Beberapa dalil yang mengharamkan sistem demokrasi:
1.
Sistem demokrasi adalah sistem syirik,
menjadikan suara terbanyak sebagai penentu hukum, tunduk dan patuh kepada
selain Allah subhanahu wata'ala.
{إِنِ الْحُكْمُ إِلَّا لِلَّهِ يَقُصُّ الْحَقَّ
وَهُوَ خَيْرُ الْفَاصِلِينَ} [الأنعام: 57]
Menetapkan hukum itu hanyalah
hak Allah, dia menerangkan
yang sebenarnya dan dia pemberi keputusan yang paling baik".
[Al-An'aam:57]
{مَا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِهِ إِلَّا أَسْمَاءً
سَمَّيْتُمُوهَا أَنْتُمْ وَآبَاؤُكُمْ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ بِهَا مِنْ سُلْطَانٍ
إِنِ الْحُكْمُ إِلَّا لِلَّهِ أَمَرَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ ذَلِكَ الدِّينُ
الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ } [يوسف: 40]
Kamu tidak menyembah yang
selain Allah kecuali hanya (menyembah) nama-nama yang kamu dan nenek
moyangmu membuat-buatnya. Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun tentang
nama-nama itu. Keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah. dia telah
memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus,
tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." [Yusuf:40]
{إنِ الْحُكْمُ إِلَّا لِلَّهِ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ
وَعَلَيْهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُتَوَكِّلُونَ} [يوسف: 67]
Keputusan menetapkan (sesuatu)
hanyalah hak Allah;
kepada-Nya-lah aku bertawakkal dan hendaklah kepada-Nya saja orang-orang yang
bertawakkal berserah diri". [Yusuf:67]
{ لَهُ غَيْبُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ أَبْصِرْ
بِهِ وَأَسْمِعْ مَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا يُشْرِكُ فِي حُكْمِهِ
أَحَدًا } [الكهف: 26]
Kepunyaan
Allah-lah semua yang tersembunyi di langit dan di bumi. alangkah terang
penglihatan-Nya dan alangkah tajam pendengaran-Nya; tak ada seorang
pelindungpun bagi mereka selain dari pada-Nya; dan dia tidak mengambil
seorangpun menjadi sekutu-Nya dalam menetapkan keputusan".
[Al-Kahfi:26]
{ذَلِكُمْ بِأَنَّهُ إِذَا دُعِيَ اللَّهُ وَحْدَهُ
كَفَرْتُمْ وَإِنْ يُشْرَكْ بِهِ تُؤْمِنُوا فَالْحُكْمُ لِلَّهِ الْعَلِيِّ الْكَبِيرِ}
[غافر: 12]
Yang
demikian itu adalah karena kamu kafir apabila Allah saja disembah. dan
kamu percaya apabila Allah dipersekutukan. Maka putusan adalah hanya pada
Allah yang Maha Tinggi lagi Maha besar. [Gaafir:12]
{وَهُوَ اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ لَهُ
الْحَمْدُ فِي الْأُولَى وَالْآخِرَةِ وَلَهُ الْحُكْمُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ} [القصص:
70]
Dan
dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, bagi-Nyalah
segala puji di dunia dan di akhirat, dan bagi-Nyalah segala penentuan (hukum)
dan Hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan. [Al-Qashash:70]
{وَاللَّهُ يَحْكُمُ لَا مُعَقِّبَ لِحُكْمِهِ}
[الرعد: 41]
Dan
Allah menetapkan hukum (menurut kehendak-Nya), tidak ada yang dapat (boleh)
menolak ketetapan-Nya. [Ar-Ra'd:41]
{أَلَا لَهُ الْخَلْقُ وَالْأَمْرُ تَبَارَكَ
اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ} [الأعراف: 54]
Menciptakan
dan memerintah (menetapkan hukum) hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan
semesta alam. [Al-A'raaf:54]
2.
Perintah berhukum dengan hukum Allah subhanahu
wata'ala.
{وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ
مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ فَاحْكُمْ
بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ عَمَّا جَاءَكَ مِنَ
الْحَقِّ} [المائدة: 48]
Dan
kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa
yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian
terhadap kitab-kitab yang lain itu; Maka putuskanlah perkara mereka menurut
apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka
dengan meninggalkan kebenaran yang Telah datang kepadamu. [Al-Maidah:48]
{وَأَنِ احْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ
وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ وَاحْذَرْهُمْ أَنْ يَفْتِنُوكَ عَنْ بَعْضِ مَا أَنْزَلَ
اللَّهُ إِلَيْكَ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَاعْلَمْ أَنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ أَنْ يُصِيبَهُمْ
بِبَعْضِ ذُنُوبِهِمْ وَإِنَّ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ لَفَاسِقُونَ (49) أَفَحُكْمَ
الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ}
[المائدة: 49، 50]
Dan
hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan
Allah,
dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. dan berhati-hatilah kamu
terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah
diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah
diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan
menimpakan mushibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan
sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik.
Apakah
hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik
daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin? [Al-Maidah: 49-50]
{ثُمَّ جَعَلْنَاكَ عَلَى شَرِيعَةٍ مِنَ الْأَمْرِ
فَاتَّبِعْهَا وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَ الَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ} [الجاثية: 18،
19]
Kemudian
kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama
itu), Maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu
orang-orang yang tidak Mengetahui. [Al-Jaatsiyah:18]
{إِنَّا أَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ
لِتَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ بِمَا أَرَاكَ اللَّهُ وَلَا تَكُنْ لِلْخَائِنِينَ خَصِيمًا}
[النساء: 105]
Sesungguhnya
kami Telah menurunkan Kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu menetapkan
hukum di antara manusia dengan apa yang Telah Allah wahyukan kepadamu, dan
janganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), Karena (membela)
orang-orang yang khianat. [An-Nisaa':105]
3.
Tunduk pada hukum Allah dan Rasul-Nya adalah
sifat orang beriman.
{وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا
قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ
وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا مُبِينًا} [الأحزاب: 36]
Dan
tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi
perempuan yang mukmin, apabila Allah dan rasul-Nya Telah menetapkan suatu
ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan
mereka. dan barangsiapa mendurhakai Allah dan rasul-Nya Maka sungguhlah dia
Telah sesat, sesat yang nyata. [Al-Ahzaab:36]
{فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّى يُحَكِّمُوكَ
فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوا فِي أَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِمَّا قَضَيْتَ
وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا} [النساء: 65]
Maka demi Tuhanmu, mereka (pada
hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap
perkara yang mereka perselisihkan, Kemudian mereka tidak merasa dalam hati
mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka
menerima dengan sepenuhnya. [An-Nisaa':65]
{إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا
دُعُوا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَنْ يَقُولُوا سَمِعْنَا
وَأَطَعْنَا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ} [النور: 51]
Sesungguhnya jawaban oran-orang
mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar Rasul
menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan. "Kami mendengar,
dan kami patuh". dan mereka Itulah orang-orang yang beruntung.
[An-Nuur:51]
4.
Berhukum kepada selain hukum Allah subhanahu
wata'ala adalah kufur, zalim, atau fasik.
{وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ
فَأُولَئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ} [المائدة: 44] {وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ
اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ} [المائدة: 45] {وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ
بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ} [المائدة: 47]
Barangsiapa yang tidak memutuskan
menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang
kafir, ... orang-orang yang zalim, ... orang-orang yang fasik. [Al-Maidah: 44,
45, 47]
Orang yang tidak memutuskan
perkara menurut hukum Allah, ada tiga macam: a. Karena benci dan ingkarnya
kepada hukum Allah, orang yang semacam Ini kafir. b. Karena ingin merugikan
orang lain dinamakan zalim. c. Karena menuruti hawa nafsu dinamakan fasik.
5.
Tunduk dan patuh dengan "sukarela"
kepada undang-undang yang bertentangan dengan hukum Allah adalah bentuk
penyembahan kepada selain Allah subhanahu wata'ala.
{أَمْ لَهُمْ شُرَكَاءُ شَرَعُوا لَهُمْ مِنَ
الدِّينِ مَا لَمْ يَأْذَنْ بِهِ اللَّهُ } [الشورى: 21]
Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan
selain Allah yang mensyariatkan (menetapkan hukum) untuk mereka
agama yang tidak diizinkan Allah? [Asy-Syuuraa:21]
{وَلَا تَدْعُ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ لَا
إِلَهَ إِلَّا هُوَ كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجْهَهُ لَهُ الْحُكْمُ وَإِلَيْهِ
تُرْجَعُونَ} [القصص: 88]
Janganlah kamu sembah di samping (menyembah) Allah, Tuhan apapun
yang lain. tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. tiap-tiap
sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. bagi-Nyalah segala penentuan (hukum),
dan Hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan. [Al-Qashash:88]
Ketika 'Adiy bin Hatim mendengar berfirman
Allah subhanahu wata'ala:
{اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا
مِنْ دُونِ اللَّهِ} [التوبة: 31]
"Mereka menjadikan
orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah".
[At-Taubah:31]
'Adiy menyangkal kalau mereka
mempertuhankan orang alim dan para rahib, maka Rasulullah sallallahu 'alaihi
wasallam bertanya padanya:
أليس يحرمون ما أحل الله فتحرمونه و يحلون ما
حرم الله فتستحلونه ؟
"Bukankah kalau mereka
menghalalkan yang haram kalian juga menghalalkannya, dan kalau mereka
mengharamkan yang halal kalian juga mengharamkannya?"
'Adiyy menjawab: Betul. Rasulullah
berkata: "Itulah bentuk penyembahan kepada mereka". [Ath-Thabarany:
Hasan]
6.
Orang munafik mengajak untuk berhukum kepada
selain Allah dan Rasul-Nya.
{أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ يَزْعُمُونَ أَنَّهُمْ
آمَنُوا بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ يُرِيدُونَ أَنْ يَتَحَاكَمُوا
إِلَى الطَّاغُوتِ وَقَدْ أُمِرُوا أَنْ يَكْفُرُوا بِهِ وَيُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ
يُضِلَّهُمْ ضَلَالًا بَعِيدًا (60) وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْا إِلَى مَا أَنْزَلَ
اللَّهُ وَإِلَى الرَّسُولِ رَأَيْتَ الْمُنَافِقِينَ يَصُدُّونَ عَنْكَ صُدُودًا
(61) فَكَيْفَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيهِمْ ثُمَّ جَاءُوكَ
يَحْلِفُونَ بِاللَّهِ إِنْ أَرَدْنَا إِلَّا إِحْسَانًا وَتَوْفِيقًا (62) أُولَئِكَ
الَّذِينَ يَعْلَمُ اللَّهُ مَا فِي قُلُوبِهِمْ فَأَعْرِضْ عَنْهُمْ وَعِظْهُمْ وَقُلْ
لَهُمْ فِي أَنْفُسِهِمْ قَوْلًا بَلِيغًا} [النساء: 60 - 63]
Apakah kamu tidak memperhatikan
orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang
diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu? mereka hendak berhakim
kepada thaghut*, padahal mereka telah diperintah mengingkari thaghut itu.
dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang
sejauh-jauhnya.
Apabila dikatakan kepada mereka:
"Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang Allah Telah turunkan dan
kepada hukum Rasul", niscaya kamu lihat orang-orang munafik
menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu.
Maka bagaimanakah halnya apabila
mereka (orang-orang munafik) ditimpa sesuatu musibah disebabkan
perbuatan tangan mereka sendiri, Kemudian mereka datang kepadamu sambil bersumpah:
"Demi Allah, kami sekali-kali tidak menghendaki selain penyelesaian yang
baik dan perdamaian yang sempurna".
Mereka itu adalah orang-orang yang
Allah mengetahui apa yang di dalam hati mereka. Karena itu berpalinglah
kamu dari mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan Katakanlah kepada mereka
perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. [An-Nisaa': 60-63]
*Thaguth: Yang selalu memusuhi
nabi dan kaum muslimin. Termasuk thaghut juga: 1. orang yang menetapkan hukum
secara curang menurut hawa nafsu. 2. berhala-berhala.
7.
Sistem demokrasi menyalahi beberapa ketentuan
Al-Qur'an.
Demokrasi menyamakan suara
orang Islam dengan orang kafir, orang taat dengan pendosa.
{أَفَنَجْعَلُ الْمُسْلِمِينَ كَالْمُجْرِمِينَ
(35) مَا لَكُمْ كَيْفَ تَحْكُمُونَ} [القلم: 35، 36]
Maka apakah patut kami menjadikan
orang-orang Islam itu sama dengan orang-orang yang berdosa (orang kafir)? Atau adakah
kamu (berbuat demikian): bagaimanakah kamu mengambil keputusan? [Al-Qalam:
35-36]
Demokrasi menyamakan suara orang berpendidikan dengan yang tidak.
{قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ
لَا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ} [الزمر: 9]
Katakanlah: "Adakah sama
orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?"
Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. [Az-Zumar:9]
{أَفَمَنْ يَعْلَمُ أَنَّمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ
مِنْ رَبِّكَ الْحَقُّ كَمَنْ هُوَ أَعْمَى إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ}
[الرعد: 19]
Adakah orang yang mengetahui
bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu benar, sama dengan
orang yang buta (tidak mengetahui)? hanyalah orang-orang yang berakal saja yang
dapat mengambil pelajaran. [Ar-Ra'd:19]
Demokrasi menyamakan suara laki-laki dengan suara perempuan.
{وَلَيْسَ الذَّكَرُ كَالْأُنْثَى} [آل عمران:
36]
Dan anak laki-laki tidaklah
seperti anak perempuan. [Ali 'Imran:36]
{الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا
فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ} [النساء: 34]
Kaum laki-laki itu adalah pemimpin
bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka
(laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita). [An-Nisaa':34]
{وَلِلرِّجَالِ عَلَيْهِنَّ دَرَجَةٌ وَاللَّهُ
عَزِيزٌ حَكِيمٌ} [البقرة: 228]
Akan tetapi para lelaki, mempunyai
satu tingkatan kelebihan daripada wanita. dan Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana. [Al-Baqarah:228]
8.
Dalam Al-Qur'an Allah banyak mencela kelompok
terbanyak dan memuji kelompok yang sedikit.
Lihat postingan: "Paling Banyak Vs Paling Sedikit"
Oleh sebab itu, ketika terjadi
perselisihan Allah memerintahkan kita untuk kembali kepada Al-Qur'an dan Sunnah
Rasul, bukan kepada suara terbanyak.
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ
وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ
فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ
الْآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا} [النساء: 59]
Hai
orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya), dan ulil
amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu
benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih
utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. [An-Nisaa':59]
{وَمَا اخْتَلَفْتُمْ فِيهِ مِنْ شَيْءٍ فَحُكْمُهُ
إِلَى اللَّهِ ذَلِكُمُ اللَّهُ رَبِّي عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيبُ}
[الشورى: 10]
Tentang
sesuatu apapun kamu berselisih, Maka putusannya (kembali) kepada Allah. Itulah
Allah Tuhanku. kepada-Nya lah Aku bertawakkal dan kepada-Nyalah Aku kembali.
[Asy-Syuuraa:10]
9.
Demokrasi membolehkan pemimpin dari non Muslim.
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا
بِطَانَةً مِنْ دُونِكُمْ لَا يَأْلُونَكُمْ خَبَالًا وَدُّوا مَا عَنِتُّمْ قَدْ بَدَتِ
الْبَغْضَاءُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ وَمَا تُخْفِي صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ قَدْ بَيَّنَّا
لَكُمُ الْآيَاتِ إِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُونَ} [آل عمران: 118]
Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu
orang-orang yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya
(menimbulkan) kemudharatan bagimu. mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu.
Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati
mereka adalah lebih besar lagi. sungguh telah kami terangkan kepadamu ayat-ayat
(Kami), jika kamu memahaminya. [Ali 'Imran:118]
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا
الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ أَتُرِيدُونَ أَنْ تَجْعَلُوا
لِلَّهِ عَلَيْكُمْ سُلْطَانًا مُبِينًا} [النساء: 144]
Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi
wali (pemimpin) dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu
mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu) ? [An-Nisaa':144]
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا
الَّذِينَ اتَّخَذُوا دِينَكُمْ هُزُوًا وَلَعِبًا مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ
مِنْ قَبْلِكُمْ وَالْكُفَّارَ أَوْلِيَاءَ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ}
[المائدة: 57]
Hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu mengambil jadi pemimpinmu, orang-orang yang membuat agamamu jadi
buah ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi
Kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik). dan bertakwalah
kepada Allah jika kamu betul-betul orang-orang yang beriman. [Al-Maidah:57]
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا
الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى أَوْلِيَاءَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ
مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ }
[المائدة: 51]
Hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi
pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang
lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, Maka
Sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak
memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. [Al-Maidah:51]
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا
عَدُوِّي وَعَدُوَّكُمْ أَوْلِيَاءَ تُلْقُونَ إِلَيْهِمْ بِالْمَوَدَّةِ وَقَدْ كَفَرُوا
بِمَا جَاءَكُمْ مِنَ الْحَقِّ} [الممتحنة: 1]
Hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang
kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), Karena rasa kasih
sayang; padahal Sesungguhnya mereka Telah ingkar kepada kebenaran yang datang
kepadamu. [Al-Mumtahanah:1]
Abu Musa Al-'Asy'ariy memiliki
sekertaris seorang Nasrani dan Umar bin Khattab kagum dengan tulisannya,
setelah Umar tahu kalau ia seorang Nasrani, beliau marah kemudian membaca (ayat
1 surah Al-Mumtahanah dan ayat 51 surah Al-Maidah).
Abu Musa berkata: Demi Allah aku
tidak menjadikannya pemimpin, ia cuma sekertaris!
Umar berkata:
" أَمَا وَجَدْتَ فِي أَهْلِ الْإِسْلَامِ
مَنْ يَكْتُبُ لَكَ لَا تُدْنِهِمْ إِذْ أَقْصَاهُمُ اللهُ , وَلَا تَأْمَنْهُمْ إِذَا
خَانَهُمُ اللهُ , وَلَا تُعِزَّهُمْ بَعْدَ إِذْ أَذَلَّهُمُ اللهُ " [شعب الإيمان:
صححه الألباني]
Apakah kamu tidak mendapatkan
orang Islam sebagai sekertarismu? Jangan kau dekatkan mereka di saat Allah
menjauhkan mereka, jangan kau beri kepercayaan kepada mereka di saat Allah
menganggap mereka pengkhianat, dan jangan kau muliakan mereka setelah Allah
menghinakan mereka. [Syu'abul Iman: Sahih]
Dari Aisyah; Pada perang Badr,
seorang musyrik meminta kepada Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam untuk
ikut bersamanya dalam peperangan. Rasulullah bertanya kepadanya: Apakah kau
beriman kepada Allah dan Rasul-Nya? Ia menjawab: Tidak. Maka Rasulullah
berkata:
«فَارْجِعْ، فَلَنْ أَسْتَعِينَ بِمُشْرِكٍ» [صحيح
مسلم]
Kembalilah, karena Aku tidak akan
minta bantuan dari seorang Musrik. [Sahih Muslim]
10.
Demokrasi membolehkan pemimpin dari kaum
wanita.
Dari Abu Bakrah; Rasulullah sallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
«لَنْ يُفْلِحَ قَوْمٌ وَلَّوْا أَمْرَهُمُ امْرَأَةً»
[صحيح البخاري]
Tidak
akan beruntung suatu kaum yang menjadikan perempuan sebagai pemimpin dalam
urusan mereka. [Sahih Bukhari]
11.
Demokrasi dijadikan senjata oleh orang kafir dan musuh
Islam untuk menghancurkan Islam. Bukti kongkritnya; sejak kapan demokrasi
membela syari'at Islam? Malah umat Islam makin terpuruk dan hina dengan
demokrasi, karena barat adalah kiblatnya demokrasi. Wallahu a'lam!
{وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَى
حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَى وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ
أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ
وَلَا نَصِيرٍ} [البقرة: 120]
Orang-orang Yahudi dan Nasrani
tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah:
"Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)". dan
Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang
kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu. [Al-Baqarah:120]
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تُطِيعُوا
فَرِيقًا مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ يَرُدُّوكُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ كَافِرِينَ}
[آل عمران: 100]
Hai orang-orang yang beriman, jika
kamu mengikuti sebahagian dari orang-orang yang diberi Al-kitab, niscaya mereka
akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir sesudah kamu beriman. [Ali
'Imran:100]
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تُطِيعُوا
الَّذِينَ كَفَرُوا يَرُدُّوكُمْ عَلَى أَعْقَابِكُمْ فَتَنْقَلِبُوا خَاسِرِينَ}
[آل عمران: 149]
Hai orang-orang yang beriman, jika
kamu mentaati orang-orang yang kafir itu, niscaya mereka mengembalikan kamu ke
belakang (kepada kekafiran), lalu jadilah kamu orang-orang yang rugi. [Ali
'Imran:149]
Dari Ibnu Umar; Rasulullah sallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
وما لم تحكم أئمتهم بكتاب الله ويتخيروا مما
أنزل الله إلا جعل الله بأسهم بينهم [سنن ابن ماجه: حسنه الألباني]
Dan selama pemimpin mereka tidak berhukum dengan kitabullah (Al-Qur'an)
dan mengambil yang baik dari apa yang diturunkan oleh Allah kecuali Allah akan
menjadikan musibah mereka dari sesama mereka sendiri (saling bermusuhan).
[Sunan Ibnu Majah: Hasan]
12.
Islam mengakui sitem musyawarah (syura),
kebebasan berpendapat, dan persamaan hak. Tapi dengan syarat tidak bertentangan
dengan syari'at Islam yang sangat jelas.
{فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَطِيعُونِ (150) وَلَا
تُطِيعُوا أَمْرَ الْمُسْرِفِينَ (151) الَّذِينَ يُفْسِدُونَ فِي الْأَرْضِ وَلَا
يُصْلِحُونَ} [الشعراء: 150 - 152]
Maka bertakwalah kepada Allah dan
taatlah kepadaku; Dan janganlah kamu mentaati perintah orang-orang yang melewati
batas, yang membuat kerusakan di muka bumi dan tidak mengadakan
perbaikan". [Asy-Syu'araa': 150-152]
Dari Ali bin Abi Thalib;
Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«لاَ طَاعَةَ فِي مَعْصِيَةٍ، إِنَّمَا الطَّاعَةُ
فِي المَعْرُوفِ» [صحيح البخاري ومسلم]
Tidak ada ketaatan dalam maksiat,
sesungguhnya ketaatan hanya pada yang ma'ruf (yang baik). [Sahih Bukhari dan
Muslim]
Dari Ibnu Umar; Rasulullah sallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
«عَلَى الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ السَّمْعُ وَالطَّاعَةُ
فِيمَا أَحَبَّ وَكَرِهَ، إِلَّا أَنْ يُؤْمَرَ بِمَعْصِيَةٍ، فَإِنْ أُمِرَ بِمَعْصِيَةٍ،
فَلَا سَمْعَ وَلَا طَاعَةَ» [صحيح البخاري ومسلم]
Kewajiban seorang muslim adalah
patuh dan taat pada perintah yang ia sukai maupun yang ia tidak sukai,
kecuali jika diperintahkan kepada maksiat, jika ia diperintahkan melakukan
maksiat maka tidak ada kepatuhan dan ketaatan. [Sahih Bukhari dan Muslim]
Dari 'Imran bin Hushain;
Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
لا طاعة لمخلوق في معصية الخالق [المعجم الكبير:
صححه الألباني]
Tidak ada ketaatan kepada makhluk
dalam kemaksiatan kepada Al-Khalik (Allah). [Al-Mu'jam Al-Kabiir: Sahih]
Ketika perang Hudaibiyah
Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam menerima perjanjian bersama
Quraisy padahal mayoritas sahabat menginginkan pertempuran. Ketika Umar bin
Khattab mempertanyakannya, Rasulullah menjawab:
«إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ، وَلَسْتُ أَعْصِيهِ،
وَهُوَ نَاصِرِي» [صحيح البخاري]
Sesungguhnya aku adalah rasul
Allah, dan aku tidak mendurhakai-Nya, dan Ia adalah penolongku. [Sahih Bukhari]
Di riwayat lain:
" أَنَا عَبْدُ اللهِ وَرَسُولُهُ، لَنْ
أُخَالِفَ أَمْرَهُ، وَلَنْ يُضَيِّعَنِي " [مسند أحمد: حسن]
Aku adalah hamba Allah dan
Rasul-Nya, Aku tidak akan menyalahi perintah-Nya, dan Ia tidak akan mengabaikanku.
[Musnad Ahmad: Hasan]
Aisyah radiyallahu 'anha
berkata:
«مَا خُيِّرَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ بَيْنَ أَمْرَيْنِ، أَحَدُهُمَا أَيْسَرُ مِنَ الْآخَرِ، إِلَّا اخْتَارَ
أَيْسَرَهُمَا، مَا لَمْ يَكُنْ إِثْمًا، فَإِنْ كَانَ إِثْمًا، كَانَ أَبْعَدَ النَّاسِ
مِنْهُ» [صحيح البخاري ومسلم]
Rasulullah sallallahu 'alaihi
wasallam tidak disuruh memilih antara dua hal, salah satunya lebih mudah
dari yang lainnya, kecuali Rasulullah memilih yang paling mudah dari keduanya, selama
itu bukan dosa, tapi kalau yang lebih mudah itu dosa maka Rasulullah adalah
orang yang paling penjauhinya. [Sahih Bukhari dan Muslim]
Ketika Abu Bakr akan memerangi
orang-orang yang murtad dan tidak mau membayar zakat, Umar bin Khattab berkata
kepadanya: Bagaimana engkau akan memerangi mereka padahal Rasulullah sallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
" أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى
يَقُولُوا: لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، فَمَنْ قَالَ: لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ عَصَمَ
مِنِّي مَالَهُ وَنَفْسَهُ، إِلَّا بِحَقِّهِ وَحِسَابُهُ عَلَى اللَّهِ " [صحيح
البخاري ومسلم]
Aku diperintahkan untuk memerangi
manusia sampai mereka mengucapkan "laa ilaaha illa Allah",
barangsiapa yang mengucapkan "laa ilaaha illa Allah" maka telah
terjaga dariku darah dan hartanya kecuali dengan haknya, dan perhitungannya
kepada Allah.
Abu Bakr berkata: Demi Allah aku
akan memerangi orang yang memisahkan antara salat dan zakat, karena
sesungguhnya zakat adalah hak Allah. [Sahih Bukari dan Muslim]
13. Menghukumi suatu perbuatan
sebagai syirik atau kafir, bukan berarti menuduh semua pelakunya sebagai orang
musyrik atau kafir,. Karena bisa jadi hal itu ia lakukan karena tidak tahu
hukum, mengaggapnya bukan suatu yang salah (ada syubhat), atau lemah dihadapan
hawa nafsunya, terpaksa, atau alasan lain yang Allah Maha mengetahuinya.
Contoh: Dari Ibnu Mas'ud; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«قِتَالُ المُسْلِمِ أَخَاهُ كُفْرٌ، وَسِبَابُهُ
فُسُوقٌ»
[سنن
الترمذي: صحيح]
Seorang muslim memerangi
saudaranya (seiman) adalah kekafiran, dan mencacinya adalah kefasikan. [Sunan
Tirmidzi: Sahih]
Rasulullah sallallahu 'alaihi
wasallam menghukumi perbuatannya sebagai kekafiran tapi masih menganggap
pelakunya sebagai seorang muslim. Wallahu a'lam!
14. Beberapa ulama yang
mengharamkan demokrasi membolehkan bahkan mewajibkan untuk berpartisipasi dalam pemilu demokrasi, bukan karena
menghalalkan tapi dengan alasan darurat, terpaksa, atau mencegah mudharat
(kerusakan) yang lebih parah.
{مَنْ كَفَرَ بِاللَّهِ مِنْ بَعْدِ إِيمَانِهِ إِلَّا مَنْ أُكْرِهَ
وَقَلْبُهُ مُطْمَئِنٌّ بِالْإِيمَانِ وَلَكِنْ مَنْ شَرَحَ بِالْكُفْرِ صَدْرًا فَعَلَيْهِمْ
غَضَبٌ مِنَ اللَّهِ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ} [النحل: 106]
Barangsiapa yang kafir kepada Allah sesudah dia
beriman (Dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir
padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (Dia tidak berdosa), akan tetapi
orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya
dan baginya azab yang besar. [An-Nahl:106]
{فَمَنِ اضْطُرَّ غَيْرَ بَاغٍ وَلَا عَادٍ فَلَا إِثْمَ عَلَيْهِ إِنَّ
اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ} [البقرة: 173] [الأنعام: 145] [النحل: 115]
Tapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (melakukan
yang haram) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas,
Maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. [Al-Baqarah:173] [Al-An'aam:145] [An-Nahl:115]
{وَقَدْ فَصَّلَ لَكُمْ مَا حَرَّمَ عَلَيْكُمْ إِلَّا مَا اضْطُرِرْتُمْ
إِلَيْهِ وَإِنَّ كَثِيرًا لَيُضِلُّونَ بِأَهْوَائِهِمْ بِغَيْرِ عِلْمٍ إِنَّ رَبَّكَ
هُوَ أَعْلَمُ بِالْمُعْتَدِينَ} [الأنعام: 119]
Padahal
Sesungguhnya Allah Telah menjelaskan kepada kamu apa yang diharamkan-Nya
atasmu, kecuali apa yang terpaksa kamu melakukannya. dan Sesungguhnya
kebanyakan (dari manusia) benar benar hendak menyesatkan (orang lain) dengan
hawa nafsu mereka tanpa pengetahuan. Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah yang lebih
mengetahui orang-orang yang melampaui batas. [Al-An'aam:119]
Dari Abu Dzar Al-Gifaariy dan Ibnu Abbas;
Rasulullah sallallahu 'alaihi
wasallam bersabda:
إن الله تجوز (وضع) عن أمتي الخطأ ولنسيان وما
استكرهوا عليه [سنن ابن ماجه: صحيح]
Sesungguhnya
Allah mengabaikan (mengampuni) dari umatku; kesalahan, kelupaan, dan apa yang
mereka dipaksa untuk melakukannya. [Sunan Ibnu Majah: Sahih]
Bagaimana solusinya?
1. Memohon
kepada Allah Yang Menciptakan, Memiliki, dan Mengatur alam semesta. Hanya
kepada-Nyalah kita berharap.
{قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ
تُؤْتِي الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَنْ
تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاءُ بِيَدِكَ الْخَيْرُ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ}
[آل عمران: 26]
Katakanlah: "Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan,
Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut
kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau
kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. di tangan Engkaulah
segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. [Ali
'Imran:26]
{قَالَ مُوسَى لِقَوْمِهِ اسْتَعِينُوا
بِاللَّهِ وَاصْبِرُوا إِنَّ الْأَرْضَ لِلَّهِ يُورِثُهَا مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ
وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ (128) قَالُوا أُوذِينَا مِنْ قَبْلِ أَنْ تَأْتِيَنَا
وَمِنْ بَعْدِ مَا جِئْتَنَا قَالَ عَسَى رَبُّكُمْ أَنْ يُهْلِكَ عَدُوَّكُمْ وَيَسْتَخْلِفَكُمْ
فِي الْأَرْضِ فَيَنْظُرَ كَيْفَ تَعْمَلُونَ} [الأعراف: 128، 129]
Musa
Berkata kepada kaumnya: "Mohonlah pertolongan kepada Allah dan
bersabarlah; Sesungguhnya bumi (ini) kepunyaan Allah; dipusakakan-Nya
kepada siapa yang dihendaki-Nya dari hamba-hamba-Nya. dan kesudahan yang baik
adalah bagi orang-orang yang bertakwa."
Kaum Musa
berkata: "Kami Telah ditindas (oleh Fir'aun) sebelum kamu datang kepada
kami dan sesudah kamu datang*.
Musa
menjawab: "Mudah-mudahan Allah membinasakan musuhmu dan menjadikan kamu
khalifah di bumi(Nya), Maka Allah akan melihat bagaimana perbuatanmu.
[Al-An'aam: 128-129]
*Mereka
mengeluh kepada Musa 'alaihissalam bahwa nasib mereka sama saja; baik
sebelum kedatangan Musa untuk menyeru mereka kepada agama Allah dan melepaskan
mereka dari perbudakan Fir'aun, maupun sesudahnya. Ini menunjukkan kekerdilan
jiwa dan kelemahan daya juang pada mereka.
2. Mengokohkan
keimanan, menjauhi kemusyrikan, dan melakukan amal saleh.
{وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا
مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ
الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ
وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ
بِي شَيْئًا وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ (55) وَأَقِيمُوا
الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ} [النور:
55 - 56]
Dan Allah Telah berjanji kepada orang-orang yang beriman
di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa dia
sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi,
sebagaimana dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan
sungguh dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk
mereka, dan dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam
ketakutan menjadi aman sentausa. mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada
mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. dan barangsiapa yang (tetap)
kafir sesudah (janji) itu, Maka mereka Itulah orang-orang yang fasik.
Dan Dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat, dan
taatlah kepada rasul, supaya kamu diberi rahmat. [An-Nuur: 55-56]
3. Kembali
kepada ajaran Islam yang sempurna, sesuai tuntunan Rasulullah, pemahaman
Sahabat, dan praktek ulama salaf yang saleh.
Dari Ibnu
Umar; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«إِذَا تَبَايَعْتُمْ بِالْعِينَةِ،
وَأَخَذْتُمْ أَذْنَابَ الْبَقَرِ، وَرَضِيتُمْ بِالزَّرْعِ، وَتَرَكْتُمُ الْجِهَادَ،
سَلَّطَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ ذُلًّا لَا يَنْزِعُهُ حَتَّى تَرْجِعُوا إِلَى دِينِكُمْ»
[سنن أبي داود: صححه الألباني]
Jika kamu
berdagang dengan cara Al-'Inah (jual beli riba), sibuk dengan ternak sapi, puas
dengan pertanian, hingga kamu meninggalkan jihad, maka Allah akan mendatangkan
kepadamu kehinaan, Allah tidak menghilangkannya sampai kalian kembali kepada
agama kalian. [Sunan Abi Daud: Sahih]
4. Mulai
dengan menjalankan syari'at Islam secara totalitas pada diri sendiri, keluarga,
kemudian mengajak orang lain dengan cara yang mulia.
{لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ
يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ
مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ
سُوءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ} [الرعد: 11]
Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum
sehingga mereka merobah keadaan* yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila
Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat
menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.
[Ar-Ra'd:11]
*Tuhan tidak akan merobah keadaan mereka, selama
mereka tidak merobah sebab-sebab kemunduran mereka.
5. Memperat
persatuan di atas agama Allah dan jangan saling bermusuhan.
{وَلَقَدْ صَدَقَكُمُ اللَّهُ وَعْدَهُ إِذْ تَحُسُّونَهُمْ
بِإِذْنِهِ حَتَّى إِذَا فَشِلْتُمْ وَتَنَازَعْتُمْ فِي الْأَمْرِ وَعَصَيْتُمْ مِنْ
بَعْدِ مَا أَرَاكُمْ مَا تُحِبُّونَ مِنْكُمْ مَنْ يُرِيدُ الدُّنْيَا وَمِنْكُمْ
مَنْ يُرِيدُ الْآخِرَةَ ثُمَّ صَرَفَكُمْ عَنْهُمْ لِيَبْتَلِيَكُمْ وَلَقَدْ عَفَا
عَنْكُمْ وَاللَّهُ ذُو فَضْلٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ} [آل عمران: 152]
Dan
Sesungguhnya Allah Telah memenuhi janji-Nya kepada kamu (di perang Uhud),
ketika kamu membunuh mereka dengan izin-Nya sampai pada sa'at kamu lemah dan berselisih
dalam urusan itu (pelaksanaan perintah nabi Muhammad) dan mendurhakai
perintah (rasul) sesudah Allah memperlihatkan kepadamu apa yang kamu sukai
(kemenangan). di antaramu ada orang yang menghendaki dunia dan diantara kamu
ada orang yang menghendaki akhirat. Kemudian Allah memalingkan kamu dari
(mengalahkan) mereka untuk menguji kamu, dan Sesunguhnya Allah Telah mema'afkan
kamu. dan Allah mempunyai karunia (yang dilimpahkan) atas orang orang yang
beriman. [Ali 'Imran:152]
{وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ
وَلَا تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ وَاصْبِرُوا إِنَّ اللَّهَ مَعَ
الصَّابِرِينَ} [الأنفال: 46]
Dan
taatlah kepada Allah dan rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan,
yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah.
Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. [Al-Anfaal:46]
Wallahu
a'lam!
Referensi
Lihat juga: Sebab Kebinasaan - Penyebab Kesesatan - Akibat Maksiat - Awas ada syirik! - Keimanan dan kekafiran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...