بسم الله الرحمن الرحيم
Hadits ini diriwayatkan
dari beberapa sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, seperti:
Abdullah bin Umar, Tsauban, Aisyah, Ummu Salamah, Abdullah bin ‘Amr, dan Abu Hurairah
radhiyallahu ‘anhum.
Hadits Abdullah bin
Umar radhiyallahu ‘anhuma:
Diriwayatkan oleh Ibnu
‘Adiy (365H) rahimahullah dalam kitabnya “Al-Kaamil” 7/88:
عن عِصْمَة
بْن مُحَمد
الأَنْصَارِيّ الْمَدَنِيّ،
حَدَّثني مُوسَى
بْنُ عُقْبَةَ
عَنْ نَافِعٍ،
عنِ ابْنِ
عُمَر قَالَ:
لَعَنَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ الرَّاشِي
، وَالْمُرْتَشِي
، وَالْمَاشِي
فِي الرَّشْوَةِ.
Dari ‘Ishmah bin Muhammad Al-Anshariiy Al-Madaniy, ia
berkata: Telah menceritakan kepadaku Musa bin ‘Uqbah, dari Naafi’, dari Ibnu
Umar, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat
orang yang menyogok, orang yang disogok, dan orang yang memperantarai dalam
penyogokan.
Hadits ini sangat lemah karena dalam sanadnya ada rawi yang
bernama ‘Ishmah bin Muhammad[1]; Muhammad bin Sa’ad
mengatakan: Di sisi ulama hadits ia seorang yang lemah dalam periwayatan
hadits. Al-‘Uqailiy berkata: Ia meriwayatkan hadits-hadits bathil dari orang
yang tsiqah. Ibnu ‘Adiy berkata: Semua haditsnya tidak sahih dan ia seorang
yang haditsnya mungkar. Ad-Daraquthniy mengatakan: Haditsnya ditolak (matruuk).
Dan Ibnu Ma’in mengkalimnya sebagai pembohong.
Hadits Tsauban radhiyallahu
‘anhu:
Diriwayatkan dari Al-Laits bin Abi Sulaim dengan lima versi sanad:
Versi pertama:
Dari Abu Al-Khathaab, dari
Abu Zur’ah, dari Abu Idris, dari Tsauban.
Diriwayatkan oleh Ibnu
Abi Syaibah (235H) rahimahullah dalam kitabnya “Al-Mushannaf”
7/510 no.22275:
قَالَ: حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي زَائِدَةَ، عَنْ لَيْثٍ، عَنْ أَبِي الْخَطَّابِ، عَنْ أَبِي زُرْعَةَ، عَنْ أَبِي إِدْرِيسَ، عَنْ ثَوْبَانَ، قَالَ: «لَعَنَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الرَّاشِيَ وَالْمُرْتَشِيَ وَالرَّائِشَ، يَعْنِي الَّذِي يَمْشِي بَيْنَهُمَا»
Ibnu
Abi Syaibah berkata: Telah menceritakan kepada kami Ibnu Abi Zaidah, dari Laits, dari Abi Al-Khathab, dari Abi Zur’ah, dari Abi
Idriis, dari Tsauban, ia berkata: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
melaknat orang yang menyogok, orang yang disogok, dan orang yang memperantarai
keduanya.
Versi kedua:
Dari Abu Al-Khathaab, dari
Abu Zur’ah, dari Tsauban. Tidak menyebutkan Abu Idris.
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad
(241H) rahimahullah dalam kitabnya “Al-Musnad” 5/279 no.22399:
عن أَبي بَكْرٍ يَعْنِي ابْن عَيَّاشٍ، عَنْ لَيْثٍ، عَنْ أَبِي الْخَطَّابِ، عَنْ أَبِي زُرْعَةَ، عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ: " لَعَنَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الرَّاشِيَ وَالْمُرْتَشِيَ وَالرَّائِشَ " يَعْنِي: الَّذِي يَمْشِي بَيْنَهُمَا
Dari
Abi Bakr yaitu Ibni ‘Ayyasy, dari Laits, dari
Abi Al-Khathab, dari Abi Zur’ah, dari Tsauban, ia berkata: Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam melaknat orang yang menyuap, yang disuap, dan orang yang
memperantarai keduanya.
Versi ketiga:
Dari Abu Al-Khathaab, dari
Abu Idris, dari Tsauban. Tidak menyebutkan Abu Zur’ah.
Diriwayatkan oleh Ath-Thahawiy
(321H) rahimahullah dalam kitabnyya “Syarh Musykil Al-Atsar”
14/332 no.5656:
عن يَزِيد
بْن خَالِدِ
بْنِ مَوْهَبٍ،
وَسَهْل بْن
مُحَمَّدٍ الْعَسْكَرِيُّ
قَالَا: حَدَّثَنَا
ابْنُ أَبِي
زَائِدَةَ، حَدَّثَنَا
لَيْثٌ،
عَنْ أَبِي
الْخَطَّابِ، عَنْ
أَبِي إِدْرِيسَ،
عَنْ ثَوْبَانَ
قَالَ: قَالَ
رَسُولُ اللهِ
صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
" لَعَنَ اللهُ
الرَّاشِيَ، وَالْمُرْتَشِيَ،
وَالرَّائِشَ، وَهُوَ
الَّذِي يَمْشِي
بَيْنَهُمَا "
Dari
Yaziid bin Khalid bin Mauhab dan Sahl bin Muhammad Al-‘Askariy, keduanya
berkata: Telah menceritakan kepada kami Ibnu Abi Zaidah, ia berkata: Telah menceritakan
kepada kami Laits, dari Abi Al-Khathab, dari Abi
Idris, dari Tsauban, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda: “Allah melaknat orang yang menyuap, yang disuap, dan orang yang
memperantarai keduanya”.
Versi keempat:
Dari Abu Zur’ah, dari Abu
Idris, dari Tsauban. Tidak menyebutkan Abu Al-Khathaab.
Diriwayatkan oleh Al-Bazzar (292H) rahimahullah dalam kitabnya “Al-Musnad” 10/97 no.4160:
عن عَبد الْوَاحِدِ بْن زِيَادٍ عَنْ لَيْثٍ، عَن أَبِي زُرْعَةَ، عَن أَبِي إِدْرِيسَ عَنْ ثَوْبَانَ، رَضِي اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيه وَسَلَّم لَعَنَ الرَّاشِيَ ، وَالْمُرْتَشِيَ ، وَالرَّائِشَ.
Dari
Abdul Wahid bin Ziyaad, dari Laits, dari Abi
Zur’ah, dari Abi Idris, dari Tsauban radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat orang yang menyuap, yang disuap, dan orang
yang memperantarai keduanya.
Versi kelima:
Dari Abu Zur’ah, dari
Tsauban. Tidak menyebutkan Abu Al-Khathaab dan Abu Idris.
Diriwayatkan oleh Al-Hakim
(405H) rahimahullah dalam kitabnya “Al-Mustadrak” 4/103:
عن مُحَمَّد
بْن سَعِيدٍ
الْأَصْبَهَانِيُّ، ثَنَا
يَحْيَى بْنُ
أَبِي زَكَرِيَّا
بْنِ أَبِي
زَائِدَةَ، عَنْ
لَيْثٍ،
عَنْ أَبِي
زُرْعَةَ، عَنْ
ثَوْبَانَ، رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُ،
عَنِ النَّبِيِّ
صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ: «لَعَنَ
اللَّهُ الرَّاشِيَ
وَالْمُرْتَشِيَ وَالرَّائِشَ
الَّذِي يَمْشِي
بَيْنَهُمَا»
Dari
Muhammad bin Sa’id Al-Ashbahaniy, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami
Yahya bin Abi Zakariya bin Abi Zaidah, dari Laits, dari Abi Zur’ah, dari
Tsauban radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau
bersabda: “Allah melaknat orang yang menyuap, yang disuap, dan orang yang
memperantarai keduanya”.
Hadits ini lemah karena beberapa cacat:
1.
Pertentangan yang
ada pada sanadnya dan tidak bisa ditentukan mana versi sanad yang benar.
2.
Periwayatan Laits bin Abi Sulaim[2] (148H) dilemahkan oleh
Ibnu Sa’ad, An-Nasa’iy, Ibnu ‘Adiy, dan selainnya. Imam Ahmad, Abu Hatim, dan
Abu Zur’ah Ar-Raziy mengatakan: Ada pertentangan (idhthirab) dalam
periwayatannya.
3.
Abu
Al-Khathab[3];
Tidak diketahui (majhuul), sebagaimana dikatakan oleh Al-Mundziriy dalam
kitabnya “At-Targiib wa At-Tarhiib” 3/126 no.3361, dan Al-Haitsamiy dalam
kitabnya “Majma’ Az-Zawaid” 4/257 no.7024.
Hadits Aisyah radhiyallahu ‘anha:
Diriwayatkan
oleh Al-Bazzar dalam kitabnya “Al-Musnad” 18/251 no.287:
عن إسحاق بن يحيى بن طلحة قال حدثني أبو بكر بن محمد بن عمرو بن حزم , عن عمرة , عن عائشة رضي الله عنها قالت: لعن رسول الله الراشي والمرتشي.
Dari
Ishaq bin Yahya bin Thalhah, ia berkata: Telah
menceritakan kepadaku Abu Bakr bin Muhammad bin ‘Amr bin Hazm, dari ‘Amrah,
dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata: Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam melaknat orang yang menyuap dan orang yang disuap.
Hadits
ini lemah karena dalam sanadnya ada rawi yang
bernama Ishaq bin Yahya bin Thalhah[4] (164H); Periwayatan
haditsnya dilemahkan oleh Ibnu Ma’in, Abu Hatim, Al-‘Ijliy, As-Saajiy, Abu Daud,
Al-‘Uqailiy, Ad-Daraquthniy, Ibnu Hajar, dan yang lainnya.
Hadits Ummi Salamah radhiyallahu ‘anha:
Diriwayatkan oleh Ath-Thahawiy
dalam kitabnya “Syarh Musykil Al-Atsar” 14/335 no.5659:
عن دُحَيْم بْن الْيَتِيمِ، حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي فُدَيْكٍ، عَنْ مُوسَى بْنِ يَعْقُوبِ الزَّمْعِيِّ، عَنْ عَمَّتِهِ قُرَيْبَةَ ابْنَةِ عَبْدِ اللهِ بْنِ وَهْبٍ، عَنْ أَبِيهَا قَالَ: أَخْبَرَتْنِي أُمِّي أُمُّ سَلَمَةَ، مِنْ قَلَقٍ فِيهَا: أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَعَنَ الرَّاشِيَ، وَالْمُرْتَشِيَ فِي الْحُكْمِ .
Dari
Duhaim bin Al-Yatiim, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Ibnu Abi
Fudaik, dari Musa bin Ya’qub Az-Zam’iy, dari bibinya Quraibah binti Abdillah bin
Wahb, dari bapaknya, ia berkata: Telah menceritakan kepadaku ibuku Ummi
Salamah, bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat orang
yang menyuap, dan orang yang disuap dalam hukum.
Dan
Ath-Thabaraniy (360H) rahimahullah dalam kitabnya “Al-Mu’jam Al-Kabiir” 23/398
no.951, dengan lafadz yang lain:
أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «لَعَنَ اللهُ الرَّاشِيَ وَالْمُرْتَشِيَ فِي الْحُكْمِ»
Sesungguhnya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Allah melaknat orang
yang menyuap, dan orang yang disuap dalam hukum”.
Al-Mundziriy
dan Al-Bushiriy mengatakan: Sanadnya baik (jayyid). [Lihat: At-Targiib
wa At-Tarhiib 3/126 no.3352, Itihaf Al-Khaerah Al-Maharah 5/394]
Al-Haitsamiy
mengatakan: Semua perawinya tsiqah. [Majma’ Az-Zawaid 4/257 no.7028]
Hadits Abdullah bin
‘Amr radhiyallahu ‘anhuma:
Diriwayatkan oleh Abu
Daud (275H) rahimahullah dalam kitabnya “As-Sunan” 4/10
no.3580, dan At-Tirmidziy (279H) rahimahullah dalam kitabnya “Al-Jaami’”
3/401 no.1337:
عن ابْن أَبِي ذِئْبٍ، عَنِ الْحَارِثِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو، قَالَ: «لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الرَّاشِي وَالْمُرْتَشِي»
Dari
Ibni Abi Dzi’b, dari Al-Harits bin Abdirrahman, dari Abi Salamah, dari Abdillah
bin ‘Amr, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat
orang yang menyuap dan orang yang disuap.
At-Tirmidziy
mengatakan: Hadits ini hasan shahih.
Al-Hakim
dan Adz-Dzahabiy mengatakan: Sanadnya sahih. [Al-Mustadrak 4/102]
As-Suyuthiy
meng-hasan-kan hadits ini dalam kitabnya “Al-Jami’ Ash-Shagiir” no.7251.
Hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu:
Diriwayatkan
oleh At-Tirmidziy dalam kitabnya “Al-Jaami’” 3/401 no.1336:
قال: حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ، عَنْ عُمَرَ بْنِ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: «لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الرَّاشِيَ وَالمُرْتَشِيَ فِي الحُكْمِ»
At-Tirmidziy
berkata: Telah menceritakan kepada kami Qutaibah, ia berkata: Telah
menceritakan kepada kami Abu ‘Awanah, dari Umar bin Abi Salamah, dari bapaknya,
dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
melaknat orang yang menyuap dan orang yang disuap dalam hukum.
At-Tirmidziy
berkata: Hadits ini hasan.
As-Suyuthiy
men-sahih-kan hadits ini dalam kitabnya “Al-Jami’ Ash-Shagiir” no.7254.
Kesimpulan:
Hadits
“Rasulullah
melaknat orang yang menyogok dan orang yang disogok” derajatnya
shahih dari hadits Ummi Salamah, Abdullah bin ‘Amr, dan Abi Hurairah radhiyallahu
‘anhum.
Allah subhanahu wa ta’aalaa
berfirman:
{وَلَا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ وَتُدْلُوا بِهَا إِلَى الْحُكَّامِ لِتَأْكُلُوا فَرِيقًا مِنْ أَمْوَالِ النَّاسِ بِالْإِثْمِ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ} [البقرة:
188]
Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian
yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa
(urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada
harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui. [Al-Baqarah:188]
Adapun
“orang yang menghubungkan antara penyogok dan yang disogok”, dari
segi sanadnya lemah. Akan tetapi maknanya benar.
Allah
subhanahu wata'ala berfirman:
{لِيَحْمِلُوا أَوْزَارَهُمْ كَامِلَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمِنْ أَوْزَارِ الَّذِينَ يُضِلُّونَهُمْ بِغَيْرِ عِلْمٍ أَلَا سَاءَ مَا يَزِرُونَ} [النحل:
25]
(Ucapan mereka) menyebabkan mereka memikul dosa-dosanya dengan
sepenuh-penuhnya pada hari kiamat, dan dosa-dosa orang yang mereka sesatkan
yang tidak mengetahui sedikitpun (bahwa mereka disesatkan). Ingatlah, amat
buruklah dosa yang mereka pikul itu.
[An-Nahl:25]
Dari
Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلَالَةٍ، كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الْإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ، لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا [صحيح مسلم]
“Dan
barangsiapa yang mengajak pada suatu kesesatan (maksiat) maka ia mendapatkan
dosa seperti dosa orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi dosa-dosa mereka
sedikitpun”. [Sahih Muslim]
Wallahu
a’lam!
Lihat
juga: Allah melaknat penyanyi dan pendengarnya - Meminta, Memberi, dan Menerima - Meminta saat membutuhkan
[1] Lihat
biografi "‘Ishmah bin Muhammad" dalam
kitab: Ath-Thabaqaat karya Ibnu Sa’ad 9/334, Adh-Dhu'afaa' Al-Kabiir karya
Al-'Uqaily 3/1048, Al-Jarh wa At-Ta'diil karya Ibnu Abi Hatim 7/20, Taariikh
Bagdad karya Al-Khathib 14/224, Al-Kaamil karya Ibnu 'Adiy 7/87, Adh-Dhu'afaa'
karya Ibnu Al-Jauziy 2/176, Miizaan Al-I'tidaal karya Adz-Dzahabiy 5/86, Diiwan
Adh-Dhu’afaa karya Adz-Dzahabiy hal.275, Al-Kasyful Hatsits karya Ibnu
Al-A’jamiy hal.181, Lisaan Al-Miizaan karya Ibnu Hajar 5/438.
[2] Lihat
biografi "Laits bin Abi Sulaim" dalam
kitab: Ath-Thabaqaat karya Ibnu Sa’ad 8/468, Adh-Dhu'afaa' karya An-Nasa'i
hal.209, Adh-Dhu'afaa' Al-Kabiir karya Al-'Uqaily 4/1186, Al-Jarh wa
At-Ta'diil karya Ibnu Abi Hatim 7/177, Al-Majruhiin karya Ibnu Hibban 2/237,
Al-Kaamil karya Ibnu 'Adiy 7/233, Adh-Dhu'afaa' karya Ibnu Al-Jauziy 3/29,
Tahdziib Al-Kamaal karya Al-Mizziy 24/279, Diwan Adh-Dhu’afaa’ karya
Adz-Dzahabiy hal.333, Al-Kaasyif karya Adz-Dzahabiy 2/151, Nihayah Al-Igthibath
hal.295, Tahdziib At-Tahdziib karya Ibnu Hajar 3/484, Taqriib At-Tahdziib karya
Ibnu Hajar hal.817, Al-Kawakib An-Nairaat hal.493.
[3] Lihat
biografi "Abu Al-Khathab" dalam kitab:
Al-Jarh wa At-Ta'diil karya Ibnu Abi Hatim 9/365, Tahdziib Al-Kamaal karya
Al-Mizziy 33/284, Al-Kaasyif karya Adz-Dzahabiy 2/424, Tahdziib At-Tahdziib
karya Ibnu Hajar 4/517, Taqriib At-Tahdziib karya Ibnu Hajar hal.1140.
[4] Lihat
biografi "Ishaq bin Yahya bin Thalhah" dalam kitab:
Adh-Dhu'afaa' Ash-Shagiir karya Al-Bukhariy hal.21, Ats-Tsiqaat karya Al-‘Ijliy
1/220, Adh-Dhu'afaa' karya An-Nasa'i hal.153, Adh-Dhu'afaa' Al-Kabiir karya
Al-'Uqaily 1/103, Al-Jarh wa At-Ta'diil karya Ibnu Abi Hatim 2/236,
Al-Majruhiin karya Ibnu Hibban 1/133, Al-Kaamil karya Ibnu 'Adiy 1/332,
Adh-Dhu'afaa' karya Ibnu Al-Jauziy 1/105, Tahdziib Al-Kamaal karya Al-Mizziy
2/489, Al-Mugniy fi Adh-Dhu’afaa’ karya Adz-Dzahabiy 1/123, Tahdziib
At-Tahdziib karya Ibnu Hajar 1/129, Taqriib At-Tahdziib karya Ibnu Hajar
hal.133.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...