بسم
الله الرحمن الرحيم
Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu
'anhuma; Bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menaiki
mimbar, dan ketika menaiki anak tangga pertama beliau mengucapkan: Amiin!
Kemudian menaiki anak tangga kedua maka beliau mengucapkan: Amiin! Kemudian
menaiki anak tangga ketiga maka beliau mengucapkan: Amiin!
Sahabat bertanya: Wahai Rasulullah, kami
mendengarmu mengucapkan “Amiin” tiga kali?
Beliau menjawab:
"لَمَّا
رَقِيتُ الدَّرَجَةَ الْأُولَى جَاءَنِي جِبْرِيلُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فَقَالَ: شَقِيَ عَبْدٌ أَدْرَكَ رَمَضَانَ، فَانْسَلَخَ مِنْهُ وَلَمْ
يُغْفَرْ لَهُ، فَقُلْتُ: آمِينَ. ثُمَّ قَالَ: شَقِيَ عَبْدٌ أَدْرَكَ
وَالِدَيْهِ أَوْ أَحَدَهُمَا فَلَمْ يُدْخِلَاهُ الْجَنَّةَ، فَقُلْتُ: آمِينَ.
ثُمَّ قَالَ: شَقِيَ عَبْدٌ ذُكِرْتَ عِنْدَهُ وَلَمْ يُصَلِّ عَلَيْكَ، فَقُلْتُ:
آمِينَ
".
“Ketika aku menaiki anak tangga pertama,
Jibril shallallahu ‘alaihi wa sallam mendatangiku dan berdo’a: “Sengsaralah
hamba yang mendapati Ramadhan kemudian berlalu darinya dan dosanya tidak
diampuni!”
Maka aku mengucapkan: Amiin!
Kemudian Jibril berdo’a lagi: “Sengsaralah
hamba yang mendapati kedua orang tuanya atau salah satu dari keduanya lalu
keduanya tidak bisa memasukkannya surga (karena tidak berbakti)!”
Maka aku mengucapkan: Amiin!
Kemudian Jibril berdo’a lagi: “Sengsaralah
hamba yang disebut namamu di sisinya dan ia tidak bershalawat kepadamu!”
Maka aku mengucapkan: Amiin!” [Al-Adab
Al-Mufrad karya Al-Bukhariy: Sahih]
Ø
Anas bin Malik radhiyallahu
‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menaiki
mimbar satu anak tangga dan berkata: Amin, kemudian naik anak tangga kedua dan
berkata: Amin, kemudian naik anak tangga ketiga dan berkata: Amin, kemudian
duduk. Para sahabat bertanya: Apa yang engkau amin-kan?
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
menjawab:
" أَتَانِي جِبْرِيلُ فَقَالَ: رَغِمَ أَنْفُ امْرِئٍ
ذُكِرْتَ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصِلِّ عَلَيْكَ، فَقُلْتُ: آمِينَ، فَقَالَ: رَغِمَ أَنْفُ
امْرِئٍ أَدْرَكَ أَبَوَيْهِ فَلَمْ يَدْخُلِ الْجَنَّةَ، فَقُلْتُ: آمِينَ، فَقَالَ:
رَغِمَ أَنْفُ امْرِئٍ أَدْرَكَ رَمَضَانَ فَلَمْ يُغْفَرْ لَهُ فَقُلْتُ: آمِينَ
"
Jibril mendatangiku dan berdo’a: Hinalah
orang yang namamu disebut di sisinya lalu ia tidak bersalawat kepadamu!
Maka aku mengatakan: Amin.
Jibril berdo’a lagi: Hinalah orang yang
mendapati kedua orang tuanya lalu ia tidak masuk sorga dengan berbakti pada
keduanya!
Maka aku mengatakan: Amin.
Jibril berdo’a lagi: Hinalah orang yang
mendapati bulan Ramadhan lalu dosanya tidak diampuni!
Maka aku mengatakan: Amin. [Fadhlu
Ash-Shalaah ‘ala An-Nabiy: Sahih]
Ø
Dari Ka’b bin ‘Ujrah radhiyallahu
‘anhu: Dalam kisah yang sama, Jibril ‘alaihissalam berdo’a:
بَعُدَ مَنْ ذُكِرْتَ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيْكَ
“Jauhlah (dari rahmat dan karuniah Allah)
orang yang disebutkan namamu di sisinya kemudian ia tidak bershalawat kepadamu”
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
menjawab: Amiin! … [Fadhlu Ash-Shalaah ‘ala An-Nabiy: Sahih]
Ø Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu: Rasulullah shallallahu'alaihi
wasallam bersabda:
«رَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَلَمْ
يُصَلِّ عَلَيَّ، وَرَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ ثُمَّ انْسَلَخَ
قَبْلَ أَنْ يُغْفَرَ لَهُ، وَرَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ أَدْرَكَ عِنْدَهُ أَبَوَاهُ الكِبَرَ
فَلَمْ يُدْخِلَاهُ الجَنَّةَ» [سنن الترمذي : صححه الألباني]
"Hinalah orang yang jika namaku
disebut di dekatnya lalu ia tidak berselawat untukku. Hinalah orang yang mendapati
bulan Ramadhan dan berlalu sebelum dosanya diampuni. Hinalah orang yang
mendapati kedua orang tuanya di masa tua lalu ia tidak masuk surga dengan
berbakti pada keduanya". [Sunan Tirmidzi: Sahih]
Penjelasan singkat hadits ini:
Hadits ini menunjukkan bahwa betapa besar
kesalahan tiga golongan tersebut, sampai Jibril ‘alaihissalam malaikat
paling mulia mendo’akan kesengsaraan, kehinaan, dan dijauhkan dari rahmat bagi mereka.
Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam manusia paling mulia dan sangat kasih
sayang ikut mengaminkan do’a tersebut.
Golongan pertama: Tidak memanfaatkan bulan
Ramadhan dengan memperbanyak ibadah sehingga ia tidak mendapatkan ampunan di
bulan Ramadhan.
Golongan kedua: Tidak berbakti kepada kedua
orang tuanya sehingga ia masuk surga.
Golongan ketiga: Tidak berselawat ketika
mendengar atau membaca nama Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, padahal
beliau adalah manusia yang paling berjasa pada kita.
1.
Jibril ‘alaihissalam malaikat paling mulia.
Allah
subhanahu wata’aalaa berfirman:
{إِنَّهُ لَقَوْلُ
رَسُولٍ كَرِيمٍ (19) ذِي قُوَّةٍ عِنْدَ ذِي الْعَرْشِ مَكِينٍ (20) مُطَاعٍ
ثَمَّ أَمِينٍ} [التكوير: 19 - 21]
Sesungguhnya
Al-Quran itu benar-benar firman (Allah yang dibawa oleh) utusan yang mulia
(Jibril), yang mempunyai kekuatan, yang mempunyai kedudukan tinggi di sisi
Allah yang mempunyai 'Arsy, yang ditaati di sana (di alam malaikat) lagi
dipercaya. [At-Takwir:
19-21]
2.
Jibril terkadang mendatagi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam wujud aslinya
sehinggat tidak dapat dilihat oleh sahabat.
Dan terkadang datang dalam wujud manusiat
yang tidak dikenal, atau dalam wujud salah seorang dari sahabat Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam.
Ibnu Umar -radhiyallahu 'anhuma-
berkata:
كَانَ
جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلَامُ يَأْتِي النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فِي صُورَةِ دِحْيَةَ [مسند
أحمد: صحيح]
"Jibril 'alaihissalam terkadang mendatangi
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam bentuk Dihyah (Al-Kalbiy seorang
sahabat)". [Musnad Ahmad: Shahih]
Lihat: Syarah Arba'in Nawawiy, hadits (2) Umar; Jibril bertanya tentang iman, islam, ihsan,dan kiamat
3.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sangat
penyayang terhadap umatnya.
Allah subhanahu wa ta'aalaa
berfirman:
{لَقَدْ
جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ
عَلَيْكُم بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ} [التوبة: 128]
Sungguh telah datang kepadamu seorang
Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan
(keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap
orang-orang mukmin. [At-Taubah: 128]
Namun
ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengaminkan 3 do’a malaikat
Jibril tersebut, maka itu menunjukkan bahwa orang tersebut betul-betul sudah
keterlaluan dan pantas untuk mendapatkan hukuman yang setimpal.
4.
Ramadhan bulan ampunan.
Sehingga orang yang tidak mendapatkannya
maka ia benar-benar orang yang merugi dan celaka.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"
الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ، وَالْجُمْعَةُ إِلَى الْجُمْعَةِ، وَرَمَضَانُ إِلَى
رَمَضَانَ، مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ " [صحيح مسلم]
“Shalat lima waktu, shalat Jum'at sampai
shalat Jum'at berikutnya, dan puasa Ramadhan sampai puasa Ramadhan berikutnya,
adalah penghapus dosa yang dilakukan di antara semua itu jika ia meninggalkan
dosa besar”. [Sahih Muslim]
Ø Jabir radhiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ
لِلَّهِ عِنْدَ كُلِّ فِطْرٍ عُتَقَاءَ وَذَلِكَ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ
"Sesungguhnya Allah membebaskan
beberapa orang dari neraka saat buka puasa, dan itu terjadi setiap malam.
" [Sunan Ibnu Majah: Hasan]
Ø Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
" إِذَا
كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ صُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ،
وَمَرَدَةُ الجِنِّ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ، فَلَمْ يُفْتَحْ مِنْهَا
بَابٌ، وَفُتِّحَتْ أَبْوَابُ الجَنَّةِ، فَلَمْ يُغْلَقْ مِنْهَا بَابٌ،
وَيُنَادِي مُنَادٍ: يَا بَاغِيَ الخَيْرِ أَقْبِلْ، وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ
أَقْصِرْ، وَلِلَّهِ عُتَقَاءُ مِنَ النَّارِ، وَذَلكَ كُلُّ لَيْلَةٍ "
“Pada awal malam bulan Ramadhan setan-setan
dibelenggu, begitu pula jin yang jahat, pintu-pintu neraka ditutup maka tidak
satupun pintu yang terbuka, dan pintu-pintu surga dibuka maka tidak satu pintu
pun yang tertutup, dan ada yang berseru: "Wahai pencari kebaikan, marilah!
Dan wahai pencari keburukan, tinggalkanlah!". Dan Allah membebaskan
orang-orang dari neraka setiap malamnya”. [Sunan Tirmidzi: Sahih]
5.
Orang tua adalah pintu surga terbaik.
Dari Abu Ad-Darda’ radhiyallahu
'anhu; Bahwasanya seorang mendatanginya dan bertanya: Sesungguhnya saya
mempunyai istri sedangkan ibuku menyuruhku untuk menceraikannya!
Abu Ad-Dardaa’ berkata: Aku telah mendengar
Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda:
"
الوَالِدُ أَوْسَطُ أَبْوَابِ الجَنَّةِ، فَإِنْ شِئْتَ فَأَضِعْ ذَلِكَ البَابَ
أَوْ احْفَظْهُ "
“Orang tua adalah pintu surga terbaik, maka
jika engkau mau maka tinggalkanlah pintu itu atau jagalah”. [Sunan Tirmidziy:
Sahih]
Ø Mu'awiyah bin Jahimah As-Sulamiy -radhiyallahu 'anhu-
berkata: Aku mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan
bertanya: Ya Rasulullah sesungguhnya aku ingin berjihad di jalan Allah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bertanya: Apakah ibumu masih hidup?
Aku menjawab: Iya!
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
الْزَمْ
رِجْلَيْهَا فَثَمَّ الْجَنَّةُ
“Dekatlah selalu dari kedua kakinya (selalu
berbuat baik kepadanya) karena di situlah surga”. [Sunan Ibnu Majah: Sahih]
Ø Dalam riwayat lain:
"
فَالْزَمْهَا، فَإِنَّ الْجَنَّةَ تَحْتَ رِجْلَيْهَا "
“Dekatlah selalu darinya (selalu berbuat
baik kepadanya) karena surga di bawah kedua kakinya”. [Sunan An-Nasa'i: Sahih]
Ø Dari Aisyah radhiyallahu 'anha; Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
" نِمْتُ،
فَرَأَيْتُنِي فِي الْجَنَّةِ، فَسَمِعْتُ صَوْتَ قَارِئٍ يَقْرَأُ، فَقُلْتُ:
مَنْ هَذَا؟ قَالُوا: هَذَا حَارِثَةُ بْنُ النُّعْمَانِ "
“Aku tidur, lalu diperlihatkan padaku dalam
surga. Maka aku mendengar suara seseorang yang membaca Al-Qur’an, lalu aku bertanya:
Siapakah ini? Mereka menjawab: Ini adalah Haritsah bin Nu’man”.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
" كَذَاكَ
الْبِرُّ، كَذَاكَ الْبِرُّ "
“Itulah pahala berbakti, itulah pahala
berbaktu”
Dan ia (Haritsah) sangat berbakti kepada
ibunya. [Musnad Ahmad: Sahih]
6.
Keutamaan berselawat.
Dari Muhammad bin Ali bin Husain rahimahullah;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"
مَنْ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيَّ فَقَدْ خَطِئَ طَرِيقَ الْجَنَّةِ
"
“Barangsiapa yang disebutkan namaku di
sampingnya lalu ia tidak bershalawat kepadaku maka jalan ke surga meleset
darinya”. [Fadhlu Ash-Shalaah ‘ala An-Nabiy: Mursal Sahih]
Ø Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
"
إِنَّ أَبْخَلَ النَّاسِ مَنْ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيَّ "
“Sesungguhnya manusia yang paling kikir
adalah yang jika disebutkan namaku di sampingnya ia tidak bershalawat
kepadaku”. [Fadhlu Ash-Shalaah ‘ala An-Nabiy: Sahih]
Lihat: Keutamaan bershalawat
7.
Keutamaan mengaminkan do’a.
Dari
Aisyah radhiyallahu 'anha; Nabi ﷺ bersabda:
«مَا حَسَدَتْكُمُ
الْيَهُودُ عَلَى شَيْءٍ، مَا حَسَدَتْكُمْ عَلَى السَّلَامِ وَالتَّأْمِينِ» [سنن ابن ماجه: صحيح]
"Tidak
ada yang didengki kaum Yahudi atas kalian terhadap sesuatu selain bacaan salam
dan amiin. " [Sunan Ibnu Majah: Shahih]
Ø Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
"
إِذَا قَالَ الإِمَامُ: {غَيْرِ المَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّالِّينَ}
[الفاتحة: 7] فَقُولُوا: آمِينَ، فَإِنَّهُ مَنْ وَافَقَ قَوْلُهُ قَوْلَ
المَلاَئِكَةِ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ " [صحيح البخاري ومسلم]
"Jika seorang Imam membaca {ghairil maghdhuubi
'alaihim waladh dhaaliin}, maka ucapkanlah oleh kalian 'aamiin', karena
barangsiapa ucapannya itu bertepatan dengan ucapan malaikat, maka ia akan
diampuni dosanya yang masa lalu." [Sahih Bukhari dan Muslim]
Lihat: Keutamaan berdo’a
8.
Mimbar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam punya tiga anak tangga.
Abu Hazim rahimahullah berkata:
أَنَّ نَفَرًا جَاءُوا إِلَى سَهْلِ
بْنِ سَعْدٍ، قَدْ تَمَارَوْا فِي الْمِنْبَرِ مِنْ أَيِّ عُودٍ هُوَ؟ فَقَالَ:
أَمَا وَاللهِ إِنِّي لَأَعْرِفُ مِنْ أَيِّ عُودٍ هُوَ، وَمَنْ عَمِلَهُ،
وَرَأَيْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوَّلَ يَوْمٍ جَلَسَ
عَلَيْهِ، قَالَ فَقُلْتُ لَهُ: يَا أَبَا عَبَّاسٍ، فَحَدِّثْنَا، قَالَ:
أَرْسَلَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى امْرَأَةٍ «انْظُرِي
غُلَامَكِ النَّجَّارَ، يَعْمَلْ لِي أَعْوَادًا أُكَلِّمُ النَّاسَ عَلَيْهَا»
فَعَمِلَ هَذِهِ الثَّلَاثَ دَرَجَاتٍ، ثُمَّ أَمَرَ بِهَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَوُضِعَتْ هَذَا الْمَوْضِعَ، فَهِيَ مِنْ طَرْفَاءِ
الْغَابَةِ. [صحيح مسلم]
"Bahwa sejumlah orang datang kepada Sahl
bin Sa'd -radhiyallahu 'anhuma- karena mereka berdebat mengenai
mimbar Rasulullah ﷺ terbuat dari kayu
apakah mimbar itu?
Sahal menjawab, 'Demi Allah, aku tahu betul
dari kayu apa mimbar itu dibuat, siapa yang membuatnya, bahkan aku melihat
Rasulullah ﷺ duduk di situ pada
hari pertama mimbar itu selesai dibuat.'
Kata Abu Hazim, 'Hai Abu Abbas (Sahl)!
Ceritakanlah kepada kami! '
Lalu Sahal bercerita, 'Pada suatu hari
Rasulullah ﷺ menyuruh (untuk
memanggil) seorang perempuan, lalu beliau bersabda kepadanya, 'Suruhlah anakmu
yang tukang kayu itu membuatkan sebuah mimbar kayu untuk tempatku berpidato
kepada orang-orang'.
Maka dia membuat tiga tingkat ini.
Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan supaya
meletakkan mimbar itu di tempat ini. Mimbar itu terbuat dari kayu hutan.
[Shahih Muslim]
Ø
Ubay bin Ka’b radhiyallahu
'anhu berkata:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي إِلَى جِذْعٍ إِذْ كَانَ الْمَسْجِدُ عَرِيشًا،
وَكَانَ يَخْطُبُ إِلَى ذَلِكَ الْجِذْعِ، فَقَالَ رَجُلٌ مِنْ أَصْحَابِهِ: هَلْ
لَكَ أَنْ نَجْعَلَ لَكَ شَيْئًا تَقُومُ عَلَيْهِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ حَتَّى
يَرَاكَ النَّاسُ وَتُسْمِعَهُمْ خُطْبَتَكَ؟ قَالَ: «نَعَمْ» فَصَنَعَ لَهُ
ثَلَاثَ دَرَجَاتٍ، فَهِيَ الَّتِي أَعْلَى الْمِنْبَرِ، فَلَمَّا وُضِعَ
الْمِنْبَرُ، وَضَعُوهُ فِي مَوْضِعِهِ الَّذِي هُوَ فِيهِ، فَلَمَّا أَرَادَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَقُومَ إِلَى الْمِنْبَرِ،
مَرَّ إِلَى الْجِذْعِ الَّذِي كَانَ يَخْطُبُ إِلَيْهِ، فَلَمَّا جَاوَزَ
الْجِذْعَ، خَارَ حَتَّى تَصَدَّعَ وَانْشَقَّ، فَنَزَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا سَمِعَ صَوْتَ الْجِذْعِ، فَمَسَحَهُ بِيَدِهِ حَتَّى
سَكَنَ، ثُمَّ رَجَعَ إِلَى الْمِنْبَرِ، فَكَانَ إِذَا صَلَّى، صَلَّى إِلَيْهِ،
فَلَمَّا هُدِمَ الْمَسْجِدُ وَغُيِّرَ أَخَذَ ذَلِكَ الْجِذْعَ أُبَيُّ بْنُ
كَعْبٍ، وَكَانَ عِنْدَهُ فِي بَيْتِهِ حَتَّى بَلِيَ، فَأَكَلَتْهُ الْأَرَضَةُ
وَعَادَ رُفَاتًا [سنن ابن ماجه: حسن]
"Rasulullah ﷺ
shalat menghadap ke arah sebatang kayu kurma, sebab masjid pada masa itu tidak
mempunyai dinding, dan beliau juga berkhutbah di atas kayu tersebut. Seorang
laki-laki dari sahabatnya berkata, "Bagaimana jika kami buatkan sesuatu
(mimbar) yang dapat engkau gunakan berdiri di hari Jumat, hingga orang-orang
dapat melihatmu dan mendengar khutbahmu?"
Beliau menjawab, "Ya, "
Maka sahabat itu membuatkan Rasulullah
mimbar yang mempunyai tiga anak tangga, ketika para sahabat meletakkan
mimbar tersebut pada tempat yang biasa beliau gunakan khutbah, dan Rasulullah ﷺ ingin berdiri di atasnya, beliau melintasi
batang kayu yang biasa beliau gunakan untuk berkhutbah. Ketika melintas, batang
kayu tersebut mengeluarkan suara dan terbelah. Rasulullah ﷺ pun turun, ketika beliau mendengar suara kayu itu beliau
mengusapnya dengan tangan hingga ia menjadi tenang, setelah itu beliau kembali
lagi ke atas mimbar. Jika shalat beliau selalu menghadap ke arah batang kayu
tersebut.
Maka ketika masjid dirombak dan di ubah,
Ubai bin Ka'b mengambil batang kayu tersebut. Batang kayu tersebut tetap di
rumahnya hingga lapuk dan di makan rayap dan menjadi remukan-remukan kecil.
" [Sunan Ibnu Majah: Hasan]
Ø
Ibnu ‘Abbas radhiyallahu
'anhuma berkata:
كَانَ
مِنْبَرُ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَصِيرًا، إِنَّمَا هُوَ ثَلاثُ
دَرَجَاتٍ [مسند أحمد:
إسناده جيد]
“Mimbar
Nabi ﷺ pendek, hanya memiliki tiga anak tangga”
[Musnad Ahmad: Sanadnya bagus]
Wallahu a’lam!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...