بسم الله الرحمن الرحيم
Beberapa keutamaan yang diperoleh oleh seorang yang ber-wudhu:
Dibersihkan oleh Allah
Allah subhanahu wa ta’aalaa
berfirman:
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ
إِلَى الصَّلَاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا
بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ وَإِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوا
وَإِنْ كُنْتُمْ مَرْضَى أَوْ عَلَى سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ
أَوْ لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا
فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ مِنْهُ مَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ
مِنْ حَرَجٍ وَلَكِنْ يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَشْكُرُونَ} [المائدة: 6]
Hai orang-orang yang beriman,
apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu
sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua
mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit (tidak boleh
kena air) atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau
menyentuh (menyetubuhi) perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka
bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); Sapulah mukamu dan tanganmu
dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak
membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.
[Al-Maidah:6]
Syarat
diterimanya salat
Dari Ibnu
Umar radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
لَا تُقْبَلُ صَلَاةٌ بِغَيْرِ طُهُورٍ [صحيح مسلم]
"Salat tidak diterima tanpa bersuci".
[Sahih Muslim]
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«لاَ يَقْبَلُ اللَّهُ
صَلاَةَ أَحَدِكُمْ إِذَا أَحْدَثَ حَتَّى يَتَوَضَّأَ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Allah tidak menerima salat seseorang dari
kalian jika berhadats (tidak suci) sampai ia berwudhu". [Sahih Bukhari dan
Muslim]
Dari Sa’id
bin Zayd radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«لَا صَلَاةَ لِمَنْ لَا
وُضُوءَ لَهُ» [سنن ابن ماجه: حسنه الشيخ الألباني]
“Tidak sah salatnya bagi orang yang tidak punya
wudhu”. [Sunan Ibnu Majah: Hasan]
Dari Ali
bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«مِفْتَاحُ الصَّلَاةِ
الطُّهُورُ» [سنن أبي داود: حسن]
“Kuncinya salat adalah bersuci (wudhu)”. [Sunan Abu
Dawud: Hasan]
Tanda keimanan seseorang
Dari Tsauban
dan Abdullah bin 'Amr radhiyallahu 'anhum; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
لَا يُحَافِظُ عَلَى الْوُضُوءِ إِلَّا مُؤْمِنٌ [سنن ابن ماجه: صححه
الألباني]
"Tidak ada yang menjaga agar senantiasa dalam
keadaan wudhu kecuali seorang yang beriman". [Sunan Ibnu Majah: Sahih]
Separuh dari keimanan
Dari Abu
Malik Al-Asy’ariy radiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
الوُضُوءُ شَطْرُ الإِيمَانِ [سنن الترمذي: صحيح]
“Berwudhu adalah separuh dari keimanan”. [Sunan
Tirmidziy: Sahih]
Ciri khas orang beriman di hari kiamat
Dari Abu
Hurairah radiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«إِنَّ حَوْضِي أَبْعَدُ
مِنْ أَيْلَةَ مِنْ عَدَنٍ لَهُوَ أَشَدُّ بَيَاضًا مِنَ الثَّلْجِ، وَأَحْلَى مِنَ
الْعَسَلِ بِاللَّبَنِ، وَلَآنِيَتُهُ أَكْثَرُ مِنْ عَدَدِ النُّجُومِ وَإِنِّي لَأَصُدُّ
النَّاسَ عَنْهُ، كَمَا يَصُدُّ الرَّجُلُ إِبِلَ النَّاسِ عَنْ حَوْضِهِ»
“Sesungguhnya telagaku di hari kiamat lebih luas
dari jarak antara Ailah (di utara negri Arab) dan ‘Adan (di selatan negri
Arab), airnya lebih putih dari salju dan lebih manis dari madu dengan susu, dan
bejananya lebih banyak dari jumlah bintang. Dan sesungguhnya aku akan
menghalagi orang-orang (selain umat Islam) darinya sebagaimana seseorang
menghalangi onta orang lain dari telaganya”.
Sahabat
bertanya: Ya Rasulullah, apakah engkau mengenal kami pada hari itu?
Rasulullah
menjawab:
«نَعَمْ لَكُمْ سِيمَا
لَيْسَتْ لِأَحَدٍ مِنَ الْأُمَمِ تَرِدُونَ عَلَيَّ غُرًّا، مُحَجَّلِينَ مِنْ أَثَرِ
الْوُضُوءِ» [صحيح مسلم]
“Iya,
kalian punya tanda yang tidak dimiliki seorang pun dari umat lain. Kalian
datang kepadaku dengan wajah dan kedua tangan dan kaki yang bercahaya karena
bekas wudhu”. [Sahih Muslim]
Dari Abdullah
bin Mas’ud radiyallahu 'anhu;
Rasulullah ditanya: Ya Rasulullah, bagaimana engkau mengetahui orang yang tidak
pernah engkau lihat dari umatmu?
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab:
«غُرٌّ مُحَجَّلُونَ بُلْقٌ
مِنْ آثَارِ الْوُضُوءِ» [سنن ابن ماجه: حسن]
“Cahaya di wajah dan kedua tangan dan kaki dari
bekas wudhu”. [Sunan Ibnu Majah: Hasan]
Membersihkan dosa-dosa
Dari Abu Hurairah radiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
«إِذَا تَوَضَّأَ الْعَبْدُ
الْمُسْلِمُ - أَوِ الْمُؤْمِنُ - فَغَسَلَ وَجْهَهُ خَرَجَ مِنْ وَجْهِهِ كُلُّ خَطِيئَةٍ
نَظَرَ إِلَيْهَا بِعَيْنَيْهِ مَعَ الْمَاءِ - أَوْ مَعَ آخِرِ قَطْرِ الْمَاءِ -،
فَإِذَا غَسَلَ يَدَيْهِ خَرَجَ مِنْ يَدَيْهِ كُلُّ خَطِيئَةٍ كَانَ بَطَشَتْهَا يَدَاهُ
مَعَ الْمَاءِ أَوْ مَعَ آخِرِ قَطْرِ الْمَاءِ -، فَإِذَا غَسَلَ رِجْلَيْهِ خَرَجَتْ
كُلُّ خَطِيئَةٍ مَشَتْهَا رِجْلَاهُ مَعَ الْمَاءِ - أَوْ مَعَ آخِرِ قَطْرِ الْمَاءِ
- حَتَّى يَخْرُجَ نَقِيًّا مِنَ الذُّنُوبِ» [صحيح مسلم]
“Jika
seorang hamba muslim – atau mu’min – berwudhu kemudian ia mencuci mukanya maka
keluar dari mukanya semua dosa yang ia lihat dengan matanya bersama air – atau
bersama akhir tetesan air -, kemudian jika ia mencuci kedua tangannya maka
keluar dari kedua tangannya semua dosa yang dilakukan oleh kedua tangannya bersama
air – atau bersama akhir tetesan air -, kemudian jika ia mencuci kedua kakinya
maka keluar semua dosa yang dijelajahi oleh kedua kakinya bersama air – atau
bersama akhir tetesan air – sampai keluar semua dan bersih dari dosa-dosa”.
[Sahih Muslim]
‘Amru bin
‘Abasah As-Sulamiy radiyallahu
'anhu bertanya: Wahai Nabi Allah, ceritakanlah
kepadaku tentang wudhu?
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«مَا مِنْكُمْ رَجُلٌ يُقَرِّبُ
وَضُوءَهُ فَيَتَمَضْمَضُ، وَيَسْتَنْشِقُ فَيَنْتَثِرُ إِلَّا خَرَّتْ خَطَايَا وَجْهِهِ،
وَفِيهِ وَخَيَاشِيمِهِ، ثُمَّ إِذَا غَسَلَ وَجْهَهُ كَمَا أَمَرَهُ اللهُ، إِلَّا
خَرَّتْ خَطَايَا وَجْهِهِ مِنْ أَطْرَافِ لِحْيَتِهِ مَعَ الْمَاءِ، ثُمَّ يَغْسِلُ
يَدَيْهِ إِلَى الْمِرْفَقَيْنِ، إِلَّا خَرَّتْ خَطَايَا يَدَيْهِ مِنْ أَنَامِلِهِ
مَعَ الْمَاءِ، ثُمَّ يَمْسَحُ رَأْسَهُ، إِلَّا خَرَّتْ خَطَايَا رَأْسِهِ مِنْ أَطْرَافِ
شَعْرِهِ مَعَ الْمَاءِ، ثُمَّ يَغْسِلُ قَدَمَيْهِ إِلَى الْكَعْبَيْنِ، إِلَّا خَرَّتْ
خَطَايَا رِجْلَيْهِ مِنْ أَنَامِلِهِ مَعَ الْمَاءِ، فَإِنْ هُوَ قَامَ فَصَلَّى،
فَحَمِدَ اللهَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ وَمَجَّدَهُ بِالَّذِي هُوَ لَهُ أَهْلٌ، وَفَرَّغَ
قَلْبَهُ لِلَّهِ، إِلَّا انْصَرَفَ مِنْ خَطِيئَتِهِ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ وَلَدَتْهُ
أُمُّهُ» [صحيح مسلم]
“Tidaklah seseorang dari kalian mendekati air wudhu-nya
kemudian berkumur-kumur dan mengisap air dari hidung kemudian mengeluarkannya
kecuali keluar dosa-dosa wajahnya dan dalam pangkal hidungnya. Kemudian jika ia
mencuci wajahnya sebagaimana diperintahkan oleh Allah kecuali keluar dosa-dosa
wajahnya dari ujung jenggotnya bersama air. Kemudian ia mencuci kedua tangannya
sampai kedua siku kecuali keluar dosa kedua tangannya dari jari-jarinya bersama
air. Kemudian ia membasuh kepalanya kecuali keluar dosa-dosa kepalanya dari
ujung rambutnya bersama air. Kemudian ia mencuci kedua kakinya sampai mata kaki
kecuali keluar dosa-dosa kedua kakinya dari jari-jarinya bersama air. Kemudian
jika ia berdiri dan salat kemudian mensyukuri Allah, memuji dan mengagungkannya
dengan apa yang berhak untuk-Nya, dan ia mengosongkan hatinya untuk Allah
kecuali bebas dari dosa-dosanya seperti keadaannya waktu ia dilahirkan oleh
ibunya”. [Sahih Muslim]
Dari Abu
Umamah Al-Baahiliy radiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ
يَسْمَعُ أَذَانَ صَلَاةٍ فَقَامَ إِلَى وَضُوئِهِ إِلَّا غُفِرَ لَهُ بِأَوَّلِ قَطْرَةٍ
تُصِيبُ كَفَّهُ مِنْ ذَلِكَ الْمَاءِ، فَبِعَدَدِ ذَلِكَ الْقَطْرِ حَتَّى يَفْرُغَ
مِنْ وُضُوئِهِ إِلَّا غُفِرَ لَهُ مَا سَلَفَ مِنْ ذُنُوبِهِ، وَقَامَ إِلَى صَلَاتِهِ
وَهِيَ نَافِلَةٌ» [مسند أحمد: صحيح لغيره]
“Tidaklah dari seorang hamba muslim mendengar azan
salat kemudian ia berdiri menuju air wudhu-nya kecuali diampuni untuknya dengan
awal tetesan yang mengenai telapak tangannya dari air itu dan dengan jumlah
tetesan itu sampai ia selesai dari wudhu-nya, kecuali diampuni untuknya semua
yang telah lalu dari dosa-dosanya. Kemudian ia berdiri menuju salatnya yang
hukumnya sunnah”. [Musnad Ahmad: Sahih]
Dari Ka’b
bin Murrah Al-Bahziy radiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
" إِذَا غَسَلْتَ
وَجْهَكَ خَرَجَتْ خَطَايَاكَ مِنْ وَجْهِكَ، وَإِذَا غَسَلْتَ يَدَيْكَ خَرَجَتْ خَطَايَاكَ
مِنْ يَدَيْكَ، وَإِذَا غَسَلْتَ رِجْلَيْكَ خَرَجَتْ خَطَايَاكَ مِنْ رِجْلَيْكَ
" [مسند أحمد: صحيح لغيره]
“Jika engkau mencuci wajahmu maka keluar
dosa-dosamu dari wajahmu, dan jika engkau mencuci kedua tanganmu maka keluar
dosa-dosamu dari kedua tanganmu, dan jika engkau mencuci kedua kakimu maka
keluar dosa-dosamu dari kedua kakimu”. [Musnad Ahmad: Sahih]
Dari Anas
bin Malik radiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
فَأَمَّا الْكَفَّارَاتُ: فَإِسْبَاغُ الْوُضُوءِ فِي السَّبَرَاتِ وَانْتِظَارُ
الصَّلَوَاتِ بَعْدَ الصَّلَوَاتِ وَنَقْلُ الأَقْدَامِ إِلَى الْجُمُعَاتِ [مسند البزار:
حسنه الشيخ الألباني]
“Adapun kaffaaraat (penghapus dosa): Maka itu
adalah menyempurnakan wudhu di musim yang sangat dingin, menunggu salat setelah
salat, dan melangkahkan kaki menuju salat Jum’at”. [Musnad Al-Bazzaar: Hasan]
Dari Ibnu
Umar radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
وَأَمَّا الْكَفَّارَاتُ: فَانْتِظَارُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الصَّلَاةِ، وَإِسْبَاغُ
الْوُضُوءِ فِي السَّبَرَاتِ، وَنَقْلُ الْأَقْدَامِ إِلَى الْجَمَاعَاتِ. [المعجم
الأوسط: حسنه الشيخ الألباني]
“Adapun al-kaffaaraat (penghapus dosa): Maka itu
adalah menunggu salat setelah salat, menyempurnakan wudhu di musim yang sangat
dingin, dan melangkahkan kaki menuju salat jama’ah”. [Al-Mu’jam Al-Ausath:
Hasan]
Dari Ali
bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«إِسْبَاغُ الْوُضُوءِ
فِي الْمَكَارِهِ وَإِعْمَالُ الْأَقْدَامِ إِلَى الْمَسَاجِدِ وَانْتِظَارُ الصَّلَاةِ
بَعْدَ الصَّلَاةِ يَغْسِلُ الْخَطَايَا غَسْلًا» [مسند أبي يعلى الموصلي: صححه
الشيخ الألباني]
“Menyempurnakan wudhu di waktu sulit, melangkahkan
kaki menuju mesjid, dan menanti salat setelah salat akan mencuci dosa-dosa”.
[Musnad Abu Ya’laa Al-Maushiliy: Sahih]
Dari Abu
Ayyub radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
«مَنْ تَوَضَّأَ كَمَا
أُمِرَ، وَصَلَّى كَمَا أُمِرَ غُفِرَ لَهُ مَا قَدَّمَ مِنْ عَمَلٍ» [سنن النسائي:
صحيح]
“Barangsiapa yang berwudhu sebagaimana
diperintahkan, dan salat sebagaimana diperintahkan maka diampuni untuknya semua
yang telah ia lakukan dari dosa-dosa”. [Sunan An-Nasa’iy: Sahih]
Humran rahimahullah
berkata: Aku melihat Usman radhiyallahu 'anhu berwudhu, maka ia menyiram kedua tangannya tiga kali, kemudian
berkumur-kumur dan mengisap air dengan hidung, kemudian mencuci wajahnya tiga
kali, kemudian mencuci tangan kanannya sampai siku tiga kali, kemudian mecuci
tangan kirinya sampai siku tiga kali, kemudian membasuh kepalanya, kemudian
mencuci kaki kanannya tiga kali, kemudian mencuci kaki kirinya tiga kali,
kemudian berkta: Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berwudhu seperti cara berwudhuku ini, kemudian bersabda:
«مَنْ تَوَضَّأَ وُضُوئِي
هَذَا، ثُمَّ يُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ لاَ يُحَدِّثُ نَفْسَهُ فِيهِمَا بِشَيْءٍ، إِلَّا
غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ» [صحيح البخاري ومسلم]
“Barangsiapa yang berwudhu seperti cara wudhu’ku
ini kemudian ia salat dua raka’at ia tidak berbicara dengan dirinya (dalam
hati) sesuatupun dalam salat, (maka tidak ada balasan untuknya) kecuali
diampuni untuknya semua yang telah lalu dari dosa-dosanya” [Sahih Bukhari dan
Muslim]
Dari Zayd
bin Khalid Al-Juhaniy radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«مَنْ تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ
وُضُوءَهُ، ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ لَا يَسْهُو فِيهِمَا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ
مِنْ ذَنْبِهِ» [سنن أبي داود: حسن]
“Barangsiapa yang berwudhu kemudian ia
menyempurnakan wudhunya kemudian ia salat dua raka’at dan tidak lalai di
dalamnya, maka diampuni untuknya semua yang telah lalu dari dosa-dosanya”.
[Sunan Abu Dawud: Hasan]
Hidup dan mati
dengan kebaikan
Dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu
'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Allah
berfirman dalam sebuah hadits qudsi:
يَا مُحَمَّدُ، هَلْ تَدْرِي فِيمَ يَخْتَصِمُ المَلَأُ الأَعْلَى؟ قُلْتُ:
نَعَمْ، فِي الكَفَّارَاتِ، وَالكَفَّارَاتُ المُكْثُ فِي المَسَاجِدِ بَعْدَ
الصَّلَاةِ، وَالْمَشْيُ عَلَى الْأَقْدَامِ إِلَى الْجَمَاعَاتِ، وَإِسْبَاغُ
الوُضُوءِ فِي المَكَارِهِ، وَمَنْ فَعَلَ ذَلِكَ عَاشَ بِخَيْرٍ وَمَاتَ
بِخَيْرٍ، وَكَانَ مِنْ خَطِيئَتِهِ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ [سنن الترمذي:
صححه الألباني]
“Ya Muhammad, apakah kamu tahu apa
yang diperselisihkan oleh para Malaikat? Aku mejawab: Iya, mereka berselisih
tentang "Al-Kafaaraat", dan Al-Kafaaraat adalah tinggal di mesjid
setelah salat, berjalan kaki menuju salat jama'ah, menyempurnakan wudhu dalam
kondisi sulit, dan barangsiapa yang melakukan itu maka ia akan hidup dengan
kebaikan dan mati dengan kebaikan, dan dosa-dosanya dihapuskan seperti saat ia
dilahirkan ibunya. [Sunan Tirmidzi: Sahih]
Meninggikan derajat
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
« أَلاَ أَدُلُّكُمْ
عَلَى مَا يَمْحُو اللَّهُ بِهِ الْخَطَايَا وَيَرْفَعُ بِهِ الدَّرَجَاتِ »
“Maukah kalian kutunjukkan amalan
yang bisa menghapuskan dosa-dosa dan mengangkat derajat?”
Sahabat menjawab: Tentu, ya
Rasulullah! Rasulullah bersabda:
« إِسْبَاغُ الْوُضُوءِ
عَلَى الْمَكَارِهِ وَكَثْرَةُ الْخُطَا إِلَى الْمَسَاجِدِ وَانْتِظَارُ
الصَّلاَةِ بَعْدَ الصَّلاَةِ فَذَلِكُمُ الرِّبَاطُ ». [صحيح مسلم]
“Menyempurnakan wudhu di waktu sulit,
banyak melangkah ke mesjid, dan menunggu salat setelah salat, maka itulah
sebenar-benarnya ikatan”. [Sahih Muslim]
Berhak masuk surga
Uqbah bin ‘Amir radhiyallahu
'anhu berkata: Dulunya kami membagi tugas mengembala unta, ketika tiba
giliranku aku mengembalikannya di malam hari. Kemudian aku mendapati Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam berdiri menyampaikan hadits kepada
orang-orang dan aku mendapatinya bersabda:
«مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَتَوَضَّأُ
فَيُحْسِنُ وُضُوءَهُ، ثُمَّ يَقُومُ فَيُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ، مُقْبِلٌ عَلَيْهِمَا
بِقَلْبِهِ وَوَجْهِهِ، إِلَّا وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ»
“Tidaklah
seorang muslim berwudhu dan memperbaiki cara wudhunya, kemudian berdiri dan
mendirikan salat, menjalankanya dengan hati dan wajahnya, kecuali wajib baginya masuk surga”
Maka aku
berkata: Sungguh bagus hadits ini!
Tiba-tiba
seseorang berkata di hadapanku: Yang diucapkan Rasulullah sebelumnya lebih
bagus!
Maka aku
melihatnya dan ternyata ia adalah Umar dan berkata: Sesungguhnya aku
telah melihatmu datang tadi. Rasulullah bersabda:
" مَا مِنْكُمْ مِنْ
أَحَدٍ يَتَوَضَّأُ فَيُبْلِغُ - أَوْ فَيُسْبِغُ - الْوَضُوءَ ثُمَّ يَقُولُ: أَشْهَدُ
أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُ اللهِ وَرَسُولُهُ ، إِلَّا
فُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ الثَّمَانِيَةُ يَدْخُلُ مِنْ أَيِّهَا شَاءَ
" [صحيح مسلم]
“Tidaklah
seorang dari kalian berwudhu kemudian menyempurnakan wudhunya kemudian membaca:
“Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berkak disembah selain Allah
dan sesungguhnya Muhammad adalah hamba Allah dan rasul-Nya”, kecuali
dibukakan untuknya pintu surga yang delapan dan ia memasukinya dari pintu
manapun yang ia inginkan”. [Sahih Muslim]
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya kepada
Bilal di waktu fajar:
« يَا بِلاَلُ حَدِّثْنِي
بِأَرْجَى عَمَلٍ عَمِلْتَهُ فِي الإِسْلاَمِ، فَإِنِّي سَمِعْتُ دَفَّ نَعْلَيْكَ
بَيْنَ يَدَيَّ فِي الجَنَّةِ»
“Wahai Bilal, ceritakan kepadaku tentang amalan
yang paling engkau harapkan pahalanya yang engkau amalkan dalam Islam, karena
sesungguhnya aku mendengar suara langkah sendalmu di hadapanku dalam surga!”
Bilal radhiyallahu
'anhu menjawab: Aku tidak mengamalkan sesuatu yang
paling aku harapkan pahalanya; hanyasaja aku tidak bersuci (berwudhu) pada
suatu waktu baik malam atau siang kecuali aku salat dengan wudhu tersebut
sebanyak yang ditakdirkan untukku aku didirikan. [Sahih Bukhari dan Muslim]
Mendapat do’a para malaikat
Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu
'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«مَنْ بَاتَ طَاهِرًا بَاتَ
فِي شِعَارِهِ مَلَكٌ فَلَمْ يَسْتَيْقِظْ إِلَّا قَالَ الْمَلَكُ: اللَّهُمَّ اغْفِرْ
لِعَبْدِكَ فُلَانٍ، فَإِنَّهُ بَاتَ طَاهِرًا» [صحيح ابن حبان]
"Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat
akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat
berdo'a: "Ya Allah, ampunilah hambamu si fulan karena sesungguhnya ia
tidur dalam keadaan suci!" [Sahih Ibnu Hibban]
Dari Abu Hurairah radiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
" مَنْ بَاتَ طَاهِرًا،
بَاتَ فِي شِعَارِهِ مَلَكٌ لَا يَسْتَيْقِظُ سَاعَةً مِنَ اللَّيْلِ إِلَّا قَالَ
الْمَلَكُ: اللهُمَّ اغْفِرْ لِعَبْدِكَ فُلَانٌ فَإِنَّهُ بَاتَ طَاهِرًا "
[شعب الإيمان للبيهقي: حسنه الشيخ الألباني]
"Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat
akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dia tidak terbangun di waktu malam kecuali
malaikat berdo'a: "Ya Allah, ampunilah hambamu si fulan karena sesungguhnya
ia tidur dalam keadaan suci!" [Syu’ab Al-Iman karya Al-Baehaqiy: Hasan]
Do’anya dikabulkan
Dari Mu’adz bin Jabal radiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
«مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَبِيتُ
عَلَى ذِكْرٍ طَاهِرًا، فَيَتَعَارُّ مِنَ اللَّيْلِ فَيَسْأَلُ اللَّهَ خَيْرًا مِنَ
الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ» [سنن أبي داود: صحيح]
“Tidaklah seorang muslim yang tidur dalam keadaan
berzikir dan suci, kemudian ia terbangun di malam hari lalu meminta kepada
Allah kebaikan dunia dan akhirat kecuali Allah mengabulkan permintaannya”.
[Sunan Abu Daud: Sahih]
Cahaya di hari kiamat
Dari Abu
Hurairah radiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«تَبْلُغُ الْحِلْيَةُ
مِنَ الْمُؤْمِنِ، حَيْثُ يَبْلُغُ الْوَضُوءُ» [صحيح مسلم]
“Cahanya bersinar dari seorang mu’min dari anggota
badannya yang terkena wudhu”. [Sahih Muslim]
Melepaskan ikatan syaithan
Dari Abu
Hurairah radiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«يَعْقِدُ الشَّيْطَانُ
عَلَى قَافِيَةِ رَأْسِ أَحَدِكُمْ إِذَا هُوَ نَامَ ثَلاَثَ عُقَدٍ يَضْرِبُ كُلَّ
عُقْدَةٍ عَلَيْكَ لَيْلٌ طَوِيلٌ، فَارْقُدْ فَإِنِ اسْتَيْقَظَ فَذَكَرَ اللَّهَ،
انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، فَإِنْ تَوَضَّأَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، فَإِنْ صَلَّى انْحَلَّتْ
عُقْدَةٌ، فَأَصْبَحَ نَشِيطًا طَيِّبَ النَّفْسِ وَإِلَّا أَصْبَحَ خَبِيثَ النَّفْسِ
كَسْلاَنَ» [صحيح البخاري ومسلم]
“Syaithan mengikat bagian belakang kepala (leher)
seorang dari kalian ketika ia tidur dengan tiga ikatan, setiap ikatan
mengatakan “engkau memiliki malam yang panjang, maka tidurlah”. Maka jika ia
bangun kemudian mengingat Allah maka satu ikatan terbuka, kemudian jika ia berwudhu
maka terbuka satu ikatan, kemudian jika ia salat terbuka satu ikatan. Maka ia
bangun pagi dengan semangat dan jiwa yang baik, dan jika tidak maka ia akan
bangun pagi dengan jiwa yang buruk lagi pemalas”. [Sahih Bukhari dan Muslim]
Dari ‘Uqbah
bin ‘Amir radiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
" رَجُلَانِ مِنْ
أُمَّتِي يَقُومُ أَحَدُهُمَا مِنَ اللَّيْلَ يُعَالِجُ نَفْسَهُ إِلَى الطَّهُورِ
وَعَلَيْهِ عُقَدٌ فَيَتَوَضَّأُ، فَإِذَا وَضَّأَ يَدَيْهِ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، وَإِذَا
وَضَّأَ وَجْهَهُ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، وَإِذَا مَسَحَ بِرَأْسِهِ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ،
وَإِذَا وَضَّأَ رِجْلَيْهِ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، فَيَقُولُ اللَّهُ لِلَّذِينَ وَرَاءَ
الْحِجَابِ: انْظُرُوا إِلَى عَبْدِي هَذَا يُعَالِجُ نَفْسَهُ يَسْأَلُنِي، مَا سَأَلَنِي
عَبْدِي فَهُوَ لَهُ " [مسند أحمد: صحيح]
“Dua orang dari umatku, salah seorang dari keduanya
bangun di malam hari memaksa dirinya untuk bersuci dan ia memiliki ikatan
kemudian ia berwudhu. Maka jika ia mencuci kedua tangannya terbuka satu ikatan,
dan jika ia mencuci wajahnya terbuka satu ikatan, dan jika ia membasuh
kepalanya terbuka satu ikatan, dan jika ia mencuci kedua kakinya terbuka satu
ikatan. Maka Allah berfirman kepada yang berada di balik hijab: “Lihatlah
hamba-Ku ini, ia memaksa dirinya dan meminta kepada-Ku! Apa yang diminta
hamba-Ku kepada-Ku maka ia mendapatkannya”. [Musnad Ahmad: Sahih]
Mengusir syaithan
Allah subhanahu
wa ta’aalaa berfirman:
{وَيُنَزِّلُ عَلَيْكُمْ
مِنَ السَّمَاءِ مَاءً لِيُطَهِّرَكُمْ بِهِ وَيُذْهِبَ عَنْكُمْ رِجْزَ الشَّيْطَانِ
وَلِيَرْبِطَ عَلَى قُلُوبِكُمْ وَيُثَبِّتَ بِهِ الْأَقْدَامَ} [الأنفال: 11]
Dan Allah
menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu
dan menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan syaitan dan untuk menguatkan hatimu
dan memperteguh dengannya telapak kaki(mu).
[Al-Anfaal:11]
Memperteguh
telapak kaki disini dapat juga diartikan dengan keteguhan hati dan keteguhan
pendirian.
Dari Abu
Hurairah radiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«إِذَا اسْتَيْقَظَ أَحَدُكُمْ
مِنْ مَنَامِهِ فَتَوَضَّأَ فَلْيَسْتَنْثِرْ ثَلاَثًا، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَبِيتُ
عَلَى خَيْشُومِهِ» [صحيح البخاري ومسلم]
“Jika seorang dari kalian bagun dari tidurnya
kemudian berwudhu maka hendaklah ia mengisap air dari hidungnya sebanyak tiga
kali, karena sesungguhnya syaithan bermalam dalam pangkal hidungnya”. [Sahih
Bukhari dan Muslim]
Mati dalam keadaan fitrah
Al-Bara'
bin 'Azib radiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata
kepadaku: Jika engkau mendatangi tempat tidurmu maka ber-wudhu-lah seperti
wudhu-mu untuk salat kemudian berbaringlah dengan samping kananmu dan baca ..
اللَّهُمَّ
أَسْلَمْتُ نَفْسِيْ إِلَيْكَ وَوَجَّهْتُ وَجْهِيْ إِلَيْك وَفَوَّضْتُ أَمْرِيْ إِلَيْكَ
وَأَلْجَأْتُ ظَهْرِيْ إِلَيْكَ رَهْبَةً وَرَغْبَةً إِلَيْكَ لَا مَلْجَأَ وَلَا مَنْجَا
مِنْكَ إِلَّا إِلَيْكَ آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الَّذِيْ أَنْزَلْتَ وَبِنَبِيِّكَ الَّذِيْ أَرْسَلْتَ
"Ya Allah .. aku pasrahkan jiwaku kepada-Mu,
dan aku arahkan wajahku (tujuan) kepada-Mu, dan aku gantungkan urusanku
kepada-Mu, dan aku sandarkan pundakku (harapan) kepada-Mu, dengan penuh harap
dan takut kepada-Mu, tidak ada tempat bersandar dan selamat dari-Mu kecuali
kepada-Mu, aku beriman kepada Kitab-Mu yang Engkau turunkan, dan aku beriman
kepada Nabi-Mu yang Engkau utus"
Rasulullah
bersabda: Jika engkau mati malam itu maka engkau mati dalam keadaan fitrah, dan
jika engkau bangun pagi maka engkau bangun dengan pahalah. Jadikan do'a ini
akhir yang kau ucapakan. [Sahih Bukhari dan Muslim]
Wallahu
a’lam!
Referensi:
Lihat juga: Kebersihan bagian dari iman - Keutamaan salat jama'ah - Mandi Jum'at; Wajib atau sunnah?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...