بسم الله الرحمن الرحيم
A. Bab
14.
Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:
بَابُ قَوْلِ النَّبِيِّ ﷺ:
«لَتَتْبَعُنَّ سَنَنَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ»
“Bab: Sabda Nabi ﷺ “Sungguh kalian akan mengikuti kebiasaan orang-orang
sebelum kalian”
Dalam bab ini, imam Bukhari menjelaskan larangan mengikuti umat-umat
terdahulu dan meninggalkan Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagaimana diriwayatkan
dari Abu Hurairah dan Abu Sa’di Al-Khudriy radhiyallahu
‘anhuma.
Hadits
pertama: Hadits Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu.
Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:
7319 - حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ يُونُسَ،
حَدَّثَنَا [محمد بن عبد الرحمن بن المغيرة بن الحارث] ابْنُ أَبِي ذِئْبٍ، عَنِ المَقْبُرِيِّ
[سعيد بن أبي سعيد]، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ
النَّبِيِّ ﷺ، قَالَ: «لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَأْخُذَ أُمَّتِي بِأَخْذِ
القُرُونِ قَبْلَهَا، شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ»، فَقِيلَ: يَا
رَسُولَ اللَّهِ، كَفَارِسَ وَالرُّومِ؟ فَقَالَ: «وَمَنِ النَّاسُ إِلَّا
أُولَئِكَ»
Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Yunus, ia berkata: Telah
menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdirrahman bin Al-Mugirah bin
Al-Harits] Ibn Abu Dzi'b, dari Al-Maqburiy [Sa’id bin Abi Sa’id], dari Abu
Hurairah radhiallahu'anhu, dari Nabi ﷺ
bersabda, "Hari kiamat tidak akan terjadi hingga umatku meniru
generasi-generasi sebelumnya, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi
sehasta." Ditanyakan, "Wahai Rasulullah, seperti Persi dan
Romawi?" Nabi menjawab, "Manusia mana lagi selain mereka itu?"
Hadits kedua: Hadits Abu Sa’id Al-Khudriy radhiyallahu 'anhu.
Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:
7320 - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ
العَزِيزِ [الرملي]، حَدَّثَنَا أَبُو عُمَرَ الصَّنْعَانِيُّ [حفص بن ميسرة] مِنَ
اليَمَنِ، عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ، عَنْ أَبِي
سَعِيدٍ الخُدْرِيِّ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ، قَالَ: «لَتَتْبَعُنَّ سَنَنَ مَنْ كَانَ
قَبْلَكُمْ، شِبْرًا شِبْرًا وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ، حَتَّى لَوْ دَخَلُوا جُحْرَ
ضَبٍّ تَبِعْتُمُوهُمْ»، قُلْنَا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، اليَهُودُ وَالنَّصَارَى؟
قَالَ: «فَمَنْ»
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abdul Aziz [Ar-Ramliy], ia
berkata: Telah menceritakan kepada kami Abu Umar Ash-Shan'ani [Hafsh bin
Maisarah] yang berasal dari Yaman, dari Zaid bin Aslam, dari 'Atha bin Yasar,
dari Abu Sa'id Al-Khudhri, dari Nabi ﷺ,
beliau bersabda: "Sungguh kalian akan mengikuti tradisi orang-orang
sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, sehingga
kalaulah mereka masuk ke dalam liang biawak, niscaya kalianpun akan mengikuti
mereka." Kami bertanya: "Wahai Rasulullah, apakah mereka orang-orang
Yahudi dan Nasrani?" Rasulullah menjawab: "Siapa lagi kalau bukan
mereka?"
Penjelasan
singkat dua hadits di atas:
1.
Biografi Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.
Lihat: Abu Hurairah dan keistimewaannya
2.
Biografi Abu Sa’id Al-Khudriy radhiyallahu ‘anhu.
Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/
3.
Larangan menyerupai umat terdahulu.
Dari Abdullah bin 'Amr radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah ﷺ bersabda:
«لَيَأْتِيَنَّ عَلَى أُمَّتِي مَا أَتَى
عَلَى بني إسرائيل حَذْوَ النَّعْلِ بِالنَّعْلِ، حَتَّى إِنْ كَانَ مِنْهُمْ مَنْ
أَتَى أُمَّهُ عَلَانِيَةً لَكَانَ فِي أُمَّتِي مَنْ يَصْنَعُ ذَلِكَ، وَإِنَّ
بني إسرائيل تَفَرَّقَتْ عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِينَ مِلَّةً، وَتَفْتَرِقُ
أُمَّتِي عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبْعِينَ مِلَّةً، كُلُّهُمْ فِي النَّارِ إِلَّا
مِلَّةً وَاحِدَةً»
"Akan datang pada kaumku apa
yang telah menimpa Bani Israil sama persis setiap langkah demi langkah, sampai
jika ada dari mereka yang berzina dengan ibunya secara terang-terangan maka
pasti pada umatku pun ada orang yang melakukan itu. Dan sesungguhnya Bani
Israil terlah terpecah menjadi tujuhpuluh dua golongan, dan umatku akan
terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan, semuanya akan masuk neraka kecuali
satu golongan".
Sahabat bertanya: Siapa mereka itu Ya Rasulullah? Rasulullah ﷺ menjawab:
«مَا أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَابِي» [سنن الترمذي: حسنه الألباني]
“Mereka yang mengikuti sunnahku dan sunnah para sahabatku”.
[Sunan Tirmidzi: Hasan]
Ø Abdullah bin 'Amr radhiyallahu 'anhuma berkata:
Rasulullah ﷺ melihatku memakai pakaian berwarna kuning, maka beliau bersabda:
"إِنَّ هَذِهِ مِنْ ثِيَابِ الْكُفَّارِ
فَلَا تَلْبَسْهَا" [صحيح مسلم]
"Sesungguhnya ini adalah
pakaian orang kafir maka janganlah engkau memakainya". [Shahih Muslim]
Ø Dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah ﷺ bersabda:
"مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ
مِنْهُمْ" [سنن أبي داود: صحيح]
"Barang siapa yang meniru suatu
kaum, maka ia termasuk golongan mereka". [Sunan Abi Daud: Shahih]
Ø Abu Umamah radhiyallahu 'anhu berkata:
خَرَجَ
رَسُولُ اللهِ ﷺ عَلَى
مَشْيَخَةٍ مِنَ الْأَنْصَارٍ بِيضٌ لِحَاهُمْ فَقَالَ: " يَا مَعْشَرَ الْأَنْصَارِ
حَمِّرُوا وَصَفِّرُوا، وَخَالِفُوا أَهْلَ الْكِتَابِ ". قَالَ: فَقُلْنَا:
يَا رَسُولَ اللهِ، إِنَّ أَهْلَ الْكِتَابِ يَتَسَرْوَلَونَ وَلْا يَأْتَزِرُونَ
فَقَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: "
تَسَرْوَلُوا وَائْتَزِرُوا وَخَالِفُوا أَهْلَ الْكِتَابِ ". قَالَ:
فَقُلْنَا: يَا رَسُولَ اللهِ، إِنَّ أَهْلَ الْكِتَابِ يَتَخَفَّفُونَ وَلَا
يَنْتَعِلُونَ. قَالَ: فَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ: " فَتَخَفَّفُوا وَانْتَعِلُوا وَخَالِفُوا
أَهْلَ الْكِتَابِ ". قَالَ: فَقُلْنَا: يَا رَسُولَ اللهِ إِنَّ أَهْلَ
الْكِتَابِ يَقُصُّونَ عَثَانِينَهُمْ وَيُوَفِّرُونَ سِبَالَهُمْ. قَالَ: فَقَالَ
النَّبِيُّ ﷺ: "
قُصُّوا سِبَالَكُمْ وَوَفِّرُوا عَثَانِينَكُمْ وَخَالِفُوا أَهْلَ الْكِتَابِ
" [مسند أحمد:
صحيح]
Rasulullah ﷺ
pergi menemui kalangan tua kaum Anshar yang janggut-janggut mereka sudah
memutih. Rasulullah ﷺ
bersabda, "Hai kaum Anshar! Pakailah warna merah, kuning dan berbedalah
dengan ahli kitab." Aku berkata, Wahai Rasulullah, ahli kitab mengenakan
celana dan tidak memakai sarung. Rasulullah ﷺ bersabda, "Pakailah
celana dan sarung dan berbedalah dengan ahli kitab." Aku berkata, Wahai
Rasulullah, Sesungguhnya ahli kitab mengenakan sepatu dan tidak mengenakan
sandal. Rasulullah ﷺ
bersabda, "Pakailah sepatu, sandal dan berbedalah dengan ahli kitab. Kami
berkata, Wahai Rasulullah, ahli kitab memotong janggut dan memanjangkan kumis.
Rasulullah ﷺ
bersabda, "Potonglah kumis, panjangkan janggut dan berbedalah dengan ahli
kitab." [Musnad Ahmad: Shahih]
Lihat: Menemukan jati diri seorang muslim
4.
Mengikuti umat lain, tanda kelemahan dan kerendahan.
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{وَلَا تَهِنُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ
الْأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ} [آل
عمران: 139]
Dan janganlah kamu (merasa) lemah, dan jangan (pula) bersedih hati,
sebab kamu paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang beriman. [Ali
'Imran: 139]
{وَلِلَّهِ الْعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَلَكِنَّ
الْمُنَافِقِينَ لَا يَعْلَمُونَ} [المنافقون: 8]
Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, Rasul-Nya dan bagi
orang-orang mukmin, tetapi orang-orang munafik itu tidak mengetahui.
[Al-Munafiqun:8]
Ø
Thariq bin Syihab -rahimahullah-
berkata:
لَمَّا قَدِمَ عُمَرُ الشَّامَ أَتَتْهُ الْجُنُودُ وَعَلَيْهِ
إِزَارٌ وَخُفَّانِ وَعِمَامَةٌ وَأَخَذَ بِرَأْسِ بَعِيرِهِ يَخُوضُ الْمَاءَ،
فَقَالُوا لَهُ: يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ، تَلْقَاكَ الْجُنُودُ وَبِطَارِقَةِ
الشَّامِ وَأَنْتَ عَلَى هَذَا الْحَالِ؟ قَالَ: فَقَالَ عُمَرُ: «إِنَّا قَوْمٌ
أَعَزَّنَا اللَّهُ بِالْإِسْلَامِ، فَلَنْ نَلْتَمِسُ الْعِزَّ بِغَيْرِهِ» [مصنف
ابن أبي شيبة]
“Ketika Umar datang ke negri Syam, prajurit mendatanginya
dan ia sedang memakai sarung, dua sepatu kulit, surban sambil memegang kepala
ontanya melalui air, maka mereka berkata kepadanya: Wahai amirul mu'minin,
prajurit menemuimu dan pemimpin pasukan Romawi sedangkan engkau dalam keadaan
seperti ini? Maka Umar berkata: Kita adalah kaum yang telah Allah kuatkan
(muliakan) dengan Islam, maka kita tidak akan mengharapkannya dari
selainnya". [Mushannaf Ibnu Abi Syaibah]
B. Bab
15.
Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:
"بَابُ إِثْمِ مَنْ دَعَا إِلَى
ضَلاَلَةٍ، أَوْ سَنَّ سُنَّةً سَيِّئَةً"
“Bab: Dosa orang yang mengajak pada kesesatan atau memberi
contoh yang buruk”
Dalam bab ini, imam Bukhari menjelaskan besarnya dosa bagi orang yang
mengajak kepada kesesatan atau memberikan contoh yang buruk, yaitu dengan
menyelisihi Al-Qur’an dan As-Sunnah. Imam Bukhari menyebutkan dalil dari
Al-Qur’an dan hadits riwayat Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu.
Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:
لِقَوْلِ اللَّهِ تَعَالَى: {وَمِنْ
أَوْزَارِ الَّذِينَ يُضِلُّونَهُمْ بِغَيْرِ عِلْمٍ} [النحل:
25] الآيَةَ
“Karena firman Allah ta’aalaa: {dan dosa-dosa orang
yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikitpun (bahwa mereka disesatkan)}
[An-Nahl:25]
Lengkap
ayat ini:
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{لِيَحْمِلُوا أَوْزَارَهُمْ كَامِلَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمِنْ
أَوْزَارِ الَّذِينَ يُضِلُّونَهُمْ بِغَيْرِ عِلْمٍ أَلَا سَاءَ مَا يَزِرُونَ} [النحل:
25]
(Ucapan mereka) menyebabkan mereka memikul dosa-dosanya dengan
sepenuh-penuhnya pada hari kiamat, dan dosa-dosa orang yang mereka sesatkan tanpa ilmu. Ingatlah, amat
buruklah dosa yang mereka pikul itu. [An-Nahl:25]
Penjelasan
singkat ayat ini:
1)
Kalimat { بِغَيْرِ
عِلْمٍ } tanpa ilmu,
mengandung dua makna:
a. Orang yang menyesatkan manusia dengan berbicara atau beramal tanpa ilmu.
Allah -subhanahu wata'aalaa- berfirman:
{وَإِنَّ كَثِيرًا لَيُضِلُّونَ بِأَهْوَائِهِمْ بِغَيْرِ عِلْمٍ
إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِالْمُعْتَدِينَ} [الأنعام: 119]
Dan sesungguhnya kebanyakan (dari manusia) benar benar hendak
menyesatkan (orang lain) dengan hawa nafsu mereka tanpa pengetahuan.
Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah yang lebih mengetahui orang-orang yang melampaui
batas. [Al-An'aam: 119]
{فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى
اللَّهِ كَذِبًا لِيُضِلَّ النَّاسَ بِغَيْرِ عِلْمٍ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي
الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ} [الأنعام: 144]
Siapakah
yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap
Allah untuk menyesatkan orang-orang tanpa pengetahuan?” Sesungguhnya Allah
tidak akan memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. [Al-An'am: 144]
{وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْتَرِي لَهْوَ
الْحَدِيثِ لِيُضِلَّ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَيَتَّخِذَهَا
هُزُوًا أُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ مُهِينٌ} [لقمان:
6]
Dan di
antara manusia (ada) orang yang mempergunakan percakapan kosong untuk
menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa ilmu dan menjadikannya
olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan. [Luqman: 6]
Ø
Dari Abdullah bin 'Amr
radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah ﷺ bersabda:
«إِنَّ اللَّهَ لاَ يَقْبِضُ العِلْمَ انْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنَ
العِبَادِ، وَلَكِنْ يَقْبِضُ العِلْمَ بِقَبْضِ العُلَمَاءِ، حَتَّى إِذَا لَمْ
يُبْقِ عَالِمًا اتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوسًا جُهَّالًا، فَسُئِلُوا فَأَفْتَوْا
بِغَيْرِ عِلْمٍ، فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا» [صحيح البخاري ومسلم]
“Sesungguhnya Allah tidak mengangkat ilmu dengan sekali cabut
dari seorang hamba, akan tetapi Allah mengangkat ilmu dengan mewafatkan para
ulama. Sampai waktunya tidak ada lagi ulama, orang-orang akan mengambil
pemimpin yang bodoh. Lalu mereka ditanyai dan mereka memberi fatwa tampa dasar
ilmu, maka mereka menjadi sesat dan menyesatkan". [Sahih Bukhari dan
Muslim]
b. Orang yang disesatkan, mengikuti manusia atau sesuatu amalan tanpa ilmu
(taklid buta).
Allah -subhanahu wata'aalaa- berfirman:
{بَلِ اتَّبَعَ الَّذِينَ ظَلَمُوا
أَهْوَاءَهُمْ بِغَيْرِ عِلْمٍ فَمَنْ يَهْدِي مَنْ أَضَلَّ اللَّهُ وَمَا لَهُمْ
مِنْ نَاصِرِينَ} [الروم: 29]
Tetapi
orang-orang yang zalim, mengikuti keinginannya tanpa ilmu pengetahuan; maka
siapakah yang dapat memberi petunjuk kepada orang yang telah disesatkan Allah.
Dan tidak ada seorang penolong pun bagi mereka. [Ar-Rum: 29]
2)
Bahaya dosa jariah.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
"مَنْ دَعَا إِلَى ضَلَالَةٍ، كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الْإِثْمِ
مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ، لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا" [صحيح
مسلم]
“Barangsiapa yang mengajak pada suatu kesesatan (maksiat) maka
ia mendapatkan dosa seperti dosa orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi
dosa-dosa mereka sedikitpun". [Sahih Muslim]
Ø
Dari Jabir bin Abdillah
radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah ﷺ
bersabda:
«مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً
سَيِّئَةً، فَعُمِلَ بِهَا بَعْدَهُ، كُتِبَ عَلَيْهِ مِثْلُ وِزْرِ مَنْ عَمِلَ
بِهَا، وَلَا يَنْقُصُ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْءٌ»
“Barang siapa memberikan suri tauladan yang buruk dalam Islam,
lalu suri tauladan tersebut diikuti oleh orang-orang sesudahnya, maka akan
dicatat baginya dosa sebanyak yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya
tanpa mengurangi dosa yang mereka peroleh sedikitpun.' [Shahih Muslim]
Ø
Dari Watsilah bin
Al-Asqa' radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ
bersabda:
«مَنْ سَنَّ سُنَّةً سَيِّئَةً فَعَلَيْهِ
إِثْمُهَا حَتَّى يَتْرُكَ»
"Barangsiapa memberikan suri tauladan yang buruk, maka ia
diberi dosa (orang yang mengerjakannya) sampai ia meninggalkannya. [Al-Mu’jam
Al-Kabir karya Ath-Thabaraniy]
3)
Orang yang disesatkan akan menuntut orang yang
menyesatkannya di hari kiamat.
Allah -subhanahu wata'aalaa- berfirman:
{قَالَتْ أُخْرَاهُمْ لِأُولَاهُمْ رَبَّنَا
هَؤُلَاءِ أَضَلُّونَا فَآتِهِمْ عَذَابًا ضِعْفًا مِنَ النَّارِ قَالَ لِكُلٍّ
ضِعْفٌ وَلَكِنْ لَا تَعْلَمُونَ (38) وَقَالَتْ أُولَاهُمْ لِأُخْرَاهُمْ فَمَا
كَانَ لَكُمْ عَلَيْنَا مِنْ فَضْلٍ فَذُوقُوا الْعَذَابَ بِمَا كُنْتُمْ
تَكْسِبُونَ} [الأعراف: 38، 39]
Berkatalah
orang yang (masuk neraka) belakangan (kepada) orang yang (masuk) terlebih
dahulu, “Ya Tuhan kami, mereka telah menyesatkan kami. Datangkanlah siksaan api
neraka yang berlipat ganda kepada mereka” Allah berfirman, “Masing-masing
mendapatkan (siksaan) yang berlipat ganda, tapi kamu tidak mengetahui.” Dan
orang yang (masuk) terlebih dahulu berkata kepada yang (masuk) belakangan,
“Kamu tidak mempunyai kelebihan sedikit pun atas kami. Maka rasakanlah azab itu
karena perbuatan yang telah kamu lakukan.” [Al-A'raf: 38-39]
{يَوْمَ تُقَلَّبُ وُجُوهُهُمْ فِي النَّارِ
يَقُولُونَ يَالَيْتَنَا أَطَعْنَا اللَّهَ وَأَطَعْنَا الرَّسُولَا (66)
وَقَالُوا رَبَّنَا إِنَّا أَطَعْنَا سَادَتَنَا وَكُبَرَاءَنَا فَأَضَلُّونَا السَّبِيلَا
(67) رَبَّنَا آتِهِمْ ضِعْفَيْنِ مِنَ الْعَذَابِ وَالْعَنْهُمْ لَعْنًا
كَبِيرًا} [الأحزاب: 66 - 68]
Pada hari
(ketika) wajah mereka dibolak-balikkan dalam neraka, mereka berkata, “Wahai,
kiranya dahulu kami taat kepada Allah dan taat (pula) kepada Rasul.” Dan mereka
berkata, “Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah menaati para pemimpin dan para
pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar). Ya Tuhan
kami, timpakanlah kepada mereka azab dua kali lipat dan laknatlah mereka dengan
laknat yang besar.” [Al-Ahzab: 66-68]
Hadits
Abudllah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu.
Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:
7321 - حَدَّثَنَا الحُمَيْدِيُّ [عبد الله
بن الزبير]، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ [بن عيينة]، حَدَّثَنَا الأَعْمَشُ، عَنْ عَبْدِ
اللَّهِ بْنِ مُرَّةَ، عَنْ مَسْرُوقٍ [بنُ الأَجْدَعِ]، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ،
قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ ﷺ: «لَيْسَ مِنْ نَفْسٍ تُقْتَلُ ظُلْمًا، إِلَّا كَانَ
عَلَى ابْنِ آدَمَ الأَوَّلِ كِفْلٌ مِنْهَا - وَرُبَّمَا قَالَ سُفْيَانُ مِنْ
دَمِهَا - لِأَنَّهُ أَوَّلُ مَنْ سَنَّ القَتْلَ أَوَّلًا»
Telah menceritakan kepada kami Al-Humaidiy [Abdullah bin Az-Zubair],
ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Sufyan [bin 'Uyainah], ia berkata: Telah
menceritakan kepada kami Al A'masy, dari 'Abdullah bin Murrah, dari Masruq [bin
Al-Ajda'], dari Abdullah mengatakan, "Nabi ﷺ bersabda, "Tidaklah seseorang dibunuh secara zalim,
melainkan anak Adam yang pertama turut menanggung dosanya." Adakalanya
Sufyan menyebutkan dengan redaksi, "Menanggung dosa darah yang
ditumpahkan, sebab dialah yang pertama-tama melakukan (dosa pembunuhan)."
Nb: Hadits ini sudah
dijelaskan pada Syarah Riyadhushalihin Bab (19) Orang memberikan suri tauladan yang baik atau buruk, hadits kedua
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Kitab I’tisham, bab (12) dan (13)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...