بسم الله الرحمن الرحيم
Dari Abu Hurairah –radhiyallahu
‘ahu-; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
مَنْ سَبَّحَ
اللَّهَ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ ، وَحَمِدَ اللَّهَ
ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ ، وَكَبَّرَ اللَّهَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ ، فَتْلِكَ
تِسْعَةٌ وَتِسْعُون ،َ وَقَالَ - تَمَامَ الْمِائَة -:ِ لَا إِلَهَ إِلَّا
اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى
كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ غُفِرَتْ خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ
"Barangsiapa bertasbih
kepada Allah sehabis shalat sebanyak tiga puluh tiga kali, dan bertahmid kepada
Allah tiga puluh tiga kali, dan bertakbir kepada Allah tiga puluh tiga kali,
hingga semuanya berjumlah sembilan puluh sembilan, dan membaca -untuk
mencukupkan seratus-: Laa ilaaha illallah wahdahu laa syariika lahu, lahul
mulku walahul hamdu wahuwa 'alaa kulli syai'in qadiir, maka
kesalahan-kesalahannya akan diampuni walau sebanyak buih di lautan."
[Shahih Muslim]
Hadits ini diriwayatkan oleh Imam
Muslim rahimahullah dalam “Ash-Shahih” kitab tentang mesjid dan tempat
shalat (المساجد ومواضع الصلاة),
bab anjuran dzikir setelah shalat dan penjelasan tentang bacaannya (استحباب الذكر بعد الصلاة وبيان صفته).
Penjelasan singkat hadits ini:
1.
Biografi Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu.
2.
Sebab wurud hadits ini.
Dari Abu Hurairah –radhiyallahu
‘ahu-;
أَنَّ فُقَرَاءَ
الْمُهَاجِرِينَ أَتَوْا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَقَالُوا: ذَهَبَ أَهْلُ الدُّثُورِ بِالدَّرَجَاتِ الْعُلَى وَالنَّعِيمِ
الْمُقِيمِ ، فَقَالَ: وَمَا ذَاكَ قَالُوا
يُصَلُّونَ كَمَا نُصَلِّي وَيَصُومُونَ كَمَا نَصُومُ وَيَتَصَدَّقُونَ وَلَا
نَتَصَدَّقُ وَيُعْتِقُونَ وَلَا نُعْتِقُ ، فَقَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَفَلَا أُعَلِّمُكُمْ
شَيْئًا تُدْرِكُونَ بِهِ مَنْ سَبَقَكُمْ وَتَسْبِقُونَ بِهِ مَنْ بَعْدَكُمْ
وَلَا يَكُونُ أَحَدٌ أَفْضَلَ مِنْكُمْ إِلَّا مَنْ صَنَعَ مِثْلَ مَا صَنَعْتُمْ ؟ قَالُوا بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ ، قَالَ: تُسَبِّحُونَ وَتُكَبِّرُونَ
وَتَحْمَدُونَ دُبُرَ كُلِّ صَلَاةٍ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ مَرَّةً. فَرَجَعَ
فُقَرَاءُ الْمُهَاجِرِينَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فَقَالُوا: سَمِعَ إِخْوَانُنَا أَهْلُ الْأَمْوَالِ بِمَا فَعَلْنَا
فَفَعَلُوا مِثْلَهُ ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِهِ مَنْ يَشَاءُ
Bahwa orang-orang fakir Muhajirin
menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sambil berkata;
"Orang-orang kaya telah memborong derajat-derajat ketinggian dan
kenikmatan yang abadi."
Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bertanya: "Maksud kalian?"
Mereka menjawab:
"Orang-orang kaya shalat sebagaimana kami shalat, dan mereka berpuasa
sebagaimana kami berpuasa, namun mereka bersedekah dan kami tidak bisa
melakukannya, mereka bisa membebaskan tawanan dan kami tidak bisa
melakukannya."
Maka Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: "Maukah aku ajarkan kepada kalian sesuatu
yang karenanya kalian bisa menyusul orang-orang yang mendahului kebaikan
kalian, dan kalian bisa mendahului kebaikan orang-orang sesudah kalian, dan tak
seorang pun lebih utama daripada kalian selain yang berbuat seperti yang kalian
lakukan?"
Mereka menjawab; "Baiklah
wahai Rasulullah?"
Beliau bersabda: "Kalian
bertasbih, bertakbir, dan bertahmid setiap habis shalat sebanyak tiga puluh
tiga kali."
Tidak lama kemudian para fuqara'
Muhajirin kembali ke Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan
berkata; "Ternyata teman-teman kami yang banyak harta telah mendengar yang
kami kerjakan, lalu mereka mengerjakan seperti itu!"
Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Itu adalah keutamaan Allah yang diberikan kepada
siapa saja yang dikehendaki-Nya!" [Shahih Muslim]
3.
Bagaimana cara
bertasbih, tahmid, dan takbir?
Sumay –rahimahullah- (murid
Abu Shalih) mengatakan;
فَحَدَّثْتُ
بَعْضَ أَهْلِي هَذَا الْحَدِيثَ فَقَالَ: وَهِمْتَ إِنَّمَا قَالَ: تُسَبِّحُ
اللَّهَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَتَحْمَدُ اللَّهَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ
وَتُكَبِّرُ اللَّهَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ، فَرَجَعْتُ إِلَى أَبِي صَالِحٍ
فَقُلْتُ لَهُ ذَلِكَ فَأَخَذَ بِيَدِي فَقَالَ: اللَّهُ أَكْبَرُ وَسُبْحَانَ
اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، اللَّهُ أَكْبَرُ وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ
لِلَّهِ حَتَّى تَبْلُغَ مِنْ جَمِيعِهِنَّ ثَلَاثَةً وَثَلَاثِينَ
"Lalu aku ceritakan hadits
ini (hadits Abu Hurairah) kepada beberapa keluargaku, maka keluargaku berkata;
"Engkau salah, yang benar beliau bersabda: "Engkau bertasbih kepada
Allah sebanyak tiga puluh tiga kali, bertahmid kepada Allah sebanyak tiga puluh
tiga kali, bertakbir kepada Allah sebanyak tiga puluh tiga kali."
Aku lalu kembali menemui Abu
Shalih –rahimahullah- (Dzakwan, murid Abu Hurairah) dan aku katakan
kepadanya, Abu Shalih menarik tanganku dan berkata; "Allahu akbar,
subhanallah, Alhamdulillah, dan Allahu akbar, subhanallah, Alhamdulillah,
hingga semuanya berjumlah tiga puluh tiga." [Shahih Muslim]
4.
Jumlah tasbih, tahmid,
dan takbir.
Ada beberapa versi dalam masalah
ini:
1) Tasbih 10×, tahmid 10×, takbir 10×: Hadits
Abu Hurairah [Shahih Bukhari no.5854], dan Abdullah bin 'Amr
[Sunan Abi Daud no.4404: Shahih].
2) Tasbih 11×, tahmid 11×, takbir 11×: Hadits
Abu Hurairah [Shahih Muslim no.936].
3) Tasbih 25×, tahmid 25×, takbir 25×,
tahlil 25×: Hadits Ibnu Umar [Sunan An-Nasaiy no.1334:
Shahih], dan Zayd bin Tsabit [Sunan Tirmidziy no.3335: Shahih].
4) Tasbih 33×, tahmid 33×, takbir 33×: Hadits
Abu Hurairah [Shahih Bukhari no.798].
5) Tasbih 33×, tahmid 33×, takbir 33×,
tahlil 1×: Hadits Abu Hurairah [Shahih Muslim no.939].
6) Tasbih 33×, tahmid 33×, takbir 34×: Hadits
Ka'b bin 'Ujrah [Shahih Muslim no.937-938], Ibnu Umar [Sunan
An-Nasaiy no.1334: Shahih], Zayd bin Tsabit [Sunan Tirmidziy no.3335:
Shahih], dan Abu Ad-Darda' [Musnad Ahmad no.26243: Shahih] .
Riwayat selengkapnya selain
hadits Abu Hurairah di atas:
a. Dari Abu Hurairah –radhiyallahu ‘ahu-;
قَالُوا: يَا
رَسُولَ اللَّهِ ذَهَبَ أَهْلُ الدُّثُورِ بِالدَّرَجَاتِ وَالنَّعِيمِ الْمُقِيمِ! قَالَ
كَيْفَ ذَاكَ؟ قَالُوا: صَلَّوْا كَمَا صَلَّيْنَا
وَجَاهَدُوا كَمَا جَاهَدْنَا وَأَنْفَقُوا مِنْ فُضُولِ أَمْوَالِهِمْ وَلَيْسَتْ
لَنَا أَمْوَالٌ
.قَال:َ أَفَلَا
أُخْبِرُكُمْ بِأَمْرٍ تُدْرِكُونَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ وَتَسْبِقُونَ مَنْ
جَاءَ بَعْدَكُمْ وَلَا يَأْتِي أَحَدٌ بِمِثْلِ مَا جِئْتُمْ بِهِ إِلَّا مَنْ
جَاءَ بِمِثْلِه؟ِ تُسَبِّحُونَ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ عَشْرًا، وَتَحْمَدُونَ
عَشْرًا، وَتُكَبِّرُونَ عَشْرًا.
"Orang-orang berkata; 'Wahai
Rasulullah, orang-orang kaya pergi dengan membawa derajat dan kenikmatan yang
banyak.'
Beliau bertanya; 'Mengapa bisa
seperti itu? '
Mereka menjawab; 'Mereka
melakukan shalat sebagaimana kami shalat, mereka berjihad sebagaimana kami
berjihad, dan mereka memiliki kelebihan harta untuk bersedekah sedangkan kami
tidak mempunyai harta yang lebih untuk bersedekah.'
Maka beliau bersabda: 'Maukah
kalian aku tunjukkan pada suatu perkara, yang tidak akan menyamai orang sebelum
kalian dan tidak pula akan di dahului oleh orang-orang setelah kalian kecuali
dan tidak akan terjangkau kecuali oleh orang yang melakukan hal yang sama
seperti yang kalian lakukan? ' Yaitu; kalian bertasbih seusai shalat sebanyak
10 kali, bertahmid sebanyak 10 kali, bertakbir sebanyak 10 kali.' [Shahih
Bukhari]
● Dalam riwayat lain dari
hadits Abu Hurairah;
إِحْدَى
عَشْرَةَ إِحْدَى عَشْرَةَ فَجَمِيعُ ذَلِكَ كُلِّهِ ثَلَاثَةٌ وَثَلَاثُونَ
"Sebelas sebelas, hingga
semuanya berjumlah tiga puluh tiga." [Shahih Muslim]
b. Dari Abdullah bin Amr –radhiyallahu ‘ahuma-; Nabi shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
خَصْلَتَانِ أَوْ خَلَّتَانِ لَا يُحَافِظُ عَلَيْهِمَا عَبْدٌ
مُسْلِمٌ إِلَّا دَخَلَ الْجَنَّةَ هُمَا يَسِيرٌ وَمَنْ يَعْمَلُ بِهِمَا قَلِيلٌ
يُسَبِّحُ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ عَشْرًا وَيَحْمَدُ عَشْرًا وَيُكَبِّرُ
عَشْرًا فَذَلِكَ خَمْسُونَ وَمِائَةٌ بِاللِّسَانِ وَأَلْفٌ وَخَمْسُ مِائَةٍ فِي
الْمِيزَانِ، وَيُكَبِّرُ أَرْبَعًا وَثَلَاثِينَ إِذَا أَخَذَ مَضْجَعَهُ
وَيَحْمَدُ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَيُسَبِّحُ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ فَذَلِكَ مِائَةٌ
بِاللِّسَانِ وَأَلْفٌ فِي الْمِيزَانِ فَلَقَدْ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعْقِدُهَا بِيَدِهِ. قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ
كَيْفَ هُمَا يَسِيرٌ وَمَنْ يَعْمَلُ بِهِمَا قَلِيل؟ٌ قَالَ يَأْتِي أَحَدَكُمْ
يَعْنِي الشَّيْطَانَ فِي مَنَامِهِ فَيُنَوِّمُهُ قَبْلَ أَنْ يَقُولَهُ
وَيَأْتِيهِ فِي صَلَاتِهِ فَيُذَكِّرُهُ حَاجَةً قَبْلَ أَنْ يَقُولَهَا
"Ada dua perkara, sekiranya
keduanya itu selalu dijaga oleh seorang muslim, maka ia akan masuk surga. Dua
perkara itu sangat mudah untuk dikerjakan, tetapi sedikit yang mau
melaksanakannya. Yaitu; setiap selesai shalat mengucapkan tasbih sebanyak 10
kali, tahmid 10 kali, dan takbir 10 kali. Hal itu akan sama dengan seratus lima
puluh (30×5) dengan lisan dan seribu lima ratus (150×10) dalam timbangan.
Membaca takbir sebanyak 34 jika akan tidur, membaca tahmid sebanyak 33 dan
membaca tasbih sebanyak 33, maka itu adalah seratus dalam hitungan lisan dan
seribu (100×10) dalam hitungan timbangan."
Sungguh, aku telah melihat
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menghitungnya dengan tangan.
Lau para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, dua hal itu mudah untuk
dilakukan tetapi kenapa sedikit yang melakukannya?"
Beliau menjawab: "Setan
datang kepada salah seorang dari kalian saat tidur, lalu dia akan menidurkan
kalian sebelum kalian membacanya. Setan juga datang saat shalat, lalu dia akan
mengingatkan semua keperluannya sebelum ia membacanya." [Sunan Abi Daud: Shahih]
c. Dari Ibnu 'Umar –radhiyallahu ‘ahuma-;
أَنَّ رَجُلًا
رَأَى فِيمَا يَرَى النَّائِمُ قِيلَ لَهُ: بِأَيِّ شَيْءٍ أَمَرَكُمْ نَبِيُّكُمْ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؟ قَالَ: أَمَرَنَا أَنْ نُسَبِّحَ
ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَنَحْمَدَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَنُكَبِّرَ أَرْبَعًا
وَثَلَاثِينَ فَتِلْكَ مِائَةٌ ، قَالَ: سَبِّحُوا خَمْسًا وَعِشْرِينَ
وَاحْمَدُوا خَمْسًا وَعِشْرِينَ وَكَبِّرُوا خَمْسًا وَعِشْرِينَ وَهَلِّلُوا
خَمْسًا وَعِشْرِينَ فَتِلْكَ مِائَةٌ ، فَلَمَّا أَصْبَحَ ذَكَرَ ذَلِكَ
لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فَقَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: افْعَلُوا كَمَا قَالَ
الْأَنْصَارِيُّ
Bahwa ada seseorang yang
bermimpi, dan ia ditanya, "Dengan apa Nabi Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam
memerintahkan kalian? '
Ia menjawab; "Beliau Shalallahu
'Alaihi WaSallam memerintahkan kami bertasbih 33 kali, bertahmid 33 kali,
serta bertakbir 34 kali, setiap selesai shalat, maka itulah seratus
(jumlahnya).
Ia berkata; "Bertasbihlah 25
kali, bertahmidlah 25 kali, bertakbirlah 25 kali, serta bertahlil-lah 25 kali,
maka itulah seratus (jumlahnya).
Pagi harinya dia menceritakan hal
itu kepada Nabi Shalallahu 'Alaihi WaSallam, lalu beliau Shalallahu
'Alaihi WaSallam bersabda: "Lakukanlah sebagaimana yang dikatakan oleh
orang Anshar ini." [Sunan An-Nasaiy: Shahih]
d. Zaid bin Tsabit -radhiallahu 'anhu- berkata;
أُمِرْنَا أَنْ
نُسَبِّحَ دُبُرَ كُلِّ صَلَاةٍ ثَلَاثًا وَثَلَاثِين،َ وَنَحْمَدَهُ ثَلَاثًا
وَثَلَاثِينَ، وَنُكَبِّرَهُ أَرْبَعًا وَثَلَاثِينَ. قَالَ: فَرَأَى رَجُلٌ مِنْ
الْأَنْصَارِ فِي الْمَنَامِ فَقَالَ: أَمَرَكُمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ تُسَبِّحُوا فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ ثَلَاثًا
وَثَلَاثِين،َ وَتَحْمَدُوا اللَّهَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ، وَتُكَبِّرُوا
أَرْبَعًا وَثَلَاثِينَ؟ قَالَ نَعَمْ .قَالَ
فَاجْعَلُوا خَمْسًا وَعِشْرِينَ وَاجْعَلُوا التَّهْلِيلَ مَعَهُنَّ .فَغَدَا عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَحَدَّثَهُ فَقَال:َ افْعَلُوا
Kami diperintahkan untuk bertasbih
setelah selesai shalat 33 kali, memuji Allah 33 kali, serta bertakbir
34 kali. Kemdian seorang laki-laki dari kalangan Anshar bermimpi, seseorg
berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan kalian
agar bertasbih setiap selesai shalat 33 kali, dan memuji Allah 33 kali serta
bertakbir 34 kali?
Ia berkata; ya,
Orang itu berkata: Jadikanlah 25,
dan jadikanlah tahlil bersamanya.
Kemudian pagi harinya ia pergi
kepada Nabi -shallallahu 'alaihi wasallam- kemudian ia menceritakan
kepada beliau, lalu beliau bersabda: "Lakukanlah." [Sunan Tirmidziy:
Shahih]
e. Dari Ka'b bin 'Ujrah –radhiyallahu ‘ahu-;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
مُعَقِّبَاتٌ
لَا يَخِيبُ قَائِلُهُنَّ أَوْ فَاعِلُهُنَّ دُبُرَ كُلِّ صَلَاةٍ مَكْتُوبَةٍ
ثَلَاثٌ وَثَلَاثُونَ تَسْبِيحَةً وَثَلَاثٌ وَثَلَاثُونَ تَحْمِيدَةً وَأَرْبَعٌ
وَثَلَاثُونَ تَكْبِيرَةً
"Beberapa amalan penyerta,
siapa saja yang mengucapkan dan mengamalkannya, maka dirinya tidak akan merugi,
yaitu mengucapkan tasbih tiga puluh tiga kali, tahmid tiga puluh
tiga kali, dan takbir tiga puluh empat kali setiap usai shalat
wajib." [Shahih Muslim]
f.
Dari Abu Ad-Darda' –radhiyallahu
‘ahu-; Kami berkata, "Wahai Rasulullah, orang-orang kaya telah pergi
dengan membawa pahala, mereka berhaji sedangkan kami tidak bisa berhaji, mereka
berjihad sedangkan kami tidak mampu untuk berangkat jihad, seperti ini dan
seperti ini.
Maka beliau -shallallahu
'alaihi wasallam- pun bersabda:
"
أَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِنْ أَخَذْتُمْ بِهِ، جِئْتُمْ مِنْ أَفْضَلِ مَا
يَجِيءُ بِهِ أَحَدٌ مِنْهُمْ: أَنْ تُكَبِّرُوا اللَّهَ أَرْبَعًا وَثَلَاثِينَ،
وَتُسَبِّحُوهُ ثَلَاثًا، وَثَلَاثِينَ وَتَحْمَدُوهُ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ، فِي
دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ "
"Maukah kalian aku tunjukkan
terhadap sesuatu, jika kalian melakukannya maka kalian mendapatkan keutamaan
yang lebih dari apa yang mereka kerjakan? Hendaknya kalian bertakbir
kepada Allah sebanyak tiga puluh empat kali, bertasbih tiga puluh tiga
kali dan bertahmid tiga puluh tiga kali di setiap selesai shalat."
[Musnad Ahmad: Shahih]
Lihat: http://www.ahlalhdeeth.com/
5.
Bertasbih, tahmid, dan
takbir selain setelah shalat.
a)
Sebelum tidur.
Dari 'Ali radhiyallahu
'anhu;
أَنَّ فَاطِمَةَ
عَلَيْهَا السَّلَام شَكَتْ مَا تَلْقَى مِنْ أَثَرِ الرَّحَا فَأَتَى النَّبِيَّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَبْيٌ فَانْطَلَقَتْ فَلَمْ تَجِدْهُ فَوَجَدَتْ
عَائِشَةَ فَأَخْبَرَتْهَا فَلَمَّا جَاءَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ أَخْبَرَتْهُ عَائِشَةُ بِمَجِيءِ فَاطِمَةَ فَجَاءَ النَّبِيُّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَيْنَا وَقَدْ أَخَذْنَا مَضَاجِعَنَا فَذَهَبْتُ
لِأَقُومَ فَقَالَ: عَلَى مَكَانِكُمَا ، فَقَعَدَ بَيْنَنَا حَتَّى وَجَدْتُ
بَرْدَ قَدَمَيْهِ عَلَى صَدْرِي وَقَالَ أَلَا أُعَلِّمُكُمَا خَيْرًا مِمَّا
سَأَلْتُمَانِي إِذَا أَخَذْتُمَا مَضَاجِعَكُمَا تُكَبِّرَا أَرْبَعًا
وَثَلَاثِينَ وَتُسَبِّحَا ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَتَحْمَدَا ثَلَاثًا
وَثَلَاثِينَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكُمَا مِنْ خَادِمٍ
Bahwa Fathimah 'alaihassalam
mengeluhkan apa yang dirasakannya dari dampak menggiling tepung. Tak lama
kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memperoleh ghanimah berupa
tawanan, maka Fathimah mencari beliau shallallahu 'alaihi wasallam namun
dia tidak mendapatkannya, hanya ia temui 'Aisyah dan ia ceritakan
kepentingannya. Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam datang, 'Aisyah
mengabarkan kedatangan Fathimah. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
mendatangi kami sedang kami telah menempati tempat tidur kami. Maka aku
beranjak untuk bangun namun beliau berkata: "Tetaplah di tempat
kalian".
Lalu belaiu duduk di antara kami
hingga aku rasakan pada dadaku kaki beliau yang dingin lalu beliau bersabda:
"Maukah kalian berdua aku ajarkan perkara yang lebih baik dari yang kalian
minta? Jika kalian telah berada di tempat tidur kalian bacalah takbir tiga
puluh empat kali, tasbih tiga puluh tiga kali dan tahmid tiga puluh tiga kali.
Itu semua lebih baik buat kalian berdua dari pada seorang pembantu".
[Shahih Bukhari dan Muslim]
b)
Pagi dan sore.
Dari Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu
'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"
مَنْ قَالَ : سُبْحَانَ اللَّهِ مِائَةَ مَرَّةٍ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ
وَقَبْلَ غُرُوبِهَا كَانَ أَفْضَلَ مِنْ مِائَةِ بَدَنَةٍ ، وَمَنْ
قَالَ : الْحَمْدُ لِلَّهِ مِائَةَ مَرَّةٍ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ ، وَقَبْلَ
غُرُوبِهَا كَانَ أَفْضَلَ مِنْ مِائَةِ فَرَسٍ يُحْمَلُ عَلَيْهَا ، وَمَنْ قَالَ : اللَّهُ أَكْبَرُ مِائَةَ مَرَّةٍ
قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا ، كَانَ أَفْضَلَ مِنْ عِتْقِ
مِائَةِ رَقَبَةٍ ، وَمَنْ قَالَ : لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ
، وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ ، وَهُوَ عَلَى
كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ مِائَةَ مَرَّةٍ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ
غُرُوبِهَا ، لَمْ يَجِئْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَحَدٌ بِعَمَلٍ أَفْضَلَ مِنْ
عَمَلِهِ إِلا مَنْ قَالَ قَوْلَهُ أَوْ زَادَ " .[رواه النسائي في الكبرى رقم: 10657 وغيره، صحيح الترغيب
والترهيب:رقم: 658]
Rasulullah bersabda: Barangsiapa yang membaca ( سبحان الله ) seratus kali sebelum matahari terbit dan sebelum matahari
tenggelam, itu lebih baik dari seratus onta. Dan barangsiapa yang membaca (الحمد لله ) seratus kali sebelum matahari terbit dan sebelum matahari
tenggelam, itu lebih baik dari seratus kuda yang dipakai dijalan Allah. Dan
barangsiapa yang membaca (الله أكبر ) seratus kali sebelum matahari terbit dan sebelum matahari
tenggelam, itu lebih baik dari memerdekakan seratus budak. Dan barangsiapa yang
membaca ...
لا إله إلا الله وحده لا شريك له ، له الملك وله الحمد وهو على
كل شيء قدير
seratus kali sebelum matahari terbit dan sebelum matahari tenggelam, maka tidak ada
seorang pun yang datang di hari kiamat dengan pahala yang lebih baik darinya,
kecuali orang yang juga membacanya atau menambahnya. [Shahih At-Targiib]
6.
Bertasbih dengan tangan
lebih baik:
Abdullah bin 'Amr –radhiyallahu
‘ahuma- berkata;
رَأَيْتُ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعْقِدُ التَّسْبِيحَ
بِيَمِينِهِ
“Aku melihat Rasulullah shallla
Allahu 'alaihi wa sallam menghitung tasbih dengan tangan kanannya”. [Sunan
Abi Daud: Shahih]
● Dari Yusairah radhiyallahu
‘anha -dia salah seorang dari para wanita yang ikut berhijrah- dia berkata;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada kami:
عَلَيْكُنَّ
بِالتَّسْبِيحِ وَالتَّهْلِيلِ وَالتَّقْدِيسِ وَاعْقِدْنَ بِالْأَنَامِلِ
فَإِنَّهُنَّ مَسْئُولَاتٌ مُسْتَنْطَقَاتٌ وَلَا تَغْفُلْنَ فَتَنْسَيْنَ
الرَّحْمَةَ
"Hendaklah kalian bertasbih,
tahlil dan taqdis (mengucapkan subhanal malikil qudus dan hitunglah dengan jari
jemari, karena hal itu akan dimintai pertanggung jawaban terhadap (apa yang ia
lakukan) dan apa yang ia ucapkan. Dan janganlah kalian lalai, sehingga kalian
melupakan rahmat (Allah)." [Sunan Tirmidziy: Hasan]
◆ Dari Sa'd bin Abu Waqqash –radhiyallahu
‘ahu-;
أَنَّهُ دَخَلَ
مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى امْرَأَةٍ وَبَيْنَ
يَدَيْهَا نَوًى أَوْ حَصًى تُسَبِّحُ بِهِ فَقَالَ أُخْبِرُكِ بِمَا هُوَ
أَيْسَرُ عَلَيْكِ مِنْ هَذَا أَوْ أَفْضَلُ فَقَالَ سُبْحَانَ اللَّهِ عَدَدَ مَا
خَلَقَ فِي السَّمَاءِ وَسُبْحَانَ اللَّهِ عَدَدَ مَا خَلَقَ فِي الْأَرْضِ
وَسُبْحَانَ اللَّهِ عَدَدَ مَا خَلَقَ بَيْنَ ذَلِكَ وَسُبْحَانَ اللَّهِ عَدَدَ
مَا هُوَ خَالِقٌ وَاللَّهُ أَكْبَرُ مِثْلُ ذَلِكَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ مِثْلُ
ذَلِكَ وَلَا إِلَّهُ مِثْلُ ذَلِكَ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ
مِثْلُ ذَلِكَ
Bahwa ia bersama Rasulullah shalllallahu
'alaihi wasallam menemui seorang wanita sementara di hadapannya terdapat
biji-bijian atau kerikil yang dipergunakan untuk bertasbih. Kemudian Nabi shallallahu
'alaihi wasallam berkata: "Aku akan memberitahukan kepadamu sesuatu
yang lebih mudah bagimu dari pada ini dan lebih utama!"
Lalu beliau mengucapkan: (Maha
Suci Allah sebanyak makhluk yang Dia ciptakan di langit, dan Maha Suci Allah
sebanyak makhluk yang Dia ciptakan di bumi, dan Maha Suci Allah sebanyak
makhluk yang Dia ciptakan di antara keduanya dan Maha Suci Allah sebanyak apa
yang Dia ciptakan, dan Allah Maha Besar seperti itu, segala puji bagi Allah
seperti itu, dan tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah seperti itu,
dan tidak ada daya serta kekuatan kecuali karena Allah seperti itu) [Sunan Abi
Daud: Dihasankan oleh Tirmidziy]
7.
Keutamaan tasbih,
tahmid, takbir, dan tahlil; Menghapuskan dosa-dosa.
Jumhur berpendapat bahwa yang
dihapuskan hanya dosa kecil, buka dosa besar. Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{إِن تَجْتَنِبُوا كَبَائِرَ مَا
تُنْهَوْنَ عَنْهُ نُكَفِّرْ عَنكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَنُدْخِلْكُم مُّدْخَلًا
كَرِيمًا} [النساء : 31]
Jika kamu menjauhi dosa-dosa
besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus
kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat
yang mulia (surga). [An-Nisaa': 31]
■
Dari Abu Hurairah –radhiyallahu ‘ahu-; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
الصَّلَوَاتُ
الْخَمْسُ وَالْجُمْعَةُ إِلَى الْجُمْعَةِ وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ
مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ
"Shalat lima waktu dan
shalat Jum'at ke Jum'at berikutnya, dan Ramadhan ke Ramadhan berikutnya adalah
penghapus untuk dosa antara keduanya apabila dia menjauhi dosa besar."
[Shahih Muslim]
◆ Syekh Islam Ibnu Taimiyah –rahimaullah-
berpendapat: Termasuk dosa besar juga dihapuskan.
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Hadits Abu Hurairah; Jika amanah sudah dilalaikan - Kisah Abu Hurairah dan semangkuk susu dari Nabi - “Meniti jalan memantaskan diri diundang Allah ke Baitullah”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...