بسم الله الرحمن الرحيم
Sering
kita merasa dilema jika bertemu dengan peminta-minta, apakah kita memberi atau
tidak. Begitu juga saat kita ingin meminta atau menerima pemberian orang lain,
antara menerima dan menolak!
Siapa fakir miskin yang
sebernarnya?
{لِلْفُقَرَاءِ
الَّذِينَ أُحْصِرُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ لَا يَسْتَطِيعُونَ ضَرْبًا فِي الْأَرْضِ
يَحْسَبُهُمُ الْجَاهِلُ أَغْنِيَاءَ مِنَ التَّعَفُّفِ تَعْرِفُهُمْ بِسِيمَاهُمْ
لَا يَسْأَلُونَ النَّاسَ إِلْحَافًا وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ خَيْرٍ فَإِنَّ اللَّهَ
بِهِ عَلِيمٌ} [البقرة: 273]
(Berinfaqlah)
kepada orang-orang fakir yang terikat (oleh jihad) di jalan Allah; mereka tidak
dapat (berusaha) di bumi; orang yang tidak tahu menyangka mereka orang kaya karena
memelihara diri dari minta-minta. Kamu kenal mereka dengan melihat
sifat-sifatnya, mereka tidak meminta kepada orang dengan cara mendesak. Dan
apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka sesungguhnya
Allah Maha Mengatahui. [Al-Baqarah:273]
Dari Abu Hurairah
–radhiyallahu ‘anhu-; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda:
«لَيْسَ المِسْكِينُ
الَّذِي تَرُدُّهُ الأُكْلَةَ وَالأُكْلَتَانِ، وَلَكِنِ المِسْكِينُ الَّذِي لَيْسَ
لَهُ غِنًى، وَيَسْتَحْيِي أَوْ لاَ يَسْأَلُ النَّاسَ إِلْحَافًا» [صحيح البخاري ومسلم]
“Bukan
sebenarnya orang miskin yang menerima pemberian sesuap atau dua suap, akan
tetapi orang miskin sebenarnya adalah yang tidak memiliki kecukupan dan merasa
malu (untuk meminta), atau tidak meminta kepada orang dengan cara mendesak”.
[Sahih Bukhari dan Muslim]
Dalam riwayat lain:
«لَيْسَ المِسْكِينُ
الَّذِي يَطُوفُ عَلَى النَّاسِ تَرُدُّهُ اللُّقْمَةُ وَاللُّقْمَتَانِ، وَالتَّمْرَةُ
وَالتَّمْرَتَانِ، وَلَكِنِ المِسْكِينُ الَّذِي لاَ يَجِدُ غِنًى يُغْنِيهِ، وَلاَ
يُفْطَنُ بِهِ، فَيُتَصَدَّقُ عَلَيْهِ وَلاَ يَقُومُ فَيَسْأَلُ النَّاسَ» [صحيح البخاري ومسلم]
“Bukan
sebenarnya orang miskin yang berkeliling (meminta) orang-orang dan menerima
pemberian sesuap atau dua suap, sebiji kurma atau dua biji, akan tetapi orang
miskin sebenarnya adalah yang tidak mendapatkan kecukupan untuk memenuhi
kebutuhannya dan tidak ketahuan sehingga orang bersedekah kepadanya, dan ia
tidak meminta kepada orang-orang”. [Sahih Bukhari dan Muslim]
Meminta-minta dibenci Allah subhanahu wata'ala
Dari Al-Mugirah bin Syu'bah –radhiyallahu ‘anhu-; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
" إِنَّ
اللَّهَ كَرِهَ لَكُمْ ثَلاَثًا: قِيلَ وَقَالَ، وَإِضَاعَةَ المَالِ، وَكَثْرَةَ السُّؤَالِ
" [صحيح البخاري
ومسلم]
“Sesungguhnya Allah membenci tiga hal dari
kalian: Banyak bicara (menukil perkataan orang), menghamburkan harta, dan
banyak meminta”. [Sahih Bukhari dan Muslim]
Bahaya meminta-minta
Dari Abu Hurairah
–radhiyallahu ‘anhu-; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda:
«مَنْ سَأَلَ
النَّاسَ أَمْوَالَهُمْ تَكَثُّرًا، فَإِنَّمَا يَسْأَلُ جَمْرًا فَلْيَسْتَقِلَّ أَوْ
لِيَسْتَكْثِرْ» [صحيح مسلم]
“Barangsiapa yang meminta harta orang lain
untuk memperbanyak hartanya sendiri (bukan karena membutuhkan), maka sebenarnya
ia telah meminta batu neraka. Maka silahkan ia mempersedikit atau memperbanyak”.
[Sahih Muslim]
Dari Abdullah bin Umar –radhiyallahu ‘anhuma-; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«مَا يَزَالُ
الرَّجُلُ يَسْأَلُ النَّاسَ، حَتَّى يَأْتِيَ يَوْمَ القِيَامَةِ لَيْسَ فِي وَجْهِهِ
مُزْعَةُ لَحْمٍ» [صحيح البخاري
ومسلم]
“Seseorang senantiasa meminta kepada
orang-orang sampai ia datang di hari kiamat tanpa ada di wajahnya sekerat
daging”. [Sahih Bukhari dan Muslim]
Dari Abu Kabsyah
Al-Anmariy –radhiyallahu ‘anhu-; Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda:
«ثَلَاثَةٌ أُقْسِمُ
عَلَيْهِنَّ وَأُحَدِّثُكُمْ حَدِيثًا فَاحْفَظُوهُ: مَا نَقَصَ مَالُ عَبْدٍ مِنْ
صَدَقَةٍ، وَلَا ظُلِمَ عَبْدٌ مَظْلِمَةً فَصَبَرَ عَلَيْهَا إِلَّا زَادَهُ اللَّهُ
عِزًّا، وَلَا فَتَحَ عَبْدٌ بَابَ مَسْأَلَةٍ إِلَّا فَتَحَ اللَّهُ عَلَيْهِ بَابَ
فَقْرٍ أَوْ كَلِمَةً نَحْوَهَا» [سنن الترمذي: صحيح]
“Ada tiga hal aku
bersumpah atasnya, dan aku akan menyampaikan kepada kalian satu hadits maka
hafalkanlah; Tidaklah berkurang harta seorang hamba karena sedekah, dan
tidaklah seorang hamba didzalimi dengan satu kedzaliman kemudian ia bersabar
atasnya kecuali Allah menambahkan kepadanya kemuliaan, dan tidaklah seorang
hamba membuka pintu meminta kecuali Allah membuka pintu kemiskinan padanya atau
ucapan sepertinya”. [Sunan At-Tirmidziy: Sahih]
Dari Abu Hurairah
–radhiyallahu ‘anhu-; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
" يَا أَبَا
بَكْرٍ ثَلَاثٌ كُلُّهُنَّ حَقٌّ: مَا مِنْ عَبْدٍ ظُلِمَ بِمَظْلَمَةٍ فَيُغْضِي عَنْهَا
لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ، إِلَّا أَعَزَّ اللهُ بِهَا نَصْرَهُ، وَمَا فَتَحَ رَجُلٌ
بَابَ عَطِيَّةٍ، يُرِيدُ بِهَا صِلَةً، إِلَّا زَادَهُ اللهُ بِهَا كَثْرَةً، وَمَا
فَتَحَ رَجُلٌ بَابَ مَسْأَلَةٍ، يُرِيدُ بِهَا كَثْرَةً، إِلَّا زَادَهُ اللهُ عَزَّ
وَجَلَّ بِهَا قِلَّةً " [مسند أحمد:
حسن]
“Wahai Abu Bakr,
tiga perkara semuanya adalah hak: (1) Tidaklah seorang hamba dizalimi dengan
satu kedzaliman kemudian ia mengabaikannya demi Allah ‘azza wajalla, kecuali
Allah akan memuliakannya dengan pertolongan-Nya. (2) Dan tidaklah seorang
membuka pintu memberi, dengannya ia mengharapkan silaturahim, kecuali Allah
akan menambahkannya harta yang banyak. (3) Dan tidaklah seorang membuka pintu
meminta, dengannya ia menginginkan banyak harta, kecuali Allah akan
menambahkannya kekurangan harta”. [Musnad Ahmad: Hasan]
Ukuran
orang yang berkecukupan
Dari Sahl bin Handzaliah Al-Anshariy –radhiyallahu ‘anhu-; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
مَنْ سَأَلَ وَعِنْدَهُ
مَا يُغْنِيهِ فَإِنَّمَا يَسْتَكْثِرُ مِنْ جَمْرِ جَهَنَّمَ
“Barangsiapa yang meminta padahal ia
memiliki sesuatu yang mencukupinya maka sesungguhnya ia telah memperbanyak
(mengumpulkan) batu neraka”.
Seorang bertanya: Ya Rasulullah, berapa ukurang
yang mencukupinya?
Rasulullah menjawab:
«مَا يُغَدِّيهِ
وَيُعَشِّيهِ» [صحيح ابن حبان]
“Memiliki sesuatu yang ia makan di waktu
siang dan malam hari”. [Sahih Ibnu Hibbaan]
Dalam riwayat lain, Sahabat bertanya: Ya Rasulullah, berapa ukurang kecukupan yang tidak boleh meminta lagi?
Rasulullah menjawab:
«أَنْ يَكُونَ
لَهُ شِبْعُ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ» [سنن أبي داود:
صحيح]
“Ia memiliki makanan yang mengenyangkan
sehari semalam”. [Sunan Abu Daud: Sahih]
Dari Abdullah bin Mas'ud –radhiyallahu ‘anhu-; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«مَنْ سَأَلَ
النَّاسَ وَلَهُ مَا يُغْنِيهِ جَاءَ يَوْمَ القِيَامَةِ وَمَسْأَلَتُهُ فِي وَجْهِهِ
خُمُوشٌ، أَوْ خُدُوشٌ، أَوْ كُدُوحٌ»
“Barangsiapa
yang meminta kepada orang-orang padahal ia memiliki apa yang mencukupinya maka
ia akan datang pada hari kiamat bersama permintaannya dengan luka-luka di
wajahnya”.
Rasulullah ditanya:
Ya Rasulullah, berapa ukuran yang mencukupinya?
Rasulullah menjawab:
«خَمْسُونَ دِرْهَمًا،
أَوْ قِيمَتُهَا مِنَ الذَّهَبِ» [سنن الترمذي: صحيح]
“Lima puluh dirham atau seharganya dari
emas”. [Sunan Tirmidzi: Sahih]
Selalu merasa cukup atas karunia Allah
Abu Sa'id Al-Khudriy –radhiyallahu ‘anhu- berkata: Beberapa orang dari kaum Anshar
meminta kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu Rasulullah memberi mereka, kemudian mereka
meminta lagi lalu Rasulullah memberi mereka, kemudian meminta lagi lalu
Rasulullah memberi mereka sampai habis apa yang beliau miliki, kemudian
bersabda:
«مَا يَكُونُ
عِنْدِي مِنْ خَيْرٍ فَلَنْ أَدَّخِرَهُ عَنْكُمْ، وَمَنْ يَسْتَعْفِفْ يُعِفَّهُ اللَّهُ،
وَمَنْ يَسْتَغْنِ يُغْنِهِ اللَّهُ وَمَنْ يَتَصَبَّرْ يُصَبِّرْهُ اللَّهُ، وَمَا
أُعْطِيَ أَحَدٌ عَطَاءً خَيْرًا وَأَوْسَعَ مِنَ الصَّبْرِ» [صحيح البخاري ومسلم]
“Apa yang aku miliki dari kebaikan maka
pasti aku tidak akan menyembunyikannya dari kalian, dan barangsiapa yang
menjaga kehormatannya maka Allah akan menjaga kehormatannya, dan barangsiapa
yang merasa cukup maka Allah akan mencukupinya, dan barangsiapa yang berusaha
sabar maka Allah akan menyabarkannya, dan seseorang tidak diberi sesuatu yang
lebih baik dan luas daripada kesabaran”. [Sahih Bukhari dan Muslim]
Berusaha
agar tidak meminta
Dari Abu Hurairah –radhiyallahu ‘anhu-; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«وَالَّذِي نَفْسِي
بِيَدِهِ لَأَنْ يَأْخُذَ أَحَدُكُمْ حَبْلَهُ، فَيَحْتَطِبَ عَلَى ظَهْرِهِ خَيْرٌ
لَهُ مِنْ أَنْ يَأْتِيَ رَجُلًا، فَيَسْأَلَهُ أَعْطَاهُ أَوْ مَنَعَهُ» [صحيح البخاري]
“Demi (Allah) Yang jiwaku berada di
tangan-Nya, seseorang dari kalian mengambil talinya kemudian memikul kayu bakar
di atas pundaknya lebih baik baginya daripada mendatangi seseorang kemudian
meminta-minta kepadanya lalu ia diberi atau ditolak”. [Sahih Bukhari]
Dalam riwayat lain:
«لَأَنْ يَغْدُوَ
أَحَدُكُمْ، فَيَحْطِبَ عَلَى ظَهْرِهِ، فَيَتَصَدَّقَ بِهِ وَيَسْتَغْنِيَ بِهِ مِنَ
النَّاسِ، خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَسْأَلَ رَجُلًا، أَعْطَاهُ أَوْ مَنَعَهُ ذَلِكَ،
فَإِنَّ الْيَدَ الْعُلْيَا أَفْضَلُ مِنَ الْيَدِ السُّفْلَى، وَابْدَأْ بِمَنْ تَعُولُ»
[صحيح مسلم]
“Seseorang dari kalian pergi di pagi hari
kemudian memikul kayu bakar di atas pundaknya kemudian bersedekah dan mencukupi
dirinya dari meminta-minta kepada orang lain lebih baik darinya daripada
meminta-minta kepada seseorang lalu ia diberi atau ditolak permintaannya,
karena sesungguhnya tangan yang di atas (memberi) lebih baik daripada tangan
yang di bawah (meminta), dan mulailah memberi kepada orang yang menjadi
tanggunganmu”. [Shahih Muslim]
Auf bin Malik Al Asyja'i –rahdiyallahu ‘anhu- berkata; Kami
pernah berada dekat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam selama
sembilan atau delapan atau tujuh hari. Saat kami hendak berpisah, beliau
bersabda: "Apakah kalian tidak berbai'at kepada Rasulullah?"
Ketika itu kami baru saja berbai'at kepada
beliau, maka kami pun menjawab, "Sesungguhnya kami telah berbai'at
kepadamu wahai Rasulullah."
Kemudian beliau bertanya lagi: "Apakah
kalian tidak berbai'at kepada Rasulullah?"
Kami menjawab, "Sungguh, kami telah
berbai'at kepada Anda wahai Rasulullah."
Beliau mengulangi pertanyaannya: "Apakah
kalian tidak berbai'at kepada Rasulullah?"
Maka kami pun mengulurkan tangan sambil
berujar, "Sesungguhnya kami telah berbai'at kepada Tuan, lalu atas apa
lagi kami berbai'at kepada Tuan wahai Rasulullah?"
Beliau menjawab,
«عَلَى أَنْ تَعْبُدُوا
اللهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا، وَالصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ، وَتُطِيعُوا - وَأَسَرَّ
كَلِمَةً خَفِيَّةً - وَلَا تَسْأَلُوا النَّاسَ شَيْئًا»
"Bahwa kalian akan menyembah Allah dan
tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatupun juga, akan menegakkan shalat lima
waktu, akan berlaku patuh, -kemudian beliau melirihkan perkataannya- dan tidak
akan meminta sesuatupun kepada orang banyak."
Auf berkata; Aku pernah melihat sebagian dari
mereka itu suatu saat cambuknya jatuh, tetapi ia tidak meminta tolong sedikit
pun kepada orang lain untuk mengambilkannya." [Shahih Muslim]
Dari Tsauban -maula
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam-; Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda:
«مَنْ يَكْفُلُ
لِي أَنْ لَا يَسْأَلَ النَّاسَ شَيْئًا، وَأَتَكَفَّلُ لَهُ بِالْجَنَّةِ؟» [سنن أبي داود: صححه الألباني]
“Siapa yang
memberi jaminan padaku untuk tidak meminta kepada manusia sesuatu pun, dan aku
akan menjamin untuknya dengan surga?”
Tsauban berkata:
Saya.
Maka Tsauban tidak
pernah meminta seseuatu pun pada seseoang. [Sunan Abi Daud: Shahih]
Dari 'Aidz bin
'Amru –radhiyallahu ‘anhu-; seseorang menemui Nabi shallallahu
'alaihi wasallam lalu ia meminta sesuatu kepada beliau. Beliau memberinya.
Tatkala ia meletakkan kakinya didepan pintu, Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda:
«لَوْ تَعْلَمُونَ
مَا فِي الْمَسْأَلَةِ، مَا مَشَى أَحَدٌ إِلَى أَحَدٍ يَسْأَلُهُ شَيْئًا»
"Jika kalian
tahu resiko meminta-minta, tidak ada seorang pun yang pergi kepada seseorang
untuk meminta sesuatu kepadanya." [Sunan An-Nasa’i: Hasan]
Meminta
hanya kepada Allah
Dari Ibnu Mas’ud –radhiyallahu ‘anhu-; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
«مَنْ أَصَابَتْهُ فَاقَةٌ، فَأَنْزَلَهَا بِالنَّاسِ،
لَمْ تُسَدَّ فَاقَتُهُ، وَمَنْ أَنْزَلَهَا بِاللَّهِ، أَوْشَكَ اللَّهُ لَهُ، بِالْغِنَى،
إِمَّا بِمَوْتٍ عَاجِلٍ، أَوْ غِنًى عَاجِلٍ» [سنن أبي داود: صححه الألباني]
“Siapa yang ditimpa kesusahan lalu
mengeluhkannya kepada manusia, maka tidaklah akan ditutupi kesusuahannya. Dan siapa
yang mengeluhkannya kepada Allah, niscaya Allah akan memberikan kecukupan
padanya, apakah dengan kematian yang segera, atau kecukupan yang cepat”. [Sunan
Abi Daud: Sahih]
Meminta
saat membutuhkan
Nabi Musa dan Khidir
–‘alaihimassalam- minta diberi makan oleh penduduk kampung:
{فَانْطَلَقَا
حَتَّى إِذَا أَتَيَا أَهْلَ قَرْيَةٍ اسْتَطْعَمَا أَهْلَهَا فَأَبَوْا أَنْ يُضَيِّفُوهُمَا}
[الكهف: 77]
Maka keduanya
berjalan; hingga tatkala keduanya sampai kepada penduduk suatu negeri, mereka
minta dijamu kepada penduduk negeri itu. [Al-Kahfi: 77]
Dari Samurah bin
Jundab –radhiyallahu ‘anhu-; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
«إِنَّ المَسْأَلَةَ
كَدٌّ يَكُدُّ بِهَا الرَّجُلُ وَجْهَهُ، إِلَّا أَنْ يَسْأَلَ الرَّجُلُ سُلْطَانًا،
أَوْ فِي أَمْرٍ لَا بُدَّ مِنْهُ» [سنن الترمذي: صححه الألباني]
“Sesungguhnya
meminta adalah aib yang mencoreng wajah seseorang, kecuali seorang yang meminta
kepada penguasa (haknya), atau pada urusan yang mendesak (darurat)”. [Sunan
Tirmidziy: Sahih]
Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wasallam- terkadang meminta bantuan kepada sahabatnya.
Abu Hurairah –radhiyallahu ‘anhu-
berkata, "Aku mengikuti Nabi shallallahu 'alaihi wasallam saat beliau
keluar untuk buang hajat, dan beliau tidak menoleh (ke kanan atau ke kiri)
hingga aku pun mendekatinya. Lalu Beliau bersabda:
«ابْغِنِي أَحْجَارًا
أَسْتَنْفِضْ بِهَا - أَوْ نَحْوَهُ - وَلاَ تَأْتِنِي بِعَظْمٍ، وَلاَ رَوْثٍ»
"Carikan
untukku batu untuk aku gunakan beristinja' dan jangan bawakan tulang atau
kotoran hewan."
Lalu aku datang
kepada beliau dengan membawa kerikil di ujung kainku, batu tersebut aku
letakkan di sisinya, lalu aku berpaling darinya. Setelah selesai beliau gunakan
batu-batu tersebut." [Shahih Bukhari]
Yang
halal meminta
Dari Qabishah bin
Mukhariq Al-Hilaliy –radhiyallahu ‘anhu-; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
" يَا قَبِيصَةُ
إِنَّ الْمَسْأَلَةَ لَا تَحِلُّ إِلَّا لِأَحَدِ ثَلَاثَةٍ رَجُلٍ، تَحَمَّلَ حَمَالَةً،
فَحَلَّتْ لَهُ الْمَسْأَلَةُ حَتَّى يُصِيبَهَا، ثُمَّ يُمْسِكُ، وَرَجُلٌ أَصَابَتْهُ
جَائِحَةٌ اجْتَاحَتْ مَالَهُ، فَحَلَّتْ لَهُ الْمَسْأَلَةُ حَتَّى يُصِيبَ قِوَامًا
مِنْ عَيْشٍ - أَوْ قَالَ سِدَادًا مِنْ عَيْشٍ - وَرَجُلٌ أَصَابَتْهُ فَاقَةٌ حَتَّى
يَقُومَ ثَلَاثَةٌ مِنْ ذَوِي الْحِجَا مِنْ قَوْمِهِ: لَقَدْ أَصَابَتْ فُلَانًا فَاقَةٌ،
فَحَلَّتْ لَهُ الْمَسْأَلَةُ حَتَّى يُصِيبَ قِوَامًا مِنْ عَيْشٍ - أَوْ قَالَ سِدَادًا
مِنْ عَيْشٍ - فَمَا سِوَاهُنَّ مِنَ الْمَسْأَلَةِ يَا قَبِيصَةُ سُحْتًا يَأْكُلُهَا
صَاحِبُهَا سُحْتًا " [صحيح مسلم]
“Wahai
Qabishah, seseungguhnya meminta itu tidak halal kecuali bagi salah satu dari
tiga orang: (1) Orang yang mengambil utang (untuk kebaikan) maka halal untuknya
meminta sampai ia melunasinya kemudian ita berhenti meminta. (2) Dan orang yang
ditimpa musibah yang menghabiskan hartanya, maka halal baginya meminta sampai
ia mendapatkan sesuatu yang menutupi kebutuhannya. (3) Dan orang ditimpa
kemiskinan sampai tiga orang yang berakal dari kaumnya berkata: "Si
Fulan telah ditimpa kemiskinan"!, maka halal baginya meminta sampai ia
mendapatkan sesuatu yang menutupi kebutuhannya. Dan selain dari mereka yang
meminta, wahai Qabishah .. adalah haram, ia memakan harta yang haram”. [Sahih
Muslim]
Harta
yang berberkah
Hakim bin Hizam –radhiyallahu ‘anhu- berkata: Aku meminta sesuatu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam lalu ia memberiku,
kemudian aku meminta lagi lalu ia memberiku, kemudai aku meminta lagi lalu ia
memberiku kemudian bersabda:
«يَا حَكِيمُ،
إِنَّ هَذَا المَالَ خَضِرَةٌ حُلْوَةٌ، فَمَنْ أَخَذَهُ بِسَخَاوَةِ نَفْسٍ بُورِكَ
لَهُ فِيهِ، وَمَنْ أَخَذَهُ بِإِشْرَافِ نَفْسٍ لَمْ يُبَارَكْ لَهُ فِيهِ، كَالَّذِي
يَأْكُلُ وَلاَ يَشْبَعُ، اليَدُ العُلْيَا خَيْرٌ مِنَ اليَدِ السُّفْلَى» [صحيح البخاري]
“Wahai Hakim, sesungguhnya harta ini ibarat
buah segar yang manis, maka barangsiapa yang mengambilnya dengan hati yang
lapang (tidak rakus dan memaksa orang lain) maka ia akan diberkahi untuknya,
dan barangsiapa yang mengambilnya dengan hati yang rakus (memaksa orang lain)
maka ia tidak akan diberkahi untuknya ibarat orang yang makan dan tidak pernah
kenyang, tangan yang di atas lebih baik dari tangan yang di bawah”.
Hakim berkata: Ya Rasulullah demi (Allah) Yang
mengutusmu dengan kebenaran, aku tidak akan meminta orang lain sesudahmu sesuatu pun sampai aku
meninggalkan dunia.
Maka ketika Abu Bakr memanggil Hakim untuk
diberi hadiah ia menolak untuk menerimanya, kemudian Umar memanggilnya untuk
diberi sesuatu ia juga menolak untuk menerima sesuatu pun. Dan Umar berkata:
Sesungguhnya aku mempersaksikan kalian wahai kaum muslimin atas Hakim,
sesungguhnya aku menawarkan kepadanya hak ia dari harta ini tapi ia menolak
untuk mengambilnya!.
Maka akhirnya Hakim tidak meminta kepada
seorangpun dari manusia setelah Rasulullah sampai ia wafat. [Sahih Bukhari]
Menerima
pemberian orang tanpa meminta
Abdullah bin Umar –radhiyallahu ‘anhuma- berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam memberi Umar bin Khattab
sesuatu, lalu Umar berkata kepadanya: Berikan ya Rasulullah kepada yang lebih
membutuhkan dariku!
Maka Rasulullah bersabda kepadanya:
«خُذْهُ فَتَمَوَّلْهُ
أَوْ تَصَدَّقْ بِهِ، وَمَا جَاءَكَ مِنْ هَذَا الْمَالِ وَأَنْتَ غَيْرُ مُشْرِفٍ
وَلَا سَائِلٍ فَخُذْهُ، وَمَا لَا، فَلَا تُتْبِعْهُ نَفْسَكَ» [صحيح البخاري ومسلم]
“Ambil ini
dan jadikan sebagai hartamu atau kau sedekahkan, dan apa saja yang mendatangimu
dari harta dunia ini tanpa kau damba-dambakan dan meminta-minta maka ambillah,
dan jika tidak maka jangan kau mengikuti nafsu dirimu”.
Salim berkata: Oleh
karena itu, Ibnu Umar tidak meminta kepada seseorang sesuatu pun dan tidak
menolak sesuatu yang diberikan kepadanya. [Sahih Bukhari dan Muslim]
Dari Anas bin Malik -radhiyallahu
‘anhu-; Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam besabda:
«مَا الَّذِي يُعْطِي مِنْ سَعَةٍ بِأَعْظَمَ أَجْرًا مِنَ الَّذِي
يَقْبَلُ إِذَا كَانَ مُحْتَاجًا»
“Tidaklah yang memberi dalam
kondisi berkecukupan (kaya) lebih besar pahalanya dari yang menerima jika ia
membutukan”. [Hasan ligairih]
Lihat: Takhriij hadits, Meminta jika membutuhkan
Meminta untuk orang lain
Sa'ad bin Abi
Waqqash –radhiyallahu ‘anhu- berkata: Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam memberi kepada beberapa orang dan aku duduk di antara
mereka, lalu Rasulullah membiarkan seseorang dari mereka dan tidak memberinya
seseuatu padahal orang itu yang paling aku kagumi dari mereka, maka aku
mendatangi Rasulullah dan berbisik kepadanya: Kenapa engkau tidak memberi si
Fulan, demi Allah sesungguhnya aku melihat ia adalah seorang yang beriman?
Rasulullah menjawab:
Atau ia seorang muslim?
Kemudian aku diam
sejenak, kemudian aku tidak tahan dengan apa yang aku ketahui tentang orang
itu, lalu aku berkata: Ya Rasulullah, kenapa engkau tidak memberi si Fulan,
demi Allah sesungguhnya aku melihat ia adalah seorang yang beriman?
Rasulullah menjawab:
Atau ia seorang muslim?
Kemudian aku diam
sejenak, kemudian aku tidak tahan dengan apa yang aku ketahui tentang orang
itu, lalu aku berkata: Ya Rasulullah, kenapa engkau tidak memberi si Fulan,
demi Allah sesungguhnya aku melihat ia adalah seorang yang beriman?
Rasulullah menjawab:
Atau ia seorang muslim?
Kemudian Rasulullah
bersabda:
«إِنِّي لَأُعْطِي
الرَّجُلَ، وَغَيْرُهُ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْهُ، خَشْيَةَ أَنْ يُكَبَّ فِي النَّارِ
عَلَى وَجْهِهِ» [صحيح البخاري
ومسلم]
“Sesungguhnya
aku memberi kepada seseorang padahal selain dia (yang tidak kuberi) lebih aku
cintai darinya karena khawatir pemberian itu menyebabkan ia dilemparkan ke
neraka dengan wajahnya”. [Sahih Bukhari dan Muslim]
Memberi
orang yang meminta
{لَيْسَ الْبِرَّ
أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَكِنَّ الْبِرَّ مَنْ
آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ
وَآتَى الْمَالَ عَلَى حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ
السَّبِيلِ وَالسَّائِلِينَ وَفِي الرِّقَابِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ
وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُوا وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ
وَحِينَ الْبَأْسِ أُولَئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ }
[البقرة: 177]
Bukanlah
menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya
kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat,
kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya,
anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan
orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan
shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia
berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam
peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah
orang-orang yang bertakwa. [Al-Baqarah:177]
Dari Ibnu Umar –radhiyallahu
‘anhuma-; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«مَنِ اسْتَعَاذَكُمْ
بِاللَّهِ فَأَعِيذُوهُ، وَمَنْ سَأَلَكُمْ بِاللَّهِ فَأَعْطُوهُ ، وَمَنْ دَعَاكُمْ
فَأَجِيبُوهُ ، وَمَنْ آتَى إِلَيْكُمْ مَعْرُوفًا فَكَافِئُوهُ ، فَإِنْ لَمْ تَجِدُوا
فَادْعُوا اللَّهَ لَهُ حَتَّى تَعْلَمُوا أَنْ قَدْ كَافَأْتُمُوهُ» [سنن أبي داود: صححه الألباني]
“Siapa yang
meminta lindunganmu demi Allah maka lindungilah ia, dan siapa yang meminta
sesuatu darimu demi Allah maka berilah ia, dan siapa yang memanggilmu maka
jawablah panggilannya, dan siapa yang memberimu suatu kebaikan maka balaslah
kebaikannya, dan jika kamu tidak mendapatkan sesuatu yang bisa kau berikan maka
berdo'alah kepada Allah untuknya sampai kau merasa sudah membalas kebaikannya.
[Sunan Abu Daud: Sahih]
Malik bin Nadhlah –radhiyallahu ‘anhu-
berkata; Rasulullah shallallahu wa'alaihi wa sallam bersabda:
" الْأَيْدِي
ثَلَاثَةٌ: فَيَدُ اللَّهِ الْعُلْيَا، وَيَدُ الْمُعْطِي الَّتِي تَلِيهَا، وَيَدُ
السَّائِلِ السُّفْلَى، فَأَعْطِ الْفَضْلَ، وَلَا تَعْجِزْ عَنْ نَفْسِكَ "
"Tangan ada
tiga macam, tangan Allah yang Maha Tinggi, tangan orang yang memberi setelah
tangan Allah, dan tangan orang yang meminta yaitu tangan yang di bawah. Maka
berikan harta dan jangan lemah untuk menafkahi dirimu." [Sunan Abi Daud:
Shahih]
Hak orang yang meminta
{وَفِي أَمْوَالِهِمْ
حَقٌّ لِلسَّائِلِ وَالْمَحْرُومِ } [الذاريات: 19]
Dan pada harta-harta
mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak
mendapat bagian (tidak meminta). [Adz-Dzaariyaat:19]
{وَالَّذِينَ
فِي أَمْوَالِهِمْ حَقٌّ مَعْلُومٌ (24) لِلسَّائِلِ وَالْمَحْرُومِ} [المعارج: 24، 25]
Dan orang-orang yang
dalam hartanya tersedia bagian tertentu, bagi orang (miskin) yang meminta dan
orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta). [Al-Ma'arij: 24-25]
Jangan menghardik orang yang meminta
{وَأَمَّا السَّائِلَ
فَلَا تَنْهَرْ} [الضحى: 10]
Dan terhadap orang
yang minta-minta, janganlah kamu menghardiknya. [Adh-Dhuha:10]
Beri apa adanya
Ummu Bujaid -radhiyallahu
'anha- berkata: Ya Rasulullah, selawat Allah untukmu, seorang miskin
berdiri di depan pintuku (meminta) dan aku tidak memiliki sesuatu untuk aku
berikan kepadanya?
Rasulullah sallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
«إِنْ لَمْ تَجِدِي
لَهُ شَيْئًا تُعْطِينَهُ إِيَّاهُ إِلَّا ظِلْفًا مُحْرَقًا، فَادْفَعِيهِ إِلَيْهِ
فِي يَدِهِ» [سنن أبي داود:
صححه الألباني]
“Jika kamu
tidak memiliki sesuatu untuk kau berikan kepadanya kecuali kuku binatang yang
terbakar maka berikanlah kepadanya”. [Sunan Abu Daud: Sahih]
Bahaya menolak permintaan
Dari Mu'awiyah
bin Haidah –radhiyallahu ‘anhu-; Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda:
«لَا يَأْتِي
رَجُلٌ مَوْلَاهُ يَسْأَلُهُ مِنْ فَضْلٍ عِنْدَهُ، فَيَمْنَعُهُ إِيَّاهُ، إِلَّا
دُعِيَ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ شُجَاعٌ أَقْرَعُ يَتَلَمَّظُ فَضْلَهُ الَّذِي مَنَعَ»
[سنن النسائي: حسنه
الألباني]
“Seseorang
tidak mendatangi tuannya untuk meminta sebagian dari kelebihan yang ia miliki
lalu tuannya menolak kecuali akan didatangkan untuknya di hari kiamat seekor
ular yang botak (karena bisanya yang dahsyat) menuntut kelebihan hartanya yang
ia tahan”. [Sunan An-Nasa'i: Hasan]
Orang yang paling buruk
Dari Ibnu Abbas –radhiyallahu
‘anhuma-; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«أَلَا أُخْبِرُكُمْ
بِشَرِّ النَّاسِ؟»
“Maukah
kalian kuberi tahu orang yang paling buruk?”
Sahabat menjawab:
Iya, ya Rasulullah!
Rasulullah bersabda:
«الَّذِي يُسْأَلُ
بِاللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ، وَلَا يُعْطِي بِهِ» [سنن النسائي: صححه الألباني]
“Yaitu orang
yang diminta demi Allah 'azza wajalla kemudian ia tidak memberi”. [Sunan
An-Nasa'i: Sahih]
Dari Abu Musa Al-Asy’ariy –radhiyallahu ‘anhu-; Rasulullah -shallallahu alaihi wa sallam-
bersabda:
«مَلْعُونٌ مَنْ
سَأَلَ بِوَجْهِ اللَّهِ، ومَلْعُونٌ مَنْ سُئِلَ بِوَجْهِ اللَّهِ ثُمَّ مَنَعَ سَائِلَهُ
مَا لَمْ يَسْأَلْهُ هُجْرًا» [مسند الروياني:
حسنه الألباني]
“Terlaknatlah orang yang meminta atas nama
Allah. Terlaknatlah orang yang diminta atas nama Allah, lalu tidak mengabulkan
permintaan si peminta, selama ia (si peminta) tidak meminta perkara yang
memutuskan persaudaraan”. [Musnad Ar-Ruyaniy: Hasan]
Memberi
kepada yang berhak
Dari Abu Hurairah
–radhiyallahu ‘anhu-; Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
" قَالَ رَجُلٌ:
لَأَتَصَدَّقَنَّ بِصَدَقَةٍ، فَخَرَجَ بِصَدَقَتِهِ، فَوَضَعَهَا فِي يَدِ سَارِقٍ،
فَأَصْبَحُوا يَتَحَدَّثُونَ: تُصُدِّقَ عَلَى سَارِقٍ فَقَالَ: اللَّهُمَّ لَكَ الحَمْدُ،
لَأَتَصَدَّقَنَّ بِصَدَقَةٍ، فَخَرَجَ بِصَدَقَتِهِ فَوَضَعَهَا فِي يَدَيْ زَانِيَةٍ،
فَأَصْبَحُوا يَتَحَدَّثُونَ: تُصُدِّقَ اللَّيْلَةَ عَلَى زَانِيَةٍ، فَقَالَ: اللَّهُمَّ
لَكَ الحَمْدُ، عَلَى زَانِيَةٍ؟ لَأَتَصَدَّقَنَّ بِصَدَقَةٍ، فَخَرَجَ بِصَدَقَتِهِ،
فَوَضَعَهَا فِي يَدَيْ غَنِيٍّ، فَأَصْبَحُوا يَتَحَدَّثُونَ: تُصُدِّقَ عَلَى غَنِيٍّ،
فَقَالَ: اللَّهُمَّ لَكَ الحَمْدُ، عَلَى سَارِقٍ وَعَلَى زَانِيَةٍ وَعَلَى غَنِيٍّ،
فَأُتِيَ فَقِيلَ لَهُ: أَمَّا صَدَقَتُكَ عَلَى سَارِقٍ فَلَعَلَّهُ أَنْ يَسْتَعِفَّ
عَنْ سَرِقَتِهِ، وَأَمَّا الزَّانِيَةُ فَلَعَلَّهَا أَنْ تَسْتَعِفَّ عَنْ زِنَاهَا،
وَأَمَّا الغَنِيُّ فَلَعَلَّهُ يَعْتَبِرُ فَيُنْفِقُ مِمَّا أَعْطَاهُ اللَّهُ
" [صحيح البخاري
ومسلم]
“Seorang lelaki
berkata: “Aku akan bersedekah dengan satu sedekah”, maka ia keluar
dengan sedekahnya dan (ternyata) ia letakkan pada tangan seorang pencuri. Maka
pagi harinya orang-orang membicarakan: “Telah diberi sedekah kepada seorang pencuri”,
maka lelaki itu berkata: “Ya Allah, hanya untuk-Mu segala pujian, aku akan
bersedekah lagi dengan satu sedekah”, maka ia keluar dengan sedekahnya dan
(ternyata) ia letakkan pada tangan seorang penzina. Maka pagi harinya
orang-orang membicarakan: “Telah diberi sedekah tadi malam kepada seorang
penzina”, maka lelaki itu berkata: “Ya Allah, hanya untuk-Mu segala
pujian, (sedekahku jatuh) pada seorang penzina? Aku akan bersedekah lagi dengan
satu sedekah”, maka ia keluar dengan sedekahnya dan (ternyata) ia letakkan
pada tangan seorang yang kaya. Maka pagi harinya orang-orang membicarakan: “Telah
diberi sedekah kepada seorang yang kaya”, maka lelaki itu berkata: “Ya
Allah, hanya untuk-Mu segala pujian, (sedekahku jatuh) pada seorang pencuri,
penzina, dan orang kaya?” Maka ia didatangi, dan dikatakan kepadanya: “Adapun
sedekahmu kepada si pencuri maka semoga itu akan mencegahnya dari mecurinya
itu, dan adapun si penzina maka semoga itu akan mencegahnya dari perzinahannya,
dan adapun si kaya maka semoga ia mendapat pelajaran dan ia akan menafkahkan
harta yang diberikan Allah padanya”.” [Sahih Bukhari dan Muslim]
Wallahu a'lam!
Lihat juga: Akhlak Mulia - Orang Sabar - Kehidupan dunia - Mau rezki berlimpah? - Menabur dan menuai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...