بسم
الله الرحمن الرحيم
Dalam bab ini syekh Muhammad bin Abdil
Wahhab –rahimahullah- menyebutkan 4 ayat dan 1 hadits:
1.
Firman Allah subhanahu
wata'aalaa:
{وَلَا
تَدْعُ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَنْفَعُكَ وَلَا يَضُرُّكَ فَإِنْ فَعَلْتَ
فَإِنَّكَ إِذًا مِنَ الظَّالِمِينَ (106) وَإِنْ يَمْسَسْكَ اللَّهُ بِضُرٍّ
فَلَا كَاشِفَ لَهُ إِلَّا هُوَ، وَإِنْ يُرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلَا رَادَّ لِفَضْلِهِ،
يُصِيبُ بِهِ مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ، وَهُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ} [يونس: 106-107]
Dan janganlah kamu menyembah apa-apa
yang tidak memberi manfaat dan tidak (pula) memberi mudharat kepadamu selain
Allah; sebab jika kamu berbuat (yang demikian), itu, maka sesungguhnya kamu
kalau begitu termasuk orang-orang yang zalim. Jika
Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat
menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi
kamu, maka tak ada yang dapat menolak kurnia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu
kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dialah Yang
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [Yunus: 106-107]
{وَإِبْرَاهِيمَ
إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاتَّقُوهُ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ
كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ (16) إِنَّمَا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَوْثَانًا
وَتَخْلُقُونَ إِفْكًا إِنَّ الَّذِينَ تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ لَا
يَمْلِكُونَ لَكُمْ رِزْقًا فَابْتَغُوا عِنْدَ اللَّهِ الرِّزْقَ وَاعْبُدُوهُ
وَاشْكُرُوا لَهُ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ} [العنكبوت: 16، 17]
Dan
(ingatlah) Ibrahim, ketika ia berkata kepada kaumnya: "Sembahlah olehmu
Allah dan bertakwalah kepada-Nya. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu,
jika kamu mengetahui. Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah itu adalah
berhala, dan kamu membuat dusta. Sesungguhnya yang kamu sembah selain Allah itu
tidak mampu memberikan rezeki kepadamu; maka mintalah
rezeki itu di sisi Allah, dan sembahlah Dia dan bersyukurlah
kepada-Nya. Hanya kepada-Nya-lah kamu akan dikembalikan. [Al-'Ankabuut: 16
- 17]
3.
Firman Allah subhanahu
wata'aalaa:
{وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنْ يَدْعُو مِنْ
دُونِ اللَّهِ مَنْ لَا يَسْتَجِيبُ لَهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَهُمْ عَنْ
دُعَائِهِمْ غَافِلُونَ (5) وَإِذَا حُشِرَ النَّاسُ كَانُوا لَهُمْ أَعْدَاءً
وَكَانُوا بِعِبَادَتِهِمْ كَافِرِينَ} [الأحقاف: 5-6]
Dan siapakah yang
lebih sesat daripada orang yang menyembah sembahan-sembahan selain Allah yang
tiada dapat memperkenankan (doa)nya sampai hari kiamat dan mereka
lalai dari (memperhatikan) doa mereka? Dan apabila manusia dikumpulkan (pada
hari kiamat) niscaya sembahan-sembahan itu menjadi musuh mereka dan mengingkari
pemujaan-pemujaan mereka. [Al-Ahqaf: 5-6]
4.
Firman Allah subhanahu
wata'aalaa:
{أَمَّنْ يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا
دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوءَ وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفَاءَ الْأَرْضِ أَإِلَهٌ مَعَ
اللَّهِ قَلِيلًا مَا تَذَكَّرُونَ} [النمل: 62]
Atau siapakah
yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa
kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan
kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah disamping Allah ada tuhan (yang
lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati(Nya). [An-Naml:
62]
Ø Diriwayatkan oleh Ath-Thabaraniy -rahimahullah- dengan
sanadnya:
"أنه
كان في زمن النبي صلى الله عليه وسلم منافق يؤذي المؤمنين، فقال بعضهم: قوموا بنا
نستغيث برسول الله صلى الله عليه وسلم من هذا المنافق، فقال النبي صلى الله عليه
وسلم: إنه لا يستغاث بي، وإنما يستغاث بالله".
Bahwasanya di masa Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam seorang munafiq menyakiti orang beriman. Maka berkata
diantara mereka: Berdirilah kalian bersama kami, mari kita memohon pertolongan
melalui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dari munafik ini!
Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Sesungguhnya tidak boleh memohon pertolongan
kepada diriku, akan tetapi memohon pertolongan hanya kepada Allah." [Sanadnya lemah]
Dari ayat dan hadits di
atas, syekh –rahimahullah- menyebutkan 18 poin penting:
1)
Penyebutan do’a setelah istigatsah (dalam judul bab ini)
adalah sebagai bentuk penyebutan suatu yang umum setelah suatu yang khusus.
Karena istigatsah bagian dari bentuk do’a, Allah
subhanahu wata'aalaa berfirman:
{إِذْ
تَسْتَغِيثُونَ رَبَّكُمْ فَاسْتَجَابَ لَكُمْ أَنِّي مُمِدُّكُمْ بِأَلْفٍ مِنَ الْمَلَائِكَةِ
مُرْدِفِينَ} [الأنفال:
9]
(Ingatlah), ketika kamu memohon
pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu: "Sesungguhnya
Aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu malaikat yang
datang berturut-turut". [Al-Anfaal: 9]
Ø Dari Anas radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam berkata kepada Fatimah: Apa yang menghalangimu untuk
mendengarkan wasiat yang kuberikan padamu, ucapkanlah di waktu pagi dan sore ...
يَا
حَيُّ يَا قَيُّومُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيثُ أَصْلِحْ لِي شَأْنِي كُلَّهُ، وَلَا
تَكِلْنِي إِلَى نَفْسِي طَرْفَةَ عَيْنٍ
"Wahai yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus
(makhluk-Nya), dengan rahmat-Mu aku memohon, perbaikilah segala urusanku, dan
janganlah Engkau melimpahkannya kepada diriku walaupun hanya sekedip
mata". [Sunan Al-Kubraa An-Nasa'i: Hasan]
2)
Tafsir firman Allah: {Dan janganlah kamu menyembah
apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak (pula) memberi mudharat kepadamu}
[Yunus: 106]
Yang dimaksud dalam ayat ini adalah Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam sebagaimana ditunjukkan oleh ayat
sebelumnya Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{وَأَنْ
أَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا وَلَا تَكُونَنَّ مِنَ الْمُشْرِكِينَ} [يونس: 105]
Dan (aku -Muhammad- telah diperintah):
"Hadapkanlah mukamu kepada agama dengan tulus dan ikhlas dan janganlah
kamu termasuk orang-orang yang musyrik. [Yunus: 105]
3)
Istigatsah kepada selain Allah adalah termasuk syirik
besar.
Allah subhanahu wata'aalaa
berfirman:
{إِنَّ
الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ} [لقمان:
13]
Sesungguhnya mempersekutukan (Allah)
adalah benar-benar kezaliman yang besar. [Luqman:13]
4)
Manusia yang paling shalih (Muhammad shallallahu ‘alaihi
wasallam), jika melakukan perbuatan ini demi mendapatkan ridha dari selain
Allah maka ia termasuk orang yang dzalim.
Allah subhanahu wata'aalaa
berfirman:
{وَإِنْ كَادُوا لَيَفْتِنُونَكَ عَنِ
الَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ لِتَفْتَرِيَ عَلَيْنَا غَيْرَهُ وَإِذًا
لَاتَّخَذُوكَ خَلِيلًا (73) وَلَوْلَا أَنْ ثَبَّتْنَاكَ لَقَدْ كِدْتَ تَرْكَنُ
إِلَيْهِمْ شَيْئًا قَلِيلًا (74) إِذًا لَأَذَقْنَاكَ ضِعْفَ الْحَيَاةِ وَضِعْفَ
الْمَمَاتِ ثُمَّ لَا تَجِدُ لَكَ عَلَيْنَا نَصِيرًا} [الإسراء:
73 - 75]
Dan sesungguhnya mereka hampir
memalingkan kamu dari apa yang telah Kami wahyukan kepadamu, agar kamu membuat
yang lain secara bohong terhadap Kami; dan kalau sudah begitu tentulah mereka
mengambil kamu jadi sahabat yang setia. Dan kalau Kami tidak memperkuat
(hati)mu, niscaya kamu hampir-hampir condong sedikit kepada mereka, kalau
terjadi demikian, benar-benarlah Kami akan rasakan kepadamu (siksaan) berlipat
ganda di dunia ini dan begitu (pula siksaan) berlipat ganda sesudah mati, dan
kamu tidak akan mendapat seorang penolongpun terhadap Kami. [Al-Israa’:
73-75]
5)
Tafsir ayat: {Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan
kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia} [Yunus:
107]
Tidak ada yang bisa memberi manfaat dan
mudharat kecuali Allah Yang maha Kuasa atas segala sesuatu. Allah subhanahu
wata'aalaa berfirman:
{وَإِنْ
يَمْسَسْكَ اللَّهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهُ إِلَّا هُوَ وَإِنْ يَمْسَسْكَ
بِخَيْرٍ فَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (17) وَهُوَ الْقَاهِرُ فَوْقَ عِبَادِهِ
وَهُوَ الْحَكِيمُ الْخَبِيرُ} [الأنعام:
17، 18]
Dan jika Allah menimpakan sesuatu
kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang menghilangkannya melainkan Dia
sendiri. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Maha Kuasa atas
tiap-tiap sesuatu. Dan Dialah yang berkuasa atas sekalian hamba-hamba-Nya. Dan
Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. [Al-An'aam: 17-18]
6)
Adanya perbuatan ini tidak memberi manfaat di dunia, malah
membuatnya menjadi kafir.
Allah subhanahu wata'aalaa
berfirman:
{يَدْعُو
مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَضُرُّهُ وَمَا لَا يَنْفَعُهُ ذَلِكَ هُوَ
الضَّلَالُ الْبَعِيدُ (12) يَدْعُو لَمَنْ ضَرُّهُ أَقْرَبُ مِنْ نَفْعِهِ
لَبِئْسَ الْمَوْلَى وَلَبِئْسَ الْعَشِيرُ} [الحج: 12، 13]
Ia menyeru selain Allah, sesuatu yang
tidak dapat memberi mudharat dan tidak (pula) memberi manfaat kepadanya. Yang
demikian itu adalah kesesatan yang jauh. Ia menyeru sesuatu yang sebenarnya
mudharatnya lebih dekat dari manfaatnya. Sesungguhnya yang diserunya itu adalah
sejahat-jahat kawan. [Al-Hajj: 12 - 13]
7)
Tafsir ayat: {mintalah rezeki itu di sisi Allah}
[Al-'Ankabuut: 17]
Tidak ada yang memberi rezki kecuali Allah,
maka hanya kepadaNyalah kita meminta pertolongan. Allah subhanahu wata'aalaa
berfirman:
{يَا أَيُّهَا النَّاسُ اذْكُرُوا
نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ هَلْ مِنْ خَالِقٍ غَيْرُ اللَّهِ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاءِ
وَالْأَرْضِ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ فَأَنَّى تُؤْفَكُونَ} [فاطر: 3]
Hai manusia, ingatlah akan nikmat Allah
kepadamu. Adakah Pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezki kepada kamu
dari langit dan bumi? tidak ada Tuhan selain Dia; Maka mengapakah kamu
berpaling (dari ketauhidan)? [Faathir:3]
8)
Meminta rezeki tidak boleh kecuali kepada Allah,
sebagaimana surga tidak diminta kecuali kepadaNya.
Allah subhanahu wata'aalaa
berfirman:
{وَأَنْزَلَ
مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ فَلَا تَجْعَلُوا
لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُون} [البقرة: 22]
Dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu dia menghasilkan dengan
hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; Karena itu janganlah kamu
mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu Mengetahui. [Al-Baqarah:22]
Ø
Dari Abu Umamah radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«إِنَّ رَوْحَ الْقُدُسِ نَفَثَ
فِي رُوعِيَ أَنَّ نَفْسًا لَنْ تَمُوتَ حَتَّى تَسْتَكْمِلَ أَجَلَهَا وَتَسْتَوْعِبَ
رِزْقَهَا فَأَجْمِلُوا فِي الطَّلَبِ وَلَا يَحْمِلَنَّ أَحَدَكُمُ اسْتِبْطَاءُ الرِّزْقِ
أَنْ يَطْلُبَهُ بِمَعْصِيَةٍ فَإِنَّ اللَّهَ لَا يُنَالُ مَا عِنْدَهُ إِلَّا بِطَاعَتِهِ»
[حلية الأولياء: صححه الألباني]
"Sesungguhnya Ruh
Al-Qudus membisikkan dalam hatiku bahwasanya seseorang tidak akan mati sampai
sempurna ajalnya dan tercapai semua rezkinya, maka perbaikilah dalam berusaha,
dan janganlah kelambatan datangnya rezki membuat seseorang dari kalian
mencarinya dengan cara maksiat, karena sesungguhnya Allah tidak bisa dicapai
apa yang Ia miliki kecuali dengan cara taat kepada-Nya". [Hilyah Auliya':
Sahih]
9)
Tafsir ayat: {Dan siapakah yang lebih sesat daripada
orang yang menyembah sembahan-sembahan selain Allah yang tiada dapat
memperkenankan (doa)nya sampai hari kiamat} [Al-Ahqaf: 5-6]
Minta pertolongan kepada selain Allah
adalah kesesatan yang nyata. Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{يَدْعُو مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا
لَا يَضُرُّهُ وَمَا لَا يَنْفَعُهُ ذَلِكَ هُوَ الضَّلَالُ الْبَعِيد} [الحج: 12]
Ia menyeru selain Allah, sesuatu yang tidak
dapat memberi mudharat dan tidak (pula) memberi manfaat kepadanya. Yang
demikian itu adalah kesesatan yang jauh. [Al-Hajj:12]
{أَأَتَّخِذُ مِنْ دُونِهِ آلِهَةً
إِنْ يُرِدْنِ الرَّحْمَنُ بِضُرٍّ لَا تُغْنِ عَنِّي شَفَاعَتُهُمْ شَيْئًا وَلَا
يُنْقِذُونِ . إِنِّي إِذًا لَفِي ضَلَالٍ مُبِين} [يس: 23- 24]
Mengapa aku akan menyembah tuhan-tuhan
selain-Nya jika (Allah) yang Maha Pemurah menghendaki kemudharatan terhadapku,
niscaya syafaat mereka tidak memberi manfaat sedikitpun bagi diriku dan mereka
tidak (pula) dapat menyelamatkanku? Sesungguhnya aku kalau begitu pasti berada
dalam kesesatan yang nyata. [Yasin: 23-24]
Lihat: Penyebab Kesesatan
10)
Tidak ada yang lebih sesat dari orang yang meminta
(menyembah) selain Allah.
Allah subhanahu wata'aalaa
berfirman:
{وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ
وَالْإِنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ
بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ
أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ} [الأعراف: 179]
Dan Sesungguhnya kami jadikan untuk isi neraka
Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak
dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata
(tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan
mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar
(ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih
sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. [Al-A'raaf:179]
11)
Yang ia sembah lalai dari orang yang menyembahnya, ia tidak
tahu tentang mereka.
Allah subhanahu wata'aalaa
berfirman:
{وَيَوْمَ نَحْشُرُهُمْ
جَمِيعًا ثُمَّ نَقُولُ لِلَّذِينَ أَشْرَكُوا مَكَانَكُمْ أَنْتُمْ
وَشُرَكَاؤُكُمْ فَزَيَّلْنَا بَيْنَهُمْ وَقَالَ شُرَكَاؤُهُمْ مَا كُنْتُمْ
إِيَّانَا تَعْبُدُونَ (28) فَكَفَى بِاللَّهِ شَهِيدًا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ
إِنْ كُنَّا عَنْ عِبَادَتِكُمْ لَغَافِلِينَ (29) هُنَالِكَ تَبْلُو كُلُّ نَفْسٍ
مَا أَسْلَفَتْ وَرُدُّوا إِلَى اللَّهِ مَوْلَاهُمُ الْحَقِّ وَضَلَّ عَنْهُمْ
مَا كَانُوا يَفْتَرُونَ} [يونس: 28 - 30]
(Ingatlah)
suatu hari (ketika itu). Kami mengumpulkan mereka semuanya, kemudian Kami
berkata kepada orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan): "Tetaplah kamu
dan sekutu-sekutumu di tempatmu itu". Lalu Kami pisahkan mereka dan
berkatalah sekutu-sekutu mereka: "Kamu sekali-kali tidak pernah menyembah
kami. Dan cukuplah Allah menjadi saksi antara kami dengan kamu, bahwa kami
tidak tahu-menahu tentang penyembahan kamu (kepada kami). Di tempat itu (padang
Mahsyar), tiap-tiap diri merasakan pembalasan dari apa yang telah dikerjakannya
dahulu dan mereka dikembalikan kepada Allah Pelindung mereka yang sebenarnya
dan lenyaplah dari mereka apa yang mereka ada-adakan. [Yunus: 28-30]
{وَالَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ
لَا يَسْتَطِيعُونَ نَصْرَكُمْ وَلَا أَنْفُسَهُمْ يَنْصُرُونَ (197) وَإِنْ
تَدْعُوهُمْ إِلَى الْهُدَى لَا يَسْمَعُوا وَتَرَاهُمْ يَنْظُرُونَ إِلَيْكَ
وَهُمْ لَا يُبْصِرُونَ} [الأعراف: 197، 198]
Dan berhala-berhala yang kamu seru
selain Allah tidaklah sanggup menolongmu, bahkan tidak dapat menolong dirinya
sendiri. Dan jika kamu sekalian menyeru (berhala-berhala) untuk memberi petunjuk,
niscaya berhala-herhala itu tidak dapat mendengarnya. Dan kamu melihat
berhala-berhala itu memandang kepadamu padahal ia tidak melihat. [Al-A’raf:
197-198]
12)
Permintaan tersebut menjadi sebab murkanya yang dimintai
kepada yang meminta dan menyebabakan permusuhan kepadanya.
Allah subhanahu wata'aalaa
berfirman:
{وَإِذَا رَأَى الَّذِينَ
أَشْرَكُوا شُرَكَاءَهُمْ قَالُوا رَبَّنَا هَؤُلَاءِ شُرَكَاؤُنَا الَّذِينَ
كُنَّا نَدْعُو مِنْ دُونِكَ فَأَلْقَوْا إِلَيْهِمُ الْقَوْلَ إِنَّكُمْ
لَكَاذِبُونَ} [النحل: 86]
Dan
apabila orang-orang yang mempersekutukan (Allah) melihat sekutu-sekutu mereka,
mereka berkata: "Ya Tuhan kami mereka inilah sekutu-sekutu kami yang
dahulu kami sembah selain dari Engkau". Lalu sekutu-sekutu mereka
mengatakan kepada mereka: "Sesungguhnya kamu benar-benar orang-orang yang
dusta". [An-Nahl: 86]
{وَيَوْمَ يَقُولُ نَادُوا شُرَكَائِيَ
الَّذِينَ زَعَمْتُمْ فَدَعَوْهُمْ فَلَمْ يَسْتَجِيبُوا لَهُمْ وَجَعَلْنَا
بَيْنَهُمْ مَوْبِقًا} [الكهف: 52]
Dan (ingatlah) akan hari (yang ketika
itu) Dia berfirman: "Serulah olehmu sekalian sekutu-sekutu-Ku yang kamu katakan
itu". Mereka lalu memanggilnya tetapi sekutu-sekutu itu tidak membalas
seruan mereka dan Kami adakan untuk mereka tempat kebinasaan (neraka).
[Al-Kahf: 52]
13)
Menamai permintaan tersebut sebagai ibadah kepada yang
dimintai.
Dari An-Nu'man bin Basyir radhiyallahu
'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
الدُّعَاءُ
هُوَ الْعِبَادَةُ {وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ
الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِين} [غافر: 60] [سنن أبى داود: صححه
الألباني]
"Do'a itu adalah ibadah". {Dan Tuhanmu
berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.
Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku (berdoa
kepada-Ku) akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina"}
[Gaafir:60] [Sunan Abu Daud: Sahih]
14)
Yang dimintai mengingkari penyembahan tersebut.
Allah subhanahu wata'aalaa
berfirman:
{وَيَوْمَ يُنَادِيهِمْ
فَيَقُولُ أَيْنَ شُرَكَائِيَ الَّذِينَ كُنْتُمْ تَزْعُمُونَ (62) قَالَ
الَّذِينَ حَقَّ عَلَيْهِمُ الْقَوْلُ رَبَّنَا هَؤُلَاءِ الَّذِينَ أَغْوَيْنَا
أَغْوَيْنَاهُمْ كَمَا غَوَيْنَا تَبَرَّأْنَا إِلَيْكَ مَا كَانُوا إِيَّانَا
يَعْبُدُونَ (63) وَقِيلَ ادْعُوا شُرَكَاءَكُمْ فَدَعَوْهُمْ فَلَمْ
يَسْتَجِيبُوا لَهُمْ وَرَأَوُا الْعَذَابَ لَوْ أَنَّهُمْ كَانُوا يَهْتَدُونَ} [القصص: 62 - 64]
Dan
(ingatlah) hari (di waktu) Allah menyeru mereka, seraya berkata: "Di
manakah sekutu-sekutu-Ku yang dahulu kamu katakan?" Berkatalah orang-orang
yang telah tetap hukuman atas mereka; "Ya Tuhan kami, mereka inilah
orang-orang yang kami sesatkan itu; kami telah menyesatkan mereka sebagaimana
kami (sendiri) sesat, kami menyatakan berlepas diri (dari mereka) kepada
Engkau, mereka sekali-kali tidak menyembah kami". Dikatakan (kepada
mereka) "Serulah olehmu sekutu-sekutu kamu", lalu mereka menyerunya,
maka sekutu-sekutu itu tidak memperkenankan (seruan) mereka, dan mereka melihat
azab. (Mereka ketika itu berkeinginan) kiranya mereka dahulu menerima petunjuk. [Al-Qashash: 62-64]
{إِنْ تَدْعُوهُمْ لَا يَسْمَعُوا
دُعَاءَكُمْ وَلَوْ سَمِعُوا مَا اسْتَجَابُوا لَكُمْ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ
يَكْفُرُونَ بِشِرْكِكُمْ وَلَا يُنَبِّئُكَ مِثْلُ خَبِيرٍ} [فاطر: 14]
Jika kamu menyeru mereka, mereka tiada
mendengar seruanmu; dan kalau mereka mendengar, mereka tidak dapat
memperkenankan permintaanmu. Dan dihari kiamat mereka akan mengingkari
kemusyirikanmu dan tidak ada yang dapat memberi keterangan kepadamu sebagai
yang diberikan oleh Yang Maha Mengetahui. [Fathir: 14]
15)
Hal ini yang menyebabkan mereka menjadi manusia yang paling
sesat.
Yaitu:
a.
Meminta kepada yang tidak
mempu mengabulkan permintaan.
b.
Yang dimintai tidak
mendengarkan permintaan orang yang meminta kepadanya.
c.
Ketika yang dimintai dan
yang meminta dikumpulkan pada hari kiamat mereka menjadi saling bermusuhan.
d.
Yang dimintai mengingkari
penyembahan terhadap diri mereka.
Allah subhanahu wata'aalaa
berfirman:
{وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنِ اتَّبَعَ هَوَاهُ بِغَيْرِ
هُدًى مِنَ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِين} [القصص: 50]
Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang
yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah
sedikitpun. Sesung- guhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang
zalim. [Al-Qashash:50]
16)
Tafsir ayat: {Atau siapakah yang memperkenankan (doa)
orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan
kesusahan} [An-Naml: 62]
Tidak ada yang mengabulkan pemintaan
kecuali Allah ta’aalaa. Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{إِنَّ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِ
اللَّهِ عِبَادٌ أَمْثَالُكُمْ فَادْعُوهُمْ فَلْيَسْتَجِيبُوا لَكُمْ إِنْ
كُنْتُمْ صَادِقِينَ} [الأعراف: 194]
Sesungguhnya
berhala-berhala yang kamu seru selain Allah itu adalah makhluk (yang lemah)
yang serupa juga dengan kamu. Maka serulah berhala-berhala itu lalu biarkanlah
mereka mmperkenankan permintaanmu, jika kamu memang orang-orang yang benar. [Al-A’raaf: 194]
{لَهُ دَعْوَةُ الْحَقِّ وَالَّذِينَ
يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ لَا يَسْتَجِيبُونَ لَهُمْ بِشَيْءٍ إِلَّا كَبَاسِطِ
كَفَّيْهِ إِلَى الْمَاءِ لِيَبْلُغَ فَاهُ وَمَا هُوَ بِبَالِغِهِ وَمَا دُعَاءُ
الْكَافِرِينَ إِلَّا فِي ضَلَالٍ} [الرعد: 14]
Hanya
bagi Allah-lah (hak mengabulkan) doa yang benar. Dan berhala-berhala yang
mereka sembah selain Allah tidak dapat memperkenankan sesuatupun bagi mereka,
melainkan seperti orang yang membukakan kedua telapak tangannya ke dalam air
supaya sampai air ke mulutnya, padahal air itu tidak dapat sampai ke mulutnya.
Dan doa (ibadat) orang-orang kafir itu, hanyalah sia-sia belaka. [Ar-Ra’d: 14]
17)
Suatu yang mengherangkan yaitu pengakuan para penyembah
berhala bahwa tidak ada yang mengabulkan do’a orang yang ditimpa kesulitan
kecuali Allah. Oleh sebab itu mereka meminta kepada Allah ketika dalam
kesuliatn, mengikhlaskan do’a untuk Allah.
Allah subhanahu wata'aalaa
berfirman:
{قُلْ مَنْ يُنَجِّيكُمْ
مِنْ ظُلُمَاتِ الْبَرِّ وَالْبَحْرِ تَدْعُونَهُ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً لَئِنْ
أَنْجَانَا مِنْ هَذِهِ لَنَكُونَنَّ مِنَ الشَّاكِرِينَ (63) قُلِ اللَّهُ
يُنَجِّيكُمْ مِنْهَا وَمِنْ كُلِّ كَرْبٍ ثُمَّ أَنْتُمْ تُشْرِكُونَ} [الأنعام: 63، 64]
Katakanlah:
"Siapakah yang dapat menyelamatkan kamu dari bencana di darat dan di laut,
yang kamu berdoa kepada-Nya dengan rendah diri dengan suara yang lembut (dengan
mengatakan: "Sesungguhnya jika Dia menyelamatkan kami dari (bencana) ini,
tentulah kami menjadi orang-orang yang bersyukur"". Katakanlah:
"Allah menyelamatkan kamu dari bencana itu dan dari segala macam kesusahan,
kemudian kamu kembali mempersekutukan-Nya". [Al-An’am: 63-64]
{وَإِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فِي
الْبَحْرِ ضَلَّ مَنْ تَدْعُونَ إِلَّا إِيَّاهُ فَلَمَّا نَجَّاكُمْ إِلَى
الْبَرِّ أَعْرَضْتُمْ وَكَانَ الْإِنْسَانُ كَفُورًا} [الإسراء:
67]
Dan apabila kamu ditimpa bahaya di
lautan, niscaya hilanglah siapa yang kamu seru kecuali Dia, Maka tatkala Dia
menyelamatkan kamu ke daratan, kamu berpaling. Dan manusia itu adalah selalu
tidak berterima kasih. [Al-Isra’: 67]
18)
Penjagaan Al-Mushthafa shallallahu ‘alaihi wasallam
terhadap tauhid dan penghormatan kepada Allah.
Umar -radhiallahu 'anhu-
berkata di atas mimbar: Aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda:
لَا
تُطْرُونِي كَمَا أَطْرَتْ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ فَإِنَّمَا أَنَا عَبْدُه،
ُ فَقُولُوا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ
"Janganlah kalian melampaui batas dalam memujiku
(mengkultuskan) sebagaimana orang Nashrani mengkultuskan 'Isa bin Maryam.
Sesungguhnya aku hanyalah hamba-Nya, maka itu katakanlah 'abdullahu wa
rasuuluh (hamba Allah dan utusan-Nya"). [Shahih Bukhari]
Ø Hudzaifah bin Al-Yaman -radhiallahu 'anhuma-
berkata;
أَنَّ
رَجُلًا مِنَ الْمُسْلِمِينَ رَأَى فِي النَّوْمِ أَنَّهُ لَقِيَ رَجُلًا مِنْ
أَهْلِ الْكِتَابِ، فَقَالَ: نِعْمَ الْقَوْمُ أَنْتُمْ لَوْلَا أَنَّكُمْ
تُشْرِكُونَ، تَقُولُونَ: مَا شَاءَ اللَّهُ وَشَاءَ مُحَمَّدٌ، وَذَكَرَ ذَلِكَ
لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: " أَمَا وَاللَّهِ،
إِنْ كُنْتُ لَأَعْرِفُهَا لَكُمْ، قُولُوا: مَا شَاءَ اللَّهُ، ثُمَّ شَاءَ
مُحَمَّدٌ "
"Seorang laki-laki muslim bermimpi dalam tidurnya
bertemu dengan seorang Yahudi, yahudi tersebut berkata: "Sebaik-baik kaum
adalah kalian, jika kalian tidak berbuat syirik. Kalian mengatakan 'Apa yang
dikehendaki Allah dan yang dikehendaki Muhammad'."
Lalu hal itu disebutkan kepada Nabi shallallahu
'alaihi wasallam, beliau pun bersabda: "Demi Allah, aku lebih tahu
dari kalian, maka ucapkanlah 'Apa yang dikehendaki Allah kemudian
Muhammad'." [Sunan Ibnu Majah: Shahih]
Takhrij hadits riwayat Ath-Thabaraniy:
Disebutkan oleh Ibnu Katsir -rahimahullah- dalam kitab “Jami’ Al-Masanid wa
As-Sunan” (4/568) no.5780:
قال الطبرانى: حدثنا أحمد بن حماد بن
زُغْبَة المصرى، حدثنا سعيد ابن عُفَيْر، حدثنا ابن لهيعة،
عن الحارث بن يزيد، عن على بن رباح، عن عبادة، قال: قال أبو بكر: قوموا نستغيث
برسول الله - صلى الله عليه وسلم - من هذا المنافق، فقال رسول الله - صلى الله
عليه وسلم -: «إِنَّهُ لا يُسْتَغَاثُ بِي، إِنَّما يُسْتَغَاثُ بالله- عزَّ
وجَلَّ-» .
Ath-Thabaraniy berkata: Ahmad bin Hammad
bin Zugbah Al-Mashriy telah menceritakan kepada kami, ia berkata: Sa’id bin
‘Ufair telah bercerita kepada kami, ia berkata: Ibnu
Lahi'ah menceritakan kepada kami, dari Al-Harits bin Yazid, dari 'Ali
bin Rabah, dari 'Ubadah ia berkata: Abu Bakar berkata: Berdirilah
kalian, mari kita memohon pertolongan melalui Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam dari munafik ini!
Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Sesungguhnya tidak boleh memohon pertolongan
kepada diriku, akan tetapi memohon pertolongan hanya kepada Allah ‘azza wajalla."
Ø Disebutkan juga oleh Al-Haitsamiy
-rahimahullah- dalam “Majma’ Az-Wawaid” (10/159)
no.17276, ia berkata:
رَوَاهُ الطَّبَرَانِيُّ، وَرِجَالُهُ
رِجَالُ الصَّحِيحِ غَيْرَ ابْنِ لَهِيعَةَ، وَهُوَ حَسَنُ الْحَدِيثِ.
“Diriwayatkan oleh Ath-Thabaraniy, dan
semua perawinya adalah perawi Shahih selain Ibnu
Lahi’ah, dan ia seorang yang periwayatan haditsnya hasan”.
Sanad ini lemah,
dua cacat:
Pertama: Yang paling rajih dari derajat hadits Abdullah bin Lahi’ah[1]
adalah lemah kecuali jika yang
meriwayatkan darinya adalah Al-‘Abadilah. Dan hadits ini bukan dari mereka.
Kedua:
Sanad ini terputus, karena pada riwayat lain
disebutkan adanya perantara antara ‘Ali bin Rabah dan ‘Ubadah.
Diriwayatkan oleh imam Ahmad dalam “Al-Musnad”
(37/380) no.22706, ia berkata:
حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ دَاوُدَ،
حَدَّثَنَا ابْنُ لَهِيعَةَ، عَنِ الْحَارِثِ بْنِ
يَزِيدَ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ رَبَاحٍ، أَنَّ رَجُلًا سَمِعَ
عُبَادَةَ بْنَ الصَّامِتِ يَقُولُ: خَرَجَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ قُومُوا نَسْتَغِيثُ بِرَسُولِ
اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ هَذَا الْمُنَافِقِ، فَقَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَا يُقَامُ لِي، إِنَّمَا
يُقَامُ لِلَّهِ»
Telah menceritakan kepada kami Musa bin
Dawud, telah bercerita kepada kami Ibnu Lahi'ah,
dari Al-Harits bin Yazid, dari 'Ali bin Rabah, bahwa seseorang
mendengar 'Ubadah bin Ash Shamit berkata: Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam menemui kami, lalu Abu Bakar berkata: Berdirilah kalian,
mari kita memohon pertolongan melalui Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam dari munafik ini!
Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Tidak boleh berdiri (memohon pertolongan) untuk
diriku, melainkan untuk Allah."
Sanad ini juga lemah,
karena orang yang menjadi perantara antara Ali bin Rabah dan ‘Ubadah tidak
diketahui (mubham).
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Syarah Kitab tauhid bab (13); Diantara bentuk syirik, isti’adzah (minta perlindungan) kepada selain Allah
[1]
Lihat biografi " Ibnu Lahi'ah " dalam
kitab: Adh-Dhu'afaa' Ash-Shagiir karya Al-Bukhariy hal.69 , Adh-Dhu'afaa' karya
An-Nasa'iy hal.203 , Adh-Dhu'afaa' Al-Kabiir karya Al-'Uqaily 2/293,
Al-Majruhiin karya Ibnu Hibban 2/11, Al-Kaamil karya Ibnu 'Adiy 5/237,
Adh-Dhu'afaa' karya Ad-Daraquthniy 2/160, Tarikh Adh-Dhu'afaa karya Ibnu Syahin
hal.118 , Adh-Dhu'afaa' karya Ibnu Al-Jauziy 2/136, Al-Kaasyif karya
Adz-Dzahabiy 1/590.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...