بسم الله الرحمن الرحيم
Shalat hajat adalah shalat yang
dilakukan ketika seseorang memiliki hajat (keinginan), semoga Allah
mengabulkannya dengan shalat tersebut.
Ulama berselisih pendapat tentang anjuran pelaksanaan shalat hajat:
Sebagian ulama berpendapat
bahwa shalat khusus ketika ada hajat tidak disyari'atkan karena semua hadits yang menyebutkan shalat
ini, lemah atau sangat lemah, bahkan ada yang palsu.
Diantara hadits-hadits tersebut:
Hadits Ibnu Mas'ud (32H) radiyallahu 'anhu.
Diriwayatkan oleh Ibnu Al-Jauziy (597H) dalam kitabnya
"Al-Maudhuu'aat" 2/142:
عن عمر بن هارون البلخي
عن ابن جريج عن داود بن أبى عاصم عن ابن مسعود عن النبي صلى الله عليه وسلم قال:
" اثنتا عشرة ركعة تصليهن من ليل أو نهار وتتشهد بين كل ركعتين فإذا تشهدت في
آخر صلاتك فاثن على الله عز وجل وصل على النبي صلى الله عليه وسلم، فاقرأ وأنت ساجد
فاتحة الكتاب سبع مرات، وآية الكرسي سبع مرات، وقل لا إله إلا الله وحده لا شرك له،
له الملك وله الحمد وهو على كل شئ قدير عشر مرات، ثم قل: اللهم إنى أسألك بمعاقد -
العزيز - العز من عرشك ومنتهى الرحمة من كتابك واسمك الاعظم وحدك الاعلى وكلماتك التامة،
ثم سل حاجتك، ثم ارفع رأسك، ثم سلم يمينا وشمالا، ولا تعلموها السفهاء فأنتم تدعون
بها فيستجاب ".
Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: 12 raka'at yang dilakukan di malam atau siang hari
dengan bertasyahhud pada setiap 2 raka'at, lalu jika engkau bertasyahhud di
akhir shalatmu maka pujilah Allah 'azza wajalla dan bershalawat kepada
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kemudian baca surah Al-Fatihah saat
engkau sujud sebanyak 7 kali dan ayat kursi 7 kali dan baca dzikir: "Tiada Ilah yang berhak
disembah selain Allah semata tiada sekutu bagi-Nya, hanya milik-Nya segala
kekuasaan, dan hanya untuk-Nya segala pujian, dan Dia-lah Yang Maha Kuasa atas
segala sesuatu", sebanyak 10 kali kemudian baca do'a: "Ya Allah sesungguhnya aku
meminta kepada-Mu dengan keagungan dari 'arsy-Mu, batas rahmat dari kitab-Mu,
nama-Mu yang Agung, batasan-Mu yang tertinggi, dan kalimat-Mu yang
sempurna", kemudian minta keinginanmu, kemudian angkat kepalamu, kemudian
salam ke kanan dan ke kiri, dan jangan engkau ajarkan shalat ini kepada
orang-orang yang bodoh nanti mereka akan berdo'a yang buruk dengan do'a ini
lalu terkabulkan.
Ibnu Al-Jauziy mengatakan: Hadits ini palsu tanpa ada keraguan, di sanadnya ada Umar bin Harun Al-Balkhiy[1]; Yahya bin Ma'in (233H) mengatakan: Ia seorang pembohong.
Matan (kandungan) hadits ini juga
bertentangan dengan hadits shahih yang melarang seseorang membaca ayat Al-Qur'an
ketika sujud. Diantaranya hadits Ali bin Abi Thalib radiyallahu 'anhu beliau
berkata:
«نَهَانِي رَسُولُ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ أَقْرَأَ رَاكِعًا أَوْ سَاجِدًا» [صحيح مسلم]
Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam melarangku membaca ayat al-qur'an ketika ruku' atau sujud. [Sahih
Muslim]
Lihat: Nashburrayah karya
Az-Zaila'iy 4/273, Ad-Dirayah karya Ibnu Hajar 2/239, Da'if At-Targiib karya
Syekh Albaniy no.418.
Hadits Anas bin Malik (92H) radiyallahu 'anhu.
a.
Diriwayatkan oleh Ibnu Al-Jauziy dalam kitabnya
"Al-Maudhuu'aat" 2/141:
عن أبان بن أبي عياش
حدثنا أنس بن مالك عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال: " من كان له إلى الله
حاجة عاجلة أو آجلة فليقدم بين يدى نجواه صدقة وليقم الاربعاء والخميس والجمعة ثم يدخل
يوم الجمعة إلى الجامع فيصلى اثنتى عشرة ركعة يقرأ في عشر ركعات في كل ركعة الحمد مرة
وآية الكرسي عشر مرات، ويقرأ في الركعتين في كل ركعة الحمد مرة وخمسين مرة قل هو الله
أحد، ثم يجلس ويسأل الله تعالى حاجته، فليس يرده من حاجة عاجلة أو آجلة إلا قضاها الله
تعالى له ".
Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: Barangsiapa yang punya hajat kepada Allah dalam waktu
dekat atau nanti, maka dahulukanlah dengan bersedekah sebelum bermunajat,
kemudian dirikan shalat di hari Rabu, Kamis, dan Jum'at. Kemudian pada hari
Jum'at masuk ke mesjid dan shalat sebanyak 12 raka'at, membaca pada 10 raka'at
pertama di setiap raka'at surah al-fatihah 1 kali dan ayat kursiy 10 kali, dan
membaca pada 2 raka'at terakhir di setiap raka'at surah al-fatihah 1 kali dan
50 kali surah al-ikhlash, kemudian duduk dan meminta kepada Allah hajatnya,
maka tidak akan ditolak semua hajatnya baik yang diinginkan segera atau nanti
kecuali Allah akan mengabulkannya untuknya.
Ibnu Al-Jauziy berkata: Hadits ini tidak benar dari Rasulullah shallallahu 'alailhi wasallam, Abaan[2] sangat lemah haditsnya (laisa bi syai'), Syu'bah berkata: Berjinah lebih baik bagiku dari pada meriwayatkan hadits dari Abaan bin Abi Ayyasy, Ahmad berkata: Orang-orang meninggalkan hadits yang diriwayatkannya, Yahya berkata: Hadits yang ia riwayatkan tidak ada apa-apanya.
Adz-Dzahabiy (748H) menambahkan
bahwa sanadnya sampai ke Aban ada rawi yang tidak diketahui (majhul).
Lihat: Talkhish kitab
Al-Maudhu'aat karya Adz-Dzahabiy no.451.
b.
Dengan sanad lain diiriwayatkan oleh Al-Ashbahaniy (535H) dalam kitabnya
At-"Targiib wa At-Tarhiib" 2/137 no.1305:
عن إسحاق بن الفيض،
ثنا المضاء، قال: حدثني عبد
العزيز، عن أنس -رضي الله عنه- أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: ((يا علي: ألا
أعلمك دعاء إذا أصابك غم أو هم تدعو بهن ربك ويستجاب لك بإذن الله، ويفرج عنك؟ توضأ
وصل ركعتين واحمد الله وأثن عليه وصل على نبيك واستغفر لنفسك وللمؤمنين والمؤمنات ثم
قل: اللهم أنت تحكم بين عبادك فيما كانوا فيه يختلفون، لا إله إلا الله العلي العظيم،
لا إله إلا الله الحليم الكريم، سبحان الله رب السموات السبع ورب العرش العظيم، الحمد
لله رب العالمين، اللهم كاشف الغم ومفرج الهم مجيب دعوة المضطر إذا دعاك، رحمن الدنيا
والآخرة أنت رحيمهما، فارحمني في حاجتي هذه بقضائها ونجاحها، ورحمة تغنيني بها عن رحمة
من سواك))
Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: Wahai Ali, maukah engkau kuajarkan satu do'a jika engkau
ditimpa kesusahan atau kegelisahan engkau berdo'a dengannya kepada Rabb-mu dan
akan dikabulkan untukmu atas izin Alah dan masalahmu akan dilapangkan?
Berwudhulah kemudian shalat 2 raka'at, dan bersyukurlah kepada Allah dan pujilah
atas-Nya, dan bershalawatlah kepada Nabimu, dan minta ampunlah untuk dirimu dan
untuk orang-orang yang beriman laki-laki dan perempuan, kemudian baca: "Ya Allah Engkau menetapkan
hukum di antara hamba-bambaMu pada apa yang mereka perselisihkan, tiada Ilah
yang berhak disembah selain Allah Yang Maha Tinggi dan Agung, tiada Ilah yang
berhak disembah selain Allah Yang Maha penyantun dan Maha pemurah, Maha suci
Allah Rabb langit yang tujuh dan Rabb Al-Arsy yang agung, segala puji bagi
Allah Rabb alam semesta, Ya Allah Yang menghilagkan kesedihan, Yang melapangkan
kegelisahan, Yang mengabulkan do'a orang yang terdesak jika bedo'a kepada-Mu,
Yang Maha pemurah di dunia dan di akhirat, Engkau Yang Maha penyayang pada
keduannya, maka kasihilah aku pada keinginanku ini dengan mengabulkannya dan
menjadikannya berhasil, berilah aku rahmat yang mencukupiku dari belas-kasih
selain-Mu".
Syekh Albaniy (1420H) mengatakan: Hadits ini mungkar, sanadnya lemah, mudzlim banyak perawinya yang tidak diketahui:
1.
Ishaq bin Al-Faidh[3]; aku tidak mengetahuinya dan aku tidak
mendapatkan biografinya dalam buku-buku yang aku miliki seperti "Tarikh
Bagdad", dan tidak pula disebutkan oleh Adz-Dzahabiy dan Ibnu Hajar dalam
daftar murid-murid Al-Madhaa', demikian pula yang dilakukan oleh Ibnu Abi Hatim
sebelum mereka berdua.
2.
Al-Madhaa' bin Al-Jaaruud Ad-Dainawariy[4]; Abu Hatim (277H) mengatakan: Ia seorang syekh
dari daerah Danawariy, orangnnya tidak masyhur, bisa dikategorikan orang yang
jujur.
Ibnu
Hajar berkata: Aku mendapati ia meriwayatkan satu hadits yang mungkar (sangat
lemah). Kemudian Ibnu Hajar menyebutkan hadits tersebut bukan hadits ini.
3.
Abdul Aziz;
Aku juga tidak mengetahuinya, bisa jadi ia Abdul Aziz
bin Ziyad Al-'Ammiy Al Bashriy[5];
Abu Hatim dan Adz-Dzahabiy mengatakan: Ia majhul tidak diketahui.
Atau ia
adalah Abdul Aziz bin Salamah[6];
seorang syekh dari kalangan tabi'in yang juga tidak diketahui (majhuul).
Lihat: Silsilah hadits dha'if
karya syekh Albaniy no.5287.
c.
Dengan sanad yang lain diriwayatkan oleh Ibnu 'Asakir (571H) dalam
kitabnya "Mu'jam Asy-Syuyuukh" no.245:
عن الشريف المعمر أبي
عبد الله الحسين بن علي الحسيني قال : حدثني شيخي شقيق البلخي قال : حدثني أبو
هاشم الأبلي قال : حدثني أنس بن مالك خادم رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : قال
رسول الله صلى الله عليه وسلم : من كانت له إلى الله حاجة فليسبغ الوضوء وليصل ركعتين
وليقرأ في الركعة الأولى بفاتحة الكتاب وآية الكرسي وفي الثانية بأم الكتاب و {
آمن الرسول } فإذا فرغ من صلاته يدعو بهذا الدعاء وهو : يا مؤنس كل وحيد ويا صاحب كل
فريد ويا قريب غير بعيد ويا شاهد غير غائب ويا غالب غير مغلوب يا حي يا قيوم يا ذا
الجلال والإكرام يا بديع السماوات والأرض اللهم إني أسألك باسمك باسم الله الرحمن الرحيم
الحي القيوم الذي لا تأخذه سنة ولا نوم وأسألك باسمك بسم الله الرحمن الرحيم الحي القيوم
الذي عنت له الوجوه وخضعت له الرقاب وخشعت له الأصوات ووجلت له القلوب من خشيته أن
تصلي على محمد وعلى آل محمد وأن تجعل لي من أمري فرجا ومن كل هم وغم مخرجا وتفعل بي
كذا وكذا .
Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: Barangsiapa yang punya hajat kepada Allah maka
berwudhulah dengan sempurna kemudian shalat 2 raka'at dengan membaca pada
raka'at pertama surah Al-Fatihah dan ayat Kursiy, dan pada raka'at kedua
membaca surah al-fatihah dan ayat { آمن الرسول }
(akhir surah al-baqarah ayat 285-286). Jika telah selesai dari salatnya
berdo'alah dengan do'a ini: "Wahai Yang mendamping semua
yang sedang kesepian, wahai Yang menemani semua yang sendiri, wahai Yang Maha
dekat dan tidak jauh, wahai Yang selalu hadits tidak gaib, wahai Yang selalu
menang tidak terkalahkan, wahai Yang Maha Hidup, wahai Yang tidak membutuhkan
selain-Nya, wahai Yang memiliki keagungan dan kemuliaan, wahai Yang menciptakan
langit dan bumi, Ya Allah sesungguhnya aku meminta kepadaMu dengan nama-Mu,
dengan nama Allah Yang Maha Pemurah, Penyayang, Hidup, Tidak membutuhkan
selain-Nya, Yang tidak mengantuk dan tidak tudur. Dan aku meminta kepada-Mu
dengan nama-Mu, dengan nama Allah ang Maha Pemurah, Penyayang, Maha Hidup,
Tidak membutuhkan selain-Nya, Yang semua wajah memperhatikan untuk-Nya, semua
pundak tunduk untuk-Nya, semua suara terdiam untuk-Nya, semua hati bergetar
untuk-Nya karena takut kepada-Nya, berilah salawat kepada Muhammad, dan kepada
keluarga Muhammad, dan berikanlah kemudahan pada setiap urusanku, dan jalan
keluar pada setiap kegelisahan dan kesedihanku, dan lakukanlah untukku ini dan
itu".
Ibnu Asakir berkata: Sanad hadits ini sangat lemah (waahin), penyebabnya adalah rawi yang bernama Asy-Syariif.
Hadits Ali bin Abi Thalib (40H) radiyallahu 'anhu.
Diriwayatkan oleh Ibnu Al-Jauziy dalam kitabnya "Al-Maudhuu'aat" 2/141:
عن نعيم بن سالم
عن عبدالله بن الحسن عن على بن أبى طالب قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:
" من صلى ركعتين يقرأ في إحداهما من الفرقان من تبارك الذى جعل في السماء
بروجا حتى يختم، وفى الركعة الثانية أول سورة المؤمنين حتى يبلغ تبارك الله أحسن الخالقين،
ثم يقول في كل ركعة من ركوعه: سبحان الله العظيم وبحمده ثلاث مرات، ومثل ذلك في سجوده،
أعطاه الله عزوجل عشرين خصلة ويؤمن من شر الجن والانسن ويعطيه الله عزوجل كتابه بيمينه يوم القيامة
ويؤمن من عذاب القبر ومن الفزع الاكبر ويعلمه الكتاب وإن لم يكن حريصا عليه وينزع من
الفقر ويذهب عنه هم الدنيا ويؤتيه الله عزوجل الحكم ويبصره كتابه الذى أنزله على نبيه
ويلقنه حجته يوم القيامة ويجعل النور في قلبه وينزع حب الدنيا من قلبه ويكتب عند الله
عزوجل من الصالحين ".
Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: Barangsiapa yang shalat 2 raka'at, membaca pada raka'at
pertama surah Al-Furqan dari ayat 61 ( تَبَارَكَ الَّذِي جَعَلَ فِي السَّمَاءِ بُرُوجًا )
sampai akhir, dan pada raka'at kedua membaca surah Al-Mu'minun dari awal sampai
ayat 14 ( فَتَبَارَكَ اللَّهُ
أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ ), kemudian membaca pada setiap rakaat ketika
ruku' (سبحان الله العظيم
وبحمده) sebanyak 3x, seperti itu juga
ketika sujud, maka Allah akan memberi ia 10 kelebihan, selamat dari kejahatan
jin dan manusia, Allah akan memberikan catatan amalannya dengan tangan kanannya
di hari kiamat, selamat dari siksaan kubur dan keterkejutan yang dahsyat,
diajarkan Al-Qur'an sekalipun ia tidak terlalu semangat terhadapnya, dibebaskan
dari kemiskinan, dihilangkan darinya kesedihan dunia, Allah akan memberinya
hikmah, pemahaman akan kitab suci yang diturunkan-Nya kepada Nabi-Nya,
dituntunkan hujjah (argumen) di hari kiamat, dijadikan cahaya dalam hatinya,
dihilangkan sifat cinta dunia dari hatinya, dan dicatat di sisi Allah 'azza
wajalla sebagai orang yang salih.
Imam As-Suyuthiy (911H) mengatakan: Hadits ini palsu, penyebabnya adalah Nu'aim atau Yagnam bin Salim[7].
Lihat:
Al-La'aali' Al-Mashnu'ah karya As-Suyuthiy 2/67, Tanziih Asy-Syari'ah karya
Ibnu Iraaq 2/98.
Hadits Abdullah bin Abi Aufaa (87H) radiyallahu 'anhu.
Diriwayatkan oleh At-Tirmidziy (279H) dalam kitabnya "Al-Jami' Ash-Shahih" yang lebih dikenal dengan Sunan At-Tirmidziy 2/344 no.479:
عَنْ فَائِدِ بْنِ عَبْدِ
الرَّحْمَنِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي أَوْفَى، قَالَ: قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " مَنْ كَانَتْ لَهُ إِلَى اللَّهِ
حَاجَةٌ، أَوْ إِلَى أَحَدٍ مِنْ بَنِي آدَمَ فَلْيَتَوَضَّأْ وَلْيُحْسِنِ الْوُضُوءَ،
ثُمَّ لِيُصَلِّ رَكْعَتَيْنِ، ثُمَّ لِيُثْنِ عَلَى اللَّهِ، وَلْيُصَلِّ عَلَى النَّبِيِّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، ثُمَّ لِيَقُلْ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ الحَلِيمُ
الكَرِيمُ، سُبْحَانَ اللَّهِ رَبِّ العَرْشِ العَظِيمِ، الحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ العَالَمِينَ،
أَسْأَلُكَ مُوجِبَاتِ رَحْمَتِكَ، وَعَزَائِمَ مَغْفِرَتِكَ، وَالغَنِيمَةَ مِنْ كُلِّ
بِرٍّ، وَالسَّلَامَةَ مِنْ كُلِّ إِثْمٍ، لَا تَدَعْ لِي ذَنْبًا إِلَّا غَفَرْتَهُ،
وَلَا هَمًّا إِلَّا فَرَّجْتَهُ، وَلَا حَاجَةً هِيَ لَكَ رِضًا إِلَّا قَضَيْتَهَا
يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ "
Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: Barangsiapa yang punya hajat (keinginan) kepada Allah
atau kepada seseorang dari anak cucu Adam maka hendaklah ia berwudhu dengan
baik, kemudian shalat 2 raka'at, kemudian memuji kepada Allah dan bersalawat
atas Nabi sallallahu 'alaihi wasallam, kemudian membaca: "Tiada Ilah yang berhak
disembah selain Allah Yang Maha Penyantun dan Pemurah, Maha suci Allah Rabb
Al-'Arsy yang agung, segala puji bagi Allah Rabb semesta alam, aku meminta penguat
curahan rahmat-Mu, penyebab ampunan-Mu, kemenangan dari setiap kebaikan, keselamatan
dari semua dosa, janganlah Engkau meninggalkan dosaku kecuali Engkau telah
ampuni, dan tidak juga beban pikiran kecuali Engkau telah lapangkan, dan tiada
hajat yang Engkau ridhai kecuali Engkau kabulkan, wahai Yang paling pengasih
dari semua yang mengasihi".
Imam At-Tirmidzi mengatakan: Hadits ini garib (aneh) dan di sanadnya ada cacat, Faid bin Abdurrahman[8] dihukumi haditsnya lemah.
Imam Al-Bukhariy (256H) engatakan:
Haditsnya mungkar (sangat lemah), Ibnu Hajar (852H)
mengatakan: Haditsnya ditolak (matruuk) dan dituduh sebagai pemalsu hadits.
Lihat: Al-Maudhu'aat karya Ibnu
Al-Jauziy 2/140.
Hadits Abu Ad-Dardaa' (32H) radiyallahu 'anhu.
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad (241H) dalam kitabnya "Al-Musnad" 45/489 no.27497:
عن مَيْمُونٌ يَعْنِي
أَبَا مُحَمَّدٍ الْمَرَائِيَّ التَّمِيمِيَّ، قَالَ: حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ
أَبِي كَثِيرٍ، عَنْ يُوسُفَ بْنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ سَلَامٍ، عن أَبَي الدَّرْدَاءِ
قَالَ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَقُولُ: " مَنْ تَوَضَّأَ، فَأَسْبَغَ الْوُضُوءَ، ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ
يُتِمُّهُمَا ، أَعْطَاهُ اللهُ مَا سَأَلَ مُعَجِّلًا، أَوْ مُؤَخِّرًا "
Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Barangsiapa yang berwudhu dengan sempurna kemudian shalat
2 raka'at dengan sempurna, maka Allah akan memberikan apa yang ia minta dalam
waktu dekat atau yang akan datang".
Hadits ini sanadnya lemah, Maimun Abu Muhammad Al-Maraa'iy At-Tamiimiy[9]; Ibnu Ma'in mengatakan: Aku tidak mengetahuinya. Adz-Dzahabiy mengatakan: Ia majhul (tidak diketahui).
Lihat: Silsilah hadits sahih karya
syekh Albaniy 7/1184.
Hadits Ibnu Abbas (68H) radiyallahu 'anhuma.
Diriwayatkan oleh Ibnu Bisyraan (430H) dalam kitabnya "Al-Amaaliy" 1/246 no.567:
عن محمد بن زكريا الغلابي
، ثنا الحكم بن أسلم ، ثنا أبو بكر بن عياش ، عن أبي حصين ، عن سعيد بن جبير ، عن ابن
عباس ، قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : « جاءني جبريل عليه السلام بدعوات
، فقال : إذا نزل بك أمر من أمر دنياك فقدمهن ثم سل حاجتك : يا بديع السماوات والأرض
، يا ذا الجلال والإكرام ، يا كاشف البلوى ، يا أرحم الراحمين ، يا مجيب المضطرين ،
يا إله العالمين ، بك أنزلت حاجتي ، وأنت عالم بها ، فاقضها »
Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: Jibril mendatangiku dengan mengajarkan do'a dan berkata:
Jika engkau ditimpa suatu urusan dari urusan dunia maka mulailah dengan membaca
do'a ini kemudian minta keinginanmu: "Wahai Pencipta langit dan
bumi, wahai Pemilik keagungan dan kemuliaan, wahai Yang menghilangkan musibah,
wahai Yang paling pengasih dari orang-orang yang mengasihi, wahai Yang menjawab
do'a orang-orang yang terdesak, wahai Ilah alam semesta, dengan-Mu keinginanku
terkabulkan, dan Engkau mengetahuinya maka kabulkanlah".
Syekh Albaniy mengatakan: Hadits ini palsu, penyebabnya adalah rawiy yang bernama Muhammad bin Zakariya Al-Galabiy[10]; Imam Ad-Daruquthniy mengatakan: Ia seorang pemalsu hadits.
Lihat: Silsilah hadits dha'if
karya syekh Albaniy no.5298.
Dan sebagian ulama lain menganjurkan pelaksanaan shalat hajat, dengan melakukan shalat sunnah seperti biasa sebanyak 2 raka'at kemudian berdo'a sesuai dengan keinginan (tidak ada do'a khusus). Dalilnya:
Dari Utsman bin Hunaif; Seorang yang buta datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan berkata: Ya Rasulullah mintalah kepada Allah agar menyembuhkan penglihatanku. Rasulullah berkata kepadanya:
" فَانْطَلِقْ فَتَوَضَّأْ،
ثُمَّ صَلِّ رَكْعَتَيْنِ، ثُمَّ قُلِ: اللهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ وَأَتَوَجَّهُ إِلَيْكَ
بِنَبِيِّي مُحَمَّدٍ نَبِيِّ الرَّحْمَةِ، يَا مُحَمَّدُ إِنِّي أَتَوَجَّهُ بِكَ
إِلَى رَبِّكَ أَنْ تَكْشِفَ لِي عَنْ بَصَرِي، شَفِّعْهُ فِيَّ وَشَفِّعْنِي فِي نَفْسِي
" [السنن الكبرى للنسائي: صححه الألباني]
Pergilah enkau berwudhu kemudian
salat 2 raka'at, kemudian baca: "Ya Allah Sesungguhnya aku meminta
kepada-Mu dan menghadap kepada-Mu, dengan nabiku Muhammad nabi yang pengasih, Ya
Muhammad aku menghadap denganmu kepada Rabb-mu agar menyembukan penglihatanku,
Ya Allah jadikan ia pemberi syafa'atku, dan jadikan aku pemberi syafa'at pada diriku".
Lalu orang itu kembali dan
penglihatannya telah pulih. [Sunan Al-Kubra An-Nasa'i: Disahihkan oleh syekh
Albaniy]
Huzaifah radiyallahu 'anhu berkata:
«كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا حَزَبَهُ أَمْرٌ، صَلَّى» [سنن أبي داود: حسنه الألباني]
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam jika disusahkan oleh
satu urusan, beliau mendirikan shalat. [Sunan Abi Daud: Hasan]
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ
وَالصَّلَاةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ} [البقرة: 45]
Jadikanlah sabar dan shalat
sebagai penolongmu*. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali
bagi orang-orang yang khusyu'. [Al-Baqarah:45]
{ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ}
[البقرة: 153]
Hai orang-orang yang beriman,
jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu*, sesungguhnya Allah beserta
orang-orang yang sabar. [Al-Baqarah:153]
*Ada pula yang mengartikan:
Mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat.
Selain shalat hajat, bisa juga melaksanakan shalat istikharah, atau berdo'a dengan do'a-do'a yang dianjurkan saat kesusahan dan kesedihan, atau berdo'a di waktu-waktu mustajab seperti setelah shalat fardhu, saat sujud, dan setelah shalat tahajud di sepertiga malam terakhir.
Wallahu a'lam!
Lihat juga: Salat di bulan Rajab - 2 raka'at setelah ashar - Kewajiban Salat Jama'ah - Shalat `Ied - Keutamaan salat malam
[1] Lihat biografi "Umar bin Harun Al-Balkhiy" dalam kitab: Adh-Dhu'afaa'
karya An-Nasa'iy hal.224, Adh-Dhu'afaa' karya Al-'Uqailiy 3/194, Al-Kamil karya
Ibnu 'Adiy 5/30, Ad-Dhu'afaa' karya Abu Nu'aim hal.113, Ad-Dhu'afaa' karya Ibnu
Al-Jauziy 2/218, Miizaan Al-I'tidaal
karya Adz-Dzahabiy 5/275, Taqriib At-Tahdziib karya Ibnu Hajar hal.417.
[2] Lihat biografi "Abaan bin Abi Ayyasy" dalam kitab: Ad-Dhu'afaa'
karya Al-Bukhari hal.24, Ad-Dhu'afaa' karya An-Nasaa'iy hal.148, Ad-Dhu'afaa'
karya Al-'Uqailiy 1/38, Al-Kamil 1/381, Ad-Dhu'afaa' karya Ibnu Al-Jauziy 1/19,
Miizaan Al-I'tidaal 1/124,
Taqriib At-Tahdziib hal.87.
[3] Lihat biografi "Ishaq bin Al-Faidh" dalam kitab: Akhbaar
Ashbahaan karya Abu Nu'aim 1/214, Thabaqaat Al-Muhadditsiin bi Ashbahaan karya
Abu Asy-Syaikh 2/143, Taarikh Al-Islaam karya Adz-Dzahabiy 19/82. Abu
Asy-Syaikh berkata: Ia meriwayatkan hadits-hadits yang aneh (tidak diketahui
sumbernya), Adz-Dzahabiy berkata: Sebagian menganggapnya tsiqah (haditsnya
diterima).
[4] Lihat biografi "Al-Madhaa' bin Al-Jaaruud" dalam kitab: Al-Jarh
wa At-Ta'diil karya Ibnu Abi Hatim 8/403, Miizaan
Al-I'tidaal 6/441, Lisan Al-Miizaan karya Ibnu Hajar 8/79.
[5] Lihat biografi "Abdul Aziz bin Ziyaad" dalam kitab: Adh-Dhu'afaa'
karya Ibnu Al-Jauziy 2/109, Miizaan
Al-I'tidaal 4/365, Lisan Al-Miizaan 5/206.
[6] Lihat biografi "Abdul Aziz bin Salamah" dalam kitab:
Adh-Dhu'afaa' karya Ibnu Al-Jauziy 2/109, Miizaan
Al-I'tidaal 4/365, Lisan Al-Miizaan 5/206.
[7] Lihat biografi " Nu'aim
atau Yagnam bin Salim " dalam kitab: Ad-Dhu'afaa' karya Al-Uqailiy 4/466,
Al-Kamil 7/284, Miizaan Al-I'tidaal 7/288, Lisan Al-Miizaan 8/288, 543.
[8] Lihat biografi "Faid bin Abdurrahman" dalam kitab: Ad-Dhu'afaa'
karya Al-Bukhari hal.99, Ad-Dhu'afaa' karya Al-'Uqailiy 3/460, Al-Kamil 6/26,
Ad-Dhu'afaa' karya Abu Nu'aim hal.128, Ad-Dhu'afaa' karya Ibnu Al-Jauziy 3/3, Miizaan Al-I'tidaal 5/409,
Taqriib At-Tahdziib hal.444.
[9] Lihat biografi "Maimuun Abu Muhammad" dalam kitab: Miizaan Al-I'tidaal 6/582,
Lisan Al-Miizaan 8/241.
[10] Lihat biografi "Muhammad bin Zakariya Al-Galabiy" dalam kitab:
Ad-Dhu'afaa' karya Ad-Daruquthniy hal.350, Miizaan
Al-I'tidaal 6/151, Al-Kasyf Al-Hatsits karya Ibnu Al-'Ajamiy
hal.229, Lisan Al-Miizaan 7/139.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...