بسم الله الرحمن الرحيم
Diriwayatkan
oleh Imam Abu Dawud dan An-Nasa’iy
dalam kitabnya “As-Sunan”, begitu pula Imam Ahmad dalam kitanya “Al-Musnad”,
Imam Bukhariy dalam kitabnya “Al-Adab Al-Mufrad”, Abu Nu’aim
dalam kitabnya “Hilyatul Auliya”, dan selain mereka rahimahumullah.
Abu Daud
berkata:
حَدَّثَنَا عُبَيْدُ بْنُ عُمَرَ بْنِ مَيْسَرَةَ،
حَدَّثَنَا عَبْدُ بْنُ يَزِيدَ الْمُقْرِئُ، حَدَّثَنَا حَيْوَةُ بْنُ شُرَيْحٍ، قَالَ:
سَمِعْتُ عُقْبَةَ بْنَ مُسْلِمٍ، يَقُولُ: حَدَّثَنِي أَبُو عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْحُبُلِيُّ،
عَنْ الصُّنَابِحِيّ، عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ، أَنَّ رَسُولَ صَلَّى عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
أَخَذَ بِيَدِهِ، وَقَالَ: «يَا مُعَاذُ، وَاللَّهِ إِنِّي لَأُحِبُّكَ، وَاللَّهِ
إِنِّي لَأُحِبُّكَ»، فَقَالَ: " أُوصِيكَ يَا مُعَاذُ لَا تَدَعَنَّ فِي دُبُرِ
كُلِّ صَلَاةٍ تَقُولُ: اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ، وَشُكْرِكَ، وَحُسْنِ
عِبَادَتِكَ "، وَأَوْصَى بِذَلِكَ مُعَاذٌ الصُّنَابِحِيَّ، وَأَوْصَى بِهِ الصُّنَابِحِيُّ
أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ [سنن أبي داود]
Telah
menceritakan kepada Kami 'Ubaidullah bin Umar bin Maisarah; telah menceritakan
kepada Kami Abdullah bin Yazid Al Muqri`; telah menceritakan kepada Kami Haiwah
bin Syuraih, ia berkata; aku mendengar 'Uqbah bin Muslim berkata; telah
menceritakan kepadaku Abu Abdurrahman Al Hubuli dari Ash Shunabihiy; dari
Mu'adz bin Jabal bahwa Rasulullah shallallahu wa'alaihi wa sallam
menggandeng tangannya dan berkata: "Wahai Mu'adz, demi Allah, aku
mencintaimu." Kemudian beliau berkata: "Aku wasiatkan kepadamu wahai
Mu'adz, janganlah engkau tinggalkan setiap akhir shalat untuk mengucapkan:
"Ya Allah, bantulah aku untuk berdzikir dan bersyukur kepadaMu serta
beribadah kepadaMu dengan baik.”
Mu'adz
mewasiatkan dengan hal tersebut kepada Ash-Shunabihiy, dan Ash-Shunabihiy
mewasiatkan hal tersebut kepada Abu Abdurrahman. [Sunan Abu Daud]
Hadits ini
di-shahih-kan oleh Ibnu Hibban, Al-Hakim, An-Nawawiy, Al-Haitsamiy, Ibnu Hajar
Al-‘Asqalaniy, syekh Albaniy, dan ulama lainnya rahimahumullah.
Beberapa faidah
yang diambil dari hadits ini:
1. Keistimewaan Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
«أَرْحَمُ أُمَّتِي
بِأُمَّتِي أَبُو بَكْرٍ، وَأَشَدُّهُمْ فِي أَمْرِ اللَّهِ عُمَرُ، وَأَصْدَقُهُمْ
حَيَاءً عُثْمَانُ بْنُ عَفَّانَ، وَأَعْلَمُهُمْ بِالحَلَالِ وَالحَرَامِ مُعَاذُ
بْنُ جَبَلٍ، ...» [سنن الترمذي: صححه الألباني]
"Diantara ummatku yang paling belas kasih terhadap ummatku (yang
lain) adalah Abu Bakr, sedangkan yang paling tegas terhadap perintah Allah
adalah Umar, yang paling pemalu adalah Utsman, yang paling mengetahui halal
haram adalah Mu'adz bin Jabal, …." [Sunan Tirmidziy: Sahih]
2.
Bantahan
bagi kaum Syi’ah yang mengkafirkan dan mencela sahabat Rasulullah.
Dari Abu Sa'id Al-Khudriy radiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«لاَ تَسُبُّوا
أَصْحَابِي، فَلَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ أَنْفَقَ مِثْلَ أُحُدٍ، ذَهَبًا مَا بَلَغَ مُدَّ
أَحَدِهِمْ، وَلاَ نَصِيفَهُ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Jangan kalian mencaci sahabatku, karna seandainya
seorang dari kalian bersedekah sebanyak gunung uhud dari emas maka itu tidak
akan menyamai satu mudd (dua genggaman= 543gram) dari yang mereka sedekahkan
dan tidak pula seperduanya". [Sahih Bukhari dan Muslim]
Dari Ibnu Umar radiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
لَعَنَ اللَّهُ
مَنْ سَبَّ أَصْحَابِي [المعجم الكبير للطبراني: حسنه الألباني]
"Allah melaknat orang yang mencaci sahabatku".
[Al-Mu'jam Al-Kabiir: Hasan]
3.
Boleh bagi
sesama jenis bergandengan tangan.
Abu Hurairah berkata:
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berjumpa dengan aku padahal aku
dalam keadaan junub. Beliau menggandeng tanganku hingga aku pun berjalan
bersama beliau hingga beliau duduk. Aku lantas pergi diam-diam kembali ke rumah
untuk mandi. Kemudian kembali lagi dan beliau masih duduk. Beliau lalu
bertanya:
«أَيْنَ كُنْتَ
يَا أَبَا هِرٍّ»
"Kemana
saja kamu tadi wahai Abu Hurairah?"
Maka aku
ceritakan pada beliau. Beliau lalu bersabda:
«سُبْحَانَ اللَّهِ
يَا أَبَا هِرٍّ إِنَّ المُؤْمِنَ لاَ يَنْجُسُ» [صحيح البخاري]
"Subhaanallah!
Wahai Abu Hurairah, seorang Muslim itu tidaklah najis." [Sahih Bukhari]
'Abdullah
bin Hisyam radiyallahu 'anhu
berkata;
«كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَهُوَ آخِذٌ بِيَدِ عُمَرَ بْنِ الخَطَّابِ» [صحيح البخاري]
"Kami
pernah bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang ketika itu beliau
pegang tangan 'Umar bin Al Khaththab". [Sahih Bukhari]
4.
Sifat
tawadhu, rendah hati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Anas bin
Malik radiyallahu 'anhu berkata:
إِنْ كَانَتِ الأَمَةُ
مِنْ إِمَاءِ أَهْلِ المَدِينَةِ، لَتَأْخُذُ بِيَدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَتَنْطَلِقُ بِهِ حَيْثُ شَاءَتْ [صحيح
البخاري]
"Sekiranya
ada seorang budak dari budak penduduk Madinah menggandeng tangan Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam, sungguh beliau akan beranjak bersamanya kemana
budak itu pergi." [Sahih Bukhari]
5.
Boleh
bersumpah untuk menguatkan perkataan.
Dari 'Abdullah
bin Umar radhiallahu 'anhuma; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda:
«مَنْ كَانَ حَالِفًا،
فَلْيَحْلِفْ بِاللَّهِ أَوْ لِيَصْمُتْ» [صحيح البخاري
ومسلم]
"Barangsiapa
yang bersumpah hendaklah dia bersumpah atas nama Allah atau kalau tidak, lebih
baik diam". [Sahih Bukhari dan Muslim]
Dalam riwayat
lain; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata:
«مَنْ حَلَفَ
بِغَيْرِ اللَّهِ فَقَدْ أَشْرَكَ» [سنن أبي داود: صححه
الألباني]
"Barangsiapa
yang bersumpah dengan selain nama Allah, maka sungguh ia telah berbuat
syirik." [Sunan Abu Daud: Sahih]
6.
Menjawab
panggilan dengan kata “Labbaik”.
Dalam riwayat
Imam Bukhariy di “Adab Al-Mufrad”; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda:
«يَا مُعَاذُ» ، قُلْتُ: لَبَّيْكَ، قَالَ: «إِنِّي
أُحِبُّكَ» ، قُلْتُ: وَأَنَا وَاللَّهِ أُحِبُّكَ ...
“Wahai
Mu’adz!”, Mu’adz menjawab: “Aku penuhi panggilanmu!”. Rasulullah bersabda:
“Sesungguhnya aku mencintaimu!”, Mu’adz menjawab: “Dan aku juga – demi Allah –
mencintaimu!” …
Dari Anas
bin Malik radhiallahu 'anhu; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
menunggang kendaraan sementara Mu'adz membonceng di belakangnya. Beliau lalu
bersabda:
«يَا مُعَاذَ بْنَ
جَبَلٍ»
"Wahai
Mu'adz bin Jabal!"
Mu'adz
menjawab:
لَبَّيْكَ يَا
رَسُولَ اللَّهِ وَسَعْدَيْكَ
"Aku
penuhi panggilanmu Wahai Rasulullah, aku penuhi panggilanmu." [Sahih
Bukhari dan Muslim]
7.
Menyampaikan
perasaan cinta.
Dari Al
Miqdam bin Ma'diKarib radhiyallahu ‘anhu; Nabi shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
«إِذَا أَحَبَّ
الرَّجُلُ أَخَاهُ فَلْيُخْبِرْهُ أَنَّهُ يُحِبُّهُ» [سنن أبي داود:
صححه الألباني]
"Jika
seorang laki-laki menyukai saudaranya, maka hendaklah ia mengabarkan kepadanya
bahwa ia menyukainya." [Sunan Abu Daud: Sahih]
Lihat: Hadits-hadits cinta
8.
Menjawab ungkapan
cinta.
Dari Anas
bin Malik radhiyallahu ‘anhu; Seorang laki-laki berada di sisi Nabi shallallahu
'alaihi wa sallam, lalu ada seseorang lagi lewat di depannya. Laki-laki itu
lalu berkata: "Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku menyukai orang ini!"
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu bersabda kepadanya: "Apakah
kamu telah memberitahunya?" Ia menjawab: "Belum!" Beliau
bersabda: "Beritahukanlah ia." Laki-laki itu kemudian menyusulnya dan
berkata:
إِنِّي أُحِبُّكَ فِي اللَّهِ
"Sesungguhnya
aku suka kepadamu karena Allah!"
Orang itu
balik berkata:
أَحَبَّكَ الَّذِي أَحْبَبْتَنِي لَهُ
"Engkau
akan dicintai oleh Dzat yang kamu menyukai aku karena-Nya." [Sunan Abu
Daud: Hasan]
Dalam riwayat
Imam Ahmad; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«يَا مُعَاذُ إِنِّي لَأُحِبُّكَ»
"Hai
Mu'adz! aku mencintaimu."
Mu'adz bin
Jabal berkata kepada beliau;
بِأَبِي أَنْتَ وَأُمِّي يَا رَسُولَ اللَّهِ
وَأَنَا أُحِبُّكَ ...
Engkau
lebih aku muliakan melebihi ayah dan ibuku wahai Rasulullah! Saya juga mencintaimu!
…
9.
Mengamalkan
ilmu yang disampaikan.
{أَتَأْمُرُونَ
النَّاسَ بِالْبِرِّ وَتَنْسَوْنَ أَنْفُسَكُمْ وَأَنْتُمْ تَتْلُونَ الْكِتَابَ أَفَلَا
تَعْقِلُونَ} [البقرة: 44]
Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaikan, sedang kamu
melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab? Maka
tidaklah kamu berpikir? [Al-Baqarah:44]
Dalam hadits ini Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mempraktekkan apa yang ia anjurkan bagi
umatnya untuk menyampaikan rasa cinta kepada orang yang dicintai.
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda:
«لَا تَدْخُلُونَ
الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا، وَلَا تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا، أَوَلَا أَدُلُّكُمْ
عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوهُ تَحَابَبْتُمْ؟ أَفْشُوا السَّلَامَ بَيْنَكُمْ»
[صحيح مسلم]
"Kalian
tidak akan masuk surga hingga kalian beriman, dan tidaklah kalian beriman
hingga kalian saling menyayangi. Maukan kalian aku tunjukkan atas sesuatu yang
mana apabila kalian mengerjakannya niscaya kalian akan saling menyayangi?
Sebarkanlah salam di antara kalian." [Sahih Muslim]
11. Memberihadiah kepada yang dicintai.
Dalam hadits
ini Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memberi hadiyah terbaik
kepada kekasihnya Mu’adz berupa wasiat.
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:
«تَهَادُوا تَحَابُّوا»
[الأدب المفرد للبخاري: حسنه الشيخ الألباني]
"Saling
memberi hadiahlah kalian agar kalian saling mencintai" . [Al-Adab
Al-Mufrad karya Imam Bukhariy: Hasan]
12. Makna akhir shalat.
Ulama
berselisih pendapat tentang makna “دبر الصلاة” akhir shalat, apakah sebelum
salam atau setelah salam?
Dalam riwayat
Imam An-Nasa’iy; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
فَلَا تَدَعْ أَنْ تَقُولَ فِي كُلِّ صَلَاةٍ ...
“Janganlah
kau meninggalkan bacaan berikut ini di setiap shalat … “.
13. Berdo’a di akhir shalat.
'Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: Jika
kami shalat bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, kami
mengucapkan: “Semoga kesejahteraan terlimpahkan kepada Allah dari hamba-hamba
Nya, dan semoga kesejahteraan terlimpahkan kepada si anu dan si anu”. Maka Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
" لاَ تَقُولُوا السَّلاَمُ عَلَى اللَّهِ،
فَإِنَّ اللَّهَ هُوَ السَّلاَمُ، وَلَكِنْ قُولُوا: التَّحِيَّاتُ لِلَّهِ وَالصَّلَوَاتُ
وَالطَّيِّبَاتُ، السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ،
السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ، فَإِنَّكُمْ إِذَا قُلْتُمْ
أَصَابَ كُلَّ عَبْدٍ فِي السَّمَاءِ أَوْ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ، أَشْهَدُ
أَنْ لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ،
ثُمَّ يَتَخَيَّرُ مِنَ الدُّعَاءِ أَعْجَبَهُ إِلَيْهِ، فَيَدْعُو " [صحيح البخاري]
"Janganlah
kalian mengucapkan: “Semoga kesejahteraan terlimpahkan kepada Allah”,
karena sesungguhnya Allah, Dialah As-Salaam. Akan tetapi bacalah: “Segala
penghormatan hanya milik Allah, juga segala pengagungan dan kebaikan. Semoga
kesejahteraan terlimpahkan kepada engkau wahai Nabi dan juga rahmat dan
berkah-Nya. Semoga kesejahteraan terlimpahkan kepada kami dan kepada
hamba-hamba Allah yang shalih”. Karena apabila kalian mengucapkan seperti
ini, maka berarti kalian telah mengucapkan salam kepada seluruh yang ada di
langit atau yang berada di antara langit dan bumi." (Dan lanjutkanlah
dengan bacaan): “Aku bersaksi tidak ada tuhan yang berhak disembah selain
Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya”. Lalu
ia memilih doa yang paling ia sukai kemudian berdoa dengannya." [Sahih
Bukhari]
14. Keutamaan berdo’a.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«لَيْسَ شَيْءٌ
أَكْرَمَ عَلَى اللَّهِ تَعَالَى مِنَ الدُّعَاءِ» [سنن الترمذي:
حسنه الشيخ الألباني]
“Tidak ada yang lebih mulia di sisi Allah dari pada do'a”. [Sunan Tirmidzi:
Hasan]
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«مَنْ لَمْ يَدْعُ
اللَّهَ سُبْحَانَهُ، غَضِبَ عَلَيْهِ» [سنن ابن ماجه: حسنه
الشيخ الألباني]
“Barangsiapa
yang tidak berdo'a kepada Allah subhanah, Allah akan marah
kepadanya." [Sunan Ibnu Majah: Hasan]
Dari Salman radhiyallahu
‘anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«لَا يَرُدُّ
القَضَاءَ إِلَّا الدُّعَاءُ، وَلَا يَزِيدُ فِي العُمْرِ إِلَّا البِرُّ» [سنن الترمذي:
حسنه الشيخ الألباني]
“Tidak ada
yang bisa menolak takdir selain do'a, dan tidak ada yang bisa menambah umur
selain kebaikan”. [Sunan Tirmidzi: Hasan]
Diantara
waktu yang mustajab untuk berdo’a:
Sebelum salam
dari salat
Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu
‘anhu berkata: Aku pernah shalat bersama Rasulullah sallallahu 'alaihi
wasallam, Abu Bakr, dan Umar. Ketika aku duduk tasyahhud akhir, aku memulai
dengan pujian kepada Allah kemudian selawat kepada Nabi, kemudian berdo'a untuk
diriku. Maka Rasulullah berkata:
سَلْ تُعْطَهْ،
سَلْ تُعْطَهْ [سنن الترمذي: حسنه الألباني]
“Mintalah
kau akan diberi, mintalah kau akan diberi”. [Sunan Tirmidzi: Hasan]
Di akhri
shalat wajib
Abu Umamah radhiyallahu
‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ditanya,
do'a apa yang paling didengar oleh Allah? Rasulullah menjawab:
«جَوْفَ اللَّيْلِ
الآخِرِ، وَدُبُرَ الصَّلَوَاتِ المَكْتُوبَاتِ» [سنن الترمذي: حسنه الألباني]
"Do'a
di tengah malam terakhir, dan di akhri shalat wajib". [Sunan Tirmidzi: Hasan]
16. Meminta pertolongan Allah dalam segala hal.
{إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ} [الفاتحة: 5]
Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami
meminta pertolongan. [Al-Fatihah:5]
{فَاعْبُدْهُ وَتَوَكَّلْ عَلَيْهِ} [هود: 123]
Maka sembahlah Dia, dan bertawakkallah kepada-Nya. [Huud:123]
Dari Abu Dzar radiyallahu 'anhu; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam meriwayatkan firman Allah subhanahu
wa ta'ala yang berbunyi:
يَا عِبَادِي كُلُّكُمْ ضَالٌّ إِلَّا مَنْ هَدَيْتُهُ، فَاسْتَهْدُونِي أَهْدِكُمْ،
يَا عِبَادِي كُلُّكُمْ جَائِعٌ، إِلَّا مَنْ أَطْعَمْتُهُ، فَاسْتَطْعِمُونِي أُطْعِمْكُمْ،
يَا عِبَادِي كُلُّكُمْ عَارٍ، إِلَّا مَنْ كَسَوْتُهُ، فَاسْتَكْسُونِي أَكْسُكُمْ
[صحيح مسلم]
"Hai hamba-Ku, kamu sekalian berada dalam kesesatan, kecuali orang
yang telah Aku beri petunjuk. Oleh karena itu, mohonlah petunjuk kepada-Ku,
niscaya Aku akan memberikannya kepadamu! Hai hamba-Ku, kamu sekalian berada
dalam kelaparan, kecuali orang yang telah Aku beri makan. Oleh karena itu,
mintalah makan kepada-Ku, niscaya Aku akan memberimu makan! Hai hamba-Ku, kamu
sekalian telanjang dan tidak mengenakan sehelai pakaian, kecuali orang yang Aku
beri pakaian. Oleh karena itu, mintalah pakaian kepada-Ku, niscaya Aku akan
memberimu pakaian! [Sahih Muslim]
17. Keutamaan dzikir.
Allah subhanahu wata'aalaa
berfirman:
{وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَر} [العنكبوت:
45]
"Dan
sesungguhnya mengingat Allah adalah lebih besar (keutamaannya dari
ibadat-ibadat yang lain)". [Al-'Ankabuut:45]
{أَلَا بِذِكْرِ
اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ} [الرعد: 28]
Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati
menjadi tenteram.
[Ar-Ra’d:28]
Dari Abu
Ad-Darda' radiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bertanya:
«أَلَا أُنَبِّئُكُمْ
بِخَيْرِ أَعْمَالِكُمْ، وَأَزْكَاهَا عِنْدَ مَلِيكِكُمْ، وَأَرْفَعِهَا فِي دَرَجَاتِكُمْ
وَخَيْرٌ لَكُمْ مِنْ إِنْفَاقِ الذَّهَبِ وَالوَرِقِ، وَخَيْرٌ لَكُمْ مِنْ أَنْ تَلْقَوْا
عَدُوَّكُمْ فَتَضْرِبُوا أَعْنَاقَهُمْ وَيَضْرِبُوا أَعْنَاقَكُمْ؟»
"Inginkah
kalian kutunjuki amalan terbaik kalian, paling mulia di sisi Tuhan-mu, paling
tinggi mengangkat derajatmu, lebih baik bagimu dari pada bersedekah dengan emas
dan perak, dan lebih baik bagimu dari pada melawan musuh lalu kau terbas leher
mereka dan mereka menebas lehermu?"
Sahabat
menjawab: Tentu!
Rasulullah
bersabda:
«ذِكْرُ اللَّهِ
تَعَالَى» [سنن الترمذي: صححه الألباني]
"Zikir
kepada Allah ta'aalaa". [Sunan Tirmizi: Sahih]
Abdullah bin Busr Al-Maaziny radiyallahu 'anhu berkata:
Datang dua orang a'raby kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dan
salah satunya bertanya: Amalan apakah yang paling baik? Rasulullah menjawab:
«أَنْ تُفَارِقَ
الدُّنْيَا وَلِسَانُكَ رَطْبٌ مِنْ ذِكْرِ اللهِ» [حلية الأولياء:
صححه الألباني]
"Engkau
meninggalkan dunia sementara lidahmu basah karena zikir kepada Allah".
[Hilyatul auliya': Sahih]
18. Mensyukuri nikmat Allah.
{يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَاشْكُرُوا لِلَّهِ إِنْ
كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ} [البقرة: 172]
Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik
yang kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar
kepada-Nya kamu menyembah. [Al-Baqarah:172]
{وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ
لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ} [إبراهيم: 7]
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu
memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah
(nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya
azab-Ku sangat pedih". [Ibrahim:7]
19. Ibadah yang baik.
Syarat ibadah
dikatakan baik adalah ikhlash demi Allah dan mengikuti tuntunan Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam.
Dari Abu
Hurairah radiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
salam bersabda:
" قَالَ
اللهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى: أَنَا أَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنِ الشِّرْكِ، مَنْ عَمِلَ
عَمَلًا أَشْرَكَ فِيهِ مَعِي غَيْرِي، تَرَكْتُهُ وَشِرْكَهُ " [صحيح مسلم]
"Allah tabaraka
wa ta'ala berfirman: 'Aku adalah sekutu yang paling tidak memerlukan
sekutu, barangsiapa melakukan suatu amalan dengan menyekutukanKu dengan
selainKu, Aku meninggalkannya dan sekutunya'." [Sahih Muslim]
Dari Aisyah
radiyallahu 'anha; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda:
«مَنْ عَمِلَ
عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ» [صحيح مسلم]
"Barangsiapa
mengamalkan suaru perkara yang tidak kami perintahkan, maka ia tertolak."
[Sahih Muslim]
20. Hadits musalsal.
Hadits musalsal adalah hadits yang terjadi
pengulangan sifat berupa perkataan atau perbuatan pada sanad ataupun perawinya
di setiap tingkatan (thabaqah) mulai dari Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam sampai akhir sanad.
Jenis hadits musalsal tidak terbatas,
tergantung persamaan sifat yang ada pada setiap tiangkatan sanad. Terkadang
persamaan tersebut berupa perbuatan, perkataaan, perbuatan dan perkataan secara
bersamaan, atau persamaan nama atau asal daerah atau kekuatan hafalan setiap
rawinya, atau cara penyampaian haditsnya, waktu atau tempatnya, dan sebagainya.
Dalam riwayat
Abu Nu’aim; beliau berkata:
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ
الْحَسَنِ، ثَنَا بِشْرُ بْنُ مُوسَى، ثَنَا أَبُو عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمُقْرِئُ،
عَنْ حَيْوَةَ بْنِ شُرَيْحٍ، ... به ، الحديث ...
وَأَوْصَى بِهِ مُعَاذٌ الصُّنَابِحِيَّ،
وَأَوْصَى الصُّنَابِحِيُّ أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ، وَأَوْصَى أَبُو عَبْدِ الرَّحْمَنِ
عُقْبَةَ، وَأَوْصَى عُقْبَةُ حَيْوَةَ، وَأَوْصَى حَيْوَةُ أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ
الْمُقْرِئَ، وَأَوْصَى أَبُو عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمُقْرِئُ بِشْرَ بْنَ مُوسَى،
وَأَوْصَى بِشْرُ بْنُ مُوسَى مُحَمَّدَ بْنَ أَحْمَدَ بْنِ الْحَسَنِ، وَأَوْصَانِي
مُحَمَّدُ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ الْحَسَنِ قَالَ الشَّيْخُ رَحِمَهُ اللهُ: وَأَنَا أُوصِيكُمْ
بِهِ [حلية الأولياء]
Telah
menceritakan kepada kami Muhammad bin Ahmad bin Al-Hasan; Telah menceritakan
kepada kami Bisyr bin Musa; Telah menceritakan kepada Kami Abu Abdirrahman Al
Muqri`; dari Haiwah bin Syuraih … (dan seterusnya seperti sanad Abu Daud),
Dan Mu'adz
mewasiatkan dengan hal tersebut kepada Ash-Shunabihiy, dan Ash-Shunabihiy
mewasiatkan hal tersebut kepada Abu Abdurrahman (Al-Hubuliy), dan Abu
Abdurrahman mewasiatkan hal tersebut kepada ‘Uqbah, dan Uqbah mewasiatkan hal
tersebut kepada Haiwah, dan Haiwah mewasiatkan hal tersebut kepada Abu
Abdirrahman Al-Muqri’, dan Abu Abdirrahman Al-Muqri’ mewasiatkan hal tersebut
kepada Bisyr bin Musa, dan Bisyr bin Musa mewasiatkan hal tersebut kepada
Muhammad bin Ahmad bin Al-Hasan, dan Muhammad bin Ahmad bin Al-Hasan mewasiatkan kepadaku; Syekh rahimahullah
berkata: Dan Abu mewasiatkan hal tersebut kepada kalian. [Hilyatul Auliya]
Wallahu
a’lam!
Lihat juga: Hadits Abu Kabsyah; Dunia itu untuk empat orang
Subhanallah, terima kasih saudaraku.....
BalasHapusSama-sama, baarakallahu fiik!
Hapus