بسم الله الرحمن الرحيم
Di sela ayat-ayat
tentang puasa, Allah subhanahu wata'ala berjanji mengabulkan do'a
Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ
أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي
لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ} [البقرة: 186]
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang aku, Maka
(jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang
berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala
perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada
dalam kebenaran.
[Al-Baqarah:186]
Do’a orang yang
berpuasa mustajab
Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu; Rasulullah sallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
" ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ لَا تُرَدُّ، دَعْوَةُ
الْوَالِدِ، وَدَعْوَةُ الصَّائِمِ، وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ " [سنن البيهقي الكبرى:
صححه الألباني]
"Tiga do'a yang tidak ditolak; Do'a ibu bapak, do'a orang puasa, dan do'a
seorang musafir". [Sunan Al-Kubra Al-Baehaqy: Sahih]
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu ; Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
ثَلَاثَةٌ لَا تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ: الصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ، وَالإِمَامُ
العَادِلُ، وَدَعْوَةُ المَظْلُومِ [سنن الترمذي:
حسن]
“Tiga orang yang tidak ditolak do’anya:
Orang yang berpuasa sampai berbuka, pemimpin yang adil, dan do’a orang yang
terdzalimi”. [Sunan Tirmidziy: Hasan]
Ibnu Umar radhiyallahu
'anhuma berkata:
كَانَ يُقَالُ إِنَّ لِكُلِّ مُؤْمِنٍ دَعْوَةً مُسْتَجَابَةً عِنْدَ إِفْطَارِهِ،
إِمَّا أَنْ يُعَجَّلَ لَهُ فِي دُنْيَاهُ، أَوْ يُدَّخَرَ لَهُ فِي آخِرَتِهِ
Telah dikatakan bahwasanya setiap orang yang
beriman punya do’a yang mustajab (dikabulkan) ketika ia berbuka puasa, apakah
dipercepat untuknya di kehidupan dunianya, atau disimpan untuknya di kehidupan
akhiratnya.
Oleh sebab itu, Ibnu Umar berdo’a ketika berbuka:
" يَا
وَاسِعَ الْمَغْفِرَةِ اغْفِرْ لِي "
“Wahai Yang Maha luas ampunan-Nya,
ampunilah aku” [Syu’ab Al-Iman karya Al-Baihaqiy: Hasan]
Lihat: تحقيق الصواب في أن دعاء الصائم مستجاب ، كتبه:
أبو عمر أسامة بن عطايا العتيبي
Do’a malam lailatul Qadr
Aisyah radhiyallahu 'anha bertanya: Ya
Rasulullah, menurutmu jika aku tahu saatnya malam lailatul qadr, apa
yang seharusnya aku katakan pada waktu itu?
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
menjawab: Ucapkan ...
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عُفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ
فَاعْفُ عَنِّيْ
"Ya Allah .. sesungguhnya
Engkau Maha Pemaaf suka memaafkan, maka maafkanlah
kesalahanku." [Sunan Tirmidzi: Sahih]
Keutamaan berdo’a, diantaranya:
1.
Do'a adalah ibadah
Dari An-Nu'man bin
Basyir radhiyallahu ‘anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi
wa sallam bersabda:
الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ
{وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ
عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِين} [غافر: 60] [سنن أبى داود: صححه الألباني]
“Do'a itu adalah ibadah”. {Dan
Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan
bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku
(berdoa kepada-Ku) akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina"}
[Gaafir:60] [Sunan Abu Daud: Sahih]
2.
Do'a bisa menahan musibah
Dari Salman radhiyallahu
‘anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«لَا
يَرُدُّ القَضَاءَ إِلَّا الدُّعَاءُ» [سنن الترمذي:
حسنه الشيخ الألباني]
“Tidak ada yang bisa
menolak takdir selain do'a”. [Sunan Tirmidzi: Hasan]
3.
Mulia di sisi Allah
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«لَيْسَ
شَيْءٌ أَكْرَمَ عَلَى اللَّهِ تَعَالَى مِنَ الدُّعَاءِ» [سنن الترمذي: حسنه الشيخ الألباني]
“Tidak ada yang lebih mulia
di sisi Allah dari pada do'a”. [Sunan Tirmidzi: Hasan]
4.
Mendapatkan ampunan
Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
"
قَالَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى: يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ مَا دَعَوْتَنِي وَرَجَوْتَنِي
غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَا كَانَ فِيكَ وَلَا أُبَالِي " [سنن الترمذي: صحيح]
Allah tabaaraka wa ta’aalaa
berfirman: "Wahai anak cucu Adam sesungguhnya jika engkau meminta dan
mengharap kepada-Ku maka akan Aku ampuni semua dosa yang engkau lakukan tanpa
Kupikirkan”. [Sunan Tirmidziy: Sahih]
1)
Ikhlash dalam berdo’a, meminta hanyak kepada Allah semata
Allah subhanahu wa
ta'aalaa berfirman:
{فَادْعُوا
اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ} [غافر: 14]
Maka mintalah kepada Allah
dengan memurnikan ibadah kepada-Nya. [Gaafir:14]
{فَلَا
تَدْعُوا مَعَ اللَّهِ أَحَدًا} [الجن: 18]
Maka janganlah kamu meminta
kepada seseorangpun bersama Allah. [Al-Jin:18]
2)
Konsentrasi dalam berdo'a dan penuh keyakinan akan dikabulkan
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
«ادْعُوا
اللَّهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالإِجَابَةِ، وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَجِيبُ
دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لَاهٍ» [سنن الترمذي: حسنه الألباني]
“Berdo'alah kepada Allah
dengan penuh keyakinan akan dijawab, dan ketahuilah sesungguhnya Allah tidak
mengabulkan do'a dari hati yang lalai (tidak khusyu' dalam berdo'a). [Sunan
Tirmidzi: Hasan]
3)
Tidak mengkomsumsi, memakai, atau melakukan yang haram
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
أَيُّهَا النَّاسُ
إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّبًا وَإِنَّ اللَّهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِينَ
بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِينَ فَقَالَ {يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ
وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّى بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ}، وَقَالَ {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ} . ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيلُ
السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ: يَا رَبِّ يَا رَبِّ
! وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ ، وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ
، وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ ، وَغُذِىَ بِالْحَرَامِ ، فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ [صحيح مسلم]
Wahai manusia ... sesungguhnya
Allah itu baik tidak menerima kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah
memerintahkan orang-orang yang beriman seperti apa yang diperintahkan kepada
para Rasul. Allah berfirman: "Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan
yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang saleh. Sesungguhnya Aku Maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan". [Al-Mu'minuun:51] Dan berfirman: "Hai
orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang kami
berikan kepadamu". [Al-Baqarah:172]
Kemudian menceritakan
seorang laki-laki yang jauh bepergian, rambutnya kusut, tubuhnya penuh debu, ia
mengangkat tangannya ke langit dan berdo'a: "Ya ... Rabb, Ya .. Rabb!!!"
Akan tetapi makanannya dari yang haram, minumannya dari yang haram, pakaiannya
dari yang haram, dan diberi makan dari yang haram, lalu bagaimana do'anya bisa
dikabulkan? [Sahih Muslim]
4)
Tidak meminta suatu maksiat dan tidak tergesa-gesa
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
« لاَ
يَزَالُ يُسْتَجَابُ لِلْعَبْدِ مَا لَمْ يَدْعُ بِإِثْمٍ أَوْ قَطِيعَةِ رَحِمٍ مَا
لَمْ يَسْتَعْجِلْ »
“Senantiasa akan dikabulkan
do'a seorang hamba selama ia tidak meminta sesuatu yang mengandung dosa atau
pemutusan silaturahim, dan selama ia tidak tergesa-gesa.
Sahabat bertanya: Ya
Rasulullah .. bagaimana tergesa-gesa itu?
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:
« يَقُولُ: قَدْ دَعَوْتُ وَقَدْ دَعَوْتُ فَلَمْ أَرَ يَسْتَجِيبُ لِى ! فَيَسْتَحْسِرُ
عِنْدَ ذَلِكَ وَيَدَعُ الدُّعَاءَ » [صحيح مسلم]
Ia berkata: "Aku
sudah berdo'a dan berdo'a tapi tidak perna dikabulkan untukku!”, Kemudian
ia merasa letih dan meninggalkan do'a. [Sahih Muslim]
5)
Tidak melampaui batas dalam berdo’a
Allah subhanahu wa
ta'aalaa berfirman:
{ادْعُوا
رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِين} [الأعراف: 55]
Berdoalah kepada Tuhanmu
dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang melampaui batas (tentang yang diminta dan cara meminta). [Al-A'raf:55]
6)
Mengajak pada kebaikan dan mencegah kemungkaran
Dari Hudzaifah bin
Al-Yaman radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
«وَالَّذِي
نَفْسِي بِيَدِهِ لَتَأْمُرُنَّ بِالمَعْرُوفِ وَلَتَنْهَوُنَّ عَنِ المُنْكَرِ أَوْ
لَيُوشِكَنَّ اللَّهُ أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عِقَابًا مِنْهُ ثُمَّ تَدْعُونَهُ
فَلَا يُسْتَجَابُ لَكُمْ» [سنن الترمذي:
حسنه الألباني]
“Demi Yang jiwaku di
tangan-Nya, kalian akan memerintahkan kepada kebaikan, dan melarang dari
kemungkaran, atau Allah akan menurunkan hukuman darinya atas kalian, kemudian
kalian berdo’a maka tidak dikabulkan untuk kalian”. [Sunan Tirmidziy: Hasan]
Adab berdo’a, diantaranya:
1.
Berdo’a dalam keadaan suci dan mengangkat kedua tangan
Abu Musa radhiyallahu 'anhu berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam meminta diambilkan
air, lalu beliau berwudlu, setelah itu beliau mengangkat tangannya sambil
berdo'a:
«اللَّهُمَّ
اغْفِرْ لِعُبَيْدٍ أَبِي عَامِرٍ»
"Ya Allah, ampunilah
'Ubaid Abu 'Amir."
Hingga aku melihat putih
ketiaknya, lalu beliau melanjutkan do'anya:
«اللَّهُمَّ
اجْعَلْهُ يَوْمَ القِيَامَةِ فَوْقَ كَثِيرٍ مِنْ خَلْقِكَ مِنَ النَّاسِ»
'Ya Allah, jadikanlah ia
termasuk dari orang yang terbaik diantara manusia di hari Kiamat kelak.' [Sahih
Bukhari dan Muslim]
2.
Dengan suara yang lembut
Abu Musa Al-Asy'ary radhiyallahu 'anhu berkata: Suatu hari kami bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam, jika kami menaiki suatu tempat yang tinggi kami ber-tahlil
dan ber-takbir dengan suara yang keras. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ
ارْبَعُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ فَإِنَّكُمْ لَا تَدْعُونَ أَصَمَّ وَلَا غَائِبًا إِنَّهُ
مَعَكُمْ إِنَّهُ سَمِيعٌ قَرِيبٌ تَبَارَكَ اسْمُهُ وَتَعَالَى جَدُّهُ [صحيح البخاري ومسلم]
“Wahai sekalian manusia, kasihilah
dirimu (jangan terlalu angkat suara), karena sesungguhnya kalian tidak meminta
kepada yang tuli dan jauh, sesungguhnya Allah bersama kalian, sesungguhnya Ia
Maha Mendengar, Maha Dekat, nama-Nya penuh berkah, dan kesungguhan-Nya sangat
tinggi." [Sahih Bukhari dan Muslim]
3.
Memuji Allah dan bershalawat sebelumnya
Fadhalah bin Ubaid radhiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam mendengar seseorang berdo'a dalam shalatnya dan
tidak memuji Allah dan tidak pula bershalawat kepada Nabi shallallahu
'alaihi wasallam, maka beliau berkata: “Orang ini terburu-buru”.
Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memanggilnya dan bersabda:
« إِذَا
صَلَّى أَحَدُكُمْ فَلْيَبْدَأْ بِتَحْمِيدِ رَبِّهِ جَلَّ وَعَزَّ وَالثَّنَاءِ عَلَيْهِ
ثُمَّ يُصَلِّى عَلَى النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- ثُمَّ يَدْعُو بَعْدُ بِمَا
شَاءَ » [سنن أبى داود: صحيح]
“Jika seseorang dari kalian
berdo'a maka mulailah dengan menysukuri Tuhannya jalla wa'azza dan
memuji-Nya, kemudian bershalawat kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam,
kemudian berdo'a setelah itu dengan apa saja yang ia inginkan. [Sunan Abi Daud:
Sahih]
4.
Tidak ragu dalam berdo'a
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
« إِذَا
دَعَا أَحَدُكُمْ فَلاَ يَقُلِ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى إِنْ شِئْتَ وَلَكِنْ لِيَعْزِمِ
الْمَسْأَلَةَ وَلْيُعَظِّمِ الرَّغْبَةَ فَإِنَّ اللَّهَ لاَ يَتَعَاظَمُهُ شَىْءٌ
أَعْطَاهُ » [صحيح البخاري ومسلم]
Jika seseorang di antara
kalian berdo'a, maka jangan mengatakan "Ya Allah .. ampunilah aku jika
Engkau mau", akan tetapi teguhkanlah permintaannya, dan mintalah
sebanyak-banyaknya, karena sesungguhnya Allah tidak merasa berat terhadap
sesuatu yang Ia berikan. [Sahih Bukhari dan Muslim]
5.
Mengulangi do’a tiga kali
Ibnu Mas’ud radhiyallahu 'anhu berkata: Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam selesai dari
shalatnya, beliau mengagkat suaranya kemudian berdo’a atas mereka (kaum
Quraisy), dan beliau jika berdo’a mengulangi do’anya tiga kali, dan jika
meminta mengulangi permintaannya tiga kali, kemudian beliau berdo’a:
«اللهُمَّ،
عَلَيْكَ بِقُرَيْشٍ»
“Ya Allah, timpakan azab-Mu kepada
kaum Quraisy (yang musyrik)”, tiga kali. [Sahih Muslim]
Waktu mustajab, diantaranya:
1)
Sepertiga malam terakhir
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah sallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا
حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ يَقُولُ مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ
مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ [صحيح البخاري ومسلم]
Tuhan kita tabaraka wata'ala turun setiap malam ke langit dunia
pada sepertiga malam terakhir dan berkata: "Siapa yang berdo'a
kepada-Ku akan Kukabulkan, siapa yang meminta kepada-Ku akan Kuberikan, siapa
yang memohon ampun pada-Ku akan Kuampuni!" [Sahih Bukhari dan Muslim]
2)
Ketika bangun dari tidur malam
Dari Mu’adz
bin Jabal radhiyallahu
'anhu; Rasulullah bersabda:
«مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَبِيتُ عَلَى ذِكْرٍ طَاهِرًا،
فَيَتَعَارُّ مِنَ اللَّيْلِ فَيَسْأَلُ اللَّهَ خَيْرًا مِنَ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ
إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ» [سنن أبي داود:
صحيح]
“Tidaklah seorang muslim yang tidur dalam
keadaan berzikir dan suci, kemudian ia terbangun di malam hari lalu meminta
kepada Allah kebaikan dunia dan akhirat kecuali Allah mengabulkan
permintaannya”. [Sunan Abu Daud: Sahih]
3)
Hari jum'at
Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
« يَوْمُ
الْجُمُعَةِ ثِنْتَا عَشْرَةَ - يُرِيدُ سَاعَةً - لاَ يُوجَدُ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللَّهَ
عَزَّ وَجَلَّ شَيْئًا إِلاَّ آتَاهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ فَالْتَمِسُوهَا آخِرَ
سَاعَةٍ بَعْدَ الْعَصْرِ » [سنن أبى داود: صححه الألباني]
“Hari Jum'at ada 12 waktu,
tidak seorang muslim pun yang meminta kepada Allah 'azza wajalla sesuatu
kecuali Allah memberikannya, maka carilah waktu itu dengan berdo'a di akhir
waktu setelah ashar". [Sunan Abi Daud: Sahih]
4)
Antara azan dan iqamah
Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu; Rasulullah sallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
«الدُّعَاءُ لَا يُرَدُّ بَيْنَ الأَذَانِ وَالإِقَامَةِ»
[سنن الترمذي: صححه الألباني]
“Do'a tidak ditolak antara azan dan iqamah”. [Sunan Tirmidzi:
Sahih]
5)
Ketika sujud
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah sallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
« أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ
وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ » [صحيح مسلم]
“Saat yang paling dekat antara hamba dan Tuhannya adalah ketika
ia sujud, maka perbanyaklah berdo'a di saat itu”. [Sahih Muslim]
6)
Dalam majelis dzikir (ilmu)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
" إِنَّ لِلَّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى مَلَائِكَةً
سَيَّارَةً، فُضُلًا يَتَتَبَّعُونَ مَجَالِسَ الذِّكْرِ، فَإِذَا وَجَدُوا مَجْلِسًا
فِيهِ ذِكْرٌ قَعَدُوا مَعَهُمْ، وَحَفَّ بَعْضُهُمْ بَعْضًا بِأَجْنِحَتِهِمْ، حَتَّى
يَمْلَئُوا مَا بَيْنَهُمْ وَبَيْنَ السَّمَاءِ الدُّنْيَا، فَإِذَا تَفَرَّقُوا عَرَجُوا
وَصَعِدُوا إِلَى السَّمَاءِ، قَالَ: فَيَسْأَلُهُمُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ، وَهُوَ أَعْلَمُ
بِهِمْ: مِنْ أَيْنَ جِئْتُمْ؟ فَيَقُولُونَ: جِئْنَا مِنْ عِنْدِ عِبَادٍ لَكَ فِي
الْأَرْضِ، يُسَبِّحُونَكَ وَيُكَبِّرُونَكَ وَيُهَلِّلُونَكَ وَيَحْمَدُونَكَ وَيَسْأَلُونَكَ،
قَالَ: وَمَاذَا يَسْأَلُونِي؟ قَالُوا: يَسْأَلُونَكَ جَنَّتَكَ، قَالَ: وَهَلْ رَأَوْا
جَنَّتِي؟ قَالُوا: لَا، أَيْ رَبِّ قَالَ: فَكَيْفَ لَوْ رَأَوْا جَنَّتِي؟ قَالُوا:
وَيَسْتَجِيرُونَكَ، قَالَ: وَمِمَّ يَسْتَجِيرُونَنِي؟ قَالُوا: مِنْ نَارِكَ يَا
رَبِّ، قَالَ: وَهَلْ رَأَوْا نَارِي؟ قَالُوا: لَا، قَالَ: فَكَيْفَ لَوْ رَأَوْا
نَارِي؟ قَالُوا: وَيَسْتَغْفِرُونَكَ، قَالَ: فَيَقُولُ: قَدْ غَفَرْتُ لَهُمْ فَأَعْطَيْتُهُمْ
مَا سَأَلُوا، وَأَجَرْتُهُمْ مِمَّا اسْتَجَارُوا، قَالَ: فَيَقُولُونَ: رَبِّ فِيهِمْ
فُلَانٌ عَبْدٌ خَطَّاءٌ، إِنَّمَا مَرَّ فَجَلَسَ مَعَهُمْ، قَالَ: فَيَقُولُ: وَلَهُ
غَفَرْتُ هُمُ الْقَوْمُ لَا يَشْقَى بِهِمْ جَلِيسُهُمْ " [صحيح مسلم]
“Sesungguhnya Allah tabaaraka wa ta’aalaa mempunyai beberapa
malaikat yang terus berkeliling mencari majelis dzikir. Apabila mereka telah
menemukan majelis yang di situ disebut nama Allah, maka mereka duduk bersama
orang-orang tersebut, mereka mengelilingi jama’ah itu dengan sayap-sayap
mereka, sehingga memenuhi ruang antara mereka dan langit dunia. Jika
orang-orang tersebut telah selesai, maka mereka naik ke langit”. Nabi berkata : “Kemudian Allah ‘azza wa
jalla bertanya kepada para malaikat tersebut – dan Allah lebih tahu tentang
apa yang mereka lakukan -: “Dari mana kamu sekalian?”. Mereka menjawab: “Kami
datang dari hamba-hamba-Mu di bumi, mereka sedang mensucikan-Mu, bertakbir
kepada-Mu, memuji-Mu, dan memohon kepada-Mu”. Allah bertanya: “Apa yang mereka
minta ?”. Para malaikat menjawab: “Mereka memohon surga-Mu”. Allah
bertanya: “Apakah mereka pernah melihat surga-Ku?”. Para malaikat
menjawab: “Tidak wahai Rabbku”. Kata Allah: “Lalu bagaimana
seandainya mereka pernah melihat surga-Ku”. Para malaikat berkata: “Mereka
juga berlindung kepada-Mu”. Allah bertanya: “Dari apa mereka berlindung
kepada-Ku?”. Para malaikat menjawab: “Dari neraka-Mu wahai Rabbku”.
Allah bertanya: “Apakah mereka pernah melihat neraka-Ku?”. Para malaikat
menjawab : “Tidak”. Kata Allah: “Lalu bagaimana seandainya mereka
pernah melihat neraka-Ku.” Para malaikat berkata: "Dan mereka juga
meminta ampunan-Mu". Maka Allah berfirman: “Aku telah mengampuni
mereka, kemudian Aku memberi apa yang mereka minta dan melindungi mereka dari
apa yang mereka mintai perlindungan.” Para malaikat berkata: “Wahai
Tuhanku, bersama mereka ada seorang hamba yang banyak berbuat salah dan dia
cuma lewat (bukan kelompok mereka) kemudian duduk bersama mereka”. Allah
berfirman: “Dan untuknya juga ampunanku, mereka adalah kaum yang tidak menyengsarakan
orang yang duduk bersama mereka". [Sahih Muslim]
Wallahu a’lam!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...