بسم الله الرحمن الرحيم
Belakangan ini banyak tersebar di media sosial seperti facabook hadits-hadits lemah dan palsu atau bahkan yang tidak diketahui asal usulnya kemudian dinisbahkan pada imam Bukhari atau Muslim agar orang yang tidak tahu menganggap hadits tersebut sahih kemudian mengamalkannya.
Seperti hadits ini:
"Sesungguhnya seburuk-buruk manusia di sisi Allah subhanahu wa ta'ala di
hari kiamat kelak ialah orang yang suka membuat manusia tertawa." [HR. Bukhari]
Saya dan beberapa teman sudah berusaha mencari hadits ini di
sahih Bukhari, karena jika dikatakan bahwa suatu hadits diriwayatkan oleh imam
Bukhari atau Muslim maka maksud utamanya adalah hadits tersebut diriwayatkan
dalam kitab sahih Bukhari atau sahih Muslim.
Akan tetapi kami tidak mendapatkannya. Bahkan saya juga
berusaha mencarinya di beberapa buku lain dari karangan Imam Bukhari namun
tetap tidak mendapatkan hadits tersebut. Kemudian saya cari di buku-buku
maktabah syamilah yang memuat ribuan buku dari berbagai bidang keilmuan dan
tetap tidak mendapatkannya juga.
Besar kemungkinan hadits ini lemah atau palsu, tidak
diketahui asal usulnya. Dan jika hadits ini sahih atau hasan maka akan
menunjukkan bahwa membuat orang tertawa hukumnya haram dan orang yang suka
membuat orang tertawa adalah hina di sisi Allah subhanahu wa ta’aala.
Namun yang saya dapatkan di sahih Bukhari dan yang lainnya
bertentangan dengan hadits ini.
Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Bukhari rahimahullah
dalam kita sahih-nya; Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu berkata:
أَنَّ رَجُلًا عَلَى
عَهْدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ اسْمُهُ عَبْدَ اللَّهِ،
وَكَانَ يُلَقَّبُ حِمَارًا، وَكَانَ يُضْحِكُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ، وَكَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ جَلَدَهُ فِي
الشَّرَابِ، فَأُتِيَ بِهِ يَوْمًا فَأَمَرَ بِهِ فَجُلِدَ، فَقَالَ رَجُلٌ مِنَ القَوْمِ:
اللَّهُمَّ العَنْهُ، مَا أَكْثَرَ مَا يُؤْتَى بِهِ؟ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لاَ تَلْعَنُوهُ، فَوَاللَّهِ مَا عَلِمْتُ إِنَّهُ يُحِبُّ اللَّهَ
وَرَسُولَهُ»
Ada seorang lelaki di masa Nabi shallallahu 'alaihi wa
sallam yang bernama Abdullah dijuluki himar (keledai), ia sering membuat
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tertawa, dan Nabi shallallahu
'alaihi wa sallam telah beberapa kali menyambuknya karena minum khamar.
Suatu hari ia minum lagi dan Rasulullah memerintahkan untuk menyambuknya. Lalu
seseorang berkata: Ya Allah, laknatlah ia, sudah sering sekali ia dicambuk!
Mendengar ucapan itu, Nabi shallallau ‘alaihi wa sallam
bersabda: "Jangan kalian melaknatnya, karena demi Allah, tidak ada yang
aku ketahui tentang dirinya kecuali ia mencintai Allah dan Rasul-Nya".
Al-Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah berkata:
(وَكَانَ يُضْحِكُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) أَيْ يَقُولُ بِحَضْرَتِهِ أَوْ يَفْعَلُ مَا يَضْحَكُ مِنْهُ
(Dan ia sering membuat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam tertawa) artinya ia mengatakan atau melakukan sesuatu di hadapan
Rasulullah yang membuat Rasulullah tertawa. [Fathul Bari 12/77]
Al-'Ainiy rahimahullah mengatakan:
فِيه جَوَاز إضحاك
الإِمَام والعالم بنادرة من الْحق لَا من الْبَاطِل
Hadits ini menunjukkan kebolehan membuat tertawa seorang imam
atau ulama dengan suatu yang hak bukan dengan kebatilan (kebohongan).
Diriwayatkan juga oleh Abu Daud dalam kitab sunan-nya dan di-hasan-kan
oleh syekh Albaniy rahimahumallah dari Mu'awiyah bin Haidah radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«وَيْلٌ
لِلَّذِي يُحَدِّثُ فَيَكْذِبُ لِيُضْحِكَ بِهِ الْقَوْمَ، وَيْلٌ لَهُ وَيْلٌ لَهُ»
"Kecelakaan bagi orang yang bercerita kemudian berbohong
untuk membuat orang-orang tertawa, kecelakaan baginya, kecelakaan baginya"
Mafhum mukhalafah hadits ini bahwasanya jika ia berbicara dengan cerita yang
benar untuk membuat orang tertawa maka itu tidak mengapa, sebagaimana yang
dilakukan Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu bersama Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam ketika marah terhadap istri-istrinya.
Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Muslim rahimahullah
dalam kitab sahih-nya; Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhuma berkata:
دَخَلَ أَبُو بَكْرٍ يَسْتَأْذِنُ عَلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ، فَوَجَدَ النَّاسَ جُلُوسًا بِبَابِهِ، لَمْ يُؤْذَنْ لِأَحَدٍ مِنْهُمْ،
قَالَ: فَأُذِنَ لِأَبِي بَكْرٍ، فَدَخَلَ، ثُمَّ أَقْبَلَ عُمَرُ، فَاسْتَأْذَنَ فَأُذِنَ
لَهُ، فَوَجَدَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَالِسًا حَوْلَهُ نِسَاؤُهُ،
وَاجِمًا سَاكِتًا، قَالَ: فَقَالَ: لَأَقُولَنَّ شَيْئًا أُضْحِكُ النَّبِيَّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ، لَوْ رَأَيْتَ بِنْتَ خَارِجَةَ،
سَأَلَتْنِي النَّفَقَةَ، فَقُمْتُ إِلَيْهَا، فَوَجَأْتُ عُنُقَهَا، فَضَحِكَ رَسُولُ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .
Abu Bakr datang untuk minta izin masuk kepada Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam dan mendapati orang-orang sedang duduk depan pintu
Rasulullah, tidak seorang pun dari mereka yg mendapat izin masuk. Kemudian Abu
Bakr diizinkan dan masuk. Kemudian Umar datang meminta izin, maka ia diizinkan
lalu mendapati Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sedang duduk
dikelilingi istri-istrinya dalam keadaan diam membisu. Maka Umar berkata: Aku
akan mengatakan sesuatu untuk membuat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tertawa,
lalu Umar berkata: Ya Rasulullah, jika engkau melihat Binti Kharijah meminta
kepadaku nafkah, maka aku akan datang kepadanya kemudian memukul lehernya! Maka
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tertawa. [Lihat Murqaah
Al-Mafaatiih 7/3037]
Bahkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
terkadang membuat sahabatnya tertawa, sebagaimana diriwayatkan oleh Imam
Tirmidziy dan disahihkan oleh syekh Albaniy rahimahumallah, dari Abu
Hurairah radhiyallahu 'anhu:
قَالُوا: يَا رَسُولَ
اللَّهِ، إِنَّكَ تُدَاعِبُنَا، قَالَ: «إِنِّي لَا أَقُولُ إِلَّا حَقًّا»
Para sahabat bertanya: Ya Rasulullah engkau sering bersendau
gurau dengan kami!? Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Sesungguhnya aku tidak mengatakan sesuatu kecuali kebenaran".
Dan masih banyak hadits sahih lain yang semakna dengan apa yang
saya sebutkan. Tapi kalau hadits tersebut memang sahih, maka mungkin ada
penafsiran lain. Wallahu a'lam!
Akan tetapi harus diperhatikan bahwa terlalu banyak ketawa juga tidak baik.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam berwasiat kepadanya:
وَلَا تُكْثِرِ الضَّحِكَ، فَإِنَّ كَثْرَةَ الضَّحِكِ تُمِيتُ القَلْبَ
[سنن الترمذي: حسنه الألباني]
“Dan
jangan engkau banyak tertawa karena sesungguhnya banyak tertawa bisa mematikan
hati”. [Sunan Tirmidziy: Hasan]
Dari Aisyah radhiyallahu 'anha; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
يَا أُمَّةَ مُحَمَّدٍ وَاللَّهِ لَوْ تَعْلَمُونَ مَا أَعْلَمُ لَضَحِكْتُمْ
قَلِيلًا وَلبَكَيْتُمْ كَثِيرًا [صحيح البخاري]
“Wahai
umat Muhammad! Demi Allah, seandainya kalian mengetahui apa yang aku ketahui
maka kalian akan sedikit tertawa dan kalian akan banyak menangis”. [Sahih
Bukhari dan Muslim]
Wallahu
a’lam!
Lihat juga: Mengenal turats hadis
tentang tertawa sy banyak menjumpai kedua hadits terakhir itu.. dan banyak kisah tentang Rasulullah yang kadang bercanda dg para sahabatnya. saya setuju apa yg tertulis disini, bahwa bercanda blh asal tdk keluar dari kebenaran/ tdk berbohong.
BalasHapusSemoga Allah subhanahu wa ta'aalaa senantiasa menuntun lisan kita dlm kebenaran dan dijauhkan dari kebohongan. Aamiiin !!!
Hapus