بسم الله الرحمن الرحيم
Beberapa adab ketika bepergian jauh, diantaranya:
Melakukan shalat
istikharah sebelum berangkat
Jabir bin Abidillah radhiyallahu
'anhuma berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan
kami istikharah dalam segala urusan, sebagaimana beliau mengajarkan kami satu
surah dalam Al-Qur’an, dan beliau bersabda: Jika seorang dari kalian memikirkan
suatu urusan (ingin melakukan sesuatu) maka hendaklah ia shalat dua raka’at di
luar shalat wajib, kemudian membaca:
اللَّهُمَّ إِنِّي
أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِكَ وَأَسْتَقْدِرُكَ
بِقُدْرَتِكَ، وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ العَظِيمِ، فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ
أَقْدِرُ، وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ، وَأَنْتَ عَلَّامُ الغُيُوبِ، اللَّهُمَّ
إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الأَمْرَ خَيْرٌ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي
وَعَاقِبَةِ أَمْرِي - أَوْ قَالَ: عَاجِلِ أَمْرِي وَآجِلِهِ - فَاقْدُرْهُ لِي
وَيَسِّرْهُ لِي، ثُمَّ بَارِكْ لِي فِيهِ، وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا
الأَمْرَ شَرٌّ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي - أَوْ قَالَ: فِي
عَاجِلِ أَمْرِي وَآجِلِهِ - فَاصْرِفْهُ عَنِّي وَاصْرِفْنِي عَنْهُ، وَاقْدُرْ
لِي الخَيْرَ حَيْثُ كَانَ، ثُمَّ أَرْضِنِي
“Ya Allah aku memohon pilihan kepada-Mu
dengan ilmuMu dan memohon kemampuan dengan kekuasaan-Mu dan memohon kepadaMu
dengan karuniaMu yang Agung, karena Engkau Maha berkuasa sedang aku tidak
berkuasa, Engkau Maha Mengetahui sedang aku tidak mengetahui karena Engkaulah
yang Maha Mengetahui perkara yang ghoib. Ya Allah bila Engkau mengetahui bahwa
urusan ini baik untukku, bagi agamaku, kehidupanku dan kesudahan urusanku ini
- atau Beliau bersabda; Di waktu dekat atau di masa nanti - maka
takdirkanlah buatku dan mudahkanlah kemudian berikanlah berkah padanya. Namun
sebaliknya, ya Allah bila Engkau mengetahui bahwa urusan ini buruk untukku,
bagi agamaku, kehidupanku dan kesudahan urusanku ini - atau Beliau
bersabda: Di waktu dekat atau di masa nanti - maka jauhkanlah urusan ini dariku
dan jauhkanlah aku darinya dan tetapkanlah buatku urusan yang baik saja
dimanapun adanya kemudian paskanlah hatiku dengan ketepanMu itu".
Beliau bersabda: "Dia sebutkan urusan yang
sedang diminta pilihannya itu". [Sahih Bukhari]
Berwasiat kepada keluarga
yang ditinggal
Seseorang tidak tahu kapan ajalnya tiba, dan di mana ia akan tiba. Allah
subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا
وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ} [لقمان: 34]
Dan
tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan
diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana
dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. [Luqman:34]
Dari
Abdullah bin Umar radhiyallahu
'anhuma; Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
«مَا حَقُّ امْرِئٍ مُسْلِمٍ لَهُ شَيْءٌ يُوصِي
فِيهِ، يَبِيتُ لَيْلَتَيْنِ إِلَّا وَوَصِيَّتُهُ مَكْتُوبَةٌ عِنْدَهُ» [صحيح البخاري ومسلم]
“Tidak berhak seorang muslim yang memiliki sesuatu yang bisa diwasiatkan
padanya, kemudian ia tidur dua malam kecuali wasiatnya telah tertulis di
sisinya”. [Sahih Bukhari dan Muslim]
Minta maaf pada orang
yang pernah ia dzalimi
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bertanya kepada para
sahabatnya: "Tahukah kalian apa itu bangkrut?"
Sahabat menjawab: Orang yang bangkrut dikalangan
kami adalah orang yang tidak memiliki dirham dan harta benda!
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي يَأْتِي يَوْمَ
الْقِيَامَةِ بِصَلَاةٍ، وَصِيَامٍ، وَزَكَاةٍ، وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا، وَقَذَفَ
هَذَا، وَأَكَلَ مَالَ هَذَا، وَسَفَكَ دَمَ هَذَا، وَضَرَبَ هَذَا، فَيُعْطَى هَذَا
مِنْ حَسَنَاتِهِ، وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ، فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ
يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ، ثُمَّ طُرِحَ
فِي النَّارِ» [صحيح مسلم]
"Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku adalah orang
yang datang di hari kiamat dengan pahala salat, puasa, dan zakat. Akan tetapi
ia telah mencaci si Ini, menuduh si Ini, memakan harta si Ini (dengan tidak
halal), meneteskan darah si Ini, dan memukul si Ini. Maka pahala kebaikannya
diberikan kepada si Ini dan si Ini, kemudian jika pahala kebaikannya sudah habis
sebelum menutupi semua kezalimannya maka dosa-dosa mereka diberikan kepadanya,
kemudian ia dijerumuskan ke neraka". [Sahih Muslim]
Pamitan kepada keluarga
dan orang-orang shaleh yang ditinggalkan dan meminta do’a dari mereka
Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam jika melepaskan seseorang yang akan bepergian jauh, beliau memegang
tangannya, maka beliau tidak melepaskannya sampai orang itu yang lebih dahulu
melepaskan tangan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan beliau
membaca:
«اسْتَوْدِعِ
اللَّهَ دِينَكَ وَأَمَانَتَكَ وَآخِرَ عَمَلِكَ»
"Aku menitipkan kepada Allah (penjagaan) agamamu, amanahmu
(keluarga, harta, titipan dll), dan amalan terakhirmu ." [Sunan Tirmidziy: Sahih]
Tidak bepergian sendiri
Dari Ibnu Umar radhiyallahu
'anhuma; Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
«لَوْ يَعْلَمُ النَّاسُ مَا فِي الوَحْدَةِ مَا أَعْلَمُ، مَا سَارَ رَاكِبٌ
بِلَيْلٍ وَحْدَهُ» [صحيح البخاري]
"Seandainya orang tahu bahaya (yang akan dihadapi oleh orang yang)
menyendiri seperti apa yang aku ketahui, maka tidak ada lagi orang yang mau
bepergian dengan kendaraan di malam hari sendirian." [Sahih Bukhari]
Lihat: Bahaya sendirian
Membawa istri jika
memungkinkan
Aisyah radhiyallahu 'anha berkata:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَرَادَ سَفَرًا
أَقْرَعَ بَيْنَ نِسَائِهِ، فَأَيَّتُهُنَّ خَرَجَ سَهْمُهَا خَرَجَ بِهَا مَعَهُ [صحيح البخاري]
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam jika
hendak bepergian jauh, beliau mengundi istri-istrinya, maka siapa dari mereka
yang keluar undiannya maka ia akan pergi bersama beliau. [Sahih Bukhari]
Memilih teman seperjalanan yang baik
Dari Abu Sa’id Al-Khudriy radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
«لَا تُصَاحِبْ إِلَّا مُؤْمِنًا، وَلَا يَأْكُلْ
طَعَامَكَ إِلَّا تَقِيٌّ» [سنن أبي داود:
حسنه الألباني]
“Janganlah engaku berteman kecuali dengan
sorang yang beriman, dan janganlah ada yang memakan makananmu kecuali orang
yang bertakwa”. [Sunan Abi Daud: Hasan]
Menunjuk seorang
pemimpin dalam perjalanan jika bepergian lebih dari dua orang
Dari Abu Sa’id Al-Khudriy radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
«إِذَا كَانُوا ثَلَاثَةً فَلْيَؤُمَّهُمْ أَحَدُهُمْ،
وَأَحَقُّهُمْ بِالْإِمَامَةِ أَقْرَؤُهُمْ» [صحيح مسلم]
“Jika mereka (bepergian jauh) tiga orang maka tunjuklah seeorang
pemimpin dari mereka, dan yang paling berhak menjadi imam adalah yang paling
baik bacaan Al-Qur’annya”. [Sahih Muslim]
Tidak membawa anjing
dan lonceng dalam bepergian jauh
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
«لَا تَصْحَبُ الْمَلَائِكَةُ رُفْقَةً فِيهَا
كَلْبٌ وَلَا جَرَسٌ» [صحيح مسلم]
“Malaikat (pembawa rahmat) tidak akan
bersama dengan satu kelompok yang bepergian yang membawa anjing dan lonceng”.
[Sahih Muslim]
Dalam riwayat lain:
«الْجَرَسُ مَزَامِيرُ الشَّيْطَانِ» [صحيح مسلم]
“Lonceng adalah suara setan”. [Sahih Muslim]
Wanita tidak bepergian tanpa muhrim
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
«لاَ يَحِلُّ لِامْرَأَةٍ تُؤْمِنُ بِاللَّهِ
وَاليَوْمِ الآخِرِ أَنْ تُسَافِرَ مَسِيرَةَ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ لَيْسَ مَعَهَا حُرْمَةٌ»
[صحيح البخاري ومسلم]
“Tidak halal bagi seorang wanita yang
beriman kepada Allah dan hari Akhir, bepergian sejauh pejalanan sehari semalam,
kecuali bersama seorang muhrim (yang haram ia nikahi untuk selama-lamanya)”.
[Sahih Bukhari dan Muslim]
Lihat: Wanita keluar rumah
Dianjurkan bepergian
pada hari kamis
Ka’b bin Malik radhiyallahu
'anhu berkata:
«أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
خَرَجَ يَوْمَ الخَمِيسِ فِي غَزْوَةِ تَبُوكَ وَكَانَ يُحِبُّ أَنْ يَخْرُجَ يَوْمَ
الخَمِيسِ» [صحيح البخاري]
Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam keluar pada hari Kamis pada perang Tabuk, dan beliau suka keluar
(bepergian jauh) pada hari Kamis. [Sahih Bukhari]
Dalam riwayat lain:
«لَقَلَّمَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْرُجُ، إِذَا خَرَجَ فِي سَفَرٍ إِلَّا يَوْمَ الخَمِيسِ» [صحيح البخاري]
“Jarang sekali Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam keluar jika beliau keluar dalam perjalanan jauh kecuali pada hari
Kamis”. [Sahih Bukhari]
Bepergian di pagi hari
Dari Shakhr Al-Gamidiy radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam berdo’a:
«اللَّهُمَّ بَارِكْ لِأُمَّتِي فِي بُكُورِهَا»
“Ya Allah, berilah berkah untuk umatku di
pagi harinya”
Dan beliau jika mengutus tentara perang, beliu
mengutusnya di pagi hari. [Sunan Abi Daud: Sahih]
Membaca do’a ketika melihat
daerah tujuan
Shuhaib radhiyallahu
'anhu berkata: Sesungguhnya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak melihat kampung yang akan
beliau masuki kecuali beliau membaca ketika melihatnya:
«اللَّهُمَّ رَبِّ
السَّمَوَاتِ السَّبْعِ وَمَا أَظْلَلْنَ، وَرَبِّ الْأَرَضِينَ وَمَا أَقْلَلْنَ،
وَرَبِّ الشَّيَاطِينَ وَمَا أَضْلَلْنَ، وَرَبِّ الرِّيَاحِ وَمَا ذَرَيْنَ،
فَإِنَّا نَسْأَلُكَ خَيْرَ هَذِهِ الْقَرْيَةِ، وَخَيْرَ أَهْلِهَا وَنَعُوذُ
بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ أَهْلِهَا وَشَرِّ مَا فِيهَا»
“Ya Allah, Rabb langit yang tujuh dan apa yang
dinaunginya, Rabb semua bumi dan apa yang ditampungnya, Rabb semua setan dan
apa yang disesatkannya, Rabb angina dan apa yang dihembuskannya. Sesungguhnya
kami meminta kepada-Mu kebaikan kampung ini dan kebaikan penduduknya, dan kami
berlindung kepada-Mu dari keburukannya dan keburukan penduduknya, dan keburukan
apa yang ada di dalamnya”. [Sahih Ibnu Khuzaimah]
Memperbanyak do’a dalam perjalanan
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah sallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
" ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لَا
شَكَّ فِيهِنَّ: دَعْوَةُ الْوَالِدِ، وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ، وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ
" [سنن أبي داود: حسنه الألباني]
“Tiga do'a yang akan dikabulkan tanpa ada keraguan; do'a ibu
bapak, do'a seorang musafir (yang bepergian jauh), dan do’a orang yang
terdzalimi”. [Sunan Abi Daud: Hasan]
Shalat sunnah di atas
kendaraan
Ibnu Umar radhiyallahu
'anhuma berkata:
«كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يُصَلِّي فِي السَّفَرِ عَلَى رَاحِلَتِهِ، حَيْثُ تَوَجَّهَتْ بِهِ يُومِئُ إِيمَاءً
صَلاَةَ اللَّيْلِ، إِلَّا الفَرَائِضَ وَيُوتِرُ عَلَى رَاحِلَتِهِ» [صحيح البخاري ومسلم]
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat
dalam perjalan jauhnya di atas kendaraannya, kemana pun wajahnya mengarah,
beliau mengangguk dalam shalat malam, kecuali shalat wajib, dan beliau
mendirikan witir di atas kendaraannya. [Sahih Bukhari dan Muslim]
Berbuat baik kepada teman seperjalanan
Abu Sa’id Al-Khudriy radhiyallahu 'anhu berkata: Ketika kami
sedang dalam perjalanan jauh bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
tiba-tiba datang seorang lelaki yang menunggangi kendaraannya, kemudian ia melihat
ke kanan dan ke kiri, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«مَنْ كَانَ مَعَهُ فَضْلُ ظَهْرٍ، فَلْيَعُدْ
بِهِ عَلَى مَنْ لَا ظَهْرَ لَهُ، وَمَنْ كَانَ لَهُ فَضْلٌ مِنْ زَادٍ، فَلْيَعُدْ
بِهِ عَلَى مَنْ لَا زَادَ لَهُ»
“Barangsiapa yang memiliki kelebihan tunggangan
maka hendaklah ia memberikannya kepada yang tidak punya tunggangan, dan
barangsiapa yang memiliki kelebihan bekal, maka hendaklah ia memberi kepada
yang tidak punya bekal”
Dan beliau menyebutkan beberapa jenis harta
sampai kami menyangkat bahwa tidak ada hak bagi seseorang dari kami pada satu
kelebihan. [Sahih Muslim]
Membaca do’a ketika tiba di suatu tempat
Dari Khaulah binti Hakim As-Sulamiyah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang singgah di sutau tempat,
kemudian membaca:
أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ
التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
“Aku berlindung dengan kalimat Allah yang
sempurna dan kejahatan yang diciptakan”,
Maka tidak ada sesutau punya yang menyakitinya
sampai ia meninggalkan tempatnya itu”. [Sahih Muslim]
Tidak berpencar ketika tiba di suatu tempat
Abu Tsa’labah Al-Khusyaniy radhiyallahu 'anhu berkata: Jika
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam singgah di sutau tempat, para
sahabat saling berpencar di jalan-jalan dan sela-sela gunung, maka Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
«إِنَّ تَفَرُّقَكُمْ فِي هَذِهِ الشِّعَابِ وَالْأَوْدِيَةِ،
إِنَّمَا ذَلِكُمْ مِنَ الشَّيْطَانِ»
“Sesungguhnya berpencar kalian di jalan-jalan
dan sela-sela gunung ini adalah amalan setan”
Maka mereka tidak singgah di suatu tempat
setelah itu kecuali mereka saling berkumpul satu sama lain, sampai dikatakan:
Seandainya dibentangkan di atas mereka satu pakaian maka akan mencukupi mereka.
[Sunan Abi Daud: Sahih]
Tidak singgah di pinggiran jalan
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«إِذَا
سَافَرْتُمْ فِي الْخِصْبِ، فَأَعْطُوا الْإِبِلَ حَظَّهَا مِنَ الْأَرْضِ، وَإِذَا
سَافَرْتُمْ فِي السَّنَةِ، فَبَادِرُوا بِهَا نِقْيَهَا، وَإِذَا عَرَّسْتُمْ، فَاجْتَنِبُوا
الطَّرِيقَ، فَإِنَّهَا طُرُقُ الدَّوَابِّ، وَمَأْوَى الْهَوَامِّ بِاللَّيْلِ» [صحيح مسلم]
"Jika kalian bepergian
jauh (mengendarai hewan) di musim tanaman subur maka berilah onta bagiannya
memakan dari tanaman bumi, dan jika kalian bepergian jauh di musim kemarau maka
bergegaslah tiba di tujuan. Dan jika kalian singgah untuk istirahat maka menjauhlah
dari jalan karena itu adalah tempat lalu lalang hewan dan tempat berkerumun
serangga di malam hari". [Sahih Muslim]
Kembali secepatnya
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
«السَّفَرُ قِطْعَةٌ مِنَ العَذَابِ، يَمْنَعُ
أَحَدَكُمْ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ وَنَوْمَهُ، فَإِذَا قَضَى نَهْمَتَهُ، فَلْيُعَجِّلْ
إِلَى أَهْلِهِ» [صحيح البخاري
ومسلم]
“Bepergian jauh adalah bagian dari siksaan, mencegah seseorang
dari kalian dari makan, minum, dan tidurnya, maka jika ia sudah menyelesaikan
urusannya, maka hendaklah ia bergegas kembali ke keluarganya”. [Sahih Bukhari
dan Muslim]
Tidak sampai ke rumah
secara tiba-tiba
Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
«إِذَا قَدِمَ أَحَدُكُمْ لَيْلًا، فَلَا يَأْتِيَنَّ
أَهْلَهُ طُرُوقًا، حَتَّى تَسْتَحِدَّ الْمُغِيبَةُ، وَتَمْتَشِطَ الشَّعِثَةُ» [صحيح مسلم]
“Jika seseorang dari kalian tiba dari
bepergian jauh di malam hari, maka janganlah ia mendatangi istrinya malam hari
(secara tiba-tiba) sampai ia bersiap menerima yang telah lama pergi, dan
menyisir rambutnya yang kusut”. [Sahih Muslim]
Setelah tiba di kampung halaman, shalat dua raka’at di masjid kemudian
masuk rumah
Ka’b bin Malik radhiyallahu
'anhu berkata:
«أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
كَانَ إِذَا قَدِمَ مِنْ سَفَرٍ، ضُحًى دَخَلَ المَسْجِدَ، فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ
أَنْ يَجْلِسَ» [صحيح البخاري]
Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam jika tiba dari bepergian jauh di waktu dhuhaaa, beliau masuk masjid kemudian
shalat dua raka’at sebelum duduk. [Sahih Bukhari]
Berpelukan dengan kerabat dan sahabat
Anas radhiyallahu
'anhu berkata:
«كَانَ أَصْحَابُ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ إِذَا تَلَاقَوْا تَصَافَحُوا، وَإِذَا قَدِمُوا مِنْ سَفَرٍ تَعَانَقُوا»
[المعجم الأوسط: حسنه
الألباني]
Sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
jika bertemu saling bersalaman, dan jika tiba dari bepergian jauh mereka
berpelukan. [Al-Mu’jam Al-Ausath: Hasan]
Memberi makan setelah tiba dari perjalanan jauh
Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhuma berkata:
«أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ لَمَّا قَدِمَ المَدِينَةَ، نَحَرَ جَزُورًا أَوْ بَقَرَةً» [صحيح البخاري]
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika
tiba di Madinah, beliau menyembelih onta atau sapi. [Sahih Bukhari]
Wallahu a’lam!
Referensi:
الدليل الفقهي للمسافر المسلم، تأليف: محمد عثمان الخشت
صلاة المسافر- مفهوم، وأنواع، وآداب، ودرجات، وأحكام في ضوء الكتاب والسنة، تأليف: د. سعيد
القحطاني
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...