بسم
الله الرحمن الرحيم
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ
اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ
وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلا
تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ} [التوبة: 36]
"Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi
Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan
langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan)
agama yang lurus, maka janganlah kamu mendzalimi diri kamu dalam bulan yang
empat itu". [At-Taubah:36]
4 bulan haram
Dzul Qa'idah, dzul hijjah, muharram, dan rajab adalah
empat bulan haram yang ditetapkan oleh Allah subhanahu wata'ala melalui
lisan Rasul-Nya Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Sebagaimana
diriwayatkan oleh Abu Bakrah radhiyallahu 'anhu; Sewaktu haji
wada', Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkhutbah:
" إِنَّ الزَّمَانَ قَدِ اسْتَدَارَ
كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ اللَّهُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ، السَّنَةُ اثْنَا
عَشَرَ شَهْرًا، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ، ثَلاَثٌ مُتَوَالِيَاتٌ: ذُو
القَعْدَةِ، وَذُو الحِجَّةِ، وَالمُحَرَّمُ، وَرَجَبُ، مُضَرَ الَّذِي بَيْنَ
جُمَادَى، وَشَعْبَانَ " [صحيح البخاري ومسلم]
"Sesungguhnya waktu berputar seperti
keadaannya sewaktu Allah menciptkan langit dan bumi. Setahun itu dua belas
bulan, diantaranya empat bulan haram, tiga diantaranya berurutan yaitu: Dzul
qa'idah, Dzul hijjah, Muharram, dan Rajab (yang diagungkan oleh kabilah) Mudhar
yang berada diantara bulan Jumadil akhir dan Sya'ban". [Sahih Bukhari
dan Muslim]
Makna sabda Rasulullah “ إِنَّ الزَّمَانَ قَدِ اسْتَدَارَ
كَهَيْئَتِهِ “ :
- Orang
Arab Jahiliyah dulu sering memajukan dan memundurkan nama-nama bulan,
menghalalkan bulan-bulan haram dan mengharamkan bulan-bulan halal. Sampai
susunan nama-nama bulan menjadi tidak berurutan segabagimana asalnya. Allah
subhanahu wata'ala berfirman:
{إِنَّمَا النَّسِيءُ زِيَادَةٌ فِي الْكُفْرِ يُضَلُّ بِهِ
الَّذِينَ كَفَرُوا يُحِلُّونَهُ عَامًا وَيُحَرِّمُونَهُ عَامًا لِيُوَاطِئُوا
عِدَّةَ مَا حَرَّمَ اللَّهُ فَيُحِلُّوا مَا حَرَّمَ اللَّهُ زُيِّنَ لَهُمْ
سُوءُ أَعْمَالِهِمْ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ} [التوبة:
37]
Sesungguhnya mengundur-undurkan bulan Haram itu adalah
menambah kekafiran. Disesatkan orang-orang yang kafir dengan mengundur-undurkan
itu, mereka menghalalkannya pada suatu tahun dan mengharamkannya pada tahun
yang lain, agar mereka dapat mempersesuaikan dengan bilangan yang Allah
mengharamkannya, maka mereka menghalalkan apa yang diharamkan Allah. (Syaitan)
menjadikan mereka memandang perbuatan mereka yang buruk itu. Dan Allah tidak
memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir. [At-Taubah:37]
Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menunaikan
haji wada’ susunan nama-nama bulan kembali stabil sesuai dengan apa yang telah
ditetapkan Allah subhanahu wata'ala sejak diciptakannya langit dan bumi.
Sebagian ulama berpendapat
bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengakhirkan ibadah
hajinya (tahun 10H) padahal telah diwajjibkan pada tahun sebelumnya (6 atau 8
atau 9H), karena menunggu stabilnya susunan nama-nama bulan, agar beliau dapat
haji pada bulan dzul hijjah yang sesungguhnya. [A’laamul Hadits kry
Al-Khathabiy 3/1783]
- Ada yg
berpendapat bahwa orang Arab Jahiliyah dulu menunaikan ibadah haji pada
bulan Dzul Qa’dah selama dua tahun dan pada bulan Dzul Hijjah selama dua
tahun, dan ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menunaikan
haji wadha’ bertepatan dengan bulan Dzul Hijjah.
Makna bulan Haram
Pada bulan-bulan haram Allah subhanahu wata'ala lebih
menekankan kepada hamba-Nya untuk menghormati bulan-bulan tersebut, tidak
mendzalimi diri dengan melakukan maksiat dan memerintahkan untuk memperbanyak
ibadah.
Allah subhanahu wa ta’aalaa berfirman:
{يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُحِلُّوا شَعَائِرَ اللَّهِ
وَلَا الشَّهْرَ الْحَرَامَ} [المائدة: 2]
"Hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan
bulan-bulan haram". [Al-Maidah:2]
Diantara amalan yang sangat
dianjurkan dalam bulan-bulan haram adalah puasa:
Diriwayatkan bahwa Rasulullah sallallahu 'alaihi
wasallam bersabda:
صُمْ مِنَ الحُرُمِ وَاتْرُكْ، صُمْ مِنَ الحُرُمِ وَاتْرُكْ،
صُمْ مِنَ الحُرُمِ وَاتْرُكْ [سنن أبي داود: ضعفه
الألباني]
“Puasalah di bulan haram dan tinggalkan,
puasalah di bulan haram dan tinggalkan, Puasalah di bulan haram dan tinggalkan”.
[Sunan Abu Daud: Dilemahkan oleh syekh Albaniy]
Maksudnya: Puasa sebagian dan tinggalakan sebagian.
Sekalipun hadits ini lemah,
tapi beberapa ulama membolehkan untuk diamalkan karena lemahnya tidak terlalu
parah, dan puasa adalah salah satu amal saleh yang dianjurkan untuk diperbanyak
pada bulan haram.
Lebih diutamakan lagi berpuasa di
bulan Muharram:
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
أَفْضَلُ الصِّيَامِ، بَعْدَ رَمَضَانَ، شَهْرُ اللهِ الْمُحَرَّمُ،
وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ، بَعْدَ الْفَرِيضَةِ، صَلَاةُ اللَّيْلِ [صحيح مسلم]
“Puasa yang paling afdhal setelah puasa
Ramadhan adalah puasa di bulan Allah bulan Muharram, dan shalat yang paling
afdhal setelah shalat wajib adalah shalat malam”. [Sahih Muslim]
Diutamakan lagi pada hari kesembilan
dan sepuluh Muharram:
Dari Abu Qatadah radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ، أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ
يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ [صحيح مسلم]
“Dan puasa di hari 'asyura', aku berharap
kepada Allah akan menghapuskan dosa setahun sebelumnya”. [Sahih Muslim]
Ibnu Abbas radiyallahu 'anhuma berkata:
Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berpuasa 'asyura' beliau
memerintahkan sahabatnya untuk berpuasa, lalu mereka bertanya: Ya Rasulullah,
hari 'asyura' adalah hari yang dimuliakan oleh Yahudi dan Nashrani?
Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab:
«فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ إِنْ شَاءَ
اللهُ صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ»
Jika datang tahun depan insyaallah maka kita akan berpuasa
juga di hari ke sembilan.
Ibnu 'Abbas berkata: Tapi belum datang hari 'asyura' tahun
depan sampai Rasulullah meninggal. [Shahih Muslim]
3 jenis kedzaliman yang mesti dijauhi khususnya di bulan haram
Dari Anas -radhiyallahu ‘anhu-; Nabi -shallallahu
‘alaihi wasallam- bersabda:
" الظُّلْمُ ثَلاثَةٌ: فَظُلْمٌ لا يَتْرُكُهُ اللَّهُ،
وَظُلْمٌ يُغْفَرُ، وَظُلْمٌ لا يُغْفَرُ، فَأَمَّا الظُّلْمُ الَّذِي لا يُغْفَرُ
فَالشِّرْكُ لا يَغْفِرُهُ اللَّهُ، وَأَمَّا الظُّلْمُ الَّذِي يُغْفَرُ فَظُلْمُ
الْعَبْدِ فِيمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ رَبِّهِ، وَأَمَّا الَّذِي لا يُتْرَكُ فظلم العباد،
فيقتص الله بَعْضُهُمْ مِنْ بَعْضٍ "
“Kedzaliman itu ada tiga: Ada kedzaliman yg tidak
diabaikan, ada kedzaliman yg diampuni, dan ada kedzaliman yg tdk diampuni.
Adapun kedzaliman yg tdk diampuni maka itu adalah syirik, tdk akan diampun
olehi Allah, dan adapun kedzaliman yg diampuni maka itu adalah kedzaliman seorg
hamba antara dirinya dan Rabb-nya, dan adapun kedzaliman yg tidak diabaikan
maka itu adalah kedzaliman antara sesama hamba maka Allah akan memberikan
pembalasan antara sebagian mereka dengan sebagian yg lain”. [Silsilah
Ash-Shahihah no.1927]
Lalai dari ketaatan atau
melakukan maksiat dalam bentuk apapun adalah praktek kedzaliman.
Syirik, menyekutukan Allah dengan segala jenisnya adalah kedzaliman
yang paling berat.
Allah subhanahu wata'ala
berfirman:
{يَسْأَلُونَكَ عَنِ الشَّهْرِ الْحَرَامِ
قِتَالٍ فِيهِ قُلْ قِتَالٌ فِيهِ كَبِيرٌ وَصَدٌّ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ وَكُفْرٌ
بِهِ وَالْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَإِخْرَاجُ أَهْلِهِ مِنْهُ أَكْبَرُ عِنْدَ
اللَّهِ وَالْفِتْنَةُ أَكْبَرُ مِنَ الْقَتْلِ} [البقرة:
217]
"Mereka bertanya kepadamu tentang
berperang pada bulan Haram. Katakanlah: "Berperang dalam bulan itu adalah
dosa besar; tetapi menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir kepada Allah,
(menghalangi masuk) Masjidilharam dan mengusir penduduknya dari sekitarnya,
lebih besar (dosanya) di sisi Allah. Dan syirik lebih besar (dosanya) daripada
membunuh". (Al-Baqarah:217)
Abdullah bin
Mas'ud
radhiyallahu 'anhu berkata: Ketika ayat ini turun:
{الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا
إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُولَئِكَ لَهُمُ الأَمْنُ وَهُمْ مُهْتَدُونَ} [الأنعام:
82]
Orang-orang
yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman, mereka
itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat
petunjuk.
[Al-An'aam:82]
Ayat ini
terasa berat bagi umat Islam, maka sahabat bertanya: Ya Rasulullah, siapakah
diantara kami yang tidak mendzalimi dirinya (dengan maksiat secara umum)?
Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam menjawab:
«لَيْسَ ذَلِكَ إِنَّمَا هُوَ الشِّرْكُ
أَلَمْ تَسْمَعُوا مَا قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ
وَهُوَ يَعِظُهُ»
"Bukan
kezaliman itu yang dimaksud akan tetapi kesyirikan, tidakkah kalian mendengar
apa yang dikatakan Luqman kepada anaknya di waktu ia memberi peringatan
kepadanya?
{يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ
الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ} [لقمان: 13]
"Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah,
sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang
besar".
[Luqman:13] [Shahih Bukhari dan Muslim]
Dosa syirik tidak akan
diampuni oleh Allah selama pelakunya tidak bertobat, karena meyekutukan Allah
adalah dosa yang paling besar. Allah telah mengharamkan sorga bagi orang-orang
musyrik, dan menjanjikan bagi mereka kekekalan di neraka. Allah subhanahu
wata'ala berfirman:
{إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ
بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ
فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا} [النساء: 48]
"Sesungguhnya Allah tidak akan
mengampuni dosa syirik, dan dia mengampuni segala dosa yang selain dari
(syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. barangsiapa yang mempersekutukan
Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar". [An-Nisaa':48]
{إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ
حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ
مِنْ أَنْصَارٍ} [المائدة: 72]
"Sesungguhnya orang
yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan
kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang
zalim itu seorang penolongpun". [Al-Maidah:72]
Allah mengampuni dosa selain syirik berapapun banyaknya
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Allah subhanahu
wata'ala berfirman dalam hadits qudsi:
« أَذْنَبَ عَبْدٌ ذَنْبًا فَقَالَ: اللَّهُمَّ
اغْفِرْ لِي ذَنْبِى. فَقَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى: أَذْنَبَ عَبْدِي ذَنْبًا
فَعَلِمَ أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ وَيَأْخُذُ بِالذَّنْبِ. ثُمَّ
عَادَ فَأَذْنَبَ فَقَالَ: أَىْ رَبِّ اغْفِرْ لِى ذَنْبِى. فَقَالَ تَبَارَكَ
وَتَعَالَى: عَبْدِى أَذْنَبَ ذَنْبًا فَعَلِمَ أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ
الذَّنْبَ وَيَأْخُذُ بِالذَّنْبِ. ثُمَّ عَادَ فَأَذْنَبَ فَقَالَ: أَىْ رَبِّ
اغْفِرْ لِى ذَنْبِى. فَقَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى أَذْنَبَ عَبْدِى ذَنْبًا
فَعَلِمَ أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ وَيَأْخُذُ بِالذَّنْبِ وَاعْمَلْ
مَا شِئْتَ فَقَدْ غَفَرْتُ لَكَ ». [صحيح البخاري، ومسلم]
Seorang hamba melakukan suatu dosa lalu berkata: Ya
Allah .. ampunilah dosaku. Allah tabaaraka wa ta’aalaa berkata: Hamba-Ku
melakukan dosa dan tahu kalau ia mempunyai Tuhan yang mengampuni dosa dan
menyiksa karena dosa. Kemudia hamba tersebut kembali melakukan dosa dan
berkata: Ya Tuhanku .. ampunilah dosaku. Allah tabaaraka wa ta’aalaa
berkata: Hamba-Ku melakukan dosa dan tahu kalau ia mempunyai Tuhan yang
mengampuni dosa dan menyiksa karena dosa. Kemudia hamba tersebut kembali
melakukan dosa dan berkata: Ya Tuhanku .. ampunilah dosaku. Allah tabaaraka
wa ta’aalaa berkata: Hamba-Ku melakukan dosa dan tahu kalau ia mempunyai
Tuhan yang mengampuni dosa dan menyiksa karena dosa. Berbuatlah sesukamu ..
maka Aku akan mengampunimu (selama engkau bertaubat). [Sahih Bukhari dan
Muslim]
Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
" قَالَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى: يَا ابْنَ آدَمَ
إِنَّكَ مَا دَعَوْتَنِي وَرَجَوْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَا كَانَ فِيكَ وَلَا
أُبَالِي، يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوبُكَ عَنَانَ السَّمَاءِ ثُمَّ
اسْتَغْفَرْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ، وَلَا أُبَالِي، يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ لَوْ
أَتَيْتَنِي بِقُرَابِ الأَرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لَقِيتَنِي لَا تُشْرِكُ بِي
شَيْئًا لَأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً "
Allah berfirman "Wahai anak cucu Adam sesungguhnya
jika engkau meminta dan mengharap kepada-Ku akan ku ampuni semua dosa yang
engkau lakukan tampa Kupikirkan. Wahai anak cucu Adam seandainya dosamu
mencapai awan di langit kemudian engkau meminta ampun pada-Ku maka aku akan
mengampunimu tampa Kupikirkan. Wahai anak cucu Adam seandainya engkau datang
kepada-Ku dengan dosa sebanyak bumi kemudian engkau menemuiku tampa
menyekutukan Aku dengan sesuatu pun, maka Aku akan mendatangimu dengan
ampunan sebanyak itu pula. [Sunan Tirmidzi: Sahih]
Dari Abdullah
bin 'Amr radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:
يُصَاحُ
بِرَجُلٍ مِنْ أُمَّتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى رُءُوسِ الْخَلائِقِ فَيُنْشَرُ
لَهُ تِسْعَةٌ وَتِسْعُونَ سِجِلا كُلُّ سِجِلٍّ مَدَّ الْبَصَرِ ثُمَّ يَقُولُ
اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ هَلْ تُنْكِرُ مِنْ هَذَا شَيْئًا فَيَقُولُ لَا يَا رَبِّ
فَيَقُولُ أَظَلَمَتْكَ كَتَبَتِي الْحَافِظُونَ ثُمَّ يَقُولُ أَلَكَ عَنْ ذَلِكَ
حَسَنَةٌ فَيُهَابُ الرَّجُلُ فَيَقُولُ لَا فَيَقُولُ بَلَى إِنَّ لَكَ عِنْدَنَا
حَسَنَاتٍ وَإِنَّهُ لَا ظُلْمَ عَلَيْكَ الْيَوْمَ فَتُخْرَجُ لَهُ بِطَاقَةٌ
فِيهَا أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُولُهُ قَالَ فَيَقُولُ يَا رَبِّ مَا هَذِهِ الْبِطَاقَةُ مَعَ هَذِهِ
السِّجِلَّاتِ فَيَقُولُ إِنَّكَ لَا تُظْلَمُ فَتُوضَعُ السِّجِلَّاتُ فِي
كِفَّةٍ وَالْبِطَاقَةُ فِي كِفَّةٍ فَطَاشَتْ السِّجِلَّاتُ وَثَقُلَتْ
الْبِطَاقَةُ [سنن
ابن ماجه: صحيح]
“Seorang dari umatku dipanggil pada hari kiamat di depan
semua makluk. Lalu diperlihatkan untuknya 99 buku besar berisi dosa-dosanya,
setiap buku panjangnya sejauh mata memandang. Kemudian Allah berkata padanya:
Apakah ada yang engkau ingkari dari buku-buku tersebut? Apakah malaikat
pencatatku mendzalimu kamu? Apakah kamu punya alasan? Sang hamba menjawab:
Tidak , Ya Rab. Allah bertanya lagi: Apakah kamu punya kebaikan? Sang hamba
dengan rasa malu menjawab: Tidak ada ya Rab. Allah berkata: Tapi engkau punya
kebaikan pada kami, dan pada hari ini kamu tidak akan didzalimi. Lalu
dikeluarkan untuknya sebuah kartu berisi dua kalimat syahadat. Sang hamba
bertanya: Ya Rab .. apa yang bisa diperbuat oleh kartu ini dengan buku-buku
besar itu? Allah menjawab: Kamu tidak akan didzalimi. Lalu buku-buku besar itu
ditaruh pada satu piring timbangan dan kartu itu di piring yang satunya lagi,
tiba-tiba buku-buku besar itu terangkat dan kartu itu berat di timbangan”.
[Sunan Ibnu Majah: Sahih]
Kedzaliaman terhadap sesama manusia akan diqishash di dunia dan dibayar
dengan pahala di akhirat
Allah subhanahu
wata'ala berfiman:
{وَكَتَبْنَا عَلَيْهِمْ فِيهَا أَنَّ
النَّفْسَ بِالنَّفْسِ وَالْعَيْنَ بِالْعَيْنِ وَالْأَنْفَ بِالْأَنْفِ
وَالْأُذُنَ بِالْأُذُنِ وَالسِّنَّ بِالسِّنِّ وَالْجُرُوحَ قِصَاصٌ} [المائدة:
45]
Dan Kami
telah tetapkan terhadap mereka (Yahudi) di dalamnya (At-Taurat) bahwasanya jiwa
(dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan
telinga, gigi dengan gigi, dan luka luka (pun) ada qishaashnya. [Al-Maidah:
45]
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam bertanya kepada para sahabatnya:
«أَتَدْرُونَ مَا الْمُفْلِسُ؟»
"Tahukah
kalian apa itu orang bangkrut?"
Sahabat
menjawab: Orang yang bangkrut dikalangan kami adalah orang yang tidak memiliki
dirham dan harta benda!
Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
«إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي يَأْتِي
يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلَاةٍ، وَصِيَامٍ، وَزَكَاةٍ، وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ
هَذَا، وَقَذَفَ هَذَا، وَأَكَلَ مَالَ هَذَا، وَسَفَكَ دَمَ هَذَا، وَضَرَبَ
هَذَا، فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ، وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ، فَإِنْ
فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ
فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ، ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ» [صحيح مسلم]
"Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku adalah
orang yang datang di hari kiamat dengan pahala salat, puasa, dan zakat. Akan
tetapi ia telah mencaci si Ini, menuduh si Ini, memakan harta si Ini (dengan
tidak halal), meneteskan darah si Ini, dan memukul si Ini. Maka pahala
kebaikannya diberikan kepada si Ini dan si Ini, kemudian jika pahala
kebaikannya sudah habis sebelum menutupi semua kezalimannya maka dosa-dosa
mereka diberikan kepadanya, kemudian ia dijerumuskan ke neraka". [Sahih
Muslim]
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«لَتُؤَدُّنَّ الْحُقُوقَ إِلَى أَهْلِهَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ،
حَتَّى يُقَادَ لِلشَّاةِ الْجَلْحَاءِ، مِنَ الشَّاةِ الْقَرْنَاءِ» [صحيح مسلم]
"Kalian akan
mengembalikan hak kepada pemiliknya di hari kiamat, sampai kambing yang tidak
bertanduk dikisas dari kambing bertanduk". [Sahih Muslim]
Do’a agar dijauhkan dari perbuatan dzalim
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu 'anhu; Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam seiring membaca do’a:
«اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْفَقْرِ، وَالْقِلَّةِ، وَالذِّلَّةِ،
وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ أَنْ أَظْلِمَ، أَوْ أُظْلَمَ»
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung
kepadaMu dari kemiskinan, kekurangan, dan kehinaan. Dan aku berlindung kepadaMu
dari aku berbuat dzalim atau aku dizalimi” [Sunan Abi Daud: Shahih]
Dari Ummu Salamah radhiyallahu
'anha; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam jika keluar dari
rumahnya membaca:
«بِسْمِ اللَّهِ، تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ
بِكَ مِنْ أَنْ نَزِلَّ، أَوْ نَضِلَّ، أَوْ نَظْلِمَ، أَوْ نُظْلَمَ، أَوْ نَجْهَلَ،
أَوْ يُجْهَلَ عَلَيْنَا»
“Dengan nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah, Ya
Allah, sesungguhnya kami berlindung kepadaMu dari kami tegelinci (dalam
kesalahan), atau kami tersesat, atau kami mendzalimi, atau kami dizalimi, atau
kami berbuat kebodohan, atau orang berbuat kebodohan terhadap kami”. [Sunan
Tirmidzi: Shahih]
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Jangan mendzalimi diri - Keutamaan Tauhid - Awas ada syirik! - Taubat .. Kenapa tidak? - Puasa sunnah - Puasa Rajab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...