بسم
الله الرحمن الرحيم
Imam Bukhari rahimahullah berkata:
بَابُ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ
“Bab: Puasa hari ‘Arafah”
Dalam bab ini, imam Bukhari menjelaskan tentang hukum berpuasa
pada hari ‘Arafah dengan menyebutkan 2 hadits yang diriwayatkan oleh Ummu
Al-Fadhl binti Al-Harits dan Maemunah radhiyallahu ‘anhuma yang
menunjukkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tidak berpuasa pada
hari ‘Arafah ketika beliau sedang wuquf.
Hadits pertama: Hadits Ummi
Al-Fadhl binti Al-Harits radhiyallahu ‘anha, diriwayatkan melalui
dua jalur sanad.
Imam
Bukhari rahimahullah berkata:
1887 - حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ، حَدَّثَنَا يَحْيَى [بن سعيد القطان]، عَنْ مَالِكٍ،
قَالَ: حَدَّثَنِي سَالِمٌ [أبو النضر]، قَالَ: حَدَّثَنِي عُمَيْرٌ مَوْلَى أُمِّ
الفَضْلِ، أَنَّ أُمَّ الفَضْلِ حَدَّثَتْهُ (ح). وحَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ
يُوسُفَ، أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنْ أَبِي النَّضْرِ مَوْلَى عُمَرَ بْنِ عُبَيْدِ
اللَّهِ، عَنْ عُمَيْرٍ مَوْلَى عَبْدِ اللَّهِ بْنِ العَبَّاسِ، عَنْ أُمِّ
الفَضْلِ بِنْتِ الحَارِثِ: «أَنَّ
نَاسًا تَمَارَوْا عِنْدَهَا يَوْمَ عَرَفَةَ فِي صَوْمِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ بَعْضُهُمْ: هُوَ صَائِمٌ، وَقَالَ بَعْضُهُمْ:
لَيْسَ بِصَائِمٍ، فَأَرْسَلَتْ إِلَيْهِ بِقَدَحِ لَبَنٍ وَهُوَ وَاقِفٌ عَلَى
بَعِيرِهِ، فَشَرِبَهُ»
1887 - Telah menceritakan kepada kami Musaddad, telah menceritakan kepada kami Yahya [bin Sa’id Al-Qathan], dari Malik
berkata: Telah menceritakan kepada saya Salim [Abu An-Nadhr] berkata: Telah
menceritakan kepada saya 'Umair maula Ummu Al-Fadhl, bahwa Ummu Al-Fadhl
menceritakan kepadanya. (Hadits)
Dan telah menceritakan kepada kami
'Abdullah bin Yusuf, telah mengabarkan kepada kami Malik, dari Abu An-Nadhr
maula 'Umar bin 'Ubaidillah, dari 'Umair maula 'Abdullah bin 'Abbas, dari Ummu
Al-Fadhl binti Al-Harits: Bahwa orang-orang memperdebatkan di sisinya pada
hari 'Arafah tentang puasa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Sebagian
dari mereka ada yang mengatakan Beliau berpuasa, sebagian yang lain mengatakan
tidak. Lalu dia mengutus seseorang membawakan segelas susu ketika Beliau sedang
wuquf di atas hewan tunggangan Beliau, maka Beliau meminumnya".
Hadits kedua: Hadits
Maimunah radhiyallahu ‘anha, Imam Bukhari rahimahullah berkata:
1888 -
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سُلَيْمَانَ [المُقرئ]، حَدَّثَنَا [عبد الله] ابْنُ
وَهْبٍ - أَوْ قُرِئَ عَلَيْهِ - قَالَ: أَخْبَرَنِي عَمْرٌو [بن الحارث]، عَنْ
بُكَيْرٍ [بن عبد الله بن الأشج]، عَنْ كُرَيْبٍ [مولى ابن عباس]، عَنْ
مَيْمُونَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا: «أَنَّ النَّاسَ شَكُّوا فِي صِيَامِ
النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ عَرَفَةَ، فَأَرْسَلَتْ إِلَيْهِ بِحِلاَبٍ
وَهُوَ وَاقِفٌ فِي المَوْقِفِ فَشَرِبَ مِنْهُ، وَالنَّاسُ يَنْظُرُونَ»
1888 - Telah menceritakan kepada kami Yahya bin
Sulaiman [Al-Muqri’], telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahab -atau dibacakan
kepadanya-, dia berkata: Telah mengabarkan kepada saya 'Amru [bin Al-Harits]
dari Bukair [bin Abdillah bin Al-Asyaj], dari Kuraib [Maula Ibnu ‘Abbas], dari Maimunah
radhiyallahu 'anha: Bahwa orang-orang ragu tentang puasa Nabi shallallahu
'alaihi wasallam pada hari 'Arafah, lalu ia mengirim susu kepada Beliau
yang sedang wukuf di Arafah, maka Beliau meminumnya sementara orang-orang
melihatnya.
Penjelasan
singkat kedua hadits ini:
1.
Biografi
Ummu Al-Fadhl binti Al-Harits radhiyallahu ‘anha.
Namanya:
Lubabah binti Al-Harits bin Hazn Al-Hilaliyah radhiyallahu ‘anha, istri
Al-‘Abbas bin Abdil Muthalib, ibu Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma,
dan saudari Maimunah istri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
Dikatakan
bahwa ia wanita pertama masuk Islam setelah Khadijah radhiyallahu ‘anha.
Ia wafat sebelum suaminya pada masa kekhilafaan Utsman bin ‘Affan radhiyallahu
‘anhu.
Meriwayatkan
sekitar 30 hadits dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, 1 hadits
disepakati oleh Imam Bukhari dan Muslim, 1 hadits hanya diriwayatkan oleh Imam
Bukhari, dan 1 hadits hanya diriwayatkan oleh Imam Muslim.
Diantara
keistimewaannya:
Dari Ibnu
Abbas -radhiyallahu 'anhuma-; Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda:
الْأَخَوَاتُ
مُؤْمِنَاتٌ: مَيْمُونَةُ زَوْجُ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ،
وَأُخْتُهَا أُمُّ الْفَضْلِ بِنْتُ الْحَارِثِ، وَأُخْتُهَا سَلْمَى بِنْتُ
الْحَارِثِ امْرَأَةُ حَمْزَةِ، وَأَسْمَاءُ بِنْتُ عُمَيْسٍ أُخْتُهُنَّ
لِأُمِّهِنَّ
"(Empat)
bersaudara yang beriman: Maimunah istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam,
dan saudarinya yaitu Ummul Fadhl binti Al-Harits, dan saidarinya yaitu Salma
binti Al-Harits istri Hamzah, dan Asmaa' binti 'Umais saudari seibu
mereka". [Mustadrak Al-Hakim: Hasan]
2.
Biografi
Maimunah radhiyallahu ‘anha.
Maimunah
binti Al-Harits Al-Hilaliyah Al-‘Amiriyah istri Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam, dinikahi pada tahun 6 hijriyah. Ia wafat tahun 51 hijriyah.
Meriwayatkan
sekitar 13 hadits dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, 7 hadits
disepakati oleh Imam Bukhari dan Muslim, 1 hadits hanya diriwayatkan oleh Imam
Bukhari, dan 4 hadits hanya diriwayatkan oleh Imam Muslim.
3.
Kapan
hari ‘Arafah?
Hari
‘Arafah adalah hari kesembilan bulan Dzul Hijjah. Dan Sebagian ulama
berpendapat bahwa hari ‘Arafah adalah hari ketika jama’ah haji wuquf di padang
‘Arafah.
4.
Kenapa
dinamai ‘Arafah?
Ada
beberapa pendapat mengenai sebab penamaan padang ‘Arafah:
a)
Karena Nabi Adam ‘alaihissalam dan istrinya Hawa bertemu di
padang tersebut setelah diturunkan secara terpisah dari Surga dan keduanya
saling mengelal (ta’arafah) di sana.
b)
Karena ketika Jibril ‘alaihissalam mengajarkan tata cara ibadah
haji kepada Nabi Ibrahim ‘alaihissalam di padang tersebut, Jibril bertanya:
Apakah engkau sudah mengerti? Nabi Ibrahim menjawab: Saya sudah mengerti
(‘araftu).
c)
Karena jama’ah haji saling berkenalan (ta’arafah) di padang tersebut.
d)
Karena pada hari itu manusia mengakui (I’tarafah) dosa-dosa mereka dan
mengharapkan ampunan dari Allah subhanahu wata’alaa.
e)
Kata ‘Arafah dari kata ‘Urf yang berarti bau wangi, karena senantiasa
berbau wangi sekalipun dipenuhi banyak manusia dan dialiri oleh darah
sembelihan. Atau karena daerah tersebut adalah daerah yang disucikan.
5. Semangat Sahabat untuk meneladani Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam.
6.
Tidak
dianjurkan (makruh) berpuasa pada hari ‘Arafah bagi yang sedang wuquf hari itu.
Abu
Najih berkata: Ibnu Umar -radhiyallahu 'anhuma- ditanya tentang
puasa Arafah di 'Arafah, dia menjawab:
«حَجَجْتُ
مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمْ يَصُمْهُ، وَمَعَ أَبِي
بَكْرٍ فَلَمْ يَصُمْهُ، وَمَعَ عُمَرَ فَلَمْ يَصُمْهُ، وَمَعَ عُثْمَانَ فَلَمْ
يَصُمْهُ، وَأَنَا لَا أَصُومُهُ، وَلَا آمُرُ بِهِ، وَلَا أَنْهَى عَنْهُ» [سنن الترمذي: صحيح]
“Ssaya
pernah melaksanakan haji bersama Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam dan beliau
tidak puasa di Arafah, saya juga pernah haji bersama Abu Bakar beliau juga
tidak puasa 'Arafah, pernah juga bersama Umar dan dia tidak berpuasa, demikian
halnya bersama 'Utsman, beliau juga tidak berpuasa, dan saya tidak berpuasa
juga tidak menyuruh orang lain untuk berpuasa dan tidak juga melarangnya.
[Sunan Tirmidziy: Shahih]
Sebagian
ulama menghukuminya haram karena ada hadits yang dengan jelas melarang, akan
tetapi hadits tersebut lemah. Abu
Hurairah -radhiyallahu 'anhu- berkata:
«أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ بِعَرَفَةَ» [سنن أبي داود: ضعيف]
Bahwa Rasulullah ﷺ
telah melarang berpuasa pada hari 'Arafah di 'Arafah. [Sunan Abi Daud: Lemah]
Ada juga yang berpendapat bahwa hukumnya
dilihat dari kondisi setiap orang, jika puasanya tidak mengganggu semangatnya
beribadah pada hari itu maka dibolehkan, namun jika membuat ia lemah dari
beribadah atau bahkan membebani orang lain maka dilarang.
7.
Hikmah
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tidak berpuasa pada hari ‘Arafah
ketika wuquf?
Diantaranya:
1) Agar
tidak lemah untuk memperbanyak dzikir dan do’a pada hari itu.
2) Karena
hari itu bertepatan dengan hari Jum’at yang dimakruhkan berpuasa khusus.
3) Karena
hari ‘Arafah adalah hari raya bagi yang sedang wuquf.
Dari 'Uqbah
bin 'Amir radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda:
«يَوْمُ عَرَفَةَ، وَيَوْمُ النَّحْرِ،
وَأَيَّامُ التَّشْرِيقِ عِيدُنَا أَهْلَ الْإِسْلَامِ، وَهِيَ أَيَّامُ أَكْلٍ
وَشُرْبٍ» [سنن أبي داود: صحيح]
“Hari
'Arafah, hari kurban, dan hari-hari tasyriq adalah hari raya umat Islam, hari
itu adalah hari untuk makan dan minum”. [Sunan Abu Daud: Sahih]
8.
Disunnahkan
berpuasa pada hari ‘Arafah bagi yang tidak wuquf hari itu.
Dari Abu
Qatadah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda:
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ، أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ
يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ، وَالسَّنَةَ الَّتِي بَعْدَهُ [صحيح مسلم]
"Puasa di hari 'arafah, aku berharap kepada Allah akan menghapuskan dosa
setahun sebelumnya dan setahun setelahnya”. [Sahih Muslim]
Dan perselisihan
sahabat dalam hadits ini tetang Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sedang
puasa atau tidak memberi isyarat bahwa beliau sering berpuasa ‘Arafah ketika
sedang tidak wuquf.
9.
Keistimewaan
lain hari ‘Arafah.
Diantaranya:
a) Hari yang
"disaksikan".
Allah
subhanahu wata'ala berfirman:
{وَشَاهِدٍ وَمَشْهُودٍ} [البروج: 3]
Dan
demi hari yang "menyaksikan" dan yang "disaksikan". [Al-Buruuj:3]
Dalam
ayat ini Allah bersumpah demi hari 'Arafah. Sebagaimana diriwayatkan dari Abu
Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda:
اليَوْمُ المَوْعُودُ يَوْمُ القِيَامَةِ، وَاليَوْمُ
المَشْهُودُ يَوْمُ عَرَفَةَ، وَالشَّاهِدُ يَوْمُ الجُمُعَةِ [سنن
الترمذي: حسنه الألباني]
“Hari
yang "dijanjikan" adalah hari kiamat, dan hari yang
"disaksikan" adalah hari ‘Arafah, dan hari yang
"menyaksikan" adalah hari Jum'at”. [Sunan Tirmidzi: Hasan]
b) Hari
disempurnakannya agama Islam.
Seorang
Yahudi berkata kepada Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu: Wahai
Amirul Mu'minin, ada satu ayat dalam kitab yang kalian baca seandainya turun
kepada kami kaum Yahudi maka kami akan menjadikan hari turunnya sebagai hari
raya!
Umar radhiyallahu
'anhu bertanya: Ayat apa itu?
Si
Yahudi menjawab:
{اليَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ
وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ دِينًا} [المائدة:
3]
Pada
hari Ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu
nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. [Al-Maidah:3]
Umar
berkata:
«قَدْ عَرَفْنَا ذَلِكَ اليَوْمَ،
وَالمَكَانَ الَّذِي نَزَلَتْ فِيهِ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ، وَهُوَ قَائِمٌ بِعَرَفَةَ يَوْمَ جُمُعَةٍ» [صحيح البخاري ومسلم]
“Kami
sudah tahu hari itu dan tempat dimana turun kepada Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam saat ia berdiri di padang Arafah pada hari Jum'at”. [Sahih Bukhari
dan Muslim]
c) Wuquf di
‘Arafah adalah salah satu rukun penting dalam ibadah haji.
Abdur
Rahman bin Ya'mar radhiyallahu
'anhu berkata; Saya menyaksikan Rasulullah ﷺ
didatangi manusia kemudian bertanya kepadanya mengenai haji, lalu Rasulullah ﷺ bersabda:
«الْحَجُّ
عَرَفَةُ، فَمَنْ أَدْرَكَ لَيْلَةَ عَرَفَةَ قَبْلَ طُلُوعِ الْفَجْرِ مِنْ
لَيْلَةِ جَمْعٍ، فَقَدْ تَمَّ حَجُّهُ» [سنن النسائي: صحيح]
"Inti
Haji adalah wukuf di Arafah, barangsiapa yang mendapatkan malam Arafah sebelum
terbit fajar dari malam jam' (waktu sore pada hari Arafah maka hajinya telah
sempurna." [Sunan An-Nasa’iy: Shahih]
d) Allah
membanggakan orang yang wuquf di ‘Arafah.
Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata; Rasulullah ﷺ bersabda:
" إِنَّ اللَّهَ
عَزَّ وَجَلَّ يُبَاهِي الْمَلَائِكَةَ بِأَهْلِ عَرَفَاتٍ، يَقُولُ: انْظُرُوا
إِلَى عِبَادِي شُعْثًا غُبْرًا " [مسند أحمد:
صحيح]
"Sesungguhnya Allah 'Azza wa Jalla
berbangga diri kepada malaikat akan orang-orang yang (berhaji) di padang
'arafah seraya berfirman: 'lihatlah para hamba-Ku, rambut mereka kumal lagi
berdebu. '" [Musnad Ahmad: Shahih]
e) Pembebasan
dari neraka.
Dari Aisyah
radhiyallahu 'anha; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda:
" مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ
يُعْتِقَ اللهُ فِيهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ، مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ، وَإِنَّهُ
لَيَدْنُو، ثُمَّ يُبَاهِي بِهِمِ الْمَلَائِكَةَ، فَيَقُولُ: مَا أَرَادَ
هَؤُلَاءِ؟ " [صحيح مسلم]
“Tidak
ada suatu hari yang paling banyak Allah membebasakan seorang hamba dari neraka
dari hari Arafah, dan sesungguhnya Allah akan mendekat (turun) pada hari itu
dan membanggakan mereka di hadapan para malaikat dan berkata: "Apa yang
mereka inginkan?" [Sahih Muslim]
f)
Do'a paling baik di hari Arafah.
Dari Abdullah
bin 'Amr bin Al-'Ash radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
" خَيْرُ
الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ، وَخَيْرُ مَا قُلْتُ أَنَا وَالنَّبِيُّونَ
مِنْ قَبْلِي: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ
المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ "
Doa
paling baik adalah do'a di hari Arafah, dan yang paling baik diucapkan oleh aku
dan para Nabi sebelumku adalah: "Tiada tuhan yang berhak disembah
selain Allah semata, tiada sekutu baginya, miliknyalah kekuasaan dan pujian,
dan Dia-lah yang maha kuasa atas segala sesuatu". [Sunan Tirmidzi:
Hasan]
g) Disunnahkan
mandi pada hari ‘Arafah.
Seorang
bertanya kepada Ali radhiyallahu 'anhu tentang mandi, maka ia
menjawab:
«اغْتَسِلْ
كُلَّ يَوْمٍ إِنْ شِئْتَ»
"Mandilah setiap
hari jika engkau mau"
Orang
itu berkata: Yang saya tanyakan tentang mandi yang sebenar-benarnya mandi
(mandi sunnah)!
Ali
menjawab:
«يَوْمُ
الْجُمُعَةِ، وَيَوْمُ عَرَفَةَ، وَيَوْمُ النَّحْرِ، وَيَوْمُ الْفِطْرِ» [مسند الشافعي: صحيح]
"Mandi pada hari
Jum'at, hari 'Arafah, idul Adhaa, dan idul Fitri". [Musnad Asy-Syafi'iy:
Sahih]
10. Menjelaskan dengan perbuatan lebih cepat dipahami.
11. Boleh makan dan minum di atas kendaraan.
Lihat: Adab makan
dan minum dalam Islam
Wallahu a’lam!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...