بسم الرحمن الرحيم
Beberapa mu’jizat yang diberikan
Allah subhanahu wa ta’aalaa kepada rasul-Nya Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam sebagai tanda kenabian dan kebenaran risalahnya:
Al-Qur'an
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:
«مَا مِنَ الأَنْبِيَاءِ
نَبِيٌّ إِلَّا أُعْطِيَ مَا مِثْلهُ آمَنَ عَلَيْهِ البَشَرُ، وَإِنَّمَا كَانَ الَّذِي
أُوتِيتُ وَحْيًا أَوْحَاهُ اللَّهُ إِلَيَّ، فَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ أَكْثَرَهُمْ
تَابِعًا يَوْمَ القِيَامَةِ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Tidak
ada seorang nabi pun kecuali diberi mukjizat yang membuat orang beriman
kepadanya, dan aku diberi wahyu (Al-Qur'an) yang diwahyukan kepadaku. Maka aku
berharap semoga aku adalah nabi yang terbanyak pengikutnya di hari kiamat”.
[Sahih Bukhari dan Muslim]
Lihat: Keistimewaan Al-Qur'an
Peristiwa Isra’ dan Mi’raj
{سُبْحَانَ الَّذِي
أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى
الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ}
[الإسراء: 1]
Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam
dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah kami berkahi
sekelilingnya agar kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda
(kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui. [Al-Israa’:1]
{أَفَتُمَارُونَهُ
عَلَى مَا يَرَى (12) وَلَقَدْ رَآهُ نَزْلَةً أُخْرَى (13) عِنْدَ سِدْرَةِ الْمُنْتَهَى
(14) عِنْدَهَا جَنَّةُ الْمَأْوَى (15) إِذْ يَغْشَى السِّدْرَةَ مَا يَغْشَى
(16) مَا زَاغَ الْبَصَرُ وَمَا طَغَى (17) لَقَدْ رَأَى مِنْ آيَاتِ رَبِّهِ الْكُبْرَى}
[النجم: 12 - 18]
Maka apakah kaum (musyrik Mekah) hendak membantahnya tentang apa yang
telah dilihatnya? Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam
rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di “Sidratil Muntaha”. Di
dekatnya ada syurga tempat tinggal, (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratil
Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. Penglihatannya (Muhammad) tidak
berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sesungguhnya
dia telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar. [An-Najm: 12-18]
Sidratul Muntaha adalah tempat yang paling tinggi, di atas langit ke-7,
yang telah dikunjungi nabi ketika Mi'raj.
Melihat baitul maqdis dari Mekah
Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«لَمَّا كَذَّبَتْنِي
قُرَيْشٌ، قُمْتُ فِي الحِجْرِ، فَجَلاَ اللَّهُ لِي بَيْتَ المَقْدِسِ، فَطَفِقْتُ
أُخْبِرُهُمْ عَنْ آيَاتِهِ وَأَنَا أَنْظُرُ إِلَيْهِ» [صحيح البخاري ومسلم]
“Ketika kaum Quraisy mendustakanku (tentang peristiwa isra’),
aku berdiri di Hijr (dekat ka’bah) kemudian Allah memperlihatkan kepadaku
baitul maqdis, maka aku menceritakan kepada mereka tentang tanda-tandanya
(baitul maqdis) dan aku melihatnya (secara langsung)” [Sahih Bukhari dan Muslim]
Mengetahui
hal gaib
{وَمَا كَانَ
اللَّهُ لِيُطْلِعَكُمْ عَلَى الْغَيْبِ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَجْتَبِي مِنْ رُسُلِهِ
مَنْ يَشَاءُ} [آل عمران: 179]
Dan Allah sekali-kali tidak akan memperlihatkan kepada kamu hal-hal yang
ghaib, akan tetapi Allah memilih siapa yang dikehendaki-Nya di antara
rasul-rasul-Nya. [Ali ‘Imran:179]
{عَالِمُ الْغَيْبِ
فَلَا يُظْهِرُ عَلَى غَيْبِهِ أَحَدًا (26) إِلَّا مَنِ ارْتَضَى مِنْ رَسُولٍ} [الجن:
26، 27]
(Dia adalah Tuhan) yang mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak
memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu. Kecuali kepada Rasul
yang diridhai-Nya. [Al-Jin: 26-27]
Umar bin
Khattab radhiyallahu 'anhu berkata:
قَامَ فِينَا النَّبِيُّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَقَامًا، فَأَخْبَرَنَا عَنْ بَدْءِ الخَلْقِ، حَتَّى
دَخَلَ أَهْلُ الجَنَّةِ مَنَازِلَهُمْ، وَأَهْلُ النَّارِ مَنَازِلَهُمْ، حَفِظَ ذَلِكَ
مَنْ حَفِظَهُ، وَنَسِيَهُ مَنْ نَسِيَهُ [صحيح البخاري]
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berdiri di antara kami,
kemudian beliau menyampaikan kepada kami tentang awal penciptaan sampai waktu
penghuni surga dan penghuni neraka memasuki tempat mereka, ada yang menghafal
hadits itu dan ada yang lupa. [Sahih Bukhari]
Abdullah bin
Umar radhiyallahu 'anhuma berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi
wa sallam berdiri di hadapan orang-orang kemudian memuji Allah sebagaimana
mestinya kemudian menyebutkan tentang Dajjal dan bersabda:
«إِنِّي أُنْذِرُكُمُوهُ
وَمَا مِنْ نَبِيٍّ إِلَّا قَدْ أَنْذَرَهُ قَوْمَهُ، لَقَدْ أَنْذَرَهُ نُوحٌ قَوْمَهُ،
وَلَكِنْ سَأَقُولُ لَكُمْ فِيهِ قَوْلًا لَمْ يَقُلْهُ نَبِيٌّ لِقَوْمِهِ، تَعْلَمُونَ
أَنَّهُ أَعْوَرُ، وَأَنَّ اللَّهَ لَيْسَ بِأَعْوَرَ» [صحيح البخاري ومسلم]
“Sesungguhnya aku memperingatkan kalian akan Dajjal dan tidak ada
seorang nabi pun kecuali telah memperingatkan umatnya, Nuh telah memperingatkan
kaumnya, akan tetapi aku akan menyampaikan tentangnya sesuatu yang tidak
disampaikan oleh nabi lain kepada kaumnya, ketahuilah sesungguhnya Dajjal itu
buta sebelah mata, dan sesungguhnya Allah tidak buta sebelah mata”. [Sahih
Bukhari dan Muslim]
Bulan
terbelah
{اقْتَرَبَتِ
السَّاعَةُ وَانْشَقَّ الْقَمَرُ (1) وَإِنْ يَرَوْا آيَةً يُعْرِضُوا وَيَقُولُوا
سِحْرٌ مُسْتَمِرٌّ (2) وَكَذَّبُوا وَاتَّبَعُوا أَهْوَاءَهُمْ وَكُلُّ أَمْرٍ مُسْتَقِرٌّ}
[القمر: 1 - 3]
Telah dekat
datangnya saat itu dan telah terbelah bulan. Dan jika mereka (orang-orang
musyrikin) melihat suatu tanda (mukjizat), mereka berpaling dan berkata:
"(Ini adalah) sihir yang terus menerus". Dan mereka mendustakan
(Nabi) dan mengikuti hawa nafsu mereka, sedang tiap-tiap urusan telah ada
ketetapannya. [Al-Qamar: 1-3]
Anas bin
Malik radhiyallahu 'anhu berkata:
أَنَّ أَهْلَ مَكَّةَ
سَأَلُوا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يُرِيَهُمْ آيَةً فَأَرَاهُمُ
انْشِقَاقَ القَمَرِ [صحيح البخاري ومسلم]
Sesungguhnya penduduk Mekah meminta kepada Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam untuk diperlihatkan
pada mereka satu mukjizat, maka Rasulullah memperlihatkan pada mereka
terbelahnya bulan. [Sahih Bukhari dan Muslim]
Abdullah bin
Mas'ud radhiyallahu 'anhu berkata:
انْشَقَّ الْقَمَرُ
عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِلْقَتَيْنِ، فَسَتَرَ
الْجَبَلُ فِلْقَةً، وَكَانَتْ فِلْقَةٌ فَوْقَ الْجَبَلِ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «اللهُمَّ اشْهَدْ» [صحيح البخاري ومسلم]
“Bulan
terbelah di masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjadi dua
bagian, satu bagian tertutupi gunung dan yang satunya lagi di atas gunung. Lalu
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Ya Allah,
saksikanlah". [Sahih Bukhari dan Muslim]
Melihat
dari belakang
Dari Anas
bin Malik radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:
أَقِيمُوا صُفُوفَكُمْ،
فَإِنِّي أَرَاكُمْ مِنْ وَرَاءِ ظَهْرِي [صحيح البخاري ومسلم]
"Luruskan
shaf kalian, karena sesungguhnya aku melihat kalian dari belakang
punggungku". [Sahih Bukhari dan Muslim]
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:
«يَا فُلَانُ،
أَلَا تُحْسِنُ صَلَاتَكَ؟ أَلَا يَنْظُرُ الْمُصَلِّي إِذَا صَلَّى كَيْفَ يُصَلِّي،
فَإِنَّمَا يُصَلِّي لِنَفْسِهِ، إِنِّي وَاللهِ لَأُبْصِرُ مِنْ وَرَائِي كَمَا أُبْصِرُ
مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ» [صحيح البخاري ومسلم]
“Wahai Fulan, tidak bisakah engkau memperbaiki salatmu? Sesungguhnya aku
melihat orang yang salat ketika ia salat bagaimana ia salat, sesungguhnya ia
salat hanya untuk dirinya sendiri, sesungguhnya demi Allah aku melihat dari
belakangku sebagaimana aku melihat dari depanku”. [Sahih Bukhari dan Muslim]
Melihat dan mendengar apa yang tidak bisa dilihat dan
didengar orang lain
Dari Abu Dzar radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
إِنِّي أَرَى مَا
لَا تَرَوْنَ، وَأَسْمَعُ مَا لَا تَسْمَعُونَ [سنن الترمذي: حسنه الألباني]
“Sesungguhnya aku bisa melihat apa yang tidak bisa kalian lihat dan aku
bisa mendengar apa yang tidak bisa kalian dengar”. [Sunan Tirmidziy: Hasan]
Matanya tertidur tapi hatinya terjaga
Dari Aisyah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«تَنَامُ عَيْنِي
وَلاَ يَنَامُ قَلْبِي» [صحيح البخاري]
“Mataku tidur tapi hatiku tidak tidur”. [Sahih Bukhari]
Menyembuhkan
hewan
Jabir bin
Abdillah radhiyallahu 'anhuma berkata:
كُنْتُ مَعَ النَّبِيِّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي غَزَاةٍ، فَأَبْطَأَ بِي جَمَلِي وَأَعْيَا، فَأَتَى
عَلَيَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ «جَابِرٌ»: فَقُلْتُ:
نَعَمْ، قَالَ: «مَا شَأْنُكَ؟» قُلْتُ: أَبْطَأَ عَلَيَّ جَمَلِي وَأَعْيَا، فَتَخَلَّفْتُ،
فَنَزَلَ يَحْجُنُهُ بِمِحْجَنِهِ ثُمَّ قَالَ: «ارْكَبْ»، فَرَكِبْتُ، فَلَقَدْ رَأَيْتُهُ
أَكُفُّهُ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ [صحيح
البخاري ومسلم]
Aku bersama
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada suatu peperangan, kemudian
untaku menjadi lambat dan tidak bisa berjalan. Maka Rasulullah datang kepadaku
dan berkata: “Apakah engkau Jabir?” Aku menjawab: Iya. Rasulullah bertanya:
“Ada apa denganmu?” Aku menjawab: Untaku menjadi lambat dan tidak bisa
berjalan, maka aku tertinggal. Lalu Rasulullah turun menariknya dengan tongkatnya
kemudian berkata: “Kendarailah!” Maka aku mengendarai untaku, dan aku berusaha
menahannya agar tidak mendahului Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
[Sahih Bukhari dan Muslim]
Batu
memberi salam kepadanya
Dari Jabir bin Samurah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«إِنِّي لَأَعْرِفُ
حَجَرًا بِمَكَّةَ كَانَ يُسَلِّمُ عَلَيَّ قَبْلَ أَنْ أُبْعَثَ إِنِّي لَأَعْرِفُهُ
الْآنَ» [صحيح مسلم]
“Sesungguhnya
aku mengetahui sebuah batu di Mekah yang dulunya memberi salam kepadaku sebelum
aku diutus, sesungguhnya aku mengetahuinya saat ini”. [Sahih Muslim]
Berbicara
dengan gunung
Anas bin
Malik radhiyallahu 'anhu berkata: Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam mendaki gunung Uhud bersama Abu Bakr, Umar, dan Usman. Kemudian
gunung Uhud mengguncang mereka, maka Rasulullah memukulnya dengan kakinya dan
berkata:
«اثْبُتْ أُحُدُ
فَمَا عَلَيْكَ إِلَّا نَبِيٌّ ، أَوْ صِدِّيقٌ، أَوْ شَهِيدَانِ» [صحيح البخاري]
“Tenanglah wahai Uhud, karena tidak ada yang berada di atasmu
selain nabi, shiddiq, dan dua syahid”. [Sahih Bukhari]
Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu berkata: Suatu hari Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam berada di atas gunung Hiraa’ (di Mekah), kemudian gunung
tersebut berguncang, maka Rasulullah bersabda:
«اسْكُنْ حِرَاءُ
فَمَا عَلَيْكَ إِلَّا نَبِيٌّ، أَوْ صِدِّيقٌ، أَوْ شَهِيدٌ»
“Tenanglah wahai Hiraa’, karena tidak ada yang berada di atasmu kecuali
nabi, atau shiddiiq, atau syahiid”
Dan yang berada di atas gunung waktu itu adalah Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam, Abu Bakr, Umar, Usman, Ali, Thalhah, Az-Zubair, dan
Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyallahu ‘anhum. [Sahih Muslim]
Berbicara
dengan hewan
Abdullah bin
Ja’far radhiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam suka menjadikan pelindungnya ketika buang hajat dari sesuatu yang
tinggi atau pepohonan kurma. Maka beliau masuk ke suatu kebun milik seorang
Anshar, dan di situ ada unta. Ketika unta itu melihat Rasulullah ia merintih
dan mengeluarkan air mata, maka Rasulullah mendatanginya kemudian membasuh
bagian belakang kepalanya lalu ia diam. Kemudian Rasulullah bertanya:
«مَنْ رَبُّ هَذَا
الْجَمَلِ، لِمَنْ هَذَا الْجَمَلُ؟»
“Siapa pemilik unta ini?”
Kemudian datang pemuda dari kaum Anshar dan berkata: Itu milikku Ya
Rasulullah!
Maka Rasulullah bersabda:
«أَفَلَا تَتَّقِي
اللَّهَ فِي هَذِهِ الْبَهِيمَةِ الَّتِي مَلَّكَكَ اللَّهُ إِيَّاهَا؟، فَإِنَّهُ
شَكَا إِلَيَّ أَنَّكَ تُجِيعُهُ وَتُدْئِبُهُ» [سنن أبي داود: صحيح]
“Tidakkah engkau bertakwa kepada Allah pada hewan ini, yang telah Allah
jadikan pemilikannya kepadamu? Sesungguhnya ia mengeluh kepadaku bahwasanya
engkau tidak memberinya makan dan mempekerjakannya terlalu keras”. [Sunan Abu
Daud: Sahih]
Hewan liar menghormatinya
Aisyah radhiyallahu
'anha berkata:
" كَانَ
لِآلِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَحْشٌ، فَإِذَا خَرَجَ رَسُولُ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَعِبَ وَاشْتَدَّ، وَأَقْبَلَ وَأَدْبَرَ ،
فَإِذَا أَحَسَّ بِرَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ دَخَلَ، رَبَضَ
، فَلَمْ يَتَرَمْرَمْ مَا دَامَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي
الْبَيْتِ، كَرَاهِيَةَ أَنْ يُؤْذِيَهُ " [مسند أحمد: حسنه الشيخ مصطفى
العدوي]
Dulu keluarga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki
hewan liar, jika Rasulullah keluar rumah ia bermain dengan liar dan keluar
masuk rumah. Dan jika ia merasakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
telah masuk rumah maka ia duduk dan tidak bergerak selama Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam dalam rumah karena khawatir akan menyakitinya. [Musnad
Ahmad: Hasan]
Hewan sujud kepadanya
Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu; Suatu hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memasuki suatu kebun, kemudian datang kepadanya seekor untu dan sujud
di hadapannya, maka Rasulullah memegang ubun-ubunya onta tersebut. Sahabat
bertanya: Wahai nabi Allah, hewan ini tidak berakal dan sujud kepadamu
sedangkan kami berakal maka kami lebih berhak untuk sujud padamu?
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
" لَا يَصْلُحُ
لِبَشَرٍ أَنْ يَسْجُدَ لِبَشَرٍ، وَلَوْ صَلَحَ لِبَشَرٍ أَنْ يَسْجُدَ لِبَشَرٍ،
لَأَمَرْتُ الْمَرْأَةَ أَنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا، مِنْ عِظَمِ حَقِّهِ عَلَيْهَا،
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، لَوْ كَانَ مِنْ قَدَمِهِ إِلَى مَفْرِقِ رَأْسِهِ قُرْحَةٌ
تَنْبَجِسُ بِالْقَيْحِ وَالصَّدِيدِ، ثُمَّ اسْتَقْبَلَتْهُ تَلْحَسُهُ مَا أَدَّتْ
حَقَّهُ " [مسند أحمد: صحيح لغيره]
“Tidak dibenarkan bagi seorang manusia untuk sujud kepada
manusia, seandainya dibenarkan bagi seorang manusia sujud kepada manusia maka
aku perintahkan perempuan sujud kepada suaminya karena kebesaran hak suami
kepadanya”. [Musnad Ahmad: Sahih]
Berbicara dengan tanaman
Ibnu Abbas radhiyallahu
'anhuma berkata:
أَتَى النَّبِيَّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلٌ مِنْ بَنِي عَامِرٍ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ
اللهِ، أَرِنِي الْخَاتَمَ الَّذِي بَيْنَ كَتِفَيْكَ، فَإِنِّي مِنْ أَطَبِّ النَّاسِ
. فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " أَلا أُرِيكَ
آيَةً ؟ " قَالَ: بَلَى، قَالَ: " فَنَظَرَ إِلَى نَخْلَةٍ "، فَقَالَ:
" ادْعُ ذَلِكَ الْعِذْقَ "، قَالَ: فَدَعَاهُ، فَجَاءَ يَنْقُزُ ، حَتَّى
قَامَ بَيْنَ يَدَيْهِ، فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
" ارْجِعْ "، فَرَجَعَ إِلَى مَكَانِهِ، فَقَالَ الْعَامِرِيُّ: يَا آلَ
بَنِي عَامِرٍ، مَا رَأَيْتُ كَالْيَوْمِ رَجُلًا أَسْحَرَ [مسند أحمد: صحيح]
Seorang dari Bani Amir mendatangai Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam dan berkata: Ya
Rasulullah, perlihatkan kepadaku tanda yang ada di antara bahumu, sesungguhnya
aku adalah diantara dokter yang terbaik. Maka Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam berkata kepadanya: “Maukah
engkau kuperlihatkan mukjizat?” Ia menjawab: Tentu! Kemudian Rasulullah melihat
kepada pohon kurma dan berkata: “Panggilah tangkai buah kurma itu!” Maka ia
memanggilnya kemudian tangkai buah kurma itu datang sampai berdiri di
hadapannya. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada tangkai buah kurma itu: “Kembalilah!” Maka ia kembali ke
tempatnya. Maka Al-‘Amiriy berkata: Wahai kaum Bani Amir, aku tidak pernah
melihat seperti hari ini seorang yang lebih pandai sihir! [Musnad Ahmad: Sahih]
Dalam riwayat lain; Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata: Seorang A’rabiy datang kepada Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam dan bertanya: Bagaimana aku mengetahui bahwa engkau
adalah nabi? Rasulullah menjawab:
«إِنْ دَعَوْتُ
هَذَا العِذْقَ مِنْ هَذِهِ النَّخْلَةِ تَشْهَدُ أَنِّي رَسُولُ اللَّهِ؟»
“Jika aku memanggil tangkai buah kurma itu dari pohon kurma ini apakah
engkau akan bersaksi bahwa sesungguhnya aku adalah rasul Allah?”
Kemudian Rasulullah memanggil tangkai buah kurma tersebut, maka ia turun
dari pohon kurma sampai berada di hadapan Rasulullah, kemudian Rasulullah
bersabda:
«ارْجِعْ »
“Kembalilah”
Maka tangkau buah kurma tersebut kembali ketempatnya semula, kemudian
A’rabiy itu masuk Islam. [Sunan Tirmidziy: Sahih]
Batang
kurma menangis
Ibnu Umar radhiyallahu
'anhuma berkata:
كَانَ النَّبِيُّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْطُبُ إِلَى جِذْعٍ، فَلَمَّا اتَّخَذَ المِنْبَرَ
تَحَوَّلَ إِلَيْهِ فَحَنَّ الجِذْعُ فَأَتَاهُ فَمَسَحَ يَدَهُ عَلَيْهِ [صحيح البخاري]
Dulunya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam khutbah di atas batang kurma, kemudian setelah dibuatkan mimbar beliau
pindah (tempat khutbah) di atasnya, maka batang kurma itu menangis, maka
Rasulullah mendatanginya dan membasuhnya dengan tangannya. [Sahih Bukhari]
Suaranya terdengar dari jauh
Abdurrahman bin Mu’adz At-Taimiy radhiyallahu
'anhu berkata:
خَطَبَنَا رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَنَحْنُ بِمِنًى فَفُتِحَتْ أَسْمَاعُنَا،
حَتَّى كُنَّا نَسْمَعُ مَا يَقُولُ: وَنَحْنُ فِي مَنَازِلِنَا [سنن أبي داود:
صحيح]
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkhutbah pada saat kami di Mina, maka pendengaran kami dibuka sampai
kami mendengar apa yang beliau sampaikan sementara kami berada di rumah kami.
[Sunan Abu Daud: Sahih]
Sumur kosong terisi air
Al-Baraa’ bin ‘Azib radhiyallahu ‘anhu
berkata:
كُنَّا يَوْمَ
الحُدَيْبِيَةِ أَرْبَعَ عَشْرَةَ مِائَةً وَالحُدَيْبِيَةُ بِئْرٌ، فَنَزَحْنَاهَا،
حَتَّى لَمْ نَتْرُكْ فِيهَا قَطْرَةً، فَجَلَسَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ عَلَى شَفِيرِ البِئْرِ «فَدَعَا بِمَاءٍ فَمَضْمَضَ وَمَجَّ فِي البِئْرِ»
فَمَكَثْنَا غَيْرَ بَعِيدٍ ثُمَّ اسْتَقَيْنَا حَتَّى رَوِينَا، وَرَوَتْ، أَوْ صَدَرَتْ
رَكَائِبُنَا [صحيح البخاري]
Pada hari Hudaibiyah kami berjumlah 1400 orang, dan di Hudaibiyah ada
sebuah sumur maka kami meminum airnya sampai kami tidak menyisakan setetas air
pun di dalamnya. Kemudian Nabi sahllallahu ‘alaihi wa sallam duduk di
tepi sumur, kemudian meminta air lalu berkumur-kumur dan memuntahkannya ke
dalam sumur. Kemudian kami menunggu tidak begitu lama, kemudian kami mengambil
air dari sumur itu sampai kami puas dan unta kendaraan kami pun puas. [Sahih
Bukhari]
Mengeluarkan
air dari tangannya
Anas bin
Malik radhiyallahu 'anhu berkata:
رَأَيْتُ رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَحَانَتْ صَلاَةُ العَصْرِ، فَالْتَمَسَ
النَّاسُ الوَضُوءَ فَلَمْ يَجِدُوهُ، فَأُتِيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ بِوَضُوءٍ، فَوَضَعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي
ذَلِكَ الإِنَاءِ يَدَهُ، وَأَمَرَ النَّاسَ أَنْ يَتَوَضَّئُوا مِنْهُ قَالَ: فَرَأَيْتُ
المَاءَ يَنْبُعُ مِنْ تَحْتِ أَصَابِعِهِ حَتَّى تَوَضَّئُوا مِنْ عِنْدِ آخِرِهِمْ
[صحيح البخاري ومسلم]
“Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ketika masuk waktu salat ashar, kemudian orang-orang mencari air untuk
berwudhu tapi mereka tidak mendapatkannya. Kemudian didatangkan kepada
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam air wudhu
lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam meletakkan tangannya dalam bejana, dan memerintahkan orang-orang untuk
berwudhu dari bejana itu. Maka aku melihat air keluar dari bawah jari-jari
Rasulullah sampai mereka berwudhu semuanya”. [Sahih Bukhari dan Muslim]
Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma
berkata:
عَطِشَ النَّاسُ
يَوْمَ الحُدَيْبِيَةِ وَالنَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَ يَدَيْهِ
رِكْوَةٌ فَتَوَضَّأَ، فَجَهِشَ النَّاسُ نَحْوَهُ، فَقَالَ: «مَا لَكُمْ؟» قَالُوا:
لَيْسَ عِنْدَنَا مَاءٌ نَتَوَضَّأُ وَلاَ نَشْرَبُ إِلَّا مَا بَيْنَ يَدَيْكَ، فَوَضَعَ
يَدَهُ فِي الرِّكْوَةِ، فَجَعَلَ المَاءُ يَثُورُ بَيْنَ أَصَابِعِهِ، كَأَمْثَالِ
العُيُونِ، فَشَرِبْنَا وَتَوَضَّأْنَا قُلْتُ: كَمْ كُنْتُمْ؟ قَالَ: لَوْ كُنَّا
مِائَةَ أَلْفٍ لَكَفَانَا، كُنَّا خَمْسَ عَشْرَةَ مِائَةً [صحيح البخاري ومسلم]
Orang-orang kehausan pada hari Hudaibiyah dan di hadapan Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bejana berisi air kemudian berwudhu, maka orang-orang
mendatanginya dan Rasulullah bertanya: “Ada apa dengan kalian?” Mereka
menjawab: Kami tidak memiliki air untuk berwudhu dan minum kecuali yang ada di
hadapanmu! Maka Rasulullah memasukkan tangannya ke dalam bejana, kemudian air
mengalir di antara jari-jarinya seperti mata air. Kemudian kami minum dan
berwudhu. Jabir ditanya: Berapa jumlah kalian? Jabir menjawab: Seandainya kami
berjumlah seratus ribu maka akan mencukupi kami, waktu itu kami berjumlah seribu
lima ratus orang. [Sahih Bukhari dan Muslim]
Makanan bertasbih
Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu
berkata: Suatu hari kami bersama Rasulullah dalam perjalanan jauh dan air
sedikit, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«اطْلُبُوا فَضْلَةً
مِنْ مَاءٍ»
“Carilah sisa air yang ada!”
Maka sahabat mendatangkan bejana yang berisa sedikit air kemudian
Rasulullah memasukkan tangannya ke dalam bejana dan bersabda:
«حَيَّ عَلَى
الطَّهُورِ المُبَارَكِ، وَالبَرَكَةُ مِنَ اللَّهِ»
“Mari menggunakan air suci yang berberkah, dan berkah itu datangnya dari
Allah”.
Ibnu Mas’ud berkata: Aku telah melihat air mengalir di antara jari-jari
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan kami
mendengar suara tasbih makanan ketika beliau makan. [Sahih Bukhari]
Makanan bertambah
Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhuma berkata: Seorang datang kepada Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam meminta makanan, maka beliau memberinya seperdua wasaq (1
wasaq= 60 sha’) gandum. Maka orang tersebut terus menerus makan darinya bersama
istri dan tamunya sampai ia menakarnya. Kemudian ia mendatangi Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam, maka beliau bersabda:
«لَوْ لَمْ تَكِلْهُ
لَأَكَلْتُمْ مِنْهُ، وَلَقَامَ لَكُمْ» [صحيح مسلم]
“Seandainya engkau tidak menakarnya maka engkau akan makan terus
darinya dan tidak akan habis untuk kalian”. [Sahih Muslim]
Dalam riwayat lain; Jabir radhiyallahu 'anhu berkata: Ummu Malik terkadang menghadiahi Nabi shallalahu ‘alaihi wa
sallam minyak dengan bejana miliknya. Kemudian anaknya datang meminta
makanan dan ia tidak memiliki sesuatu, maka ia memeriksa bejana yang ia pakai
untuk menghadiahi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan ia mendapatinya
masih berisi minyak. Maka ia terus menerus memakai minyak itu membuat makanan
di rumahnya sampai ia memerasnya. Kemudian ia mendatangi Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam, maka beliau bersabda:
«عَصَرْتِيهَا؟»
“Apakah engkau memerasnya?”
Ummu Malik menjawab: Iya!
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«لَوْ تَرَكْتِيهَا
مَا زَالَ قَائِمًا» [صحيح مسلم]
“Seandainya engkau membiarkannya maka minyak tersebut akan senantiasa
ada”. [Sahih Muslim]
Dukain bin Sa’id Al-Muzaniy radhiyallahu
'anhu berkata: Kami mendatangi Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam dan jumlah kami 440 pengendara, kami memintainya makanan.
Maka Rasulullah berkata kepada Umar:
" اذْهَبْ
فَأَعْطِهِمْ "
“Pergilah dan beri mereka makanan!”
Umar radhiyallahu 'anhu berkata: Tidak ada yang tersisa kecuali beberapa sha’ kurma, aku merasa
itu tidak akan cukup!
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
" اذْهَبْ
فَأَعْطِهِمْ "
“Pergilah dan beri mereka makanan!”
Umar berkata: Aku mendengar dan mentaati!
Kemudian Umar mengambil kunci dari kamarnya kemudian membuka pintu, dan
ternyata ada tumpukan kurma sebesar anak unta yang sedang duduk.
Maka Umar berkata kepada kami: Ambillah!
Kemudian setiap orang dari kami mengambil sesukanya, dan aku adalah
orang yang paling terakhir mengambil. Maka aku melihat ke tempat kurma, dan
sepertinya kami tidak mengambil sebiji kurma pun. [Musnad Ahmad: Sahih]
Samurah bin Jundub radhiyallahu
'anhu berkata:
" بَيْنَا
نَحْنُ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذْ أُتِيَ بِقَصْعَةٍ
فِيهَا ثَرِيدٌ ، فَأَكَلَ وَأَكَلَ الْقَوْمُ، فَلَمْ يَزَلِ الْقَوْمُ يَتَدَاوَلُونَهَا
إِلَى قَرِيبٍ مِنَ الظُّهْرِ يَأْكُلُ كُلُّ قَوْمٍ، ثُمَّ يَقُومُونَ، وَيَجِيءُ
قَوْمٌ فَيَتَعَاقَبُونَهُ "
Ketika kami berada di sisi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
tiba-tiba didatangkan sepiring Tsariid (sejenis makanan), maka Rasulullah makan
dan orang-orangpun makan. Kemudian orang-orang terus memakannya sampai
mendekati waktu dzuhur, satu kelompok semuanya makan kemudian pergi dan datang kelompok
yang lain saling bergantian memakannya.
Maka seorang berkata kepada Samurah: Apakah ada tambahan makanan?
Samurah menjawab:
" أَمَّا
مِنَ الْأَرْضِ فَلَا، إِلَّا أَنْ تَكُونَ كَانَتْ تُمَدُّ مِنَ السَّمَاءِ
" [مسند أحمد: صحيح]
Kalau tanbahan dari bumi maka tidak ada, kecuali jika itu tambahan dari
langit. [Musnad Ahmad: Sahih]
Menyembuhkan orang sakit
Dari Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda pada hari perang Khaibar:
«لَأُعْطِيَنَّ
الرَّايَةَ رَجُلًا يُحِبُّ اللهَ وَرَسُولَهُ، وَيُحِبُّهُ اللهُ وَرَسُولُهُ»
“Akan aku berikan bendera perang kepada seorang yang mencintai Allah dan
Rasul-nya, dan ia juga dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya”
Maka kami berangan-angan mendapatkannya.
Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«ادْعُوا لِي
عَلِيًّا»
“Panggilkan aku Ali!”
Maka didatangkanlah Ali radhiyallahu ‘anhu kepadanya yang sedang
sakit mata, lalu Rasulullah mengobatinya dengan meludah di mata Ali dan sembuh
kemudian diberikanlah bendera perang kepadanya. Maka Allah memberikan
kemenangan kepadanya. [Sahih Muslim]
Setelah Abdullah bin ‘Atiik radhiyallahu ‘anhu membunuh
Abu Rafi’ yang telah menyakiti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
kaki Abdullah patah karena terjatuh. Maka ia mendatangi Rasulullah dan
menceritakan apa yang telah terjadi, kemudian Rasulullah berkata kepadanya:
«ابْسُطْ رِجْلَكَ»
“Ulurkan kakimu”
Abdullah bin ‘Atiik berkata: Maka aku mengulurkan kakiku, kemudian Rasulullah
membasuhnya. Maka kakiku kembali baik seolah-olah aku tidak pernah merasa sakit
sedikitpun. [Sahih Bukhari]
Yaziid bin Abi Ubaid rahimahullah berkata: Aku melihat bekas luka pada betis Salamah bin Al-Akwa’ radhiyallahu ‘anhu, maka aku bertanya: Wahai Abu Muslim, ada apa dengan luka ini? Maka Salamah menjawab:
هَذِهِ ضَرْبَةٌ
أَصَابَتْنِي يَوْمَ خَيْبَرَ، فَقَالَ النَّاسُ: أُصِيبَ سَلَمَةُ، فَأَتَيْتُ النَّبِيَّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَنَفَثَ فِيهِ ثَلاَثَ نَفَثَاتٍ، فَمَا اشْتَكَيْتُهَا
حَتَّى السَّاعَةِ [صحيح البخاري]
Ini adalah luka yang mengenaiku pada hari perang Khaibar, kemudian
orang-orang berkata: Salamah terluka! Maka aku mendatangi Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam, kemudian beliau meludah (tanpa keluar liur) pada luka tersebut
sebanyak tiga kali. Maka aku tidak pernah merasakan sakitnya sampai saat ini.
[Sahih Bukhari]
Kekuatan jasad
Anas bin Malik radhiyallahu
'anhu berkata:
«أَنَّ نَبِيَّ
اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَطُوفُ عَلَى نِسَائِهِ فِي اللَّيْلَةِ
الوَاحِدَةِ، وَلَهُ يَوْمَئِذٍ تِسْعُ نِسْوَةٍ» [صحيح البخاري]
Sesungguhnya Nabi Allah shallallahu ‘alaihi wa sallam terkadang
mendatangi semua istrinya dalam satu malam, dan beliau pada saat itu memiliki
sembilan istri. [Sahih Bukhari]
Tongkat yang bisa menyala
Pada suatu malam yang gelap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan kepada Qatadah bin An-Nu’man radhiyallahu ‘anhu sebuah
tongkat dari tangkai buah kurma dan berkata:
" خُذْ هَذَا
فَسَيُضِيءُ لك أَمَامَكَ عَشْرًا، وَخَلْفَكَ عَشْرًا، فَإِذَا دَخَلْتَ الْبَيْتَ،
وَتَرَاءَيْتَ سَوَادًا، فِي زَاوِيَةِ الْبَيْتِ، فَاضْرِبْهُ قَبْلَ أَنْ يَتَكَلَّمَ،
فَإِنَّهُ شَيْطَانٌ " [مسند أحمد: صحيح]
“Ambillah ini, maka akan menerangi depanmu sejauh sepuluh siku
dan belakangmu sejauh sepuluh siku. Kemudian jika engkau masuk rumah dan engkau
melihat bayangan hitam di tepi rumah maka pukullah ia sebelum ia berbicara
karena sesunggunya ia itu adalah setan”. [Musnad Ahmad: Sahih]
Hukuman langsung bagi yang menyalahi perintahnya
Salamah bin Al-Akwa’ radhiyallahu ‘anhu
berkata: Suatu hari seorang laki-laki makan di sisi Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam dengan tangan kirinya, maka Rasulullah bersabda:
«كُلْ بِيَمِينِكَ»
“Makanlah dengan tangan kananmu!”
Ia menjawab: Aku tidak bisa!
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«لَا اسْتَطَعْتَ»
“Kamu tidak akan bisa!”
Tidak ada yang mencegahnya mentaati perintah Rasulullah kecuali sifat
sombong, maka ia selamanya tidak bisa mengangkat tangan kanannya ke mulutnya.
[Sahih Muslim]
Wallahu a'lam!
Referensi:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...