بسم الله الرحمن الرحيم
Dari Abu Al-‘Abbas Abdullah bin 'Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata: Aku pernah berada di belakang Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam- pada suatu hari, beliau bersabda: "Hai 'nak, sesungguhnya aku akan mengajarimu beberapa kalimat; jagalah Allah niscaya Ia menjagamu, jagalah Allah niscaya kau menemui-Nya di hadapanmu, bila kau meminta, mintalah pada Allah dan bila kau meminta pertolongan, mintalah kepada Allah, ketahuilah sesungguhnya seandainya ummat bersatu untuk memberimu manfaat, mereka tidak akan memberi manfaat apa pun selain yang telah ditakdirkan Allah untukmu dan seandainya bila mereka bersatu untuk membahayakanmu, mereka tidak akan membahayakanmu sama sekali kecuali yang telah ditakdirkan Allah padamu, pena-pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah kering (maksudnya takdir telah ditetapkan)". Diriwayatkan oleh At-Tirmidziy dan berkata: Hadits ini hasan shahih.
Dalam riwayat lain:
Aku
menjawab; "Ya."
Lalu
beliau bersabda:
«احْفَظْ
اللَّهَ يَحْفَظْك،َ احْفَظْ اللَّهَ تَجِدْهُ أَمَامَك،َ تَعَرَّفْ إِلَيْهِ فِي
الرَّخَاءِ يَعْرِفْكَ فِي الشِّدَّة،ِ وَإِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلْ اللَّهَ،
وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللَّه،ِ قَدْ جَفَّ الْقَلَمُ بِمَا هُوَ
كَائِن،ٌ فَلَوْ أَنَّ الْخَلْقَ كُلَّهُمْ جَمِيعًا أَرَادُوا أَنْ يَنْفَعُوكَ
بِشَيْءٍ لَمْ يَكْتُبْهُ اللَّهُ عَلَيْكَ لَمْ يَقْدِرُوا عَلَيْه،ِ وَإِنْ
أَرَادُوا أَنْ يَضُرُّوكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَكْتُبْهُ اللَّهُ عَلَيْكَ لَمْ
يَقْدِرُوا عَلَيْه،ِ وَاعْلَمْ أَنَّ فِي الصَّبْرِ عَلَى مَا تَكْرَهُ خَيْرًا
كَثِيرًا، وَأَنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْر،ِ وَأَنَّ الْفَرَجَ مَعَ الْكَرْبِ،
وَأَنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا»
"Jagalah
Allah niscaya Dia akan menjagamu, Jagalah Allah niscaya engkau mendapatiNya di
hadapanmu. Ingatlah Dia di waktu lapang niscaya Dia akan ingat kepadamu di
waktu sempit. Jika engkau meminta maka mintalah kepada Allah, dan jika engkau
memohon pertolongan maka mohonlah pertolongan kepada Allah. Telah kering pena
dengan apa yang telah terjadi. Seandainya seluruh makhluk hendak memberi
manfaat kepadamu dengan sesuatu yang Allah tidak menetapkan padamu, niscaya
mereka tidak akan mampu memberikan manfaat kepadamu. Dan seandainya mereka
hendak mencelakakan dirimu dengan sesuatu yang Allah tidak menetapkan padamu,
niscaya mereka tidak akan mampu mencelakakanmu. Dan ketahuilah bahwa di dalam
kesabaran terhadap hal yang engkau benci terdapat banyak kebaikan. Bahwa
pertolongan itu (datang) setelah kesabaran, dan kelapangan itu (datang) setelah
kesempitan serta bahwa kemudahan itu (datang) setelah kesulitan." [Musnad
Ahmad]
Penjelasan
singkat hadits ini:
1. Abdullah
bin ' Abbas radliallahu ' anhuma.
Lihat di sini: Keistimewaan Abdullah bin ‘Abbas
2. Menjaga
Allah dengan menjalankan syari'at-Nya.
3. Siapa
yang menjaga Allah maka Allah akan menjaga dan menolongnya.
Allah subhanahu wa ta'aalaa
berfirman:
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا إِن تَنصُرُوا اللَّهَ يَنصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ} [محمد : 7]
Hai orang-orang mukmin, jika kamu
menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.
[Muhammad: 7]
4. Iman
dan amal shalih sebab untuk mendapatkan kehidupan yang baik.
Allah subhanahu wa ta'aalaa
berfirman:
{مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ
فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ
مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ} [النحل: 97]
Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh,
baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan
Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik (kebahagian dunia dan akhirat) dan
sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik
dari apa yang telah mereka kerjakan. [An-Nahl:97]
Lihat: Raih kebahagiaan dunia akhirat dalam berkeluarga
5. Maksiat
menyebabkan bencana dan musibah.
Allah subhanahu wa ta'aalaa
berfirman:
{وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ
أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ} [الشورى: 30]
Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka
adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian
besar (dari kesalahan-kesalahanmu). [Asy-Syuraa:30]
{فَإِنْ تَوَلَّوْا فَاعْلَمْ أَنَّمَا
يُرِيدُ اللَّهُ أَنْ يُصِيبَهُمْ بِبَعْضِ ذُنُوبِهِمْ} [المائدة: 49]
Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah
diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan
menimpakan mushibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa
mereka. [Al-Maidah:49]
Yang dimaksud musibah pada ayat di atas adalah
secara umum baik itu pada diri sendiri, keluarga, harta, maupun lingkungan.
{ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ
وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا
لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ} [الروم: 41]
Telah nampak kerusakan di darat dan di
laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada
mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan
yang benar). [Ar-Ruum:41]
Lihat: Akibat maksiat
6. Dengan
taubat dan amal shalih, Allah akan menjaga keturunan kita.
Allah subhanahu wa ta'aalaa
berfirman:
{وَأَصْلِحْ لِي فِي
ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ} [الأحقاف : 15]
"... berilah kebaikan kepadaku
dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada
Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri". [Al-Ahqaaf:
15]
{وَأَمَّا الْجِدَارُ
فَكَانَ لِغُلَامَيْنِ يَتِيمَيْنِ فِي الْمَدِينَةِ وَكَانَ تَحْتَهُ كَنزٌ
لَّهُمَا وَكَانَ أَبُوهُمَا صَالِحًا فَأَرَادَ رَبُّكَ أَن يَبْلُغَا
أَشُدَّهُمَا وَيَسْتَخْرِجَا كَنزَهُمَا رَحْمَةً مِّن رَّبِّكَ} [الكهف : 82]
Adapun dinding rumah adalah kepunyaan
dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi
mereka berdua, sedang ayahnya adalah seorang yang saleh, maka Tuhanmu
menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan
simpanannya itu, sebagai rahmat dari Tuhanmu. [Al-Kahf: 82]
Lihat: Dekat dengan Allah 'azza wajalla
7. Dekat
dengan Allah di waktu lapang, maka Allah akan dekat di waktu sempit.
Allah subhanahu wa ta'aalaa
berfirman:
{فَلَوْلَا أَنَّهُ كَانَ
مِنَ الْمُسَبِّحِينَ (143) لَلَبِثَ فِي بَطْنِهِ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ} [الصافات : 143-144]
Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk
orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya ia akan tetap tinggal di perut
ikan itu sampai hari berbangkit. [Ash-Shaaffaat: 143-144]
{إِنَّ اللَّهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَوْا وَالَّذِينَ هُمْ مُحْسِنُونَ}
[النحل:
128]
Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan
orang-orang yang berbuat kebaikan. [An-Nahl:128]
" مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا
فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالحَرْبِ، وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ
مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ، وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ
حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ: كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ، وَبَصَرَهُ
الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ، وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي
بِهَا، وَإِنْ سَأَلَنِي لَأُعْطِيَنَّهُ، وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيذَنَّهُ،
وَمَا تَرَدَّدْتُ عَنْ شَيْءٍ أَنَا فَاعِلُهُ تَرَدُّدِي عَنْ نَفْسِ المُؤْمِنِ،
يَكْرَهُ المَوْتَ وَأَنَا أَكْرَهُ مَسَاءَتَهُ " [صحيح البخاري]
"Barangsiapa yang memusuhi wali-Ku maka Aku akan memeranginya, dan tidak ada yang dipersembahkan hamba-Ku untuk mendekatkan diri kepada-Ku yang paling Aku cintai dari apa yang telah Aku wajibakan kepadanya, dan tidaklah hamba-ku senangtiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan sunnah sampai aku mencintainya. Dan jika aku mencintainya, maka Aku sebagai pendengaran yang ia pakai mendengar, penglihatan yang ia pakai melihat, tangan yang ia pakai memegang, dan kaki yang ia pakai berjalan, dan jika ia meminta kepada-Ku akan Aku berikan, dan jika ia minta perlindungan dari-Ku akan Aku lindungi, dan Aku tidak pernah ragu melakukan sesuatu seperti keraguan-Ku mencabut jiwa seorang mu'min, ia tidak suka mati dan Aku tidak suka menyakitinya". [Sahih Bukhari]
Lihat: Bersama Allah 'azza wajalla
8. Jauh
dari Allah di waktu senang, maka Allah akan menjauh di waktu sulit.
Allah subhanahu wa ta'aalaa
berfirman:
{وَجَاوَزْنَا بِبَنِي إِسْرَائِيلَ
الْبَحْرَ فَأَتْبَعَهُمْ فِرْعَوْنُ وَجُنُودُهُ بَغْيًا وَعَدْوًا حَتَّى إِذَا
أَدْرَكَهُ الْغَرَقُ قَالَ آمَنْتُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا الَّذِي آمَنَتْ
بِهِ بَنُو إِسْرَائِيلَ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ (90) آلْآنَ وَقَدْ عَصَيْتَ
قَبْلُ وَكُنْتَ مِنَ الْمُفْسِدِينَ} [يونس: 90، 91]
Dan Kami memungkinkan Bani Israil
melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Fir'aun dan bala tentaranya, karena
hendak menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila Fir'aun itu telah hampir
tenggelam berkatalah dia: "Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan
Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang
berserah diri (kepada Allah)". ( 91 ) Apakah sekarang (baru kamu percaya),
padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu, dan kamu termasuk
orang-orang yang berbuat kerusakan.
[Yunus: 90-91]
9. Meminta
dan memohon hanya kepada Allah.
Allah subhanahu wa ta'aalaa
berfirman:
{قُلْ إِنَّمَا أَدْعُو
رَبِّي وَلَا أُشْرِكُ بِهِ أَحَدًا} [الجن : 20]
Katakanlah: "Sesungguhnya aku hanya
menyembah (memohon kpd) Tuhanku dan aku tidak mempersekutukan sesuatupun
dengan-Nya". [Al-Jin: 20]
Ø Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu berkata:
Maukah engkau aku ajarkan do'a yang diajarkan Rasulullah shallallahu 'alaihi
wa sallam kepadaku, jika engkau mempunyai utang sebesar gunung "Tsabiir"
maka Allah akan melunaskannya darimu. Bacalah ..
«اللهُمَّ اكْفِنِيْ بِحَلالِكَ عَنْ حَرَامِكَ، وَأَغْنِنِيْ
بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ»
"Ya Allah .. cukupilah aku
dengan rezki-Mu yang halal (bukan) dari yang haram, dan berilah aku kekayaan
dengan karuniah-Mu (bukan) dari orang-orang selain-Mu". [Sunan Tirmidzi:
Hasan]
Ø
Dari Ibnu Mas’ud –radhiyallahu
‘anhu-; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«مَنْ أَصَابَتْهُ فَاقَةٌ، فَأَنْزَلَهَا بِالنَّاسِ،
لَمْ تُسَدَّ فَاقَتُهُ، وَمَنْ أَنْزَلَهَا بِاللَّهِ، أَوْشَكَ اللَّهُ لَهُ، بِالْغِنَى،
إِمَّا بِمَوْتٍ عَاجِلٍ، أَوْ غِنًى عَاجِلٍ» [سنن أبي داود: صححه الألباني]
“Siapa yang ditimpa kesusahan
lalu mengeluhkannya kepada manusia, maka tidaklah akan ditutupi kesusuahannya.
Dan siapa yang mengeluhkannya kepada Allah, niscaya Allah akan memberikan
kecukupan padanya, apakah dengan kematian yang segera, atau kecukupan yang
cepat”. [Sunan Abi Daud: Sahih]
10. Boleh
meminta kepada manusia sebatas kemampuannya.
Nabi Musa dan Khidir –‘alaihimassalam-
minta diberi makan oleh penduduk kampung:
{فَانْطَلَقَا حَتَّى إِذَا أَتَيَا
أَهْلَ قَرْيَةٍ اسْتَطْعَمَا أَهْلَهَا فَأَبَوْا أَنْ يُضَيِّفُوهُمَا} [الكهف: 77]
Maka keduanya berjalan; hingga tatkala keduanya
sampai kepada penduduk suatu negeri, mereka minta dijamu kepada penduduk negeri
itu. [Al-Kahfi: 77]
Ø
Dari Samurah bin Jundab –radhiyallahu
‘anhu-; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«إِنَّ المَسْأَلَةَ كَدٌّ يَكُدُّ
بِهَا الرَّجُلُ وَجْهَهُ، إِلَّا أَنْ يَسْأَلَ الرَّجُلُ سُلْطَانًا، أَوْ فِي أَمْرٍ
لَا بُدَّ مِنْهُ» [سنن الترمذي: صححه الألباني]
“Sesungguhnya meminta adalah
aib yang mencoreng wajah seseorang, kecuali seorang yang meminta kepada
penguasa (haknya), atau pada urusan yang mendesak (darurat)”. [Sunan Tirmidziy:
Sahih]
Rasulullah –shallallahu ‘alaihi
wasallam- terkadang meminta bantuan kepada sahabatnya.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu; Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam besabda:
«مَا الَّذِي
يُعْطِي مِنْ سَعَةٍ بِأَعْظَمَ أَجْرًا مِنَ الَّذِي يَقْبَلُ إِذَا كَانَ مُحْتَاجًا»
“Tidaklah yang memberi dalam kondisi berkecukupan (kaya)
lebih besar pahalanya dari yang menerima jika ia membutukan”. [Hasan ligairih]
Lihat: Takhrij hadits “Meminta jika membutuhkan”
11. Tidak
ada kekuatan dan kekuasaan di alam semesta ini kecuali tunduk di bawah kekuatan
dan kekuasaan Allah.
Al-Mugirah bin Syu'bah radiyallahu
'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam jika selesai
dari shalat fardhu membaca ...
«لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ ، لَهُ
الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ . اللَّهُمَّ لاَ
مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ وَلاَ يَنْفَعُ ذَا
الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ»
"Tiada Tuhan yang berhak
disembah selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya, milik-Nya seluruh
kerajaan, dan milik-Nya lah segala pujian, dan Ia maha kuasa atas segala
sesuatu. Ya Allah .. tidak ada yang bisa menghalangi apa yang Engkau berikan,
dan tidak ada yang bisa memberi apa yang Engkau halangi, dan tidak ada kekayaan/kekuatan
yang bermanfaat, karena dari-Mu lah kekayaan/kekuatan itu." [Sahih Bukhari
dan Muslim]
12. Kebaikan
dan keburukan hanya dari Allah.
Allah subhanahu wa ta'aalaa
berfirman:
{وَإِنْ يَمْسَسْكَ
اللَّهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهُ إِلَّا هُوَ وَإِنْ يُرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلَا
رَادَّ لِفَضْلِهِ يُصِيبُ بِهِ مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَهُوَ الْغَفُورُ
الرَّحِيمُ} [يونس : 107]
Jika Allah menimpakan sesuatu
kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia.
Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak
kurnia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di
antara hamba-hamba-Nya dan Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[Yunus: 107]
Ø Ibnu Ad-Dailamiy berkata, "Aku mendatangi Ubay bin Ka'b radhiyallahu ‘anhu, lalu aku katakan kepadanya, "Ada
sesuatu yang mengganjal dalam hatiku tentang perkara takdir, maka ceritakanlah
kepadaku tentang sesuatu semoga Allah menghilangkan keresahan itu dari dalam
hatiku."
Ia menjawab:
«لَوْ أَنَّ اللَّهَ عَذَّبَ أَهْلَ
سَمَاوَاتِهِ وَأَهْلَ أَرْضِهِ عَذَّبَهُمْ وَهُوَ غَيْرُ ظَالِمٍ لَهُمْ وَلَوْ
رَحِمَهُمْ كَانَتْ رَحْمَتُهُ خَيْرًا لَهُمْ مِنْ أَعْمَالِهِمْ وَلَوْ
أَنْفَقْتَ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا فِي سَبِيلِ اللَّهِ مَا قَبِلَهُ اللَّهُ
مِنْكَ حَتَّى تُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ وَتَعْلَمَ أَنَّ مَا أَصَابَكَ لَمْ يَكُنْ
لِيُخْطِئَكَ وَأَنَّ مَا أَخْطَأَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُصِيبَكَ وَلَوْ مُتَّ عَلَى
غَيْرِ هَذَا لَدَخَلْتَ النَّارَ»
"Jika Allah menyiksa semua makluk yang
ada di langit dan di bumi, maka itu bukanlah suatu kezhaliman yang Dia lakukan
atas mereka, dan sekiranya Dia memberikan rahmat kepada mereka, sesungguhnya
rahmat-Nya adalah lebih baik dari amalan yang telah mereka lakukan. Jika engkau
bersedekah dengan emas sebesar gunung uhud di jalan Allah, maka Allah tidak
akan menerimanya hingga engkau beriman dengan takdir. Dan engkau mengetahui
bahwa apa saja yang ditakdirkan menjadi bagianmu tidak akan meleset darimu, dan
apa yang tidak ditakdirkan untuk menjadi bagianmu tidak akan engkau dapatkan.
Jika engkau meninggal bukan di atas keyakinan yang demikian ini, maka engkau
akan masuk neraka."
Ibnu Ad-Dailami berkata, "Kemudian aku
mendatangi Abdullah bin Mas'ud, lalu ia mengatakan seperti itu pula. Aku lalu
mendatangi Hudzaifah bin Al-Yaman, lalu ia mengatakan seperti itu pula. Kemudian
aku mendatangi Zaid bin Tsabit, lalu ia menceritakan kepadaku sebuah hadits
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seperti itu pula." [Sunan Abi Dawud:
Shahih]
13. Tetap
berusaha menghindari keburukan.
Allah subhanahu wa ta'aalaa
berfirman:
{وَلَا تُلْقُوا بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ} [البقرة:
195]
Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu
sendiri ke dalam kebinasaan. [Al-Baqarah:195]
{يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا خُذُوا
حِذْرَكُمْ} [النساء: 71]
Hai orang-orang yang beriman, bersiap
siagalah kamu. [An-Nisaa’: 71]
Ø Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
«لاَ عَدْوَى وَلاَ طِيَرَةَ، وَلاَ هَامَةَ وَلاَ صَفَرَ، وَفِرَّ
مِنَ المَجْذُومِ كَمَا تَفِرُّ مِنَ الأَسَدِ» [صحيح البخاري]
"Tidak ada penyakit menular,
tidak ada "thiyarah", tidak ada "haamah", dan tidak ada
"shafara". Menjaulah dari penderita kusta sebagaimana engkau menjauh
dari singa". [Sahih Bukhari]
Dalam riwayat lain; Seorang A'rabiy
bertanya: Ya Rasulullah, bagaimana dengan untaku. Ketika ia di padang pasir
kuat seperti kijang, kemudian datang unta yang sakit dan membaur bersamanya,
maka ia pun terkena penyakit?
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
balik bertanya:
«فَمَنْ أَعْدَى الأَوَّلَ؟» [صحيح البخاري ومسلم]
"Lalu siapa yang menyebabkan
unta yang pertama sakit?". [Sahih Bukhari dan Muslim]
Lihat: Bulan Shafar tidak membawa sial
14. Segala
sesuatu telah ditaqdirkan oleh Allah.
Allah subhanahu wa ta'aalaa
berfirman:
{إِنَّا كُلَّ شَيْءٍ
خَلَقْنَاهُ بِقَدَرٍ} [القمر : 49]
Sesungguhnya Kami menciptakan segala
sesuatu menurut ukuran (taqdir). [Al-Qamar: 49]
Lihat: Manfaat beriman kepada takdir
15. Ada
kebaikan yang besar di balik kesabaran atas musibah.
Allah subhanahu wa ta'aalaa
berfirman:
{كُتِبَ عَلَيْكُمُ
الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ
لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ
وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ} [البقرة : 216]
Diwajibkan atas kamu berperang, padahal
berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu,
padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu,
padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.
[Al-Baqarah: 216]
{وَعَاشِرُوهُنَّ
بِالْمَعْرُوفِ فَإِنْ كَرِهْتُمُوهُنَّ فَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا
وَيَجْعَلَ اللَّهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا} [النساء
: 19]
Dan bergaullah dengan mereka (istri
kalian) secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka
bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah
menjadikan padanya kebaikan yang banyak. [An-Nisaa': 19]
16. Sabar
mendatangkan pertolongan.
Allah subhanahu wa ta'aalaa
berfirman:
Dan
sesungguhnya telah didustakan (pula) rasul-rasul sebelum kamu, akan tetapi
mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan (yang dilakukan) terhadap
mereka, sampai datang pertolongan Allah kepada mereka. Tak ada seorangpun yang
dapat merubah kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. [Al-An'aam: 34]
Musa
berkata kepada kaumnya: "Mohonlah pertolongan kepada Allah dan
bersabarlah; sesungguhnya bumi (ini) kepunyaan Allah; dipusakakan-Nya kepada
siapa yang dihendaki-Nya dari hamba-hamba-Nya. Dan kesudahan yang baik adalah
bagi orang-orang yang bertakwa". [Al-A'raaf: 128]
Ø Dari Abdullah bin Abi Aufa radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
لَا تَمَنَّوْا لِقَاءَ الْعَدُوِّ ، وَسَلُوا اللَّهَ الْعَافِيَةَ ،
فَإِذَا لَقِيتُمُوهُمْ فَاصْبِرُوا» [صحيح
البخاري]
"Janganlah kalian mendambakan
bertemu musuh, dan mintalah kepada Allah keselamatan. Dan jika kalian bertemu
musuh maka bersabarlah". [Sahih Bukhari]
Ø Khabbab bin Al-Arat -radhiyallahu 'anhu- berkata;
شَكَوْنَا إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
وَهُوَ مُتَوَسِّدٌ بُرْدَةً لَهُ فِي ظِلِّ الْكَعْبَةِ قُلْنَا لَهُ: أَلَا
تَسْتَنْصِرُ لَنَا، أَلَا تَدْعُو اللَّهَ لَنَا؟ قَالَ: كَانَ الرَّجُلُ فِيمَنْ
قَبْلَكُمْ يُحْفَرُ لَهُ فِي الْأَرْضِ فَيُجْعَلُ فِيهِ فَيُجَاءُ
بِالْمِنْشَارِ فَيُوضَعُ عَلَى رَأْسِهِ فَيُشَقُّ بِاثْنَتَيْنِ وَمَا يَصُدُّهُ
ذَلِكَ عَنْ دِينِهِ، وَيُمْشَطُ بِأَمْشَاطِ الْحَدِيدِ مَا دُونَ لَحْمِهِ مِنْ
عَظْمٍ أَوْ عَصَبٍ وَمَا يَصُدُّهُ ذَلِكَ عَنْ دِينِهِ، وَاللَّهِ لَيُتِمَّنَّ
هَذَا الْأَمْرَ حَتَّى يَسِيرَ الرَّاكِبُ مِنْ صَنْعَاءَ إِلَى حَضْرَمَوْتَ لَا
يَخَافُ إِلَّا اللَّهَ أَوْ الذِّئْبَ عَلَى غَنَمِهِ وَلَكِنَّكُمْ
تَسْتَعْجِلُونَ»
"Kami mengadu
kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ketika beliau sedang
berbantalkan kain selimut beliau di bawah naungan Ka'bah; "Tidakkah
baginda memohon pertolongan buat kami? Tidakkah baginda berdo'a memohon kepada
Allah untuk kami?".
Beliau bersabda: "Ada seorang
laki-laki dari ummat sebelum kalian, lantas digalikan lubang untuknya dan ia
diletakkan di dalamnya, lalu diambil gergaji, kemudian diletakkan gergaji itu
di kepalanya lalu dia dibelah menjadi dua bagian namun hal itu tidak
menghalanginya dari agamanya. Tulang dan urat di bawah dagingnya disisir dengan
sisir besi namun hal itu tidak menghalanginya dari agamanya. Demi Allah,
sungguh urusan (Islam) ini akan sempurna hingga ada seorang yang mengendarai
kuda berjalan dari Shan'aa menuju Hadlramaut tidak ada yang ditakutinya
melainkan Allah atau (tidak ada) kekhawatiran kepada serigala atas kambingnya.
Akan tetapi kalian sangat tergesa-gesa". [Shahih Bukhari]
Lihat: Keutamaan orang sabar
17. Setelah
kesempitan dan kesulitan ada kelapangan dan kemudahan.
Allah subhanahu wa ta'aalaa
berfirman:
{لِيُنْفِقْ ذُو سَعَةٍ
مِنْ سَعَتِهِ وَمَنْ قُدِرَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ فَلْيُنْفِقْ مِمَّا آتَاهُ
اللَّهُ لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا مَا آتَاهَا سَيَجْعَلُ اللَّهُ
بَعْدَ عُسْرٍ يُسْرًا} [الطلاق : 7]
Hendaklah orang yang mampu memberi
nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah
memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak
memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan
kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.
[Ath-Thalaaq: 7]
{فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ
يُسْرًا (5) إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا} [الشرح
: 5-6]
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan
itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
[Asy-Syarh: 5-6]
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Syarah Arba'in hadits (18) Abu Dzar dan Mu’adz; Perintah bertakwa, berbuat baik, dan berakhlak mulia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...