Kucoba tuk renungi masa lalu
Masa penuh dosa dan noda
Hidup di antara gemerlap lampu kota
Tak sedetik pun ingat akan diri-Nya
Masa penuh dosa dan noda
Hidup di antara gemerlap lampu kota
Tak sedetik pun ingat akan diri-Nya
Kadang kutangisi hidupku yang mati
Menyesali semua yang t'lah terjadi
Berat terasa beban hidup ini
Kegelapan menyelimuti mata hati
Menyesali semua yang t'lah terjadi
Berat terasa beban hidup ini
Kegelapan menyelimuti mata hati
Merangkak kuberjalan seorang diri
Mencari hilangnya jati diri
Kuraba di setiap sudut bumi
Kemanakah gerangan ia pergi
Mencari hilangnya jati diri
Kuraba di setiap sudut bumi
Kemanakah gerangan ia pergi
Akankah semua kembali padaku
Mengisi lembaran hidupku yang baru
S'lalu kunanti hari yang indah
Dimana semua kemabali ceria
Mengisi lembaran hidupku yang baru
S'lalu kunanti hari yang indah
Dimana semua kemabali ceria
Jangan sesali yang t'lah terjadi ...
Jangan tangisi yang t'lah pergi ...
Nikmati yang kau miliki ...
Luken t'lah pergi ...
Jangan tangisi yang t'lah pergi ...
Nikmati yang kau miliki ...
Luken t'lah pergi ...
By: Ibnu Mansur el Makasssariy
Wasathiyah Edisi III, 1 Ramadhan 1422H
/ 16 November 2001M
Lihat juga: Malam terakhir
Aku hamba yang ...Perasaan-ku
Taubat .., Kenapa tidak?
wah, ini yang nyanyiin grup nasyid apa Abu? saya suka nasyid, tapi belum pernah dengar lirik yang seperti ini.. :)
BalasHapushehe .. blum ada grup nasyid yg melirik, makanya sy posting siapa tahu masyari rasyid tertarik. hahha
HapusTerlintas baca judul, Untung bukan puisinya mbah surip setelah baca isinya. hehehe
BalasHapusEditornya yg ngasi judul, semoga tdk dianggap sebagai penjiplakan! :D
HapusYang pergi kita doakan
BalasHapusyang kini kita nikmati
agar selalu bahagia
kini dan nanti
*puisinya menyentuh, saya suka membacanya
Makasi mas Ahmad, semoga kita semua selalu bahagia kini dan nanti. Amiin!
Hapus