Nama
adalah tanda dan hiasan bagi seseorang. Nama bisa mencerminkan agama yang
dianut, dan pola pikirnya. Bahkan nama bisa mempengaruhi sifat dan tabiat
pemakainya, oleh sebab itu Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam beberapa
kali mengganti nama sahabatnya yang dirasa mengandung makna yang tidak baik.
Begitu
besar kesedihan yang dirasakan oleh seorang anak jika ketika besar mendapati namanya
mengandung maknya yang tidak baik apalagi kalau menjadi bahan ejekan atau namanya bertentangan
dengan tuntunan agama Islam yang diyakininya.
Sebaliknya
jika nama sang anak mengandung maknya yang baik, nama yang dicintai oleh Allah
dan Rasulnya, sesuai dengan tuntunan syari'a Islam, maka sang anak akan merasa
sangat bangga.
Nama
apa saja yang baik boleh dipakai, tapi ada beberapa ketentuan yang harus
diperhatikan dalam penamaan. Diantaranya:
Nama
anak digandengkan dengan nama bapaknya.
Seperti
nama Rasulullah "Muhammad bin Abdullah" sallallahu 'alaihi
wasallam.
{ادْعُوهُمْ لِآبَائِهِمْ هُوَ أَقْسَطُ عِنْدَ
اللَّهِ} [الأحزاب: 5]
Panggilah
mereka (anak-anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak mereka; Itulah
yang lebih adil pada sisi Allah. [Al-Ahzaab:5]
Di
akhirat nanti orang dipanggil dengan nama bapaknya. Dari Abu Ad-Darda';
Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«إِنَّكُمْ تُدْعَوْنَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِأَسْمَائِكُمْ،
وَأَسْمَاءِ آبَائِكُمْ، فَأَحْسِنُوا أَسْمَاءَكُمْ» [سنن أبي داود: ضعفه
الألباني]
Sesungguhnya
kalian akan dipanggi pada hari kiamat dengan nama kalian dan nama bapak kalian,
maka pilihlah nama kalian yang paling baik. [Sunan Abi Daud: Haditsnya sedikit
lemah]
Dan
dari Ibnu Umar; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ الغَادِرَ يُرْفَعُ لَهُ لِوَاءٌ يَوْمَ القِيَامَةِ، يُقَالُ:
هَذِهِ غَدْرَةُ فُلاَنِ بْنِ فُلاَنٍ [صحيح البخاري ومسلم]
Sesungguhnya
seorang penghianat akan diangkat untuknya bendera di hari kiamat tertulis
"Ini adalah penghianatan Fulan bin Fulan". [Sahih Bukhari dan
Muslim]
Penyebutan nama bapak sangat penting untuk membedakan anak yang lahir secara halal atau tidak.
Haram
hukumnya menggandengkan nama kepada selain bapak, kecuali anak yang lahir dari perzinahan
maka namanya digandengkan dengan nama ibunya.
Dari
Sa'ad bin Abi Waqqash; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«مَنِ ادَّعَى إِلَى غَيْرِ
أَبِيهِ، وَهُوَ يَعْلَمُ فَالْجَنَّةُ عَلَيْهِ حَرَامٌ» [صحيح البخاري ومسلم]
Barangsiapa yang mengaku anak kepada selain
bapaknya sedangkan ia tahu, maka surga haram untuk dia. [Sahih Bukhari dan
Muslim]
Nama
yang paling dicintai oleh Allah subhanahu wata'ala.
Dari Ibnu Umar; Rasulullah sallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
أَحَبُّ الْأَسْمَاءِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى عَبْدُ اللَّهِ، وَعَبْدُ
الرَّحْمَنِ [سنن أبي داود: صححه الألباني]
Nama yang paling dicintai oleh Allah adalah
Abdullah dan Abdurrahman. [Sunan Abu Daud: Sahih]
Disunnahkan memakai nama yang menunjukkan
penyembahan kepada Allah dengan memakai kata "Abdu" (hamba) sebelum nama
Allah yang Husna, seperti Abdurrahim, Abdul Aziz, dan semisalnya.
Tapi tidak boleh dengan nama yang tidak ada dalilnya
dari Al-Qur'an maupun As-Sunnah, seperti: Abdul Maqsud, Abdul Maujud, dan
semisalnya.
Lihat: daftar nama Allah Al-Husnaa dari Al-Qur'an dan Sunnah yang sahih.
Haram memakai nama yang menunjukkan penyembahan
kepada selain Allah.
Seperti Abdur-rasul, Abdun-nabi, Abdu Ali,
Abdu Husain, Abdul Harits, Abdu Syams, dan semisalnya.
Abdurrahman bin 'Auf berkata: Namaku di masa
Jahiliyah adalah "Abdu 'Amr", kemudian Rasulullah sallallahu
'alaihi wasallam mengganti namaku
dengan "Abdurrahman". [Mustadrak Al-Hakim: Sahih]
Dari Hani' bin Yazid; Rasulullah sallallahu
'alaihi wasallam bertanya kepada
seseorang: Siapa namamu? Ia menjawab: Abdul Hajar. Rasulullah bersabda:
Tidak, nama kamu adalah Abdullah. [Al-Adab Al-Mufrad: Sahih]
Tidak memakai nama yang khusus untuk Allah semata, seperti: Allah, Ar-Rahman, Al-Khalik, Al-Quddus, Al-Muhaimin, dan semisalnya.
{هَلْ تَعْلَمُ لَهُ سَمِيًّا}
[مريم: 65]
Apakah kamu
mengetahui ada seorang yang sama dengan Dia (Allah)? [Maryam:65]
Syuraih bin Hani'
berkata: Saat bapakku mendatangi Rasulullah sallallahu 'alaihi
wasallam bersama
kaumnya, Rasulullah mendengar mereka memanggilnya Abu Al-Hakam, maka Rasulullah
memanggilnya dan berkata:
«إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَكَمُ،
وَإِلَيْهِ الْحُكْمُ، فَلِمَ تُكْنَى أَبَا الْحَكَمِ؟»
Sesungguhnya Allah
adalah Al-Hakam, hanya kepada-Nya hukum dikembalikan, lalu kenapa engkau
dikuniahi "Abu Al-Hakam"?
Hani' menjawab:
Sesungguhnya kaumku jika berselisih tentang sesuatu mereka mendatangiku lalu
aku menetapkan hukum untuk mereka dan kedua kelompok meridainya.
Rasulullah berkata:
Ini sangat bagus, lalu siapa nama anak kamu?
Hani' menjawab: Saya
punya Syuraih, Muslim, dan Abdullah.
Rasulullah bertanya:
Siapa yang paling tua? Hani menjawab:
Syuraih.
Rasulullah bersabda:
Maka kuniahmu adalah Abu Syuraih. [Sunan Abi Daud: Sahih]
Khetsamah bin
Abdurrahman berkata: Dulu nama bapakku di masa jahiliyah adalah Aziz, kemudian
Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam menggantinya dengan Abdurrahman. [Musnad Ahmad:
Sahih]
Adapun nama yang bukan khusus bagi Allah maka boleh dipakai, seperti: Rauf, Rahim, Karim, Rasyid, Ali, Muhsin, dan semisalnya.
{لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ
عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ} [التوبة:
128]
Sungguh Telah datang kepadamu seorang Rasul
dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan
(keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan (Rauf) lagi Penyayang (Rahim)
terhadap orang-orang mukmin. [At-Taubah:128]
Tidak menggandengkan nama kepada Allah selain kata "Abdu", seperti hasbullah, kherullah, rahmatullah dan semisalnya.
Sebagian ulama memakruhkan pakai nama Malaikat, seperti Jibril, Mikail, dan
Israfil.
Pakai nama Nabi 'alaihimushalatu wassalam.
Dari Jabir bin Abdillah, Anas, dan Abu
Hurairah; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«سَمُّوا بِاسْمِي وَلاَ تَكْتَنُوا بِكُنْيَتِي»
[صحيح البخاري]
Berilah
nama dengan namaku, dan jangan ber-kunia dengan kuniaku (Abu
Al-Qasim). [Sahih Bukhari dan Muslim]
Dari
Anas bin Malik; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«وُلِدَ لِي اللَّيْلَةَ غُلَامٌ، فَسَمَّيْتُهُ
بِاسْمِ أَبِي إِبْرَاهِيمَ» [صحيح مسلم]
Telah
dilahirkan untukku tadi malam seorang anak laki-laki, lalu kuberi ia nama
dengan nama (bapak) bapaku Ibrahim. [Sahih Muslim]
Abu
Musa berkata: Telah dilahirkan untukku anak laki-laki, lalu aku membawanya
kepada Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam, lalu ia memberinya nama
Ibrahim. [Sahih Bukhari dan Muslim]
Yusuf
bin Abdillah bin Salam berkata: Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam
memberiku nama "Yusuf". [Adab Al-Mufrad: Sahih]
Makruh
mamakai nama sebagian nama surah Al-Qur'an, seperti: Thaha, Yasin, Hamim, dan
semisalnya.
Ibnu
Qayyim mengatakan: Imam Malik memakruhkan nama Yasin sebagaimana disebutkan
oleh As-Suhailiy, dan anggapan orang awam bahwa Yasin dan Thahaa adalah nama
Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam suatu yang keliru, tidak ada
dalilnya dari hadits sahih, hasan, ataupun lemah, tidak pula dari perkataan
sahabat, semua itu hanya sebatas huruf seperti Alif Laam Miim, Haa Miim, Alif
Laam Raa', dan semisalnya. [Tuhfah Al-Mauduud bi Ahkaam Al-Mauluud hal.127]
Nama
orang saleh utamanya sahabat Rasulullah.
Dari
Al-Mugirah bin Syu'bah; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَمُّونَ بِأَنْبِيَائِهِمْ
وَالصَّالِحِينَ قَبْلَهُمْ» [صحيح مسلم]
Sesungguhnya
mereka memberi nama dengan nama para Nabi mereka dan orang-orang saleh
sebelumnya. [Sahih Muslim]
Al-Mudzir
bin Abi Usaid didatangkan ke Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam sewaktu baru lahir, lalu Rasulullah
memangkunya. Saat Rasulullah disibukkan oleh sesuatu, Abu Usaid mengambil anaknya.
Kemudian setelah Rasullah tidak sibuk lagi, bertanya: Mana anak tadi? Abu Usaid
menjawab: Telah kamu pulangkan ke rumah Ya Rasulullah.
Rasulullah
bertanya: Siapa namanya? Abu Usaid menjawab: Fulan!
Rasulullah
berkata: «وَلَكِنْ أَسْمِهِ
المُنْذِرَ» Tapi
aku akan menamainya "Al-Mundzir" (pemberi peringatan). [Sahih
Bukhari dan Muslim]
Nama
yang mengandung makna yang baik dan tidak menakutkan.
Dari
Abu Wahab Al-Jusyamiy; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«أَحَبُّ الْأَسْمَاءِ
إِلَى اللَّهِ عَبْدُ اللَّهِ، وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ، وَأَصْدَقُهَا حَارِثٌ، وَهَمَّامٌ،
وَأَقْبَحُهَا حَرْبٌ وَمُرَّةُ» [سنن أبي داود: صححه الألباني]
Nama yang paling
dicintai oleh Allah adalah Abdullah dan Abdurrahman, nama yang paling jujur
adalah "Harits" (yang berusaha) dan "Hammam" (yang punya
keinginan), dan nama yang paling
buruk adalah "Harb" (perang) dan "Murrah" (pahit). [Sunan
Abi Daud: Sahih]
Basyir bin Ma'bad mendatangi Rasulullah sallallahu
'alaihi wasallam, dikatakan bahwa namanya adalah "Zahm"
(berdesakan) kemudian Rasulullah menggantinya dengan "Basyir"
(pemberi berita gembira). [Musnad Ahmad: Sahih]
Usama bin Akhdariy berkata: Seseorang bernama
"Ashram" (pemotong) datang bersama rombongan menemui Rasulullah sallallahu
'alaihi wasallam, dan Rasulullah
bertanya: Siapa namamu? Ia menjawab: Ashram!
Rasulullah bersabda: «بَلْ أَنْتَ زُرْعَةُ»Tidak, namamu adalah "Zur'ah" (tanaman). [Sunan Abu Daud: Sahih]
Aisyah berkata: Rasulullah sallallahu
'alaihi wasallam mendengan seseorang disebut "Syihab"
(meteor), kemudian Rasulullah berkata kepadanya: بل أنت هشام "Tidak, nama kamu adalah "Hisyam"
(pemurah). [Al-Adab Al-Mufrad: Hasan]
Muthi' bin Al-Aswad dulunya bernama
"Al-'Ash" (pendosa) kemudian Rasulullah sallallahu 'alaihi
wasallam menggantinya dengan Muthi' (yang taat).
[Al-Adab Al-Mufrad: Sahih]
Ibnu
Umar berkata: Salah satu putri Umar dulunya bernama 'Ashiyah (pendosa),
kemudian Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam menggantinya dengan nama "Jamilah" (yang cantik). [Sahih
Muslim]
Tidak boleh nama hewan sifatnya tidak baik, atau maksiat seperti "Sariqah" (pencuri), atau mengandung nafsu seperti "Fatinah" (penggoda).
Maknanya
tidak berlebihan memuji.
Dari
Abu Hurairah; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«أَخْنَى الأَسْمَاءِ يَوْمَ القِيَامَةِ عِنْدَ
اللَّهِ رَجُلٌ تَسَمَّى مَلِكَ الأَمْلاَكِ» [صحيح البخاري]
Nama
yang paling hina di sisi Allah pada hari kiamat adalah seorang yang bernama
Malik Al-Amalak (Raja diraja). [Sahih Bukhari dan Muslim]
Muhammad
bin 'Amr bin 'Atha' berkata: Aku menamai putriku "Barrah" (yang
sangat berbakti), lalu Zainab binti Abi Salam berkata kepadaku: Sesungguhnya
Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam melarang nama itu, dulunya aku bernama "Barrah", maka
Rasulullah bersabda:
«لَا تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمْ، اللهُ أَعْلَمُ بِأَهْلِ
الْبِرِّ مِنْكُمْ»
Jangan
kalian memuji diri sendiri, Allah lebih tahu siapa yang berbakti dari kalian.
Mereka
bertanya: Lalu bagaimana kami menamainya?
Rasulullah
menjawab: Namai ia Zainab. [Sahih Muslim]
Abu
Hurairah berkata: Zainab dulunya bernama "Barrah", namun dianggap
terlalu memuji diri maka Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam mengganti namanya dengan Zainab.
[Sahih Bukhari dan Muslim]
Ibnu
Abbas berkata: Juwairiyah dulunya bernama "Barrah" kemudian
Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam menggantinya dengan Juwairiyah, Rasulullah tidak suka disebut:
"Ia keluar dari "Barrah" [Sahih Muslim]
Dari
Samurah bin Jundab; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"وَلَا تُسَمِّيَنَّ غُلَامَكَ يَسَارًا، وَلَا رَبَاحًا، وَلَا
نَجِيحًا، وَلَا أَفْلَحَ، فَإِنَّكَ تَقُولُ: أَثَمَّ هُوَ؟ فَلَا يَكُونُ فَيَقُولُ:
لَا [صحيح مسلم]
Janganlah
menamai anak kalian dengan nama "Yasaar" (kemudahan), "Rabaah"
(keuntungan), "Najiih" (keberhasilan), "Aflah" (beruntung).
Karena jika kalian bertanya: Apakah ia ada? Dan ternyata ia tidak ada maka kamu
akan mengatakan: Tidak.
Dalam
riwayat lain: Jangan pula dengan nama "Naafi'" (yang bermanfaat).
[Sahih Muslim]
Jabir
bin Abdillah berkata: Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam ingin melarang pemberian nama "Ya'laa"
(meninggi kemuliaannya), "Barakah" (berkah), "Aflah", "Yasaar",
dan "Naafi'", dan semisalnya. Kemudian Rasulullah mendiamkannya,
sampai Rasulullah wafat dan tidak melarangnya. Kemudian Umar ingin malaranganya
tapi ia biarkan. [Sahih Muslim]
Dan
yang semisalnya, seperti: "Mubarak" (yang berberkah), "Muflih"
(yang beruntung), "Khair" (baik), "Suruur" (gembira), dan "Ni'mah"
(nikmat). Nama tersebut dimakruhkan selain karena ada makna pemujian
diri, juga karena jawaban pertanyaan yang muncul jika ditanyakan dan ia tidak
ada maka kedengarannya tidak baik. Apakah "Barakah" ada? Kamu
mejawab: Barakah tidak ada. Kedengarannya seperti kamu meniadakan
berkah. [Lihat syar sahih Muslim karya Imam An-Nawawiy 14/117]
Termasuk pemujian diri adalah nama yang digandengkan dengan "Ad-Diin" (agama) dan "Al-Islam", seperti: Syamsuddin, Kheruddin, Saiful-Islam, dan semisalnya.
Beberapa
ulama mengharamkannya, tapi kebanyakan hanya menganggapnya makruh.
Imam
An-Nawawiy tidak senang digelari "Muhyiddin" (yang menghidupkan
agama), demikian pula Ibnu Taimiyah tidak suka disebut "Taqiyuddin".
Tidak
boleh juga dengan nama: Sayyidunnas (tuannya manusia), Sayyidulkul (tuan
segala-galanya). Begitu pula dengan Sayyidu waladi Adam (tuan anak cucu Adam)
karena ini adalah khusus bagi Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam.
Tidak
memakai nama yang khusus untuk orang kafir atau yang terkenal dari orang fasik
dan dzalim.
Dari
Ibnu Umar; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ»
[سنن أبي داود: صححه الألباني]
Barangsiapa
yang meniru suatu kaum maka ia bagian dari mereka. [Sunan Abi Daud: Sahih]
Jangan pakai nama yang tersusun lebih dari satu kata, seperti "Ahmad Fulan", "Muhammad Fulan", dan semisalnya.
Alasan
pelarangan karena akan sulit dibedakan mana nama anak dan bapaknya, dan
penamaan seperti ini tidak dikenal dikalangan para Nabi dan orang-orang saleh
terdahulu.
Sebaiknya
nama berasal dari kata bahasa Arab, singkat, mudah disebut dan diingat.
Bukan
nama setan atau berhala, seperti Al-Laat, Al-Uzza, Nailah, Hubal, dan
semisalnya.
{أَفَرَأَيْتُمُ اللَّاتَ وَالْعُزَّى (19) وَمَنَاةَ
الثَّالِثَةَ الْأُخْرَى} [النجم: 19، 20]
Maka
apakah patut kamu (hai orang-orang musyrik) mengaggap Al-Lata dan Al-'Uzza, dan
Manah yang ketiga, yang paling terkemudian (sebagai anak perempuan Allah)*?
[An-Najm: 19-20]
*Al-Lata,
Al-'Uzza dan Manah adalah nama berhala-berhala yang disembah orang Arab
Jahiliyah dan dianggapnya anak-anak perempuan Tuhan.
Ganti
nama.
Aisyah
berkata: Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam mengganti nama yang
buruk. [Sunan Tirmidzi: Sahih]
Mengganti nama yang bermakna buruk ke makna
yang baik hukumnya sunnah. Apa bila nama yang dipakai tidak sesuai
dengan ketentuan di atas dan sulit untuk diganti maka tidak mengapa memakai
nama tersebut dan sebaiknya memakai kuniah (Abu Fulan) yang baik jika dipanggil.
Wallahu
a'lam!
اللهم رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ
أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
"Ya Tuhan kami,
anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai
penyenang hati (Kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.
[Al-Furqan:74]
Referensi:
تحفة المودود بأحكام المولود تأليف ابن قيم الجوزية
تسمية المولود
تأليف فضيلة الشيخ العلامة بكر عبدالله أبو زيد
Lihat juga: Mau rezki berlimpah
بارك الله فيك وفي أهلك ، آمين
BalasHapusجزاك الله خيرا يا زوجتي العزيزة :)
Hapusjadi tahu nama yang baik dan buruk,good sharing thanks :D
BalasHapusSemoga dikaruniahi anak yang soleh !
Hapus