بسم الله الرحمن الرحيم
Keutamaan bertamu
a.
Mendapatkan
cinta Allah subhanahu wata'aalaa.
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:
"
أَنَّ رَجُلًا زَارَ أَخًا لَهُ فِي قَرْيَةٍ أُخْرَى، فَأَرْصَدَ اللهُ لَهُ،
عَلَى مَدْرَجَتِهِ، مَلَكًا فَلَمَّا أَتَى عَلَيْهِ، قَالَ: أَيْنَ تُرِيدُ؟
قَالَ: أُرِيدُ أَخًا لِي فِي هَذِهِ الْقَرْيَةِ، قَالَ: هَلْ لَكَ عَلَيْهِ مِنْ
نِعْمَةٍ تَرُبُّهَا؟ قَالَ: لَا، غَيْرَ أَنِّي أَحْبَبْتُهُ فِي اللهِ عَزَّ
وَجَلَّ، قَالَ: فَإِنِّي رَسُولُ اللهِ إِلَيْكَ، بِأَنَّ اللهَ قَدْ أَحَبَّكَ
كَمَا أَحْبَبْتَهُ فِيهِ " [صحيح مسلم]
"Pada suatu
ketika ada seorang lelaki yang mengunjungi saudaranya di desa lain. Kemudian
Allah mengutus malaikat untuk menemui orang tersebut di tengah perjalanannya,
maka ketika malaikat tersebut mendatanginya, malaikat bertanya: "Hendak
pergi ke mana kamu?" Orang itu menjawab: "Saya akan menjenguk saudara
saya yang berada di desa ini". Malaikat itu terus bertanya kepadanya:
"Apakah kamu mempunyai satu perkara yang menguntungkan dengannya?"
Laki-laki itu menjawab: "Tidak, saya hanya mencintainya karena Allah 'azza
wa jalla." Akhirnya malaikat itu berkata: "Sesungguhnya aku ini
adalah malaikat utusan Allah yang diutus untuk memberitahukan kepadamu
bahwasanya Allah akan senantiasa mencintaimu sebagaimana kamu mencintai
saudaramu karena Allah". [Sahih Muslim]
Ø Dari 'Ubadah bin Ash
Shamit radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:
"
حَقَّتْ مَحَبَّتِي لِلْمُتَحَابِّينَ فِيَّ، وَحَقَتْ مَحَبَّتِي للمتزاورينَ فيّ
، وَحَقَّتْ مَحَبَّتي لِلْمُتَبَاذِلِينَ فِيَّ ، وَحَقَّتْ مَحَبَّتِي
لِلْمُتَصَافِينَ فِيَّ الْمُتَوَاصِلِينَ " [مسند أحمد: صحيح]
"Wajiblah cintaKu
untuk orang-orang yang saling mencintai karena Aku, bagi orang-orang yang
berkorban karena Aku, bagi orang-orang yang saling berteman dan menyambung
sillalurrahim (saling mengunjungi)." [Musnad Ahmad: Sahih]
b.
Mendapatkan
tempat di surga
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu 'anhu: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:
«مَنْ
عَادَ مَرِيضًا أَوْ زَارَ أَخًا لَهُ فِي اللَّهِ نَادَاهُ مُنَادٍ أَنْ طِبْتَ
وَطَابَ مَمْشَاكَ وَتَبَوَّأْتَ مِنَ الجَنَّةِ مَنْزِلًا» [سنن الترمذي: حسن]
"Barangsiapa yang
menjenguk orang sakit atau mengunjungi saudaranya semata-mata karena Allah,
maka seorang penyeru akan menyeru: Engkau telah berbuat baik dan berjalanmu pun
baik serta engkau telah memesan sebuah tempat di surga." [Sunan Tirmidziy:
Hasan]
Ø Dari Anas bin Malik
radhiyallahu 'anhu: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:
«أَلَا
أُخْبِرُكُمْ بِرِجَالِكُمْ فِي الْجَنَّةِ؟» قُلْنَا: بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ.
قَالَ: «النَّبِيُّ فِي الْجَنَّةِ، وَالصِّدِّيقُ فِي الْجَنَّةِ، وَالشَّهِيدُ
فِي الْجَنَّةِ، وَالْمَوْلُودُ فِي الْجَنَّةِ، وَالرَّجُلُ يَزُورُ أَخَاهُ فِي
نَاحِيَةِ الْمِصْرِ، لَا يَزُورُهُ إِلَّا لِلَّهِ فِي الْجَنَّةِ» [المعجم الأوسط: حسنه الألباني]
Maukah
kalian kuberi tahu tentang lelaki dari kalian penghuni surga?
Kami
menjawab: Tentu, wahai Rasulullah!
Beliau
bersabda: Nabi di surga, Shiddiq di surga, Syahid di surga, yang wafat ketika
lahir di surga, dan seorang yang menziarahi sahabatnya di tepi kota ia tidak
menziarahinya kecuali karena Allah juga di surga." [Al-Mu'jam Al-Ausath
karya Ath-Thabaraniy: Hasan]
Adab-adab bertamu:
1)
Memilih
waktu yang tepat untuk bertamu.
Allah subhanahu wa ta'aalaa
berfirman:
{يَاأَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا لِيَسْتَأْذِنْكُمُ الَّذِينَ مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ
وَالَّذِينَ لَمْ يَبْلُغُوا الْحُلُمَ مِنْكُمْ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ مِنْ قَبْلِ
صَلَاةِ الْفَجْرِ وَحِينَ تَضَعُونَ ثِيَابَكُمْ مِنَ الظَّهِيرَةِ وَمِنْ بَعْدِ
صَلَاةِ الْعِشَاءِ ثَلَاثُ عَوْرَاتٍ لَكُمْ لَيْسَ عَلَيْكُمْ وَلَا عَلَيْهِمْ
جُنَاحٌ بَعْدَهُنَّ طَوَّافُونَ عَلَيْكُمْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَعْضٍ كَذَلِكَ
يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمُ الْآيَاتِ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ} [النور: 58]
Hai
orang-orang yang beriman, hendaklah budak-budak (lelaki dan wanita) yang kamu
miliki, dan orang-orang yang belum balig di antara kamu, meminta izin kepada
kamu tiga kali (dalam satu hari) yaitu: sebelum sembahyang subuh, ketika kamu
menanggalkan pakaian (luar)mu di tengah hari dan sesudah sembahyang Isya'.
(Itulah) tiga aurat bagi kamu. Tidak ada dosa atasmu dan tidak (pula) atas
mereka selain dari (tiga waktu) itu. Mereka melayani kamu, sebahagian kamu (ada
keperluan) kepada sebahagian (yang lain). Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat
bagi kamu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. [An-Nuur: 58]
2)
Meminta
izin sebelum masuk rumah.
Allah subhanahu wa ta'aalaa
berfirman:
{يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَدْخُلُوا بُيُوتَ النَّبِيِّ إِلَّا أَنْ
يُؤْذَنَ لَكُمْ إِلَى طَعَامٍ غَيْرَ نَاظِرِينَ إِنَاهُ وَلَكِنْ إِذَا
دُعِيتُمْ فَادْخُلُوا فَإِذَا طَعِمْتُمْ فَانْتَشِرُوا وَلَا مُسْتَأْنِسِينَ
لِحَدِيثٍ إِنَّ ذَلِكُمْ كَانَ يُؤْذِي النَّبِيَّ فَيَسْتَحْيِي مِنْكُمْ
وَاللَّهُ لَا يَسْتَحْيِي مِنَ الْحَقِّ} [الأحزاب: 53]
Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah-rumah Nabi kecuali bila
kamu diizinkan untuk makan dengan tidak menunggu-nunggu waktu masak
(makanannya), tetapi jika kamu diundang maka masuklah dan bila kamu selesai
makan, keluarlah kamu tanpa asyik memperpanjang percakapan. Sesungguhnya yang
demikian itu akan mengganggu Nabi lalu Nabi malu kepadamu (untuk menyuruh kamu
keluar), dan Allah tidak malu (menerangkan) yang benar. [Al-Ahzaab:53]
{يَاأَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَدْخُلُوا بُيُوتًا غَيْرَ بُيُوتِكُمْ حَتَّى تَسْتَأْنِسُوا
وَتُسَلِّمُوا عَلَى أَهْلِهَا ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ} [النور: 27]
Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu
sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu
lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat. [An-Nuur: 27]
3)
Mengucapkan
salam.
Anas
bin Malik radhiyallahu
'anhu berkata:
«كَانَ
النَّبِيّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا تَكَلَّمَ بِكَلِمَةٍ أَعَادَهَا
ثَلاَثًا، حَتَّى تُفْهَمَ عَنْهُ، وَإِذَا أَتَى عَلَى قَوْمٍ فَسَلَّمَ
عَلَيْهِمْ، سَلَّمَ عَلَيْهِمْ ثَلاَثًا» [صحيح البخاري]
“Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam jika berbicara terkadang mengulanginya
sebanyak tiga kali sampai dipahami, dan jika mendatangi satu kaum kemudian
memberi salam kepada mereka maka Rasulullah mengucapkan salam tiga kali.”
[Sahih Bukhari]
Ø
Dari Kaladah bin Hanbal radhiyallahu 'anhu bahwa Shafwan
bin Umayyah mengutusnya menemui Rasulullah ﷺ
membawa susu, anak kijang dan anak rubah. Saat itu Nabi ﷺ sedang berada di perbukitan Makkah. Lalu
aku masuk tanpa mengucapkan salam terlebih dahulu, maka beliau pun bersabda:
«ارْجِعْ
فَقُلِ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ»
"Kembali
dan ucapkanlah; Assalamu ‘Alaikum!."
Kejadian
itu setelah Shafwan bin Umayyah masuk Islam." [Sunan Abi Dawud: Shahih]
Ø
Dari seorang laki-laki dari Bani ‘Amir; Bahwasanya ia pernah minta izin
kepada Nabi ﷺ saat beliau di dalam rumah. Ia berkata,
"Bolehkah saya masuk?"
Nabi ﷺ lalu berkata kepada pelayannya:
"
اخْرُجْ إِلَى هَذَا فَعَلِّمْهُ الِاسْتِئْذَانَ، فَقُلْ لَهُ: قُلِ السَّلَامُ
عَلَيْكُمْ، أَأَدْخُلُ؟ "
"Temuilah
orang ini dan ajari dia cara minta izin. Suruh dia mengucapkan 'Assalamu
'Alaikum, bolehkah saya masuk?"
Laki-laki
itu mendengar perkataan Nabi hingga ia pun mengucapkan, "Assalamu
'Alaikum, bolehkah saya masuk?"
Akhirnya
Nabi ﷺ memberi izin, dan ia pun masuk."
[Sunan Abi Dawud: Shahih]
4)
Jika
tiga kali meminta izin tidak ada balasan maka segera pulang.
Abu
Sa'id Al-Khudriy radhiyallahu
'anhu berkata: Suatu hari aku berada di salah satu majlis kaum Anshar,
tiba-tiba datang Abu Musa -radhiyallahu 'anhu- seperti sedang cemas,
lalu ia berkata: Aku minta izin
tiga kali untuk menemui Umar -radhiyallahu
'anhu- dan ia tidak memberiku izin maka aku kembali.
Umar
berkata: Apa yang mencegahmu untuk langsung masuk?
Abu
Musa berkata: Aku sudah minta izin sebanyak tiga kali lalu tidak diberi izin
maka aku kembali. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah
bersabda:
«إِذَا
اسْتَأْذَنَ أَحَدُكُمْ ثَلاَثًا فَلَمْ يُؤْذَنْ لَهُ فَلْيَرْجِعْ»
"Jika seorang
dari kalian minta izin tiga kali kemudian tidak diberi izin maka kembalilah" [Sahih Bukhari]
5)
Memperkenalkan
diri ketika meminta izin.
Dari Umar radhiyallahu 'anhu; Bahwasanya saat Nabi ﷺ sedang minum, ia pernah mendatangi beliau seraya mengucapkan:
«السَّلَامُ
عَلَيْكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ أَيَدْخُلُ عُمَرُ؟» [سنن أبي داود: صحيح]
"Assalamu Alaika Ya Rasulullah, apakah Umar boleh
masuk?" [Sunan Abi Dawud: Shahih]
Ø
Jabir bin Abdullah radhiyallahu
'anhuma berkata;
أَتَيْتُ
النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي دَيْنٍ كَانَ عَلَى أَبِي،
فَدَقَقْتُ البَابَ، فَقَالَ: «مَنْ ذَا» فَقُلْتُ: أَنَا، فَقَالَ: «أَنَا أَنَا»
كَأَنَّهُ كَرِهَهَا [صحيح البخاري
ومسلم]
Aku
menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam karena hutang ayahku, lalu aku
mengetuk pintu rumah beliau, beliau bertanya: Siapakah itu?
Aku
menjawab; "Saya."
Beliau
bersabda: Saya, saya!?
Seolah-olah
beliau membencinya." [Shahih Bukhari dan Muslim]
6)
Tidak
menghadap depan pintu ketika meminta izin.
Dari Abdullah bin Busr radhiyallahu 'anhu:
أَنَّ
النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا أَتَى بَابًا يُرِيدُ
أَنْ يَسْتَأْذِنَ لَمْ يَسْتَقْبِلْهُ، جَاءَ يَمِينًا وَشِمَالًا، فَإِنْ أُذِنَ
لَهُ وَإِلَّا انْصَرَفَ [الأدب المفرد
للبخاري: صحيح]
“Bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
jika mendatangi pintu rumah untuk meminta izin beliau tidak menghadap pintu,
beliau berdiri di samping kanan atau kirinya. Jika beliau diberi izin maka
beliau masuk, jika tidak maka beliau pulang”. [Al-Adab Al-Mufrad karya
Al-Bukhariy: Shahih]
Ø
Huzail radhiyallahu
'anhu berkata: "Seorang laki-laki datang dan berhenti di depan pintu
Nabi ﷺ untuk minta izin masuk, maka ia pun
berdiri di depan pintu -menghadap ke arah pintu-. Lalu Nabi ﷺ bersabda kepadanya:
«هَكَذَا
عَنْكَ - أَوْ هَكَذَا، فَإِنَّمَا الِاسْتِئْذَانُ مِنَ النَّظَرِ» [سنن أبي داود: صحيح]
"Seperti
inilah engkau berdiri atau seperti ini (di kanan atau di kiri pintu jangan di
depannya), karena sesungguhnya diperintahkan meminta izin untuk menjaga dari
pandangan." [Sunan Abi Dawud: Shahih]
7)
Tidak
mengintip ke dalam rumah.
Sahl bin Sa'd radhiyallahu
'anhuma berkata: Seorang laki-laki pernah melongokkan kepalanya ke salah satu kamar
Nabi ﷺ, waktu itu
Nabi ﷺ tengah
membawa sisir untuk menyisir rambutnya, lalu beliau bersabda:
«لَوْ
أَعْلَمُ أَنَّكَ تَنْظُرُ، لَطَعَنْتُ بِهِ فِي عَيْنِكَ، إِنَّمَا جُعِلَ
الِاسْتِئْذَانُ مِنْ أَجْلِ البَصَرِ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Sekiranya aku tahu kamu mengintip, sungguh aku
akan mencolok kedua matamu, sesungguhnya meminta izin itu diberlakukan karena
pandangan." [Shahih Bukhari dan Muslim]
Ø
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda:
«لَوِ
اطَّلَعَ فِي بَيْتِكَ أَحَدٌ، وَلَمْ تَأْذَنْ لَهُ، خَذَفْتَهُ بِحَصَاةٍ،
فَفَقَأْتَ عَيْنَهُ مَا كَانَ عَلَيْكَ مِنْ جُنَاحٍ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Jika seseorang mengintip rumahmu padahal kamu
tidak mengizinkannya, lalu kamu melemparnya dengan batu sehingga membutakan
matanya, kamu tidak mendapat dosa karenanya." [Shahih Bukhari dan Muslim]
Ø
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Bahwa Nabi ﷺ bersabda:
«إِذَا
دَخَلَ الْبَصَرُ فَلَا إِذْنَ» [سنن أبي داود:
حسن]
"Jika
(pandangan) mata telah masuk (ke dalam rumah), maka tidak ada izin (seperti
masuk tanpa izin)." [Sunan Abi Daud: Hasan]
8)
Boleh
mengetuk pintu secukupnya.
Anas bin Malik radhiyallahu
'anhu berkata:
"
إِنَّ أَبْوَابَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَتْ تُقْرَعُ
بِالْأَظَافِيرِ " [الأدب المفرد
للبخاري: صحيح]
“Sesungguhnya pintu-pintu Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam dahulu diketuk dengan kuku”. [Al-Adab Al-Mufrad: Sahih]
9)
Kalau
disuruh pulang maka pulanglah.
Allah subhanahu wa ta'aalaa
berfirman:
{فَإِنْ
لَمْ تَجِدُوا فِيهَا أَحَدًا فَلَا تَدْخُلُوهَا حَتَّى يُؤْذَنَ لَكُمْ وَإِنْ
قِيلَ لَكُمُ ارْجِعُوا فَارْجِعُوا هُوَ أَزْكَى لَكُمْ وَاللَّهُ بِمَا
تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ} [النور: 28]
Jika
kamu tidak menemui seorangpun didalamnya, maka janganlah kamu masuk sebelum
kamu mendapat izin. Dan jika dikatakan kepadamu: "Kembali (saja)lah, maka
hendaklah kamu kembali. Itu bersih bagimu dan Allah Maha Mengetahui apa yang
kamu kerjakan. [An-Nuur: 28]
10) Jangan menguping pembicaraan orang tanpa
sepengetahuannya.
Dari Ibnu
Abbas radhiyallahu 'anhuma; Nabi ﷺ
bersabda:
«مَنِ
اسْتَمَعَ إِلَى حَدِيثِ قَوْمٍ، وَهُمْ لَهُ كَارِهُونَ، أَوْ يَفِرُّونَ مِنْهُ،
صُبَّ فِي أُذُنِهِ الآنُكُ يَوْمَ القِيَامَةِ» [صحيح البخاري]
"Barangsiapa
mencuri dengar pembicaraan suatu kaum padahal mereka tidak menyukai atau telah
menyingkir untuk menghindarinya, maka telinganya akan dialiri cairan tembaga
pada hari kiamat”. [Shahih Bukhari]
11) Menghormati dan memuliakan tuan rumah.
Dari Abu
Mas'ud Al-Anshariy radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«لَا
يَؤُمَّنَّ الرَّجُلُ الرَّجُلَ فِي سُلْطَانِهِ، وَلَا يَقْعُدْ فِي بَيْتِهِ
عَلَى تَكْرِمَتِهِ إِلَّا بِإِذْنِهِ»
"Jangan
seseorang mengimami seseorang di daerah wewenangnya, dan jangan duduk di rumah
seseorang di ruang tamunya, kecuali telah mendapatkan izin darinya."
[Sahih Muslim]
12) Tidak berlama-lama sampai memberatkan tuan rumah.
Anas
bin Malik radhiallahu'anhu
berkata;
"
لَمَّا تَزَوَّجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زَيْنَبَ
بِنْتَ جَحْشٍ، دَعَا القَوْمَ فَطَعِمُوا ثُمَّ جَلَسُوا يَتَحَدَّثُونَ، وَإِذَا
هُوَ كَأَنَّهُ يَتَهَيَّأُ لِلْقِيَامِ، فَلَمْ يَقُومُوا فَلَمَّا رَأَى ذَلِكَ
قَامَ، فَلَمَّا قَامَ قَامَ مَنْ قَامَ، وَقَعَدَ ثَلاَثَةُ نَفَرٍ، فَجَاءَ
النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِيَدْخُلَ فَإِذَا القَوْمُ جُلُوسٌ،
ثُمَّ إِنَّهُمْ قَامُوا، فَانْطَلَقْتُ فَجِئْتُ فَأَخْبَرْتُ النَّبِيَّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُمْ قَدِ انْطَلَقُوا، فَجَاءَ حَتَّى دَخَلَ
فَذَهَبْتُ أَدْخُلُ، فَأَلْقَى الحِجَابَ بَيْنِي وَبَيْنَهُ، فَأَنْزَلَ
اللَّهُ: {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لاَ تَدْخُلُوا بُيُوتَ النَّبِيِّ} [الأحزاب: 53] الآيَةَ
" [صحيح البخاري
ومسلم]
Tatkala
Rasulullah ﷺ menikahi Zainab binti Jahsy, beliau
mengundang orang-orang, lalu beliau menjamu mereka, mereka pun menikmati
hidangan tersebut, kemudian mereka duduk dan berbincang-bincang." Lalu
beliau mengubah posisi seakan-akan ingin berdiri, namun orang-orang tidak juga berdiri,
ketika beliau berdiri maka orang-orang pun ikut berdiri." Setelah itu tiga
orang duduk lagi. Nabi ﷺ datang dan hendak masuk ke kamar Zainab,
namun orang-orang masih tetap duduk-duduk, setelah itu mereka berdiri dan
beranjak pergi.
Anas
berkata; Lalu saya mengabarkan kepada Nabi ﷺ
bahwa mereka sudah beranjak pergi." Kemudian beliau masuk dan saya
mengikuti beliau masuk, lantas beliau menurunkan kain tirainya antara saya
dengan beliau." Lalu Allah 'Azza wa Jalla menurunkan (ayat): {Wahai
orang-orang yang beriman, janganlah kalian masuk ke rumah Nabi….}
(Al-Ahzab: 53). [Shahih Bukhari dan Muslim]
13) Mencicipi hidangan yang disediakan.
Allah subhanahu wa ta'aalaa
berfirman:
{فَلَمَّا
رَأَى أَيْدِيَهُمْ لَا تَصِلُ إِلَيْهِ نَكِرَهُمْ وَأَوْجَسَ مِنْهُمْ خِيفَةً} [هود: 70]
Maka
tatkala dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya (makanan yang dihidangkan),
Ibrahim memandang aneh perbuatan mereka, dan merasa takut kepada mereka. [Huud: 70]
14) Jika sedang berpuasa (di luar bulan Ramadhan) maka ia
boleh membatalkan puasanya atau melanjutkannya.
Jabir radhiyallahu
'anhu berkata; Rasulullah ﷺ bersabda:
«إِذَا
دُعِيَ أَحَدُكُمْ إِلَى طَعَامٍ، فَلْيُجِبْ، فَإِنْ شَاءَ طَعِمَ، وَإِنْ شَاءَ
تَرَكَ» [صحيح مسلم]
"Jika kalian diundang ke jamuan makan, hendaknya
ia mendatanginya, jika ia menghendaki, silakan makan, dan jika ia tidak
menghendaki, ia boleh meninggalkannya." [Shahih Muslim]
Ø
Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu berkata; Rasulullah ﷺ bersabda:
«إِذَا
دُعِيَ أَحَدُكُمْ، فَلْيُجِبْ، فَإِنْ كَانَ صَائِمًا، فَلْيُصَلِّ، وَإِنْ كَانَ
مُفْطِرًا، فَلْيَطْعَمْ» [صحيح مسلم]
"Jika salah seorang dari kalian diundang,
hendaknya ia penuhi undangan tersebut, jika ia sedang berpuasa, maka hendaklah
ia mendoakannya, dan jika ia sendang tidak berpuasa, hendaknya ia
memakannya." [Shahih Muslim]
Ø
Dari Anas radhiyallahu 'anhu:
دَخَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، عَلَى أُمِّ سُلَيْمٍ، فَأَتَتْهُ بِتَمْرٍ وَسَمْنٍ، قَالَ:
«أَعِيدُوا سَمْنَكُمْ فِي سِقَائِهِ، وَتَمْرَكُمْ فِي وِعَائِهِ، فَإِنِّي
صَائِمٌ» ثُمَّ قَامَ إِلَى نَاحِيَةٍ مِنَ البَيْتِ، فَصَلَّى غَيْرَ
المَكْتُوبَةِ، فَدَعَا لِأُمِّ سُلَيْمٍ وَأَهْلِ بَيْتِهَا، فَقَالَتْ أُمُّ
سُلَيْمٍ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنَّ لِي خُوَيْصَّةً، قَالَ: «مَا هِيَ؟»،
قَالَتْ: خَادِمُكَ أَنَسٌ، فَمَا تَرَكَ خَيْرَ آخِرَةٍ وَلاَ دُنْيَا إِلَّا
دَعَا لِي بِهِ، قَالَ: «اللَّهُمَّ ارْزُقْهُ مَالًا وَوَلَدًا، وَبَارِكْ لَهُ
فِيهِ»
Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam datang menemui Ummu Sulaim, kemudian Ummu
Sulaim menyuguhkan kurma dan mentega untuk Beliau. Beliau berkata:
"Kembalikanlah mentega-mentega kalian ke kendinya dan kurma-kurma kalian
di penyimpanannya karena aku sedang berpuasa".
Kemudian
Beliau berdiri di pojok rumah mengerjakan shalat sunnat. Setelah itu Beliau
memanggil Ummu Sulaim dan anggota keluarga lainnya. Ummu Sulaim berkata:
"Wahai Rasulullah, aku mempunyai permintaan sederhana".
Beliau
bertanya: "Apa itu?"
Ummu
Sulaim berkata: "Jadikan Anas sebagai pelayanmu!"
Anas
berkata: "Maka beliau tidak meninggalkan kebaikan akhirat dan dunia
kecuali beliau mendo'akannya untukku".
Beliau
berdo'a: "Ya Allah, karuniakanlah dia harta dan anak-anak dan berilah dia
keberkahan di dalamnya". [Shahih Bukhari]
Adapun jika ia tidak mencicipi hidangan akan memberatkan atau
membuat tuan rumah kecewa, maka sebaiknya membatalkan puasanya:
Abu
Sa'id Al-Khudriy radhiyallahu
'anhu berkata:
صَنَعْتُ لِرَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَعَامًا فَأَتَانِي هُوَ وَأَصْحَابُهُ فَلَمَّا وُضِعَ
الطَّعَامُ , قَالَ رَجُلٌ مِنَ الْقَوْمِ: إِنِّي صَائِمٌ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " دَعَاكُمْ أَخُوكُمْ وَتَكَلَّفَ لَكُمْ
" ثُمَّ قَالَ لَهُ: " أَفْطِرْ وَصُمْ مَكَانَهُ يَوْمًا إِنْ شِئْتَ
" [السنن الكبرى للبيهقي: حسن]
Aku
membuatkan makanan untuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian
beliau datang bersama sahabatnya. Ketika dihidangkan makanan, seseorang
berkata: Aku sedang puasa.
Maka
Rasulullah bersabda: "Saudaramu mengundangmu, dan telah bersusah paya
menyiapkan hidangan untuk kalian".
Kemudian
berliau berkata kepada orang itu: "Berbukalah, dan berpuasalah di hari
lain sebagai gantinya jika engkau mau". [As-Sunan Al-Kubra karya
Al-Baihaqiy: Hasan]
15) Mensyukuri apa yang dihidangkan oleh tuan rumah dengan
mengucapkan terima kasih dan mendo’akan mereka.
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:
لَا
يَشْكُرُ اللَّهَ مَنْ لَا يَشْكُرُ النَّاسَ [سنن أبي داود: صحيح]
"Seseorang tidak
dianggap mensyukuri Allah jika tidak mensyukuri pemberian orang lain".
[Sunan At-Tirmidzi: Sahih]
Ø Dari Ibnu Umar radhiyallahu
'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«مَنْ
دَعَاكُمْ فَأَجِيبُوهُ، وَمَنْ آتَى إِلَيْكُمْ مَعْرُوفًا فَكَافِئُوهُ، فَإِنْ
لَمْ تَجِدُوا فَادْعُوا اللَّهَ لَهُ حَتَّى تَعْلَمُوا أَنْ قَدْ
كَافَأْتُمُوهُ» [سنن
أبي داود: صححه الألباني]
“Siapa
yang mengundangmu maka jawablah undangannya, dan siapa yang memberimu suatu
kebaikan maka balaslah kebaikannya, dan jika kamu tidak mendapatkan sesuatu
yang bisa kau berikan maka berdo'alah kepada Allah untuknya sampai kau merasa
sudah membalas kebaikannya”. [Sunan Abu Daud: Sahih]
Ø Anas radiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam mendatangi Sa'ad bin Ubadah, kemudan Sa'ad menghidangkan
roti dan minyak. Rasulullah pun memakannya dan berdo'a setelahnya:
أَفْطَرَ
عِنْدَكُمُ الصَّائِمُونَ، وَأَكَلَ طَعَامَكُمُ الْأَبْرَارُ، وَصَلَّتْ
عَلَيْكُمُ الْمَلَائِكَةُ
"Semoga orang
yang berpuasa berbuka di tempatmu, orang-orang baik memakan makananmu, dan para
malaikat berselawat (berdo'a) untukmu." [Sunan Abi Daud: Sahih]
Ø Abdullah bin Busr radhiyallahu 'anhuma berkata:
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendatangi ayahku, kemudian kami
menghidangkan makanan, kemudian dihidangkan kurma dan beliau memakannya,
kemudian disugukan minuman dan beliau meminumnya dan menyerahkan minuman kepada
orang yang berada disamping kanannya.
Kemudian
ayahku berkata kepada Rasulullah sewaktu memegang kendali hewan tunggangannya:
Berdo'alah untuk kami!
Maka
Rasulullah berdo'a:
اللهُمَّ،
بَارِكْ لَهُمْ فِي مَا رَزَقْتَهُمْ، وَاغْفِرْ لَهُمْ وَارْحَمْهُمْ
"Ya Allah ..
berkahilah rezki yang Engkau berikan kepada mereka, ampunilah dosa-dosa mereka,
dan rahmatilah mereka". [Sahih Muslim]
16) Memperhatikan adab makan dan berkomunikasi ketika
bertamu.
17) Tidak keluar tanpa seizin tuan rumah.
Dari Ibnu
Umar radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda:
"
إِذَا زَارَ أَحَدُكُمْ أَخَاهُ فَجَلَسَ عِنْدَهُ، فلَا يَقُومَنَّ حَتَّى
يَسْتَأذِنَهُ "
“Jika seseorang dari kalian menziarahi saudaranya
kemudian ia duduk bersamanya, maka janganlah ia beranjak sampai ia meminta
izinnya”. [Silsilah Ash-Shahihah karya syekh Albaniy no.182]
18) Boleh sering-sering bertamu kecuali jika memberatkan
tuan rumah.
'Aisyah radhiyallahu 'anha istri Nabi ﷺ berkata:
"
لَمْ أَعْقِلْ أَبَوَيَّ إِلَّا وَهُمَا يَدِينَانِ الدِّينَ، وَلَمْ يَمُرَّ
عَلَيْنَا يَوْمٌ إِلَّا يَأْتِينَا فِيهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ، طَرَفَيِ النَّهَارِ: بُكْرَةً وَعَشِيَّةً " [صحيح البخاري]
"Tidaklah
aku mengerti kedua orang tuaku kecuali saat keduanya telah memeluk agama ini.
Dan tidak berlalu suatu haripun dalam kehidupan kami kecuali Rasulullah ﷺ datang menemui kami di penghujung hari,
baik pada saat paginya maupun sore.” [Shahih Bukhari]
Ø Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«زُرْ
غِبًّا تَزْدَدْ حُبًّا»
"Berziaralah
sesekali, maka akan menambah rasa cinta". [Musnad Ath-Thayalisiy: Shahih
ligairih]
Wallahu a’lam!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...