berdiri di hari Jumat, hingga orang-orang dapat melihatmu dan mendengar khutbahmu?"
Beliau menjawab, "Ya, "
Maka sahabat itu membuatkan Rasulullah mimbar yang mempunyai tiga anak tangga, ketika para sahabat meletakkan mimbar tersebut pada tempat yang biasa beliau gunakan khutbah, dan Rasulullah ingin berdiri di atasnya, beliau melintasi batang kayu yang biasa beliau gunakan untuk berkhutbah. Ketika melintas, batang kayu tersebut mengeluarkan suara dan terbelah. Rasulullah pun turun, ketika beliau mendengar suara kayu itu beliau mengusapnya dengan tangan hingga ia menjadi tenang, setelah itu beliau kembali lagi ke atas mimbar. Jika shalat beliau selalu menghadap ke arah batang kayu tersebut.
Maka ketika masjid dirombak dan di ubah, Ubai bin Ka'b mengambil batang kayu tersebut. Batang kayu tersebut tetap di rumahnya hingga lapuk dan di makan rayap dan menjadi remukan-remukan kecil. " [Sunan Ibnu Majah: Hasan]
Ø  Ibnu ‘Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata:
كَانَ مِنْبَرُ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَصِيرًا، إِنَّمَا هُوَ ثَلاثُ دَرَجَاتٍ [مسند أحمد: إسناده جيد]
“Mimbar Nabi pendek, hanya memiliki tiga anak tangga” [Musnad Ahmad: Sanadnya bagus]
Wallahu a’lam!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...