Rabu, 11 Maret 2020

Penjelasan singkat kitab Ash-Shaum dari Sahih Bukhari; Bab (54), (55), (56), (57), dan (58) Hadits Ibnu ‘Amr tentang puasa

بسم الله الرحمن الرحيم
A.    Bab ke-54.
Imam Bukhari rahimahullah berkata:
بَابُ حَقِّ الجِسْمِ فِي الصَّوْمِ
“Bab: Hak tubuh dalam hal puasa”
Dalam bab ini, imam Bukhari rahimahullah menjelaskan adanya hak bagi tubuh kita sehingga mesti diperhatikan ketika menjalankan puasa. Beliau meriwayatkan hadits Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu 'anhuma secara utuh yang telah diriwayatkan pada bab sebelumnya secara singkat.
Imam Bukhari rahimahullah berkata:
1874 - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مُقَاتِلٍ، أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ [بن المبارك]، أَخْبَرَنَا الأَوْزَاعِيُّ [عبد الرحمن بن عمرو]، قَالَ: حَدَّثَنِي يَحْيَى بْنُ أَبِي كَثِيرٍ، قَالَ: حَدَّثَنِي أَبُو سَلَمَةَ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، قَالَ: حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَمْرِو بْنِ العَاصِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «يَا عَبْدَ اللَّهِ، أَلَمْ أُخْبَرْ أَنَّكَ تَصُومُ النَّهَارَ، وَتَقُومُ اللَّيْلَ؟»، فَقُلْتُ: بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ: «فَلاَ تَفْعَلْ صُمْ وَأَفْطِرْ، وَقُمْ وَنَمْ، فَإِنَّ لِجَسَدِكَ عَلَيْكَ حَقًّا، وَإِنَّ لِعَيْنِكَ عَلَيْكَ حَقًّا، وَإِنَّ لِزَوْجِكَ عَلَيْكَ حَقًّا، وَإِنَّ لِزَوْرِكَ عَلَيْكَ حَقًّا، وَإِنَّ بِحَسْبِكَ أَنْ تَصُومَ كُلَّ شَهْرٍ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ، فَإِنَّ لَكَ بِكُلِّ حَسَنَةٍ عَشْرَ أَمْثَالِهَا، فَإِنَّ ذَلِكَ صِيَامُ الدَّهْرِ كُلِّهِ»، فَشَدَّدْتُ، فَشُدِّدَ عَلَيَّ قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي أَجِدُ قُوَّةً قَالَ: «فَصُمْ صِيَامَ نَبِيِّ اللَّهِ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ، وَلاَ تَزِدْ عَلَيْهِ»، قُلْتُ: وَمَا كَانَ صِيَامُ نَبِيِّ اللَّهِ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ؟ قَالَ: «نِصْفَ الدَّهْرِ»، فَكَانَ عَبْدُ اللَّهِ يَقُولُ بَعْدَ مَا كَبِرَ: يَا لَيْتَنِي قَبِلْتُ رُخْصَةَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
1874 - Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Muqatil telah mengabarkan kepada kami 'Abdullah [bin Al-Mubarak] telah mengabarkan kepada kami Al-Awza'iy [‘Abdurrahman bin ‘Amr] berkata: Telah menceritakan kepada saya Yahya bin Abu Katsir berkata: Telah menceritakan kepada saya Abu Salamah bin 'Abdurrahman berkata: Telah menceritakan kepada saya 'Abdullah bin 'Amru bin Al-'Ash radhiyallahu 'anhuma berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepadaku: "Wahai 'Abdullah, apakah benar berita bahwa kamu puasa seharian penuh lalu kamu shalat malam sepanjang malam?"
Aku jawab: "Benar, wahai Rasulullah".
Beliau berkata: "Janganlah kamu lakukan itu, tetapi shaumlah dan berbukalah, shalat malamlah dan tidurlah, karena untuk jasadmu ada hak atasmu, matamu punya hak atasmu, isterimu punya hak atasmu dan isterimu punya hak atasmu. Dan cukuplah bagimu bila kamu berpuasa selama tiga hari dalam setiap bulan karena bagimu setiap kebaikan akan dibalas dengan sepuluh kebaikan yang serupa dan itu berarti kamu sudah melaksanakan puasa sepanjang tahun seluruhnya".
Maka kemudian aku meminta tambahan, lalu Beliau menambahkannya. Aku katakan: "Wahai Rasulullah, aku mendapati diriku memiliki kemampuan".
Maka Beliau berkata: "Berpuasalah dengan puasanya Nabi Allah Daud ‘alaihissalam dan jangan kamu tambah lebih dari itu".
Aku bertanya: "Bagaimanakah itu cara puasanya Nabi Allah Daud ‘alaihissalam?"
Beliau menjawab: "Dia ‘alaihissalam berpuasa setengah dari puasa Dahar (puasa sepanjang tahun), caranya yaitu sehari puasa dan sehari tidak".
Di kemudian hari 'Abdullah bin 'Amru bin Al-'Ash radhiyallahu 'anhuma berkata: "Duh, seandainya dahulu aku menerima keringanan yang telah diberikan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam".
B.     Bab ke-55
Imam Bukhari rahimahullah berkata:
بَابُ صَوْمِ الدَّهْرِ
“Bab: Puasa sepanjang tahun”
Dalam bab ini, imam Bukhari rahimahullah ingin menjelaskan tentang hukum berpuasa sepanjang tahun dengan meriwayatkan kembali hadits Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu 'anhuma yang telah diriwayatkan pada dua bab sebelumnya.
Imam Bukhari rahimahullah berkata:
1875 - حَدَّثَنَا أَبُو اليَمَانِ [الحَكَمُ بنُ نَافِعٍ البَهْرَانِيُّ]، أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ [بن أبي حمزة]، عَنِ الزُّهْرِيِّ [محمد بن مسلم بن عبيد الله بن عبد الله بن شهاب]، قَالَ: أَخْبَرَنِي سَعِيدُ بْنُ المُسَيِّبِ، وَأَبُو سَلَمَةَ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَمْرٍو، قَالَ: أُخْبِرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَنِّي أَقُولُ: وَاللَّهِ لَأَصُومَنَّ النَّهَارَ، وَلَأَقُومَنَّ اللَّيْلَ مَا عِشْتُ، فَقُلْتُ لَهُ: قَدْ قُلْتُهُ بِأَبِي أَنْتَ وَأُمِّي قَالَ: «فَإِنَّكَ لاَ تَسْتَطِيعُ ذَلِكَ، فَصُمْ وَأَفْطِرْ، وَقُمْ وَنَمْ، وَصُمْ مِنَ الشَّهْرِ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ، فَإِنَّ الحَسَنَةَ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا، وَذَلِكَ مِثْلُ صِيَامِ الدَّهْرِ»، قُلْتُ: إِنِّي أُطِيقُ أَفْضَلَ مِنْ ذَلِكَ، قَالَ: «فَصُمْ يَوْمًا وَأَفْطِرْ يَوْمَيْنِ»، قُلْتُ: إِنِّي أُطِيقُ أَفْضَلَ مِنْ ذَلِكَ، قَالَ: «فَصُمْ يَوْمًا وَأَفْطِرْ يَوْمًا، فَذَلِكَ صِيَامُ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ، وَهُوَ أَفْضَلُ الصِّيَامِ»، فَقُلْتُ: إِنِّي أُطِيقُ أَفْضَلَ مِنْ ذَلِكَ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؟ «لاَ أَفْضَلَ مِنْ ذَلِكَ»
1875 - Telah menceritakan kepada kami Abu Al-Yaman [Al-Hakam bin Nafi’ Al-Bahraniy] telah mengabarkan kepada kami Syu'aib [bin Abi Hamzah] dari Az Zuhriy [Muhammad bin Muslim bin ‘Ubaidillah bin Abdillah bin Syihab] berkata, telah mengabarkan kepadaku Sa'id bin Al-Musayyab dan Abu Salamah bin 'Abdurrahman bahwa 'Abdullah bin 'Amru berkata; Diberitakan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bahwa aku berkata: "Demi Allah, sungguh aku pasti akan berpuasa sepanjang hari dan sungguh aku pasti akan shalat malam sepanjang hidupku".
Aku katakan kepada Beliau; "Demi bapak dan ibuku sebagai tebusannya, sungguh aku memang telah mengatakannya".
Maka Beliau berkata: "Sungguh kamu pasti tidak akan sanggup melaksanakannya. Akan tetapi berpuasalah dan berbukalah, shalat malam dan tidurlah, dan berpuasalah selama tiga hari dalam setiap bulan karena setiap kebaikan akan dibalas dengan sepuluh kebaikan yang serupa, dan itu seperti puasa sepanjang tahun ".
Aku katakan; "Sungguh aku mampu lebih dari itu".
Belau berkata: "Kalau begitu puasalah sehari dan berbukalah selama dua hari".
Aku katakan lagi: "Sungguh aku mampu yang lebih dari itu".
Beliau berkata: "Kalau begitu puasalah sehari dan berbukalah sehari, yang demikian itu adalah puasanya Nabi Allah Daud 'alaihissalam yang merupakan puasa yang paling utama.".
Aku katakan lagi: "Sungguh aku mampu yang lebih dari itu".
Maka beliau bersabda: "Tidak ada puasa yang lebih utama dari itu".
C.     Bab ke-56
Imam Bukhari rahimahullah berkata:
بَابُ حَقِّ الأَهْلِ فِي الصَّوْمِ
“Bab: Hak keluarga dalam puasa”.
Dalam bab ini, imam Bukhari rahimahullah menjelaskan bahwa ketika berpuasa harus diperhatikan juga hak keluarga, jangan sampai terlalaikan. Beliau menyebutkan dua hadits; Hadits Abu Juhaifah secara mu’allaq (tanpa sanad) dan hadits Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu 'anhum.
Hadits pertama: Imam Bukhari rahimahullah berkata:
رَوَاهُ أَبُو جُحَيْفَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
“Diriwayatkan oleh Abu Juhaifah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam”
Hadits Abu Juhaifah radhiyallahu 'anhu telah diriwayatkan oleh Imam Bukhari rahimahullah dengan sanad dan matan yang utuh pada bab ke-50 tentang kisah Salman Al-Farisiy dan Abu Ad-Dardaa’ radhiyallahu 'anhuma.
Hadits kedua: Hadits Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu 'anhuma, Imam Bukhari rahimahullah berkata:
1876 - حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ عَلِيٍّ [الفلاس]، أَخْبَرَنَا أَبُو عَاصِمٍ [الضحاك بن مخلد النبيل]، عَنِ [عبد الملك بن عبد العزيز] ابْنِ جُرَيْجٍ، سَمِعْتُ عَطَاءً [بن أبي رباح]، أَنَّ أَبَا العَبَّاسِ الشَّاعِرَ [السَّائِب بْن فَرُّوخٍ]، أَخْبَرَهُ أَنَّهُ سَمِعَ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَمْرٍو رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا: بَلَغَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَنِّي أَسْرُدُ الصَّوْمَ، وَأُصَلِّي اللَّيْلَ، فَإِمَّا أَرْسَلَ إِلَيَّ وَإِمَّا لَقِيتُهُ، فَقَالَ: «أَلَمْ أُخْبَرْ أَنَّكَ تَصُومُ وَلاَ تُفْطِرُ، وَتُصَلِّي؟ فَصُمْ وَأَفْطِرْ، وَقُمْ وَنَمْ، فَإِنَّ لِعَيْنِكَ عَلَيْكَ حَظًّا، وَإِنَّ لِنَفْسِكَ وَأَهْلِكَ عَلَيْكَ حَظًّا»، قَالَ: إِنِّي لَأَقْوَى لِذَلِكَ، قَالَ: «فَصُمْ صِيَامَ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ» قَالَ: وَكَيْفَ؟ قَالَ: «كَانَ يَصُومُ يَوْمًا وَيُفْطِرُ يَوْمًا، وَلاَ يَفِرُّ إِذَا لاَقَى»، قَالَ: مَنْ لِي بِهَذِهِ يَا نَبِيَّ اللَّهِ؟ - قَالَ عَطَاءٌ: لاَ أَدْرِي كَيْفَ ذَكَرَ صِيَامَ الأَبَدِ - قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لاَ صَامَ مَنْ صَامَ الأَبَدَ» مَرَّتَيْنِ
1876 - Telah menceritakan kepada kami 'Amru bin 'Ali [Al-Fallas] telah mengabarkan kepada kami Abu 'Ashim [Adh-Dhahaq bin Maklad An-Nabiil] dari [‘Abdul Malik bin ‘Abdul ‘Aziz] Ibnu Juraij aku mendengar 'Atha' [bin Abi Rabah] bahwa Abu Al-'Abbas Asy-Sya'ir [As-Saib bin Farrukh] mengabarkan kepadanya bahwa dia mendengar 'Abdullah bin 'Amru radhiyallahu 'anhuma (berkata); Telah sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berita tentang aku bahwa aku akan terus berpuasa dan shalat malam. Aku tak ingat lagi, apakah kemudian beliau mengutus utusan atau aku menemui beliau, dan Beliau berkata: "Apakah benar kabar bahwa kamu akan berpuasa tidak akan berbuka dan shalat malam (tanpa tidur)? Puasa dan berbukalah, shalat dan juga tidurlah. Karena bagi matamu ada bagian hak atasmu dan bagi dirimu dan keluargamu ada bagian hak atasmu".
'Abdullah bin 'Amru radhiyallahu 'anhuma berkata: "Sungguh aku lebih kuat dari (amal amal) itu".
Beliau berkata: "Kalau begitu puasalah dengan puasanya Nabi Daud alaihissalam".
Dia bertanya: "Bagaimana caranya?"
Beliau shallallahu 'alaihi wasallam menawab: "Nabi Daud 'alaihissalam berpuasa sehari dan berbuka sehari sehingga dia tidak akan kabur ketika berjumpa dengan musuh (karena tidak lemas)".
Dia berkata: "Siapa yang menjamin diriku dengan amalan tersebut wahai Nabi Allah?
-'Atha' berkata: "Aku tidak tahu bagaimana dia menyebutkan puasa abadi (sepanjang hidup)-
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak dianggap puasa bagi siapa yang puasa abadi".
Beliau mengucapkannya dua kali.
Ø  Dalam riwayat lain:
«وَإِنَّ لِوَلَدِكَ عَلَيْكَ حَقًّا» [صحيح مسلم]
“dan sesunguhnya bagi anakmu ada bagian hak atasmu” [Shahih Muslim]
D.    Bab ke-57
Imam Bukhari rahimahullah berkata:
بَابُ صَوْمِ يَوْمٍ وَإِفْطَارِ يَوْمٍ
“Bab: Puasa satu hari dan berbuka satu hari”
Dalam bab ini, Imam Bukhari rahimahullah ingin menjelaskan keutamaan berpuasa sehari dan berbuka sehari dengan kembali meriwayatkan hadits ‘Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata:
1877 - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ [بُنْدَارٌ]، حَدَّثَنَا غُنْدَرٌ [محمد بن جعفر]، حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، عَنْ مُغِيرَةَ [بن مِقْسَمٍ الضَّبِّيّ]، قَالَ: سَمِعْتُ مُجَاهِدًا [بن جَبْرٍ]، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: «صُمْ مِنَ الشَّهْرِ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ»، قَالَ: أُطِيقُ أَكْثَرَ مِنْ ذَلِكَ، فَمَا زَالَ حَتَّى قَالَ: «صُمْ يَوْمًا وَأَفْطِرْ يَوْمًا» فَقَالَ: «اقْرَإِ القُرْآنَ فِي كُلِّ شَهْرٍ»، قَالَ: إِنِّي أُطِيقُ أَكْثَرَ فَمَا زَالَ، حَتَّى قَالَ: «فِي ثَلاَثٍ»
1877 - Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar [Bundaar: Yang kuat hafalannya (Al-Hafidz)] telah menceritakan kepada kami Ghundar [Muhammad bin Ja’far] telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Mughirah [bin Miqsam Adh-Dhabbiy] berkata, aku mendengar Mujahid [bin Jabr] dari 'Abdullah bin 'Amr radhiyallahu 'anhuma dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Puasalah dalam sebulan sebanyak tiga hari".
Dia berkata: "Aku sanggup yang lebih banyak dari itu".
Dia terus saja mengatakan kemampuanya itu hingga akhirnya Beliau berkata: "Kalau begitu berpuasalah sehari dan berbuka sehari".
Beliau juga berkata kepadanya: "Bacalah (khatam) Al-Qur'an sekali dalam sebulan".
Dia berkata: "Aku sanggup yang lebih banyak dari itu".
Dia terus saja mengatakan kemampuannya itu hingga akhirnya Beliau berkata: "Kalau begitu kamu khatamkan dalam tiga hari".
E.     Bab ke-58
Imam Bukhari rahimahullah berkata:
بَابُ صَوْمِ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ
“Bab: Puasa Daud ‘alaihissalam”
Bab ini sama dengan bab sebelumnya karena puasa Daud adalah berpuasa sehari dan berbuka sehari. Hanyasaja Imam Bukhari rahimahullah dalam bab ingin menyebutkan keutamaannya karena puasa tersebut mengikut pada ibadah Nabi Daud ‘alaihissalam.
Dan imam Bukhari rahimahullah kembali meriwayatkan hadits ‘Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhuma melalui dua jalur:
Jalur pertama, imam Bukhari rahimahullah berkata:
1878 - حَدَّثَنَا آدَمُ [بنُ أَبِي إِيَاسٍ]، حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، حَدَّثَنَا حَبِيبُ بْنُ أَبِي ثَابِتٍ، قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا العَبَّاسِ المَكِّيَّ، - وَكَانَ شَاعِرًا وَكَانَ لاَ يُتَّهَمُ فِي حَدِيثِهِ - قَالَ: سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَمْرِو بْنِ العَاصِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّكَ لَتَصُومُ الدَّهْرَ، وَتَقُومُ اللَّيْلَ؟»، فَقُلْتُ: نَعَمْ، قَالَ: «إِنَّكَ إِذَا فَعَلْتَ ذَلِكَ هَجَمَتْ لَهُ العَيْنُ، وَنَفِهَتْ لَهُ النَّفْسُ، لاَ صَامَ مَنْ صَامَ الدَّهْرَ، صَوْمُ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ صَوْمُ الدَّهْرِ كُلِّهِ»، قُلْتُ: فَإِنِّي أُطِيقُ أَكْثَرَ مِنْ ذَلِكَ، قَالَ: «فَصُمْ صَوْمَ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ، كَانَ يَصُومُ يَوْمًا وَيُفْطِرُ يَوْمًا، وَلاَ يَفِرُّ إِذَا لاَقَى»
1878 - Telah menceritakan kepada kami Adam [bin Abi Iyas] telah menceritakan kepada kami Syu'bah, telah menceritakan kepada kami Habib bin Abu Tsabit berkata: Aku mendengar Abu Al-'Abbas Al-Makkiy – ia seorang ahli sya'ir yang tidak dianggap buruk dalam menyampaikan hadits-, berkata: Aku mendengar 'Abdullah bin 'Amru bin Al-'Ash radhiyallahu 'anhuma berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Apakah benar kamu berpuasa dahr (sepanjang masa) dan shalat sepanjang malam?"
Aku jawab; "Benar".
Beliau berkata: "Jika kamu kerjakan itu nanti matamu akan mengantuk dan fisikmu menjadi lemah. Tidak ada (pahala) puasa bagi siapa yang mengerjakan puasa sepanjang masa. Puasa tiga hari (dalam sebulan) sama nilainya dengan puasa sepanjang jaman".
'Abdullah bin 'Amru berkata: "Sungguh aku mampu lebih dari itu".
Beliau berkata: "Kalau begitu puasalah dengan puasanya Nabi Daud 'alaihissalam, yang dia berpuasa sehari dan berbuka sehari sehingga dia tidak akan kabur ketika berjumpa dengan musuh (karena tidak berpuasa tiap hari)".
Jalur kedua, imam Bukhari rahimahullah berkata:
1879 - حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ شَاهِينَ الوَاسِطِيُّ، حَدَّثَنَا خَالِدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ، عَنْ خَالِدٍ الحَذَّاءِ، عَنْ أَبِي قِلاَبَةَ [عبد الله بن زيد بن عمرو الجَرْمِيّ]، قَالَ: أَخْبَرَنِي أَبُو المَلِيحِ [عامر بن أسامة بن عمير الهذلي]، قَالَ: دَخَلْتُ مَعَ أَبِيكَ [زيد بن عمرو] عَلَى عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو، فَحَدَّثَنَا: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذُكِرَ لَهُ صَوْمِي، فَدَخَلَ عَلَيَّ، فَأَلْقَيْتُ لَهُ وِسَادَةً مِنْ أَدَمٍ حَشْوُهَا لِيفٌ، فَجَلَسَ عَلَى الأَرْضِ، وَصَارَتِ الوِسَادَةُ بَيْنِي وَبَيْنَهُ، فَقَالَ: «أَمَا يَكْفِيكَ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ ثَلاَثَةُ أَيَّامٍ؟»، قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، قَالَ: «خَمْسًا»، قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، قَالَ: «سَبْعًا»، قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، قَالَ: «تِسْعًا»، قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، قَالَ: «إِحْدَى عَشْرَةَ»، ثُمَّ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لاَ صَوْمَ فَوْقَ صَوْمِ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ شَطْرَ الدَّهَرِ، صُمْ يَوْمًا، وَأَفْطِرْ يَوْمًا»
1879 - Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Syahin Al-Washithiy, telah menceritakan kepada kami Khalid bin 'Abdullah, dari Khalid Al-Hadzdza' dari Abu Qilabah [‘Abdullah bin Zayd bin ‘Amr Al-Jarmiy] berkata: Telah mengabarkan kepada saya Abu Al-Malih [‘Amir bin Usamah bin ‘Umair Al-Hudzaliy] berkata; Aku dan bapakmu [Zayd bin ‘Amr] datang menemui 'Abdullah bin 'Amru lalu dia menceritakan kepada kami bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dikabarkan tentang shaumku lalu Beliau menemuiku. Maka aku berikan kepada Beliau bantal terbuat dari kulit yang disamak yang isinya dari rerumputan, lalu Beliau duduk di atas tanah sehingga bantal tersebut berada di tengah antara aku dan Beliau, lalu Beliau berkata: "Bukankah cukup bagimu bila kamu berpuasa selama tiga hari dalam setiap bulannya?"
'Abdullah bin 'Amru berkata; "Wahai Rasulullah? (bermaksud minta tambahan) ".
Beliau berkata: "Silahkan kau lakukan lima hari".
Aku katakan lagi: "Wahai Rasulullah?"
Beliau berkata: " Silahkan kau lakukan tujuh hari".
Aku katakan lagi: "Wahai Rasulullah?"
Beliau berkata: " Silahkan kau lakukan sembilan hari".
Aku katakan lagi: "Wahai Rasulullah?"
Beliau berkata: " Silahkan kau lakukan sebelas hari". Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Tidak ada shaum melebihi shaumnya Nabi Daud ‘alaihissalam yang merupakan separuh shaum dahar, berpuasalah sehari dan berbukalah sehari".
Penjelasan singkat hadits ini:
  1. Biografi Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhuma.
  1. Hak badan dalam puasa.
Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhuma berkata:
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّ بِرَجُلٍ فِي ظِلِّ شَجَرَةٍ يُرَشُّ عَلَيْهِ الْمَاءُ، قَالَ: «مَا بَالُ صَاحِبِكُمْ هَذَا؟» قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ صَائِمٌ، قَالَ: «إِنَّهُ لَيْسَ مِنَ الْبِرِّ أَنْ تَصُومُوا فِي السَّفَرِ، وَعَلَيْكُمْ بِرُخْصَةِ اللَّهِ الَّتِي رَخَّصَ لَكُمْ فَاقْبَلُوهَا» [سنن النسائي: صحيح]
Bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melewati seseorang yang berada di bawah naungan pohon, dirinya disiram air, beliau bertanya: "Apa yang telah terjadi pada teman kalian ini?!"
Mereka menjawab; "Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, ia sedang berpuasa."
Beliau bersabda: "Bukan termasuk kebajikan jika kalian berpuasa dalam perjalanan dan hendaklah kalian mengambil keringanan yang Allah berikan kepada kalian, terimalah keringanan tersebut." [Sunan An-Nasa'iy: Shahih]
  1. Pahala kebaikan dilipat-gandakan sepuluh kali lipat atau lebih.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا وَمَنْ جَاءَ بِالسَّيِّئَةِ فَلَا يُجْزَى إِلَّا مِثْلَهَا وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ} [الأنعام: 160]
Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; Dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan). [Al-An’aam:160]
Ø  Dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ الحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ ثُمَّ بَيَّنَ ذَلِكَ، فَمَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللَّهُ لَهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً، فَإِنْ هُوَ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللَّهُ لَهُ عِنْدَهُ عَشْرَ حَسَنَاتٍ إِلَى سَبْعِ مِائَةِ ضِعْفٍ إِلَى أَضْعَافٍ كَثِيرَةٍ، وَمَنْ هَمَّ بِسَيِّئَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللَّهُ لَهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً، فَإِنْ هُوَ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللَّهُ لَهُ سَيِّئَةً وَاحِدَةً»
"Allah menulis kebaikan dan kejahatan," selanjutnya beliau jelaskan: "Siapa yang berniat kebaikan lantas tidak jadi ia amalkan, Allah mencatat satu kebaikan di sisi-Nya secara sempurna, dan jika ia berniat lantas ia amalkan, Allah mencatatnya sepuluh kebaikan, bahkan hingga dilipat-gandakan tujuh ratus kali, bahkan lipat-ganda yang tidak terbatas, sebaliknya barangsiapa yang berniat melakukan kejahatan kemudian tidak jadi ia amalkan, Allah menulis satu kebaikan disisi-Nya secara sempurna, dan jika ia berniat kejahatan dan jadi ia lakukan, Allah menulisnya sebagai satu kejahatan saja."
  1. Keutamaan puasa tiga hari dalam sebulan.
Akan dijelaskan pada bab ke-59, insyaallah!
  1. Hukum puasa sepanjang tahun.
Ulama berselisih pendapat tentang orang yang berpuasa sepanjang tahun kecuali pada dua hari Raya:
Pendapat pertama: Dianjurkan.
Dengan dalil keutamaan memperbanyak puasa.
Pendapat kedua: Boleh.
Adapun larangan berpuasa setahun penuh, jika tetap berpuasa pada hari-hari yang diharamkan, atau bagi yang tidak mampu dan menyiksa dirinya.
Pendapat ketiga: Makruh.
Dengan dalil, sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam:
«لاَ صَامَ مَنْ صَامَ الدَّهْرَ»
“Tidak ada nilai puasa bagi siapa yang mengerjakan puasa sepanjang masa”.
«لاَ أَفْضَلَ مِنْ ذَلِكَ»
"Tidak ada puasa yang lebih utama dari itu (puasa Daud)".
Ø  Dari Abu Qatadah radhiyallahu 'anhu; Umar radhiyallahu 'anhu bertanya: Bagaimana dengan orang yang berpuasa setahun penuh?
«لَا صَامَ وَلَا أَفْطَرَ» - أَوْ قَالَ - «لَمْ يَصُمْ وَلَمْ يُفْطِرْ» [صحيح مسلم]
"Dia tidak berpuasa dan tidak juga berbuka." atau beliau katakan dengan redaksi: “Selamanya ia tak dianggap berpuasa dan tidak pula dianggap berbuka“.
Pendapat keempat: Haram.
Dari Abu Musa radhiyallahu 'anhu; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
" مَنْ صَامَ الدَّهْرَ ضُيِّقَتْ عَلَيْهِ جَهَنَّمُ هَكَذَا " وَقَبَضَ كَفَّهُ [مسند أحمد: صحيح]
"Barangsiapa yang berpuasa selama satu tahun penuh, maka neraka jahannam akan dipersempit untuknya seperti ini", lalu beliau mengepalkan telapak tangannya. [Musnad Ahmad: Shahih]
  1. Niat baik dalam beribadah tidak cukup tanpa mengikuti sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan memperhatikan hak orang lain.
Dalam riwayat lain:
«أَلَمْ أُخْبَرْ أَنَّكَ تَصُومُ الدَّهْرَ وَتَقْرَأُ الْقُرْآنَ كُلَّ لَيْلَةٍ؟» فَقُلْتُ: بَلَى، يَا نَبِيَّ اللهِ، وَلَمْ أُرِدْ بِذَلِكَ إِلَّا الْخَيْرَ [صحيح مسلم]
"Benarkah berita bahwa kamu berpuasa sepanjang masa dan membaca (mengkhatamkan) Al-Qur`an sekali setiap malam?"
Saya menjawab, "Benar wahai Nabiyullah, namun tidaklah saya menginginkan dari perbuatan itu kecuali kebaikan." [Shahih Muslim]
Ø  Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berkata:
جَاءَ ثَلاَثَةُ رَهْطٍ إِلَى بُيُوتِ أَزْوَاجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَسْأَلُونَ عَنْ عِبَادَةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَلَمَّا أُخْبِرُوا كَأَنَّهُمْ تَقَالُّوهَا، فَقَالُوا: وَأَيْنَ نَحْنُ مِنَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؟ قَدْ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ، قَالَ أَحَدُهُمْ: أَمَّا أَنَا فَإِنِّي أُصَلِّي اللَّيْلَ أَبَدًا، وَقَالَ آخَرُ: أَنَا أَصُومُ الدَّهْرَ وَلاَ أُفْطِرُ، وَقَالَ آخَرُ: أَنَا أَعْتَزِلُ النِّسَاءَ فَلاَ أَتَزَوَّجُ أَبَدًا، فَجَاءَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَيْهِمْ، فَقَالَ: «أَنْتُمُ الَّذِينَ قُلْتُمْ كَذَا وَكَذَا، أَمَا وَاللَّهِ إِنِّي لَأَخْشَاكُمْ لِلَّهِ وَأَتْقَاكُمْ لَهُ، لَكِنِّي أَصُومُ وَأُفْطِرُ، وَأُصَلِّي وَأَرْقُدُ، وَأَتَزَوَّجُ النِّسَاءَ، فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِي فَلَيْسَ مِنِّي»
Tiga orang datang ke rumah istri-istri Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, mereka menanyakan tentang ibadah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Setelah mereka diberi tahu, seakan-akan mereka menganggapnya sedikit. Mereka mengatakan: Apalah kita dibandingkan dengan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam? Beliau sudah diampuni dosanya yang telah lalu dan yang akan datang.
Seorang dari mereka berkata: Adapun saya, akan shalat malam selamanya. Yang lain berkata: Aku akan puasa seumur hidup dan tidak berbuka. Dan yang lain berkata: Aku akan meninggalkan wanita dan tidak menikah selamanya.
Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendatangi mereka dan bersabda: “Kaliankah yang mengatakan ini dan itu? Ketahuilah demi Allah, sesungguhnya aku adalah yang paling takut kepada Allah dari kalian dan yang paling bertaqwa kepada-Nya, akan tetapi aku berpuasa dan berbuka, salat malam dan tidur, dan aku menikahi wanita, maka barangsiapa yang tidak suka dengan sunnahku maka ia bukan dari golonganku". [Sahih Bukhari dan Muslim]
  1. Hak keluarga dalam puasa.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ فَإِنْ كَرِهْتُمُوهُنَّ فَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللَّهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا} [النساء: 19]
Dan bergaullah dengan mereka (isteri) secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak. [An-Nisaa':19]
Ø  Aisyah radhiyallahu 'anha -istri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam- berkata:
دَخَلَتْ عَلَيَّ خُوَيْلَةُ بِنْتُ حَكِيمِ بْنِ أُمَيَّةَ بْنِ حَارِثَةَ بْنِ الْأَوْقَصِ السُّلَمِيَّةُ وَكَانَتْ عِنْدَ عُثْمَانَ بْنِ مَظْعُونٍ قَالَتْ: فَرَأَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَذَاذَةَ هَيْئَتِهَا، فَقَالَ لِي: «يَا عَائِشَةُ، مَا أَبَذَّ هَيْئَةَ خُوَيْلَةَ؟» قَالَتْ: فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، امْرَأَةٌ لَا زَوْجَ لَهَا يَصُومُ النَّهَارَ، وَيَقُومُ اللَّيْلَ فَهِيَ كَمَنْ لَا زَوْجَ لَهَا، فَتَرَكَتْ نَفْسَهَا وَأَضَاعَتْهَا، قَالَتْ: فَبَعَثَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى عُثْمَانَ بْنِ مَظْعُونٍ فَجَاءَهُ، فَقَالَ: «يَا عُثْمَانُ، أَرَغْبَةً عَنْ سُنَّتِي؟» قَالَ: فَقَالَ: لَا وَاللَّهِ يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَلَكِنْ سُنَّتَكَ أَطْلُبُ، قَالَ: «فَإِنِّي أَنَامُ وَأُصَلِّي، وَأَصُومُ وَأُفْطِرُ، وَأَنْكِحُ النِّسَاءَ، فَاتَّقِ اللَّهَ يَا عُثْمَانُ، فَإِنَّ لِأَهْلِكَ عَلَيْكَ حَقًّا، وَإِنَّ لِضَيْفِكَ عَلَيْكَ حَقًّا، وَإِنَّ لِنَفْسِكَ عَلَيْكَ حَقًّا، فَصُمْ وَأَفْطِرْ، وَصَلِّ وَنَمْ» [مسند أحمد: حسن]
"Khuwailah binti Hakim bin Umayah bin Haritsah bin Al-Auqas As-Sulamiyah, ia adalah isterinya Utsman bin Mazh'un, ia menemuiku."
Aisyah berkata; "Rasulullah shallaallahu 'alaihi wa sallam melihatnya seolah ia mempunyai penampilan yang buruk. Beliau menuturkan kepadaku: "Wahai Aisyah! Alangkah buruknya penampilan Khuwailah?"
Aisyah menjawab; "Wahai Rasulullah! Ia adalah seorang wanita yang mempunyai suami yang berpuasa di siang harinya, dan selalu shalat malam. Ia seperti orang yang tidak punya suami sama sekali, ia tidak memperhatikan dirinya sendiri dan menyia-nyiakannya."
Kemudian Rasulullah shallaallahu 'alaihi wa sallam mengutus kepada Utsman bin Mazh'un, dan ia pun mendatangi beliau. Beliau bertanya: 'Wahai Utsman, apakah engkau membenci sunnahku? '
Ia menjawab; 'Tidak, demi Allah Wahai Rasulullah! Akan tetapi aku melaksanakan sunnahmu.'
Beliau menuturkan; "Sesungguhnya aku tidur, berpuasa, berbuka, dan menikahi wanita. Maka bertakwalah wahai Utsman! Karena keluargamu mempunyai hak, tamumu juga memiliki hak, dan diri mu juga mempunyai hak. Maka berpuasa dan berbukalah, serta shalat dan tidurlah." [Musnad Ahmad: Hasan]
  1. Anjuran menyeimbangkan antara urusan dunia dan akhirat.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا} [القصص: 77]
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi. [Al-Qashash: 77]
{وَأَنْفِقُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا تُلْقُوا بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ وَأَحْسِنُوا إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ} [البقرة: 195]
Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik. [Al-Baqarah:195]
Ø  Handzalah Al-Usayyidiy radhiyallahu 'anhu -salah seorang juru tulis Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam- berkata:
لَقِيَنِي أَبُو بَكْرٍ، فَقَالَ: كَيْفَ أَنْتَ؟ يَا حَنْظَلَةُ قَالَ: قُلْتُ: نَافَقَ حَنْظَلَةُ، قَالَ: سُبْحَانَ اللهِ مَا تَقُولُ؟ قَالَ: قُلْتُ: نَكُونُ عِنْدَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يُذَكِّرُنَا بِالنَّارِ وَالْجَنَّةِ، حَتَّى كَأَنَّا رَأْيُ عَيْنٍ، فَإِذَا خَرَجْنَا مِنْ عِنْدِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، عَافَسْنَا الْأَزْوَاجَ وَالْأَوْلَادَ وَالضَّيْعَاتِ، فَنَسِينَا كَثِيرًا، قَالَ أَبُو بَكْرٍ: فَوَاللهِ إِنَّا لَنَلْقَى مِثْلَ هَذَا، فَانْطَلَقْتُ أَنَا وَأَبُو بَكْرٍ، حَتَّى دَخَلْنَا عَلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قُلْتُ: نَافَقَ حَنْظَلَةُ، يَا رَسُولَ اللهِ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ «وَمَا ذَاكَ؟» قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ نَكُونُ عِنْدَكَ، تُذَكِّرُنَا بِالنَّارِ وَالْجَنَّةِ، حَتَّى كَأَنَّا رَأْيُ عَيْنٍ، فَإِذَا خَرَجْنَا مِنْ عِنْدِكَ، عَافَسْنَا الْأَزْوَاجَ وَالْأَوْلَادَ وَالضَّيْعَاتِ، نَسِينَا كَثِيرًا فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إِنْ لَوْ تَدُومُونَ عَلَى مَا تَكُونُونَ عِنْدِي، وَفِي الذِّكْرِ، لَصَافَحَتْكُمُ الْمَلَائِكَةُ عَلَى فُرُشِكُمْ وَفِي طُرُقِكُمْ، وَلَكِنْ يَا حَنْظَلَةُ سَاعَةً وَسَاعَةً» ثَلَاثَ مَرَّاتٍ [صحيح مسلم]
Abu Bakr -radhiyallahu 'anhu- menemuiku dan bertanya: Bagaimana kabarmu, wahai Handzalah?
Aku menjawab: Handzalah telah menjadi munafiq.
Abu Bakr berkata: Subhanallah, apa yang engkau katakan?
Handzalah menjawab: Ketika kami berada di sisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam beliau mengingatkan kami tentang neraka dan surga sampai seolah-olah kami melihatnya dengan mata secara langsung, lalu ketika kami keluar dari sisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, kami dilalaikan oleh istri, anak-anak, dan harta benda, dan kami banyak melupakan.
Abu Bakr berkata: Demi Allah, sungguh kami juga merasakan hal seperti itu.
Handzalah berkata: Lalu aku dan Abu Bakr pergi sampai kami menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, aku berkata: Handzalah telah mejadi munafiq, wahai Rasulullah!
Rasulllah berkata: Kenapa demikian?
Handzalah menjawab: Ketika kami berada di sisimu engkau mengingatkan kami tentang neraka dan surga sampai seolah-olah kami melihatnya dengan mata secara langsung, lalu ketika kami keluar dari sisimu, kami dilalaikan oleh istri, anak-anak, dan harta benda, dan kami banyak melupakan.
Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Demi Yang jiwaku ditangan-Nya, jika kalian senantiasa demikian sebagaimana ketika kalian di sisiku, maka sungguh Malaikat akan senantiasa menemani kalian ketika kalian berada di ranjang kalaian dan di jalan-jalan kalian. Akan tetapi wahai Handzalah, sesaat (dalam beribadah) dan sesaat (dalam hal yang hukumnya boleh)."
Beliau mengucapkannya tiga kali. [Shahih Muslim]
  1. Keutamaan puasa satu hari dan berbuka satu hari (puasa Daud ‘alaihissalam).
Dalam riwayat lain, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepada Abdullah bin 'Amr radhiyallahu 'anhuma:
" أَحَبُّ الصِّيَامِ إِلَى اللَّهِ صِيَامُ دَاوُدَ، كَانَ يَصُومُ يَوْمًا وَيُفْطِرُ يَوْمًا "
“Puasa yang paling dicintai oleh Allah adalah puasa Nabi Daud, ia berpuasa sehari dan berbuka sehari.”
Dalam riwayat lain:
كَانَ يَصُومُ نِصْفَ الدَّهْرِ [صحيح البخاري ومسلم]
“Ia berpuasa setengah tahun”. [Sahih Bukhari dan Muslim]
Lihat: Puasa sunnah
  1. Anjuran membaca Al-Qur’an maksimal tiga kali khatam dalam sebulan.
Diantara keutamaan membaca Al-Qur’an:
a)      Ketenangan saat membaca Qur'an.
Al-Barra' bin 'Azib radhiyallahu 'anhu berkata: Ketika seorang dari sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca Al-Qur’an sementara kudanya terikat di rumah tiba-tiba kuda tersebut menghindar. Maka orang tersebut keluar memeriksanya tapi tidak melihat sesuatu pun, kemudian di pagi harinya ia menceritakan kejadian tersebut pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Maka beliau bersabda:
«السَّكِينَةُ تَنَزَّلَتْ بِالقُرْآنِ» [صحيح البخاري ومسلم]
“Itu adalah ketenangan yang turun di saat membaca Al-Qur'an”. [Sahih Bukhari dan Muslim]
b)      Satu huruf sepuluh kebaikan
Dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ، وَالحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا، لَا أَقُولُ الم حَرْفٌ، وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلَامٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ» [سنن الترمذي: صحيح]
“Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Al-Qur'an maka ia akan mendapat satu kebaikan, dan satu kebaikan dibalas sepuluh kebaikan, aku tidak mengatakan ألم satu huruf akan tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf”. [Sunan Tirmidzi: Sahih]
c)       Memberi syafa’at
Dari Abdullah bin 'Amr radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
" الصِّيَامُ وَالْقُرْآنُ يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، يَقُولُ الصِّيَامُ: أَيْ رَبِّ، مَنَعْتُهُ الطَّعَامَ وَالشَّهَوَاتِ بِالنَّهَارِ، فَشَفِّعْنِي فِيهِ، وَيَقُولُ الْقُرْآنُ: مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِاللَّيْلِ، فَشَفِّعْنِي فِيهِ "، قَالَ: " فَيُشَفَّعَانِ " [مسند أحمد: صحيح]
"Puasa dan Al-Qur'an akan memberi syafa'at kepada hamba di hari kiamat. Puasa berkata: Wahai Tuhanku, aku telah menahannya dari makanan dan syahwat di siang hari, maka izinkanlah aku memberi syafa'at padanya. Dan Al-Qur'an berkata: Aku telah menanannya dari tidur di malam hari, maka izinkanlah aku memberi syafa'at padanya. Kemudian keduanya memeberi syafa'at". [Musnad Ahmad: Shahih]
  1. Syari’at Islam adalah syari’at yang mudah.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ، وَلَنْ يُشَادَّ الدِّينَ أَحَدٌ إِلَّا غَلَبَهُ، فَسَدِّدُوا، وَقَارِبُوا
"Sesungguhnya agama itu mudah, dan tidaklah seseorang mempersulit agama kecuali dia akan dikalahkan (semakin berat dan sulit). Maka berlakulah lurus kalian, dan mendekatlah (kepada yang benar)". [Shahih Bukhari]
  1. Tuntunan Nabi adalah tuntunan terbaik.
Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhuma berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ketika khutbah mengatakan:
فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ، وَشَرُّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ [صحيح مسلم]
"Sesungguhnya ucapan terbaik adalah kitabullah (Al-Qur'an), dan tuntunan terbaik adalah tuntunan Muhammad, dan seburuk-buruk urusan adalah yang diada-adakan (dalam ibadah), dan semua bid'ah adalah kesesatan. [Sahih Muslim]
  1. Kualitas suatu ibadah tidak dilihat dari banyaknya.
Dari Ibnu 'Abbas -radhiyallahu 'anhuma- dari Juwairiyah -radhiyallahu 'anha- bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam keluar dari rumah Juwairiyah pada pagi hari usai shalat Subuh dan dia tetap di tempat shalatnya. Tak lama kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kembali setelah terbit fajar (pada waktu dhuha), sedangkan Juwairiyah masih duduk di tempat shalatnya. Setelah itu, Rasulullah menyapanya: "Ya Juwairiyah, kamu masih belum beranjak dari tempat shalatmu?"
Juwairiyah menjawab; 'Ya. Saya masih di sini, di tempat semula ya Rasulullah.'
Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata: 'Setelah keluar tadi, aku telah mengucapkan empat rangkaian kata-kata -sebanyak tiga kali- yang kalimat tersebut jika dibandingkan dengan apa yang kamu baca seharian tentu akan sebanding, yaitu:
سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ، عَدَدَ خَلْقِهِ، وَرِضَا نَفْسِهِ، وَزِنَةَ عَرْشِهِ، وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ
"Maha Suci Allah dengan segala puji bagi-Nya sebanyak hitungan makhluk-Nya, menurut keridlaan-Nya, seberat arasy-Nya dan sebanyak tinta kalimat-Nya." [Shahih Muslim]
  1. Adab menerima tamu.
Lihat bab sebelumnya: Bab (53) Hak tamu dalam hal puasa
  1. Tawadhu’ Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
Abu Hurairah radiyallahu 'anhu berkata: Jibril pernah duduk di samping Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu ia melihat ke langit dan mendadak ada malaikat yang turun dari langit. Maka Jibril pun berkata:
إِنَّ هَذَا الْمَلَكَ مَا نَزَلَ مُنْذُ يَوْمِ خُلِقَ، قَبْلَ السَّاعَةِ
"Sesungguhnya malaikat ini belum pernah turun sejak diciptakan beberapa sa'at yang lalu".
Kemudian ketika ia turun, dia berkata:
يَا مُحَمَّدُ، أَرْسَلَنِي إِلَيْكَ رَبُّكَ: أَفَمَلِكًا نَبِيًّا يَجْعَلُكَ، أَوْ عَبْدًا رَسُولًا؟
"Wahai Muhammad, Rabbmu telah mengutusku kepadamu. Apakah kamu ingin Rabbmu menjadikanmu seorang raja dan seorang Nabi ataukah seorang hamba dan seorang utusan."
Lalu Jibril menyela:
تَوَاضَعْ لِرَبِّكَ يَا مُحَمَّدُ
"Bertawadhu'lah kamu kepada Rabbmu wahai Muhammad."
Beliau berkata:
" بَلْ عَبْدًا رَسُولًا "
"Seorang hamba dan seorang utusan." [Musnad Ahmad: Sahih]
Ø  Dari 'Iyadh bin Himar radiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«وَإِنَّ اللهَ أَوْحَى إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّى لَا يَفْخَرَ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ، وَلَا يَبْغِي أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ» [صحيح مسلم]
"Dan sesungguhnya Allah mewahyukan kepadaku agar kalian bersikap tawadhu' (rendah diri) sampai seseorang tidak sombong terhadap yang lainnya, dan seseorang tidak melampaui batas terhadap yang lainnya". [Sahih Muslim]

Ø  Dari Abu Hurairah radiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلَّا رَفَعَهُ اللهُ» [صحيح مسلم]
"Dan seseorang tidak bersikap tawadhu demi Alla kecuali Allah akan mengangkat derajatnya". [Sahih Muslim]
  1. Kasih sayang Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam kepada umatnya.
Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُم بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ} [التوبة: 128]
Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. [At-Taubah: 128]
Wallahu a’lam!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...