بسم الله الرحمن الرحيم
Dalam bab ini, syekh Muhammad bin Abdil
Wahhab rahimahullah menyebutkan 3 ayat, dan 2 hadits yang menunjukkan
bahwa bahwa ada sebagian dari umat Islam yang terjerumus dalam kesyirikan dan
menyembah berhala.
a) Firman Allah subhanahu wata’aalaa:
“Tidakkah
kamu memperhatikan orang-orang yang diberi bagian dari Al-Kitab? Mereka beriman
(percaya) kepada Jibt dan Thaghut ([1]), dan mengatakan kepada
orang-orang kafir (musyrik Mekkah), bahwa mereka itu lebih benar jalannya dari
orang-orang yang beriman.” [An-Nisa’: 51]
b) Firman Allah subhanahu wata’aalaa:
{قُلْ هَلْ أُنَبِّئُكُمْ
بِشَرٍّ مِنْ ذَلِكَ مَثُوبَةً عِنْدَ اللَّهِ مَنْ لَعَنَهُ اللَّهُ وَغَضِبَ
عَلَيْهِ وَجَعَلَ مِنْهُمُ الْقِرَدَةَ وَالْخَنَازِيرَ وَعَبَدَ الطَّاغُوتَ
أُولَئِكَ شَرٌّ مَكَانًا وَأَضَلُّ عَنْ سَوَاءِ السَّبِيلِ} [المائدة: 60]
Katakanlah: "Apakah akan aku
beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk pembalasannya dari
(orang-orang fasik) itu di sisi Allah, yaitu orang-orang yang dikutuki dan
dimurkai Allah, di antara mereka (ada) yang dijadikan kera dan babi dan (orang
yang) menyembah thaghut?". Mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih
tersesat dari jalan yang lurus. [Al-Maidah: 60]
c) Firman Allah subhanahu wata’aalaa:
{قَالَ الَّذِينَ
غَلَبُوا عَلَى أَمْرِهِمْ لَنَتَّخِذَنَّ عَلَيْهِمْ مَسْجِدًا} [الكهف: 21]
“Orang-orang yang berkuasa atas urusan
mereka berkata: “Sungguh kami akan mendirikan sebuah rumah peribadatan di atas
gua mereka.” [Al kahfi: 21]
d) Dari Abu Said radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
«لَتَتَّبِعُنَّ
سُنَنَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ حَذْوَ القُذَّةِ بِالْقُذَّةِ، حَتَّى لَوْ
دَخَلُوْا جُحْرَ ضَبٍّ لَدَخَلْتُمُوْهُ، قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ،
اليَهُوْدُ وَالنَّصَارَى؟ قَالَ: فَمَنْ؟»
“Sungguh kalian akan mengikuti (meniru)
tradisi umat-umat sebelum kalian selangkah demi selangkah sampai kalaupun
mereka masuk kedalam liang biawak niscaya kalian akan masuk ke dalamnya pula.”
para sahabat bertanya: “Ya Rasulullah, orang-orang Yahudi dan Nasranikah?
Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: “siapa lagi?” [Shahih
Bukhari dan Muslim]
e) Imam Muslim meriwayatkan dari Tsauban radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«إِنَّ
اللهَ زَوَى لِي الأَرْضَ، فَرَأَيْتُ مَشَارِقَهَا وَمَغَارِبَهَا، وَإِنَّ
أُمَّتِيْ سَيَبْلُغُ مُلْكُهَا مَا زُوِيَ لِيْ مِنْهَا، وَأُعْطِيْتُ
كَنْـزَيْنِ: الأَحْمَرَ وَالأَبْيَضَ، وَإِنِّيْ سَأَلْتُ رَبِّيْ لأُمَّتِيْ
أَنْ لاَ يُهْلِكُهَا بِسَنَةٍ بِعَامَّةٍ، وَأَنْ لاَ يُسَلِّطَ عَلَيْهِمْ
عَدُوًّا مِنْ سِوَى أَنْفُسِهِمْ فَيَسْتَبِيْحُ بَيْضَتَهُمْ، وَإِنَّ رَبِّيْ
قَالَ: يَا مُحَمَّدُ إِنِّيْ إِذَا قَضَيْتُ قَضَاءً فَإِنَّهُ لاَ يُرَدُّ،
وَإِنِّيْ أَعْطَيْتُكَ لأُمَّتِكَ أَنْ لاَ أَهْلِكَهُمْ بِسَنَةٍ بِعَامَّةٍ،
وَأَنْ لاَ أُسَلِّطَ عَلَيْهِمْ عَدُوًّا مِنْ سِوَى أَنْفُسِهِمْ فَيَسْتَبِيْحُ
بَيْضَتَهُمْ، وَلَوِ اجْتَمَعَ عَلَيْهِمْ مَنْ بَأَقْطَارِهَا، حَتَّى يَكُوْنَ
بَعْضُهُمْ يَهْلِكُ بَعْضًا، وَيَسْبِي بَعْضُهُمْ بَعْضًا»
“Sungguh Allah telah membentangkan bumi
kepadaku, sehingga aku dapat melihat belahan timur dan barat, dan sungguh
kekuasaan umatku akan sampai pada belahan bumi yang telah dibentangkan kepadaku
itu, dan aku diberi dua simpanan yang berharga; merah dan putih (imperium
Persia dan Romawi), dan aku minta kepada Rabbku untuk umatku agar jangan
dibinasakan dengan sebab kelaparan (paceklik) yang berkepanjangan, dan jangan
dikuasakan kepada musuh selain dari kaum
mereka sendiri, sehingga musuh itu nantinya akan merampas seluruh negeri
mereka. Lalu Rabb berfirman: “Hai Muhammad, jika aku telah menetapkan suatu
perkara, maka ketetapan itu tak akan bisa berubah, dan sesungguhnya Aku telah
memberikan kepadamu untuk umatmu untuk tidak dibinasakan dengan sebab paceklik
yang berkepanjangan, dan tidak akan dikuasai oleh musuh selain dari kaum mereka
sendiri, maka musuh itu tidak akan bisa merampas seluruh negeri mereka,
meskipun manusia yang ada di jagat raya ini berkumpul menghadapi mereka, sampai
umatmu itu sendiri sebagian menghancurkan sebagian yang lain, dan sebagian
meraka menawan sebagian yang lain.”
Ø Hadits ini diriwayatkan pula oleh Al-Burqaniy dalam Shahihnya
dengan tambahan:
«وَإِنِّيْ
أَخَافُ عَلَى أُمَّتِيْ الأَئِمَّةَ المُضِلِّيْنَ، وَإِذَا وَقَعَ عَلَيْهِمْ
السَّيْفُ لَمْ يُرْفَعْ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَلاَ
تَقُوْمُ السَّاعَةُ حَتَّى يَلْحَقُ حَيٌّ مِنْ أُمَّتِيْ بِالْمُشْرِكِيْنَ،
وَحَتَّى تَعْبُدُ فِئَامٌ مِنْ أُمَّتِيْ الأَوْثَانَ، وَإِنَّهُ سَيَكُوْنُ فِيْ
أُمَّتِيْ كَذَّابُوْنَ ثَلاَثُوْنَ، كُلُّهُمْ يَزْعُمُ أَنَّهُ نَبِيٌّ، وَأَنَا
خَاتَمُ النَّبِيِّيْنَ، لاَ نَبِيَّ بَعْدِيْ، وَلاَ تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ
أُمَّتِيْ عَلَى الْحَقِّ مَنْصُوْرَةً، لاَ يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ وَلاَ
مَنْ خَالَفَهُمْ، حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى»
“Dan yang aku khawatirkan terhadap umatku
tiada lain adalah adanya pemimpin yang menyesatkan, dan ketika terjadi
pertumpahan darah di antara mereka, maka tidak akan berakhir sampai datangnya
hari kiamat, dan hari kiamat tidak akan kunjung tiba kecuali ada di antara umatku
yang mengikuti orang musyrik, dan sebagian lain yang menyembah berhala, dan
sungguh akan ada pada umatku 30 orang pendusta, yang mengaku sebagai Nabi,
padahal aku adalah penutup para Nabi, tidak ada Nabi lain setelah aku, meskipun
demikian akan tetap ada segolongan dari umatku yang tetap tegak membela
kebenaran, dan mereka selalu mendapat pertolongan Allah taala, mereka
tak tergoyahkan oleh orang-orang yang menelantarkan mereka dan memusuhi mereka,
sampai datang keputusan Allah subhanahu wata’aalaa”.
Dari ayat dan hadits di
atas, syekh –rahimahullah- menyebutkan 14 poin penting:
1) Penjelasan
tentang ayat yang terdapat dalam surat An-Nisa’.
Ayat ini menunjukkan bahwa apabila
orang-orang yang diturunkan kepada mereka Al-Kitab mau beriman kepada Jibt dan
Thaghut, maka tidak mustahil dan tidak dapat dipungkiri bahwa umat ini yang
telah diturunkan kepadanya Al-Qur’an
akan berbuat pula seperti yang mereka perbuat, karena Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam telah memberitahukan bahwasanya akan ada di diantara umat
ini orang-orang yang berbuat
seperti apa yang diperbuat oleh
orang-orang Yahudi dan Nasrani.
2) Penjelasan
tentang ayat yang terdapat dalam surat Al-Maidah.
Ayat ini menunjukkan bahwa akan terjadi di
kalangan umat ini penyembahan thaghut, sebagaimana telah terjadi penyembahan
thaghut di kalangan ahli kitab.
3) Penjelasan
tentang ayat yang terdapat dalam surat Al-Kahfi.
Ayat ini menunjukkan bahwa ada di antara
umat ini orang yang membangun tempat ibadah di atas atau di sekitar kuburan,
sebagaimana telah dilakukan oleh orang-orang sebelum mereka.
4) Masalah
yang sangat penting sekali, yaitu pengertian tentang beriman terhadap Jibt
dan Thaghut, apakah sekedar mempercayainya dalam hati, atau mengikuti
orang-orangnya, sekalipun membenci hal tersebut dan mengerti akan kebatilannya?
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{مَنْ
كَفَرَ بِاللَّهِ مِنْ بَعْدِ إِيمَانِهِ إِلَّا مَنْ أُكْرِهَ وَقَلْبُهُ
مُطْمَئِنٌّ بِالْإِيمَانِ وَلَكِنْ مَنْ شَرَحَ بِالْكُفْرِ صَدْرًا فَعَلَيْهِمْ
غَضَبٌ مِنَ اللَّهِ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ} [النحل: 106]
Barangsiapa yang kafir kepada Allah
sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa
kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa), akan
tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah
menimpanya dan baginya azab yang besar. [An-Nahl:106]
Ø Dari Abi Dzar Al-Gifariy radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«إِنَّ
اللَّهَ قَدْ تَجَاوَزَ عَنْ أُمَّتِي الْخَطَأَ، وَالنِّسْيَانَ، وَمَا
اسْتُكْرِهُوا عَلَيْهِ» [سنن
ابن ماجه: صحيح]
"Sesungguhnya Allah memaafkan dari umatku sesuatu yang
dilakukan karena salah (tidak sengaja), lupa, dan sesuatu yang dipaksakan
kepadanya". [Sunan Ibnu Majah: Sahih]
5) Apa
yang dikatakan oleh Ahli kitab bahwa orang-orang kafir (kaum Musyrikin Makkah)
lebih benar jalannya dari pada orang-orang yang beriman.
Lihat: 10 pembatal keislaman
6) Iman
kepada Jibt dan Thaghut pasti akan terjadi di kalangan umat ini
(umat Islam), sebagaimana yang ditetapkan dalam hadits Abu Said. Dan inilah
yang dimaksud dalam bab ini.
Dari Abdullah bin 'Amr radhiyallahu
'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«لَيَأْتِيَنَّ
عَلَى أُمَّتِي مَا أَتَى عَلَى بني إسرائيل حَذْوَ النَّعْلِ بِالنَّعْلِ، حَتَّى
إِنْ كَانَ مِنْهُمْ مَنْ أَتَى أُمَّهُ عَلَانِيَةً لَكَانَ فِي أُمَّتِي مَنْ
يَصْنَعُ ذَلِكَ، وَإِنَّ بني إسرائيل تَفَرَّقَتْ عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِينَ
مِلَّةً، وَتَفْتَرِقُ أُمَّتِي عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبْعِينَ مِلَّةً، كُلُّهُمْ فِي
النَّارِ إِلَّا مِلَّةً وَاحِدَةً»
"Akan datang pada umatku apa yang menimpa Bani Israil
sama persis selangkah demi selangkah, sampai kalau ada dari mereka yang berzina
dengan ibunya terang-terangan, maka akan ada dari umatku yang melakukan hal
itu. Dan sesungguhnya Bani Israil terpecah menjadi tujuhpuluh dua golongan, dan
umatku akan terpecah menjadi tujuhpuluh tiga golongan, semuanya akan masuk
neraka kecuali satu golongan".
Sahabat bertanya: Siapakah mereka ya
Rasulullah?
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
menjawab:
«مَا
أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَابِي» [سنن
الترمذي: حسنه الألباني]
"Mereka adalah orang yang berjalan sesuai sunnahku dan
sunnah sahabatku". [Sunan Tirmidzi: Hasan]
7) Pernyataan
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa akan terjadi penyembahan
berhala dari kalangan umat ini.
Sebagian
berpendapat bahwa kesyirikan tidak mungkin lagi terjadi dalam umat Islam,
dengan dalil hadits Jabir radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda:
«إِنَّ
الشَّيْطَانَ قَدْ أَيِسَ أَنْ يَعْبُدَهُ الْمُصَلُّونَ فِي جَزِيرَةِ الْعَرَبِ،
وَلَكِنْ فِي التَّحْرِيشِ بَيْنَهُمْ» [صحيح مسلم]
Sesungguhnya setan telah putus asa untuk
disembah oleh orang-orang yang mendirikan salat (mukmin) di negeri Arab, akan
tetapi ia tetap menanamkan permusuhan dan kebencian di antara mereka. [Sahih
Muslim]
Jawaban terhadap syubhat ini:
1.
Dalam hadits ini Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam hanya mengabarkan tentang Iblis yang merasa putus asa
untuk disembah dan Iblis tidak mengetahui pergara gaib yang akan terjadi pada
umat ini.
2.
Yang tidak mungkin menyembah Iblih adalah orang yang shalat dan
mengikhlashkan ibadahanya hanya untuk Allah, sedangkan orang yang tidak shalat
atau lalai dari ibadah kepada Allah maka tetap akan ada kemungkinan untuk terjerumus
pada penyembahan kepada Iblis secara langsung ataupun tidak.
8) Satu
hal yang amat mengherankan adalah munculnya orang yang mendakwahkan dirinya
sebagai Nabi, seperti Al-Mukhtar bin Abu Ubaid Ats-Tsaqafi([2]); padahal ia mengucapkan
dua kalimah syahadat, dan menyatakan bahwa dirinya termasuk dalam umat
Muhammad, dan ia meyakini bahwa Rasulullah itu haq dan Al Qur’an juga haq, yang
di dalamnya diterangkan bahwa Muhammad adalah penutup para Nabi. Walaupun
demikian ia dipercayai banyak orang, meskipun adanya kontradiksi yang jelas
sekali. Ia hidup pada akhir masa sahabat dan diikuti oleh banyak orang.
Allah subhanahu wata'aalaa
berfirman:
{مَا
كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَكِنْ رَسُولَ اللَّهِ
وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ} [الأحزاب:
40]
Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak
dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup
nabi-nabi. [Al-Ahzaab:40]
Ø Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
"
إِنَّ مَثَلِي وَمَثَلَ الأَنْبِيَاءِ مِنْ قَبْلِي، كَمَثَلِ رَجُلٍ بَنَى
بَيْتًا فَأَحْسَنَهُ وَأَجْمَلَهُ، إِلَّا مَوْضِعَ لَبِنَةٍ مِنْ زَاوِيَةٍ،
فَجَعَلَ النَّاسُ يَطُوفُونَ بِهِ، وَيَعْجَبُونَ لَهُ، وَيَقُولُونَ هَلَّا
وُضِعَتْ هَذِهِ اللَّبِنَةُ؟ قَالَ: فَأَنَا اللَّبِنَةُ وَأَنَا خَاتِمُ
النَّبِيِّينَ " [صحيح
البخاري ومسلم]
"Sesungguhnya perumpamaan aku dengan para nabi
sebelumku seperti seorang laki-laki yang membangun rumah dengan baik dan cantik
kecuali satu tempat batu bata dari satu sudut (yang belum terpasang). Maka
orang-orang berkeliling melihatnya dan mereka kagum seraya berkata:
"Apakah tidak sebaiknya jika satu batu bata ini dipasang?"
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda: "Akulah satu batu bata itu dan aku adalah penutup para
nabi". [Sahih Bukhari dan Muslim]
Ø Dalam riwayat lain dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu
'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«فَأَنَا
مَوْضِعُ اللَّبِنَةِ، جِئْتُ فَخَتَمْتُ الْأَنْبِيَاءَ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Maka akulah satu tempat batu bata itu, aku datang dan
menjadi penutup para nabi". [Sahih Bukhari dan Muslim]
Ø Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
«كَانَتْ
بَنُو إِسْرَائِيلَ تَسُوسُهُمُ الأَنْبِيَاءُ، كُلَّمَا هَلَكَ نَبِيٌّ خَلَفَهُ
نَبِيٌّ، وَإِنَّهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدِي» [صحيح البخاري ومسلم]
"Dulunya Bani Israil dipimpin oleh para Nabi, setiap
nabi yang meninggal digantikan dengan nabi lain, dan sesungguhnya tidak ada
nabi lagi sesudahku". [Sahih Bukhari dan Muslim]
Ø Sa'ad bin Abi Waqqash radhiyallahu 'anhu berkata:
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata kepada Ali bin Abi
Thalib radhiyallahu 'anhu:
«أَنْتَ
مِنِّي بِمَنْزِلَةِ هَارُونَ مِنْ مُوسَى، إِلَّا أَنَّهُ لَا نَبِيَّ بَعْدِي» [صحيح البخاري ومسلم]
"Kamu terhadap aku seperti kedudukan nabi Harun
terhadap nabi Musa, hanyasaja tidak ada nabi setelahku". [Sahih Bukhari
dan Muslim]
9) Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam menyampaikan kabar gembira bahwa Al-Haq (kebenaran Allah
dan ajaran-Nya) tidak akan dapat dilenyapkan sama sekali, sebagaimana yang
terjadi pada masa lalu, tetapi masih akan selalu ada sekelompok orang yang
berpegang teguh dan membela kebenaran.
Allah subhanahu wata'aalaa
berfirman:
{وَقُلْ جَاءَ الْحَقُّ
وَزَهَقَ الْبَاطِلُ إِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوقًا} [الإسراء:
81]
Dan katakanlah: "Yang benar telah
datang dan yang batil telah lenyap". Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu
yang pasti lenyap. [Al-Israa’: 81]
10) Bukti
kongkritnya adalah: mereka walaupun sedikit jumlahnya, tetapi tidak tergoyahkan
oleh orang-orang yang menelantarkan dan menentang mereka.
Allah subhanahu wata'aalaa
berfirman:
{قَالَ
الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُمْ مُلَاقُو اللَّهِ كَمْ مِنْ فِئَةٍ قَلِيلَةٍ
غَلَبَتْ فِئَةً كَثِيرَةً بِإِذْنِ اللَّهِ وَاللَّهُ مَعَ الصَّابِرِينَ} [البقرة: 249]
Orang-orang yang meyakini bahwa mereka
akan menemui Allah, berkata: "Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit
dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. dan Allah beserta
orang-orang yang sabar." [Al-Baqarah:249]
Ø Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata,
"Rasulullah ﷺ bersabda:
«بَدَأَ الْإِسْلَامُ
غَرِيبًا، وَسَيَعُودُ كَمَا بَدَأَ غَرِيبًا، فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ» [صحيح مسلم]
"Islam muncul dalam keadaan asing, dan
ia akan kembali dalam keadaan asing, maka beruntunglah orang-orang yang
asing." [Shahih Muslim]
11) Kondisi
seperti ini akan berlangsung sampai hari kiamat.
12) Bukti
bukti akan kenabian Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam yang
terkandung dalam hadits ini adalah:
a. Pemberitahuan
beliau bahwa Allah telah membentangkan kepadanya belahan bumi barat dan timur,
dan menjelaskan makna dari hal itu; kemudian terjadi seperti yang beliau
beritakan, berlainan halnya dengan belahan selatan dan utara.
Lihat: Keistimewaan umat Islam
b. Pemberitahuan
beliau bahwa beliau diberi dua simpanan harta yang berharga.
Lihat: Keistimewaan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam
c. Pemberitahuan
beliau bahwa do’anya untuk umatnya dikabulkan dalam dua hal, sedangkan hal yang
ketiga tidak dikabulkan.
Sa'ad bin Abi Waqash radhiyallahu
'anhu berkata: Pada suatu hari, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
pulang dari tempat tinggi hingga saat beliau melintasi masjid Bani Mu'awiyah,
beliau masuk lalu shalat dua rakaat, kami shalat bersama beliau. Beliau berdoa
lama sekali kepada Rabbnya, setelah itu beliau menemui kami, Nabi shallallahu
'alaihi wa salam bersabda:
"
سَأَلْتُ رَبِّي ثَلَاثًا، فَأَعْطَانِي ثِنْتَيْنِ وَمَنَعَنِي وَاحِدَةً،
سَأَلْتُ رَبِّي: أَنْ لَا يُهْلِكَ أُمَّتِي بِالسَّنَةِ فَأَعْطَانِيهَا،
وَسَأَلْتُهُ أَنْ لَا يُهْلِكَ أُمَّتِي بِالْغَرَقِ فَأَعْطَانِيهَا،
وَسَأَلْتُهُ أَنْ لَا يَجْعَلَ بَأْسَهُمْ بَيْنَهُمْ فَمَنَعَنِيهَا " [صحيح مسلم]
"Aku
meminta tiga (hal) pada Rabbku, Ia mengabulkan dua (hal) dan menolakku satu
(hal). Aku meminta Rabbku agar tidak membinasakan ummatku dengan kekeringan, Ia
mengabulkannya untukku, aku meminta-Nya agar tidak membinasakan ummatku dengan
banjir, Ia mengabulkannya untukku dan aku meminta-Nya agar tidak membuat
penyerangan diantara sesama mereka lalu Ia menolaknya." [Sahih Muslim]
d. Pemberitahuan
beliau bahwa akan terjadi pertumpahan darah di antara umatnya, dan kalau sudah
terjadi tidak akan berakhir sampai hari kiamat.
Lihat: Agama adalah kebaktian
e. Pemberitahuan
beliau bahwa sebagian umat ini akan menghancurkan sebagian yang lain, dan
sebagian mereka menawan sebagian yang lain.
Lihat: Bahaya perselisihan dan perpecahan
f.
Pemberitahuan beliau
tentang munculnya orang-orang yang mendakwahkan dirinya sebagai Nabi pada umat
ini.
g. Pemberitahuan
beliau bahwa akan tetap ada sekelompok orang dari umat ini yang tegak membela
kebenaran, dan mendapat pertolongan Allah.
Dari Jabir binn Abdillah
radhiyallahu 'anhuma; Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«لَا تَزَالُ
طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي يُقَاتِلُونَ عَلَى الْحَقِّ ظَاهِرِينَ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ»
[صحيح مسلم]
“Senantiasa akan ada sekelompok dari umatku
yang berperang di atas kebenaran, mereka menang sampai hari kiamat”. [Sahih
Muslim]
Dan itu semua benar-benar telah terjadi seperti
yang telah diberitahukan, padahal semua yang diberitahukan itu di luar
jangkauan akal manusia.
13) Apa
yang beliau khawatirkan terhadap umatnya hanyalah munculnya para pemimpin yang
menyesatkan.
Dari Abdullah bin 'Amr radhiyallahu
'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«إِنَّ
اللَّهَ لاَ يَقْبِضُ العِلْمَ انْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنَ العِبَادِ، وَلَكِنْ
يَقْبِضُ العِلْمَ بِقَبْضِ العُلَمَاءِ، حَتَّى إِذَا لَمْ يُبْقِ عَالِمًا
اتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوسًا جُهَّالًا، فَسُئِلُوا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ،
فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا» [صحيح
البخاري ومسلم]
"Sesungguhnya Allah tidak mengangkat ilmu dengan sekali
cabut dari seorang hamba, akan tetapi Allah mengangkat ilmu dengan mewafatkan
para ulama. Sampai waktunya tidak ada lagi ulama, orang-orang akan mengambil
pemimpin yang bodoh. Lalu mereka ditanyai dan mereka memberi fatwa tampa dasar
ilmu, maka mereka menjadi sesat dan menyesatkan". [Sahih Bukhari dan
Muslim]
Ø Hudzaifah bin Al-Yaman radhiyallahu 'anhuma
berkata:
كَانَ
النَّاسُ يَسْأَلُونَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ
الخَيْرِ، وَكُنْتُ أَسْأَلُهُ عَنِ الشَّرِّ مَخَافَةَ أَنْ يُدْرِكَنِي،
فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّا كُنَّا فِي جَاهِلِيَّةٍ وَشَرٍّ، فَجَاءَنَا
اللَّهُ بِهَذَا الخَيْرِ، فَهَلْ بَعْدَ هَذَا الخَيْرِ مِنْ شَرٍّ؟ قَالَ:
«نَعَمْ» قُلْتُ: وَهَلْ بَعْدَ ذَلِكَ الشَّرِّ مِنْ خَيْرٍ؟ قَالَ: «نَعَمْ،
وَفِيهِ دَخَنٌ» قُلْتُ: وَمَا دَخَنُهُ؟ قَالَ: «قَوْمٌ يَهْدُونَ بِغَيْرِ
هَدْيِي، تَعْرِفُ مِنْهُمْ وَتُنْكِرُ» قُلْتُ: فَهَلْ بَعْدَ ذَلِكَ الخَيْرِ
مِنْ شَرٍّ؟ قَالَ: «نَعَمْ، دُعَاةٌ إِلَى أَبْوَابِ جَهَنَّمَ، مَنْ أَجَابَهُمْ
إِلَيْهَا قَذَفُوهُ فِيهَا» قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، صِفْهُمْ لَنَا؟
فَقَالَ: «هُمْ مِنْ جِلْدَتِنَا، وَيَتَكَلَّمُونَ بِأَلْسِنَتِنَا» قُلْتُ:
فَمَا تَأْمُرُنِي إِنْ أَدْرَكَنِي ذَلِكَ؟ قَالَ: تَلْزَمُ جَمَاعَةَ
المُسْلِمِينَ وَإِمَامَهُمْ، قُلْتُ: فَإِنْ لَمْ يَكُنْ لَهُمْ جَمَاعَةٌ وَلاَ
إِمَامٌ؟ قَالَ «فَاعْتَزِلْ تِلْكَ الفِرَقَ كُلَّهَا، وَلَوْ أَنْ تَعَضَّ
بِأَصْلِ شَجَرَةٍ، حَتَّى يُدْرِكَكَ المَوْتُ وَأَنْتَ عَلَى ذَلِكَ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Orang-orang bertanya kepada
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tentang perkara-perkara kebaikan
sedangkan aku bertanya kepada beliau tentang keburukan karena aku takut akan
menimpaku. Aku bertanya; "Wahai Rasulullah, dahulu kami berada pada masa
jahiliyyah dan keburukan lalu Allah mendatangkan kebaikan ini kepada kami,
apakah setelah kebaikan ini akan datang keburukan?". Beliau menjawab:
"Ya". Aku bertanya lagi; "Apakah setelah keburukan itu akan
datang lagi kebaikan?". Beliau menjawab: "Ya, akan tetapi di dalamnya
ada "dakhan" (kotorannya)". Aku bertanya lagi; "Apa
kotorannya itu?". Beliau menjawab: "Yaitu suatu kaum yang memimpin
tanpa mengikuti petunjukku, kamu mengenalnya tapi sekaligus kamu ingkari (amalannya
ada yang baik dan ada yang buruk)". Aku kembali bertanya; "Apakah
setelah kebaikan (yang ada kotorannya itu) akan timbul lagi keburukan?".
Beliau menjawab: "Ya, yaitu para penyeru yang mengajak ke pintu jahannam.
Siapa yang memenuhi seruan mereka maka akan dilemparkan ke dalamnya". Aku
kembali bertanya; "Wahai Rasulullah, berikan sifat-sifat (ciri-ciri)
mereka kepada kami?". Beliau menjelaskan: "Mereka itu berasal dari
kalian dan berbicara dengan bahasa kalian". Aku katakan; "Apa yang
baginda perintahkan kepadaku bila aku menemui (zaman) keburukan itu?".
Beliau menjawab: "Kamu tetap berpegang (bergabung) kepada jama'atul
miuslimin dan pemimpin mereka". Aku kembali berkata; "Jika saat itu
tidak ada jama'atul muslimin dan juga tidak ada pemimpin (Islam)?".
Beliau menjawab: "Kamu tinggalkan
seluruh firqah (kelompok/golongan) sekalipun kamu harus memakan akar pohon
hingga maut menjemputmu dan kamu tetap berada di dalam keadaan itu (berpegang
kepada kebenaran) ". [Shahih Bukhari dan Muslim]
Ø
Dalam riwayat lain:
يَا رَسُولَ
اللهِ، إِنَّا كُنَّا بِشَرٍّ، فَجَاءَ اللهُ بِخَيْرٍ، فَنَحْنُ فِيهِ، فَهَلْ
مِنْ وَرَاءِ هَذَا الْخَيْرِ شَرٌّ؟ قَالَ: «نَعَمْ»، قُلْتُ: هَلْ وَرَاءَ
ذَلِكَ الشَّرِّ خَيْرٌ؟ قَالَ: «نَعَمْ»، قُلْتُ: فَهَلْ وَرَاءَ ذَلِكَ الْخَيْرِ
شَرٌّ؟ قَالَ: «نَعَمْ»، قُلْتُ: كَيْفَ؟ قَالَ: «يَكُونُ بَعْدِي أَئِمَّةٌ لَا
يَهْتَدُونَ بِهُدَايَ، وَلَا يَسْتَنُّونَ بِسُنَّتِي، وَسَيَقُومُ فِيهِمْ
رِجَالٌ قُلُوبُهُمْ قُلُوبُ الشَّيَاطِينِ فِي جُثْمَانِ إِنْسٍ»، قَالَ: قُلْتُ:
كَيْفَ أَصْنَعُ يَا رَسُولَ اللهِ، إِنْ أَدْرَكْتُ ذَلِكَ؟ قَالَ: «تَسْمَعُ
وَتُطِيعُ لِلْأَمِيرِ، وَإِنْ ضُرِبَ ظَهْرُكَ، وَأُخِذَ مَالُكَ، فَاسْمَعْ
وَأَطِعْ»
"Wahai Rasulullah, dahulu saya berada dalam kejahatan, kemudian
Allah menurunkan kebaikan (agama Islam) kepada kami, apakah setelah kebaikan
ini timbul lagi keburukan?" Beliau menjawab: "Ya."
Saya bertanya lagi, "Apakah setelah keburukan tersebut akan timbul
lagi kebaikan?" Beliau menjawab: "Ya."
Saya bertanya lagi, "Apakah setelah kebaikan ini timbul lagi keburukan?"
Beliau menjawab: "Ya."
Aku bertanya, "Bagaimana hal itu?"
Beliau menjawab: "Setelahku nanti akan ada pemimpin yang memimpin
tidak dengan petunjukku dan mengambil sunah bukan dari sunahku, lalu akan
datang beberapa laki-laki yang hati mereka sebagaimana hatinya setan dalam rupa
manusia."
Hudzaifah berkata; saya betanya, "Wahai Rasulullah, jika hal itu
menimpaku apa yang anda perintahkan kepadaku?"
Beliau menjawab: "Dengar dan patuhilah kepada pemimpinmu, walaupun
ia memukulmu dan merampas harta bendamu, dengar dan patuhilah dia."
[Shahih Muslim]
14) Perlunya
perhatian terhadap makna dari penyembahan berhala.
Ketika 'Adiy bin Hatim radhiyallahu
'anhu mendengar firman Allah subhanahu wata'ala:
{اتَّخَذُوا
أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ} [التوبة: 31]
"Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan
rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah". [At-Taubah:31]
'Adiy menyangkal kalau mereka mempertuhankan orang alim dan
para rahib, maka Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bertanya padanya:
«أَلَيْسَ يُحَرِّمُونَ
مَا أَحَلَّ اللهُ فَتُحَرِّمُونُهُ، ويُحِلُّونَ مَا حَرَّمَ اللهُ
فَتَسْتَحِلُّونَهُ؟» قُلْتُ: بَلَى، قَالَ: «فَتِلْكَ عِبَادَتُهُمْ»
"Bukankah kalau mereka menghalalkan yang haram
kalian juga menghalalkannya, dan kalau mereka mengharamkan yang halal kalian
juga mengharamkannya?"
'Adiyy menjawab: Betul.
Rasulullah berkata: "Itulah bentuk
penyembahan kepada mereka". [Ath-Thabarany: Hasan]
Wallahu a’lam!
([1]) Terdapat
bebarapa penafsiran dari kalangan salaf, tentang makna Jibt,
antara lain: berhala, sihir, tukang sihir, tukang ramal, Huyai bin Akhthab dan
Ka’ab bin Al-Asyraf (kedua orang ini adalah tokoh orang-orang Yahudi di zaman
Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam). Dengan
demikian, pengertian umum mencakup makna ini semua, sebagaimana yang dikatakan
oleh Al-Jauhariy dalam Ash-Shihah: “Jibt adalah kata-kata yang dapat digunakan
untuk berhala, tukang ramal, tukang sihir dan sejenisnya …”
Demikian halnya dengan kata-kata thaghut,
terdapat beberapa penafsiran, yang menunjukkan pengertian umum. Antara lain:
syetan, syetan dalam wujud manusia, berhala, tukang ramal, Ka’ab Al-Asyraf.
Ibnu Jarir Ath-Thabariy, dalam
menafsirkan ayat ini, setelah menyebutkan beberapa penafsiran ulama salaf,
mengatakan: “… Jibt dan Thaghut ialah dua sebutan untuk setiap yang diagungkan
dengan disembah selain Allah, atau ditaati, atau dipatuhi; baik yang diagungkan
itu batu, manusia ataupun syetan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...