بسم الله الرحمن الرحيم
Ayat pertama; Firman Allah ta’aalaa:
{وَلَا يَصُدُّنَّكَ عَنْ
آيَاتِ اللَّهِ بَعْدَ إِذْ أُنْزِلَتْ إِلَيْكَ وَادْعُ إِلَى رَبِّكَ
وَلَا تَكُونَنَّ مِنَ الْمُشْرِكِينَ} [القصص: 87]
Dan jangan sampai mereka menghalang-halangi
engkau (Muhammad) untuk (menyampaikan) ayat-ayat Allah, setelah ayat-ayat itu
diturunkan kepadamu, dan serulah (manusia) agar (beriman) kepada Tuhanmu, dan
janganlah engkau termasuk orang-orang musyrik. [Al-Qashash: 87]
Penjelasan
singkat ayat ini:
1.
Perintah untuk berda’wah.
Allah subhanahu
wata'aalaa berfirman:
{لِكُلِّ أُمَّةٍ
جَعَلْنَا مَنْسَكًا هُمْ نَاسِكُوهُ فَلَا يُنَازِعُنَّكَ فِي الْأَمْرِ وَادْعُ
إِلَى رَبِّكَ إِنَّكَ لَعَلَى هُدًى مُسْتَقِيمٍ} [الحج:
67]
Bagi setiap umat telah Kami tetapkan syariat
tertentu yang (harus) mereka amalkan, maka tidak sepantasnya mereka berbantahan
dengan engkau dalam urusan (syariat) ini dan serulah (mereka) kepada Tuhanmu.
Sungguh, engkau (Muhammad) berada di jalan yang lurus. [Al-Hajj: 67]
2.
Keutamaan berda’wah.
Allah subhanahu
wata'aalaa berfirman:
{وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِمَّنْ دَعَا
إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ} [فصلت:
33]
Siapakah yang lebih baik perkataannya
daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan
berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?"
[Fushilat:33]
Ayat kedua; Firman Allah ta’aalaa:
{ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ
بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُم بِالَّتِي هِيَ
أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ
بِالْمُهْتَدِينَ} [النحل: 125]
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu
dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang
baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk. [An-Nahl: 125]
Penjelasan
singkat ayat ini:
1)
Hikmah: ialah perkataan yang tegas dan benar yang dapat
membedakan antara yang hak dengan yang bathil.
Allah subhanahu
wata'aalaa berfirman:
{وَلَا تُجَادِلُوا أَهْلَ الْكِتَابِ إِلَّا بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ
إِلَّا الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْهُمْ} [العنكبوت: 46]
Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli
kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim
di antara mereka. [Al-'Ankabuut: 46]
Yang dimaksud dengan orang-orang yang zalim
ialah: orang-orang yang setelah diberikan kepadanya keterangan-keterangan dan
penjelasan-penjelasan dengan cara yang paling baik, mereka tetap membantah dan
membangkang dan tetap menyatakan permusuhan.
2)
Berda’wah dengan dasar ilmu.
Allah subhanahu
wata'aalaa berfirman:
{قُلْ هَذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ
عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَمَا أَنَا مِنَ
الْمُشْرِكِينَ} [يوسف: 108]
Katakanlah: "Inilah jalan
(agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah
dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang
yang musyrik". [Yusuf: 108]
Ayat ketiga; Firman Allah ta’aalaa:
{وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ
وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُوا
اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ} [المائدة: 2]
Dan tolong-menolonglah kamu dalam
(mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat
dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah
amat berat siksa-Nya. [Al-Maidah:2]
Penjelasan
singkat ayat ini:
Keutamaan
tolong menolong dalam kebaikan.
Abu Hurairah -radhiallahu 'anhu-
berkata; Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam- bersabda:
«مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ
اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى
مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، وَمَنْ سَتَرَ
مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، وَاللَّهُ فِي عَوْنِ
الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيه»
"Barangsiapa membebaskan
seorang mukmin dari suatu kesulitan dunia, maka Allah akan membebaskannya dari
suatu kesulitan pada hari kiamat. Barangsiapa memberi kemudahan kepada orang
yang berada dalam kesulitan, maka Allah akan memberikan kemudahan di dunia dan
akhirat. Barangsiapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutup
aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan selalu menolong hamba-Nya selama hamba
tersebut menolong saudaranya sesama muslim". [Shahih Muslim]
Ayat keempat; Firman Allah ta’aalaa:
{وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ
إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ
وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ} [آل عمران: 104]
Dan hendaklah ada di antara kamu
segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan
mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. [Ali
'Imran: 104]
Lihat: Keutamaan Amar ma’ruf Nahi mungkar
Hadits pertama:
1/173- وعن أَبِي مسعودٍ عُقبَةَ بْن
عمْرٍو الأَنْصَارِيِّ رضي اللَّه عنه قَالَ: قَالَ رَسُول اللَّه صَلّى اللهُ
عَلَيْهِ وسَلَّم: "مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلهُ مثلُ أَجْرِ
فَاعِلِهِ" رواه مسلم.
Dari Abu Mas'ud ‘Uqbah bin ‘Amr
Al-Anshariy radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang
menunjuki seseorang pada suatu kebaikan maka ia mendapatkan pahala seperti
pahala yang melakukannya (atas petunjuknya)". [Shahih Muslim]
Penjelasan singkat hadits ini:
1.
Biografi Abu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu.
Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/
2.
Hadits ini memiliki sebab wurud.
Abu Mas'ud Al-Anshariy radhiyallahu
'anhu berkata:
جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: إِنِّي أُبْدِعَ بِي فَاحْمِلْنِي، فَقَالَ:
«مَا عِنْدِي»، فَقَالَ رَجُلٌ: يَا رَسُولَ اللهِ، أَنَا أَدُلُّهُ عَلَى مَنْ
يَحْمِلُهُ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ دَلَّ
عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ»
"Seorang laki-laki datang kepada Nabi ﷺ seraya berkata, "Wahai Rasulullah,
jalan kami telah terputus karena hewan tungganganku telah mati, oleh karena itu
bawalah saya dengan hewan tunggangan yang lain." Maka beliau bersabda,
"Saya tidak memiliki (hewan tunggangan yang lain)." Tiba-tiba ada
seorang laki-laki yang berkata, "Wahai Rasulullah, saya dapat menunjukkan
seseorang yang dapat membawanya (memperoleh penggantinya)." Maka beliau
bersabda, "Barang siapa dapat menunjukkan suatu kebaikan, maka dia akan
mendapatkan pahala seperti orang yang melakukannya." [Shahih Muslim]
Hadits kedua:
2/174- وعن أَبِي هُريرةَ رضي اللَّه عنه أَن رسولَ اللَّه
صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قالَ: "منْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ
مِنَ الأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ منْ تَبِعَهُ لاَ ينْقُصُ ذلِكَ مِنْ أُجُورِهِم
شَيْئاً، ومَنْ دَعَا إِلَى ضَلاَلَةٍ كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ
مَنْ تَبِعَهُ لاَ ينقُصُ ذلكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئاً" رواه مسلم.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu; Bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
“Barangsiapa yang mengajak kepada kebaikan maka ia akan mendapat pahala seperti
pahal yang mengerjakannya tampa mengurangi pahala mereka sedikitpun, dan
barangsiapa yang mengajak kepada kesesatan maka ia akan mendapat dosa seperti
dosa yang mengerjakannya tampa mengurangi dosa mereka sedikitpun". [Sahih
Muslim]
Penjelasan singkat hadits ini:
1) Biografi
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.
Lihat: Abu Hurairah dan keistimewaannya
2) Bahaya
mengajak pada keburukan.
Allah subhanahu
wata'aalaa berfirman:
{وَقَالَ الَّذِينَ
كَفَرُوا لِلَّذِينَ آمَنُوا اتَّبِعُوا سَبِيلَنَا وَلْنَحْمِلْ خَطَايَاكُمْ
وَمَا هُمْ بِحَامِلِينَ مِنْ خَطَايَاهُمْ مِنْ شَيْءٍ إِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ
(12) وَلَيَحْمِلُنَّ أَثْقَالَهُمْ وَأَثْقَالًا مَعَ أَثْقَالِهِمْ
وَلَيُسْأَلُنَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَمَّا كَانُوا يَفْتَرُونَ} [العنكبوت: 12، 13]
Dan orang-orang yang kafir berkata kepada
orang-orang yang beriman, “Ikutilah jalan kami, dan kami akan memikul
dosa-dosamu,” padahal mereka sedikit pun tidak (sanggup) memikul dosa-dosa mereka
sendiri. Sesungguhnya mereka benar-benar pendusta. Dan mereka benar-benar akan
memikul dosa-dosa mereka sendiri, dan dosa-dosa yang lain bersama dosa mereka,
dan pada hari Kiamat mereka pasti akan ditanya tentang kebohongan yang selalu
mereka ada-adakan. [Al-'Ankabut: 12-13]
Lihat: Kitab tauhid bab 5; Mengajak untuk bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah
Hadits ketiga:
3/175- وعن أَبي العباسِ سهل بنِ سعدٍ السَّاعِدِيِّ رضي
اللَّه عنه أَن رسولَ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قَالَ يَوْمَ خَيْبَرَ:
"لأعْطِيَنَّ الرَّايَةَ غَداً رَجُلاً يَفْتَحُ اللَّه عَلَى يَدَيْهِ،
يُحبُّ اللَّه ورسُولَهُ، وَيُحبُّهُ اللَّه وَرَسُولُهُ"، فَبَاتَ
النَّاسُ يَدُوكونَ لَيْلَتَهُمْ أَيُّهُمْ يُعْطَاهَا. فَلَمَّا أصبحَ النَّاسُ
غَدَوْا عَلَى رسولِ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم كُلُّهُمْ يَرجُو أَنْ
يُعْطَاهَا، فقال: "أَيْنَ عليُّ بنُ أَبي طالب؟" فَقيلَ: يَا
رسولَ اللَّه هُو يَشْتَكي عَيْنَيْه قَالَ: "فَأَرْسِلُوا إِلَيْهِ"
فَأُتِي بِهِ، فَبَصقَ رسولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم في عيْنيْهِ،
وَدعا لَهُ، فَبَرأَ حَتَّى كَأَنْ لَمْ يَكُنْ بِهِ وَجعٌ، فأَعْطَاهُ
الرَّايَةَ. فقَالَ عليٌّ رضي اللَّه عنه: يَا رَسُول اللَّه أُقاتِلُهمْ حَتَّى
يَكُونُوا مِثْلَنَا؟ فَقَالَ: "انْفُذْ عَلَى رِسلِكَ حَتَّى تَنْزِلَ
بِسَاحتِهِمْ، ثُمَّ ادْعُهُمْ إِلَى الإِسْلامِ، وَأَخْبرْهُمْ بِمَا يجِبُ
عَلَيْهِمْ مِنْ حقِّ اللَّه تَعَالَى فِيهِ، فَواللَّه لأَنْ يَهْدِيَ اللَّه
بِكَ رَجُلاً وَاحِداً خَيْرٌ لَكَ مِنْ حُمْرِ النَّعَمَ" متفقٌ
عَلَيهِ.
Dari Abi Al-‘Abbas Sahal bin Sa'ad
As-Sa’idiy radhiyallahu 'anhu; Bahwasanya Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda ketika perang Khaibar: "Sungguh
bendera perang ini akan aku berikan esok hari kepada seseorang yang peperangan
ini akan dimenangkan melalui tangannya. Orang itu mencintai Allah dan Rosul-Nya
dan Allah dan Rosul-Nya juga mencintainya".
Maka orang-orang melalui malam mereka dengan bertanya-tanya siapa yang akan
diberikan kepercayaan itu. Keesokan harinya orang-orang mendatangi Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam, mereka semua berharap diberikan kepercayaan itu. Maka Beliau berkata: "Mana 'Ali?"
Dijawab: "Dia sedang sakit kedua matanya".
Beliau berkata: “Utuslah seseorang kepadanya!”. Maka 'Ali didatangkan, kemudian
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam meludahi kedua matanya lalu
mendo'akannya hingga sembuh seakan-akan belum pernah terkena penyakit
sedikitpun. Lalu Beliau memberikan bendera perang kepadanya. Kemudian
Ali bertanya: "Apakah aku perangi mereka hingga mereka menjadi seperti
kita (Muslim)?". Beliau
menjawab: “Melangkahlah ke depan hingga kamu memasuki tempat tinggal
mereka lalu serulah mereka ke dalam Islam dan beritahu kepada mereka tentang
apa yang diwajibkan atas mereka. Demi Allah, bila ada satu orang saja yang
mendapat petunjuk melalui dirimu maka itu lebih baik bagimu dari pada unta-unta
merah (yang paling bagus) ". [Shahih Bukhari dan Muslim]
Lihat: Hadits Ali mencitai dan dicintai Allah dan RasulNya
Hadits keempat:
4/176- وعن أَنسٍ رضي اللَّه عنه أَنْ فَتًى مِنْ أَسْلَمَ قَالَ: يَا
رسُولَ اللَّه إِنِّي أُرِيد الْغَزْوَ ولَيْس مَعِي مَا أَتجهَّزُ بِهِ؟ قَالَ: "ائْتِ
فُلاناً فإِنه قَدْ كانَ تَجَهَّزَ فَمَرِضَ" فَأَتَاهُ فَقَالَ: إِنَّ
رسولَ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يُقْرئُكَ السَّلامَ وَيَقُولُ:
أَعْطِني الَّذِي تجَهَّزْتَ بِهِ، فَقَالَ: يَا فُلانَةُ أَعْطِيهِ الَّذِي
تجَهَّزْتُ بِهِ، وَلا تحْبِسِي مِنْهُ شَيْئاً، فَواللَّه لاَ تَحْبِسِينَ مِنْهُ
شَيْئاً فَيُبَارَكَ لَكِ فِيهِ. رواه مسلم.
Dari Anas radhiyallahu ‘anhu,
Bahwa seorang pemuda dari suku Aslam berkata, "Wahai Rasulullah,
sesungguhnya saya ingin ikut berperang, namun saya tidak memiliki
perlengkapan." Beliau bersabda, "Datangilah si fulan, sebab dia telah
mempersiapkan perlengkapannya namun dia jatuh sakit." Maka datanglah
pemuda itu kepada Fulan seraya berkata, "Sesungguhnya Rasulullah ﷺ mengirim salam untuk Anda, dan menyuruh
Anda memberikan perlengkapan Anda kepadaku." Lalu orang yang sakit itu
berkata, "Wahai fulanah, berikanlah perlengkapan yang telah aku persiapkan
kepadanya, dan jangan sampai ada yang ketinggalan satu pun. Demi Allah, jangan
sampai ada yang ketinggalan satupun! Semoga Allah memberikan berkah kepadamu
karenanya." [Diriwayatkan oleh Muslim]
Penjelasan singkat hadits ini:
1.
Biografi Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu.
Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/
2.
Keutamaan menyiapkan perbekalan dalam kebaikan.
Dari Zaid bin Khalid radhiallahu'anhu;
Rasulullah ﷺ bersabda:
«مَنْ جَهَّزَ غَازِيًا
فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَقَدْ غَزَا، وَمَنْ خَلَفَ غَازِيًا فِي سَبِيلِ اللَّهِ
بِخَيْرٍ فَقَدْ غَزَا» [صحيح البخاري ومسلم]
"Barang siapa yang mempersiapkan
(bekal) orang yang berperang di jalan Allah berarti dia telah berperang
(mendapat pahala berperang). Dan barang siapa yang menjaga (menanggung urusan
rumah) orang yang berperang di jalan Allah dengan baik berarti dia telah berperang".
[Shahih Bukhari dan Muslim]
Ø Dari Abu Sa'id Al-Khudriy radhiallahu'anhu; Bahwa
Rasulullah ﷺ pernah mengirim
utusan Bani Lahyan dari suku Hudzail, lalu beliau bersabda:
«لِيَنْبَعِثْ مِنْ كُلِّ
رَجُلَيْنِ أَحَدُهُمَا، وَالْأَجْرُ بَيْنَهُمَا»
"Hendaknya setiap dua orang (dalam
keluarga) keluar salah satunya, sedangkan pahala antara keduanya sama."
[Shahih Muslim]
Wallahu ‘alam!
Lihat juga: Syarah Riyadhushalihin Bab (19) Orang yang memberikan suri tauladan baik atau buruk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...