Senin, 08 Juli 2013

Membuat orang tertawa

بسم الله الرحمن الرحيم


 Belakangan ini banyak tersebar di media sosial seperti facabook hadits-hadits lemah dan palsu atau bahkan yang tidak diketahui asal usulnya kemudian dinisbahkan pada imam Bukhari atau Muslim agar orang yang tidak tahu menganggap hadits tersebut sahih kemudian mengamalkannya.

Seperti hadits ini:
"Sesungguhnya seburuk-buruk manusia di sisi Allah subhanahu wa ta'ala di hari kiamat kelak ialah orang yang suka membuat manusia tertawa." [HR. Bukhari]

Saya dan beberapa teman sudah berusaha mencari hadits ini di sahih Bukhari, karena jika dikatakan bahwa suatu hadits diriwayatkan oleh imam Bukhari atau Muslim maka maksud utamanya adalah hadits tersebut diriwayatkan dalam kitab sahih Bukhari atau sahih Muslim.

Akan tetapi kami tidak mendapatkannya. Bahkan saya juga berusaha mencarinya di beberapa buku lain dari karangan Imam Bukhari namun tetap tidak mendapatkan hadits tersebut. Kemudian saya cari di buku-buku maktabah syamilah yang memuat ribuan buku dari berbagai bidang keilmuan dan tetap tidak mendapatkannya juga.

Besar kemungkinan hadits ini lemah atau palsu, tidak diketahui asal usulnya. Dan jika hadits ini sahih atau hasan maka akan menunjukkan bahwa membuat orang tertawa hukumnya haram dan orang yang suka membuat orang tertawa adalah hina di sisi Allah subhanahu wa ta’aala.

Namun yang saya dapatkan di sahih Bukhari dan yang lainnya bertentangan dengan hadits ini.

Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Bukhari rahimahullah dalam kita sahih-nya; Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu berkata:
أَنَّ رَجُلًا عَلَى عَهْدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ اسْمُهُ عَبْدَ اللَّهِ، وَكَانَ يُلَقَّبُ حِمَارًا، وَكَانَ يُضْحِكُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَكَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ جَلَدَهُ فِي الشَّرَابِ، فَأُتِيَ بِهِ يَوْمًا فَأَمَرَ بِهِ فَجُلِدَ، فَقَالَ رَجُلٌ مِنَ القَوْمِ: اللَّهُمَّ العَنْهُ، مَا أَكْثَرَ مَا يُؤْتَى بِهِ؟ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لاَ تَلْعَنُوهُ، فَوَاللَّهِ مَا عَلِمْتُ إِنَّهُ يُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ»
Ada seorang lelaki di masa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang bernama Abdullah dijuluki himar (keledai), ia sering membuat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tertawa, dan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam telah beberapa kali menyambuknya karena minum khamar. Suatu hari ia minum lagi dan Rasulullah memerintahkan untuk menyambuknya. Lalu seseorang berkata: Ya Allah, laknatlah ia, sudah sering sekali ia dicambuk!
Mendengar ucapan itu, Nabi shallallau ‘alaihi wa sallam bersabda: "Jangan kalian melaknatnya, karena demi Allah, tidak ada yang aku ketahui tentang dirinya kecuali ia mencintai Allah dan Rasul-Nya".

Al-Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah berkata:
(وَكَانَ يُضْحِكُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) أَيْ يَقُولُ بِحَضْرَتِهِ أَوْ يَفْعَلُ مَا يَضْحَكُ مِنْهُ
(Dan ia sering membuat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tertawa) artinya ia mengatakan atau melakukan sesuatu di hadapan Rasulullah yang membuat Rasulullah tertawa. [Fathul Bari 12/77]

Al-'Ainiy rahimahullah mengatakan:
فِيه جَوَاز إضحاك الإِمَام والعالم بنادرة من الْحق لَا من الْبَاطِل
Hadits ini menunjukkan kebolehan membuat tertawa seorang imam atau ulama dengan suatu yang hak bukan dengan kebatilan (kebohongan).

Diriwayatkan juga oleh Abu Daud dalam kitab sunan-nya dan di-hasan-kan oleh syekh Albaniy rahimahumallah dari Mu'awiyah bin Haidah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«وَيْلٌ لِلَّذِي يُحَدِّثُ فَيَكْذِبُ لِيُضْحِكَ بِهِ الْقَوْمَ، وَيْلٌ لَهُ وَيْلٌ لَهُ»
"Kecelakaan bagi orang yang bercerita kemudian berbohong untuk membuat orang-orang tertawa, kecelakaan baginya, kecelakaan baginya"

Mafhum mukhalafah hadits ini bahwasanya jika ia berbicara dengan cerita yang benar untuk membuat orang tertawa maka itu tidak mengapa, sebagaimana yang dilakukan Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ketika marah terhadap istri-istrinya.

Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Muslim rahimahullah dalam kitab sahih-nya; Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhuma berkata:
دَخَلَ أَبُو بَكْرٍ يَسْتَأْذِنُ عَلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَوَجَدَ النَّاسَ جُلُوسًا بِبَابِهِ، لَمْ يُؤْذَنْ لِأَحَدٍ مِنْهُمْ، قَالَ: فَأُذِنَ لِأَبِي بَكْرٍ، فَدَخَلَ، ثُمَّ أَقْبَلَ عُمَرُ، فَاسْتَأْذَنَ فَأُذِنَ لَهُ، فَوَجَدَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَالِسًا حَوْلَهُ نِسَاؤُهُ، وَاجِمًا سَاكِتًا، قَالَ: فَقَالَ: لَأَقُولَنَّ شَيْئًا أُضْحِكُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ، لَوْ رَأَيْتَ بِنْتَ خَارِجَةَ، سَأَلَتْنِي النَّفَقَةَ، فَقُمْتُ إِلَيْهَا، فَوَجَأْتُ عُنُقَهَا، فَضَحِكَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .
Abu Bakr datang untuk minta izin masuk kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan mendapati orang-orang sedang duduk depan pintu Rasulullah, tidak seorang pun dari mereka yg mendapat izin masuk. Kemudian Abu Bakr diizinkan dan masuk. Kemudian Umar datang meminta izin, maka ia diizinkan lalu mendapati Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sedang duduk dikelilingi istri-istrinya dalam keadaan diam membisu. Maka Umar berkata: Aku akan mengatakan sesuatu untuk membuat Nabi  shallallahu 'alaihi wa sallam tertawa, lalu Umar berkata: Ya Rasulullah, jika engkau melihat Binti Kharijah meminta kepadaku nafkah, maka aku akan datang kepadanya kemudian memukul lehernya! Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tertawa. [Lihat Murqaah Al-Mafaatiih 7/3037]

Bahkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam terkadang membuat sahabatnya tertawa, sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Tirmidziy dan disahihkan oleh syekh Albaniy rahimahumallah, dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu:
قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنَّكَ تُدَاعِبُنَا، قَالَ: «إِنِّي لَا أَقُولُ إِلَّا حَقًّا»
Para sahabat bertanya: Ya Rasulullah engkau sering bersendau gurau dengan kami!? Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya aku tidak mengatakan sesuatu kecuali kebenaran".

Dan masih banyak hadits sahih lain yang semakna dengan apa yang saya sebutkan. Tapi kalau hadits tersebut memang sahih, maka mungkin ada penafsiran lain. Wallahu a'lam!

Akan tetapi harus diperhatikan bahwa terlalu banyak ketawa juga tidak baik.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berwasiat kepadanya:
وَلَا تُكْثِرِ الضَّحِكَ، فَإِنَّ كَثْرَةَ الضَّحِكِ تُمِيتُ القَلْبَ [سنن الترمذي: حسنه الألباني]
“Dan jangan engkau banyak tertawa karena sesungguhnya banyak tertawa bisa mematikan hati”. [Sunan Tirmidziy: Hasan]

Dari Aisyah radhiyallahu 'anha; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
يَا أُمَّةَ مُحَمَّدٍ وَاللَّهِ لَوْ تَعْلَمُونَ مَا أَعْلَمُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيلًا وَلبَكَيْتُمْ كَثِيرًا [صحيح البخاري]
“Wahai umat Muhammad! Demi Allah, seandainya kalian mengetahui apa yang aku ketahui maka kalian akan sedikit tertawa dan kalian akan banyak menangis”. [Sahih Bukhari dan Muslim]

Wallahu a’lam!

Lihat juga: Mengenal turats hadis
                Belajar ilmu takhrij 
                Bagaimana menghukumi hadits 

2 komentar:

  1. tentang tertawa sy banyak menjumpai kedua hadits terakhir itu.. dan banyak kisah tentang Rasulullah yang kadang bercanda dg para sahabatnya. saya setuju apa yg tertulis disini, bahwa bercanda blh asal tdk keluar dari kebenaran/ tdk berbohong.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga Allah subhanahu wa ta'aalaa senantiasa menuntun lisan kita dlm kebenaran dan dijauhkan dari kebohongan. Aamiiin !!!

      Hapus

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...