Selasa, 30 Juni 2020

Penjelasan singkat kitab Ash-Shaum dari Sahih Bukhari; Bab (64) Puasa hari ‘Arafah

بسم الله الرحمن الرحيم
Imam Bukhari rahimahullah berkata:
بَابُ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ
“Bab: Puasa hari ‘Arafah”
Dalam bab ini, imam Bukhari menjelaskan tentang hukum berpuasa pada hari ‘Arafah dengan menyebutkan 2 hadits yang diriwayatkan oleh Ummu Al-Fadhl binti Al-Harits dan Maemunah radhiyallahu ‘anhuma yang menunjukkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tidak berpuasa pada hari ‘Arafah ketika beliau sedang wuquf.
Hadits pertama: Hadits Ummi Al-Fadhl binti Al-Harits radhiyallahu ‘anha, diriwayatkan melalui dua jalur sanad.
Imam Bukhari rahimahullah berkata:
1887 - حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ، حَدَّثَنَا يَحْيَى [بن سعيد القطان]، عَنْ مَالِكٍ، قَالَ: حَدَّثَنِي سَالِمٌ [أبو النضر]، قَالَ: حَدَّثَنِي عُمَيْرٌ مَوْلَى أُمِّ الفَضْلِ، أَنَّ أُمَّ الفَضْلِ حَدَّثَتْهُ (ح). وحَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ، أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنْ أَبِي النَّضْرِ مَوْلَى عُمَرَ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ، عَنْ عُمَيْرٍ مَوْلَى عَبْدِ اللَّهِ بْنِ العَبَّاسِ، عَنْ أُمِّ الفَضْلِ بِنْتِ الحَارِثِ: «أَنَّ نَاسًا تَمَارَوْا عِنْدَهَا يَوْمَ عَرَفَةَ فِي صَوْمِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ بَعْضُهُمْ: هُوَ صَائِمٌ، وَقَالَ بَعْضُهُمْ: لَيْسَ بِصَائِمٍ، فَأَرْسَلَتْ إِلَيْهِ بِقَدَحِ لَبَنٍ وَهُوَ وَاقِفٌ عَلَى بَعِيرِهِ، فَشَرِبَهُ»
1887 - Telah menceritakan kepada kami Musaddad, telah menceritakan kepada kami Yahya [bin Sa’id Al-Qathan], dari Malik berkata: Telah menceritakan kepada saya Salim [Abu An-Nadhr] berkata: Telah menceritakan kepada saya 'Umair maula Ummu Al-Fadhl, bahwa Ummu Al-Fadhl menceritakan kepadanya. (Hadits)
Dan telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Yusuf, telah mengabarkan kepada kami Malik, dari Abu An-Nadhr maula 'Umar bin 'Ubaidillah, dari 'Umair maula 'Abdullah bin 'Abbas, dari Ummu Al-Fadhl binti Al-Harits: Bahwa orang-orang memperdebatkan di sisinya pada hari 'Arafah tentang puasa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Sebagian dari mereka ada yang mengatakan Beliau berpuasa, sebagian yang lain mengatakan tidak. Lalu dia mengutus seseorang membawakan segelas susu ketika Beliau sedang wuquf di atas hewan tunggangan Beliau, maka Beliau meminumnya".
Hadits kedua: Hadits Maimunah radhiyallahu ‘anha, Imam Bukhari rahimahullah berkata:
1888 - حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سُلَيْمَانَ [المُقرئ]، حَدَّثَنَا [عبد الله] ابْنُ وَهْبٍ - أَوْ قُرِئَ عَلَيْهِ - قَالَ: أَخْبَرَنِي عَمْرٌو [بن الحارث]، عَنْ بُكَيْرٍ [بن عبد الله بن الأشج]، عَنْ كُرَيْبٍ [مولى ابن عباس]، عَنْ مَيْمُونَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا: «أَنَّ النَّاسَ شَكُّوا فِي صِيَامِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ عَرَفَةَ، فَأَرْسَلَتْ إِلَيْهِ بِحِلاَبٍ وَهُوَ وَاقِفٌ فِي المَوْقِفِ فَشَرِبَ مِنْهُ، وَالنَّاسُ يَنْظُرُونَ»
1888 - Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sulaiman [Al-Muqri’], telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahab -atau dibacakan kepadanya-, dia berkata: Telah mengabarkan kepada saya 'Amru [bin Al-Harits] dari Bukair [bin Abdillah bin Al-Asyaj], dari Kuraib [Maula Ibnu ‘Abbas], dari Maimunah radhiyallahu 'anha: Bahwa orang-orang ragu tentang puasa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pada hari 'Arafah, lalu ia mengirim susu kepada Beliau yang sedang wukuf di Arafah, maka Beliau meminumnya sementara orang-orang melihatnya.
Penjelasan singkat kedua hadits ini:
1.      Biografi Ummu Al-Fadhl binti Al-Harits radhiyallahu ‘anha.

Namanya: Lubabah binti Al-Harits bin Hazn Al-Hilaliyah radhiyallahu ‘anha, istri Al-‘Abbas bin Abdil Muthalib, ibu Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, dan saudari Maimunah istri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
Dikatakan bahwa ia wanita pertama masuk Islam setelah Khadijah radhiyallahu ‘anha. Ia wafat sebelum suaminya pada masa kekhilafaan Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu.
Meriwayatkan sekitar 30 hadits dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, 1 hadits disepakati oleh Imam Bukhari dan Muslim, 1 hadits hanya diriwayatkan oleh Imam Bukhari, dan 1 hadits hanya diriwayatkan oleh Imam Muslim.
Diantara keistimewaannya:
Dari Ibnu Abbas -radhiyallahu 'anhuma-; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
الْأَخَوَاتُ مُؤْمِنَاتٌ: مَيْمُونَةُ زَوْجُ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَأُخْتُهَا أُمُّ الْفَضْلِ بِنْتُ الْحَارِثِ، وَأُخْتُهَا سَلْمَى بِنْتُ الْحَارِثِ امْرَأَةُ حَمْزَةِ، وَأَسْمَاءُ بِنْتُ عُمَيْسٍ أُخْتُهُنَّ لِأُمِّهِنَّ
"(Empat) bersaudara yang beriman: Maimunah istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dan saudarinya yaitu Ummul Fadhl binti Al-Harits, dan saidarinya yaitu Salma binti Al-Harits istri Hamzah, dan Asmaa' binti 'Umais saudari seibu mereka". [Mustadrak Al-Hakim: Hasan]
2.      Biografi Maimunah radhiyallahu ‘anha.
Maimunah binti Al-Harits Al-Hilaliyah Al-‘Amiriyah istri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, dinikahi pada tahun 6 hijriyah. Ia wafat tahun 51 hijriyah.
Meriwayatkan sekitar 13 hadits dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, 7 hadits disepakati oleh Imam Bukhari dan Muslim, 1 hadits hanya diriwayatkan oleh Imam Bukhari, dan 4 hadits hanya diriwayatkan oleh Imam Muslim.
3.      Kapan hari ‘Arafah?
Hari ‘Arafah adalah hari kesembilan bulan Dzul Hijjah. Dan Sebagian ulama berpendapat bahwa hari ‘Arafah adalah hari ketika jama’ah haji wuquf di padang ‘Arafah.
4.      Kenapa dinamai ‘Arafah?
Ada beberapa pendapat mengenai sebab penamaan padang ‘Arafah:
a)       Karena Nabi Adam ‘alaihissalam dan istrinya Hawa bertemu di padang tersebut setelah diturunkan secara terpisah dari Surga dan keduanya saling mengelal (ta’arafah) di sana.
b)      Karena ketika Jibril ‘alaihissalam mengajarkan tata cara ibadah haji kepada Nabi Ibrahim ‘alaihissalam di padang tersebut, Jibril bertanya: Apakah engkau sudah mengerti? Nabi Ibrahim menjawab: Saya sudah mengerti (‘araftu).
c)       Karena jama’ah haji saling berkenalan (ta’arafah) di padang tersebut.
d)      Karena pada hari itu manusia mengakui (I’tarafah) dosa-dosa mereka dan mengharapkan ampunan dari Allah subhanahu wata’alaa.
e)      Kata ‘Arafah dari kata ‘Urf yang berarti bau wangi, karena senantiasa berbau wangi sekalipun dipenuhi banyak manusia dan dialiri oleh darah sembelihan. Atau karena daerah tersebut adalah daerah yang disucikan.
5.      Semangat Sahabat untuk meneladani Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
6.      Tidak dianjurkan (makruh) berpuasa pada hari ‘Arafah bagi yang sedang wuquf hari itu.
Abu Najih berkata: Ibnu Umar -radhiyallahu 'anhuma- ditanya tentang puasa Arafah di 'Arafah, dia menjawab:
«حَجَجْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمْ يَصُمْهُ، وَمَعَ أَبِي بَكْرٍ فَلَمْ يَصُمْهُ، وَمَعَ عُمَرَ فَلَمْ يَصُمْهُ، وَمَعَ عُثْمَانَ فَلَمْ يَصُمْهُ، وَأَنَا لَا أَصُومُهُ، وَلَا آمُرُ بِهِ، وَلَا أَنْهَى عَنْهُ» [سنن الترمذي: صحيح]
“Ssaya pernah melaksanakan haji bersama Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam dan beliau tidak puasa di Arafah, saya juga pernah haji bersama Abu Bakar beliau juga tidak puasa 'Arafah, pernah juga bersama Umar dan dia tidak berpuasa, demikian halnya bersama 'Utsman, beliau juga tidak berpuasa, dan saya tidak berpuasa juga tidak menyuruh orang lain untuk berpuasa dan tidak juga melarangnya. [Sunan Tirmidziy: Shahih]
Sebagian ulama menghukuminya haram karena ada hadits yang dengan jelas melarang, akan tetapi hadits tersebut lemah. Abu Hurairah -radhiyallahu 'anhu- berkata:
«أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ بِعَرَفَةَ» [سنن أبي داود: ضعيف]
Bahwa Rasulullah telah melarang berpuasa pada hari 'Arafah di 'Arafah. [Sunan Abi Daud: Lemah]
Ada juga yang berpendapat bahwa hukumnya dilihat dari kondisi setiap orang, jika puasanya tidak mengganggu semangatnya beribadah pada hari itu maka dibolehkan, namun jika membuat ia lemah dari beribadah atau bahkan membebani orang lain maka dilarang.
7.      Hikmah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tidak berpuasa pada hari ‘Arafah ketika wuquf?
Diantaranya:
1)      Agar tidak lemah untuk memperbanyak dzikir dan do’a pada hari itu.
2)      Karena hari itu bertepatan dengan hari Jum’at yang dimakruhkan berpuasa khusus.
3)      Karena hari ‘Arafah adalah hari raya bagi yang sedang wuquf.
Dari 'Uqbah bin 'Amir radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«يَوْمُ عَرَفَةَ، وَيَوْمُ النَّحْرِ، وَأَيَّامُ التَّشْرِيقِ عِيدُنَا أَهْلَ الْإِسْلَامِ، وَهِيَ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ» [سنن أبي داود: صحيح]
“Hari 'Arafah, hari kurban, dan hari-hari tasyriq adalah hari raya umat Islam, hari itu adalah hari untuk makan dan minum”. [Sunan Abu Daud: Sahih]
8.      Disunnahkan berpuasa pada hari ‘Arafah bagi yang tidak wuquf hari itu.
Dari Abu Qatadah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ، أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ، وَالسَّنَةَ الَّتِي بَعْدَهُ [صحيح مسلم]
"Puasa di hari 'arafah, aku berharap kepada Allah akan menghapuskan dosa setahun sebelumnya dan setahun setelahnya”. [Sahih Muslim]
Dan perselisihan sahabat dalam hadits ini tetang Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sedang puasa atau tidak memberi isyarat bahwa beliau sering berpuasa ‘Arafah ketika sedang tidak wuquf.
9.      Keistimewaan lain hari ‘Arafah.
Diantaranya:
a)      Hari yang "disaksikan".
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{وَشَاهِدٍ وَمَشْهُودٍ} [البروج: 3]
Dan demi hari yang "menyaksikan" dan yang "disaksikan". [Al-Buruuj:3]
Dalam ayat ini Allah bersumpah demi hari 'Arafah. Sebagaimana diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
اليَوْمُ المَوْعُودُ يَوْمُ القِيَامَةِ، وَاليَوْمُ المَشْهُودُ يَوْمُ عَرَفَةَ، وَالشَّاهِدُ يَوْمُ الجُمُعَةِ [سنن الترمذي: حسنه الألباني]
“Hari yang "dijanjikan" adalah hari kiamat, dan hari yang "disaksikan" adalah hari ‘Arafah, dan hari yang "menyaksikan" adalah hari Jum'at”. [Sunan Tirmidzi: Hasan]
b)      Hari disempurnakannya agama Islam.
Seorang Yahudi berkata kepada Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu: Wahai Amirul Mu'minin, ada satu ayat dalam kitab yang kalian baca seandainya turun kepada kami kaum Yahudi maka kami akan menjadikan hari turunnya sebagai hari raya!
Umar radhiyallahu 'anhu bertanya: Ayat apa itu?
Si Yahudi menjawab:
{اليَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ دِينًا} [المائدة: 3]
Pada hari Ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. [Al-Maidah:3]
Umar berkata:
«قَدْ عَرَفْنَا ذَلِكَ اليَوْمَ، وَالمَكَانَ الَّذِي نَزَلَتْ فِيهِ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَهُوَ قَائِمٌ بِعَرَفَةَ يَوْمَ جُمُعَةٍ» [صحيح البخاري ومسلم]
“Kami sudah tahu hari itu dan tempat dimana turun kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam saat ia berdiri di padang Arafah pada hari Jum'at”. [Sahih Bukhari dan Muslim]
c)       Wuquf di ‘Arafah adalah salah satu rukun penting dalam ibadah haji.
Abdur Rahman bin Ya'mar radhiyallahu 'anhu berkata; Saya menyaksikan Rasulullah didatangi manusia kemudian bertanya kepadanya mengenai haji, lalu Rasulullah bersabda:
«الْحَجُّ عَرَفَةُ، فَمَنْ أَدْرَكَ لَيْلَةَ عَرَفَةَ قَبْلَ طُلُوعِ الْفَجْرِ مِنْ لَيْلَةِ جَمْعٍ، فَقَدْ تَمَّ حَجُّهُ» [سنن النسائي: صحيح]
"Inti Haji adalah wukuf di Arafah, barangsiapa yang mendapatkan malam Arafah sebelum terbit fajar dari malam jam' (waktu sore pada hari Arafah maka hajinya telah sempurna." [Sunan An-Nasa’iy: Shahih]
d)      Allah membanggakan orang yang wuquf di ‘Arafah.
Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata; Rasulullah bersabda:
" إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يُبَاهِي الْمَلَائِكَةَ بِأَهْلِ عَرَفَاتٍ، يَقُولُ: انْظُرُوا إِلَى عِبَادِي شُعْثًا غُبْرًا " [مسند أحمد: صحيح]
"Sesungguhnya Allah 'Azza wa Jalla berbangga diri kepada malaikat akan orang-orang yang (berhaji) di padang 'arafah seraya berfirman: 'lihatlah para hamba-Ku, rambut mereka kumal lagi berdebu. '" [Musnad Ahmad: Shahih]
e)      Pembebasan dari neraka.
Dari Aisyah radhiyallahu 'anha; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
" مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللهُ فِيهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ، مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ، وَإِنَّهُ لَيَدْنُو، ثُمَّ يُبَاهِي بِهِمِ الْمَلَائِكَةَ، فَيَقُولُ: مَا أَرَادَ هَؤُلَاءِ؟ " [صحيح مسلم]
“Tidak ada suatu hari yang paling banyak Allah membebasakan seorang hamba dari neraka dari hari Arafah, dan sesungguhnya Allah akan mendekat (turun) pada hari itu dan membanggakan mereka di hadapan para malaikat dan berkata: "Apa yang mereka inginkan?" [Sahih Muslim]
f)        Do'a paling baik di hari Arafah.
Dari Abdullah bin 'Amr bin Al-'Ash radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
" خَيْرُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ، وَخَيْرُ مَا قُلْتُ أَنَا وَالنَّبِيُّونَ مِنْ قَبْلِي: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ "
Doa paling baik adalah do'a di hari Arafah, dan yang paling baik diucapkan oleh aku dan para Nabi sebelumku adalah: "Tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah semata, tiada sekutu baginya, miliknyalah kekuasaan dan pujian, dan Dia-lah yang maha kuasa atas segala sesuatu". [Sunan Tirmidzi: Hasan]
g)      Disunnahkan mandi pada hari ‘Arafah.
Seorang bertanya kepada Ali radhiyallahu 'anhu tentang mandi, maka ia menjawab:
«اغْتَسِلْ كُلَّ يَوْمٍ إِنْ شِئْتَ»
"Mandilah setiap hari jika engkau mau"
Orang itu berkata: Yang saya tanyakan tentang mandi yang sebenar-benarnya mandi (mandi sunnah)!
Ali menjawab:
«يَوْمُ الْجُمُعَةِ، وَيَوْمُ عَرَفَةَ، وَيَوْمُ النَّحْرِ، وَيَوْمُ الْفِطْرِ» [مسند الشافعي: صحيح]
"Mandi pada hari Jum'at, hari 'Arafah, idul Adhaa, dan idul Fitri". [Musnad Asy-Syafi'iy: Sahih]
10.  Menjelaskan dengan perbuatan lebih cepat dipahami.
11.  Boleh makan dan minum di atas kendaraan.
Wallahu a’lam!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...