Rabu, 21 Agustus 2019

Keistimewaan hari Rabu

بسم الله الرحمن الرحيم
Allah memberikan kemuliaan kepada makhluk-Nya sesuai kehendak-Nya:
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{قُلْ إِنَّ الْفَضْلَ بِيَدِ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ} [آل عمران: 73]
Katakanlah: "Sesungguhnya karunia (kemuliaan) itu di tangan Allah, Allah memberikan karunia-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Luas karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui". [Ali ‘Imran: 73]
{وَأَنَّ الْفَضْلَ بِيَدِ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ} [الحديد: 29]
Dan bahwasanya karunia (kemuliaan) itu adalah di tangan Allah. Dia berikan karunia itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar. [Al-Hadid: 29]
Diantara keistimewaan yang Allah berikan pada hari Rabu:
1.      Allah menciptakan cahaya.
Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam memegang tanganku dan bersabda:
«خَلَقَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ التُّرْبَةَ يَوْمَ السَّبْتِ، وَخَلَقَ فِيهَا الْجِبَالَ يَوْمَ الْأَحَدِ، وَخَلَقَ الشَّجَرَ يَوْمَ الِاثْنَيْنِ، وَخَلَقَ الْمَكْرُوهَ يَوْمَ الثُّلَاثَاءِ، وَخَلَقَ النُّورَ يَوْمَ الْأَرْبِعَاءِ، وَبَثَّ فِيهَا الدَّوَابَّ يَوْمَ الْخَمِيسِ، وَخَلَقَ آدَمَ عَلَيْهِ السَّلَامُ بَعْدَ الْعَصْرِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ، فِي آخِرِ الْخَلْقِ، فِي آخِرِ سَاعَةٍ مِنْ سَاعَاتِ الْجُمُعَةِ، فِيمَا بَيْنَ الْعَصْرِ إِلَى اللَّيْلِ» [صحيح مسلم]
"Allah 'azza wa jalla menciptakan tanah pada hari Sabtu, menciptakan gunung hari Ahad, menciptakan pepohonan pada hari Senin, menciptakan yang dibenci (keburukan) pada hari Selasa, menciptakan cahaya pada hari Rabu, memperkembang-biakkan hewan-hewan pada hari Kamis, menciptakan Adam 'alaihissalam setelah Ashar hari Jum'at pada akhir ciptaan, di saat akhir hari Jum'at antara Ashar sampai malam". [Sahih Muslim]
Hadits ini diperselisihkan oleh ulama, ada yang melemahkannya dan ada yang menshahihkannya. Lihat penjelasan lengkapnya di sini:  Hadits proses penciptaan bumi
2.      Waktu mustajab untuk berdo’a.
Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhuma berkata:
" أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَعَا فِي مَسْجِدِ الْفَتْحِ ثَلَاثًا: يَوْمَ الِاثْنَيْنِ، وَيَوْمَ الثُّلَاثَاءِ، وَيَوْمَ الْأَرْبِعَاءِ، فَاسْتُجِيبَ لَهُ يَوْمَ الْأَرْبِعَاءِ بَيْنَ الصَّلَاتَيْنِ، فَعُرِفَ الْبِشْرُ فِي وَجْهِهِ "
“Sesungguhnya Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam berdo'a di mesjid Al-Fath tiga kali: Pada hari senin, selasa, dan rabu. Dan do'a Rasulullah dikabulkan pada hari rabu antara dua salat (dzuhur dan ashar) maka diketahui adanya berita gembira dari raut wajahnya”.
Jabir berkata:
" فَلَمْ يَنْزِلْ بِي أَمْرٌ مُهِمٌّ غَلِيظٌ، إِلَّا تَوَخَّيْتُ تِلْكَ السَّاعَةَ، فَأَدْعُو فِيهَا فَأَعْرِفُ الْإِجَابَةَ " [مسند أحمد: حسنه الألباني]
Maka tidak pernah lepas dariku urusan yang penting dan berat kecuali aku menantikan waktu itu kemudian aku berdo'a maka aku tahu kalau do'aku itu dikabulkan. [Musnad Ahmad: Hasan]
Imam Al-Baihaqiy rahimahullah berkata:
وَيُتَحَرَّى لِلدُّعَاءِ الْأَوْقَاتُ وَالْأَحْوَالُ وَالْمَوَاطِنُ الَّتِي يُرْجَى فِيهَا الْإِجَابَةُ. فَأَمَّا الْأَوْقَاتُ فَمِنْهَا: مَا بَيْنَ الظُّهْرِ وَالْعَصْرِ مِنْ يَوْمِ الْأَرْبِعَاءِ.
“Dan dinantikan untuk berdo’a pada beberapa waktu, kondisi, dan tempat yang besar harapan dikabulkan padanya secara sempurna. Adapun waktu yang mustajab untuk berdo’a, diantaranya: Waktu antara Dzuhur dan Ashar pada hari Rabu”. [Syu’abul Iman: 2/46]
3.      Sesuatu yang dimulai pada hari Rabu akan sempurna.
Syekh Al-‘Ajluniy rahimahullah dalam kitabnya “Kasyful Khafaa” kumpulan hadits masyhur no.2191, menyebutkan satu hadits:
( مَا بُدِئَ بِشَيْءٍ يَوْمَ الأَرْبَعَاءِ إِلا تَمَّ )
“Tidaklah sesuatu dimulai pada hari Rabu kecuali sempurna”
Hadits ini adalah hadits yang sangat lemah karena tidak ditemukan sumbernya yang mencantumkan sanad.
Imam As-Sakhawiy rahimahullah mengomentari hadits ini:
لم أقف له على أصلٍ ، ولكن ذكر بُرهان الإسلام في كتابه " تعليم المتعلم " عن شيخه المَرْغِيْنانِي صاحب الهداية في فقه الحنفية أنه كان يوقف بداية السبق على يوم الأربعاء وكان يروي ذلك حديثا ويقول : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: " ما مِن شيء بُدئ به يوم الأربعاء إلاّ وقد تمّ " . قال : وهكذا كان يفعل أَبي ، فيروى هذا الحديث بإسناده عن القوام أحمد بن عبد الرشيد.
Aku tidak menemukan sumber (sanad) hadits ini, akan tetapi Burhanul Islam (w. sekitar 610H) menyebutkan dalam kitabnya “Ta’liimul Muta’allim” dari gurunya Al-Marginaniy (w.593H) penulis kitab “Al-Hidayah” tentang fiqhi mazhab Al-Hanafiyah bahwasanya ia menunda awal pelaksanaan sesuatu sampai hari Rabu, dan ia meriwayatkan satu hadits tentang hal itu dan berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidaklah sesuatu dimulai pada hari Rabu kecuali telah sempurna”. Ia berkata: Demikianlah yang dipraktekkan oleh bapakku, kemudian meriwayatkan hadtis ini dengan sanadnya dari Al-Qiwaam Ahmad bin Abdirrasyid.” [Al-Maqashidul Hasanah no.943]
Lihat kitab "Ta'liimul Muta'allim" karya Burhanul Islam Az-Zarnujiy -rahimahullah- halaman 99, tahkik DR. Marawan Qubbaniy, cetakan Al-Maktabul Islamiy.
Ibnu ‘Araq rahimahullah berkata:
كان جماعة من أهل العلم يتحرون البداية يوم الأربعاء ، والأولى أن يلحظ في ذلك ما في الصحيح من أن الله عز وجل خلق النور يوم الأربعاء. والعلم نور فيتفاءل لتمامه ببداءته يوم خلق النور، إذ يأبى الله إلا أن يتم نوره كما قال جلّ شأنه.
“Beberapa orang dari ulama selalu menanti untuk memulai mengajar pada hari Rabu, dan yang lebih utama diperhatikan sebagai landasan masalah tersebut adalah hadits shahih yang menyebutkan bahwa Allah ‘azza wajalla mencinptakan cahaya pada hari Rabu. Dan ilmu itu adalah cahaya, maka diharapkan untuk kesempurnaan ilmu dengan memulainya pada hari diciptakannya cahaya, karena Allah enggan kecuali Ia menyempurnakan cahayanya sebagaimana Ia telah berfirman tentang itu”. [Tanziih Asy-Syari’ah 2/56]
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{وَيَأْبَى اللَّهُ إِلَّا أَنْ يُتِمَّ نُورَهُ} [التوبة: 32]
Dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya. [At-Taubah: 32]
Najmuddin Al-Gazziy rahimahullah berkata:
أخبر والدي عن نفسه إنه ما أراد أمرا مهما أراد تمامه ويمنه إلا أخره إلى آخر أربعاء في الشهر فيتم ويكون مباركا ميمونا .
“Ayahku bercerita tentang dirinya bahwa tidaklah ia ingin melakukan suatu urusan yang penting dan berharap kesempurnaan dan berkah darinya kecuali ia menundanya sampai akhir hari Rabu pada bulan tersebut. Maka urusan tersebut sempurna dan berberkah”. [Al-Itqaan 2/491]
Hadits ini adalah salah satu hadits yang kami teliti dalam tesis kami yang membahas tentang takhrij beberapa hadits dalam kitab "Kasyful Khafaa" karya Al-'Ajluniy rahimahullah.
Apakah hari Rabu adalah hari yang buruk?
Ada beberapa hadits yang menyebutkan bahwa hari Rabu adalah hari yang buruk, akan tetapi semua hadits tersebut sangat lemah.
Diantaranya:
A.     Hadits Ibnu Umar (mauquuf)
Diriwayatkan oleh Abu Nu’aim rahimahullah (w.430H) dalam kitab “Ath-Thibbun Nabawiy” 1/361 no.298:
عن أبي يحيى الوقار، حَدَّثَنا محمد بن إسماعيل المرادي، عَن أبيه، عَن نافع مولى ابن عُمَر: أن عبد الله بن عُمَر أرسل رسولا فقال: ادع لي حجاما، ولا تدعه شيخا ولا صبيا وقال: ... ، ولا تحتجموا يوم الأربعاء فإنه يوم بخس، وفيه سالت عيون الصبر، وفيه أنزلت سورة الحديد، ... .
Dari Abu Yahya Al-Waqqaar, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami, Muhammad bin Isma’il Al-Muradiy, dari bapaknya, dari Nafi’ maula Ibnu Umar; Bahwasanya Ibnu Umar mengirim seorang utusan dan berkata: Panggilkan aku seorang tukang bekam, dan jangan panggil yang sudah tua dan jangan pula yang masih anak-anak. Dan ia berkata: ... dan janganlah kalian berbekam pada hari Rabu karena seseungguhnya hari itu adalah hari merugi, dan pada hari itu mengalir air mata kesabaran, dan pada hari itu diturunkan surah Al-Hadid, ...
Abu Hatim Ar-Raziy (w.277H) mengatakan: Hadits ini bathil, Muhammad dalam sanad ini tidak diketahui (majhuul), dan bapaknya juga majhuul. [Ilal Al-Hadits karya Ibnu Abi Hatim 6/76 no.2330]
B.      Hadits Ibnu Abbas (mauquuf)
Diriwayatkan oleh Abu Ya’laa rahimahullah (w.307H) dalam Musnad-nya 4/479 no.2612:
قال: حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ حُصَيْنٍ، حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ الْعَلَاءِ، حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ: يَوْمُ الْأَحَدِ يَوْمُ غَرْسٍ وَبِنَاءٍ، وَيَوْمُ الِاثْنَيْنِ يَوْمُ السَّفَرِ، وَيَوْمُ الثُّلَاثَاءِ يَوْمُ الدَّمِ، وَيَوْمُ الْأَرْبِعَاءِ يَوْمُ أَخْذٍ وَلَا عَطَاءَ فِيهِ، وَيَوْمُ الْخَمِيسِ يَوْمُ دُخُولٍ عَلَى السُّلْطَانِ، وَيَوْمُ الْجُمُعَةِ يَوْمُ تَزْوِيجٍ وَبَاءَةٍ
Abu Ya’laa berkata: Telah menceritakan kepada kami, ‘Amr bin Hushain. Ia berkata: Telah menceritakan kepada kami, Yahya bin Al-‘Alaa’. Ia berkata: Telah menceritakan kepada kami, Abdullah bin Abdirrahman, dari Abu Shalih, dari Ibnu Abbas; Ia berkata: Hari Ahad adalah hari yang tepat untuk menanam dan memulai membangun, dan hari Senin adalah hari bepergian jauh, dan hari Selasa adalah hari darah, dan hari Rabu adalah hari mengambil dan tidak memberi di dalamnya, dan hari Kamis adalah hari mendatangi pemerintah, dan hari Jum’at adalah hari perkawinan dan menggauli istri.
Hadits ini palsu, dengan dua cacat.
Dari jalur yang lain:
Diriwayatkan oleh Abu Al-Qasim Al-Hinnaiy rahimahullah (w.459H) dalam kitabnya “Al-Hinnaaiyah” atau “Fawaid Al-Hinnaaiy” 2/1310 no.264:
عن أَبي يُوسُفَ يَعْقُوب بن أَحْمَدَ بْنِ عَبْدِ الرحمن الجصاص الدعاء قال: ثنا أيوب يعني ابن الوليد قال: ثنا كثير قال: ثنا عيسى بن إبراهيم، عن عبد الله بن عبد الرحمن، عن أبي صالح، عن ابن عباس قال: يوم الأحد يوم غرس وبناء، ويوم الاثنين يوم السفر، ويوم الثلاثاء يوم الدم، ويوم الأربعاء يوم لا أخذ ولا عطاء، ويوم الخميس يوم ركوب في الحاجات، ويوم الجمعة يوم الباءة، ويوم السبت يوم مكر وخديعة.
Dari Abu Yusuf Ya’qub bin Ahmad bin Abdirrahman Al-Jashash Ad-Da’aa’, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami, Ayyub yaitu Ibnu Al-Waliid, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami, Katsiir; Ia berkata: Telah menceritakan kepada kami, ‘Isaa bin Ibrahiim, dari Abdullah bin Abdirrahman, dari Abi Shalih, dari Ibnu Abbas, ia berkata: Hari Ahad adalah hari untuk menanam dan memulai membangun, dan hari Senin adalah hari bepergian jauh, dan hari Selasa adalah hari darah mengalir, dan hari Rabu adalah hari tidak mengambil dan tidak memberi di dalamnya, dan hari Kamis adalah hari memenuhi keperluan (hajat), dan hari Jum’at adalah hari menggauli istri, dan hari Sabtu adalah terjadi penipuan dan penghianatan.
Abu Muhammad An-Nakhsyabiy rahimahullah (w.456H) mengatakan: Hadits ini ghariib (aneh).
C.      Hadits Abi Sa’id Al-Khudriy (marfuu’)
Diriwaya­tkan oleh Tammaam rahimahullah (w.414H) dalam Fawaid-nya 1/265 no.647, dan Ibnu ‘Asaakir rahimahullah (w.571H) dalam “Tarikh Dimasyq” 7/254:
عن سلام بن سليمان أبي العباس، ثنا فضيل بن مرزوق، عن عطية العوفي، عن أبي سعيد الخدري، قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: «يوم السبت يوم مكر وخديعة، ويوم الأحد يوم غرس وبناء، ويوم الاثنين يوم سفر وطلب رزق، ويوم الثلاثاء حديد وبأس [ودم]، ويوم الأربعاء لا أخذ ولا عطاء، ويوم الخميس يوم طلب حوائج ودخول على السلطان، ويوم الجمعة يوم خطبة ونكاح»
Dari Salam bin Sulaiman Abu Al-‘Abbas, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami, Fudhail bin Marzuuq, dari ‘Athiyah Al-‘Aufiy, dari Abi Sa’id Al-Khudriy, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Hari Sabtu adalah terjadi penipuan dan penghianatan, dan hari Ahad adalah hari untuk menanam dan memulai membangun, dan hari Senin adalah hari bepergian jauh dan mencari rezki, dan hari Selasa adalah hari yang keras dan banyak musibah dan darah, dan hari Rabu adalah hari tidak mengambil dan tidak memberi, dan hari Kamis adalah hari memenuhi keperluan (hajat) dan menemui pemerintah, dan hari Jum’at adalah hari peminangan dan menikah”.
Hadits ini sangat lemah karena beberapa cacat.
D.     Hadits Abu Hurairah (marfuu’)
Diriwayatkan oleh Ibnu Al-Jauziy rahimahullah (w.597H) dalam kitab “Al-Maudhu’aat” 2/71:
قال: أَنبأَنَا إِسْمَاعِيل بن أَحْمد السَّمرقَنْدِي، أَنْبَأَنَا أَبُو الْفَضْلِ عُمَرُ بْنُ عبيد الله الْبَقَّالُ، حَدَّثَنَا أَبُو الْحُسَيْنِ عَلِيُّ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ بِشْرَانَ، أَنْبَأَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَحْمَدَ الدَّقَّاقُ، حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ الْمُؤَمَّلِ الصُّورِيُّ، حَدَّثَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ مِهْرَانَ الْمُفَسِّرُ، حَدَّثَنِي أَبُو عَبْدِ اللَّهِ عبد الرحمن بْنُ خَالِدٍ الزَّاهِدُ السَّمَرْقَنْدِيُّ، حَدَّثَنِي يحيى بن عبد الله، عَنْ أَبِي مُعَاوِيَةَ الْمَوْصِلِيِّ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " ...، وَيَوْمَ الأَرْبِعَاءِ يَوْمُ نَحْسٌ، قَرِيبُ الْخَطَأِ، يَشِيبُ فِيهِ الْوِلْدَانُ. وَفِيهِ أْرَسَلَ اللَّهُ الرِّيحَ عَلَى قَوْمِ عَادٍ، وَفِيهِ ولد فِرْعَوْن، وَفِيه ادّعى الرُّبُوبِيَّةَ، وَفِيهِ أَهْلَكَهُ اللَّهُ. ... "
Ibnu Al-Jauziy berkata: Telah menyampaikan kepada kami, Isma'il bin Ahmad As-Samarqandiy, ia mengatakan: Telah menyampaikan kepada kami, Abu Al-Fadhl Umar bin Ubaidillah Al-Baqqaal, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami, Abu Al-Husain Ali bin Muhammad bin Bisyraan, ia berkata: Telah menyampaikan kepada kami, Utsman bin Ahmad Ad-Daqqaaq, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami, Ahmad bin Muhammad bin Al-Muammal Ash-Shuuriy, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami, Al-Husain bin Mihraan Al-Mufassir, ia berkata: Telah menceritakan kepadaku, Abu Abdillah Abdurrahman bin Khalid Az-Zahid As-Samarqandiy, ia berkata: Telah menceritakan kepadaku, Yahya bin Abdillah, dari Abi Mu'awiyah Al-Maushiliy, dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “ …, Dan hari Rabu adalah hari petaka, dekat dengan kesalahan, pada hari itu anak-anak menjadi beruban. Dan pada hari itu Allah mengirim angin topan untuk membinasakan kaum 'Aad, dan pada hari itu Fir'aun dilahirkan, dan pada hari itu ia mengaku sebagai Tuhan, dan pada hari itu Allah membinasakannya. ... “.
Ibnu Al-Jauziy mengatakan: Ini adalah hadits palsu terhadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dalam sanadnya ada beberapa perawi yang lemah dan tidak diketahui.
Adz-Dzahabiy rahimahullah mengatakan: Ini adalah kedustaan dari orang-orang yang tidak diketahui (majaahiil). [Talkhish kitab Al-Maudhu’aat no.366]
Lihat penjelasan lengkap hadits-hadits di atas dalam tulisan kami yang berjudul: Takhriij hadits: Hari Selasa, hari darah mengalir
E.      Hadits Jabir bin Abdillah (marfuu’)
Diriwayatkan oleh Ath-Thabaraniy rahimahullah dalam kitabnya “Al-Mu’jam Al-Ausath” (1/243) no.797, ia berkata:
عن إِبْرَاهِيم بْن أَبِي حَيَّةَ قَالَ: حَدَّثَنِي جَعْفَرُ بْنُ مُحَمَّدٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الْأَنْصَارِيِّ قَالَ: إِنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «يَوْمُ الْأَرْبِعَاءِ يَوْمُ نَحْسٍ مُسْتَمِرٌّ».
Dari Ibrahim bin Abi Hayyah, ia berkata: Ja’far menceritakan kepadaku, dari bapaknya, dari Jabir bin Abdillah Al-Anshariy, ia berkata: Sungguh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Hari Rabu adalah siksaan yang terus-menerus”.
Hadits ini sangat lemah, karena pada sanadnya ada Ibrahim bin Abi Hayyah[1], periwayatan haditsnya mungkar dan tertuduh sebagai pemalsu hadits. Hadits ini dihukumi paslu oleh Ash-Shaganiy, dan Ibnu Al-Jauziy. Wallahu a’lam!
Lihat: Al-Maudhu’aat karya Ibnu Al-Jauziy (2/74), Tadzkirah Al-Maudhu’aat karya Al-Fataniy Al-Hindiy hal.116, dan Al-Fawaid Al-Majmu’ah karya Asy-Syaukaniy hal.438.
Wallahu a’lam!



[1] Ibrahim bin Abi Hayyah Al-Yasa': Periwayatan haditsnya dilemahkan oleh Abu Zur'ah dan An-Nasa'i, Ibnu Al-Madiniy mengatakan: Ia bukan apa-apa dalam periwayatan hadits (laisa bi syai-in). Imam Bukhari dan Abu Hatim berkata: Periwayatan haditsnya mungkar (sangat lemah). Imam Ad-Daruquthniy mengatakan: Periwayatan haditsnya ditolak (matruuk). Imam Ahmad berkata: Ia termasuk orang-orang yang memalsukan hadits.
Lihat biografinya dalam kitab: Taariikh Ibnu Ma'in riwayat Ad-Darimiy hal.73, Adh-Dhu'afaa' Ash-Sahgiir karya Imam Al-Bukhariy hal.16, Adh-Dhu'afaa' karya Abu Zur'ah hal.597, Adh-Dhu'afaa' Al-Kabiir karya Al-'Uqailiy 1/71, Al-Jarh wa At-Ta'diil karya Ibnu Abi Hatim 2/149, Al-Majruuhiin karya Ibnu Hibban 1/103, Al-Kaamil karya Ibnu 'Adiy 1/237, Adh-Dhu'afaa' karya Ad-Daruquthniy hal.64, Adh-Dhu'afaa' karya Abu Nu'aim hal.57, Adh-Dhu'afaa' karya Ibnu Al-Jauziy 1/31, Miizaan Al-I'tidaal 1/148, Al-Kasy Al-Hatsits karya Ibnu Al-'Ajamiy hal.34, Lisaan Al-Miizaan 1/271.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...