Kamis, 06 Desember 2012

Syubhat "alam akhirat tidak kekal"



Sebelumnya saya telah mem-posting tulisan dengan judul "Surga dan Neraka kekal", menyebutkan ayat-ayat dan hadits-hadits sahih beserta ijma' ulama yang menunjukkan bahwa surga kekal beserta penghuni dan kenikmatannya, begitu pula neraka kekal beserta penghuni dan siksaannya atas izin Allah yang Maha kuasa dan kekal.

Kemudian seorang teman menanyakan penafsiran ulama pada ayat 28 surah Al-Baqarah, karena katanya ada satu buku yang menjadikannya dalil bahwa alam akhirat tidak kekal. 

Saya menjawab bahwa sama sekali tidak ada dalil bagi mereka pada ayat tersebut.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{كَيْفَ تَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَكُنْتُمْ أَمْوَاتًا فَأَحْيَاكُمْ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ ثُمَّ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ} [البقرة: 28]
Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, Kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, Kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan? [Al-Baqarah:28]
{قَالُوا رَبَّنَا أَمَتَّنَا اثْنَتَيْنِ وَأَحْيَيْتَنَا اثْنَتَيْنِ فَاعْتَرَفْنَا بِذُنُوبِنَا فَهَلْ إِلَى خُرُوجٍ مِنْ سَبِيلٍ} [غافر: 11]
Mereka menjawab: "Ya Tuhan kami Engkau telah mematikan kami dua kali dan Telah menghidupkan kami dua kali (pula), lalu kami mengakui dosa-dosa kami. Maka Adakah sesuatu jalan (bagi kami) untuk keluar (dari neraka)?" [Gaafir:11]

Ulama berbeda pendapat dalam memahami kedua ayat ini:

Pendapat pertama: Manusia diawali dengan kematian (sesuatu yang tidak ada, atau berupa tanah atau mani), kemudian dihidupkan di bumi, kemudian mati lagi, dan kemudian dihidupkan lagi di hari akhirat.

Ibnu Mas'ud dan beberapa sahabat Rasulullah –radiyallahu 'anhum- mengatakan:
لم تكونوا شيئًا فخلقكم، ثم يميتكم، ثم يحييكم يومَ القيامة [جامع البيان في تأويل القرآن للطبري]
Kalian semua manusia sebelumnya adalah sesuatu yang tidak ada, kemudian Allah menciptakan kalian, kemudian mematikan kalian, kemudian menghidupkan kalian di hari kiamat. [Tafsiir Ath-Thabariy]

Ibnu Abbas radiyallahu 'anhuma mengatakan:
كنتم تُرابًا قبل أن يخلقكم، فهذه ميتة، ثم أحياكم فخلقكم، فهذه إحياءة. ثم يميتكم فترجعون إلى القبور، فهذه ميتة أخرى. ثم يبعثكم يوم القيامة، فهذه إحياءة. فهما ميتتان وحياتان [جامع البيان في تأويل القرآن للطبري]
Kalian awalnya adalah tanah sebelum Allah menciptakan kalian, maka itu adalah satu kematian. Kemudian menghidupkan kalian dan menciptakan kalian, maka itu adalah satu kehidupan. Kemudian mematikan kalian dan kalian kembali ke dalam kubur, maka itu adalah kematian kedua. Kemudian membangkitkan kalian di hari kiamat, maka itu adalah kehidupan kedua. Maka semua itu adalah dua kematian dan dua kehidupan. [Tafsiir Ath-Thabariy]

Abu Malik rahimahullah mengatakan:
كانوا أمواتًا فأحياهم الله، ثم أماتهم، ثم أحياهم [جامع البيان في تأويل القرآن للطبري]
Manusia dulunya suatu yang mati, kemudian Allah menghidupkan mereka, kemudian mematikan mereka, kemudian menghidupkan mereka. [Tafsiir Ath-Thabariy]

Mujahid rahimahullah mengatakan:
لم تكونوا شيئًا حين خلقكم، ثم يميتكم الموْتةَ الحقّ، ثم يحييكم [جامع البيان في تأويل القرآن للطبري]
Manusia awalanya suatu yang tidak ada, kemudian mereka diciptakan, kemudian mereka dimatikan dengan kematian yang hak, kemudian mereka dihidupkan. [Tafsiir Ath-Thabariy]
 
Abu Al-'Aliyah rahimahullah mengatakan:
حين لم يكونوا شيئًا، ثم أحياهم حين خلقهم، ثم أماتهم، ثم أحياهم يوم القيامة، ثم رَجعوا إليه بعد الحياة [جامع البيان في تأويل القرآن للطبري]
Ketika manusia sesuatu yang tidak ada, kemudian mereka dihidupkan ketika mereka diciptakan, kemudian mereka dimatikan, kemudian mereka dihidupkan pada hari kiamat, kemudian mereka kembali kepada Allah setelah hidup. [Tafsiir Ath-Thabariy]

Qatadah rahimahullah berkata:
كانوا أمواتًا في أصلاب آبائهم ، فأحياهم الله وخلقهم، ثم أماتهم الموتة التي لا بد منها، ثم أحياهم للبعث يوم القيامة، فهما حياتان وموتتان [جامع البيان في تأويل القرآن للطبري]
Manusia awalnya mati dalam sulbi bapak-bapak mereka, kemudian Allah menghidupkan mereka dan menciptakan mereka, kemudian mereka dimatikan dengan suatu kematian yang mesti terjadi, kemudian mereka dihidupkan untuk dibangkitkan pada hari kiamat. Maka semua itu adalah dua kehidupan dan dua kematian. [Tafsiir Ath-Thabariy]

Pendapat kedua: Manusia mati di bumi, kemudian dihidupkan di alam kubur, kemudian mati lagi, kemudian dihidupkan lagi di hari akhirat.

Abu Shalih rahimahullah berkata:
يحييكم في القبر، ثم يميتكم [جامع البيان في تأويل القرآن للطبري]
Allah menghidupkan kalian dalam kubur, kemudian mematikan kalian. [Tafsiir Ath-Thabariy]

As-Suddiy mengatakan:
أميتوا في الدنيا، ثم أحيوا في قبورهم، فسئلوا أو خوطبوا، ثم أميتوا في قبورهم، ثم أحيوا في الآخرة [جامع البيان في تأويل القرآن للطبري]
Manusia dimatikan di dunia, kemudian mereka dihidupkan dalam kubur mereka, lalu mereka ditanya atau diajak bicara, kemudian mereka dimatikan dalam kubur mereka, kemudian mereka dihidupkan pada hari akhirat. [Tafsiir Ath-Thabariy]

Pendapat ketiga: Allah mengeluarkan semua anak cucu Adam dari sulbinya, kemudian dimatikan, kemudian dihidupkan dalam rahim ibunya, kemudian mati lagi, kemudian hidup lagi di hari akhirat.

Ibnu Zaid rahimahullah mengatakan:
خلقهم من ظهر آدم حين أخذ عليهم الميثاق، وقرأ:( وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِي آدَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ ) ... فلما أخذ عليهم الميثاق أماتهم، ثم خلقهم في الأرحام، ثم أماتهم، ثم أحياهم يوم القيامة، فذلك قول الله:( قَالُوا رَبَّنَا أَمَتَّنَا اثْنَتَيْنِ وَأَحْيَيْتَنَا اثْنَتَيْنِ فَاعْتَرَفْنَا بِذُنُوبِنَا ) [جامع البيان في تأويل القرآن للطبري]
Allah menciptakan manusia dari pundak Adam ketika mengambil perjanjian terhadap mereka.
Kemudian ia memabaca ayat: "Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka ... ". [Al-A'raaf: 172-173]
Setelah mengambil perjanjian terhadap semua anak cucu Adam, Allah mematikan mereka. Kemudian menciptakan mereka dalam rahim, kemudian mematikan mereka, kemudian menghidupkan mereka di hari kiamat. Maka itulah makna firman Allah: "Mereka menjawab: "Ya Tuhan kami Engkau telah mematikan kami dua kali dan Telah menghidupkan kami dua kali (pula), lalu kami mengakui dosa-dosa kami." [Gaafir:11]

Pendapat yang lebih kuat adalah pendapat pertama dari Ibu Ma'sud dan Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhum. Pendapat ini dirajihkan oleh Ibnu Jarir Ath-Thabariy, Ibnu 'Athiyah, dan Ibnu Katsiir rahimahumullah.

Dari semua pendapat di atas dan beberapa penafsiran lain yang tidak saya sebutkan sama sekali tidak ada yang mengatakan bahwa ada kematian setelah kehidupan akhirat, dan ini menunjukkan kalau ayat tersebut tidak bisa dijadikan dalil akan ketidak-kekalan kehidupan akhirat.

Dalam tafsir "Al-Hidayah ilaa buluug An-Nihayah" menafsirkan firman Allah:
{ثُمَّ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ} [البقرة: 28]
"Kemudin kalian kembali pada kehidupan untuk kekal di surga atau di neraka".

Imam Al-Bagawiy (510H) dalam tafsirnya mengatakan:
"Kemudian kalian kembali kepada Allah untuk memberi ganjaran bagi kalian atas semua amalan kalian".

Wallahu a'lam!

12 komentar:

  1. mantapppp .. nih dalil akurattt rat rattt .. bisa patah lagi tuh pengarangnya... langsung mau saya kirim ke pengarangnya juga .. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jazakallahu khaer, tp sy belum baca itu buku, jadi tidk bisa kasi jawaban yg lebih baik!

      Hapus
    2. k. Sebenarnya Tidak Ada Kebenaran dan Kekekalan yang hakiki kecuali Allah SWT saja ....... Mengekekalkan Ciptaan Allah berupa Syurga / Akherat layaknya Sekekal Allah sendiri itu artinya Menduakan Allah dengan Ciptaan-Nya, dan hal itu dapat dikatagorikan perbuatan Musyrik ... Sesungguhnya, tujuan akhir semua mahluk Allah yang tidak akan pernah rusak itu adalah Allah itu sendiri dan hanya Allahlah Sebenar2nya Syurga Yang Maha Kekal Yang Tidak Akan Pernah Rusak / Binasa ... Allahpun juga sudah berfirman dalam Quran bahwa "Barang siapa yang mengharapkan sesuatu kebahagiaan diluar Allah SWT, sesungguhnya orang2 itu berada dalam kesesatan yang nyata, (sekalipun yang diharapkan itu adalah Syurga)" .... Adapun Syurga seperti yang dibayangkan penuh dengan wanita2 cantik dengan makanan2 yang berlimpah untuk pemenuhan kebutuhan nafsu2nya itu sudah dijelaskan dalam ayat Quran surat Hud 106 - 108, bahwa kekekalannya hanya terjadi selama masih ada langit dan bumi .... Sedangkan syurga yang tidak akan binasa yang dijelaskan dalam ayat2 Quran lainnya, sesungguhnya ada pada Allah SWT itu sendiri ... seperti dalam QS. 28:88: “Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah"., QS.16:96: “Apa yang ada pada kamu akan lenyap dan apa yang ada pada Allah akan kekal". QS.57:3:”Dialah Allah, Zat yang Maha Awal dan yang Maha Akhir". dan di ayat2 tersebut tidak disebutkan akherat termasuk yang akhir juga, karena Allah telah berfirman bahwa hanya diri-Nyalah Tujuan Yang Akhir dan Tidak ada tempat lain selain diri-Nya yang Maha Kekal Abadi. .... Saat akhir yang paling akhir, kita sudah tidak lagi membutuhkan kebutuhan2 biologis seperti wanita2 cantik atau makanan2 yang berlimpah lgi, karena pada saat akhir yang paling akhir, yang kita butuhkan nantinya hanyalah ketenangan dan kebahagian bisa bersatunya diri kita kelak dengan Yang Maha Menciptakan, yaitu Allah SWT dan Allah SWT-pun mau menerima penyatuan diri kita dengan-Nya, Yang artinya ... Kita berasal dari Yang Awal dan akan kembali pula kepada Yang Awal lagi yaitu Allah SWT ... itulah tujuan akhir yang sebenar2nya sebagaimana yang selalu kita lafalkan dalam setiap sholat, "Sesungguhnya, Shalat saya, Ibadah saya, Hidup saya, dan Mati saya hanya untuk-Mu ya Allah Tuhan Seru Sekalian Alam" dan itulah yang sebenar2nya Syurga yang penuh kebahagian yang hakiki melebihi kebahagiaan nafsu2 biologis seperti yang dibayangkan setiap insan tersebut .... Sekali lagi janganlah mengharapkan syurga atas ibadah2 yang dilakukan di dunia ini kecuali mengharapkan Allah itu sendiri sebagai tujuan akhir hidup kita agar hidup kita terhindar dari kemusyrikan dan menjadi lebih berarti ... ... terima kasih ...

      Hapus
    3. Silahkan baca artikel lainnya di sini biar lebih jelas:
      1. Surga dan neraka kekal
      2. Beribadah tanpa pamrih (tdk mengharap surga atau takut neraka).

      Semoga bermanfaat!

      Hapus
  2. hmmm... bila Al-Qur'an telah menjawab tentang kehidupan akhirat yang kekal, sebagai fase kehidupan selanjutnya setelah alam dunia, apa lagi yang harus dibantah?

    kadang saya masih merasa ketakutan menghadapi sakaratul maut yang suatu saat pasti menghampiri... tapi yang sebenarnya saya takutkan adalah setelah kematian itu sendiri, apakah saya siap mempertanggungjawabkan segala amalan saat hidup di dunia ini... ni'mal maula wa ni'mal wakiil, ni'mal maula wa ni'mannashiir... semoga Alloh SWT. menolongku untuk beristiqomah dalam dienNya dan meraih khusnul khotimah.. begitu pula dengan saudara-saudara seiman, aamiiin.

    wallohu'alam..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga Allah subhanahu wa ta'aalaa senantiasa merahmati kita di dunia dan akhirat, Amiiin!!

      Hapus
    2. Kalo akhirat kekal brrti akhirat trmasuk tuhan donk?? Mnurut saya yg kekal hanyalah ALLAH.,, karna sudah jelas 20 sifat wajib bagi ALLAH yaitu trmasuk sifat baqa' (kekal). Jgn sampai menyamakan tuhan dengan akhirat karna akhirat (surga & neraka itu ciptaan ALLAH. Maka ketika ALLAH menginginkan akhirat hancur ya hancur!!! Intinya Hanya ALLAH lah yg kekal. Orang yg menganggap akhirat itu kekal brrti menyamakan ALLAH dengan akhirat dan itu trmasuk syirik!!!
      Ingat ALLAH bs melakukan apa saja yg dia mau trmasuk membinasakan akhirat. Asal anda tau ibnu taimiyah adalah salah satu murid dari agen perisikan israel yg menyamar jadi ulama dan mempunyai misi merusak keimanan umat islam., saya punya video asal mula ibnu taimiyah belajar. Ibnu taimiyah adalah seorang yg bodoh dalam hal tauhid. Dia belajar kepada agen perisikan israel yg menyamar jdi seorang ulama Yg bernama syech muhammad al-majmu'i alias MR. Hemper!!!

      Hapus
    3. 1. Meyakini bahwa alam akhirat kekal bukan berarti menyamakannya dgn Allah apalagi sampe menganggapnya Tuhan !?
      Kekekalan Allah secara hakiki, sedangkan alam akhirat Surga dan neraka kekal atas izin Allah.
      Allah berfirman: {وَأُدْخِلَ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ}
      Dan dimasukkanlah orang-orang yang beriman dan beramal saleh ke dalam syurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya dengan seizin Tuhan mereka. [Ibrahim:23]

      2. Adapun mengenai syekh Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah, sy mengatakan ingatlah selalu sabda Rasulullah shallalahu 'alaihi wa sallam:
      «لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ»
      “Tidak masuk surga orang yang di hatinya ada sekecil dzarrah KESOMBONGAN”.
      Seorang sahabat bertanya: Sesungguhnya seseorang senang jika pakaian dan sendalnya baik?
      Rasulullah menjawab:
      «إِنَّ اللهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ، الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ، وَغَمْطُ النَّاسِ»
      Sesungguhnya Allah itu maha indah dan mencintai yang indah, KESOMBONGAN itu adalah menolak kebenaran dan MERENDAHKAN orang lain.

      Hapus
    4. ust.Abu hafs percuma kita kasih tahu dia dgn banyak dalil,kalau otaknya sudah didoktrin sama itu buku. Masih dangkal pemikirannya
      Terimakasih buat infonya

      Hapus
    5. Hidayah taufiq memang hanya milik Allah, semoga kita terjaga dari pemikiran yg sesat, amin !

      Hapus
  3. Madsud ... begini yg di sebut kekal ... smua mahluk pasti mati malaikat,jin ,syaitan dan manusia dan akan hancur bumi langit beserta isi nya hanya Allah aja yg hidup dan Takan mati ... mkan hak Allah juga menghidupkan kan kembali sampai kekal ... makanya klo Maslah agama jgn pake di talar pake otak kg bakal sampe ... tp harus dgn ke imanan yg tulus dan ikhlas ... contoh lagi nabi isramiraj dari Masjidil haram ke Masjidil Aqsa trus ke langit ke tujuh dalam waktu sekejap klo pake otak kg bakal ketalar .. tp klo pake iman apa sih yg Allah kg mungkin ... thx

    BalasHapus

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...