بسم
الله الرحمن الرحيم
Allah
memberikan kemuliaan kepada makhluk-Nya sesuai kehendak-Nya:
Allah
subhanahu wata’aalaa berfirman:
{قُلْ إِنَّ الْفَضْلَ
بِيَدِ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ} [آل عمران: 73]
Katakanlah:
"Sesungguhnya karunia (kemuliaan) itu di tangan Allah, Allah memberikan
karunia-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Luas karunia-Nya)
lagi Maha Mengetahui".
[Ali ‘Imran: 73]
{وَأَنَّ الْفَضْلَ بِيَدِ اللَّهِ
يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ} [الحديد: 29]
Dan
bahwasanya karunia (kemuliaan) itu adalah di tangan Allah. Dia berikan karunia
itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar. [Al-Hadid: 29]
Diantara
keistimewaan yang Allah berikan pada hari Rabu:
1.
Allah menciptakan cahaya.
Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu
berkata: Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam memegang tanganku dan
bersabda:
«خَلَقَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ التُّرْبَةَ يَوْمَ
السَّبْتِ، وَخَلَقَ فِيهَا الْجِبَالَ يَوْمَ الْأَحَدِ، وَخَلَقَ الشَّجَرَ يَوْمَ
الِاثْنَيْنِ، وَخَلَقَ الْمَكْرُوهَ يَوْمَ الثُّلَاثَاءِ، وَخَلَقَ النُّورَ يَوْمَ
الْأَرْبِعَاءِ، وَبَثَّ فِيهَا الدَّوَابَّ يَوْمَ الْخَمِيسِ، وَخَلَقَ آدَمَ عَلَيْهِ
السَّلَامُ بَعْدَ الْعَصْرِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ، فِي آخِرِ الْخَلْقِ، فِي آخِرِ
سَاعَةٍ مِنْ سَاعَاتِ الْجُمُعَةِ، فِيمَا بَيْنَ الْعَصْرِ إِلَى اللَّيْلِ» [صحيح مسلم]
"Allah 'azza wa jalla
menciptakan tanah pada hari Sabtu, menciptakan gunung hari Ahad, menciptakan
pepohonan pada hari Senin, menciptakan yang dibenci (keburukan) pada hari
Selasa, menciptakan cahaya pada hari Rabu, memperkembang-biakkan
hewan-hewan pada hari Kamis, menciptakan Adam 'alaihissalam setelah
Ashar hari Jum'at pada akhir ciptaan, di saat akhir hari Jum'at antara Ashar
sampai malam". [Sahih Muslim]
Hadits ini diperselisihkan oleh ulama, ada
yang melemahkannya dan ada yang menshahihkannya. Lihat penjelasan lengkapnya di
sini: Hadits proses penciptaan bumi
2.
Waktu mustajab untuk berdo’a.
Jabir bin Abdillah radhiyallahu
'anhuma berkata:
"
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَعَا فِي مَسْجِدِ الْفَتْحِ
ثَلَاثًا: يَوْمَ الِاثْنَيْنِ، وَيَوْمَ الثُّلَاثَاءِ، وَيَوْمَ الْأَرْبِعَاءِ،
فَاسْتُجِيبَ لَهُ يَوْمَ الْأَرْبِعَاءِ بَيْنَ الصَّلَاتَيْنِ، فَعُرِفَ الْبِشْرُ
فِي وَجْهِهِ "
“Sesungguhnya Rasulullah sallallahu
'alaihi wasallam berdo'a di mesjid Al-Fath tiga kali: Pada hari senin,
selasa, dan rabu. Dan do'a Rasulullah dikabulkan pada hari rabu antara dua
salat (dzuhur dan ashar) maka diketahui adanya berita gembira dari raut
wajahnya”.
Jabir berkata:
"
فَلَمْ يَنْزِلْ بِي أَمْرٌ مُهِمٌّ غَلِيظٌ، إِلَّا تَوَخَّيْتُ تِلْكَ
السَّاعَةَ، فَأَدْعُو فِيهَا فَأَعْرِفُ الْإِجَابَةَ " [مسند أحمد: حسنه الألباني]
Maka tidak pernah lepas dariku urusan yang
penting dan berat kecuali aku menantikan waktu itu kemudian aku berdo'a maka
aku tahu kalau do'aku itu dikabulkan. [Musnad Ahmad: Hasan]
Imam Al-Baihaqiy rahimahullah
berkata:
وَيُتَحَرَّى لِلدُّعَاءِ الْأَوْقَاتُ
وَالْأَحْوَالُ وَالْمَوَاطِنُ الَّتِي يُرْجَى فِيهَا الْإِجَابَةُ. فَأَمَّا
الْأَوْقَاتُ فَمِنْهَا: مَا بَيْنَ الظُّهْرِ وَالْعَصْرِ مِنْ يَوْمِ
الْأَرْبِعَاءِ.
“Dan dinantikan untuk berdo’a pada beberapa
waktu, kondisi, dan tempat yang besar harapan dikabulkan padanya secara
sempurna. Adapun waktu yang mustajab untuk berdo’a, diantaranya: Waktu antara
Dzuhur dan Ashar pada hari Rabu”. [Syu’abul Iman: 2/46]
3.
Sesuatu yang dimulai pada hari Rabu akan sempurna.
Syekh Al-‘Ajluniy rahimahullah
dalam kitabnya “Kasyful Khafaa” kumpulan hadits masyhur no.2191,
menyebutkan satu hadits:
(
مَا بُدِئَ بِشَيْءٍ يَوْمَ الأَرْبَعَاءِ إِلا تَمَّ )
“Tidaklah sesuatu dimulai pada hari
Rabu kecuali sempurna”
Hadits ini adalah hadits yang sangat lemah karena tidak ditemukan sumbernya yang mencantumkan sanad.
Imam As-Sakhawiy rahimahullah
mengomentari hadits ini:
لم أقف له على أصلٍ ، ولكن ذكر بُرهان
الإسلام في كتابه " تعليم المتعلم " عن شيخه المَرْغِيْنانِي صاحب
الهداية في فقه الحنفية أنه كان يوقف بداية السبق على يوم الأربعاء وكان يروي ذلك
حديثا ويقول : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: " ما مِن شيء بُدئ به يوم
الأربعاء إلاّ وقد تمّ " . قال : وهكذا كان يفعل أَبي ، فيروى هذا الحديث
بإسناده عن القوام أحمد بن عبد الرشيد.
“Aku tidak
menemukan sumber (sanad) hadits ini, akan tetapi Burhanul Islam (w.
sekitar 610H) menyebutkan dalam kitabnya “Ta’liimul Muta’allim” dari
gurunya Al-Marginaniy (w.593H) penulis kitab “Al-Hidayah” tentang fiqhi
mazhab Al-Hanafiyah bahwasanya ia menunda awal pelaksanaan sesuatu sampai hari
Rabu, dan ia meriwayatkan satu hadits tentang hal itu dan berkata: Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda: “Tidaklah sesuatu dimulai pada hari Rabu
kecuali telah sempurna”. Ia berkata: Demikianlah yang dipraktekkan oleh
bapakku, kemudian meriwayatkan hadtis ini dengan sanadnya dari Al-Qiwaam Ahmad
bin Abdirrasyid.” [Al-Maqashidul Hasanah no.943]
Lihat kitab "Ta'liimul Muta'allim" karya Burhanul Islam Az-Zarnujiy -rahimahullah- halaman 99, tahkik DR. Marawan Qubbaniy, cetakan Al-Maktabul Islamiy.
Ibnu ‘Araq rahimahullah berkata:
كان
جماعة من أهل العلم يتحرون البداية يوم الأربعاء ، والأولى أن يلحظ في ذلك ما في
الصحيح من أن الله عز وجل خلق النور يوم الأربعاء. والعلم نور فيتفاءل لتمامه
ببداءته يوم خلق النور، إذ يأبى الله إلا أن يتم نوره كما قال جلّ شأنه.
“Beberapa orang dari ulama selalu menanti
untuk memulai mengajar pada hari Rabu, dan yang lebih utama diperhatikan
sebagai landasan masalah tersebut adalah hadits shahih yang menyebutkan bahwa
Allah ‘azza wajalla mencinptakan cahaya pada hari Rabu. Dan ilmu itu
adalah cahaya, maka diharapkan untuk kesempurnaan ilmu dengan memulainya pada
hari diciptakannya cahaya, karena Allah enggan kecuali Ia menyempurnakan
cahayanya sebagaimana Ia telah berfirman tentang itu”. [Tanziih Asy-Syari’ah 2/56]
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{وَيَأْبَى اللَّهُ
إِلَّا أَنْ يُتِمَّ نُورَهُ} [التوبة: 32]
Dan Allah tidak menghendaki selain
menyempurnakan cahaya-Nya. [At-Taubah: 32]
Najmuddin Al-Gazziy rahimahullah
berkata:
أخبر
والدي عن نفسه إنه ما أراد أمرا مهما أراد تمامه ويمنه إلا أخره إلى آخر أربعاء في
الشهر فيتم ويكون مباركا ميمونا .
“Ayahku bercerita tentang dirinya bahwa
tidaklah ia ingin melakukan suatu urusan yang penting dan berharap
kesempurnaan dan berkah darinya kecuali ia menundanya sampai akhir hari Rabu
pada bulan tersebut. Maka urusan tersebut sempurna dan berberkah”. [Al-Itqaan
2/491]
Hadits ini adalah salah satu hadits yang kami teliti dalam tesis kami yang membahas tentang takhrij beberapa hadits dalam kitab "Kasyful Khafaa" karya Al-'Ajluniy rahimahullah.
Apakah
hari Rabu adalah hari yang buruk?
Ada beberapa hadits yang menyebutkan bahwa
hari Rabu adalah hari yang buruk, akan tetapi semua hadits tersebut sangat
lemah.
Diantaranya:
A.
Hadits Ibnu Umar (mauquuf)
Diriwayatkan
oleh Abu Nu’aim rahimahullah (w.430H) dalam kitab “Ath-Thibbun Nabawiy” 1/361 no.298:
عن أبي يحيى الوقار، حَدَّثَنا محمد
بن إسماعيل المرادي، عَن أبيه، عَن نافع مولى
ابن عُمَر: أن عبد الله بن عُمَر أرسل رسولا فقال: ادع لي حجاما، ولا تدعه شيخا ولا صبيا وقال: ... ، ولا تحتجموا يوم الأربعاء فإنه يوم بخس،
وفيه سالت عيون الصبر، وفيه أنزلت سورة الحديد، ... .
Dari
Abu Yahya Al-Waqqaar, ia berkata: Telah
menceritakan kepada kami, Muhammad bin Isma’il
Al-Muradiy, dari bapaknya, dari Nafi’
maula Ibnu Umar; Bahwasanya Ibnu Umar mengirim seorang utusan dan berkata:
Panggilkan aku seorang tukang bekam, dan jangan panggil yang sudah tua dan
jangan pula yang masih anak-anak. Dan ia berkata: ... dan janganlah kalian
berbekam pada hari Rabu karena seseungguhnya hari itu adalah hari merugi, dan
pada hari itu mengalir air mata kesabaran, dan pada hari itu diturunkan surah
Al-Hadid, ...
Abu
Hatim Ar-Raziy (w.277H) mengatakan: Hadits ini bathil,
Muhammad dalam sanad ini tidak diketahui (majhuul), dan bapaknya juga majhuul.
[Ilal Al-Hadits karya Ibnu Abi Hatim 6/76 no.2330]
B.
Hadits Ibnu Abbas (mauquuf)
Diriwayatkan oleh Abu Ya’laa rahimahullah (w.307H) dalam Musnad-nya
4/479 no.2612:
قال:
حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ حُصَيْنٍ، حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ الْعَلَاءِ، حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ
عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ: يَوْمُ الْأَحَدِ
يَوْمُ غَرْسٍ وَبِنَاءٍ، وَيَوْمُ الِاثْنَيْنِ يَوْمُ السَّفَرِ، وَيَوْمُ الثُّلَاثَاءِ
يَوْمُ الدَّمِ، وَيَوْمُ الْأَرْبِعَاءِ يَوْمُ أَخْذٍ وَلَا عَطَاءَ فِيهِ، وَيَوْمُ
الْخَمِيسِ يَوْمُ دُخُولٍ عَلَى السُّلْطَانِ، وَيَوْمُ الْجُمُعَةِ يَوْمُ تَزْوِيجٍ
وَبَاءَةٍ
Abu
Ya’laa berkata: Telah menceritakan kepada kami, ‘Amr
bin Hushain. Ia berkata: Telah menceritakan kepada kami, Yahya bin Al-‘Alaa’. Ia berkata: Telah menceritakan
kepada kami, Abdullah bin Abdirrahman, dari Abu Shalih, dari Ibnu Abbas; Ia
berkata: Hari Ahad adalah hari yang tepat untuk menanam dan memulai
membangun, dan hari Senin adalah hari bepergian jauh, dan hari Selasa adalah
hari darah, dan hari Rabu adalah hari mengambil dan tidak memberi di
dalamnya, dan hari Kamis adalah hari mendatangi pemerintah, dan hari Jum’at
adalah hari perkawinan dan menggauli istri.
Hadits
ini palsu, dengan dua cacat.
Dari
jalur yang lain:
Diriwayatkan
oleh Abu Al-Qasim Al-Hinnaiy rahimahullah (w.459H) dalam kitabnya “Al-Hinnaaiyah”
atau “Fawaid Al-Hinnaaiy” 2/1310 no.264:
عن أَبي يُوسُفَ يَعْقُوب
بن أَحْمَدَ بْنِ عَبْدِ الرحمن الجصاص الدعاء قال: ثنا أيوب يعني ابن الوليد قال: ثنا كثير
قال: ثنا عيسى بن إبراهيم، عن عبد الله بن عبد الرحمن،
عن أبي صالح، عن ابن عباس قال: يوم الأحد يوم غرس وبناء،
ويوم الاثنين يوم السفر، ويوم الثلاثاء يوم الدم، ويوم الأربعاء يوم لا أخذ ولا عطاء،
ويوم الخميس يوم ركوب في الحاجات، ويوم الجمعة يوم الباءة، ويوم السبت يوم مكر وخديعة.
Dari
Abu Yusuf Ya’qub bin Ahmad bin Abdirrahman Al-Jashash Ad-Da’aa’, ia berkata: Telah
menceritakan kepada kami, Ayyub yaitu Ibnu Al-Waliid, ia berkata: Telah
menceritakan kepada kami, Katsiir; Ia berkata: Telah menceritakan kepada kami,
‘Isaa bin Ibrahiim, dari Abdullah bin Abdirrahman, dari Abi Shalih, dari Ibnu
Abbas, ia berkata: Hari Ahad adalah hari untuk menanam dan memulai
membangun, dan hari Senin adalah hari bepergian jauh, dan hari Selasa adalah
hari darah mengalir, dan hari Rabu adalah hari tidak mengambil dan tidak
memberi di dalamnya, dan hari Kamis adalah hari memenuhi keperluan (hajat),
dan hari Jum’at adalah hari menggauli istri, dan hari Sabtu adalah terjadi
penipuan dan penghianatan.
Abu
Muhammad An-Nakhsyabiy rahimahullah
(w.456H) mengatakan: Hadits ini ghariib (aneh).
C. Hadits Abi Sa’id Al-Khudriy (marfuu’)
Diriwayatkan
oleh Tammaam rahimahullah (w.414H) dalam Fawaid-nya 1/265 no.647, dan Ibnu ‘Asaakir rahimahullah
(w.571H) dalam “Tarikh Dimasyq”
7/254:
عن سلام بن سليمان أبي العباس، ثنا فضيل بن مرزوق، عن عطية العوفي، عن أبي سعيد الخدري، قال: قال رسول الله صلى
الله عليه وسلم: «يوم السبت يوم مكر وخديعة، ويوم الأحد يوم غرس وبناء، ويوم الاثنين
يوم سفر وطلب رزق، ويوم الثلاثاء حديد وبأس [ودم]، ويوم الأربعاء لا أخذ ولا عطاء،
ويوم الخميس يوم طلب حوائج ودخول على السلطان، ويوم الجمعة يوم خطبة ونكاح»
Dari
Salam bin Sulaiman Abu Al-‘Abbas, ia berkata:
Telah menceritakan kepada kami, Fudhail bin Marzuuq, dari ‘Athiyah Al-‘Aufiy, dari Abi Sa’id Al-Khudriy, ia
berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Hari Sabtu adalah terjadi penipuan dan penghianatan,
dan hari Ahad adalah hari untuk menanam dan memulai membangun, dan hari Senin
adalah hari bepergian jauh dan mencari rezki, dan hari Selasa adalah hari yang
keras dan banyak musibah dan darah, dan hari Rabu adalah hari tidak
mengambil dan tidak memberi, dan hari Kamis adalah hari memenuhi keperluan
(hajat) dan menemui pemerintah, dan hari Jum’at adalah hari peminangan dan
menikah”.
Hadits
ini sangat lemah karena beberapa cacat.
D. Hadits Abu Hurairah (marfuu’)
Diriwayatkan oleh Ibnu Al-Jauziy rahimahullah
(w.597H) dalam
kitab “Al-Maudhu’aat” 2/71:
قال:
أَنبأَنَا إِسْمَاعِيل بن أَحْمد السَّمرقَنْدِي، أَنْبَأَنَا أَبُو الْفَضْلِ عُمَرُ
بْنُ عبيد الله الْبَقَّالُ، حَدَّثَنَا أَبُو الْحُسَيْنِ عَلِيُّ بْنُ مُحَمَّدِ
بْنِ بِشْرَانَ، أَنْبَأَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَحْمَدَ الدَّقَّاقُ، حَدَّثَنَا أَحْمَدُ
بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ الْمُؤَمَّلِ الصُّورِيُّ، حَدَّثَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ مِهْرَانَ
الْمُفَسِّرُ، حَدَّثَنِي أَبُو عَبْدِ اللَّهِ عبد الرحمن
بْنُ خَالِدٍ الزَّاهِدُ السَّمَرْقَنْدِيُّ، حَدَّثَنِي يحيى بن عبد الله، عَنْ أَبِي مُعَاوِيَةَ الْمَوْصِلِيِّ،
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
" ...، وَيَوْمَ الأَرْبِعَاءِ
يَوْمُ نَحْسٌ، قَرِيبُ الْخَطَأِ، يَشِيبُ فِيهِ الْوِلْدَانُ. وَفِيهِ أْرَسَلَ اللَّهُ الرِّيحَ عَلَى قَوْمِ
عَادٍ، وَفِيهِ ولد فِرْعَوْن، وَفِيه ادّعى الرُّبُوبِيَّةَ، وَفِيهِ أَهْلَكَهُ اللَّهُ.
... "
Ibnu Al-Jauziy berkata: Telah menyampaikan kepada
kami, Isma'il bin Ahmad As-Samarqandiy, ia mengatakan: Telah menyampaikan
kepada kami, Abu Al-Fadhl Umar bin Ubaidillah Al-Baqqaal, ia berkata: Telah
menceritakan kepada kami, Abu Al-Husain Ali bin Muhammad bin Bisyraan, ia
berkata: Telah menyampaikan kepada kami, Utsman bin Ahmad Ad-Daqqaaq, ia
berkata: Telah menceritakan kepada kami, Ahmad bin Muhammad bin Al-Muammal
Ash-Shuuriy, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami, Al-Husain bin Mihraan
Al-Mufassir, ia berkata: Telah menceritakan kepadaku, Abu
Abdillah Abdurrahman bin Khalid Az-Zahid As-Samarqandiy, ia berkata:
Telah menceritakan kepadaku, Yahya bin Abdillah,
dari Abi Mu'awiyah Al-Maushiliy, dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda: “ …, Dan hari Rabu adalah hari petaka,
dekat dengan kesalahan, pada hari itu anak-anak menjadi beruban. Dan pada hari
itu Allah mengirim angin topan untuk membinasakan kaum 'Aad, dan pada hari itu
Fir'aun dilahirkan, dan pada hari itu ia mengaku sebagai Tuhan, dan pada hari
itu Allah membinasakannya. ... “.
Ibnu Al-Jauziy mengatakan: Ini adalah hadits palsu terhadap Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam, dalam sanadnya ada beberapa perawi yang lemah dan tidak
diketahui.
Adz-Dzahabiy rahimahullah mengatakan: Ini
adalah kedustaan dari orang-orang yang tidak diketahui (majaahiil).
[Talkhish kitab Al-Maudhu’aat no.366]
Lihat penjelasan lengkap hadits-hadits di atas dalam
tulisan kami yang berjudul: Takhriij hadits: Hari Selasa, hari darah mengalir
E.
Hadits Jabir bin
Abdillah (marfuu’)
Diriwayatkan oleh Ath-Thabaraniy rahimahullah
dalam kitabnya “Al-Mu’jam Al-Ausath” (1/243) no.797, ia berkata:
عن إِبْرَاهِيم بْن أَبِي
حَيَّةَ قَالَ:
حَدَّثَنِي جَعْفَرُ بْنُ مُحَمَّدٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ
اللَّهِ الْأَنْصَارِيِّ قَالَ: إِنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «يَوْمُ الْأَرْبِعَاءِ يَوْمُ نَحْسٍ مُسْتَمِرٌّ».
Dari Ibrahim bin
Abi Hayyah, ia berkata: Ja’far menceritakan kepadaku, dari bapaknya,
dari Jabir bin Abdillah Al-Anshariy, ia berkata: Sungguh Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda: “Hari Rabu adalah siksaan yang
terus-menerus”.
Hadits ini sangat
lemah, karena pada sanadnya ada Ibrahim bin Abi
Hayyah[1], periwayatan
haditsnya mungkar dan tertuduh sebagai pemalsu hadits. Hadits ini dihukumi paslu oleh Ash-Shaganiy, dan Ibnu Al-Jauziy. Wallahu
a’lam!
Lihat: Al-Maudhu’aat karya Ibnu Al-Jauziy
(2/74), Tadzkirah Al-Maudhu’aat karya Al-Fataniy Al-Hindiy hal.116, dan
Al-Fawaid Al-Majmu’ah karya Asy-Syaukaniy hal.438.
Wallahu a’lam!
[1] Ibrahim bin Abi Hayyah Al-Yasa': Periwayatan haditsnya dilemahkan
oleh Abu Zur'ah dan An-Nasa'i, Ibnu Al-Madiniy mengatakan: Ia bukan apa-apa
dalam periwayatan hadits (laisa bi syai-in). Imam Bukhari dan Abu Hatim
berkata: Periwayatan haditsnya mungkar (sangat lemah). Imam Ad-Daruquthniy
mengatakan: Periwayatan haditsnya ditolak (matruuk). Imam Ahmad berkata:
Ia termasuk orang-orang yang memalsukan hadits.
Lihat biografinya dalam kitab: Taariikh Ibnu Ma'in riwayat Ad-Darimiy hal.73, Adh-Dhu'afaa' Ash-Sahgiir karya Imam Al-Bukhariy hal.16, Adh-Dhu'afaa' karya Abu Zur'ah hal.597, Adh-Dhu'afaa' Al-Kabiir karya Al-'Uqailiy 1/71, Al-Jarh wa At-Ta'diil karya Ibnu Abi Hatim 2/149, Al-Majruuhiin karya Ibnu Hibban 1/103, Al-Kaamil karya Ibnu 'Adiy 1/237, Adh-Dhu'afaa' karya Ad-Daruquthniy hal.64, Adh-Dhu'afaa' karya Abu Nu'aim hal.57, Adh-Dhu'afaa' karya Ibnu Al-Jauziy 1/31, Miizaan Al-I'tidaal 1/148, Al-Kasy Al-Hatsits karya Ibnu Al-'Ajamiy hal.34, Lisaan Al-Miizaan 1/271.
Lihat biografinya dalam kitab: Taariikh Ibnu Ma'in riwayat Ad-Darimiy hal.73, Adh-Dhu'afaa' Ash-Sahgiir karya Imam Al-Bukhariy hal.16, Adh-Dhu'afaa' karya Abu Zur'ah hal.597, Adh-Dhu'afaa' Al-Kabiir karya Al-'Uqailiy 1/71, Al-Jarh wa At-Ta'diil karya Ibnu Abi Hatim 2/149, Al-Majruuhiin karya Ibnu Hibban 1/103, Al-Kaamil karya Ibnu 'Adiy 1/237, Adh-Dhu'afaa' karya Ad-Daruquthniy hal.64, Adh-Dhu'afaa' karya Abu Nu'aim hal.57, Adh-Dhu'afaa' karya Ibnu Al-Jauziy 1/31, Miizaan Al-I'tidaal 1/148, Al-Kasy Al-Hatsits karya Ibnu Al-'Ajamiy hal.34, Lisaan Al-Miizaan 1/271.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...