"Do'a makan yang masyhur tapi haditsnya sangat lemah"
Ibnu ‘Adiy meriwayatkan dalam kitabnya “Al-Kaamil” 6/206 :
Ibnu ‘Adiy meriwayatkan dalam kitabnya “Al-Kaamil” 6/206 :
حدثنا عمر ثنا
هشام بن عمار ثنا محمد بن عيسى بن سميع ثنا محمد بن أبي الزعيزعة
حدثني عمرو بن شعيب عن أبيه عن جده
Abdullah bin ‘Amru radiyallahu ‘anhuma berkata: Rasulullah sallallahu
‘alaihi wasallam ketika disuguhi makanan membaca do’a ...
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيمَا رَزَقْتَنَا، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، بِسْمِ
اللهِ
“Ya Allah .. berilah berkah untuk kami pada apa yang engkau
anugrahkan kepada kami, dan lindungilah kami dari siksaan api neraka. (Aku
makan) dengan menyebut nama Allah!”
Dan jika selesai makan membaca ...
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ مَنَّ عَلَيْنَا فَهَدَانَا ، وَالْحَمْدُ
للهِ الََّذِيْ أَطْعَمَنَا وَسَقَانَا فَأَرْوَانَا وَكُلّ الْإِحْسَانِ آتَانَا
“Segala puji bagi Allah yang telah memberi
nikmat kepada kami kemudian memberi hidayah kepada kami, dan segala puji bagi
Allah yang telah memberi kami makan dan minum kemudian memberi kami kepuasan,
dan atas segala kebaikan yang diberikan kepada kami”.
Hadits ini sangat lemah menurut Abi Hatim dalam kitab “Ilal hadits” karya Ibnu Abi Hatim no.1516, karena pada sanadnya ada rawi yang bernama Muhammad bin Abi Az-Zu’aizi’ah; hadits-hadits yang ia riwayatkan sangat lemah (mungkarul-hadits jiddan). [1]
Akan tetapi Imam Malik meriwayatkan dalam kitabnya “Al-Muwattha” dari Hisyam bin Urwah dari bapaknya (Urwah bin Az-Zubair) bahwasanya ia tidak disuguhi suatu makanan atau minuman -sampai obat sekalipun- kemudian ia memakannya atau meminumnya sampai ia membaca ...
الْحَمْدُ للهِ الَّذِي هَدَانَا. وَأَطْعَمَنَا
وَسَقَانَا. وَنَعَّمَنَا. اللهُ أَكْبَرُ. اللَّهُمَّ أَلْفَتْنَا نِعْمَتُكَ بِكُلِّ
شَرٍّ. فَأَصْبَحْنَا مِنْهَا وَأَمْسَيْنَا بِكُلِّ خَيْرٍ. نَسْأَلُكَ تَمَامَهَا
وَشُكْرَهَا. لاَ خَيْرَ إِلاَّ خَيْرُكَ. وَلاَ إِلَهَ غَيْرُكَ. إِلَهَ الصَّالِحِينَ.
وَرَبَّ الْعَالَمِينَ. الْحَمْدُ للهِ. وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ. مَا شَاءَ اللهُ،
وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ. اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيمَا رَزَقْتَنَا.
وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“Segala puji bagi Allah yang telah memberi kami hidayah, memberi kami
makan dan minum, dan segala kenikmatan, Allah Maha Besar, Ya Allah palingkanlah
nikmat-Mu kepada kami dari segala keburukan, sehingga kami merasakannya di pagi
hari dan sore dengan segala kebaikan, kami meminta-Mu kesempurnaan nikmat dan
selalu mensyukurinya, tidak ada kebaikan
kecuali dari-Mu, dan tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau, Tuhan
(yang disembah) orang-orang yang saleh dan Tuhan (yang menciptakan) alam
semesta. Segala puji bagi Allah, dan tiada Tuhan yang berhak disembah selain
Allah, semua yang terjadi adalah kehendak Allah, dan tidak ada kekuatan kecuali
dari Allah. Ya Allah .. berilah berkah untuk kami atas apa yang Engkau
anugrahkan kepada kami dan lindungilah kami dari siksa api neraka”.
Hadits lain diiriwayatkan
oleh Abu Daud dalam kitabnya “As-Sunan” no. 3580:
عَنْ أَبِي هَاشِمٍ الْوَاسِطِيِّ، عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ رِيَاحٍ، عَنْ
أَبِيهِ، أَوْ غَيْرِهِ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ
Demikian pula At-Tirmidzi
dalam kitabnya “As-Sunan” no. 3457:
عن حفص بن غياث، وأبو خالد الأحمر، عن حجاج بن أرطاة، عن رياح بن عبيدة، - قال حفص: عن ابن أخي أبي سعيد، وقال أبو خالد: عن مولى لأبي سعيد،- عن أبي سعيد
Bahwasanya Rasulullah
sallallahu ‘alaihi wasallam jika selesai makan, beliau membaca:
الْحَمْدُ للهِ الَّذِي أَطْعَمَنَا، وَسَقَانَا، وَجَعَلَنَا مُسْلِمِينَ
“Segala
puji bagi Allah yang telah memberi kami makan dan minum, dan menjadikan kami
orang muslim”.
Hadits ini juga
sangat lemah, Ad-Dzahaby mengatakan bahwa hadits ini mungkar. [Lihat:
Mizan Al-I’tidaal 1/385]
Pada sanad Abu Daud
ada rawi yang bernama Ismail bin Riyah[2]; ia majhul (tidak diketahui orangnya dan kedudukan haditsnya) tidak ada
yang meriwayatkan darinya kecuali Abu Hasyim.
Dan pada sanad
At-Tirmidzi ada Hajjaj bin Artha-ah[3]; Ibnu Hajar mengatakan: ia banyak melakukan kesalahan dalam
meriwayatkan hadits. Sedangkan Ibnu Akhi Abi Sa’id atau Maula Abi Sa’id; tidak diketahui orangnya.
[1]
) Lihat biografi Muhammad bin Abu Az-Zu’aizi’ah dalam kitab: Ad-Du’afaa’ karya
Al-‘Uqaily 7/444, Al-Jarh wa At-Ta’diil karya Ibnu Abi Hatim 7/261,
Al-Majruuhiin karya Ibnu Hibban 2/288, Ad-Du’afaa’ karya Abu Nu’aim
Al-Ashbahany hal.143, Ad-Du’afaa’ karya Ibnu Jauzi 3/59, Miizaan Al-I’tidaal
karya Ad-dzahaby 6/149, Lisaan Al-Miizaan karya Ibnu Hajar 7/135.
[2]
) Lihat biografi Ismail bin Riyah dalam kitab: Tahdzib Al-Kamal karya Al-Mizziy
3/91, Taqriib At-Tahdziib karya Ibnu Hajar hal.107.
[3]
) Lihat biografi Hajjab bin Artha-ah dalam kitab: Tahdzib Al-Kamal karya
Al-Mizziy 5/420, Taqriib At-Tahdziib karya Ibnu Hajar hal.152.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...