Selasa, 01 April 2014

Perempuan shalat jama’ah di masjid

بسم الله الرحمن الرحيم

Perempuan shalat jama’ah di masjid pada masa Nabi
'Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah melaksanakan shalat 'Isya ketika malam telah masuk sepertiga akhir malam ('Atamah), dan itu terjadi ketika Islam belum luas tersebar. Beliau tidak juga keluar hingga 'Umar berkata: 'Para wanita dan anak-anak sudah tidur (menunggu shalat di masjid)! '
Maka beliau pun keluar dan bersabda kepada orang-orang yang ada di Masjid:
«مَا يَنْتَظِرُهَا أَحَدٌ مِنْ أَهْلِ الأَرْضِ غَيْرَكُمْ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Tidak ada seorangpun dari penduduk bumi yang menunggu shalat ini selain kalian." [Sahih Bukhari dan Muslim]
Lebih baik shalat di rumah
Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«لَا تَمْنَعُوا نِسَاءَكُمُ الْمَسَاجِدَ، وَبُيُوتُهُنَّ خَيْرٌ لَهُنَّ» [سنن أبى داود: صححه الشيخ الألباني]
“Janganlah kalian melarang kaum perempuan kalian mendatangi mesjid, dan shalat di rumah lebih baik bagi mereka (kaum perempuan)”. [Sunan Abu Daud: Sahih]
Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu; Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«صَلَاةُ الْمَرْأَةِ فِي بَيْتِهَا أَفْضَلُ مِنْ صَلَاتِهَا فِي حُجْرَتِهَا، وَصَلَاتُهَا فِي مَخْدَعِهَا أَفْضَلُ مِنْ صَلَاتِهَا فِي بَيْتِهَا» [سنن أبي داود: صحيح]
"Shalat seorang wanita di kamar tidurnya lebih utama baginya daripada shalatnya di ruang rumahnya, dan shalat seorang wanita di rumahnya yang kecil lebih utama baginya daripada di rumahnya (yang besar)." [Sunan Abu Daud: Sahih]
Dalam riwayat lain; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«إِنَّ أَحَبَّ صَلَاةٍ تُصَلِّيهَا الْمَرْأَةُ إِلَى اللَّهِ فِي أَشَدِّ مَكَانٍ فِي بَيْتِهَا ظُلْمَةً» [صحيح ابن خزيمة]
“Sesungguhnya shalat yang paling dicintai oleh Allah yang dilakukan oleh seorang wanita adalah di bagian paling dalam rumahnya dalam kegelapan”. [Sahih Ibnu Khuzaimah]
Dari Ummu Humaid radhiyallahu ‘anha -isteri Abu Humaid As-Sa'diy-, bahwa dia menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu berkata: "Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku menyukai shalat bersamamu!"
Beliau bersabda:
«قَدْ عَلِمْتُ أَنَّكِ تُحِبِّينَ الصَّلَاةَ مَعِي، وَصَلَاتُكِ فِي بَيْتِكِ خَيْرٌ لَكِ مِنْ صَلَاتِكِ فِي حُجْرَتِكِ، وَصَلَاتُكِ فِي حُجْرَتِكِ خَيْرٌ مِنْ صَلَاتِكِ فِي دَارِكِ، وَصَلَاتُكِ فِي دَارِكِ خَيْرٌ لَكِ مِنْ صَلَاتِكِ فِي مَسْجِدِ قَوْمِكِ، وَصَلَاتُكِ فِي مَسْجِدِ قَوْمِكِ خَيْرٌ لَكِ مِنْ صَلَاتِكِ فِي مَسْجِدِي» [مسند أحمد: حسن]
"Aku sudah tahu jika kamu suka shalat denganku, namun shalatmu di rumahmu lebih baik daripada shalatmu di kamarmu, dan shalatmu di kamarmu lebih baik daripda shalat di rumahmu, dan shalatmu di rumahmu lebih baik daripada shalatmu di masjid kaummu, dan shalatmu di masjid kaummu lebih baik daripada shalat di masjidku."
Lalu dia memerintahkan untuk dibuatkan masjid di tempat yang paling pojok dalam rumahnya dan yang paling gelap, setelah itu dia shalat di sana hingga dia menemui Allah Azza Wa Jalla." [Musnad Ahmad: Hasan]
Dari Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha; Rasulullah shallahu'alaihi wa sallam bersabda:
«خَيْرُ مَسَاجِدِ النِّسَاءِ قَعْرُ بُيُوتِهِنَّ» [مسند أحمد: حسن]
"Sebaik-baik masjid bagi para wanita adalah diam di rumah-rumah mereka." [Musnad Ahmad: Hasan]
Tidak melarang perempuan jika minta izin untuk shalat di masjid
Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«إِذَا اسْتَأْذَنَكُمْ نِسَاؤُكُمْ بِاللَّيْلِ إِلَى المَسْجِدِ، فَأْذَنُوا لَهُنَّ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Jika isteri-isteri kalian minta izin ke masjid di waktu malam, maka berilah mereka izin." [Sahih Bukhari dan Muslim]
Dalam riwayat lain:
«لَا تَمْنَعُوا نِسَاءَكُمُ الْمَسَاجِدَ إِذَا اسْتَأْذَنَّكُمْ إِلَيْهَا» [صحيح مسلم]
“Janganlah kalian melarang kaum perempuan kalian mendatangi mesjid, jika mereka meminta izin pada kalian untuk itu”. [Sahih Muslim]
Tidak memakai parfum ke mesjid
Zainab istri Abdullah radhiyallahu ‘anhuma berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada kami:
«إِذَا شَهِدَتْ إِحْدَاكُنَّ الْمَسْجِدَ فَلَا تَمَسَّ طِيبًا» [صحيح مسلم]
'Apabila salah seorang dari kalian kaum wanita hendak menghadiri shalat di masjid maka janganlah kalian memakai wangi-wangian'. [Sahih Muslim]
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
لَا تَمْنَعُوا إِمَاءَ اللَّهِ مَسَاجِدَ اللَّهِ، وَلَكِنْ لِيَخْرُجْنَ وَهُنَّ تَفِلَاتٌ [سنن أبي داود: صححه الألباني]
"Jangan kalian melarang hamba Allah (wanita) pergi ke mesjid, akan tetapi hendaklah mereka keluar dengan tidak memakai wangi-wangian." [Sunan Abu Daud: Sahih]
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Ia bertemu seorang wanita dan mencium bau harum darinya, dan ujung pakaiannya menjuntai (menyapu tanah). Ia lalu berkata, "Wahai Budak Al-Jabbar, apakah engkau datang dari masjid?"
Wanita itu menjawab, "Ya."
Abu Hurairah bertanya lagi: "Karena ingin ke masjidkah kamu memakai wewangian?"
Wanita itu menjawab: "Ya."
Abu Hurairah lalu berkata: "Sesungguhnya aku mendengar kekasihku, Abu Al Qasim shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«لَا تُقْبَلُ صَلَاةٌ لِامْرَأَةٍ تَطَيَّبَتْ لِهَذَا الْمَسْجِدِ، حَتَّى تَرْجِعَ فَتَغْتَسِلَ غُسْلَهَا مِنَ الجَنَابَةِ». [سنن أبي داود: صحيح]
"Tidak akan diterima shalat seorang wanita yang memakai wewangian karena ingin pergi ke masjid ini, sehingga ia kembali dan mandi sebagaimana ia mandi dari junub." [Sunan Abu Daud: Sahih]
Tidak tabarruj dan mematuhi etika keluar rumah ketika ke mesjid
Aisyah radhiyallahu 'anha berkata:
لَوْ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَأَى مَا أَحْدَثَ النِّسَاءُ لَمَنَعَهُنَّ الْمَسْجِدَ كَمَا مُنِعَتْ نِسَاءُ بَنِي إِسْرَائِيلَ [صحيح البخاريٍ ومسلم]
Seandainya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melihat apa yang diperbuat wanita jaman sekarang maka ia akan melarang mereka pergi ke mesjid sebagaimana wanita bani Israil dilarang. [Sahih Bukhari dan Muslim]
Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata: Dahulu wanita berthawaf di Baitullah dalam keadaan telanjang lalu ia berkata: Siapa yang meminjamkan kepadaku baju yang ia kenakan di atas kemaluannya? dan saat ini ia berkata: Telah nampak sebagian atau seluruhnya, maka apa yang nampak darinya tidaklah aku menghalalkannya. Lalu turunlah ayat ini:
{خُذُوا زِينَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ} [الأعراف: 31]
"Ambillah oleh kalian pakaian dan perhiasan kalian setiap memasuki masjid." (Al A'raaf: 31) [Sahih Muslim]
Memakai penutup kepala
Ummu 'Athiyah radhiyallahu 'anha berkata: "Kami diperintahkan untuk mengajak keluar (wanita) haid dan wanita yang sedang dipingit pada dua hari raya, sehingga mereka bisa menyaksikan jama'ah kaum Muslimin dan mendo'akan mereka, lalu menjauhkan wanita-wanita haid dari tempat shalat mereka."
Seorang wanita bertanya: "Wahai Rasulullah, di antara kami ada yang tidak memiliki jilbab (pakaian yang menutupi kepala dan seluruh badan)?"
Beliau menjawab:
«لِتُلْبِسْهَا صَاحِبَتُهَا مِنْ جِلْبَابِهَا»
"Hendaklah temannya meminjamkan jilbab miliknya kepadanya." [Sahih Bukhari dan Muslim]
Dari Aisyah radhiyallahu 'anha; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«لَا يَقْبَلُ اللَّهُ صَلَاةَ حَائِضٍ إِلَّا بِخِمَارٍ» [سنن أبي داود: صحيح]
"Allah tidak menerima shalat wanita yang sudah haid (baligh), kecuali dengan memakai tutup kepala." [Sunan Abu Daud: Sahih]
Boleh membawa anak kecil ke masjid
Dari Abu Qatadah radhiyallahu 'anhu; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«إِنِّي لَأَقُومُ إِلَى الصَّلاَةِ وَأَنَا أُرِيدُ أَنْ أُطَوِّلَ فِيهَا، فَأَسْمَعُ بُكَاءَ الصَّبِيِّ، فَأَتَجَوَّزُ فِي صَلاَتِي كَرَاهِيَةَ أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمِّهِ» [صحيح البخاريٍ]
"Aku pernah ingin memanjangkan shalat, namun aku mendengar tangisan bayi. Maka aku pendekkan shalatku karena khawatir akan memberatkan ibunya." [Sahih Bukhari]
Shalat sambil menggendong anak
Abu Qatadah Al-Anshariy radhiyallahu 'anhu berkata:
«أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُصَلِّي وَهُوَ حَامِلٌ أُمَامَةَ بِنْتَ زَيْنَبَ بِنْتِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَلِأَبِي العَاصِ بْنِ رَبِيعَةَ بْنِ عَبْدِ شَمْسٍ فَإِذَا سَجَدَ وَضَعَهَا، وَإِذَا قَامَ حَمَلَهَا» [صحيح البخاري ومسلم]
Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah shalat dengan menggendong Umamah binti Zainab binti Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Dan anak Abu Al-'Ash bin Rabi'ah bin 'Abdu Syamsi. Maka jika sujud, beliau letakkan anak itu dan bila berdiri beliau gendong lagi." [Sahih Bukhari dan Muslim]
Pintu khusus untuk perempuan
Nafi' meriwayatkan dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
لَوْ تَرَكْنَا هَذَا الْبَابَ لِلنِّسَاءِ
"Andai saja pintu ini kita khususkan untuk kaum wanita".
Nafi' rahimahullah berkata: Sejak saat itu Ibnu Umar tidak pernah masuk melalui pintu tersebut sampai ia mati. [Sunan Abi Daud: Sahih]
Shaf paling belakang yang terbaik
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
خَيْرُ صُفُوفِ الرِّجَالِ أَوَّلُهَا، وَشَرُّهَا آخِرُهَا، وَخَيْرُ صُفُوفِ النِّسَاءِ آخِرُهَا، وَشَرُّهَا أَوَّلُهَا [صحيح مسلم]
"Shaf terbaik bagi laki-laki adalah yang pertama dan yang paling buruk adalah yang terakhir, sedangkan shaf terbaik bagi perempuan adalah yang terakhir dan yang paling buruk adalah yang pertama." [Sahih Muslim]
Bertepuk jika imam keliru
Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«التَّسْبِيحُ لِلرِّجَالِ، وَالتَّصْفِيقُ لِلنِّسَاءِ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Sesungguhnya ucapan tasbih buat laki-laki (untuk menegur imam), sedangkan bertepuk tangan buat wanita". [Sahih Bukhari dan Muslim]
Shalat sesuai kemampuan
Anas radhiyallahu 'anhu berkata: "Suatu ketika, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam masuk Masjid. Lalu beliau melihat seuntai tali yang terbentang di antara dua tiang, maka beliau pun bertanya:
«مَا هَذَا؟»
'Tali apa ini? '
Mereka menjawab: 'Tali yang dibentangkan oleh Zainab dan digunakannya shalat. Bila ia malas atau letih, maka dia akan berpegangan dengan tali itu.'
Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«حُلُّوهُ، لِيُصَلِّ أَحَدُكُمْ نَشَاطَهُ، فَإِذَا كَسِلَ، أَوْ فَتَرَ قَعَدَ» [صحيح البخاري ومسلم]
“Lepaskanlah tali itu. Hendaklah salah seorang dari kalian shalat ketika kondisi semangat. Sedangkan ika ia malas atau letih, hendaklah ia duduk.'" [Sahih Bukhari dan Muslim]
Segera meninggalkan masjid setelah imam memberi salam
Ummu Salamah radhiyallahu 'anha berkata:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا سَلَّمَ قَامَ النِّسَاءُ حِينَ يَقْضِي تَسْلِيمَهُ، وَمَكَثَ يَسِيرًا قَبْلَ أَنْ يَقُومَ         
Jika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam salam dari shalat, maka kaum wanita segera berdiri meninggalkan mesjid ketika Rasulullah selesai salam, dan Rasulullah menunggu dulu sesaat sebelum berdiri.
Ibnu Syihab rahimahullah berkata:
فَأُرَى وَاللَّهُ أَعْلَمُ أَنَّ مُكْثَهُ لِكَيْ يَنْفُذَ النِّسَاءُ قَبْلَ أَنْ يُدْرِكَهُنَّ مَنِ انْصَرَفَ مِنَ القَوْمِ
Saya melihat – dan Allah lebih mengetahui – bahwa Rasulullah menunggu sesaat agar kaum wanita sesesai keluar mesjid dan kaum pria tidak bertemu dengan mereka. [Sahih Bukhari]
'Aisyah radhiyallahu 'anha berkata:
«كُنَّ نِسَاءُ المُؤْمِنَاتِ يَشْهَدْنَ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلاَةَ الفَجْرِ مُتَلَفِّعَاتٍ بِمُرُوطِهِنَّ، ثُمَّ يَنْقَلِبْنَ إِلَى بُيُوتِهِنَّ حِينَ يَقْضِينَ الصَّلاَةَ، لاَ يَعْرِفُهُنَّ أَحَدٌ مِنَ الغَلَسِ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Kami, wanita-wanita Mukminat, pernah ikut shalat fajar bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan menutup wajahnya dengan kerudung, kemudian kembali ke rumah mereka masing-masing setelah selesai shalat tanpa diketahui oleh seorangpun karena hari masih gelap." [Sahih Bukhari dan Muslim]
Boleh bermalam di masjid
Dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha; Bahwa ada seorang budak perempuan hitam milik suatu kaum orang 'Arab telah mereka merdekakan. Pada suatu hari budak ini keluar bersama seorang bayi perempuan dengan membawa kain tikar tenunan berwarna merah terbuat dari kulit yang dihiasi dengan permata. Maka budak itu meletakkan tikar tersebut atau duduk di atasnya. Lalu tiba-tiba ada burung terluka yang jatuh. Budak itu menganggapnya sebagai daging maka diambilnya.
Lalu orang-orang itu mencari burung tersebut tapi tidak menemukannya.
Berkata 'Aisyah radhiallahu 'anha: "Lalu orang-orang itu menanyakannya kepadaku. Kemudian orang-orng itu menggeledah sampai pada bagian depan budak tersebut. Demi Allah, aku ada bersama mereka saat butung itu jatuh lalu dia mengambilnya. Maka terjadilah apa yang terjadi diantara mereka. Aku katakan: “Inilah yang kalian duga, aku berada di balik ini semua, padahal orang ini lah yang berbuat dan aku berlepas diri darinya". Lalu sahaya ini menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan masuk Islam.
Berkata 'Aisyah radhiallahu 'anha:
«فَكَانَ لَهَا خِبَاءٌ فِي المَسْجِدِ - أَوْ حِفْشٌ -»
Budak perempuan ini memiliki rumah kecil di dalam masjid. [Sahih Bukhari]
I’tikaf di masjid
'Aisyah radhiyallahu 'anha berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam selalu beri'tikaf pada bulan Ramadhan. Apabila selesai dari shalat Shubuh Beliau masuk ke tempat khusus i'tikaf Beliau.
Kemudian 'Aisyah radliallahu 'anha meminta izin untuk bisa beri'tikaf bersama Beliau, maka Beliau mengizinkannya. Lalu 'Aisyah radliallahu 'anha membuat tenda khusus. Kemudian hal ini didengar oleh Hafshah, maka diapun membuat tenda serupa. Begitu juga hal ini kemudian didengar oleh Zainab maka dia pun membuat tenda yang serupa. Ketika Beliau selesai dari shalat Shubuh Beliau melihat tenda-tenda tersebut, maka Beliau berkata:
«مَا هَذَا؟»
"Apa ini?"
Lalu Beliau diberitahu dengan apa yang telah diperbuat oleh mereka (para isteri beliau).
Maka Beliau bersabda:
«مَا حَمَلَهُنَّ عَلَى هَذَا؟ آلْبِرُّ؟ انْزِعُوهَا فَلاَ أَرَاهَا»
"Apa yang mendorong mereka sehingga mendirikan tenda-tenda ini? Apakah kebajikan? Bongkarlah tenda-tenda itu, aku tidak mau melihatnya".
Maka tenda-tenda itu dibongkar dan Beliau tidak meneruskan i'tikaf Ramadhan hingga kemudian Beliau melaksanakannya pada sepuluh akhir dari bulan Syawal. [Sahih Bukhari dan Muslim]
Membersihkan mesjid
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Bahwasanya seorang wanita berkulit hitam biasanya menyapu Masjid. Suatu ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kehilangan orang itu, sehingga beliau pun menanyakannya.
Para sahabat menjawab, "Orang itu telah meninggal."
Beliau bersabda:
«أَفَلَا كُنْتُمْ آذَنْتُمُونِي»
"Kenapa kalian tidak memberitahukan kepadaku?"
Sepertinya mereka menganggap remeh urusan kematiannya.
Beliau pun bersabda:
«دُلُّونِي عَلَى قَبْرِهِ»
"Tunjukkanlah kepadaku di mana letak kuburannya."
Maka para sahabat pun menunjukkan kuburannya, dan akhirnya beliau menshalatkannya.
Setelah itu, beliau bersabda:
«إِنَّ هَذِهِ الْقُبُورَ مَمْلُوءَةٌ ظُلْمَةً عَلَى أَهْلِهَا، وَإِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ يُنَوِّرُهَا لَهُمْ بِصَلَاتِي عَلَيْهِمْ» [صحيح مسلم]
"Sesungguhnya kuburan-kuburan ini telah dipenuhi kegelapan bagi penghuninya. Dan Allah benar-benar akan memberikan mereka cahaya karena shalat aku kerjakan atas mereka." [Sahih Muslim]
Wallahu a’lam!
Referensi:
جامع أحكام النساء للشيخ مصطفى العدوي

2 komentar:

  1. blog ini update sekali, salut buat pemiliknya:)
    bagus klo suatu hari nanti bisa dibukukan kajian hadis tematiknya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih, semoga bisa konsisten dan suatu hari nanti bisa dibukukan. Amiin!

      Hapus

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...