Senin, 21 April 2025

Kitab I’tisham, bab (14) dan (15)

بسم الله الرحمن الرحيم

A.    Bab 14.

Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:

بَابُ قَوْلِ النَّبِيِّ ﷺ: «لَتَتْبَعُنَّ سَنَنَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ»

“Bab: Sabda Nabi “Sungguh kalian akan mengikuti kebiasaan orang-orang sebelum kalian”

Dalam bab ini, imam Bukhari menjelaskan larangan mengikuti umat-umat terdahulu dan meninggalkan Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagaimana diriwayatkan dari Abu Hurairah dan Abu Sa’di Al-Khudriy radhiyallahu ‘anhuma.

Hadits pertama: Hadits Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu.

Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:

7319 - حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ يُونُسَ، حَدَّثَنَا [محمد بن عبد الرحمن بن المغيرة بن الحارث] ابْنُ أَبِي ذِئْبٍ، عَنِ المَقْبُرِيِّ [سعيد بن أبي سعيد]، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ، قَالَ: «لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَأْخُذَ أُمَّتِي بِأَخْذِ القُرُونِ قَبْلَهَا، شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ»، فَقِيلَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، كَفَارِسَ وَالرُّومِ؟ فَقَالَ: «وَمَنِ النَّاسُ إِلَّا أُولَئِكَ»

Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Yunus, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdirrahman bin Al-Mugirah bin Al-Harits] Ibn Abu Dzi'b, dari Al-Maqburiy [Sa’id bin Abi Sa’id], dari Abu Hurairah radhiallahu'anhu, dari Nabi bersabda, "Hari kiamat tidak akan terjadi hingga umatku meniru generasi-generasi sebelumnya, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta." Ditanyakan, "Wahai Rasulullah, seperti Persi dan Romawi?" Nabi menjawab, "Manusia mana lagi selain mereka itu?"

Hadits kedua: Hadits Abu Sa’id Al-Khudriy radhiyallahu 'anhu.

Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:

7320 - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ العَزِيزِ [الرملي]، حَدَّثَنَا أَبُو عُمَرَ الصَّنْعَانِيُّ [حفص بن ميسرة] مِنَ اليَمَنِ، عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الخُدْرِيِّ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ، قَالَ: «لَتَتْبَعُنَّ سَنَنَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ، شِبْرًا شِبْرًا وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ، حَتَّى لَوْ دَخَلُوا جُحْرَ ضَبٍّ تَبِعْتُمُوهُمْ»، قُلْنَا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، اليَهُودُ وَالنَّصَارَى؟ قَالَ: «فَمَنْ»

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abdul Aziz [Ar-Ramliy], ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Abu Umar Ash-Shan'ani [Hafsh bin Maisarah] yang berasal dari Yaman, dari Zaid bin Aslam, dari 'Atha bin Yasar, dari Abu Sa'id Al-Khudhri, dari Nabi , beliau bersabda: "Sungguh kalian akan mengikuti tradisi orang-orang sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, sehingga kalaulah mereka masuk ke dalam liang biawak, niscaya kalianpun akan mengikuti mereka." Kami bertanya: "Wahai Rasulullah, apakah mereka orang-orang Yahudi dan Nasrani?" Rasulullah menjawab: "Siapa lagi kalau bukan mereka?"

Penjelasan singkat dua hadits di atas:

1.      Biografi Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.

Lihat: Abu Hurairah dan keistimewaannya

2.      Biografi Abu Sa’id Al-Khudriy radhiyallahu ‘anhu.

Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/

3.      Larangan menyerupai umat terdahulu.

Dari Abdullah bin 'Amr radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah bersabda:

«لَيَأْتِيَنَّ عَلَى أُمَّتِي مَا أَتَى عَلَى بني إسرائيل حَذْوَ النَّعْلِ بِالنَّعْلِ، حَتَّى إِنْ كَانَ مِنْهُمْ مَنْ أَتَى أُمَّهُ عَلَانِيَةً لَكَانَ فِي أُمَّتِي مَنْ يَصْنَعُ ذَلِكَ، وَإِنَّ بني إسرائيل تَفَرَّقَتْ عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِينَ مِلَّةً، وَتَفْتَرِقُ أُمَّتِي عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبْعِينَ مِلَّةً، كُلُّهُمْ فِي النَّارِ إِلَّا مِلَّةً وَاحِدَةً»

"Akan datang pada kaumku apa yang telah menimpa Bani Israil sama persis setiap langkah demi langkah, sampai jika ada dari mereka yang berzina dengan ibunya secara terang-terangan maka pasti pada umatku pun ada orang yang melakukan itu. Dan sesungguhnya Bani Israil terlah terpecah menjadi tujuhpuluh dua golongan, dan umatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan, semuanya akan masuk neraka kecuali satu golongan".

Sahabat bertanya: Siapa mereka itu Ya Rasulullah? Rasulullah menjawab:

«مَا أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَابِي» [سنن الترمذي: حسنه الألباني]

“Mereka yang mengikuti sunnahku dan sunnah para sahabatku”. [Sunan Tirmidzi: Hasan]

Ø  Abdullah bin 'Amr radhiyallahu 'anhuma berkata: Rasulullah melihatku memakai pakaian berwarna kuning, maka beliau bersabda:

"إِنَّ هَذِهِ مِنْ ثِيَابِ الْكُفَّارِ فَلَا تَلْبَسْهَا" [صحيح مسلم]

"Sesungguhnya ini adalah pakaian orang kafir maka janganlah engkau memakainya". [Shahih Muslim]

Ø  Dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah bersabda:

"مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ" [سنن أبي داود: صحيح]

"Barang siapa yang meniru suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka". [Sunan Abi Daud: Shahih]

Ø  Abu Umamah radhiyallahu 'anhu berkata:

خَرَجَ رَسُولُ اللهِ عَلَى مَشْيَخَةٍ مِنَ الْأَنْصَارٍ بِيضٌ لِحَاهُمْ فَقَالَ: " يَا مَعْشَرَ الْأَنْصَارِ حَمِّرُوا وَصَفِّرُوا، وَخَالِفُوا أَهْلَ الْكِتَابِ ". قَالَ: فَقُلْنَا: يَا رَسُولَ اللهِ، إِنَّ أَهْلَ الْكِتَابِ يَتَسَرْوَلَونَ وَلْا يَأْتَزِرُونَ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ : " تَسَرْوَلُوا وَائْتَزِرُوا وَخَالِفُوا أَهْلَ الْكِتَابِ ". قَالَ: فَقُلْنَا: يَا رَسُولَ اللهِ، إِنَّ أَهْلَ الْكِتَابِ يَتَخَفَّفُونَ وَلَا يَنْتَعِلُونَ. قَالَ: فَقَالَ النَّبِيُّ : " فَتَخَفَّفُوا وَانْتَعِلُوا وَخَالِفُوا أَهْلَ الْكِتَابِ ". قَالَ: فَقُلْنَا: يَا رَسُولَ اللهِ إِنَّ أَهْلَ الْكِتَابِ يَقُصُّونَ عَثَانِينَهُمْ وَيُوَفِّرُونَ سِبَالَهُمْ. قَالَ: فَقَالَ النَّبِيُّ : " قُصُّوا سِبَالَكُمْ وَوَفِّرُوا عَثَانِينَكُمْ وَخَالِفُوا أَهْلَ الْكِتَابِ " [مسند أحمد: صحيح]

Rasulullah pergi menemui kalangan tua kaum Anshar yang janggut-janggut mereka sudah memutih. Rasulullah bersabda, "Hai kaum Anshar! Pakailah warna merah, kuning dan berbedalah dengan ahli kitab." Aku berkata, Wahai Rasulullah, ahli kitab mengenakan celana dan tidak memakai sarung. Rasulullah bersabda, "Pakailah celana dan sarung dan berbedalah dengan ahli kitab." Aku berkata, Wahai Rasulullah, Sesungguhnya ahli kitab mengenakan sepatu dan tidak mengenakan sandal. Rasulullah bersabda, "Pakailah sepatu, sandal dan berbedalah dengan ahli kitab. Kami berkata, Wahai Rasulullah, ahli kitab memotong janggut dan memanjangkan kumis. Rasulullah bersabda, "Potonglah kumis, panjangkan janggut dan berbedalah dengan ahli kitab." [Musnad Ahmad: Shahih]

Lihat: Menemukan jati diri seorang muslim

4.      Mengikuti umat lain, tanda kelemahan dan kerendahan.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{وَلَا تَهِنُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الْأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ} [آل عمران: 139]

Dan janganlah kamu (merasa) lemah, dan jangan (pula) bersedih hati, sebab kamu paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang beriman. [Ali 'Imran: 139]

{وَلِلَّهِ الْعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَلَكِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَا يَعْلَمُونَ} [المنافقون: 8]

Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, Rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin, tetapi orang-orang munafik itu tidak mengetahui. [Al-Munafiqun:8]

Ø  Thariq bin Syihab -rahimahullah- berkata:

لَمَّا قَدِمَ عُمَرُ الشَّامَ أَتَتْهُ الْجُنُودُ وَعَلَيْهِ إِزَارٌ وَخُفَّانِ وَعِمَامَةٌ وَأَخَذَ بِرَأْسِ بَعِيرِهِ يَخُوضُ الْمَاءَ، فَقَالُوا لَهُ: يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ، تَلْقَاكَ الْجُنُودُ وَبِطَارِقَةِ الشَّامِ وَأَنْتَ عَلَى هَذَا الْحَالِ؟ قَالَ: فَقَالَ عُمَرُ: «إِنَّا قَوْمٌ أَعَزَّنَا اللَّهُ بِالْإِسْلَامِ، فَلَنْ نَلْتَمِسُ الْعِزَّ بِغَيْرِهِ» [مصنف ابن أبي شيبة]

“Ketika Umar datang ke negri Syam, prajurit mendatanginya dan ia sedang memakai sarung, dua sepatu kulit, surban sambil memegang kepala ontanya melalui air, maka mereka berkata kepadanya: Wahai amirul mu'minin, prajurit menemuimu dan pemimpin pasukan Romawi sedangkan engkau dalam keadaan seperti ini? Maka Umar berkata: Kita adalah kaum yang telah Allah kuatkan (muliakan) dengan Islam, maka kita tidak akan mengharapkannya dari selainnya". [Mushannaf Ibnu Abi Syaibah]

B.     Bab 15.

Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:

"بَابُ إِثْمِ مَنْ دَعَا إِلَى ضَلاَلَةٍ، أَوْ سَنَّ سُنَّةً سَيِّئَةً"

“Bab: Dosa orang yang mengajak pada kesesatan atau memberi contoh yang buruk”

Dalam bab ini, imam Bukhari menjelaskan besarnya dosa bagi orang yang mengajak kepada kesesatan atau memberikan contoh yang buruk, yaitu dengan menyelisihi Al-Qur’an dan As-Sunnah. Imam Bukhari menyebutkan dalil dari Al-Qur’an dan hadits riwayat Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu.

Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:

لِقَوْلِ اللَّهِ تَعَالَى: {وَمِنْ أَوْزَارِ الَّذِينَ يُضِلُّونَهُمْ بِغَيْرِ عِلْمٍ} [النحل: 25] الآيَةَ

“Karena firman Allah ta’aalaa: {dan dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikitpun (bahwa mereka disesatkan)} [An-Nahl:25]

Lengkap ayat ini: Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{لِيَحْمِلُوا أَوْزَارَهُمْ كَامِلَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمِنْ أَوْزَارِ الَّذِينَ يُضِلُّونَهُمْ بِغَيْرِ عِلْمٍ أَلَا سَاءَ مَا يَزِرُونَ} [النحل: 25]

(Ucapan mereka) menyebabkan mereka memikul dosa-dosanya dengan sepenuh-penuhnya pada hari kiamat, dan dosa-dosa orang yang mereka sesatkan tanpa ilmu. Ingatlah, amat buruklah dosa yang mereka pikul itu. [An-Nahl:25]

Penjelasan singkat ayat ini:

1)      Kalimat { بِغَيْرِ عِلْمٍ } tanpa ilmu, mengandung dua makna:

a.       Orang yang menyesatkan manusia dengan berbicara atau beramal tanpa ilmu.

Allah -subhanahu wata'aalaa- berfirman:

{وَإِنَّ كَثِيرًا لَيُضِلُّونَ بِأَهْوَائِهِمْ بِغَيْرِ عِلْمٍ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِالْمُعْتَدِينَ} [الأنعام: 119]

Dan sesungguhnya kebanyakan (dari manusia) benar benar hendak menyesatkan (orang lain) dengan hawa nafsu mereka tanpa pengetahuan. Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah yang lebih mengetahui orang-orang yang melampaui batas. [Al-An'aam: 119]

{فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللَّهِ كَذِبًا لِيُضِلَّ النَّاسَ بِغَيْرِ عِلْمٍ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ} [الأنعام: 144]

Siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah untuk menyesatkan orang-orang tanpa pengetahuan?” Sesungguhnya Allah tidak akan memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. [Al-An'am: 144]

{وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْتَرِي لَهْوَ الْحَدِيثِ لِيُضِلَّ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَيَتَّخِذَهَا هُزُوًا أُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ مُهِينٌ} [لقمان: 6]

Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan percakapan kosong untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa ilmu dan menjadikannya olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan. [Luqman: 6]

Ø  Dari Abdullah bin 'Amr radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah bersabda:

«إِنَّ اللَّهَ لاَ يَقْبِضُ العِلْمَ انْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنَ العِبَادِ، وَلَكِنْ يَقْبِضُ العِلْمَ بِقَبْضِ العُلَمَاءِ، حَتَّى إِذَا لَمْ يُبْقِ عَالِمًا اتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوسًا جُهَّالًا، فَسُئِلُوا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ، فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا» [صحيح البخاري ومسلم]

“Sesungguhnya Allah tidak mengangkat ilmu dengan sekali cabut dari seorang hamba, akan tetapi Allah mengangkat ilmu dengan mewafatkan para ulama. Sampai waktunya tidak ada lagi ulama, orang-orang akan mengambil pemimpin yang bodoh. Lalu mereka ditanyai dan mereka memberi fatwa tampa dasar ilmu, maka mereka menjadi sesat dan menyesatkan". [Sahih Bukhari dan Muslim]

b.      Orang yang disesatkan, mengikuti manusia atau sesuatu amalan tanpa ilmu (taklid buta).

Allah -subhanahu wata'aalaa- berfirman:

{بَلِ اتَّبَعَ الَّذِينَ ظَلَمُوا أَهْوَاءَهُمْ بِغَيْرِ عِلْمٍ فَمَنْ يَهْدِي مَنْ أَضَلَّ اللَّهُ وَمَا لَهُمْ مِنْ نَاصِرِينَ} [الروم: 29]

Tetapi orang-orang yang zalim, mengikuti keinginannya tanpa ilmu pengetahuan; maka siapakah yang dapat memberi petunjuk kepada orang yang telah disesatkan Allah. Dan tidak ada seorang penolong pun bagi mereka.  [Ar-Rum: 29]

2)      Bahaya dosa jariah.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

"مَنْ دَعَا إِلَى ضَلَالَةٍ، كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الْإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ، لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا" [صحيح مسلم]

“Barangsiapa yang mengajak pada suatu kesesatan (maksiat) maka ia mendapatkan dosa seperti dosa orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi dosa-dosa mereka sedikitpun". [Sahih Muslim]

Ø  Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah bersabda:

«مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً سَيِّئَةً، فَعُمِلَ بِهَا بَعْدَهُ، كُتِبَ عَلَيْهِ مِثْلُ وِزْرِ مَنْ عَمِلَ بِهَا، وَلَا يَنْقُصُ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْءٌ»

“Barang siapa memberikan suri tauladan yang buruk dalam Islam, lalu suri tauladan tersebut diikuti oleh orang-orang sesudahnya, maka akan dicatat baginya dosa sebanyak yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa yang mereka peroleh sedikitpun.' [Shahih Muslim]

Ø  Dari Watsilah bin Al-Asqa' radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

«مَنْ سَنَّ سُنَّةً سَيِّئَةً فَعَلَيْهِ إِثْمُهَا حَتَّى يَتْرُكَ»

"Barangsiapa memberikan suri tauladan yang buruk, maka ia diberi dosa (orang yang mengerjakannya) sampai ia meninggalkannya. [Al-Mu’jam Al-Kabir karya Ath-Thabaraniy]

3)      Orang yang disesatkan akan menuntut orang yang menyesatkannya di hari kiamat.

Allah -subhanahu wata'aalaa- berfirman:

{قَالَتْ أُخْرَاهُمْ لِأُولَاهُمْ رَبَّنَا هَؤُلَاءِ أَضَلُّونَا فَآتِهِمْ عَذَابًا ضِعْفًا مِنَ النَّارِ قَالَ لِكُلٍّ ضِعْفٌ وَلَكِنْ لَا تَعْلَمُونَ (38) وَقَالَتْ أُولَاهُمْ لِأُخْرَاهُمْ فَمَا كَانَ لَكُمْ عَلَيْنَا مِنْ فَضْلٍ فَذُوقُوا الْعَذَابَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْسِبُونَ} [الأعراف: 38، 39]

Berkatalah orang yang (masuk neraka) belakangan (kepada) orang yang (masuk) terlebih dahulu, “Ya Tuhan kami, mereka telah menyesatkan kami. Datangkanlah siksaan api neraka yang berlipat ganda kepada mereka” Allah berfirman, “Masing-masing mendapatkan (siksaan) yang berlipat ganda, tapi kamu tidak mengetahui.” Dan orang yang (masuk) terlebih dahulu berkata kepada yang (masuk) belakangan, “Kamu tidak mempunyai kelebihan sedikit pun atas kami. Maka rasakanlah azab itu karena perbuatan yang telah kamu lakukan.” [Al-A'raf: 38-39]

{يَوْمَ تُقَلَّبُ وُجُوهُهُمْ فِي النَّارِ يَقُولُونَ يَالَيْتَنَا أَطَعْنَا اللَّهَ وَأَطَعْنَا الرَّسُولَا (66) وَقَالُوا رَبَّنَا إِنَّا أَطَعْنَا سَادَتَنَا وَكُبَرَاءَنَا فَأَضَلُّونَا السَّبِيلَا (67) رَبَّنَا آتِهِمْ ضِعْفَيْنِ مِنَ الْعَذَابِ وَالْعَنْهُمْ لَعْنًا كَبِيرًا} [الأحزاب: 66 - 68]

Pada hari (ketika) wajah mereka dibolak-balikkan dalam neraka, mereka berkata, “Wahai, kiranya dahulu kami taat kepada Allah dan taat (pula) kepada Rasul.” Dan mereka berkata, “Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah menaati para pemimpin dan para pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar). Ya Tuhan kami, timpakanlah kepada mereka azab dua kali lipat dan laknatlah mereka dengan laknat yang besar.” [Al-Ahzab: 66-68]

Hadits Abudllah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu.

Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:

7321 - حَدَّثَنَا الحُمَيْدِيُّ [عبد الله بن الزبير]، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ [بن عيينة]، حَدَّثَنَا الأَعْمَشُ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُرَّةَ، عَنْ مَسْرُوقٍ [بنُ الأَجْدَعِ]، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ، قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ ﷺ: «لَيْسَ مِنْ نَفْسٍ تُقْتَلُ ظُلْمًا، إِلَّا كَانَ عَلَى ابْنِ آدَمَ الأَوَّلِ كِفْلٌ مِنْهَا - وَرُبَّمَا قَالَ سُفْيَانُ مِنْ دَمِهَا - لِأَنَّهُ أَوَّلُ مَنْ سَنَّ القَتْلَ أَوَّلًا»

Telah menceritakan kepada kami Al-Humaidiy [Abdullah bin Az-Zubair], ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Sufyan [bin 'Uyainah], ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Al A'masy, dari 'Abdullah bin Murrah, dari Masruq [bin Al-Ajda'], dari Abdullah mengatakan, "Nabi bersabda, "Tidaklah seseorang dibunuh secara zalim, melainkan anak Adam yang pertama turut menanggung dosanya." Adakalanya Sufyan menyebutkan dengan redaksi, "Menanggung dosa darah yang ditumpahkan, sebab dialah yang pertama-tama melakukan (dosa pembunuhan)."

Nb: Hadits ini sudah dijelaskan pada Syarah Riyadhushalihin Bab (19) Orang memberikan suri tauladan yang baik atau buruk, hadits kedua

Wallahu a’lam!

Lihat juga: Kitab I’tisham, bab (12) dan (13)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...