Minggu, 16 September 2012

Meminta, Memberi, dan Menerima


بسم الله الرحمن الرحيم


Sering kita merasa dilema jika bertemu dengan peminta-minta, apakah kita memberi atau tidak. Begitu juga saat kita ingin meminta atau menerima pemberian orang lain, antara menerima dan menolak!

Siapa fakir miskin yang sebernarnya?

{لِلْفُقَرَاءِ الَّذِينَ أُحْصِرُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ لَا يَسْتَطِيعُونَ ضَرْبًا فِي الْأَرْضِ يَحْسَبُهُمُ الْجَاهِلُ أَغْنِيَاءَ مِنَ التَّعَفُّفِ تَعْرِفُهُمْ بِسِيمَاهُمْ لَا يَسْأَلُونَ النَّاسَ إِلْحَافًا وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ خَيْرٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ} [البقرة: 273]
(Berinfaqlah) kepada orang-orang fakir yang terikat (oleh jihad) di jalan Allah; mereka tidak dapat (berusaha) di bumi; orang yang tidak tahu menyangka mereka orang kaya karena memelihara diri dari minta-minta. Kamu kenal mereka dengan melihat sifat-sifatnya, mereka tidak meminta kepada orang dengan cara mendesak. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka sesungguhnya Allah Maha Mengatahui. [Al-Baqarah:273]

Dari Abu Hurairah –radhiyallahu ‘anhu-; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«لَيْسَ المِسْكِينُ الَّذِي تَرُدُّهُ الأُكْلَةَ وَالأُكْلَتَانِ، وَلَكِنِ المِسْكِينُ الَّذِي لَيْسَ لَهُ غِنًى، وَيَسْتَحْيِي أَوْ لاَ يَسْأَلُ النَّاسَ إِلْحَافًا» [صحيح البخاري ومسلم]
“Bukan sebenarnya orang miskin yang menerima pemberian sesuap atau dua suap, akan tetapi orang miskin sebenarnya adalah yang tidak memiliki kecukupan dan merasa malu (untuk meminta), atau tidak meminta kepada orang dengan cara mendesak”. [Sahih Bukhari dan Muslim]

Dalam riwayat lain:
«لَيْسَ المِسْكِينُ الَّذِي يَطُوفُ عَلَى النَّاسِ تَرُدُّهُ اللُّقْمَةُ وَاللُّقْمَتَانِ، وَالتَّمْرَةُ وَالتَّمْرَتَانِ، وَلَكِنِ المِسْكِينُ الَّذِي لاَ يَجِدُ غِنًى يُغْنِيهِ، وَلاَ يُفْطَنُ بِهِ، فَيُتَصَدَّقُ عَلَيْهِ وَلاَ يَقُومُ فَيَسْأَلُ النَّاسَ» [صحيح البخاري ومسلم]
“Bukan sebenarnya orang miskin yang berkeliling (meminta) orang-orang dan menerima pemberian sesuap atau dua suap, sebiji kurma atau dua biji, akan tetapi orang miskin sebenarnya adalah yang tidak mendapatkan kecukupan untuk memenuhi kebutuhannya dan tidak ketahuan sehingga orang bersedekah kepadanya, dan ia tidak meminta kepada orang-orang”. [Sahih Bukhari dan Muslim]

Meminta-minta dibenci Allah subhanahu wata'ala

Dari Al-Mugirah bin Syu'bah radhiyallahu ‘anhu-; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
" إِنَّ اللَّهَ كَرِهَ لَكُمْ ثَلاَثًا: قِيلَ وَقَالَ، وَإِضَاعَةَ المَالِ، وَكَثْرَةَ السُّؤَالِ " [صحيح البخاري ومسلم]
“Sesungguhnya Allah membenci tiga hal dari kalian: Banyak bicara (menukil perkataan orang), menghamburkan harta, dan banyak meminta”. [Sahih Bukhari dan Muslim]

Bahaya meminta-minta

Dari Abu Hurairah –radhiyallahu ‘anhu-; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«مَنْ سَأَلَ النَّاسَ أَمْوَالَهُمْ تَكَثُّرًا، فَإِنَّمَا يَسْأَلُ جَمْرًا فَلْيَسْتَقِلَّ أَوْ لِيَسْتَكْثِرْ» [صحيح مسلم]
“Barangsiapa yang meminta harta orang lain untuk memperbanyak hartanya sendiri (bukan karena membutuhkan), maka sebenarnya ia telah meminta batu neraka. Maka silahkan ia mempersedikit atau memperbanyak”. [Sahih Muslim]

Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma-; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«مَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَسْأَلُ النَّاسَ، حَتَّى يَأْتِيَ يَوْمَ القِيَامَةِ لَيْسَ فِي وَجْهِهِ مُزْعَةُ لَحْمٍ» [صحيح البخاري ومسلم]
“Seseorang senantiasa meminta kepada orang-orang sampai ia datang di hari kiamat tanpa ada di wajahnya sekerat daging”. [Sahih Bukhari dan Muslim]

Dari Abu Kabsyah Al-Anmariy –radhiyallahu ‘anhu-; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«ثَلَاثَةٌ أُقْسِمُ عَلَيْهِنَّ وَأُحَدِّثُكُمْ حَدِيثًا فَاحْفَظُوهُ: مَا نَقَصَ مَالُ عَبْدٍ مِنْ صَدَقَةٍ، وَلَا ظُلِمَ عَبْدٌ مَظْلِمَةً فَصَبَرَ عَلَيْهَا إِلَّا زَادَهُ اللَّهُ عِزًّا، وَلَا فَتَحَ عَبْدٌ بَابَ مَسْأَلَةٍ إِلَّا فَتَحَ اللَّهُ عَلَيْهِ بَابَ فَقْرٍ أَوْ كَلِمَةً نَحْوَهَا» [سنن الترمذي: صحيح]
“Ada tiga hal aku bersumpah atasnya, dan aku akan menyampaikan kepada kalian satu hadits maka hafalkanlah; Tidaklah berkurang harta seorang hamba karena sedekah, dan tidaklah seorang hamba didzalimi dengan satu kedzaliman kemudian ia bersabar atasnya kecuali Allah menambahkan kepadanya kemuliaan, dan tidaklah seorang hamba membuka pintu meminta kecuali Allah membuka pintu kemiskinan padanya atau ucapan sepertinya”. [Sunan At-Tirmidziy: Sahih]

Dari Abu Hurairah –radhiyallahu ‘anhu-; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
" يَا أَبَا بَكْرٍ ثَلَاثٌ كُلُّهُنَّ حَقٌّ: مَا مِنْ عَبْدٍ ظُلِمَ بِمَظْلَمَةٍ فَيُغْضِي عَنْهَا لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ، إِلَّا أَعَزَّ اللهُ بِهَا نَصْرَهُ، وَمَا فَتَحَ رَجُلٌ بَابَ عَطِيَّةٍ، يُرِيدُ بِهَا صِلَةً، إِلَّا زَادَهُ اللهُ بِهَا كَثْرَةً، وَمَا فَتَحَ رَجُلٌ بَابَ مَسْأَلَةٍ، يُرِيدُ بِهَا كَثْرَةً، إِلَّا زَادَهُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ بِهَا قِلَّةً " [مسند أحمد: حسن]
“Wahai Abu Bakr, tiga perkara semuanya adalah hak: (1) Tidaklah seorang hamba dizalimi dengan satu kedzaliman kemudian ia mengabaikannya demi Allah ‘azza wajalla, kecuali Allah akan memuliakannya dengan pertolongan-Nya. (2) Dan tidaklah seorang membuka pintu memberi, dengannya ia mengharapkan silaturahim, kecuali Allah akan menambahkannya harta yang banyak. (3) Dan tidaklah seorang membuka pintu meminta, dengannya ia menginginkan banyak harta, kecuali Allah akan menambahkannya kekurangan harta”. [Musnad Ahmad: Hasan]

Ukuran orang yang berkecukupan

Dari Sahl bin Handzaliah Al-Anshariy radhiyallahu ‘anhu-; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
مَنْ سَأَلَ وَعِنْدَهُ مَا يُغْنِيهِ فَإِنَّمَا يَسْتَكْثِرُ مِنْ جَمْرِ جَهَنَّمَ
“Barangsiapa yang meminta padahal ia memiliki sesuatu yang mencukupinya maka sesungguhnya ia telah memperbanyak (mengumpulkan) batu neraka”.
Seorang bertanya: Ya Rasulullah, berapa ukurang yang mencukupinya?
Rasulullah menjawab:
«مَا يُغَدِّيهِ وَيُعَشِّيهِ» [صحيح ابن حبان]
“Memiliki sesuatu yang ia makan di waktu siang dan malam hari”. [Sahih Ibnu Hibbaan]

Dalam riwayat lain, Sahabat bertanya: Ya Rasulullah, berapa ukurang kecukupan yang tidak boleh meminta lagi?
Rasulullah menjawab:
«أَنْ يَكُونَ لَهُ شِبْعُ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ» [سنن أبي داود: صحيح]
“Ia memiliki makanan yang mengenyangkan sehari semalam”. [Sunan Abu Daud: Sahih]

Dari Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu ‘anhu-; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«مَنْ سَأَلَ النَّاسَ وَلَهُ مَا يُغْنِيهِ جَاءَ يَوْمَ القِيَامَةِ وَمَسْأَلَتُهُ فِي وَجْهِهِ خُمُوشٌ، أَوْ خُدُوشٌ، أَوْ كُدُوحٌ»
“Barangsiapa yang meminta kepada orang-orang padahal ia memiliki apa yang mencukupinya maka ia akan datang pada hari kiamat bersama permintaannya dengan luka-luka di wajahnya”.
Rasulullah ditanya: Ya Rasulullah, berapa ukuran yang mencukupinya?
Rasulullah menjawab:
 «خَمْسُونَ دِرْهَمًا، أَوْ قِيمَتُهَا مِنَ الذَّهَبِ» [سنن الترمذي: صحيح]
“Lima puluh dirham atau seharganya dari emas”. [Sunan Tirmidzi: Sahih]

Selalu merasa cukup atas karunia Allah

Abu Sa'id Al-Khudriy radhiyallahu ‘anhu- berkata: Beberapa orang dari kaum Anshar meminta kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu Rasulullah memberi mereka, kemudian mereka meminta lagi lalu Rasulullah memberi mereka, kemudian meminta lagi lalu Rasulullah memberi mereka sampai habis apa yang beliau miliki, kemudian bersabda:
«مَا يَكُونُ عِنْدِي مِنْ خَيْرٍ فَلَنْ أَدَّخِرَهُ عَنْكُمْ، وَمَنْ يَسْتَعْفِفْ يُعِفَّهُ اللَّهُ، وَمَنْ يَسْتَغْنِ يُغْنِهِ اللَّهُ وَمَنْ يَتَصَبَّرْ يُصَبِّرْهُ اللَّهُ، وَمَا أُعْطِيَ أَحَدٌ عَطَاءً خَيْرًا وَأَوْسَعَ مِنَ الصَّبْرِ» [صحيح البخاري ومسلم]
“Apa yang aku miliki dari kebaikan maka pasti aku tidak akan menyembunyikannya dari kalian, dan barangsiapa yang menjaga kehormatannya maka Allah akan menjaga kehormatannya, dan barangsiapa yang merasa cukup maka Allah akan mencukupinya, dan barangsiapa yang berusaha sabar maka Allah akan menyabarkannya, dan seseorang tidak diberi sesuatu yang lebih baik dan luas daripada kesabaran”. [Sahih Bukhari dan Muslim]

Berusaha agar tidak meminta

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu-; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَأَنْ يَأْخُذَ أَحَدُكُمْ حَبْلَهُ، فَيَحْتَطِبَ عَلَى ظَهْرِهِ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَأْتِيَ رَجُلًا، فَيَسْأَلَهُ أَعْطَاهُ أَوْ مَنَعَهُ» [صحيح البخاري]
“Demi (Allah) Yang jiwaku berada di tangan-Nya, seseorang dari kalian mengambil talinya kemudian memikul kayu bakar di atas pundaknya lebih baik baginya daripada mendatangi seseorang kemudian meminta-minta kepadanya lalu ia diberi atau ditolak”. [Sahih Bukhari]

Dalam riwayat lain:
«لَأَنْ يَغْدُوَ أَحَدُكُمْ، فَيَحْطِبَ عَلَى ظَهْرِهِ، فَيَتَصَدَّقَ بِهِ وَيَسْتَغْنِيَ بِهِ مِنَ النَّاسِ، خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَسْأَلَ رَجُلًا، أَعْطَاهُ أَوْ مَنَعَهُ ذَلِكَ، فَإِنَّ الْيَدَ الْعُلْيَا أَفْضَلُ مِنَ الْيَدِ السُّفْلَى، وَابْدَأْ بِمَنْ تَعُولُ» [صحيح مسلم]
“Seseorang dari kalian pergi di pagi hari kemudian memikul kayu bakar di atas pundaknya kemudian bersedekah dan mencukupi dirinya dari meminta-minta kepada orang lain lebih baik darinya daripada meminta-minta kepada seseorang lalu ia diberi atau ditolak permintaannya, karena sesungguhnya tangan yang di atas (memberi) lebih baik daripada tangan yang di bawah (meminta), dan mulailah memberi kepada orang yang menjadi tanggunganmu”. [Shahih Muslim]

Auf bin Malik Al Asyja'irahdiyallahu ‘anhu- berkata; Kami pernah berada dekat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam selama sembilan atau delapan atau tujuh hari. Saat kami hendak berpisah, beliau bersabda: "Apakah kalian tidak berbai'at kepada Rasulullah?"
Ketika itu kami baru saja berbai'at kepada beliau, maka kami pun menjawab, "Sesungguhnya kami telah berbai'at kepadamu wahai Rasulullah."
Kemudian beliau bertanya lagi: "Apakah kalian tidak berbai'at kepada Rasulullah?"
Kami menjawab, "Sungguh, kami telah berbai'at kepada Anda wahai Rasulullah."
Beliau mengulangi pertanyaannya: "Apakah kalian tidak berbai'at kepada Rasulullah?"
Maka kami pun mengulurkan tangan sambil berujar, "Sesungguhnya kami telah berbai'at kepada Tuan, lalu atas apa lagi kami berbai'at kepada Tuan wahai Rasulullah?"
Beliau menjawab,
«عَلَى أَنْ تَعْبُدُوا اللهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا، وَالصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ، وَتُطِيعُوا - وَأَسَرَّ كَلِمَةً خَفِيَّةً - وَلَا تَسْأَلُوا النَّاسَ شَيْئًا»
"Bahwa kalian akan menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatupun juga, akan menegakkan shalat lima waktu, akan berlaku patuh, -kemudian beliau melirihkan perkataannya- dan tidak akan meminta sesuatupun kepada orang banyak."
Auf berkata; Aku pernah melihat sebagian dari mereka itu suatu saat cambuknya jatuh, tetapi ia tidak meminta tolong sedikit pun kepada orang lain untuk mengambilkannya." [Shahih Muslim]

Dari Tsauban -maula Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam-; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«مَنْ يَكْفُلُ لِي أَنْ لَا يَسْأَلَ النَّاسَ شَيْئًا، وَأَتَكَفَّلُ لَهُ بِالْجَنَّةِ؟» [سنن أبي داود: صححه الألباني]
“Siapa yang memberi jaminan padaku untuk tidak meminta kepada manusia sesuatu pun, dan aku akan menjamin untuknya dengan surga?”
Tsauban berkata: Saya.
Maka Tsauban tidak pernah meminta seseuatu pun pada seseoang. [Sunan Abi Daud: Shahih]

Dari 'Aidz bin 'Amruradhiyallahu ‘anhu-; seseorang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu ia meminta sesuatu kepada beliau. Beliau memberinya. Tatkala ia meletakkan kakinya didepan pintu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«لَوْ تَعْلَمُونَ مَا فِي الْمَسْأَلَةِ، مَا مَشَى أَحَدٌ إِلَى أَحَدٍ يَسْأَلُهُ شَيْئًا»

"Jika kalian tahu resiko meminta-minta, tidak ada seorang pun yang pergi kepada seseorang untuk meminta sesuatu kepadanya." [Sunan An-Nasa’i: Hasan]

Meminta hanya kepada Allah

Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu-; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«مَنْ أَصَابَتْهُ فَاقَةٌ، فَأَنْزَلَهَا بِالنَّاسِ، لَمْ تُسَدَّ فَاقَتُهُ، وَمَنْ أَنْزَلَهَا بِاللَّهِ، أَوْشَكَ اللَّهُ لَهُ، بِالْغِنَى، إِمَّا بِمَوْتٍ عَاجِلٍ، أَوْ غِنًى عَاجِلٍ» [سنن أبي داود: صححه الألباني]
“Siapa yang ditimpa kesusahan lalu mengeluhkannya kepada manusia, maka tidaklah akan ditutupi kesusuahannya. Dan siapa yang mengeluhkannya kepada Allah, niscaya Allah akan memberikan kecukupan padanya, apakah dengan kematian yang segera, atau kecukupan yang cepat”. [Sunan Abi Daud: Sahih]

Meminta saat membutuhkan

Nabi Musa dan Khidir –‘alaihimassalam- minta diberi makan oleh penduduk kampung:
{فَانْطَلَقَا حَتَّى إِذَا أَتَيَا أَهْلَ قَرْيَةٍ اسْتَطْعَمَا أَهْلَهَا فَأَبَوْا أَنْ يُضَيِّفُوهُمَا} [الكهف: 77]
Maka keduanya berjalan; hingga tatkala keduanya sampai kepada penduduk suatu negeri, mereka minta dijamu kepada penduduk negeri itu. [Al-Kahfi: 77]

Dari Samurah bin Jundab –radhiyallahu ‘anhu-; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«إِنَّ المَسْأَلَةَ كَدٌّ يَكُدُّ بِهَا الرَّجُلُ وَجْهَهُ، إِلَّا أَنْ يَسْأَلَ الرَّجُلُ سُلْطَانًا، أَوْ فِي أَمْرٍ لَا بُدَّ مِنْهُ» [سنن الترمذي: صححه الألباني]
“Sesungguhnya meminta adalah aib yang mencoreng wajah seseorang, kecuali seorang yang meminta kepada penguasa (haknya), atau pada urusan yang mendesak (darurat)”. [Sunan Tirmidziy: Sahih]

Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wasallam- terkadang meminta bantuan kepada sahabatnya.

Abu Hurairahradhiyallahu ‘anhu- berkata, "Aku mengikuti Nabi shallallahu 'alaihi wasallam saat beliau keluar untuk buang hajat, dan beliau tidak menoleh (ke kanan atau ke kiri) hingga aku pun mendekatinya. Lalu Beliau bersabda:
«ابْغِنِي أَحْجَارًا أَسْتَنْفِضْ بِهَا - أَوْ نَحْوَهُ - وَلاَ تَأْتِنِي بِعَظْمٍ، وَلاَ رَوْثٍ»
"Carikan untukku batu untuk aku gunakan beristinja' dan jangan bawakan tulang atau kotoran hewan."
Lalu aku datang kepada beliau dengan membawa kerikil di ujung kainku, batu tersebut aku letakkan di sisinya, lalu aku berpaling darinya. Setelah selesai beliau gunakan batu-batu tersebut." [Shahih Bukhari]

Yang halal meminta

Dari Qabishah bin Mukhariq Al-Hilaliy –radhiyallahu ‘anhu-; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
" يَا قَبِيصَةُ إِنَّ الْمَسْأَلَةَ لَا تَحِلُّ إِلَّا لِأَحَدِ ثَلَاثَةٍ رَجُلٍ، تَحَمَّلَ حَمَالَةً، فَحَلَّتْ لَهُ الْمَسْأَلَةُ حَتَّى يُصِيبَهَا، ثُمَّ يُمْسِكُ، وَرَجُلٌ أَصَابَتْهُ جَائِحَةٌ اجْتَاحَتْ مَالَهُ، فَحَلَّتْ لَهُ الْمَسْأَلَةُ حَتَّى يُصِيبَ قِوَامًا مِنْ عَيْشٍ - أَوْ قَالَ سِدَادًا مِنْ عَيْشٍ - وَرَجُلٌ أَصَابَتْهُ فَاقَةٌ حَتَّى يَقُومَ ثَلَاثَةٌ مِنْ ذَوِي الْحِجَا مِنْ قَوْمِهِ: لَقَدْ أَصَابَتْ فُلَانًا فَاقَةٌ، فَحَلَّتْ لَهُ الْمَسْأَلَةُ حَتَّى يُصِيبَ قِوَامًا مِنْ عَيْشٍ - أَوْ قَالَ سِدَادًا مِنْ عَيْشٍ - فَمَا سِوَاهُنَّ مِنَ الْمَسْأَلَةِ يَا قَبِيصَةُ سُحْتًا يَأْكُلُهَا صَاحِبُهَا سُحْتًا " [صحيح مسلم]
“Wahai Qabishah, seseungguhnya meminta itu tidak halal kecuali bagi salah satu dari tiga orang: (1) Orang yang mengambil utang (untuk kebaikan) maka halal untuknya meminta sampai ia melunasinya kemudian ita berhenti meminta. (2) Dan orang yang ditimpa musibah yang menghabiskan hartanya, maka halal baginya meminta sampai ia mendapatkan sesuatu yang menutupi kebutuhannya. (3) Dan orang ditimpa kemiskinan sampai tiga orang yang berakal dari kaumnya berkata: "Si Fulan telah ditimpa kemiskinan"!, maka halal baginya meminta sampai ia mendapatkan sesuatu yang menutupi kebutuhannya. Dan selain dari mereka yang meminta, wahai Qabishah .. adalah haram, ia memakan harta yang haram”. [Sahih Muslim]

Harta yang berberkah

Hakim bin Hizam radhiyallahu ‘anhu- berkata: Aku meminta sesuatu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu ia memberiku, kemudian aku meminta lagi lalu ia memberiku, kemudai aku meminta lagi lalu ia memberiku kemudian bersabda:
«يَا حَكِيمُ، إِنَّ هَذَا المَالَ خَضِرَةٌ حُلْوَةٌ، فَمَنْ أَخَذَهُ بِسَخَاوَةِ نَفْسٍ بُورِكَ لَهُ فِيهِ، وَمَنْ أَخَذَهُ بِإِشْرَافِ نَفْسٍ لَمْ يُبَارَكْ لَهُ فِيهِ، كَالَّذِي يَأْكُلُ وَلاَ يَشْبَعُ، اليَدُ العُلْيَا خَيْرٌ مِنَ اليَدِ السُّفْلَى» [صحيح البخاري]
“Wahai Hakim, sesungguhnya harta ini ibarat buah segar yang manis, maka barangsiapa yang mengambilnya dengan hati yang lapang (tidak rakus dan memaksa orang lain) maka ia akan diberkahi untuknya, dan barangsiapa yang mengambilnya dengan hati yang rakus (memaksa orang lain) maka ia tidak akan diberkahi untuknya ibarat orang yang makan dan tidak pernah kenyang, tangan yang di atas lebih baik dari tangan yang di bawah”.
Hakim berkata: Ya Rasulullah demi (Allah) Yang mengutusmu dengan kebenaran, aku tidak akan meminta  orang lain sesudahmu sesuatu pun sampai aku meninggalkan dunia.
Maka ketika Abu Bakr memanggil Hakim untuk diberi hadiah ia menolak untuk menerimanya, kemudian Umar memanggilnya untuk diberi sesuatu ia juga menolak untuk menerima sesuatu pun. Dan Umar berkata: Sesungguhnya aku mempersaksikan kalian wahai kaum muslimin atas Hakim, sesungguhnya aku menawarkan kepadanya hak ia dari harta ini tapi ia menolak untuk mengambilnya!.
Maka akhirnya Hakim tidak meminta kepada seorangpun dari manusia setelah Rasulullah sampai ia wafat. [Sahih Bukhari]

Menerima pemberian orang tanpa meminta

Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma- berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberi Umar bin Khattab sesuatu, lalu Umar berkata kepadanya: Berikan ya Rasulullah kepada yang lebih membutuhkan dariku!
Maka Rasulullah bersabda kepadanya:
«خُذْهُ فَتَمَوَّلْهُ أَوْ تَصَدَّقْ بِهِ، وَمَا جَاءَكَ مِنْ هَذَا الْمَالِ وَأَنْتَ غَيْرُ مُشْرِفٍ وَلَا سَائِلٍ فَخُذْهُ، وَمَا لَا، فَلَا تُتْبِعْهُ نَفْسَكَ» [صحيح البخاري ومسلم]
“Ambil ini dan jadikan sebagai hartamu atau kau sedekahkan, dan apa saja yang mendatangimu dari harta dunia ini tanpa kau damba-dambakan dan meminta-minta maka ambillah, dan jika tidak maka jangan kau mengikuti nafsu dirimu”.
Salim berkata: Oleh karena itu, Ibnu Umar tidak meminta kepada seseorang sesuatu pun dan tidak menolak sesuatu yang diberikan kepadanya. [Sahih Bukhari dan Muslim]

Dari Anas bin Malik -radhiyallahu ‘anhu-; Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam besabda:
«مَا الَّذِي يُعْطِي مِنْ سَعَةٍ بِأَعْظَمَ أَجْرًا مِنَ الَّذِي يَقْبَلُ إِذَا كَانَ مُحْتَاجًا»
“Tidaklah yang memberi dalam kondisi berkecukupan (kaya) lebih besar pahalanya dari yang menerima jika ia membutukan”. [Hasan ligairih]

Lihat: Takhriij hadits, Meminta jika membutuhkan

Meminta untuk orang lain

Sa'ad bin Abi Waqqash radhiyallahu ‘anhu- berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberi kepada beberapa orang dan aku duduk di antara mereka, lalu Rasulullah membiarkan seseorang dari mereka dan tidak memberinya seseuatu padahal orang itu yang paling aku kagumi dari mereka, maka aku mendatangi Rasulullah dan berbisik kepadanya: Kenapa engkau tidak memberi si Fulan, demi Allah sesungguhnya aku melihat ia adalah seorang yang beriman?
Rasulullah menjawab: Atau ia seorang muslim?
Kemudian aku diam sejenak, kemudian aku tidak tahan dengan apa yang aku ketahui tentang orang itu, lalu aku berkata: Ya Rasulullah, kenapa engkau tidak memberi si Fulan, demi Allah sesungguhnya aku melihat ia adalah seorang yang beriman?
Rasulullah menjawab: Atau ia seorang muslim?
Kemudian aku diam sejenak, kemudian aku tidak tahan dengan apa yang aku ketahui tentang orang itu, lalu aku berkata: Ya Rasulullah, kenapa engkau tidak memberi si Fulan, demi Allah sesungguhnya aku melihat ia adalah seorang yang beriman?
Rasulullah menjawab: Atau ia seorang muslim?
Kemudian Rasulullah bersabda:
«إِنِّي لَأُعْطِي الرَّجُلَ، وَغَيْرُهُ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْهُ، خَشْيَةَ أَنْ يُكَبَّ فِي النَّارِ عَلَى وَجْهِهِ» [صحيح البخاري ومسلم]
“Sesungguhnya aku memberi kepada seseorang padahal selain dia (yang tidak kuberi) lebih aku cintai darinya karena khawatir pemberian itu menyebabkan ia dilemparkan ke neraka dengan wajahnya”. [Sahih Bukhari dan Muslim]

Memberi orang yang meminta

{لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ وَآتَى الْمَالَ عَلَى حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَالسَّائِلِينَ وَفِي الرِّقَابِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُوا وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِينَ الْبَأْسِ أُولَئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ } [البقرة: 177]
Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa. [Al-Baqarah:177]

Dari Ibnu Umar –radhiyallahu ‘anhuma-; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«مَنِ اسْتَعَاذَكُمْ بِاللَّهِ فَأَعِيذُوهُ، وَمَنْ سَأَلَكُمْ بِاللَّهِ فَأَعْطُوهُ ، وَمَنْ دَعَاكُمْ فَأَجِيبُوهُ ، وَمَنْ آتَى إِلَيْكُمْ مَعْرُوفًا فَكَافِئُوهُ ، فَإِنْ لَمْ تَجِدُوا فَادْعُوا اللَّهَ لَهُ حَتَّى تَعْلَمُوا أَنْ قَدْ كَافَأْتُمُوهُ» [سنن أبي داود: صححه الألباني]
“Siapa yang meminta lindunganmu demi Allah maka lindungilah ia, dan siapa yang meminta sesuatu darimu demi Allah maka berilah ia, dan siapa yang memanggilmu maka jawablah panggilannya, dan siapa yang memberimu suatu kebaikan maka balaslah kebaikannya, dan jika kamu tidak mendapatkan sesuatu yang bisa kau berikan maka berdo'alah kepada Allah untuknya sampai kau merasa sudah membalas kebaikannya. [Sunan Abu Daud: Sahih]

Malik bin Nadhlahradhiyallahu ‘anhu- berkata; Rasulullah shallallahu wa'alaihi wa sallam bersabda:
" الْأَيْدِي ثَلَاثَةٌ: فَيَدُ اللَّهِ الْعُلْيَا، وَيَدُ الْمُعْطِي الَّتِي تَلِيهَا، وَيَدُ السَّائِلِ السُّفْلَى، فَأَعْطِ الْفَضْلَ، وَلَا تَعْجِزْ عَنْ نَفْسِكَ "
"Tangan ada tiga macam, tangan Allah yang Maha Tinggi, tangan orang yang memberi setelah tangan Allah, dan tangan orang yang meminta yaitu tangan yang di bawah. Maka berikan harta dan jangan lemah untuk menafkahi dirimu." [Sunan Abi Daud: Shahih]

Hak orang yang meminta

{وَفِي أَمْوَالِهِمْ حَقٌّ لِلسَّائِلِ وَالْمَحْرُومِ } [الذاريات: 19]
Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian (tidak meminta). [Adz-Dzaariyaat:19]

{وَالَّذِينَ فِي أَمْوَالِهِمْ حَقٌّ مَعْلُومٌ (24) لِلسَّائِلِ وَالْمَحْرُومِ} [المعارج: 24، 25]
Dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu, bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta). [Al-Ma'arij: 24-25]

Jangan menghardik orang yang meminta

{وَأَمَّا السَّائِلَ فَلَا تَنْهَرْ} [الضحى: 10]
Dan terhadap orang yang minta-minta, janganlah kamu menghardiknya. [Adh-Dhuha:10]

Beri apa adanya

Ummu Bujaid -radhiyallahu 'anha- berkata: Ya Rasulullah, selawat Allah untukmu, seorang miskin berdiri di depan pintuku (meminta) dan aku tidak memiliki sesuatu untuk aku berikan kepadanya?
Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«إِنْ لَمْ تَجِدِي لَهُ شَيْئًا تُعْطِينَهُ إِيَّاهُ إِلَّا ظِلْفًا مُحْرَقًا، فَادْفَعِيهِ إِلَيْهِ فِي يَدِهِ» [سنن أبي داود: صححه الألباني]
“Jika kamu tidak memiliki sesuatu untuk kau berikan kepadanya kecuali kuku binatang yang terbakar maka berikanlah kepadanya”. [Sunan Abu Daud: Sahih]

Bahaya menolak permintaan

Dari Mu'awiyah bin Haidah –radhiyallahu ‘anhu-; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«لَا يَأْتِي رَجُلٌ مَوْلَاهُ يَسْأَلُهُ مِنْ فَضْلٍ عِنْدَهُ، فَيَمْنَعُهُ إِيَّاهُ، إِلَّا دُعِيَ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ شُجَاعٌ أَقْرَعُ يَتَلَمَّظُ فَضْلَهُ الَّذِي مَنَعَ» [سنن النسائي: حسنه الألباني]
“Seseorang tidak mendatangi tuannya untuk meminta sebagian dari kelebihan yang ia miliki lalu tuannya menolak kecuali akan didatangkan untuknya di hari kiamat seekor ular yang botak (karena bisanya yang dahsyat) menuntut kelebihan hartanya yang ia tahan”. [Sunan An-Nasa'i: Hasan]

Orang yang paling buruk

Dari Ibnu Abbas –radhiyallahu ‘anhuma-; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِشَرِّ النَّاسِ؟»
“Maukah kalian kuberi tahu orang yang paling buruk?”
Sahabat menjawab: Iya, ya Rasulullah!
Rasulullah bersabda:
«الَّذِي يُسْأَلُ بِاللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ، وَلَا يُعْطِي بِهِ» [سنن النسائي: صححه الألباني]
“Yaitu orang yang diminta demi Allah 'azza wajalla kemudian ia tidak memberi”. [Sunan An-Nasa'i: Sahih]

Dari Abu Musa Al-Asy’ariy radhiyallahu ‘anhu-; Rasulullah -shallallahu alaihi wa sallam- bersabda:
«مَلْعُونٌ مَنْ سَأَلَ بِوَجْهِ اللَّهِ، ومَلْعُونٌ مَنْ سُئِلَ بِوَجْهِ اللَّهِ ثُمَّ مَنَعَ سَائِلَهُ مَا لَمْ يَسْأَلْهُ هُجْرًا» [مسند الروياني: حسنه الألباني]
“Terlaknatlah orang yang meminta atas nama Allah. Terlaknatlah orang yang diminta atas nama Allah, lalu tidak mengabulkan permintaan si peminta, selama ia (si peminta) tidak meminta perkara yang memutuskan persaudaraan”. [Musnad Ar-Ruyaniy: Hasan]

Memberi kepada yang berhak

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu-; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
" قَالَ رَجُلٌ: لَأَتَصَدَّقَنَّ بِصَدَقَةٍ، فَخَرَجَ بِصَدَقَتِهِ، فَوَضَعَهَا فِي يَدِ سَارِقٍ، فَأَصْبَحُوا يَتَحَدَّثُونَ: تُصُدِّقَ عَلَى سَارِقٍ فَقَالَ: اللَّهُمَّ لَكَ الحَمْدُ، لَأَتَصَدَّقَنَّ بِصَدَقَةٍ، فَخَرَجَ بِصَدَقَتِهِ فَوَضَعَهَا فِي يَدَيْ زَانِيَةٍ، فَأَصْبَحُوا يَتَحَدَّثُونَ: تُصُدِّقَ اللَّيْلَةَ عَلَى زَانِيَةٍ، فَقَالَ: اللَّهُمَّ لَكَ الحَمْدُ، عَلَى زَانِيَةٍ؟ لَأَتَصَدَّقَنَّ بِصَدَقَةٍ، فَخَرَجَ بِصَدَقَتِهِ، فَوَضَعَهَا فِي يَدَيْ غَنِيٍّ، فَأَصْبَحُوا يَتَحَدَّثُونَ: تُصُدِّقَ عَلَى غَنِيٍّ، فَقَالَ: اللَّهُمَّ لَكَ الحَمْدُ، عَلَى سَارِقٍ وَعَلَى زَانِيَةٍ وَعَلَى غَنِيٍّ، فَأُتِيَ فَقِيلَ لَهُ: أَمَّا صَدَقَتُكَ عَلَى سَارِقٍ فَلَعَلَّهُ أَنْ يَسْتَعِفَّ عَنْ سَرِقَتِهِ، وَأَمَّا الزَّانِيَةُ فَلَعَلَّهَا أَنْ تَسْتَعِفَّ عَنْ زِنَاهَا، وَأَمَّا الغَنِيُّ فَلَعَلَّهُ يَعْتَبِرُ فَيُنْفِقُ مِمَّا أَعْطَاهُ اللَّهُ " [صحيح البخاري ومسلم]
“Seorang lelaki berkata: “Aku akan bersedekah dengan satu sedekah”, maka ia keluar dengan sedekahnya dan (ternyata) ia letakkan pada tangan seorang pencuri. Maka pagi harinya orang-orang membicarakan: “Telah diberi sedekah kepada seorang pencuri”, maka lelaki itu berkata: “Ya Allah, hanya untuk-Mu segala pujian, aku akan bersedekah lagi dengan satu sedekah”, maka ia keluar dengan sedekahnya dan (ternyata) ia letakkan pada tangan seorang penzina. Maka pagi harinya orang-orang membicarakan: “Telah diberi sedekah tadi malam kepada seorang penzina”, maka lelaki itu berkata: “Ya Allah, hanya untuk-Mu segala pujian, (sedekahku jatuh) pada seorang penzina? Aku akan bersedekah lagi dengan satu sedekah”, maka ia keluar dengan sedekahnya dan (ternyata) ia letakkan pada tangan seorang yang kaya. Maka pagi harinya orang-orang membicarakan: “Telah diberi sedekah kepada seorang yang kaya”, maka lelaki itu berkata: “Ya Allah, hanya untuk-Mu segala pujian, (sedekahku jatuh) pada seorang pencuri, penzina, dan orang kaya?” Maka ia didatangi, dan dikatakan kepadanya: “Adapun sedekahmu kepada si pencuri maka semoga itu akan mencegahnya dari mecurinya itu, dan adapun si penzina maka semoga itu akan mencegahnya dari perzinahannya, dan adapun si kaya maka semoga ia mendapat pelajaran dan ia akan menafkahkan harta yang diberikan Allah padanya”.” [Sahih Bukhari dan Muslim]

Wallahu a'lam!

Lihat juga: Akhlak Mulia - Orang Sabar - Kehidupan dunia - Mau rezki berlimpah? - Menabur dan menuai

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...